Anda di halaman 1dari 12

Bahaya Kesedihan

Kenapa tidak boleh bersedih? Bukankah bersedih itu


manusiawi?
Bersedih karena materi membuat kita akan mengalami
depresi. Bersedih merupakan hal yang dilarang Allah melalui
firman, Hai hamba-hambaku, tiada kekhawatiran terhadapmu
pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati (QS Al-
Zukhuf[43]:68); dan janganlah apa yang menimpa mereka
membuat kamu bersedih hati. (QS Al-Hijr [15]:88)
Sikap sedih akan memadamkan bara harapan, mematikan ruh
cita-cita, dan membekukan semangat jiwa. Kesedihan tak
ubahnya seperti demam yang melumpuhkan kehidupan umat
islam. Kesedihan bahkan seperti barikade yang tidak mudah
untuk dilalui dan menghalangi setiap pergerakan menuju
kebahagiaan. Bahkan, kesedihan merupakan situasi yang
paling disukai setan karena melalui kesedihan setan
menurunkan keyakinan hati manusia akan keadilan dan kasih
sayang Allah. Sesungguhnya pembicaraan rahasia (yang
dilakukan selain orang yang beriman) adalah dari setan, untuk
menimbulkan kedukaan terhadap orang-orang yang beriman.
(QS Al-Mujâdilah[58]:10)
Nabi sendiri pernah memohon agar dihindarkan dari
kesedihan melalui doanya, ”Ya, Allah sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan.”
Situasi tanpa kesedihan adalah gambaran surga. Kelak ketika
kita berada disurga, kita akan berkata, segala puji bagi Allah
yang telah mengusir kesedihan dari diri kami.(QS
Fathir[35]:34)

1
Jangan Bersedih karena Allah Ada di Samping Kita

Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama


kita..(QS AL-Taubah [9]:40)
Bila kita dalam rasa susah, terpuruk, terbuang, ditertawakan
banyak orang, dihina, tidak diperhitungkan, saat itu kita merasa
terasing sendiri. Tapi, dengarlah atau bacalah surat ini, ,
sesungguhnya Allah bersama kita..(QS AL-Taubah [9]:40).
Percayalah, Allah bersama kita setiap saat, kapan pun,
dimana pun. Bagaimana kita bias merasakan bahwa Allah
selalu hadir bersama-sama? Empat hal yang membuat orang
tetap merasa ditemani walaupun mereka sedang sendirian.
Yaitu, seseorang yang sedang ketakutan, orang yang merasa
memiliki utang, orang yang sangat taat, dan orang yang sedang
jatuh cinta.
Apabila kita menjalin hubungan dengan Allah dengan
perasaan ketakutan, saat itu kita akan melihat segala hal yang
tidak wajar sebagai ancaman dari Allah. Al-Qur`an memang
sering mengabarkan bahwa siksa neraka itu sangatlah pedih.
Apabila hubungan yang kita jalin dengan Allah sebagai
hubungan utang-piutang, yang setiap hari harus dibayarkan,
saat itu kita akan merasa terus diawasi dan ditagih. Kita
memang memiliki banyak hutang kepada Allah, seluruh
kesehatan tubuh kita salah satu contohnya.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS
Ibrahim [14]:7)

2
Apa relasi yang selama ini kita bangun dengan Allah? Penakut,
pengutang, budak, atau seorang pecinta? Kesemuanya akan
membuat Allah hadir terus-menerus. Akan tetapi, itu semua
tidak akan membuat rasa sedih menjadi hilang. Ada satu
hubungan yang harus dibangun dengan Allah agar kesedihan
yang kita alami segera menghilang. Yaitu, jadilah Allah
sebagai Rabb, Rahman, Rahim, dan Malik yawmiddin.
Allah adalah Rabb, Dialah yang menciptakan, memelihara,
mendidik, sekaligus majikan yang baik hati. Allah adalah
Rahman-Rahim, Dia sangat mencintai kita, sangat menyayangi
kita. Dia khawatir jika kita salah jalan, karena itu banyak
utusan-Nya yang diturunkan untuk member peringatan akan
kekhilafan yang sengaja atau tidak sengaja yang kita lakukan.
Allah juga adalah Malik Yawmiddin, Dia-lah yang menguasai
masa depan kita, karena dia Rabb dan Rahman-Rahim maka
pastilah masa depan kita akan sangat penuh kebahagiaan.

3
Setelah Kesusahan Pasti Ada Kebahagiaan

Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan.


Dan sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan.
(QS Al-Insyirah [94]:5-6)
Terhadap dua ayat ini, ada makna istimewa yang
menggembirakan kita semua. Yaitu, Allah berjanji bahwa
setiap satu kesusahan atau kepedihan akan disediakan dua
kebahagiaan. Dua kebahagiaan yang dijanjikan Allah adalah
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Saat jalan yang kita tempuh menjadi sempit, usaha gagal,
harapan putus, yakinilah bahwa kemudahan akan tercapai dan
kegembiraan akan dating. Janganlah bersedih karena
sesungguhnya setelah kefakiran aka nada kekayaan, setelah
sakit ada kesembuhan, setelah cobaan ada pertolongan, setelah
sempit ada lapang, setelah sedih ada kegembiraan.
Kisah Rasulullah di Makkah depenuhi kepedihan dan
penderitaan. Beliau bahkan pernah dilempari kotoran unta juga
diludahi. Kisah di Madinah pada awalnya juga penuh dengan
kesusahan. Baru setelah beberapa lama, Rasulullah menuai
kebahagiaan, kembali ke Makkah dengan penuh kebahagiaan
dan kedamaian.
Yakinlah, akan datang sahabat yang pergi, akan sembuh
sahabat yang sakit, akan tertolong orang yang mendapat
cobaan, akan dilepaskan orang yang dipenjara, akan kenyang
orang yang kelaparan. Sesungguhnya, kami memberikan
kepadamu kebahagiaan yang nyata. (QS Al-Fath [48]:1)

Jangan Tergesa-gesa
4
Ketergesaan bermula dari obsesi kita mendapatkan sesuatu
secara lebih cepat. Obsesi berlebihan membuat kita berpikir
tidak wajar. Korupsi dilakukan agar kita kaya lebih cepat,
praktik suap dilakukan agar bisa KTP selesai lebih cepat, jual
diripun dilakukan agar kita lebih cepat sukses.
Semua ada waktunya, bertindaklah perlahan seperti matahari
yang tidak pernah lebih cepat terbit atau tenggelam. Apabila
matahari terbit lebih cepat, bencana akibatnya. Begitupun jika
kita sukses terlalu cepat, niscaya ada bencana yang muncul,
walaupun kita tidak menyadarinya.
Ketergesaan dapat munculdari kesalahan pengaturan waktu.
Kesalahan ini muncul dari kekeliruan menganggap suatu
aktivitas. Ada dua jenis aktivitas hidup, yang mendesak dan
yang penting. Hidup ini di penuhi aktivitas a) yang penting dan
mendesak, b) yang penting tapi tak mendesak, c) yang tidak
penting tapi mendesak, d) yang tidak penting dan tidak
mendesak.
Sering kita menganggap kegiatan yang tidak penting dan
tidak mendesak menjadi pilihan utama, akhirnya, pekerjaan
yang sebenarnya penting dan mendesak kehabisan waktu, lalu
jadilah kita tergesa-gesa. Jadi, berilah porsi waktu yang tepat
untuk aktivitas kita.
Demi waktu asar, sesungguhnya manusia merugi. Kecuali
yang beriman dan beramal saleh, dan saling menasehati
dalam kebaikan, dan saling menasihati dalam kesabaran. (QS
Al-‘Ashr [103]:1-3)
“Jika kamu berada dalam keadaan tubuh yang sehat,
keamanan terjaga, dan ada makanan untuk hari itu, kamu
sudah memiliki semua dunia.”(HR Ibn Majah)

5
Dalam riwayat lain beliau bersabda,” Hendaklah kamu puas
dengan apa yang telah Allah bagikan untuk kamu, kamu akan
menjadi manusia yang paling kaya.”
Rasulullah bersabda, “Barang siapa melatih dirinya untuk
bersabar, niscaya Allah akan memberikannya kekuatan untuk
bersikap sabar.” Umar bin Khatab menyatakan,”Hanay dengan
berbekal kesabaran, kita dapat meraih kehidupan yang baik.”

Hari Ini Milikmu

6
“Jika anda berada pada pagi hari, jangan menunggu sampai
datangnya petang hari, dan jiuka berada pada petang hari,
jangan menunggu sampai datangnya pagi hari.” (Hadis)
Usia kita adalah sehari, maka tanamkanlah dalam lubuk hati
bahwa hanya hanya hari ini kita hidup seakan-akan kita
dilahirkan dan meninggal dunia pada hari yang sama.
Jalanilah kehidupan ini dengan senang dan gembira, aman
dan tenang, serta dengan penuh rasa ridho dengan apa yang
telah kita miliki…Berpegang teguhlah pada apa yang telah
Allah berikan kepada kalian dan jadilah kalian termasuk orang-
orang yang bersyukur.(QS Al-A’raf [7]:144)
Untuk hari ini aku akan hidup, aku akan bersungguh-sungguh
melakukan kataatan kepada tuhan, menunaikan sholatku
dengan sebaik-baiknya, membekali diri dengan sholat sunnah,
membiasakan baca Al-Qur’an, menelaah buku-buku,
menghafal ilmu yang berfaedah, dan menelaah buku yang
bermanfaat.
Untuk hari ini aku akan hidup, maka aku akan menanamkan
kebaikan dalam kalbuku dan mencabut darinya segala bentuk
kejahatan yang tumbuh didalamnya kesombongan, iri, dengki,
dan buruk sangka.
Wahai masa depan, engkau masih ada di alam gaib, maka
aku tidak akan berinteraksi dengan mimpi-mimpi. Aku tidak
akan menjual diriku kepada ilusi dan bayangan dan aku tidak
akan menyegerakan kelahiran yang tiada. Hari esok masih
belum ada karena ia belum diciptakan dan masih belum
disebut-sebut keberadaannya.

Masa Depan Akan Datang

7
Sesuatu yang telah ditentukan Allah pasti akan datang, maka
janganlah kalian minta untuk disegerakan. (QS Al-Nahl
[16]:1)
Sesungguhnya hari esok belum tiba. Tiap, kenyataan, wujud,
bentuk, atau polanya belumlah pasti. Oleh karena itu, mengapa
juga kita sibuk memikirkannya, merasa khawatir akan
kesusahannya. Bukankah kita belum mengetahui? Bisa jadi
kita terhalang untuk menjumpainya dan kalaupun
menjumpainya, ternyata berubah menjadi hari yang
menyenangkan dan menggembirakan. Sesungguhnya kita tidak
akan dapat menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di
jembatan itu.
Ada banyak manusia yang menduga-duga masa depan,
seraya menganggap masa depan penuh sesak dengan segala
macam masalah, jatuh miskin, dan tertimpa banyak musibah.
Padahal semua itu merupakan strategi yang telah dikaji secara
serius dari “Lembaga Penipuan Setan”, “Setan menakut-nakuti
kalian dengan kemiskinan dan memerintahkan kalian untuk
berbuat dosa, sedang Allah menjanjikan ampunan dan pahala-
Nya untuk kalian”.(QS Al-Baqarah [2]:268)
Terlalu mencemaskan masa depan membuat pikiran kita
menjadi penuh ketakutan. Terlalu memikirkan masa depan
menjerumuskan kita pada keyakinan bahwa hidup ini mau
kiamat.
Siapapun orangnya, disadari atau tidak, akan berjalan
kedepan. Jadi, dengan melakukan apa yang sedang dilakukan
secara bergembira, kita akan sampai ke masa depan.

Iman adalah Segalanya

8
Jangan bersedih karena kesedihan dapat membuat kita
terkejut terhadap masa lalu, membuat kita takut menghadapi
masa depan, dan menyia-nyiakan hidup kita pada hari yang
sedang dijalani; hari ini. Jangan bersedih sebab kesedihan
dapat menghancurkan hati dan memudarkan cita-cita. Jangan
bersedih, karena bersedih akan menyenangkan hati musuh kita,
menyusahkan teman, menggembirakan yang dengki, dan
mengubah berbagai apa yang akan menjadi hak kita.
Ibn sina menyatakan, “Sesungguhnya akal yang kreatiflah
satu-satunya faktor yang memengaruhi alam semesta ini. Aku
tidak tahu darimana asalku; aku hanya ada begitu aja. Tetapi,
kulihat jalan di hadapanku, maka kuturuti langkahku.” (Ilya
Abu Madhi)
Tetapi kamu menyangka bahwa rasul dan orang-orang
mukmin sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka
selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu
memandang baik dalam hatimu persangkaan itu dan kamu
telah menyangka dengan persangkaan yang buruk dan kamu
menjadi kaum yang binasa. (QS Al-Fath [48]:12)
….sebagian dari kalian ada yang menginginkan dunia dan
sebagian lagi ada yang menginginkan akhirat…(QS Ali Imran
[3]: 152)
Iman ternyata menyelamatkan. Ingat kepada Allah sangat
membantu kita dalam menghadapi masalah kehidupan. Iman
mengajari kita cara memandang, cara memikirkan sesuatu, dan
cara bertindak. Melalui keimanan, kita dibimbing bertindak
secara benar, berkeyakinan secara benar, dan berkata dengan
benar. Tanpa iman, tentu saja kita akan terlempar menjadi
manusia. Bagaimana jadinya manusia apabila ia tidak berfikir
secara benar, bertindak tidak benar, dan berkata tidak benar.
Orang-orang celaka yang sesungguhnya hanyalah orang-
orang yang mengalami kebangkrutan dalam pembendaharaan
9
keimanannya dan mengalami krisis dalam modal
keyakinannya. Oleh karena itu, selamanya mereka hidup dalam
kesengsaraan, ketidakpuasan, kehinaan, dan kerendahan.
Barang siapa berpaling dari peringatanku, maka sungguh
baginya penghidupan yang sempit..(QS Tha Ha [20]:124)
Tiada yang dapat membahagiakan, menyucikan,
membersihkan, dan membuat senang jiwa ini, dan tiada yang
dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, kegelisahan,
selain iman kepada Allah. Tiada berasa sama sekali hidupnya
kecuali dengan iman.
Sayang kita lebih memilih tertawan benda-benda. Kita sering
merasa nyaman apabila sudah membeli benda-benda daripada
setelah member sedekah buat fakir miskin. Inilah yang
menimbulkan kesedihan.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya
akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik atas apa yang telah mereka
kerjakan. (QS Al-Nahl [16]:97)

Kemampuan Menerima

10
Katakanlah, “TIdak ada satu musibah pun akan menimpa
kami melainkan yang telah ditetapkan oleh Allah (di Lauh
Mahfudz) atas kami… (QS Al-Taubah [9]:51)
Bersikap pasrah memang terasa lebih berat karena pada
dasarnya kita tidak mau menerima takdir. Kita punya keinginan
yang kadang-kadang melebar ke segalah arah. Begitu kita di
paksa menerima sesuatu yang tidak kita inginkan, saat itu
kesedihan muncul.
Sikap pasrah atau kemampuan menerima apapun yang
diberikan Allah baru akan terasa penting ketika kita tak punya
pilihan lagi. Ketika kita mustahil kembali sehat, ketika kita tak
mungkin kembali ke masa kanak-kanak, ketika kita salah jalan
dan tak mungkin mengulanginya; saat itu kepasrahan menjadi
penting.
Ketika kita berbicara tentang sikap pasrah, kita harus
memikirkan bahwa kemampuan menerima akan berkembang
seiring waktu. Kemampuan menerima menjadi semakin kuat
dan kuat hingga akhgirnya sikap pasrah akan berkembang
sempurna.
Sebelum rasa sakit mengajari sikap pasrah, ada baiknya kita
belajar berpasrah sejak dini. Pada langkah awal, kita harus
belajar bersiap menghadapi berbagai perasaan yang saling
bertentangan. Kadang-kadang kita melarikan diri dari ng
pasif.Sikap menerima tak bias kenyataanbahwa kita memiliki
sikap-sikap atau sifat-sifat negatif.
Sesungguhnya, tidak ada satu orang pun memiliki hubungan
murni dan tulus dengan orang lain. Selalu saja ada faktor-
faktor negative yang terlibat didalamnyaa. Terimalah
semuanya bahwa kita memiliki sifat negative itu atau kita akan
selalu merasa marah dan tidak senang.

11
Langkah selanjutnya adalah bersiap menghadapi keadaan
tubuh dan emosi yang selalu berubah-ubah. Salah satu caranya
adalah dengan menyadari bahwa kita semua akan mati, tetapi
kita cenderung mengingkarinya dan berpaling darinya, atau
merasa (berdasar pertimbangan akal sehat) bahwa kita tidak
akan mengalami kematian.
Kemampuan menerima bukanlah suatu sikap yang pasif.
Sikap menerima tak bias muncul jika kita terus menerus
menolak kenyataan yang ada di hadapan kita. Kemampuan
menerima pun bukanlah bakat yang kita miliki ataiu orang lain
tidak miliki. Kemampuan menerima merupakan respons yang
bisa dipelajari dan dilatih.
Sholat adalah cara latihan menerima keadaan yang kadang
tidak kita sukai. Menerima kenyataan pahit mungkin tidak akan
mengubah keadaan, tapi kita bias mengontrol emosi yang bias
memperburuk keadaan.

12

Anda mungkin juga menyukai