Anda di halaman 1dari 6

Bapak Ibu ,Kawula Muda dan asm yang di kasihi dan di

berkati Tuhan ….
Sering torang lia denk baca di pamphlet dan selebaran . Isi
tulisannya adalah komentar tentang beberapa kalimat iklan
yang tampak ‘wah’. seperti

1. “Orang pintar minum ...”


Jadi, kalau torang nda minum produk itu, torang belum
termasuk orang pintar. Padahal apa kaitannya antara
tumbuh kembang otak dengan produk yang tujuan
sebenarnya itu adalah untuk mencegah (bukan
menyembuhkan), masuk angin? nda ada kaitannya sama
sekali!

2. “Kulit tetap sehat, cerah dan kencang”


Jadi, kalau nda pake produk itu, pasti punya kulit yang ‘tidak
selalu cerah, kusam dan tak kencang’. Padahal, masalah
umur semua orang nda bisa badusta. Menua itu adalah
pasti.

3. “Wajahmu mengalihkan duniaku”


Coba pake produknya ... betul nda kejadian? torang pake,
kemudian wajah kita menjadi mengalihkan dunia (perhatian)
orang lain di sekitar kita waktu itu ... Butulll?

Mungkin kita semua bisa bilang, “Ya namanya juga iklan!” ...
itu hanya iklan. Iklan yang pake kalimat ‘wah’, walau itu
belum tentu benar .. dan setiap kita bisa saja jadi percaya
dengan ungkapan ‘wah’ dari iklan-iklan itu ... akhirnya torang
beli dengan alas an mo coba klo cocok.

Dalam teks Alkitab kita disaat ini, ada satu kalimat yang
tampak wah juga dari Tuhan untuk umat Israel dan nabi
Habakuk di masa itu dan pastinya kalimat yang tampak wah
itu pun masih tampak mempesonakan semua orang percaya
dari masa ke masa sampai saat ini bahkan boleh mo jdi ayat
emas atau ayat hafalan…yang mana itu,,, Habakuk 2:4c
“Orang benar akan hidup oleh percayanya”.
Tampak wah …Tampaknya menenangkan, mendamaikan ...

tetapi kalau kita mau melihat alur kisahnya ... ternyata tidak
mudah sama sekali meng-amin-kan pernyataan ‘wah’ dari
Tuhan itu.

Mari kita lihat dari Habakuk 1 perikop yang pertama


(Habakuk 1:1-4) Habakuk mengeluhkan tentang
ketidaksetiaan. Perikop paling awal dari Habakuk 1 ini
adalah keluhan Habakuk karena Allah yang tampak tak
peduli karena Israel dipenuhi oleh orang-orang yang tidak
setia, orang fasik (bnd. ayat 2)

Perikop yang selanjutnya dari Habakuk 1 (Habakuk 1:5-11)


Allah mulai angkat bicara. Dia mulai marah dan menghukum
Israel. Bacalah 1:6-11 Israel yang jahat dan tidak setia itu
dihukum oleh Tuhan dengan cara mengirim suatu bangsa
yang garang dan jahat.

Perikop yang selanjutnya lagi dari Habakuk (Habakuk 1:12-


17) Habakuk mempertanyakan ‘di mana letak keadilan
Tuhan?’ Ketika orang benar yang hidup di Israel sudah
hidup sengsara – menderita karena ditindas oleh orang
Israel yang fasik, ... dan sekarang? Orang yang benar di
Israel pun kini harus menghadapi kenyataan: “Tuhan
menghukum Israel dengan mengirim satu bangsa yang
garang – jahat juga”.
Itu artinya penghukuman Allah juga akan ber-efek dalam
kehidupan orang benar yang terkena dampak dari cara Allah
menghukum orang Israel yang fasik.

Barulah dalam perikop selanjutnya (2:1-5), setelah kita tahu


bahwa itulah rencana penghukuman Allah kepada Israel
Barulah Tuhan mengatakan kepada Habakuk – pasti dengan
maksud untuk menentramkan hati Habakuk – dengan
kalimat dalam 2:4c, “orang benar akan hidup oleh
percayanya”.
Jika bapak dan ibu jemaat sekalian adalah Habakuk dan
orang Israel di masa itu (katakanlah kita semua ada di posisi
‘orang benar’nya) ... apakah torang boleh jadi damai dan
tenteram dengan perkataan Tuhan yang tampak ‘wah’ itu?

Jadi kira-kira begini:


Orang benar sudah tertindas oleh orang fasik. Itu
menyesakkan pastinya. Kemudian Tuhan membeberkan
rencana-Nya kepada Habakuk bahwa nanti Israel akan
mendapatkan hukumannya. Dan ketika Tuhan menjalankan
hukuman itu, dengan mengirim bangsa yang lebih garang
lagi untuk menaklukkan Israel, itu berarti berlaku juga dalam
hidup orang benar di Israel. Sudah menderita, nanti malah
makin menderita lagi.

apakah so dapa depe rasa tenteram dan damainya?


Mungkin belum ...
Karena apa yang dikatakan Tuhan tentang rencana-Nya ke
depan bagi Israel waktu itu, bukanlah menyulap keadaan
jadi serba baik. Justru yang akan Allah lakukan adalah ...
menghukum Israel melalui penderitaan. Bukan dilepaskan
dari penderitaan, tetapi malah terkesan jadi bertambah itu
penderitaan. Dan yang lebih menyesakkan lagi adalah ...
mereka yaitu orang benar yang sudah menderita akan
menjadi semakin menderita karena tindakan Allah kepada
orang fasik yang berefek pula pastinya dalam hidup orang
Israel bukan mereka yang mau dihukum, tetapi mereka kena
dampaknya Jadi apa yang bisa menentramkan hati, jika
situasinya menjadi sedemikian buruknya?
Dengan iman, maka orang benar akan dapat bertahan
melalui masa-masa yang sulit bahkan boleh bersukacita di
dalamnya. Walaupun kita tidak dapat mengeri apa yang
Tuhan Allah kerjakan, tetapi kita dapat percaya bahwa Ia
akan menyelesaikan semuanya dengan cara-Nya

Bapak Ibu jemaat sekalian …Mari kita yakini bahwa Allah


akan selalu bertindak adil ditengah rasa ketidakadilan dalam
hidup ini. Coba saja lihat perikop selanjutnya (2:6-20) ...
Kepada siapa Tuhan marahnya?
Ayat 6: “celakalah orang yang menggaruk ...”
Ayat 9: “celakalah orang yang mengambil laba yang tidak
halal ...”
Ayat 12: “celakalah orang yang mendirikan kota di atas
darah ...”
Siapa yang dimarahi oleh Tuhan? Bukan orang benar.

Itu artinya dengan cara-Nya yang mungkin torang nd


mangarti, Tuhan akan menjagai hati dan pikiran orang
percaya ketika mereka berada di posisi yang ‘sudah sulit
dan menjadi semakin sulit’ ... sebab bukan kepada
merekalah Tuhan marah. Kenapa itu bisa terjadi?
Karena yang namanya kebenaran, walau digoyang dengan
cara apapun, dia akan tetap mampu bertahan dan berlanjut.

ada sebuah cerita tentang petani kentang yang setelah


panen, seluruh kentangnya itu diangkut ke bak mobil untuk
di bawa ke pasar. ada seorang bertanya: “Pak petani, nda
repot nanti mo kse pisah mana kentang yang besar dan
mana kentang yang kecil?”
Kemudian petani itu menjawab:
“Oh, tentu saya tidak akan repot memisahkan, sebab nanti
selama perjalanan menuju pasar, akan ada begitu banyak
goncangan karena jalan yang tidak rata yang akan dilalui
oleh mobil angkut ini. Kentang yang besar akan selalu tampil
ke permukaan, sedangkan kentang yang kecil akan menjadi
turun ke bawah dengan sendirinya.

Itulah kebenaran dari kalimat “orang benar akan hidup oleh


percayanya.” Dia tidak akan mudah goyah karena
guncangan, justru guncangan itulah yang membuat akhirnya
mereka mampu tetap bertahan dan selalu mampu muncul
kembali ke permukaan .banyak manusia selalu menyalah
artikan setiap perkara yang dibuat oleh Allah. Seringkali kita
menyalahkan Allah akan segala hal yang terjadi dalam hidup
kita. Tetapi yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita, baik
sakit maupun sehat, baik duka maupun sukacita, semuanya
tidak lepas dari pada tuntunan tangan-Nya. Kita mengeluh
akan sakit yang kita dapat dan tidak pernah bersyukur atas
sakit yang kita dapat, sakit adalah cara Tuhan teguran
Tuhan bagi kita bagaimana kita seharusnya menghargai
tubuh kita untuk dijaga, melalui pola makan, dan bagaimana
beristirahat yang benar. Jikalau kita berpikir secara daging
maka kita hanya akan mendapat rasa sesal, keterpurukan
dan rasa di jauhi dari kehidupan berkat yang sebenarnya.
Tetapi Allah justru membuat segala hal itu agar kita semakin
dekat dengan-Nya. Cambuk yang di datangkan kepada kita
bukanlah hukuman, tetapi berkat yang mengajar kita untuk
menjadi lebih tegar dan berdiri diatas penderitaan kita. Dan
rasa sakit ini akan menimbulkan iman, pengharapan dan
kasih yang membuat kita di benarkan daripada dunia ini.

Apa yang kita percaya.. jika kita hari ini merasa sudah
melakukan yang benar, tetapi keadaan belum berubah sama
sekali?
Bapak dan ibu mau pilih yang mana? “Aku akan semakin
terpuruk!” atau “Tuhan akan membangkitkan kembali
semangat kehidupan kita”.
Hati-hati,.. sebab dua-duanya bisa menjadi kebenaran
dalam hidup kita jika kita mempercayai hal itu.

Dalam rangkaian ibadah di malam hari ini keluarga


bersyukur atas kasih dan anugerah Tuhan, ketambahan usia
setahun bagi Kepala keluarga
Kepala kelurga sebagai imam dan nabi dalam keluarga
menjalankan peran seorang imam, yakni membawa dan
mewakili keluarga di hadapan Allah. Sebagai nabi, seorang
suami dan ayah menjadi wakil Allah terhadap keluarganya.
Seorang nabi akan menyampaikan perintah Allah kepada
umat-Nya, siapa umatnya ? yaitu istri dan anak-anaknya.
menjadi teladan yang baik, pemberi motivasi, menjadi
sahabat dan mejadi berkat di dalam keluarga.
Seorang bapak akan selalu menjadi sosok yang pertama
diicintai oleh anak perempuannya dan pertama di kagumi
oleh anak lelakinya maka seorang bapak harus meneladani
karakter kristus sehingga anak-anaknya akan tumbuh
menjadi pelaku firman dan menyenangkan hati Tuhan.
Selamat bersyukur selamat menikmati ketambahan usia
Tuhan Yesus senantiasa memberkati bapak….

Aminnnnn

Anda mungkin juga menyukai