.
BERKAT
Arahkan hati dan pikiranmu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:....
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
(Bilangan 6:24-26)
Amin, Amn, Amin.
Khotbah Minggu, 20 Oktober 2019.
Pembacaan Alkitab : ZEFANYA 3:9-20.
Nas. Alkitab : Perikop bacaan.
Tema Mingguan : “Umat Tuhan menjadi Kenamaan dan kepujian di bumi.”
Saudara jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Perikop bacaan kita adalah ajakan untuk bersukacita dan bangkit kembali, setelah sekian lama umat Tuhan
berada dalam kondisi yang terpuruk, baik ekonomi, keadilan,dan spiritual. Keterpurukan ini semakin
menyedihkan ketika Tuhan menghukum umat-Nya sendiri yang sudah hidup jauh dari kehendak Tuhan.
Hukuman itu hendak mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghindar dari hukuman Tuhan,
baik umat Allah maupun bangsa-bangsa lain. Tetapi, sekarang umat Tuhan diajak untuk bersukacita karena
masa-masa keterpurukan itu sudah berlalu. Tuhan sendiri berinisiatif untuk memulihkan, membebaskan, dan
menyelamatkan umat-Nya. Hal ini menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi rencana
kasih Allah bagi umat-Nya, bahkan bagi siapa pun.
Saudara-saudara jemaat,
Lalu, kitapun mungkin bertanya apa yang Allah lakukan? Pemulihan seperti apa yang Tuhan lakukan sehingga
umat bersukacita?
Pertama :
Penghukuman digantikan dengan kehadiran dan pemerintahan Allah (ay. 15). Artinya, penghukuman yang
selama ini dialami oleh umat Tuhan dan dipahami sebagai ketidakhadiran Tuhan di antara mereka, sekarang
Allah sendiri membuktikan bahwa Dia tetap hadir dan memerintah umat-Nya itu. Kehadiran Allah ini
mendatangkan sukacita besar, mendatangkan rasa nyaman dan aman, dan membangkitkan kembali
kepercayaan diri umat Tuhan. Siapa yang tidak senang dan bersukacita kalau sang Pelindung dan Pengayom
hadir dalam hidupnya?
Kedua :
Malapetaka, musuh, ancaman, dan penindas digantikan dengan kemenangan (ay. 15, 16, 18, 19). Kalau
sebelumnya umat Tuhan mengalami penindasan, hidup di bawah ancaman musuh-musuh mereka, dan selalu
mengalami kekalahan, sekarang Allah mendatangkan kemenangan bagi mereka; dan kemenangan ini
merupakan suatu sukacita besar yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun.
Ketiga :
Rasa malu digantikan dengan kenamaan dan pujian (ay. 18, 19). Secara psikologis, kekalahan dan pembuangan
yang dialami oleh umat Tuhan mendatangkan rasa malu yang luar biasa, apalagi kalau diperhadapkan dengan
status mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan. Betapa malunya mereka! Sekarang, dengan kehadiran dan
pemerintahan Allah, rasa malu itu digantikan dengan kenamaan dan pujian; status mereka sebagai umat Tuhan
yang sempat pudar/redup, kini dipulihkan seperti sedia kala ketika bangsa itu terkenal di mana-mana.
Mereka menjadi bangsa yang terkenal, keturunannyapun sampai sekarang menguasai dunia. Keturunan
Yahudi/Israel menguasai dunia teknologi, sebut saja : SERGEY BRIN, dia pendiri Google ayahnya Yahudi,
MARK ZUCKERBERG, dia pendiri Facebook, dia keturunan Yahudi, ada lagi MICHAEL DELL, dia pendiri
Dell (komputer), dan salah satu tokoh dunia mantan Presiden Amerika Barack Obama adalah keturunan
Yahudi. Jadi sampai sekarang setelah mengalami pemulihan dari Tuhan umat Israel/bangsa Yahudi menjadi
amat terkenal dan terpuji, semua ini bukan karena kehebatan mereka, tapi oleh karena Anugerah TUHAN.
Mereka telah berbuat sesuatu demi kepentingan banyak orang karena TUHAN.
Keempat :
Ketakutan dan kelesuan digantikan dengan pembaharuan dan pemulihan meneluruh: menyelamatkan yang
pincang, mengumpulkan yang terpencar, dan pemulangan ke tanah perjanjian, ay. 16, 17, 19). Sungguh tidak
enak hidup di bawah ancaman orang lain, atau ancaman siapapun, sungguh tidak enak hidup dalam ketakutan;
tetapi itulah yang dialami oleh umat Tuhan ketika mereka mendapat hukuman Tuhan. Siapa yang tidak
merindukan kebebasan dari rasa takut? Dan Tuhan tahu situasi ini; karenanya Dia melakukan pembaharuan dan
pemulihan. Kalau Tuhan sendiri hadir dan memerintah mereka, tentu rasa takut tidak ada lagi; kalau Pelindung
yang sejati sudah ada, apa lagi yang perlu ditakuti? Kalau Penyelamat itu datang mengumpulkan dan
memulangkan mereka ke tanah perjanjian, apa lagi yang perlu dikuatirkan? Begitu besar kasih Allah kepada
umatNya.
Saudara-saudara kekasih Tuhan,
Itulah gambaran pemulihan yang dilakukan oleh Tuhan bagi umat-Nya!
Jadi, siapakah yang tidak bersyukur dan bersukacita atas pemulihan tersebut? Siapakah yang tidak akan
bersorak-sorai kalau keadaannya yang terpuruk dipulihkan secara luar biasa oleh Tuhan?
Dalam rangka sukacita karena pemulihan seperti inilah Zefanya mengajak kita untuk bersukacita.
Saudara2 kekasih Tuhan,
Saya percaya bahwa kita pernah mengalami masa-masa krisis. Kita mungkin pernah mengalami krisis
keluarga, krisis kepercayaan, krisis iman, krisis keuangan, dan dan kesulitan2 hidup lainnya. Di saat-saat
seperti itu kita tentunya merindukan pemulihan; kita merindukan perubahan dalam kehidupan kita. Tuhan mau
dan mampu memulihkan keadaan kita, sebaliknya kita harus siap dan mau dipulihkan oleh Tuhan dengan
segala konsekuensinya. Pemulihan itu juga hendak mengajak kita untuk tetap SETIA KEPADA TUHAN, setia
beribadah, bibir kita harus bersih artinya apa yang keluar dari mulut kiita adalah kata2 yang membangun orang,
bukan kata yang menyepelekan, memfitnah, membenci sesama. Atau kata2 yang menggambarkan
kesombongan, ingin menang sendiri. Pasti torang ingin menjadi orang ternama, terkenal, terpuji dll, marilah
kita berusaha mendapatkannya dengan cara2 yang benar yang sesuai dengan kehendak Tuhan, Sebab seringkali
terjadi ada orang ingin menjadi ternama, terkenal dan terpuji dengan cara mengorbankan orang lain. Menjadi
ternama, terkenal dan terpuji sebagai orang percaya kita harus selalu pahami adalah karena Tuhan, bukan
karena kehebatan kita. Dan biarlah kita menjadi ternama, terkenal, terpuji dimuka bumi ini karena TUHAN.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan
Firman Tuhan mengajak kita, untuk menjadi alat pemulihan Tuhan kemanapun kita pergi dan berada.
Diamana ada ketidakdamaian, kita menjadi pembawa damai
Dimana terjadi kebencian, kita menjadi pembawa cinta kasih.
Dimana terjadi penghinaan, kita menjadi pembawa pengampunan.
Dimana terjadi perselisihan, kita menjadi pembawa kerukunan.
Dimana terjadi kesesatan, kita menjadi pembawa kebenaran.
Dimana terjadi kebimbangan, kita menjadi pembawa kepastian.
Dimana terjadi keputus-asaan, kita menjadi pembawa harapan.
Dimana terjadi kegelapan, kita menjadipembawa terang.
Dimana terjadi kesedihan, kita menjadi pembawa sukacita.
Dalam kerangka itulah pemulihan kita dapat menjadi sukacita besar dalam hidup kita masing-masing,
kehidupan sesama, lingkungan, dan Tuhan sendiri.
AMIN.
Berpikir Hati-hati
Nats : Beginilah firman Tuhan semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (Hagai 1:7)
Bacaan : Hagai 1
.Pernahkah Anda mengunci mobil dan meninggalkan kunci di dalamnya? Mengeposkan amplop tanpa
menempelkan perangko di atasnya? Memasak sebuah resep makanan tanpa memasukkan salah satu bumbu
utama?
Hal-hal seperti itulah yang kita lakukan bila kita tidak betul-betul memerhatikan apa yang sedang kita kerjakan.
Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya kita
lakukan adalah pikiran yang ceroboh. Tindakan yang keliru atau kelalaian yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi gangguan kecil 窶蚤 tau dapat menimbulkan akibat serius yang
berlangsung lama.
Anda dapat berpikir bahwa orang-orang pada zaman Hagai tidak mungkin melakukan kesalahan-kesalahan
yang ceroboh. Dua puluh tahun sebelumnya, mereka hidup dalam pembuangan di Babilonia karena tidak
menaati Allah. Sekarang mereka telah kembali ke Yerusalem, akan tetapi hidup mereka seolah-olah
menunjukkan tidak pernah mengalami pembuangan.
Maka, melalui Nabi Hagai, Allah memberi tahu mereka, "Perhatikanlah keadaanmu!" (Hagai 1:7). Lalu Dia
memberi tahu kesalahan mereka: Mereka hidup angkuh dalam kemewahan dan tidak menyelesaikan
pembangunan Bait Allah. Pikiran yang ceroboh telah menghasilkan kelalaian dan keputusan yang keliru.
Allah ingin supaya kita berpikir hati-hati terhadap tindakan, perkataan, dan hubungan kita, serta membuat
keputusan yang membawa kemuliaan bagi-Nya. Apa pun yang Anda lakukan hari ini, pikirkanlah dengan
sungguh-sungguh.
Amin.
Apabila kita mencermati pelayanan gereja dewasa ini, maka kita akan mendapati
adanya fenomena-fenomena yang muncul, yang mempertanyakan apakah pemilihan
pejabat pelayanan (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah para pelayan khusus
penatua dan diaken) yang dilakukan masih sesuai dengan tujuan, atau telah bermuatan
‘kepentingan’? Apakah para ‘pejabat gereja’ telah memahami apa tugas dan
tanggungjawabnya?
Pembacaan Alkitab saat ini, kembali mengingatkan para pelayan Tuhan: Pendeta,
Penatua, Diaken, Pengurus Pelka/Pelsus, semuanya adalah dipilih atas kehendak Tuhan.
Maka seharusnya jabatan pelayanan itu dipakai untuk melayani dan memuliakan
Tuhan. Menjangkau semua umat Tuhan, tanpa membeda-bedakan status, jabatan,
harta benda dan sebagainya.
Di samping itu, peran serta seluruh warga jemaat pun diharapkan berperan aktif dalam
setiap persekutuan orang percaya, dalam membangun hubungan yang baik dengan
sesama dan dalam menopang setiap kegiatan pelayanan. Niscaya apa yang sudah
dirintis oleh para Rasul, diteruskan oleh para misionaris/zending, akan senantiasa
berakar dalam persekutuan hidup jemaat. Berbagai jabatan pun menjadi komitmen
untuk melayani dan membawa banyak orang untuk masuk dalam persekutuan dengan
Yesus. (vcls)