Anda di halaman 1dari 2

God hell the world

Ketika menciptakan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi."  
Mazmur 126:1

Saat ini dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan. Goncangan tidak hanya


melanda satu bidang kehidupan tapi hampir di seluruh aspek kehidupan. menghasilkan
banyak orang menjadi mudah frustasi, kecewa dan putus asa. Tapi kita sebagai
pilihanNya tidak perlu takut dan cemas karena  "...kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut
cara yang menyenangkan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."   (Ibrani 12:28).

     Di masa-masa yang sulit ini kita harus semakin mendekat dan melekat pada Tuhan,
karena seberat dan seburuk apapun keadaan kita Tuhan berhak memiliki. Ia memiliki
rancangan terbaik untuk setiap umatNya yang mau datangNya.  "Orang-orang yang
menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang
yang berjalan maju dengan menangis sambil menaburkan benih, pasti pulang dengan
sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."   (Mazmur 126:5-6). Tuhan
berkata,  "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman, yaitu rancangan rancangan kesejahteraan dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan."  
(Yeremia 29:11). Jadi,"Aku datang, agar mereka memiliki hidup, dan memilikinya
dalam segala hal." (Yohanes 10:10b).

     Mengapa kita masih belum merasakan dan menikmati rancangan Tuhan yang baik
ini? Karena kita belum mengerti bagaimana meraih janji yang telah disediakan Tuhan
itu! Kita tahu bahwa Tuhan memberikan kehendak bebas ( kehendak bebas) kepada
kita untuk membuat pilihan hidup: taat atau tidak taat. Jika kita taat atau menempuh
jalan yang sudah Tuhan tentukan, semua janji Tuhan akan berlaku atas
kita. Sebaliknya jika kita tidak taat dan menyimpang dari jalan-jalan Tuhan, janji-janji
Tuhan itu tidak bisa kita nikmati. Tuhan berkata,  "...apabila kamu berseru dan datang
untuk berdoa kepada-Ku, maka aku akan mendengarkan kamu;"   (Yeremia 29:12).

Berseru bukan sekadar berdoa meminta apa yang kita perlukan; menyatakan


mengungkapkan isi hati dengan kekuatan kita.
Saudara dan saudari yang terkasih di dalam Kristus Setiap orang hampir tidak pernah
luput dari berbagai masalah kehidupan, baik yang ringan sampai yang berat. ketika
menghadapi masalah yang sangat berat, seseorang dapat dilanda keputusasaan dan
tidak tahu harus berbuat apa. Sehingga tidak sedikit orang yang mengambil jalan yang
salah untuk mengatasi masalah mereka, dengan minum-minuman keras, narkoba, ada
juga yang mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. Menurut berita di media cetak dan
elektronik, jumlah orang yang bunuh diri semakin meningkat. Di sisi lain kita juga harus
mengakui bahwa sekali perkara-perkara yang tidak dapat kita fahami secara logika
manusia akan berkat dan banyak pertolongan Tuhan yang memberikan kebahagiaan
dalam kehidupan kita.
Dalam membaca Alkitab kita adalah sebuah kisah berakhirnya kesengsaraan yang
dialami oleh bangsa Israel, ketika dibuang ke negeri asing. Mereka yang hidup
menderita di tanah pembuangan, sekarang boleh pulang ke rumah mereka sendiri di
Tanah Perjanjian. Kata mereka: “ Ini seperti orang yang sedang bermimpi ” (ayat
1). Ibaratnya seperti bangsa Indonesia yang dijajah oleh belanda 350 tahun sekarang
sudah merdeka, bangsa kita bersorak sorai. Pemazmur menyatakan bahwa ini adalah
berkat pertolongan Tuhan sehingga mereka meng-ekspresikan dengan tertawa ..
bersorak-sorai .. bersukacita .. karena Tuhan telah melakukan perkara besar kepada
kita ” (ayat 2-3).    
Akan tetapi, ayat 4 menjelaskan bahwa ketika mereka berjalan pulang hingga di Tanah
Perjanjian itu, mereka sekarang bertemu dengan 'kesengsaraan yang lain
lagi'. Perjalanan pulang ke Israel dari Babel waktu itu sungguh tidak mudah. Dan
sesampainya di 'rumah', apa yang mereka lihat? Kondisi 'rumah' yang sudah hancur
berantakan.
Dan itulah arti sesungguhnya dari kehidupan kita: Berjalan melewati kesengsaraan
demi kesengsaraan sambil terus berjuang dan berjuang: “memulihkan keadaan: Tuhan
pulihkanlah keadaan kami”.
Ayat 5-6 merupakan kunci bagi kita untuk terus menemukan nikmatnya sebuah
kesengsaraan yang kita hadapi hari ini. Kata orang yang berhikmad “ di balik semua
penderitaan kita hari ini, pasti ada hikmahnya ”. Kesedihan yang mendalam dalam doa
akan berkat-berkat dari Allah berupa doa.
Refleksi
Beberapa prinsip yang dapat kita gunakan untuk mengaminkan tema kita hari ini,
 
1.     Memiliki Impian dan Pengharapan. Musuh dan lawan dari keputus-asaan adalah
impian dan harapan. Setiap orang harus memiliki impian dan harapan dalam
hidupnya. Karena itulah yang membuat dia bertahan dan berjalan terus ditengah-
tengah kesulitan. Dikala anda kehilangan impian dan harapan, maka anda terlebih
dahulu untuk memiliki impian dan harapan harus terlebih dahulu. Impian dan harapan
dimulai dengan pikiran. Isi pikiran anda dengan hal-hal yang baik, yang indah, yang
mulia. Impian adalah hal-hal yang indah, yang mulia, yang besar yang kita
inginkan. Pikirkanlah itu kembali. Janganlah tentang kegagalan atau
ketidakmungkinan. Tetapai berpikir tentang hal-hal yang besar. Tuhan adalah sumber
kita untuk dapat hal-hal yang besar, yang indah, yang mulia. Tumbuhkan keyakinan
dalam bisa, bahwa Tuhan mampu dan bisa membantu anda untuk mewujudkan impian
dan harapan anda tersebut. Karena Dia adalah Tuhan yang hidup, Maha Kuasa, dan
tidak pernah berdusta. 
2.    Bersukacita Bagaimana kita dapat menghadapi penderitaan adalah dengan
menjaganya. Mungkin anda bertanya bagaimana bersukacita sementara saya sedang
menderita? Bersukacita adalah pilihan kita, tidak dipengaruhi oleh situasi dan keadaan
kita. Kesedihan boleh saja melakukan perjalanan Iman, tapi pastikan dalam keadaan
yang berat untuk kita tidak kehilangan dan keyakinan bahwa Tuhan pasti menolong.
3.      Menabur Kebaikan Ada hukum yang bersifat universal yaitu Hukum Tabur
Tuai; apa yang kita tabur akan kita tuai. Dengan kata-kata lain, apa yang kita harapkan
untuk kita tuai maka kita harus menaburnya terlebih dahulu. Seorang petani yang
mengharapkan dirinya akan menuai buah mangga, maka dia terlebih dahulu menanam
biji mangga. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Bila kita senang
datang dalam hidup kita, ada pertolongan yang kita terima, atau kita mengharapkan
keberhasilan dalam hidup kita, maka kita harus terlebih dahulu menaburkan benih-
benih tersebut dalam diri orang lain. Kita harus mau menolong orang lain terlebih
dahulu, maka kita akan mendapatkan pertolongan orang lain terlebih dahulu. 
4.      Tetaplah bersabar , jangan diam saja/pasif, bertahan disini adalah tetap
berpengharapan kepada Allah, tetap setia dalam kehendak Allah, bertekun putus
dalam doa dan jangan mudah. Tetaplah menabur walaupun dengan bercucuran air
mata, pasti akhirnya akan bersorak-sorai, sambil membawa hasil benih yang kita tanam
itu. Hari esok lebih indah dari hari ini.
 

Anda mungkin juga menyukai