Npm: 208600190
Matkul: PAK
QUIZ TEST
JAWABAN:
1. - Manusia bukanlah ciptaan Tuhan melainkan titisan atau keturunan dewa yg mereka
sembah
- Masalah etika dan moral tergantung sepenuhnya pada aturan nenek moyang mereka
- Maka hidup dan mati mereka sepenuhnya harus tunduk pada aturan nenek moyang
mereka
- Kemana manusia setelah meninggal mereka akan menjadi roh.. namun roh yg di maksud
disini berbeda dengan roh dalam konteks iman kristen. Roh yg dalm agama suku adalah roh
yg menempati dunia..biasanya mereka ada di tempat tempat tertentu.. dan inilah kemudian
yg di sembah oleh manusia yg masih hidup.
- Agar manusia rendah hati, jangan sombong karna siapapun kita, kita adalah di
ciptakan dari debu dan tanah.
- Dalam segala hal kita harus bersyukur pada Allah yang menciptakan kita dari tanah
yang hina ini menjadi mahluk yang mulia, yang tidak berarti menjadi berarti.
- Kalaupun ada kekurangan kita, jangan kita minder atau terlalu rendah diri, karena
memang semua manusia memiliki kelemahan, keterbatasan dan kekurangan. Tidak
manusia yang sempurna.
4. Setiap suku primitif memiliki konsep tertentu tentang Tuhan, sebutan mereka terhadap
Tuhan pun berbeda beda sesuai dengan bahasa suku tersebut. Dalam kepercayaan suku
suku primitif Tuhan yang maha esa di gambarkan dalam konsep pantheisme dan pan-en
theisme yang artinya semua yang ada di ilahi dan semua yang ada di dalam ilahi.
yaitu, Dia berbeda dan terlepas dari ciptaan-Nya. Diri dan keberadaan- Nya lebih besar
dan lebih tinggi daripada tatanan yang diciptakan-Nya. Ia tinggal dalam keberadaan
yang sempurna dan murni, jauh di atas apa yang telah diciptakan-Nya. Dia sendiri tidak
pernah diciptakan dan berada terpisah dari ciptaan
Yaitu, Dia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu,
baik di masa lalu maupun di masa depan, ketika Allah tidak ada atau takkan ada; Ia
tidak terikat dengan waktu manusia dan oleh karena itu paling baik dapat dilukiskan
dengan "Aku ada".
yaitu, sifat-sifat Allah tidak berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam
maksud-Nya bagi umat manusia akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa Allah tidak
pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang sementara sebagai tanggapan atas tindakan
manusia. Misalnya, Ia mungkin mengubah maksud-Nya untuk menghukum karena
pertobatan sungguh-sungguh dari orang berdosa. Lagi pula, Ia tetap bebas menanggapi
kebutuhan- kebutuhan umat manusia dan doa umat-Nya. Alkitab sering berbicara
tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya sebagai akibat doa yang tekun dari orang
benar.
Yaitu, Dia adalah Allah yang Esa, yang telah menyatakan diri-Nya dalam tiga oknum
ilahi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Setiap oknum sepenuhnya ilahi, setara dengan dua
oknum yang lain; namun mereka bukan tiga Allah tetapi satu.