Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI AGAMA

Kata agama juga dikenal dengan kata Din yang berasal dari bahasa Arab dan kata religi dari
bahasa Eropa, sedangkan kata agama berasal dari bahasa Sanskrit. Dalam bahasa Inggris dan
Prancis agama diterjemahkan dengan Religion, sedangkan Religion ini berasal dari bahasa latin
yaitu Religare yang mempunyai beberapa arti, yaitu membaca, mengumpuljkan, mengikat. Alquran
menyebutkan kata din dalam surat Al-Fatihah ayat 4, Maliki Yaumiddin (Dialah Pemilik (Raja) Hari
Pembalasan. Demikian pula dalam sebuah hadis, din diartikan sebagai ketaatan. Rasulullah SAW
bersabda : “Ad-diinu nashiihah (agama adalah ketaatan). Drs. Sidi Gazalba (1991) mendefinisikan
agama sebagai kepercayaan pada hubungan manusia dengan Kudus, dihayati sebagai hakikat yang
gaib, hubungan yang menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan
doktrin tertentu.
Kata agama menurut asal usul kata (etimologi) mengandung pengertian menguasai,
ketaatan, danbalasan. Sedangkan menurut istilah (terminologi), din diartikan sebagai sekumpulan
keyakinan, hukum, dan norma yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Dapat disimpulkan bahwa pengertian agama meliputi tiga hal, yaitu:
1. Suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan,
2. Suatu sistem penyembahan kepada Tuhan,
3. Suatu sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (hubungan vertikal) dan
hubungan manusia dengan manusia (hubungan horizontal).

UNSUR AGAMA
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (1999), sesuatu dapat disebut agama apabila memenuhi
unsur berikut:
1. Unsur keyakinan atau kepercayaan
Harus ada keyakinan manusia tentang suatu hal yang gaib yang memiliki kekuatan untuk
menciptakan dan mengatur alam semesta ini, yakni keyakinan tentang adanya Tuhan.
2. Unsur penyembahan atau peribadatan
Sebagai manusia tentu merasa bahwa dirinya lemah dan mendekatkan diri pada Tuhan sebagai
tempat meminta pertolongan. Oleh sebab itu, manusia harus mengadakan hubungan baik atau
menyembah Tuhan yang mereka yakini. Hubungan ini dapat diwujudkan dengan bertaqwa,
menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
3. Unsur tata cara dalam peribadatan
Aturan hukum agama berupa kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama tersebut. Di
dalamnya juga terdapat bagaimana cara dan aturan untuk menyembah Tuhan yang diyakini.
4. Respon yang bersifat emosionil dari manusia
Respon yang muncul dari manusia adalah berupa perasaan takut atau cinta yang sangat mendalam
terhadap agamanya yang kadang kala bisa sampai pada tahap ekstrim dan berlebihan.

TUJUAN BERAGAMA
Setiap agama mempunyai tujuan akhir sama yaitu selamat, bahagia, dan sejahtera baik di
dunia maupun di akhirat. Setiap agama mengajarkan bagaimana cara agar hidup bahagia di dunia
secara materi dan juga keselamatan dan kebahagiaan hidup yang bersifat spiritual. Tujuan agama
adalah untuk mencegah manusia dari api neraka.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “di dalam agama itu
tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-
Nya dan larangan-Nya.” (Hadits riwayat Ath-Thabarani)
Makna dari hadits tersebut adalah agama bukanlah bersumber atau buah dari akal pikiran manusia.
Agama bersumber dari Allah Azza wa Jalla
MANFAAT AGAMA
Agama menjadi pedoman hidup bagi pemeluknya. Adapun manfaat agama sebagai berikut:
1. Agama mendidik manusia agar memiliki pendirian yang kokoh dan sikap yang positif.
2. Agama mendidik manusia agar mendapat ketenteraman jiwa. Orang yang beragama dan taat
pada agamanya tentu dapat merasakan manfaat agamanya terutama ketika tertimpa musibah.
3. Agama mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan
kesalahan.
4. Agama dapat dijadikan sebagai alat untuk membebaskan manusia dari perbudakan terhadap
materi dan hal-hal yang bersifat duniawi.
5. Agama dapat mendidik jiwa manusia menjadi sabar dan tawakkal.
6. Agama dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar,
kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
7. Agama dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat
utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya. Agama
melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.

MACAM-MACAM AGAMA
1. Agama Samawi/Agama Wahyu
Agama macam ini adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah SWT melalui malaikat
Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Contohnya agama
Islam, Yahudi, dan Nasrani. Adapun ciri Agama Wahyu yakni:
a. disampaikan oleh seorang Rasul,
b. memiliki kitab suci,
c. konsep ketuhanan yang monoteisme,
d. kebenaran universal,
e. ajaran yang diturunkan konstan (tetap).
2. Agama Ardli/Agama Budaya
Agama ini merupakan agama yang tumbuh dan berkembang melalui proses pemikiran, adat istiadat,
dan budaya manusia. Contohnya adalah Hindu dan Budha. Ciri agama Budaya antara lain:
a. tidak disampaikan oleh Rasul,
b. umunya tidak memiliki kitab suci,
c. konsep ketuhanan animisme, dinamisme, politeisme, monoteisme, nisbi (relatif),
d. kebenaran yang tidak universal dan berubah-ubah,
e. ajarannya berubah-ubah, tumbuh, dan berkembang sesuai masyarakat penganutnya.
DEFINISI ISLAM
Ditinjau dari segi etimologi istilah Islam berasal dari bahasa Arab, Aslama-yuslimu, yang
berarti berserah diri, patuh, taat, tunduk. Pengertian ini menuntut pemeluknya untuk berserah diri,
tunduk, patuh, dan taat kepada ajaran, tuntutan, petunjuk, dan peraturan hukum Allah SWT. (QS Ali
Imron: 83 dan QS An Nisa: 125).
Kata Islam juga berasal dari kata Assilm yang berarti perdamaian, kerukunan, dan
keamanan. Itu menunjukkan bahwa Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk mewujudkan
perdamaian dan keamanan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat, baik lahir maupun batin.
Pemeluk Islam dilarang membuat keributan dan kerusuhan dalam masyarakat. (QS Al Anfal: 61 dan
QS Muhammad: 35).
Islam juga berasal dari kata Assalam yang berarti selamat, sejahtera, dan bahagia.
Maksudnya adalah Islam menganjurkan pemeluknya agar berusaha mencapai kesejahteraan dan
keselamatan hidup (QS Az Zumar: 73 dan QS Yasin: 58).
Islam juga diambil dari kata Salimun yang artinya suci dan bersih. Ini berarti bahwa Islam
sangat menganjurkan pemeluknya agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungannya (QS Asy
Syuro: 89 dan QS Ash Shoffat: 84).
Dalam bahasa Arab, Islām, al-islām, ‫ اإلسالم‬berarti “berserah diri” dan merupakan suatu ”Dīn” yang
berarti “aturan” atau “sistem” (QS Al-Maidah:83).
Ditinjau dari segi istilah (terminologi), Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada
manusia melalui Rasul-Nya yang berisi hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam.

METODE DALAM MENGKAJI ISLAM


Memahami Islam sangatlah perlu agar menjadi muslim yang mantap dan yakin dengan
Islamnya. Ada empat metode atau cara mengkaji Islam yang benar antara lain:
1. Islam harus dikaji dari sumber asli (Al Quran dan Sunnat Rasulullah)
Memahami Islam hanya mengenal dari ulama-ulama dan pemeluk-pemeluknya atau mengenal
Islma hanya dari kitan-kitab fiqih adalah suatu kekeliruan yang akan menjadikannya pemeluk Islam
sinkritisme yang bercampur aduk dengan hal-hal yang tidak Islam.
2. Islam harus dikaji secara integral, bukan parsial
Islam harus dikaji secara menyeluruh sebagai kesatuan yang utuh tidak sebagian atau sepotong-
sepotong agar tidak timbul keraguan.
3. Islam harus dikaji dari kepustakaan muslim.
Sebaiknya kita sebagai umat muslim jangan mempelajari Islam dari buku-buku atau literature
orang-orang orientalis yang pada umumnya mereka bukan muslim.
4. Jangan mengkaji Islam dari kenyataan hidup yang realita tetapi ajarannya yang
komprehensif.
Apabila kita mengkaji Islam dari realita kehidupan umat, banyak sekali ditemukan umat Islam yang
terbelakang dalam bidang pendidikan, keawaman, kebodohan, dan kemiskinan. Jika mengkaji
dalam ruang lingkup tersebut tentu akan menjadikan Islam yang terbelakang pula.

KARAKTERISTIK ISLAM
Islam memiliki beberapa ciri khusus yaitu:
1. Rabbaniyah
yaitu agama yang memiliki tujuan akhir hubungan baik dengan Allah. Dalam QS Ali Imron: 79
disebutkan bahwa “Seorang muslim yang orientasi hidupnya hanya mendekatkan diri kepada Allah,
tunduk dan patuh kepada Allah, dan hanya mengharap rida-Nya semata disebut manusia rabbani”.
2. Insaniiyah
yaitu agama yang sesuai dengan jiwa manusia. Dalam agama Islam, semua perintah dan
larangannya memiliki manfaat bagi pemeluknya sendiri. Jadi Islam sangat menekankan pada
kemanusiaan (memanusiakan manusia).
3. Syumuliyah
yaitu agama yang berlaku secara universal (bagi seluruh umat manusia). Ini berarti bahwa Islam
adalah agama bagi semua zaman, semua kehidupan, dan semua tempat serta dapat diterima oleh
semua manusia di dunia sampai akhir masa. Dengan kata lain, Ilsam adalah Rahmatal Lil Alamin
(QS Al-Ambiya': 107).
4. Wasatiyah
yaitu agama yang bersifat moderat (pertengahan). Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar
tidak condong kepada kehidupan materi saja tetapi memperhatikan keseimbangan kehidupan dunia
dan akhirat, spiritual maupun material (QS Al Baqarah: 201).

RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM


Ajaran Islam terdiri dari tiga bagian, yaitu Akidah (keimanan atau keyakinan), Syari'ah
(aturan hukum), dan Akhlak (etika atau moral).
1. Akidah
Menurut etimologi, akidah berarti ikatan atau janji. Sedangkan menurut terminologi, akidah adalah
sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi
kepercayaan yang bersih dari keraguan. Akidah dalam Al Quran disebut dengan iman yang artinya
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan melaksanakan dengan amal perbuatan.
Ruang lingkup Iman antara lain iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab,
iman kepada Rasul, iman kepada kiamat, dan iman kepada Qodho dan Qodar.
2. Syariah
Menurut etimologi, syariah berarti jalan atau aturan. Sedangkan menurut terminologi, syariah
memiliki arti norma yang mengatur manusiadengan Tuhan melalui ibdadah, hubungan manusia
dengan manusia melalui muamalah, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Hukum syariah
Islam terdiri dari hukum wajib, hukum sunnah, hukum mubah, hukum makruh, dan hukum haram.
3. Akhlak
Secara etimologi, akhlak berarti budi pekerti, sedangkan menurut terminologi berarti kekuatan jiwa
yang mendorong perbuatan-perbuatan baik dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnungkan dahhulu. Ruang lingkup akhlak yang seharusnya diaktualisasikan seorang muslim
adalah akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama, dan akhlak kepada alam semesta.
Seorang muslim yang mengimplementasikan akidah, syariah, dan akhlak dalam kehidupan
sehari-hari disebut muslim kaffah, yang artinya seorang muslim yang sempurna Islamnya.

HUBUNGAN AKIDAH, SYARI'AH, DAN AKHLAK


Dalam QS Ibrohim: 24-27 Allah memberikan ilustrasi yang menggambarkan hubungan antara
akidah, syari'ah, dan akhlak, diumpamakan seperti hubungan antara akar, batang, dan buah dimana
antara satu dan yang lain saling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan.

SISTEMATIKA AJARAN ISLAM

1. AL-QUR’AN
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran islam, yakni “Kitab suci
yang memuat firman-firman (wahyu) Allah SWT yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Tujuannya: Untuk menjadi pedoman bagi ummat manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Al-Qur’an terbagi dalam 30 Juz, 114 Surah, 6236 ayat, 74.499 kata, 325.345 huruf.
Diturunkan di gua hira pada 17 Ramadhan tahun pertama sebelum hijrah. Surah pertama
yang diturunkan adalah Surah Al-Alaq (96) : 1-5. Sedangkan ayat terakhir diturunkan di Padang
Arafah pada 9 Zulhijjah tahun ke 10 Hijriyah yakni surah Al-Maidah (5) : 3.
ü Diturunkan dalam 2 periode: yakni periode Mekkah dan Periode Madinah. Ciri-cirinya:
AYAT MAKKIYAH AYAT MADANIYAH
1). Umumnya pendek-pendek 1). Umumnya panjang-panjang
2). 19/30 dari seluruh isi Al-Qur’an 2). 11/30 dari seluruh isi Al-Qur’an
3). 86 Surah, 4.780 ayat 3). 28 Surah, 1.456 ayat
4). Dimulai dengan kata “Ya Ayyuhan Naas“ 4). Dimulai dengan kata “Ya Ayyuhal Ladzina
Aamanu”
5). Ttg Tauhid, Hari Kiamat, Akhlak, Kisah5). Hukum, Keadilan, dan Masyarakat.
umat masa lalu
6). Duturunkan dalam waktu 12 Tahun 13 Hari 6). Diurunkan dalam waktu 10 Tahun 2 Bulan 9
Hari
Sumber : Nashiruddin Razak, 1977 : 90
Kandungan Al-Qur’an meliputi soal-soal pokok yang berkenaan dengan:
1). Aqidah
2). Syari’ah
3). Akhlak
4). Kisah-kisah masa lalu
5). Berita-berita tentang masa yang akan datang
6). Benih dan Prinsip Ilmu Pengetahuan
7). Sunnatullah / Hukum Allah yang berlaku di alam semesta ini.
2. AL-HADITS
Al-Hadits merupakan sumber kedua dalam ajaran Islam. Merupakan penafsiran serta
penjelasan otentik (sah, dapat dipercaya kebenarannya) tentang Al-Qur’an.
ü Hadits menurut pengertian bahasa berarti Berita / Sesuatu yang baru. Dalam Ilmu Hadits istilah
Hadits diartikan “Segala perkataan, perbuatan dan sikap diam nabi tanda setuju (taqrir).
Ada 3 (tiga) Fungi dasar Al-Hadits.
1). Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Cth: Ketentuan Shalat, Puasa dll. (di dalam Al-Qur’an hanya disebutkan kewajiban Shalat,
namun cara pelaksanaannya tidak dijelaskan. Disinilah fungsi Hadits sebagai penegasan lebih
lanjut tentang cara pelaksanaan shalat).
2). Penjelasan Isi Al-Qur’an
Cth: Ayat tentang Haji hanya secara umum, inilah yang dijelaskan oleh Hadits: apa itu ihram,
thawaf, wukuf, sa’i dan sebagainya.
3). Menambahkan / mengembangkan sesuatu yang samar-samar ketentuannya di dalam Al-
Qur’an.
Cth: Larangan mengawini sekaligus dalam waktu bersamaan seorang wanita dengan bibinya.
Larangan ini tidak disebutkan secara terang dalam ayat-ayat larangan perkawinan, namun di
dalam hadits disebutkan bahwa hal ini di larang untuk mencegah rusaknya bahkan putusnya
hubungan silaturrahim antara dua kerabat.
Terdapat banyak kitab hadits dewasa ini, namun yang terkenal di kalangan Sunni adalah:
Al-Kutub As-Sittah (Enam Kitab Hadits). Yakni:
1). Kitab Hadits Sahih Bukhari
2). Kitab Hadits Sahih Muslim
3). Kitab Hadits Sunan Ibnu Majah
4). Kitab Hadits Sunan Abu Daud
5). Kitab Hadits Sunan At-Tirmidzi
6). Kitab Hadits Sunan An-Nasa’i
Selain Al-Hadits yang benar-benar perkataan Nabi Muhammad SAW, di dalam Islam juga
di kenal HADITS QUDSI. Yaitu: “Firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, namun disampaikan oleh Nabi SAW dengan gaya bahasa Nabi Muhammad SAW sendiri”.
Peranan Hadits Qudsi sangat penting sebagai dasar kehidupan spiritual islam dan biasanya banyak
dihayati dan digunakan oleh para ahli sufi. Isi Hadits Qudsi memang kebanyakan berisi tentang
hubungan langsung antara manusia dengan Tuhan-Nya.
3. RA’YU / IJTIHAD
Ijtihad merupakan sumber ajaran islam yang ketiga. Yakni: “Usaha yang sungguh-sungguh
yang dilakukan oleh seseorang / beberapa orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan
pengalaman tertentu yang memenuhi syarat untuk mencari, menemukan dan menetapkan nilai atau
norma yang tidak jelas patokannya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits.
Hasil dari Ijtihad yang dilakukan bersama-sama disebut Ijma’ (Konsensus), sedangkan yang
dilakukan perorangan disebut Qiyas (Analogi).
Dengan kekuatan ijtihad inilah akhirnya muncul ilmu-ilmu dalam ajaran Islam seperti: Ilmu
Tauhid, Ilmu Fiqih, Ilmu Akhlak, Ilmu Tasawuf dan lain-lainnya. Di samping itu pula, para ilmuan
islam berhasil menyusun norma-norma dan seperangkat penilaian mengenai perbuatan manusia
dalam hidup dan kehidupan. Sistem penilaian itu dalam islam dikenal dengan Al-Ahkam AL-
Khamsah. Ada lima kemungkinan penilaian tentang benda dan perbuatan manusia, yaitu:
1). Ja’iz / Mubah (Boleh).
2). Sunat
3). Makruh
4). Wajib
5). Haram

HIKMAH MEMPELAJARI AGAMA ISLAM

Manfaat Agama bagi Manusia Cahaya Islam.mht


mutiarazuhud.wordpress.com/tag/tujuan-beragama/
http://smk3ae.wordpress.com/2008/09/08/pokok-%E2%80%93-pokok-ajaran-agama-islam-
suatu-tinjauan/

Anda mungkin juga menyukai