LAPORAN RESMI
PEMBUATAN TEMPE KEDELAI
I. Tujuan
I.1. Pembuatan Tempe
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bahwa jamur dapat
memfermentasikan suatu bahan sehingga mudah dicerna oleh usus.
I.2. Pembuatan Tape
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
2. Mengetahui peranan organisme Saccharomyces cerevisiae dalam peragian.
III. Pembahasan
III.1. Pembuatan Tempe
Percobaan pembuatan tempe bertujuan untuk mengetahui bahwa jamur
dapat memfermentasikan suatu bahan sehingga mudah dicerna oleh usus. Pada
percobaan ini jamur yang digunakan adalah Rhizopus oryzae.
Tempe adalah produk fermentasi yang dikenal oleh masyarakat Indonesia
dan mulai digemari pula oleh berbagai kelompok masyarakat Barat. Tempe
dapat dibuat dari berbagai bahan. Namun demikian yang biasa dikenal sebagai
tempe oleh masyarakat pada umumnya ialah tempe yang dibuat dari kedelai.
(Hidayat,2006,hal 91)
Fermentasi adalah salah satu proses pengolahan bahan makanan dengan
memanfaatkan mikroorganisme. Produk makanan fermentasi sudah dikenal
sejak zaman kuno untuk maksud-maksud tertentu, antara lain untuk
pengawetan, meningkatkan cita rasa, dan untuk menghasilkan produk baru.
Produk makanan fermentasi itu misalnya tempe, tape, bir, keju, dan yogurt.
(Pawiroharsono,2007,hal 49)
Rhizopus oryzae termasuk jenis kapang kelas phycomycetes. Kapang ini
memiliki cirri-ciri,yaitu mempunyai miselium yang tidak bersekat-sekat, warna
miselium putih, sedangkan warna sporangiumnya berwarna kehitam-hitaman.
Kapang ini biasanya hidup sebagai saprofit dan beberapa hidup secara parasit
pada tumbuh-tumbuhan. Kapang ini memiliki bentuk seperti kapas pada
awalnya, namun setelah muncul sporangium dan sporanya maka warnanya
akan menjadi kehitam-hitaman. Miselium pada kapang ini terbagi atas stolon,
yang menghasilkan alat-alat serupa akar (rhizoid) dan sporangiofor. Kapang
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan untuk mengubah pati menjadi
dekstrosa, serta dapat memecah protein dan lemak yang ada di dalam bahan.
(http://repository.ipb.ac.id)
Ciri-ciri dari kapang Rhizopus oryzae adalah (1) miseliumnya aseptat atau
senositik, (2) spora aseksual: sporangiospora kadang-kadang dengan konidia,
(3) spora seksual: zigospora oospora, (4) habitat alaminya di air, tanah,
tumbuhan dan hewan.
Rhizopus oryzae mempunyai siklus reproduksi secara generatif dan
vegetatif. Selain itu, Rhizopus oryzae juga bersifat heterothallik, yaitu
reproduksi seksual (generatif) dilakukan melalui fusi atau kapsulasi dari dua
gametangia yang ukurannya seimbang.Sedangkan perkembangbiakan secara
vegetatif (aseksual) adalah dengan pembentukan fraksi miselium aseksual
maupun sporangia secara aseksual (tidak terjadi proses peleburan dua sel).
(http://repository.ipb.ac.id)
Tempe yang dibuat dari kedelai melalui tiga tahap yaitu :
1. Hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan direndam beberapa lama
2. Sterilisasi terhadap sebagian biji kedelai
3. Fermentasi oleh jamur tempe yang diinokulasi segera setelah sterilisasi
(Hidayat,2006,hal 91)
Proses fermentasi tempe dibedakan menjadi tiga fase yaitu :
1. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam fermentasi) terjadi kenaikan jumlah
asam lemak bebas, kenaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat, terlihat
dengan terbentuknya miselia pada permukaan biji yang semakin lama
semakin lebat sehingga menunjukkan masa yang lebih kompak.
2. Fase transisi (30-50 jam fermentasi) merupakan fase optimal fermentasi
tempe dimana tempe siap dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan
suhu, jumlah asam lemak yang dibebaskan dan pertumbuhan jamur
hamper tetap atau bertambah sedikit, rasa spesifik tempe optimal dan
tekstur lebih kompak.
3. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut (50-90 jam fermentasi) terjadi
kenaikan jumlah bakteri dan jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan
jamur menurun, dan pada kadar air tertentu pertumbuhan jamur
terhenti, terjadi perubahan rasa karena degradasi protein lanjut yang
membentuk ammonia.
(Hidayat,2006,hal 99)
Biji kedelai yang sudah dingin dan cukup kering, selanjutnya ditaburi
dengan ragi tempe hingga merata mengenai seluruh permukaan biji kedelai.
Ragi tempe adalah bahan yang mengandung biakan jamur tempe digunakan
sebagai agensia pengubah kedelai rebus menjadi tempe akibat tumbuhnya
jamur tempe pada kedelai dan melakukan kegiatan fermentasi yang
menyebabkan kedelai berubah karakteristiknya menjadi tempe.
(Hidayat,2006,hal 92)
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi atas kualitas jamur yang baik
untuk dipakai sebagai ragi tempe antara lain :
1. Mampu memproduksi spora dalam jumlah banyak
2. Mampu bertahan beberapa bulan tanpa mengalami perubahan genetis
maupun kemampuan tumbuhnya
3. Memiliki persentase perkecambahan spora yang tinggi segera setelah
diinokulasi
4. Mengandung biakan jamur tempe yang murni dan bila berupa kultur
campuran harus mempunyai proporsi yang tepat
5. Bebas dari mikroba kontaminan
6. Mampu menghasilkan produk yang stabil berulang-ulang
7. Pertumbuhan miselia setelah diinokulasi harus kuat, lebat berwarna
putih bersih, memiliki aroma spesifik tempe yang enak, dan tidak
mengalami sporulasi yang terlalu awal
(Hidayat,2006,hal 94-95)
Setelah itu memasukkan semua kedelai ke dalam masing-masing
pembungkus yang telah disiapkan sesuai dengan variabel ke dalam inkubator
dengan suhu 30oC selama 24 jam dan 48 jam. Variabel dalam pembungkusan
ini adalah daun pisang dengan lubang dan tanpa lubang, plastik dengan lubang
dan tanpa lubang, dan petridish terbuka dan tertutup. Penginkubasian pada
suhu 30oC disebabkan jamur Rhizopus oryzae dapat tumbuh optimum pada
suhu 25o-37oC.
(www.repository.ipb.ac.id)
(Dwinaningsih,2010,hal 40)
Berdasarkan hasil pengamatan selama 24 jam diperoleh hasil pada
petridish tertutup terdapat tekstur tempe yang halus dengan kondisi hypha
jamur terdapat pada tempe ditunjukkan dengan warna putih, kerapatan pada
hypha mulai terbentuk dan pada tempe ini tidak menghasilkan bau. Sedangkan
pada petridish terbuka, tekstur pada tempe kasar, hypha jamur tumbuh di
bagian bawah dengan kerapatan hypha yang renggang. Pada perlakuan ini
tempe berwarna cokelat dan tidak berbau. Hasil pengamatan tempe selama 24
jam menggunakan pembungkus petridish dapat dilihat pada gambar III.1.
Gambar III.2 Hasil Pengamatan Tempe dalam Plastik Tertutup (kiri) dan
Plastik Terbuka (kanan) selama 24 Jam
Gambar III.5 Hasil Pengamatan Tempe dalam Plastik Terbuka (kiri) dan
Plastik Tertutup (kanan) selama 48 Jam
Hasil pengamatan pada tempe yang di bungkus daun pisang tertutup dan
terbuka selama 48 jam memiliki hasil yang sama yaitu memiliki tekstur yang
halus dan empuk, terdapat hypha di semua bagian kedelai dan hypha berwarna
hitam pada bagian pinggir, memiliki kerapatan yang besar dan berwarna putih.
Hasil pengamatan tempe selama 48 jam menggunakan pembungkus plastik
dapat dilihat pada gambar III.6.
lebih baik apabila diberi lubang dengan jarak antar lubang sekitar 2 cm.
Selanjutnya untuk pembungkusan menggunakan petridish terbuka
menunjukkan terbentuknya tempe. Namun, tempe tersebut bertekstur keras dan
hypha berada dibagian bawah. Kemungkinan hal ini dapat disebabkan oleh
aliran udara yang terlalu cepat yang dapat membuat proses metabolisme
kapang terlalu cepat sehingga dihasilkan panas yang mempengaruhi
pertumbuhan kapang tersebut.
(Suprihatin,2010,40)
III.2 Pembuatan Tape
Percobaan pembuatan tape bertujuan untuk mengetahui cara penerapan
bioteknologi dengan fermentasi tape dan mengetahui peranan organisme
Saccharomyces cerevisiae dalam peragian.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri,fungi,virus,dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim) dalam proses industri untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam
bioteknologi, mikroba mempunyai peranan penting untuk menghasilkan suatu
produk. Beberapa alasan mengapa mikroba dijadikan subyek pada berbagai
proses bioteknologi adalah
1. Perkembangan mikroba yang sangat cepat
2. Mudah diperoleh di lingkungan kita
3. Sifat mikroorganisme yang mudah dimodifikasi melalui teknik
rekayasa genetika sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan yang diinginkan
4. Dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan manusia tanpa
bergantung musim.
(www.web.unair.ac.id)
Fermentasi yaitu salah satu jenis teknologi yang banyak digunakan untuk
meningkatkan nilai tambah suatu bahan (pertanian menjadi suatu produk yang
lebih bernilai dan berguna). Secara sederhana, fermentasi dapat diartikan
sebagai peningkatan nilai tambah suatu bahan dengan bantuan mikroba.
(Fitriyanah,2007,hal 35)
IV. Kesimpulan
IV.1 Pembuatan Tempe
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Jamur tempe (Rhizopus oryzae) dapat menfermentasikan kedelai menjadi
tempe yang mudah dicerna oleh usus.
2. Proses fermentasi jamur tempe tergolong proses fermentasi anaerob
fakultatif yang membutuhkan sedikit oksigen untuk pertumbuhan jamur itu
sendiri.
IV.2 Pembuatan Tape
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Salah satu penerapan bioteknologi adalah fermentasi tape.
2. Saccharomyces cerevisiae dalam peragian berperan memfermentasikan gula
menjadi alkohol secara anaerob.
Daftar Pustaka
Dwinaningsih,Erna Ayu.2010.Karakteristik Kimia dan Sensori Tempe dengan
Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras dan Penambahan Angkak Serta Variasi
Lama Fermentasi.Skripsi.Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,Fakultas
Pertanian,Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Fotriyanah,Lailatul.Pengaruh Pemberian Inokulum Murni Saccharomyces
cerevisiae dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Kimia dan Organoleptik
Tape Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.).Skripsi.Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Malang (UIN):Malang.
Hidayat,Nur.2006.Mikrobiologi Industri.Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Pawiroharsono,Suyanto.2007.Potensi Pengembangan Industri dan Bioekonomi
Berbasis Makanan Fermentasi Tradisional.Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia.Vol 5.No2.85-91.
www.litbang.patikab.go.id. Diakses pada tanggal 29-04-2014 pukul 23.56
www.repository.ipb.ac.id.Diakses pada tanggal 29-04-2014 pukul 14.00
www.unair.ac.id. Diakses pada tanggal 29-04-2014 pukul 23.00
Lampiran
A.1 Pembuatan Tempe
Tabel A.1 Hasil Pengamatan Tempe selama 24 Jam dan 48 Jam
Variabel 24 Jam 48 Jam
Petridish Tertutup
Petridish Terbuka
Plastik Tertutup
Plastik Terbuka