Anda di halaman 1dari 85

RENUNGAN

IBADAH PENGHIBURAN &


PENGUCAPAN SYUKUR

1
IBADAH PS PENGHIBURAN

Bahan : Mazmur 30:1-13

Keluarga….dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi!
Pada perikop bacaan ini, kita menemukan bait-bait nyanyian
syukur dan pengakuan Iman dari raja Daud yang ditujukan
kepada Tuhan Allahnya dan kepada bangsa Israel, serta
pendengarnya. Kata-kata syair dari nyanyian syukur itu
sebagaimana pada zaman si penyair dulu, dapat juga menyapa
hati kita, orang-orang Kristen dimasa kini, sebab meskipun
zaman dan manusia yang bermazmur itu sudah jauh dan
berlalu, namun “hati” yang terbuka dari manusia yang
mengaku dan berharap akan keselamatan dari Allah masih
tetap saja ada pada masa sekarang ini. Hati yang senantiasa
terbuka, jujur dan berharap kepada Allah adalah hati
seorang Kristen, yaitu pengikut Kristus, yang hanya
mengharapkan dan mengandalkan Kasih Allah dan
pemeliharaan-Nya. Sdr-sdr….mengapa kita perlu memiliki
hati seperti itu?.
Apakah gunanya bagi kita pribadi dan juga terhadap sesame
kita?.
Keluarga….dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus
kasihi !.
Nyanyian syukur raja Daud ini dapat dibagi dalam 3 bagian
sesuai dengan isi dan ungkapan syukur :
1. Ayat 1-6; Pada bagian ini kita menemukan “hati
pemazmur yang mengaku, yaitu pribadi pemazmur

2
seutuhnya, yang menyatakan pengakuannya bahwa
Tuhan Allah itu adalah Tuhan yang bertindak untuk
menyalamatkan, membebaskan, menyembuhkan,
memulihkan, menolong, mengangkat dan menghidupkan.
Artinya Tuhan adalah Allah yang selalu bertindak untuk
menyelamatkan dari bahaya; Tuhan adalah yang bertindak
untuk menyembuhkan dari penyakit, dan Tuhan adalah Allah
yang bertindak untuk memulihkan dari penderitaan dan
kesusahan; Tuhan adalah Allah yang menolong dalam segala
kekurangan; Tuhan juga adalah Allah yang mengangkat dari
kejatuhan, serta menghidupkan dari kematian. Oleh karena
itulah maka Tuhan Allah ini patut dipuji, Ia patut ditinggikan,
Ia patut dimuliakan dan diagungkan. Dalam bagian ini kita
menemukan sikap pemazmur, yaitu raja Daud, yakni oleh
sukacita yang besar atas karya keselamatan Allah baginya,
maka ia mengundang agar orang-orang lain seperti dia, yang
berada didalam suatu kondisi, keadaan, yang menyenangkan
tetapi juga tidak menyenangkan (keadaan yang senang
maupun keadaan susah) turut bangkit, untuk bermazmur.
Karena sukacita keselamatan Allah adalah milik semua orang
yang dikasihi dan diselamatkan-Nya.

2. Ayat 7-8; disini kita menemukan hati pemazmur yang


sadar senantiasa bahwa kemegahan dan kekekalannya
adalah hanya dari Tuhan Allahnya sendiri, yang jikalau
Allah itu meninggalkannya, maka ia terkejut dan
lenyap. Oleh karena Allah itu menguatkan dan
menegakkannya, maka ia sanggup bertahan dalam
keadaan kesusahan yang ia hadapi. Kesadaran seperti

3
ini juga diharapkan terdapat dalam diri kita selaku
orang-orang percaya; supaya dalam berbagai keadaan
yang kita alami dan hadapi, maka kita mendekatkan
diri kepada Tuhan Allah.
3. Ayat 9-13; disini kita menemukan “hati pemazmur yang
berdoa dan mengharapkan dengan meratap”, hanya
kepada Allah saja. Alasan pemazmur, bahwa ia hanya
mau berdoa, berharap dan meratap kepada Allah,
karena hanya kepada Tuhan (hanya) ada kebaikan,
keselamatan, penghiburan, kesejahteraan, keamanan
dan kebahagiaan.

Keluarga….dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Tidak hanya seorang / sesuatupun yang dapat memberikan
ketenangan didalam hati, selain daripada Tuhan Allah melalui
Roh Kudus. Tidak ada sesuatu / seseorang yang dapat
menegakkan manusia yang tertunduk, selain dari Tuhan Allah
sendiri, yang memberi hidup, dan yang mengetahui segala
kelemahan manusia. Oleh karena itu kita selalu harus
membuka hati kita kepada Tuhan, untuk dapat mengalami
kasih-Nya dan menyatakan pengakuan kita terhadap Tuhan
selaku Allah yang senantiasa bertindak untuk memulihkan,
dan menyelamatkan. Dalam keadaan seperti ini, kita hanya
mampu dan bertahan kalau Tuhan hadir dan menegakkan kita
untuk dapat bertahan dalam dukacita yang dialami. Dan
hanya dengan hati yang berdoa, serta meratap dan berharap,
kepada Allah, maka Tuhan selalu mengaruniakan penghiburan,
kekuatan, bahkan keselamatan. Meskipun dukacita dirasakan

4
sekarang ini, karena kehilangan orang yang kita kasihi, namun
Firman Allah selalu mengingatkan kepada kita (2 Kor7) : agar
dukacita itu menurut kehendak Tuhan, sehingga tidak
membebani hidup ini, sebaliknya dapat membawa keselamatan
dan memberi kekuatan batin.

Keluarga….dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Sebagaimana pemazmur, yaitu raja Daud, itu dapat memiliki
hati yang terbuka, jujur dan setia kepada Allah, maka kita
selaku pengikut Kristus pun sudah semestinya dapat
memuliakan-Nya. Artinya kitapun diminta untuk memiliki hati
yang terbuka, jujur dan setia kepada Allah. Maksudnya
bahwa hati kita tidak saja terbuka untuk memuliakan Tuhan
pada waktu senang, tetapi juga di waktu susah, di waktu ada
dukacita, diwaktu kita mengalami bahwa orang-orang yag kita
kasihi meninggalkan kita; hati kita selalu terbuka untuk tetap
setia kepada Allah. Karena Tuhan kita Yesus Kristus telah
melakukan karya keslamatan bagi kita di kayu salib, dan
memberi anugerah Roh Kudus-Nya, bagi kita. Dan sepatutnya
kita memohon kepada Tuhan Allah yang setia itu, agar Ia
menciptakan hati yang baru, yang dipenuhi Roh Kudus bagi
kita; menciptakan hati yang baru, artinya Allah memberi kita
kekuatan dan pengharapan, sukacita; sehingga kita
senantiasa bersyukur kepada-Nya. Hanya hati yang terbuka,
jujur dan setia, berharap kepada Allah mendapat kekuatan
untuk dapat bertahan menghadapi cobaan, tantangan, dan
persoalan yang sering terjadi didalam hidup. Hanya hati yang
terbuka kepada Allah, dapat menerima kekuatan baru oleh

5
Roh Kudus, sehingga dinyatakan untuk menang sama dengan
dapat mengatasi berbagai persoalan dalam hidup, termasuk
rasa dukacita menjadi pengharapan. Marilah sdr-sdr kita
datang kepada Tuhan, berdoa, berharap supaya pada
akhirnya kita dinyatakan sebagai seorang pemenang, Amin !.

6
IBADAH PENGHIBURAN

Bahan : Wahyu 21:10-11 ; 22-23


Tema : “SISI TERANG KEMATIAN”

Sidang perkabungan Yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !


Menurut sebuah berita, di Amerika bagian Utara, terdapat
sejenis serigala yang berkembang biak sangat pesat. Orang-
orang menamakan serigala itu coyote. Para petani disana
memiliki pandangan yang berbeda terhadap kehadiran
serigala tersebut. Ada kelompok yang menganggap serigala
itu sebagai binatang perusak dan jahat, sebab ia menjadi
ancaman bagi binatang peliharaan seperti kucing dan ajing.
Sedangkan kelompok kedua menganggap serigala tersebut
sebagai binatang yang bermanfaat, karena dapat melindungi
tanmana dari hama seperti tikus dan binatang pengerat
lainnya.
Sidang perkabungan Yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !
Dalam satu hal atau satu peristiwa, kita memang sering dapat
melihatnya dari dua sisi yang berbeda. Ada sisi yang baik,
dan juga ada sisi yang buruk, sisi terang dan sisi gelap,
seumpaman ibarat sebuah koin, dengan dua sisi pada koin
tersebut. Seperti juga halnya pada peristiwa kematian. Pada
satu sisi, kematian adalah peristiwa yang gelap. Karena itu,
wajar jikalau kita berdukacita, ketika orang yang kita kasihi,
orang tua, saudara, anggota jemaat meninggal dunia, dan
wajar juga apabila kita bersedih, menangis karena kepergian
orang yang kita kasihi. Akan tetapi pada sisi lain, apalagi
sebagai orang beriman, orang-orang percaya…kematian juga

7
dapat kita lihat dari sisi terang. Sebab iman memungkinkan
kita untuk dapat melihat kebaikan dalam peristiwa yang
paling buruk sekalipun.
Klrg…..Sidang perkabungan Yang Tuhan Yesus Kristus
Kasihi !
Iman memungkinkan kita untuk dapat melihat dari setiap
peristiwa, ada hikmah….bahwa ada pelangi dibalik badai, yang
sehebat apapun. Seperti yang di ungkapkan dalam sebuah
lagu : habis hujan, tampak pelangi, bagai janji yang teguh.
Itulah sebabnya, kita tidak akan pernah kehilangan rasa
syukur dalam keadaan apa pun.
Dengan iman kita juga dapat melihat kematian itu sebagai
suatu perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Ibarat seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan,
yang pada akhirnya tiba pada tempat tujuannya. Dari dunia
yang penuh ketidakpastian dan gejolak, seperti dunia yang
kita tempati sekarang ini, ke dunia yang lebih baik, dimana
yang ada hanyalah kebahagiaan. Dalam pembacaan kita di
saat ini, tempat itu di gambarkan sebagai tempat yang penuh
dengan kemuliaan Allah, yang tidak memerlukan matahari
atau bulan lagi untuk menyinarinya, karena Kristus sendiri
yang menjadi terang. Tempat di mana ketentaraman dan
kenyamanan yang sesungguhnya, dapat kita rasakan. Tempat
dimana kita merasakan kedamaian. Tempat dimana tidak ada
lagi susah….Tempat dimana tidak ada kesakitan…..Tempat
dimana tida ada kegelapan….Tempat dimana tidak ada lagi
ratap dan kertak gigi.
Sidang perkabungan Yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !

8
Dihari ini, kita berhadapan dengan peristiwa kematian.
Kematian orang tua, saudara, anggota jemaat,
alm……….kekasih kita, yang telah meninggal dunia dengan
tenang, pada tadi pagi. Pada satu sisi, keluarga….dan kita
semua merasakan dukacita, kesedihan, kehilangan, kita
menangis, dan hal ini memang tidak salah, dan tidak perlu
untuk dipersalahkan. Akan tetapi, kita juga dapat melihat
dibalik peristiwa ini dari sisi terang, bahwa alm…….kini telah
berada di tempat yang lebih baik. Tempat dimana segala
jerih lelahnya selama didunia ini telah almarhumah lakukan
dan telah selesai almarhuah kerjakan. Tempat dimana segala
harapan dan cita-citanya selama hidup telah ia dapatkan.
Tempat dimana tidak ada lagi kegelapan, karena Kristus
sendiri yang telah meneranginya. Almarhumah telah
menjalani hidup didunia ini selama…..tahun. Hidup yang telah
diberikan oleh Tuhan, kepada almarhumah untuk ada dan
hidup pada tgl…………………….sampai dengan hari senin, tgl
(………..). Hidup almarhumah telah Allah tentukan didalam
dunia ini, dan Allah telah memanggil kembali almarhumah
dengan cara dan batas usia yang telah ditentukan menurut
kuasa dan kehendak Allah sendiri. Dan sebagai manusia, kita
tidak dapat menolak, setiap keputusan yang telah Allah
tentukan bagi hidup setiap umat manusia, sebab hidup kita
telah di atur dan di tentukan oleh Allah, untuk ada dan hidup
didunia ini. Oleh karena itu, keluarga, dan kita semua, untuk
tidak perlu lagi terus tenggelam dalam kesedihan dan
tangisan, apalagi ada penyesalan yang panjang. Sebab kita
percaya bahwa al……orang tua, saudara dan anggota jemaat
kita ini, telah memperoleh kehidupan yang jauh lebih baik,

9
jauh lebih indah, tidak ada lagi rasa susah dan menderita,
dengan berada diam di dalam rumah Bapa di Surga, Amin

IBADAH PENGHIBURAN

Bahan : Yohanes 6:60-69


Nats : Yohanes 6:67-69

Kel…..yang berduka dan siding perkabungan yang Tuhan


Yesus Kasihi !
Kehidupan kita sebagai manusia didalam dunia mengalami dua
hal : hal yang positif, yang menyenangkan, yang membuat
kita gembira, bahagia dsbgnya; dan hal yang negative, yang
menyusahkan, membuat hati sedih, susah, dsbnya…!. Dan kita
sering tidak mengerti akan hal itu, sehingga sulit untuk
menerima realitas/ kenyataan hidup, berupa peristiwa-
peristiwa yang tidak bisa kita terima, yang tidak dapat kita
mengerti, atau yang menggoncangkan iman. Dari dua
perikop / bagian firman Tuhan yang sudah dibaca tadi, maka :
1. Bagian pertama mengungkapkan bagaimana sikap,
reaksi para pengikut Tuhan Yesus, sesudh mendengar
pengajaran-Nya tentang roti hidup. Pengajaran Tuhan
Yesus tentang Roti hidup ini bukanlah sesuatu
pengajaran yang ringan, sederhana, tetapi justru
sesuatu ajaran yang tegas, sesuatu yang berat,
sesuatu ajaran diluar batas kemampuan berpikir
manusia. Tuhan Yesus pertama-tama mengajar dan
mengkritik para pengikut-Nya, karena sebelumnya
Tuhan sudah melipat-gandakan roti, sehingga mereka

10
makan dan kenyang, keudian mereka mengikut Tuhan
Yesus, hanya karena sudah kenyang (6:26), dan supaya
Yesus selalu memenuhi kebutuhan makan mereka,
tanpa percaya kepada-Nya selaku Tuhan yang datang
kedalam dunia untuk menyelamatkan manusia
seutuhnya, baik tubuh tetapi juga jiwa dan roh.
Mereka hanya melihat Tuhan Yesus sebagai seorang
manusia yang punya kelebihan untuk dapat membuat
suatu mujizat (memperbanyak roti yang sedikit untuk
5000 orang), tanpa percaya kepada-Nya sebagai
Tuhan yang berkuasa atas hidup manusia dan
menyelamatkan manusia.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan mereka, bahwa
bukan roti duniawi (makanan sehari-hari), melainkan diri-Nya
sebagai Roti surge, dan Roti hidup yang menyelamatkan (Yoh
6:53-55) “ Maka kata Yesus kepada mereka : Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup didalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku
adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-
benar minuman”.
Reaksi dari para pengikut dan murid-murid : “Perkataan ini
keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya”. Perkataan
ini sulit dan tegas, siapakah yang dapat mengerti ? Tidak
mungkin makan daging manusia Yesus dan minum darah-Nya
dan mempunyai hidup yang kekal, hal itu tidak tersurat dalam
Taurat Musa. Baik para pengikut dan murid-murid Tuhan

11
tidak mampu untuk mengerti ucapan-Nya, bahkan ajaran
Yesus tentang diri-Nya sebagai makanan dan darah-Nya
sebagai minuman yang menghidupkan menggoncangkan iman
mereka sebab :
1. Secara manusiawi, tidak mungkin makan daging dan
minum darah manusia, lalu memperoleh hidup kekal;
2. Mereka tidak memahami bahasa rohani dengan makna
rohani yang dalam; yang menggoncangkan iman dan
meragukan keyakinan mereka.
Karena itu para pendengar tidak percaya dan meninggalkan
Yesus.

2. Bagian kedua : tentang pengakuan Petrus terhadap


Tuhan Yesus.
Sikap dan tindakan, reaksi para pengikut / pendengar
tentunya mempengaruhi murid-murid Tuhan, sehingga dapat
menimbulkan sikap ragu-ragu dalam diri mereka terhadap
Yesus. Karena itu Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid
: “Apakah kamu tidak mau pergi juga” (ayat 67). Kalau orang
lain sudah pergi, apakah kamu ini tidak? Apakah kamu, murid-
murid tidak mengambil sikap seperti orang-orang itu?. Kalau
orang lain mengundurkan diri, karena tidak percaya kepada-
Ku, apakah kamu juga tidak percaya dan mengundurkan diri
pula; sebab tidak mampu untuk mengerti pengajaran Yesus?
Apakah murid-murid yang selama ini mengikuti-Nya juga
meninggalkan Yesus, sebab tidak dapat mengerti apa yang Ia
katakan?. Lalu Petrus menjawab Tuhan Yesus : “Tuhan,
kepada siapakah kami akan pergi ? Perkataan-Mu adalah

12
perkataan hidup yang kekal, dan kami telah percaya dan tahu
bahwa Engkau adalah yang kudus, dari Allah”.

Kel…..yang berduka dan siding perkabungan yang Tuhan


Yesus Kasihi !
Jawaban Simon Petrus atas pertanyaan Tuhan Yesus
menandakan bahwa tempat dimana ia bersama murid-murid
yang lain berharap dan bersandar adalah Tuhan Yesus.
Ajaran Tuhan Yesus, tentang makan daging-Nya dan minum
darah-Nya, adalah ungkapan yang dalam, yang tidak dapat
dipikirkan secara manusiawi; ajaran Tuhan Yesus tentang
diri-Nya adalah perkataan hidup yang kekal, sebab Simon
Petrus atas nama semua murid mengaku dan tahu bahwa
Yesus adalah yang kudus dari Allah. Simon Petrus sudah
mengambil sikap yang tegas untuk menyatakan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan Tuhan; iman mereka tidak goncang,
mereka tidak ragu, sebab Yesus adalah pengharapan,
kekuatan dan sandaran hidup mereka. Kalau orang-orang lain
mengambil sikap meninggalkan Yesus, karena mereka tidak
mau percaya dan goncang imannya; maka murid-murid tidak.
Sebab murid-murid percaya bahwa Kristus itulah yang
ditetapkan untuk memberikan hidup yang kekal

Kel…..yang berduka dan siding perkabungan yang Tuhan


Yesus Kasihi !
Dalam hidup sehari-hari seringkali ada hal-hal / peristiwa
dan keadaan yang kita hadapi; peristiwa yang menimpa diri
dan hidup kita, keluarga, rumah tangga dan jemaat.
Peristiwa-peristiwa itu begitu berat, dan tidak

13
menyenangkan sehingga kita bertanya : mengapa hal ini
terjadi atas diri saya, hidup saya; mengapa hal ini terjadi
atas orang tua kami (bapa, mama), atau saudara kami, dan
tidak pada orang lain. Dalam keadaan seperti itu, orang
mengambil sikap : mempersalahkan ini, itu; menuduh ini, itu;
menyesali, marah pada ini, itu, bahkan juga mempersalahkan
Tuhan, bahwa Ia tidak adil; Tuhan tidak menyayangi dan
membuat manusia susah dan menderita.
Tetapi saudara-saudara…manusia tidak dapat mengerti dan
tidak mau mengerti segala karya Allah yang begitu besar dan
ajaib; juga masalah, kesusahan, kematian, penderitaan
manusia yang tidak dapat dimengerti; sebab mati itu juga
diberikan oleh Tuhan, sama seperti Ia memberi hidup. Tetapi
hal yang penting, yang menjadi berita Injil, bagi kita,
khususnya bagi keluarga (broery dan saudara, keluarga
dimara) dan kita semua selaku persekutuan ….bagaimana
sikap dan keputusan kita terutama broery dan saudara-
saudara…setelah kematian bapa beberapa waktu lalu,
kemudian sekarang saudari, suatu peristiwa yang
menggoncangkan iman dan memudarkan pengharapan?
“Apakah kamu tidak mau pergi juga”…Artinya sesudah
bapa, saudari meninggal, apakah kalian kecewa terhadap
kenyataan ini…kecewa karena kehilangan orang yang dikasihi,
disayangi, lalu mundur dari Tuhan?....Pastinya ada rasa
kecewa, sedih terhadap kenyataan ini, tetapi pasti keluarga
……tetap percaya kepada Tuhan atas kuasa dan kehendak-
Nya atas hidup setiap manusia. Berbahagia bagi
keluarga…..saudara-saudara dan saya, apabila dalam
menghadapi peristiwa-peristiwa yang sulit dan

14
menggoncangkan iman (seperti kematian), kita tetap kokoh,
kita tetap tegar, kuat untuk membuat pernyataan iman
seperti Petrus (ayat 68). Bahwa dalam keadaan yang sulit,
yang tidak dapat diterima selaku manusia, keadaan yang
menggoncangkan iman,peristiwa yang menurut anggapan kita,
pikiran kita sebagai manusia sangat menyusahkan dan
memberatkan, bahkan mungkin merugikan; namun kita tetap
berpegang teguh pada keyakinan masing-masing sejak
semula, yaitu bahwa kita tidak akan mundur, dan tidak
pernah akan mundur dari iman dan pengakuan kita terhadap
Kristus Yesus yang perkataan dan perbuatan-Nya adalah
untuk kehidupan dan keselamatan kita. Segala sesuatu yang
Tuhan perbuat bahkan hidup dan mati kita dirancang dan
ditetapkan oleh Tuhan. Dan berbahagia bagi saudara-
saudara, dan bagi saya, apabila kita tetap percaya dan tahu
bahwa Yesus Kristus, adalah yang kudus dari Allah, artinya
Yesus Kristus adalah yang Kudus dari Allah, artina Yesus
Kristus adalah Allah sendiri yang datang melawat dan
menyelamatkan kita; Yesus Kristus adalah jalan dan
kebenarana dan hidup; Tuhan yang mengatur dan menetapkan
segala sesuatu bagi hidup kita, keluarga dan jemaat;
meskipun ketetapan Tuhan ada yang menggoncangkan iman
dan membuat hati kecil. Karena itu keluarga dan kita semua
pada malam penguatan disaat ini, kita datang kepada Tuhan,
bahwa apa yang Tuhan perbuat adalah baik menurut Tuhan
bagi keselamatan manusia, walaupun menyusahkan bagi kita
manusia. Dan kita tidak pergi dari pada Tuhan kita, kita tidak
pernah akan mundur dari pengakuan kita terhadap Tuhan,
karena hanya pada Dia, ada perkataan hidup yang kekal,

15
hanya pada diri-Nya datang Firman hidup yang menguatkan,
yang menghiburkan; hanya melalui diri-Nya ada kebangkitan
dari kematian untuk hidup yang kekal, Amin…

16
IBADAH PENGHIBURAN / PEMAKAMAN

Bahan : Yesaya 41:10

Keluarga dan Sidang Perkabungan Yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Adalah sangat menyenangkan dan melegakan, bahkan
memberi rasa tenteram dalam hati, bila seorang anak
dibekali dengan nasehat-nasehat yang memberi kekuatan dan
keteguhan untuk maju melangkah dalam hidup ini. Memang,
karena hidup didunia ini tidak selamanya menyenangkan
seperti yang dibayangkan oleh manusia. Bagian yang paling
sukar dari kehidupan kita sebagai musafir Kristen, bukanlah
pada saat kita mulai, ataupun pada saat kita mengakhirinya,
tetapi pada waktu kita berjalan dipertengahan jalan,
diantara kedua hal itu. Awal perjalanan hidup ini, seringkali
dimulai dengan kegembiraan yang meluap-luap, seperti
seorang yang menggunakan perahu menyeberang, lautan. Dan
pada akhir perjalanan, sekalipun sangat melelahkan, kita akan
merasa gembira sebab mendekati bahkan bisa mendarat
didaratan, tempat tujuan. Namun ditengah perjalanan,
diantara awal dan akhir itu kegembiraan itu tidak tampak;
sebab ditengah laut, bahkan tiba-tiba datang angin kencang,
badai dan laut yang bergelombang. Meskipun hidup yang kita
jalani dibumi seperti itu, tetapi sebagai orang beriman, tidak
boleh menyerah.

Keluarga dan Sidang Perkabungan Yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Alkitab memang selalu memberi peringatan, dan kekuatan
kepada kita, ketika kita sedang berada dalam perjalanan,

17
atau sementara ditengah perjalanan hidup kita didunia ini;
…..seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya terhadap
Israel yang adalah umat pilihan Allah (baca 41:10). Atau
seperti nubuatnya dalam fasal 40:31 “orang-orang yang
menantikan Tuhan, mendapat kekuatan baru” dan seperti
janji Tuhan Yesus kepada murid-muird-Nya (Mat. 28:20)
“Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman”.
Kita sementara sedang berada dalam perjalanan atau sedang
menjalani hidup didunia ini, yang tidak lepas dari berbagai
keadaan, peristiwa, atau kejadian-kejadian yang terjadi
didalam kehidupan kita, didalam keluarga dan rumah tangga;
didalam jemaat dan gereja, bahkan didalam masyarakat
disekitar kita; segala sesuatu yang menantang iman kita,
menyusahkan dan merugikan kehidupan kita dan sebagainya.
Sering terjadi bahwa pada saat mengalami kesukaran-
kesukaran itu, tidak ada orang yang memberi semangat,
kekuatan dan penghiburan. Hanya ada satu yang selalu siap
memberi pertolongan, kekuatan dan penghiburan, walaupun
kita tidak memintanya. Dialah Allah yang tidak nampak,
tetapi selalu melihat dan menilik segala langkah-langkah
hidup kita manusia dibumi ini.

Keluarga dan Sidang Perkabungan Yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Disaat inipun, ketika kita menghadapi orang yang sudah
meninggal ini, disaat hubungan antara orang tua dan anak
berakhir; atau hubungan antara saudara bersaudara
berakhir, hubungan antara rekan dan rekan berakhir, bahkan
hubungan sebagai anggota ikatan keluarga dengan seorang

18
anggota berakhir atau hubungan sebagai persekutuan jemaat
dengan seorang anggota jemaat berakhir, sebab kematian,
yang datang dalam perjalanan kita, dan membawa pergi
seorang anak, anggota keluarga, bahkan jemaat, maka Ia,
Tuhan itu memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita
(baca 41:10).

Keluarga dan Sidang Perkabungan Yang Tuhan Yesus


Kasihi !.
Dalam kebimbangan dan kesusahan, Tuhan memberi kekuatan
dan Ia menyatakan pernyataan-Nya juga secara khusus bagi
hamba-Nya (syamas disini dan keluarga), yang berdukacita,
sebab Tuhan telah memanggil seorang anak kekasih,
alm…..yang meninggal ini. Janganlah bimbang, sebab Aku ini
Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong
engkau….Tuhan tetap menyatakan Diri selaku Allah yang
berkuasa untuk dapat mengatasi segala sesuatu, dan Ia
memberi kekuatan, dan Ia akan memberi pertolongan. Tuhan
akan tetap memegang ibu dan keluarga / anak-anak yang
ditinggalkan dengan tangan kanan-Nya yang membawa
kemenangan; tangan kanan Allah dalam Alkitab dipakai
sebagai tanda kekuatan Allah, tetapi juga kepastian bahwa
apa yang Allah firmankan selalu jadi (baca 10). Sebab itu
juga kita harus hidup dengan mempercayai serta berpegang
teguh pada firman Allah, tanpa hal-hal lain yang dapat kita
jadikan sebagai jaminan. Hanya Tuhan Allah didalam Yesus
Kristus Jurus’lamat, itulah jaminan, pengharapan dan
kekuatan satu-satunya.

19
Kita harus bertahan dalam iman seperti Musa, yang melihat
apa yang tidak kelihatan (Ibr. 11:27), tetapi bahwa Allah
selalu menyertai sampai Ia membawa kita ke bagian akhir
perjalanan hidup kita; dan pasti kita juga akan mendengar
sambutan sukacita orang beriman disorga
Disana, didalam sorga yang kekal akan ada sukacita, puji-
pujian kepada Allah, Sang penyelamat. Marilah dengan iman
kita menyerahkan almarhum ini kedalam tangan Tuhan; dia
yang sudah mengakhiri perjalanan hidupnya didalam dunia ini;
dan janganlah bimbang, sebab Tuhan adalah Allah, Tuhan
adalah kekuatan dan Ia adalah sumber penghiburan yang
sejati, Amin !.

20
IBADAH PENGHIBURAN

Bahan : Yohanes 6:25-40 (ayat 37-40)


Tema : ” SESEORANG MILIK KRISTUS ”

Keluarga……dan sidang Perkabungan yang diberkati Tuhan !.


Berbicara tentang kematian, …adalah sesuatu hal yang pasti
tidak ingin untuk dibicarakan oleh manusia, termasuk kita,
karena merupakan sesuatu hal yang sangat menakutkan,
mengecewakan, sedih, duka, kehilangan….!. Dalam Alkitab,
terdapat dua gambaran mengenai kematian. Pertama :
kematian yang digambarkan sebagai seorang pencuri yang
datang pada malam hari, (setiap pencuri, tidak pernah
memberitahukan bahwa ia akan datang tiba-tiba); kedua :
Kematian yang digambarkan sebagai mempelai laki-laki, yang
datang menjemput seorang mempelai perempuan…(sesuatu
hal yang menggembirakan). Dan kedua gambaran tersebut
jelas memiliki makna (arti) yang berbeda. Perbedaannya,
tidak terletak pada bagaimana cara kematian itu….(misalnya :
sementara duduk, langsung meninggal, dalam kecelakaan,
dsbnya), tetapi bagaimana sikap kita, ketika menghadapi
peristiwa kematian orang yang kita kasihi !...

Keluarga……dan sidang Perkabungan yang diberkati Tuhan !.


Kalau kita menganggap, bahwa orang yang kita kasihi itu
sebagai milik pribadi, dan bukan milik Kristus, kita akan
merasakan kematiannya, sebagai seorang pencuri yang
datang dimalam hari, yang datang begitu cepat, mendadak,
sehingga kita merasa kaget, merasa kehilangan, menyesal

21
atau bahkan mungkin kita akan marah, kecewa, dan tidak
rela, menghadapi kenyataan ini, kehilangan orang yang kita
kasihi, yang datang begitu cepat, sehingga kita belum siap,
kuat, dan mampu untuk menerima kenyataan ini…”kenapa
Tuhan mengambil dia begitu cepat dari kehidupan saya…
kenapa harus sekarang,…karena kami masih ingin bersama-
sama dengan dia….kenapa harus dia,….?!, kenapa bukan orang
lain ?!,…kenapa harus keluarga saya……?. Dan inilah yang
seringkali kita katakan kepada Tuhan, ketika kematian itu
terjadi ditengah-tengah kehidupan keluarga kita, terhadap
orang-orang yang kita kasihi !.
Keluarga……dan sidang Perkabungan yang diberkati Tuhan !.
Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada
kita, bukan hanya milik kita, pribadi, melainkan juga milik
Allah, termasuk orang yang kita kasihi,…!. Maka kita akan
merasakan kematian orang yang kita kasihi, adalah sebagai
panggilan seorang mempelai laki-laki terhadap seorang
mempelai wanitanya, penuh kelembutan dan kerinduan akan
cinta kasih. Dimana kematian orang yang kita kasihi, adalah
suatu hal yang baik, yang mana kita dapat menerima
kematiannya sebagai panggilan dari Allah, yang juga sangat
mengasihinya, sebagai milik dari Allah, dan kita harus dapat
menerimanya, sebagai orang-orang percaya, sebagai orang-
orang beriman, akan kematian orang yang kita kasihi dalam
Kristus Yesus, bahwa Allah telah membuatnya begitu indah,
pada waktu kematiannya, sehingga kita dapat menerima
kepergiaannya untuk selama-lamanya dari tengah-tengah
kehidupan kita, dan tidak akan kembali, menerima dengan
ungkapan rasa syukur, rela hati menerima, walaupun ada rasa

22
sedih, kehilangan dan kita tidak terus berada dalam
kesedihan itu, dalam kemarahan, putus asa, kecewa, yang
pada akhirnya kita sendiri yang akan membebani kehidupan
kita. Dimana Allah menyatakan Kuasa-Nya, Kehendak-Nya
bagi kita manusia, dan kita dapat menerimanya sebagai
keputusan dari Allah, bagi setiap manusia. Karena Allah yang
telah menetapkan langkah hidup dari setiap manusia, kapan,
dan saatnya,…yang seperti uap, yang mucul, kemudian hilang
lenyap…., dan itulah hidup kita manusia, didunia ini, yang
hanya sementara saja, sama seperti seorang musafir dalam
pengembaraannya, yang nantinya akan tiba ditempat tujuan
akhir dari penggembalaannya. Dan itu harus kita terima
sebagai keputusan Allah dalam hidup setiap makhluk hidup,
termasuk kita manusia, dan kita harus menerima ini,
menerima keputusan Allah dalam hidup kita manusia, untuk
batas waktu, kita ada dan tiada didalam dunia ini.

Keluarga……dan sidang Perkabungan yang diberkati Tuhan !.


Disaat ini, ditengah-tengah kehidupan kita, kita sedang
menghadapi peristiwa kematian orang yang kita kasihi,
….saudara, ibu, anggota jemaat kita, almarhumah …..yang
telah kembali kepada Allah, pada hari (…..), untuk selama-
lamanya.
Tentu keluarga terkejut, dan merasa kehilangan, sedih,
karena sudah bertahun-tahun, hidup bersama sebagai orang
tua dan anak, merasakan kasih sayangnya, ketulusannya,
perhatiannya, kesabarannya sebagai seorang mama, seorang
nenek, ia lebih banyak mencurahkan perhatian, kasih
sayangnya dengan menghibur ketika anak-anak dan cucu-

23
cucunya merasakan kesedihan, memberikan nasehat, ketika
salah, memberikan semangat, ketika merasa goyah, bimbang,
putus asa, jatuh….dan itulah yang dilakukan oleh seorang
mama, nenek ditengah-tengah kehidupan keluarga…..dan
itulah yang disebut… “Kasih ibu sepanjang masa,…”. Dan
disaat ini, mama, nenek…..telah pergi meninggalkan keluarga
(anak, cucu) dengan semua kenangan bersamanya,
meninggalkan sanak saudara, dan kita semua. Tidak ada lagi
merasakan perhatiannya, nasehatnya, tegurannya, dan
mungkin terasa hidup tidak lengkap lagi, tanpa kehadirannya,
yang menyapanya dengan sebutan mama…nenek, saudara.

Keluarga……dan sidang Perkabungan yang diberkati Tuhan !.


Dan inilah kesedihan, rasa kehilangan, kepada orang yang
dikasihi, yang telah pergi kembali kepada Allah, sebagai
pencipta-Nya. Oleh sebab itu, sebagai orang-orang percaya,
beriman, marilah kita ingat, bahwa mama, oma…….kekasih
kita, bukan saja miliki kita pribadi, keluarga ………,
keluarga…..dan persekutuan,…tetapi juga adalah milik Allah,
yang bukan semata-mata karena baptisan dan pengakuan
percaya yang diterimanya, semasa almarhumah hidup, tetapi
lebih dari itu, terlihat dan tampak melalui sikap hidup dan
keteladanannya melalui imannya kepada Yesus Kristus yang
adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup dan perbuatan
dari almarhumah. Dan kita menyerahkan penuh kepergiannya
kepada Allah, dan mengantarkan tubuh almarhumah, ke
tempat peristirahatannya ditempat pemakaman, walaupun
ada rasa sedih, isak tangis, kehilangan,…. sebab untuk orang-
orang yang sudah menjadi milik Allah, sama seperti mama,

24
nenek, saudara, anggota jemaat kita yang telah meninggal
ini !, dan Tuhan Yesus sudah memberikan jaminan, bahwa
mereka tidak akan hilang, sebaliknya, mereka akan
dibangkitkan pada akhir zaman, untuk menerima mahkota
kehidupan kekal bersamanya. Adakah sesuatu yang lebih
indah dari mahkota, hidup kekal itu, AMin !

25
IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

Bahan : Yohanes 6:25-40 (ayat 37-40)


Tema : “SESEORANG MILIK KRISTUS”

Keluarga …. dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Berbicara tentang kematian, tentunya adalah sesuatu hal
yang tidak ingin dibicarakan oleh manusia, karena merupakan
sesuatu hal yang sangat menakutkan, mengecewakan, sedih,
duka…dan kehilangan. Dalam Alkitab, terdapat dua gambaran
mengenai kematian. Pertama : kematian yang diumpamakan
sebagai pencuri yang datang pada malam hari, (setiap
pencuri, tidak pernah memberitahukan bahwa ia akan datang
tiba-tiba ), kedua :kematian yang diumpamakan sebagai
mempelai laki-laki yang datang menjemput seorang mempelai
perempuan….(sesuatu hal yang menggembirakan). Dan kedua
gambaran tersebut, jelas memilki makna yang berbeda.
Perbedaannya, tidak terletak pada bagaimana cara kematian
itu….(mungkin sementara duduk, langsung meninggal, seperti
almarhum bp Rudi Hetaria, yang dipanggil Tuhan, sewaktu
mengikuti ibadah ikatan atau meninggal dalam kecelakaan,
dllsbgnya). Tetapi bagaimana sikap kita, ketika menghadap
peristiwa kematian orang yang kita kasihi !.

Keluarga ….. dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Kalau kita menganggap bahwa orang yang kita kasihi itu
sebagai milik pribadi, dan bukan milik Kristus, kita akan
merasakan kematiannya sebagai seorang pencuri, yang
datang dimalam hari, yang datang begitu cepat, mendadak,

26
sehingga kita merasa kaget, kehilangan, menyesal atau
bahkan mungkin kita akan marah, kecewa, dan tidak rela
menghadapi kenyataan ini, kehilangan orang tua yang kita
kasihi, yang datang begitu cepat. Sehingga kita belum siap,
dan kuat untuk menerima kenyataan ini….. “mengapa Tuhan
mengambil almarhum bapa, opa, sdr anggota jemaat dan
persekutuan dari kehidupan kita semua” !. Kenapa harus
sekarang, karena kami masih ingin bersama-sama dengan
dia…dan kenapa harus orang tua kami, sdr kami, anggota
jemaat dan persekutuan kami…!, kenapa bukan orang lain…
kenapa harus keluarga kami….!”. Dan inilah yang seringkali
kita katakana kepada Tuhan, ketika kematian itu terjadi
ditengah-tengah kehidupan keluarga kita, terhadap orang –
orang yang kita kasihi !....

Keluarga ….. dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada
kita bukan hanya milik kita pribadi, melainkan juga milik
Allah, termasuk orang yang kita kasihi, !. Maka kita akan
merasakan bahwa kematian orang yang kita kasihi, adalah
sebagai panggilan seorang mempelai laki-laki terhadap
seorang mempelai wanitanya, panggilan penuh kelembutan dan
cinta kasih. Dimaa kematian orang yang kita kasihi, adalah
suatu hal yang baik, dimana kita dapat menerima kematiannya
sebagai panggilan dari Allah, yang juga sangat mengasihinya,
sebagai milik dari Allah, dan kita harus dapat menerimanya,
kematian orang yang kita kasihi sebagai orang-orang percaya,
sebagai orang-orang beriman dalam Kristus Yesus, bahwa
Allah telah membuatnya begitu indah, pada waktu

27
kematiannya, sehingga kita dapat menerima kepergiannya
untuk selama-lamanya dari tengah-tengah kehidupan kita,
dan tidak akan kembali, dengan penuh rasa syukur, rela dan
menerima, walaupun ada rasa sedih, kehilangan….dan tidak
terus berada dalam kesedihan itu, dalam, keputus asaan,
kecewa, yang pada akhirnya kita sendiri yang akan
membebani kehidupan kita. Dimana Allah menyatakan Kuasa-
Nya, kehendak-Nya bagi kita manusia, dan kita dapat
menerimanya sebagai keputusan dari Allah, bagi setiap
manusia, yang telah menentukan langkah hidup dari setiap
manusia, sama seperti uap, yang muncul, kemudian lenya,
hilang….dan itulah hidup kita manusia, yang tidak selamanya,
yang tidak abadi. Hidup manusia didunia ini hanya sementara
saja, seperti seorang musafir dalam mengembaraannya, yang
nantinya akan tiba ditempat tujuan, akhir dari
pengembaraannya. Dan itu harus kita terima sebagai
kuputusan Allah dalam hidup setiap makhluk hidup, termasuk
kita manusia, dan kita harus menerima ini sebagai keputusan
Allah dalam hidup kita manusia.

Keluarga ……dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Disaat ini, ditengah-tengah kehidupan kita, kita sedang
menghadapi peristiwa kematian orang yang kita kasihi,….alm
bapa ……yang telah kembali kepada Allah untuk selama-
lamanya. Tentu keluarga merasa kehilangan, sedih, karena
sudah bertahun-tahun, hidup bersama merasakan kasih
saying, perhatian, ketulusan, kesabaran sebagai seorang
bapa, sebagai seorang opa, dalam kehidupan bersama selaku
keluarga, apalagi almarhumah ibu (…..) yang telah lebih dahulu

28
pulang, kembali menghadap Allah. Tentunya almarhum telah
mencurahkan perhatian kasih saying, memberikan nasehat,
memberikan kekuatan ketika menghadapi berbagai hal, dan
itulah yang dilakukan oleh seorang almarhum, ditengah-
tengah kehdiuapn keluarga dan itulah yang telah dilakukan
oleh almarhum, yang memegang peran ganda sebagai seorang
bapak, atau opa, dan juga sebagai sebagai seorang mama,
atau oma. Dan saat ini, almarhum telah pergi….meninggalkan
keluarga, anak-anak dan cucu-cucu, dengan semua kenangan
bersama. Tidak lagi merasakan perhatiannya, nasehatnya,
tegurannya dan terasa hidup tidak lengkap, tanpa kehadiran
mereka. Dan inilah kesedihan, rasa kehilangan kepada orang
yang dikasihi, yang telah pergi kembali kepada Allah. Oleh
sebab itu, sebagai orang-orang percaya, sebagai orang-orang
beriman, dan kita sekalian didalam ibadah Pengucapan
SYukur disaat ini, marilah kita ingat bahwa almarhum
bp…..kekasih kita, bukan saja miliki kita pribadi, tetapi juga
adalah milik Allah, yang bukan semata-mata karena baptisan
dan pengakuan percaya yang sudah diterimanya semasa
almarhum masih hidup, tetapi lebih dari itu, terlihat dan
tampak melalui sikap hidup dan keteladannya melalui imannya
kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Jurus’lamat
dalam hidup dan perbuatan almarhum. Dan dengan iman yang
sungguh kita mau menerima, keputusan Tuhan yang telah
Allah buat, walaupun ada kesedihan, kehilangan, sebab untuk
orang-orang yang sudah menjadi milik Allah, seperti
almarhum bp….dan Tuhan Yesus sudah memberikan jaminan,
bahwa mereka tidak akan hilang, sebaliknya, mereka akan
dibangkitkan pada akhir zaman, untuk menerima mahkota

29
hidup kekal bersama Kristus. Adakah sesuatu yang leibh
indah dari Mahkota, hidup kekal itu, AMin !
IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

Bahan : Roma 4:16-20 (ayat 16)


Tema : ” PENGHARAPAN / JANJI BAGI MEREKA YANG
SETIA KEPADA ALLAH “

Bp, ibu, sdr yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.


R. Paulus dalam suratnya kepada orang-orang Kristen di atau
dijemaat di Roma berisikan tentang Iman. Dimana Paulus
mengingatkan kepada mereka, tentang Iman daripada
Abraham, yang adalah bapa orang percaya. Pada pembacaan
ini, telah dibicarakan tentang iman, daripada Abraham, dan
iman itu merupakan semnagat dan keyakinan teguh yang
dibangun berdasarkan kenyataan bahwa Tuhan itu penuh
kasih . Iman merupakan kasih karunia, sehingga janji itu
berlaku bagi semua keturunan Abraham (Roma 4:16). Karena
kepercayaan iman yang dimiliki Abraham, sehingga ia
diberikan berkat oleh Allah, dan juga bagi keturunannya.,
jika mereka mempunyai iman yang sama seperti Abraham.
Janji Allah, diberikan kepada setiap orang yang benar-benar
percaya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Ada sebait
lagu pujian yang jika kita perhatikan / dengar, mengandung
makna yang cukup dalam. Demikian syair lagu ini “Berdiri
atas perjanjian Allah, ku tahu hidupku dalam tangan-
Nya. Puji-Hu dan hormat nama-Nya juga; Perjanjian-
Nya tak berubah; Glory….tak pernah perkataan Allah
berubah; Glory…Glory…ku berdiri atas janji Allah ”

30
Bp, ibu, sdr yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.
Ada banyak janji Allah, yang diberikan kepada kita. Janji
kesembuhan disaat kita sakit, penghiburan disaat kita susah,
masa depan yang penuh harapan, ketika nampaknya masa
depan kita suram. Janji kemenangan dikala kita berada dalam
kelemahan, pengampunan atas dosa yang kita akui dihadapan-
Nya, janji berkat yang melimpah, janji penyertaan-Nya, janji
seorang anak kepada Abraham yang sudah usia lanjut (tua)
dan masih banyak lagi janji-janji Allah yang diberikan kepada
kita, selaku orang-orang percaya. Jika lagu dunia mengatakan
“ kau yang berjanji, kau yang mengingkari ”, itu
merupakan sifat dan kelakuan manusia, yang tidak
konsisten / yang tidak pernah menepati akan janji-janjinya.
Kita manusia gampang sekali berjanji, tetapi juga kita
gampang untuk mengingkari. Banyak janji kita
ucapkan….tetapi terkadang, kita tidak menepatinya. Namun
tidak demikian dengan Allah. Allah tetap setia kepada janji-
janji-Nya. Perkataan Allah tidak pernah berubah…baik
dulu….sekarang pun yang akan datang !. Tidak pernah sedikit
pun Allah mengubah apa yang telah Ia janjikan kepada
manusia. Tidak pernah keluar perkataan Allah keluar dengan
sia-sia. Ia tidak pernah lupa akan janji-janji-Nya. Ia pasti
akan menggenapi apa yang pernah dikatakan dan dijanjikan-
Nya. Allah tidak pernah lupa dan gagal didalam menggenapi
janji-janji-Nya. Dan untuk mengalami janji Allah, diperlukan
peran, aksi / tindakan dari manusia juga. Manusia harus
memiliki iman kepada Allah, sang penggenap janji. Selain itu,
kita perlu bersabar menanti janji, waktunya Allah. Kita

31
diingatkan untuk selalu bersabar….!. Memang untuk menjadi
seorang yang sabar tidaklah mudah. Siapa yang pernah
bersabar….ketika kita dimaki, di fitnah…dipukul dllsbgnya ?.
Pastinya kita akan membalas, apa yang dilakukan kepada kita.
Namun selaku orang-orang percaya….selaku orang-orang
beriman….kita belajar dari sikap kesabaran dari Yesus
Kristus, yang tetap sabar….ketika harus menjalani siksaan
dan hinaan bahkan kematian di kayu salib. Kita juga belajar
dari Abraham….yang dengan setia menanti janji
Tuhan….dalam waktu yang lama…!, kapan saatnya Allah
menjawab, Allah menepati janji-Nya kepada kita. Sebab
waktu kita, bukanlah waktu Tuhan. Ada saatnya, ada
waktunya yang Allah berikan janji-Nya kepada kita. Dan kita
tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada Allah, sebab
Allah adalah Allah kita, yang akan memberikan yang terbaik
bagi anak-anak-Nya. Allah tahu kapan waktunya yang tepat,
untuk menyatakan janji-Nya kepada kita dan kapan Ia akan
menggenapinya. Allah akan memberikan janji suatu
penghiburan, untuk menguatkan keluarga (istri dan anak-
anak) bahkan kita selaku persekutuan. Allah tidak akan
meninggalkan keluarga (Istri dan anak-anak) sendiri dalam
kedukaan yang alami atas terpanggilnya suami, bapa, sdr alm
(……), beberapa waktu lalu di (…..) !. Tentunya ada rasa
kesedihan, kehilangan, kepergian al. (……) ditengah hidup
keluarga (istri dan anak-anak) ! yang dirasakan !. Tidak ada
lagi sapaan yang di ucapkan…istri dan anak-anak kepada
almarhum selaku suami dan bapa. Dan itu semua hanyalah
suatu kenangan…yang dapat dikenangkan dalam hidup istri
dan anak-anak.

32
Bp, ibu, sdr yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.
Allah menyatakan janji-Nya kepada setiap kita, termasuk
istri dan anak-anak “ Tuhan menjaga orang-orang asing,
anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali,”(Mazmur
146 :9a). Itu janji Allah…Janji kepada setiap mereka yang
mau percaya, bahwa Allah akan menolong setiap mereka yang
meminta pertolongan-Nya !. Allah akan selalu setia dalam
memberikan kekuatan dan penghiburan kepada istri, dan
anak-anak serta keluarga besar ….(……) ketika kita yakin
dengan iman yang sungguh-sungguh hanya kepada Allah. Oleh
sebab itu, bapak, ibu, saudara-saudari sekalian, marilah kita
sekalian…kita menyerahkan segala dukamu, bebanmu,
persoalanmu kepada Allah, karena Ia Allah…. sanggup
menolong kita. Apapun persoalan kita, pergumulan kita, duka
kita….sebab janji Tuhan…Ya dan Amin….Janji Tuhan pasti
akan digenapi, janji Tuhan akan ditepati,…. asalkan kita mau
percaya….berharap….bersabar…!. kita mau menantikan janji
Tuhan dengan sukacita…apapun kehidupan kita, yang
sementara ini kita jalani….suka maupun duka, Allah akan
tetap menyertai, memberkati kehidupan kita semua, secara
khusus istri dan anak-anak dalam perjalanan kehidupan
selanjutnya. Pun kita selaku persekutuan disaat ini, untuk
tetap percaya dan setia hanya kepada Allah didalam Yesus
Kristus untuk tetap bersabar menanti janji Tuhan…sebab
pada waktunya, kita akan mengalami sukacita…kita akan
mengalami kebahagiaan, sesuai janji Allah untuk menerima
Kasih karunia dari Allah. Janji Allah bahwa tidak selamanya
hidup kita menjadi kelabu…hidup ini menjadi gelap…tetapi

33
ada waktunya…ada saatnya, keluarga dan juga kita
sekalian…..akan mengalami sukacita yang berasal dari Allah.
Firman-Nya “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu”. Tuhan Yesus memberkati Amin !.

34
IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

Bahan : Yakobus 1:2-8


Tema : “PENGHIBURAN KEDUKAAN

Kel ….yang berduka dan sidang perkabungan yg Tuhan


Yesus Kasihi!.
Suka dan duka, susah dan senang menjadikan hidup penuh
warna, penuh rasa dan penuh arti. Untuk menghadapi
berbagai keadaan dalam hidup. Yakobus mendorong orang
beriman supaya menjadikan pencobaab, tantangan dan
pergumulan sebagai sarana bertumbuh dalam iman, berdoa
untuk mendapat hikmat, dan tahan uji di segala situasi. Salah
satu tantangan dan pergumulan yang tidak dapat kita hindari
adalah kematian orang yang kita kasihi. Peristiwa kematian
menantang kita untuk belajar menerima kehendak Tuhan,
walaupun kenyataan hidup berbeda dengan keinginan kita.
Kematian memang menyebabkan perpisahan dan dukacita,
namun dukacita menantang kita untuk tahan uji dan bertekun
dalam iman. Dukacita juga dapat menjadi sarana untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal iman kepada Allah,
kasih kepada sesame juga dalam karya dan pelayanan kita
setiap hari. Sebagai orang percaya, kita di ajak untuk
mengimani bahwa kematian ada dalam kuasa dan rencana
Allah. Allah berdaulat, baik atas kehidupan maupun kematian.
Pembacaan Firman Tuhan ini menghibur dan menguatkan kita
untuk bersyukur, walaupun mengalami dukacita, untuk tetap
berharap dan bergantung pada Allah, meskipun ditinggalkan
oleh orang yang kita kasihi. Berkenan dengan pengucapan

35
syukur atas kepergian orang terkasih kita, maka Firman
Tuhan mengingatkan kita untuk tidak berputus asa,
melainkan hidup bersyukur dan melanjutkan teladan,
kerajinan, kasih sayang serta ketekunan yang sudah
dilakukan semsa hidup kekasih kita ini.

Kel ….yang berduka dan sidang perkabungan yg Tuhan


Yesus Kasihi!.
Hendaknya keluarga dan kita semua yang ditinggalkan tapi
juga yang bersyukur saat ini, memakai setiap keadaan
termasuk dukacita sebagai sarana untuk bertumbuh.
Belajarlah dari petatas (ubi) dan batu. Kita tahu batu dan
petatas. Batu dan petatas sama-sama keras. Tapi jika kita
merebus petatas dan batu dalam air mendidih. Batu tetap
keras, sedangkan petatas akan menjadi lembut dan enak
dimakan. Ketika berbagai peristiwa hidup membawa kita
seolah-olah masuk ke dalam panic air yang mendidih, seperti
apakah hidup kita ?. Apakah kita mau dibentuk seperti
petatas, meskipun sebelumnya keras, tapi setelah direbus
menjadi lembut , harum dan nikmat untuk dimakan. Apakah
kita mau mengalami proses Tuhan untuk menjadi bijak dan
matang, hangat dan ramah, tahan uji dan menjadi berkat ?
Ataukah kita tetap keras dan tidak mengalami perubahan
apapun bahkan tetap tinggal dalam dosa seperti batu ?
Situasi buruk, ujian dan pencobaan justru menghasilkan
kematangan iman. Itu adalah suatu kebahagiaan. Tapi
Yakobus menegaskan bahwa berbagai-bagai pencobaan yang
dimaksud bukanlah pencobaan-pencobaan yang terjadi karena
kita melakukan dosa melainkan karena kita melakukan

36
kehendak Tuhan. Orang beriman perlu kepekaan membedakan
kehendak Tuhan dan kekuatan untuk melaksanakannya
dengan taat. Mau dibentuk dalam ujian ataukah keraskan
hati.
Memang dalam dukacita dan situasi sedang dicobai, iman kita
terguncang. Surat Yakobus menasihatkan agar kita meminta
hikmat Tuhan. Hikmat Tuhan akan menuntun kita untuk tetap
focus pada Tuhan, jika kita focus pada Tuhan, maka situasi
apapun yang terjadi dalam hidup kita tidak menggoyahkan
iman kita. Kita tetap bersyukur meskipun berduka. Kita tetap
menaruh pengharapan kepada Allah sekalipun bersedih. Kita
tetap percaya pemeliharaan Allah meskipun orang terkasih
kita tidak lagi bersama kita.
Fokus kepada Tuhan memampukan kita untuk melihat dan
mengalami kebaikan-kebaikan Tuhan ditengah peristiwa tak
menyenangkan dalam hidup. Saat kita focus kepada Tuhan,
maka kita memiliki sikap pemenang. Ketika berhadapan
dengan masalah besar, kita tidak berkata : “Tuhan, saya
sedang mengalami masalah besar”, tapi kita berkata “ Hey,
masalah besar, saya punya Tuhan yang lebih besar”. Yakobus
“ berbahagialah kamu jika mengalami pencobaan” dan itu
menghasilkan iman yang tekun dan tahan ui. Tuhan berkati,
Amin !.

37
IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

Bahan : Kis. 2:14-20


Tema : “ROH KUDUS ITU BERKUASA”

Keluarga………….dan Persekutuan yang Kristus Yesus


Kasihi !
Bagian pembacaan firman Tuhan disaat ini, yang merupakan
pembacaan yang diturunkan oleh Klasis GKI Sorong, dimana
kita boleh merayakan, dan melewati masa raya
PENTAKOSATA, masa pencurahan Roh kudus bagi umat
Kristen, diseluruh dunia. Dan tema yang diberikan oleh Tim
penatalayanan Klasis GKI sorong, Roh kudus itu berkuasa.
Dalam pembacaan ini, dimana dikatakan bahwa R. Petrus,
bersama kesebelas murid Tuhan Yesus, sedang dikuasai oleh
Roh kudus, sehingga R. Petrus bangkit berdiri, dan berkata
“Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di
Yerusalem dstnya…..dimana R.Petrus berkata bahwa Ia
bersama kesebelas para murid tidak sedang dipengaruhi oleh
kemabukan, padahal waktu masih pagi….maka tidaklah
mungkin mereka minum pada saat pagi hari. Dan mana
mungkin, mereka dapat berbicara dalam berbagai bahasa,
jika mereka sedang mabuk, sebab orang yang dipengaruhi
oleh minuman keras, tentunya mereka berbicara, sudah tidak
teratur, dan tidak dimengerti bahasa, apalagi dapat
berbicara dalam berbagai bahasa, sedangkan mereka para
murid berasal dari kalangan masyarakat, yang tidak
mempunyai pendidikan yang tinggi, sebab mereka hanyalah
para nelayan, penjala ikan, yang dipanggil oleh Tuhan Yesus,

38
dipakai oleh Yesus Kristus, untuk dijadikan sebagai penjala
manusia. Dan mereka dipakai oleh Tuhan Yesus secara luar
biasa.

Keluarga………….dan Persekutuan yang Kristus Yesus


Kasihi !
Khotbah R. Petrus, hendak mempertegaskan bahwa karena
kuasa Roh kuduslah, sehingga membuat mereka dapat
berbicara dalam berbagai bahasa, yang jika dipikirkankan,
mana mungkin mereka dapat mengerti berbagai bahasa yang
telah mereka ucapkan, tetapi karena kuasa Roh kuduslah,
yang bekerja, berkuasa, sehingga memampukan mereka dapat
berbicara berbagai bahasa. Tetapi itulah, peristiwa yang
terjadi pada diri para murid-murid Yesus. Roh kudus, yang
adalah sebagai penolong, penghibur, memampukan,
menggerakkan, setiap kelemahan-kelemahan dalam diri
manusia. Roh kudus, ada untuk menolong manusia, dalam
setiap hal yang dihadapi oleh m
anusia.

Keluarga………….dan Persekutuan yang Kristus Yesus


Kasihi !
Roh kudus ada dalam diri manusia, sebagai penolong, untuk
memampukan manusia, dalam hidup setiap hari. Dan disaat
ini, ditengah-tengah hidup persekutuan, kita kembali boleh
ada lagi disaat ini, atas peristiwa 40 hari yang telah dilalui
oleh kel(…………..)dan juga kita dimana terpanggilnya seorang
anak…, saudara, istri, mama,(nama), beberapa waktu lalu.
Tentu, ini merupakan suatu pergumulan, ditengah-tengah

39
keluarga, dengan kepergian almarhumah, ditengah-tengah
keluarga…..dan juga perasaan sedih, kehilangan, sebab
almarhumah tidak lagi bersama-sama ditengah-tengah
keluarga. Namun, sebagai orang-orang yang beriman kepada
Yesus Kristus, kita percaya bahwa dalam setiap kejadian
peristiwa, ada maksud Allah, ditengah-tengah hidup keluarga,
bahwa dalam stiap keadaan, akan ada pertolongan dari Tuhan
seperti Firman-Nya “apabila ia jatuh, tidaklah sampai
tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya”
(Maz.37:24). Atau kita dapat belajar dari Ayub, seorang
yang benar-benar percaya kepada Allah, sehingga ketika ia
diperhadapkan dengan berbagai persoalan, dan pergumulan,
dimana ia harus menghadapi kehilangan harta benda, ternak,
anak-anak yang meninggal, bahkan ia sendiri harus mengalami
penyakit, ia dijauhi, bahkan istrinya sendiri membujuk ia
bersama teman-temannya untuk meninggalkan Allah, tetapi
Ayub tetap setia, taat, dan percaya hanya kepada Allah, dan
pada akhirnya, Allah memulihkan kehidupannya, bahkan jauh
melebihi dari kehidupan sebelumnya. Dan itulah yang terjadi,
bahwa dibalik setiap peristiwa yang terjadi, Allah tidak akan
pernah meninggalkan umat-Nya.

Keluarga………….dan Persekutuan yang Kristus Yesus


Kasihi !
Dalam ibadah syukur 40 hari terpanggilnya almarhumah
(………………), ditengah-tengah hidup keluarga besar (………………)
dan persekutuan berjemaat, dimana keluarga percaya,
dengan iman, bahwa ketika Allah memberikan suatu peristiwa
yang menyedihkan, rasa kehilangan, dukacita, tidak

40
selamanya Allah membiarkan keluarga terus dalam
pergumulan ini, tetapi akan ada harapan, ada jawaban, akan
ada sukacita, dibalik peristiwa ini ketika mau tetap berserah,
percaya, bahwa pertolongan Allah akan selalu terjadi, asalkan
kita mau tetap setia, percaya, dan selalu berharap hanya
kepada-Nya. Dan Roh kudus, yang adalah penolong, sebagai
penghibur, akan menolong keluarga, dalam menghadapi
pergumulan ditengah-tengah hidup, bahwa Roh kudus akan
berkuasa, akan memampukan, memberikan kekuatan,
pengharapan, dan tidak akan meninggalkan keluarga sendiri
dalam menghadapi semua ini. Dan melalui pertolongan Roh
kuduslah sehingga keluarga boleh melewati 40 hari
terpanggilnya almarhumah ditengah-tengah keluarga
besar(…………). Roh kuduslah yang telah memampukan keluarga
sehingga walaupun mungkin masih ada rasa sedih, kehilangan,
tetapi melalui pertolongan Roh kudus, keluarga dapat
melewati pergumulan dalam keluarga, atas peristiwa ini. Dan
Roh Kudus akan berkuasa ditengah-tengah hidup keluarga,
dan juga persekutuan, untuk dapat menolong kita, untuk
melanjutkan kehidupan kita, didunia ini. Kita percaya, bahwa
Roh kudus yang adalah roh yang berasal dari Allah, akan
selalu menolong, menguatkan, bahwa kita akan ditolong, kita
tidak akan dibiarkan sendiri, sebab ada roh kudus yang ada
bersama-sama kita, asalkan kita mau percaya, setia, dan taat
hanya kepada Allah Bapa, dan Yesus Kristus. Kita mau
memberikan tempat dan hati kita untuk dikuasai oleh Roh
kudus, sehingga kita akan melihat pekerjaan Roh kudus, yang
akan terjadi dalam diri dan kehidupan kita, sama seperti R.
Petrus dan kesebelas murid lainnya, yang di kuasai oleh Roh

41
kudus. Untuk itu marilah kita dalam ibadah syukur, bersama
keluarga, kita mau mempercayakan hidup, keluarga, kita
untuk selalu dipimpin oleh Roh kudus, bahwa roh kudus itu
berkuasa sehingga memampukan keluarga bersama –sama
dengan kita sebagai persekutuan, sehingga boleh ada dalam
ibadah syukur disaat ini, dan juga menolong kita semua,
dalam menjalani hari-hari hidup kita, di tengah hidup
keluarga, persekutuan, berjemaat, dan dimana saja kita ada,
dan berkarya, dan melihat bahwa kuasa Roh kudus akan
bekerja dalam diri dan hidup kita secara luar biasa. Tuhan
Yesus memberkati kita semua, Amin !

42
PENGUCAPAN SYUKUR DUKA

Bahan : Habakuk 3:1-19


Tema : “KUNCI UTAMA UNTUK MELEWATI DUKACITA
MENJADI SUKACITA “

Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.


Apa yang akan terjadi, ketika kita diperhadapkan dengan
suatu masalah ?...Tentunya setiap manusia, akan mengeluh,
putus asa, kecewa, ketika diperhadapkan dengan hal itu, yang
kmudian akan bertindak. Ada yang bertindak dengan
melupakan Tuhan, dengan berkata bahwa Tuhan tidak adil,
Tuhan tidak dapat menolong saya, dan kenapa semua ini harus
terjadi didalam hiduap saya, dan seharusnya hal ini tidak
boleh terjadi dalam hidup saya. Jika memang Tuhan penuh
kasih, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi”. Namun ada
juga orang yang mengeluh, karena hal itu terjadi dalam
hidupnya, tetapi justru memperkuat iman kepercayaannya
kepada Tuhan, dengan menjadikan Tuhan sebagai tempat
perlindungan, kekuatan, pengharapan dalam dirinya. Dan
inilah juga yang dilakukan oleh Habakuk, ditengah situasi
keruntuhan bangsa Israel, akibat perjajahan. Habakuk
melihat penglihatan dan pemahaman mengenai apa yang akan
terjadi pada masa itu, dan masa yang akan datang. Dan
Habakuk menuliskannya dalam sebuah nyanyian ratapan.
Nyanyian ini bukan berisikan sebuah keputusasaan, tetapi
suatu pengharapan akan kuasa Tuhan atas semesta.

Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.

43
Ada perbedaan antara senang dan sukacita. Dikatakan
senang, karena berada dalam keadaan menyenangkan,
keadaan emosi, dimana ia mendapatkan sesuatu yang
diharapkan. Misalnya seorang anak, yang meminta dibelikan
sebuah mainan, kemudian dibelikan sebuah mainan yang
sesuai dengan keinginannya, dan ia merasa senang. Sedangkan
orang yang bersukacita, adalah keadaan dimana ia menaruh
imannya bukan pada apa yang diluar dirinya, tetapi apa yang
didalam dirinya, yaitu bagaimana ia menaurh harapan kepada
Tuhannya. Misalnya seorang ibu, ditengah persoalan hidup
yang dialami, tidak menjadikan dirinya berputus asa, kecewa,
dan berhenti berhenti berharap kepada Tuhan, tetapi justru
dengan persoalan yang dihdapinya, menjadikan dirinya
semakin kuat, mampu dan mendapatkan penghiburan didalam
persoalan yang dihadapinya, dimana dengan persoalan itu,
menjadikannya semakin kuat karena Tuhan tetap
menolongnya, dengan tetap yakin dan percaya kepada Tuhan.
Sama seperti R. Paulus, ketika menulis surat Filipi, ia
menulisnya dengan sukacita, padahal ia sementara berada
didalam penjara, sedang mengalami berbagai kesulitan,
penderitaan didalam penjara. Bagaimana dengan kita, apakah
keadaan yang kita alami dalam hidup ini, dengan berbagai
persoalan, tantangan, pergumulan, menjadikan kita juga
bersikap kecewa, putus asa, dan bahkan meninggalkan Tuhan
dalam hidup kita?.........

Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus Kasihi !.


Sikap sedih, kecewa, atas peristiwa yang tidak diharapkan
adalah sesuatu yang wajar, dalam hidup kita manusia….tetapi

44
jangan sampai hal itu menjadikan kita kehilangna kendali atas
hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Habakuk
bersedih, dan berkeluh atas keadaan bangsa Israel, tetapi ia
tidak membiarkan dirinya didalam kekecewaan dan tindakan
putus asa. Habakuk justru menaruh kepercayaannya kepada
Tuhan, sebagai penyelamat dan pemberi kekuatan serta
penolong . Habakuk memang berduka, tetapi kemudian ia
bersukacita. Ia telah memperkuat iman percayanya, dan
melanjutkan hidupnya. Demikian pula halnya ditengah hidup
keluarga besar ……………yang merasakan dukacita, sedih, rasa
kehilangan, atas kepergian seorang anak, saudara, rekan…alm.
………………yang telah meninggalkan keluaga dan kita semua,
kembali kepada Allah sebagai pencipta. Kita boleh merasa
sedih, dukacita….tetapi dengan iman percaya, kita juga mau
menyatakan seperti Ayub, bahwa Tuhanlah yang memberi,
Tuhanlah yang mengambil, segala puji hanya bagi Tuhan.
Tentu tidak mudah dan gampang untuk menyatakan hal ini.
Namun inilah iman percaya kita, yang juga kita mau nyatakan
itu dalam segal hal, baik dalam keadaan susah maupun senang.
Keluarga dan kita semua percaya bahwa ketika Tuhan ijinkan
hal ini terjadi ditengah hidup keluarga …………….. Tuhan juga
yang akan menolong, menguatkan, memampukan, memberikan
pengharapan, penghiburan kepada orang tua, bp, dan mama,
serta saudara-saudara, rekan sekerja, dan kita semua, bahwa
dukacita akan diubahkan menjadi sukacita, dengan
memberikan berkat ditengah hidup keluarga dan kita semua.
Oleh sebab itu, kita juga mau belajar drai Habakuk untuk
tetap yakin dan percaya bahwa Tuhan akan menolong setiap
kita, untuk keluar dari pergumulan ini, dengan menjadikan

45
hidup ini jauh labih baik, seperti pelangi sehabis hujan.
Tuhan memberkati keluarga dan kita semua, Amin…

46
RENUNGAN PENGHIBURAN

Bahan : Ayub 42:7-17

Keluarga yang sementara memangku duka dan sidang


perkabungan…..
Perlawanan dan pemberontakan manusia terhadap Tuhan
Allah, yang dilakukan manusia ditaman Firdaus, membawa
akibat yang sungguh amat berat bagi umat manusia. Sejak
itu, manusia hamper tidak lepas dari segala godaan,
kesengsaraan dan penderitaan. Bahwa akibat buruk dari
perlawanan dan pemberontakan tersebut, dapat menimpa
siapa saja, miskin atau kaya, tua atau muda, pandai atau
bodoh, berpangkat atau rakyat jelata, yang bekerja atau
pengangguran. Bahkan penderitaan dan kesengsaraan itu,
dapat juga menimpa orang-orang yang beriman dan saleh.
Demikian kita baca dalam Alkitab bahwa Ayub juga selaku
seorang hamba Allah yang saleh, yang taat beribadah , takut
akan Tuhan, juga mengalami penderitaan itu.

Keluarga yang sementara memangku duka dan sidang


perkabungan…..
Alkitab menceritakan bahwa Ayub adalah seorang yang serba
baik, lengkap dan utuh. Ia adalah seorang saleh, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan (1:1); di tinjau dari sudut
ekonomi, Ayub adalah seorang yang paling kaya dari semua
orang yang ada dinegerinya (1:3) ; sebagai seorang kepala
rumah tangga, Ayub sangat mengasihi istri dan anak-anaknya;
dan tentu saja, status social Ayub, termasuk tingkat tinggi,

47
terpandang dan dihormati. Namun kemudian Alkitab
mencatat penderitaan dan kesengsaraan Ayub yang amat
berat,….dimana anak-anaknya meninggal, harta bendanya
dalam sekejap musnah, tubuhnya menderita kena penyakit
barah dan busuk (1:13-2:11), bahkan sahabat-sahabatnya
menuduhnya telah berbuat dosa dihadapan Tuhan. Lebih dari
itu, istrinya yang dikasihinya, mengajak Ayub untuk berbalik
dari kesalahannya dan mengutuki Tuhan Allah (2:9).

Keluarga yang sementara memangku duka dan sidang


perkabungan…..
Penderitaan dan kesengsaraan Ayub sungguh amat berat,
sehingga ia harus mengutuki hari kelahirannya dengan
berkata “Biarlah hari itu menjadi hari kekelaman” (3:1-3).
Namun, Alkitab juga mencatat bahwa “tak selamanya
mendung itu kelabu”. Ditengah-tengah segala kesesakkan,
kesusahan dan nestapa hidup yang amat berat, terjadilah
suatu perubahan yang sangat besar dan mendasar. Dimana
Ayub dipulihkan kembali, dan mendapatkan segala sesuatu
yang pernah hilang daripadanya. Ia mendapat kembali anak-
anaknya, ia mendapatkan kembali status dan martabat
sosialnya; serta ia tetap hidup benar dan tidak berbuat dosa
dihadapan Tuhan Allah, (42:7-17). Hidup Ayub dipulihkan
Allah.

Keluarga yang sementara memangku duka dan sidang


perkabungan…..

48
Kisah tentang pengalaman Ayub inilah yang perlu kita simak
dan pelajari dalam menjalani kehidupan ditengah-tengah
dunia ini.
1. Hal yang patut kita hayati dari pengalaman Ayub, yaitu
bahwa “penderitaan tidak selamanya merupakan tanda
atau petunjuk bahwa Tuhan Allah sudah meninggalkan
kita, tetapi sebaliknya merupakan tanda bahwa Tuhan
Allah mempercayai dan menyakini keteguhan dan
ketegaran iman dan percaya kita kepada-Nya”. Dalam
Ayub 1, dan 2, kita baca, bagaimana proses sampai
Ayub mengalami semua penderitaannya. Ia seolah-olah
dibiarkan dan ditinggalkan Allah untuk dicobai iblis.
Tetapi yang sebenarnya, latar belakang utama dari
semua itu, adalah karena Tuhan Allah yakin dengan
sungguh bahwa Ayub adalah seorang hamba-Nya yang
setia, saleh, dan taat. Tuhan Allah tidak meragukan
keteguhan dan ketegaran iman Ayub, walaupun iblis
menggoda dan menimpakan penderitaan dan
kesengsaraan kepadanya. Kenyataan dan penglaman ini,
patut kita renungkan, justru ditengah-tengah banyak
kesukaran, penderitaan, dan kesusahan yang kita
alami, terutama dalam situasi seperti ini. Terkadang
kita mengeluh, kecewa, dan putua asa, lalu berbalik
dari hadapan Allah. Oleh sebab itu, tepat bila dalam
keadaan seperti ini, kita memahami kembali ungkapan
R. Paulus (II. Kor. 4:16,17) “Sebab itu, kami tidak
tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami
semakin merosot, berkurang, namun manusia batiniah
kami diperbaharui dari hari ke hari, sebab penderitaan

49
yang ringan sekarang ini, mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh
lebih besar daripada penderitaan kami”.
2. Ayub menerima keadaan yang sulit itu dengan iman,
dan tidak pernah ia mempersalahkan Allah dan
tidakpernah ia mengeluh. Kitapun menghayati bahwa
kitapun menghadapi berbagai pergumulan dan
penderitaan dalam menjalani hidup didunia ini, namun
perlu kita pahami, bahwa iman dalam Kristus, maka
kehidupan kita dipulihkan oleh Allah.

Keluarga yang sementara memangku duka dan sidang


perkabungan…..
Keluarga…..dan kita semua ,menghadapi kenyataan ini.
Keluarga menerima kesusahan dan dukacita ini, sebab Tuhan
telah memanggil suami, bapak, opa kekasih ini kembali kepada
Allah, sebagai pencipta, dan kita telah membawa dan
memakamkan jenazah orang tua alm……..!. . Sebagai orang-
orang percaya, keluarga dan kita semua belajar dari firman
Allah, bahwa : penderitaan dan kesusahan yang di alami
sekarang ini, tidak selamanya merupakan tanda atau petunjuk
bahwa dengan kepergian suami/ bapak alm…….berarti bahwa
Tuhan sudah meninggalkan dan membiarkan keluarga, tetapi
sebaliknya….. dengan kepergian almarhum, maka Tuhan Allah
akan tetap menyatakan penyertaan-Nya dalam hidup
keluarga, dan memberi keteguhan hati untuk menjalani hidup
ini dalam keteguhan iman serta percaya kepada-Nya.
Tentu kematian yang dialami oleh almarhum, merupakan
peristiwa yang menggoncangkan hati, sedih, kehilangan.

50
Tetapi kita yakin bahwa hidup kita manusia ada didalam
tangan Tuhan. Meskipun terjadi peristiwa seperti ini, tetapi
jiwa dan roh manusia ada didalam tangan Tuhan, Tuhan lah
yang mengatur perjalanan hidup manusia…seperti firman-
Nya, ada saat lahir dan ada saatnya meninggal. Jadi hidup
kita manusia, telah diatur dan ditentukan oleh Tuhan, unutk
kita ada dan tidak ada didalam dunia ini. Sebab itu, biarlah
kehidupannya tetap ada didalam kuasa Allah. Dan walaupun
sekarang ada dukacita, ada kesusahan, ada kesedihan, tetapi
oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, ada penghibura dan
kekuatan. Tuhan tidak akan membiarkan dan meninggalkan
keluarga dan kita semua dalam kesedihan seperti ini. Tuhan
tetap mengaruniakan Roh Kudus, untuk menghibur dan
memberikan kekuatan iman, serta pengharapan. Semoga
dengan uluran tangan Allah, keluarga, dan kita semua
mengalami kekuatan
dari Tuhan, melalui Roh kudus yang adalah penghibur sejati,
Amin !

51
RENUNGAN PENGHIBURAN

Bahan : Roma 8: 18-30


Nats : Roma 8:28

Keluarga……..dan bp,ibu,sdr yang Tuhan Yesus Kristus


Kasihi !
Kita semua tahu dan menyadari bahwa hidup dalam dunia ini,
yang kita jalani sekarang ini,ada dalam dua sisi. Pada satu
sisi, kita merasa senang, tetapi di sisi yang lain, kita susah;
….pada satu sisi kita gembira, di sisi lain kita sedih; pada
satu sisi kita tertawa, namun di sisi lain, kitapun menangis;
pada satu sisi kita untung, namun di sisi yang lain, rugi ; pada
satu sisi kita sehat, tetapi di sisi lain, sakit; bahkan kita
sedang berada dalam sisi hidup dalam dunia, tetapi juga nanti
pindah ke sisi yang lain, yaitu kematian, dstnya. Dan
kehidupan dalam dunia ini terus berputar,…ibarat sebuah
roda yang terus berputar; kadang di atas, kadang di bawah.
Hidup ini berada dalam lingkaran-lingkaran yang telah Allah
sediakan bagi kita. Hidup ibarat sebuah koin, yang berada
pada dua sisi kehidupan.

Keluarga……..dan bp,ibu,sdr yang Tuhan Yesus Kristus


Kasihi !
Mungkin kita berpikir dan bertanya: mengapa Allah menuntun
kita melalui lingkaran-lingkaran yang menyusahkan dan
merugikan kita?, Mengapa Allah tidak menuntun kita pada
suatu jalan yang lurus?....

52
Memang, sering kita berpikir, dan mengira bahwa Allah
bergerak pada suatu garis lurus. Kita mengira bahwa Allah
selalu menyediakan sisi yang baik, sisi hidup yang
menyenangkan bagi kita manusia. Namun, bila kita tekun
mempelajari firman Allah dan jalan-jalan Allah, maka pasti
kita dapat mengerti bahwa Allah juga dapat bergerak pada
suatu lingkaran. Allah juga dapat membawa, dan menuntun
kita dalam situasi yang sulit, yang terkadang tidak kita sukai.
Allah itu seakan-akan misterius, membuat kita bingung dan
gelap. Namun, bila kita mengikuti Dia dan mempelajari
rahasia, lingkaran-lingkaran-Nya, maka segalanya menjadi
jelas. Contoh dalam Alkitab
Panggilan Abraham. Ia dipanggil oleh Tuhan dan disuruh
pergi ke suatu negeri yang baru, yang belum ia ketahui
tempatnya, tetapi ia tetap mengikuti arah yang belum dia
tahu, sehingga akhirnya tiba ditempat yang menjadi
tujuannya. Juga Allah menjanjikan keturunan yang banyak
kepadanya, walaupun usianya dan usia istrinya (Sara( sudah
lanjut; sesuatu yang ia sendri tidak mengerti, bahkan anak
laki-laki satu-satunya itu kemudian harus dipersembahkan /
dikorbankan, atas perintah Tuhan. Dalam perjalanan hidup
yang “melingkar” ini, ia terus dituntun dan dikuatkan untuk
percaya dan berharap kepada Allah
Yusuf. Dimana Alah menjanjikan kekuasaan dan wewenang
kepadanya dalam mimpi; namun Tuhan tidak langsung
menggenapi janji-Nya, malah Yusuf dijual oleh saudara-
saudaranya; ia dijadikan budak, dikhianati dan masuk
penjara; hal yang sangat berlawanan dengan apa yang
dijanjikan oleh Allah. Mengapa?....sebab hubungan Allah

53
dengan kita digambarkan sebagai lingkaran, yang membentuk
iman kita, untuk terus berharap dan bersandar kepada
Tuhan.
Bahkan Yesus Kristus sendiri juga mengikuti suatu jalan yang
melingkar; sebab Ia meninggalkan rumah Bapa-Nya, untuk
pergi kepada umat manusia, turun menuju salib dan kubur,
atau seperti apa yang dikatakan R. Paulus mengenai
Tuhan Yesus dalam Filipi 2:5c-8 “Oleh kasih karunia
kamu diselamatkan dan di dalam Kristus Yesus Ia telah
membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa
yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan
kasih karunia-Nya ynag melimpah-limpah sesuai dengan
kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”. Lalu Ia
bangkit dan naik kembali ke sorga ke rumah Bapa-Nya.

Keluarga……..dan bp,ibu,sdr yang Tuhan Yesus Kristus


Kasihi !
Mengapa Allah berurusan dengan kita dalam lingkaran-
lingkaran?....Mengapa Ia janjikan berbagai hal kepada kita,
kemudian mengingkari-Nya?...Mengapa Ia membuat kita
berharap dan kemudian mengecewakan kita (misalnya :
memberi sesuatu kemudian mengambilnya kembali, seperti
anak, orang tua). Karena Allah mempunyai rencana untuk
membentuk iman kita, pengharapan kita dan kasih kita
kepada-Nya; melalui cara yang sulit, cara yang berat
sehingga kita dapat bertumbuh secara rohani, dan selalu

54
berharap kepada-Nya saja, seperti Abraham yang
membiarkan dirinya dan leluarganya dituntun dan ditempa
melalui cara dan jalan Tuhan yang tidak dapat dipahami dan
tidak jelas serta sulit.

Keluarga……..dan bp,ibu,sdr yang Tuhan Yesus Kristus


Kasihi !
Kita semua sedang berada di sebuah lingkaran, pada satu
titik atau tempat. Titik terjauh dari pusat lingkaran
merupakan tempat yang paling sulit, karena disitu segalanya
tampak buruk, mengecewakan dan menyusahkan. Tetapi titik
itu juga merupakan saat terpenting untuk percaya dan
berharap kepada Tuhan, sebab dari situ kita mulai berputar
kembali kepada-Nya. (Tentu keluarga yang berdukacita ini
pun pada saat ini, berada pada titik itu, yang paling sulit
untuk menerima dan menghadapi kenyataan ini, tetapi
yakinlah bahwa titik yang paling sulit inipun dapat menjadi
saat terpenting, untuk menatap kepada Allah, percaya dan
berharap kepada-Nya; dengan demikian keluarga tidak
mudah menyerah dengan keadaan sekarang ini.
Percayalah bahwa Tuhan Allah akan tetap menuntun keluarga
dari titik lingkaran yang tersulit dan terberat ini, untuk
kembali kepada-Nya, sebab Ia sendiri tidak dapat
membiarkan kita menanggung penderitaan dalam kehidupan
kita.
Kita bersyukur, sebab Allah terus menerus menuntun dan
menguatkan kita melalui perjalanan dilingkaran itu. Di titik
manapun kita berada (disaat senang atau susah,….disaat
gembira dan sedih,….disaat kita bahagia atau mengalami

55
dukacita, dsbgnya, Tuhan tetap mengetahui-Nya, Ia
merangcangkan, dan menetapkan untuk membawa kita
“pulang” ke rumah-Nya, artinya bahwa Allah tetap akan
menuntun kita kepada sukacita, penghiburan, dan
kebahagiaan sejati. Dan itu, akan menjadi sukacita yang
besar dalam hidup kita. Amin !

56
IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

Bahan : Mazmur 66:1-7


Nats : Efesus 5:20

Keluarga dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Mazmur –mazmur dalam Alkitab PL merupakan pernyataan-
pernyataan iman dari pemazmur sebagai orang percaya
terhadap Tuhan, Dan pernyataan-pernyataan iman ini dapat
berupa :pengakuan dosa,…permohonan doa, nyanyian syukur
serta keluhan dlsbgnya. Kalau pemazmur mazmur itu berupa
pengakuan dosa, maka pemazmur sadar, bahwa oleh karena
dosanya maka ia patut menerima hukuman dari Tuhan. Kalau
berupa permohonan doa, maka pemazmur mengharapkan
sesuatu dari Tuhan, misalnya :pertolongan dalam kesusahan;
dan kalau berupa nyayian syukur, maka pemazmur mau
menyatakan rasa syukur / rasa terima kasih karena
pertolongan dan penyelamatan dari Tuhan, atas hidupnya.

Keluarga dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Mazmur 66 ini adalah suatu nyanyian syukur, sebab orang-
orang Isarel tertolong, misalnya dari ancaman musuh, atau
wabah penyakit dll. Bangsa Isarel tertolong sebab Tuhan
Allah memperhatikan dan mempertahankan kehidupan,
bahkan keberadaan umat pilihan-Nya itu. Karena Israel
tertolong dari bahaya yang mengancam, maka pemazmur
mengajak seluruh bumi (=umat manusia) untuk memuliakan
nama-Nya, sebab Israel terhindar dari malapetaka.

57
Ketika memuliakan nama Tuhan, maka Israel menyatakan
rasa syukurnya ,…Israel menyatakan rasa terima kasihnya
kepada Tuhan,…rasa kegembiraannya sebab mengalami
pembebasan dan penyelamatan dari Allah. Rasul Paulus
berkata “Ucapla syukur senantiasa atas segala sesuatu
dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan
Bapa kita” (Ef. 5:20).
R. Paulus mengajak jemaat / orang Kristen untuk bernyanyi ,
…untuk menyatakan sukacita, dan rasa bahagia, atas semua
yang terjadi dan dialami dalam hidup. Dan segala yang terjadi
dan kita alami dalam hidup itu bisa saja yang baik,…juga yang
tidak baik;….yang menyenangkan, juga yang tidak
menyenangkan ;…yang menguntungkan juga yang merugikan; …
yang membuat bahagia tetapi juga yang membuat kita susah/
berduka cita;…juga bersyukur atas kelahiran, tetapi juga
kematian.
Namun saudara-saudara…hal yang terakhir ini sering bahkan
tidak dapat kita lakukan. Misalnya : apakah ada orang yang
rugi dalam usahanya, lalu ia merasa senang dan bersyukur,…
menyanyi dan memuji Allah; atau adakah orang yang
mengalami dukacita karena kematian, lalu ia senang dan
bersyukur kepada Tuhan? Tentu tidak,..dan pasti yang ada
didalam hati adalah suatu perasaan yang menjadi beban,…
beban yang tidak dapat dijawab dalam diri sendiri.

Keluarga dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Saat ini kita mengadakan ibadah syukur, (karena kematian
sdr/ keluarga beberapa waktu lalu) ; dan itu berarti kita
menyatakan suatu perasan dimana kita menerima apa yang

58
sudah terjadi ,…kita menerima kematian yang sudah terjadi;
meskipun mungkin kita masih ingat,…masih
mengenangkan,masih terbayang dalam pikiran peristiwa itu;
bahkan mungkin rasa sedih, rasa susah dalam hati itu masih
ada.
Tetapi itulah cara orang percaya menyatakan iman kepada
Tuhan. Itulah cara kita untuk bersyukur kepada Allah atas
apa yang menimpa kehidupan kita. Bahwa segala sesuatu itu
kita taruh / kita pertaruhkan didalam nama Tuhan…dalam
kekuatan kuasa-Nya, maka Ia akan memberikan yang terbaik
dalam kehidupan kita seperti firman-Nya “ Ucaplah syukur
senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”(Baca Ef. 5:20)

Keluarga dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Hidup dalam dunia ini sudah pasti tidak mulus,..dan tidak
selalu menyenangkan. Hidup didalam dunia ini penuh
tantangan, dari masalah yang satu kepada masalah yang lain,
dari keuntungan kepada kerugian, dari kebahagiaan kepada
kesusahan.
Sebagai orang Kristen kita menyadari bahwa bila kita
mengadakan pengucapan syukur (perayaan), kita ingat bahwa
kehidupan dan kematian tidak pernah sama sekali terpisah.
Artinya kehidupan ini akan diikuti dengan kematian. Atau
dalam perayaan pengucapan syukur yang lain, kita sadar
bahwa ketakutan dan kasih, kegembiraan dan kesusahan,
senyum dan air mata selalu berada bersama, yaitu selalu
silih berganti terjadi dalam kehidupan kita. Kita bersyukur
kepada Tuhan, bahwa kita menerima kehidupan, tetapi juga

59
menyadari bahwa kehidupan ini akan berakhir. Hidup ini
bernilai bukan sebab hidup ini, dapat dilihat, dirasakan dan
dijalani tetapi juga bernilai karena hidup ini pada suatu hari
akan hilang. Kalau hidup ini hilang,…kalau hidup ini berakhir,…
tidak dapat dilihat lagi, maka hal ini berada dalam suatu
kekuatan, yaitu kuasa Allah yang tidak dapat dipengaruhi /
diintervensi oleh manusia.

Keluarga dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kasihi !.


Hidup dalam dunia ini kita jalani dan lalui, dari kasih kepada
ketakutan,…dari senyum kepada air mata, dari kegembiraan
kepada kesusahan, dan dari hidup kepada kematian.
Dan untuk itu firman Tuhan mengajak kita untuk mengucap
syukur atas segala sesuatu;…dan ini menyatakan iman kita
kepada Tuhan; bahwa dalam menghadapi dan mengalami
segala sesuatu itu Tuhan tidak pernah biarkan, dan Tuhan
tidak pernah tinggalkan manusia.
Tuhan akan selalu memberikan kekuatan, keteguhan hati dan
penghiburan melalui kuasa Roh Kudus, yang memimpin dan
menyertai keluarga dan kita semua dalam hidup didunia ini,
Amin !.

60
RENUNGAN SYUKUR PENGHIBURAN

Pembacaan : Kel. 6:1-12

Keluarga …….yang berduka dan siding berkabungan


yang…….
Salah satu cara Allah menyatakan diri kepada umat-Nya
adalah dengan memperkenalkan / menyebutkan nama-Nya.
Penyataan diri Allah kepada umat ini terjadi pertama kali,
ketika Allah memutuskan mengadakan pembebasan bagi
umat-Nya, Israel di Mesir. Penyataan diri Allah sebagai
Tuhan ini terus menerus berlangsung sejak pengutusan Musa,
peritiwa pembebasan dari Mesir, dan perjanjian dengan
Israel digunung Sinai. Boleh dikatakan bahwa penyataan diri
Allah terus-menerus berlangsung pada setiap waktu, seiring
dengan pembebasan Israel. Dengan Allah menyebut dan
memperkenalkan diri dan nama-Nya ini, maka pembebasan
dari Mesir semata-mata tidak diartikan sebagai peristiwa
politis (bebas dari kuasa bangsa lain), tetapi juga peristiwa
agama; suatu peristiwa untuk membangkitkan iman, dimana
Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari ketidak tahuan/
tidak mengenal Allah sebagai Tuhan; mengalihkan perhatian
mereka dari ilah bangsa kafir, dan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama-Nya sebagai Tuhan, Allah dari
nenek moyang yaitu Allah dari Abraham, Ishak dan Yakub;
untuk diketahui, dikenal, disembah, ditaati dan dikasihi.
Karena itupenyataan diri Allah ini berkaitan erat dengan
pembebasan dari hidup yang lama kepada pembaharuan hidup
dengan Allah.

61
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Allah tidak hanya sekedar menyatakan/ memperkenalkan diri
atau nama-Nya, tetapi serentak Ia bertindak/ berbuat /
beraksi, untuk merubah dan memperbaiki eksistensi hidup
umat-Nya, agar mereka berada dalam kebebasan penuh
untuk menaati kehendak-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Israel tidak hanya dibebaskan, tetapi juga harus menjadi
umat yang mengenal Allah secara sempurna, umat yang
menyatakan imannya kepada Tuhan sebagai yang hidup, dan
yang berkuasa membebaskan kehidupan mereka dari keadaan
tidak kenal Allah kepada pengenalan akan Allah, dan
membebaskan mereka dari suatu kehidupan yang terancam,
penuh pergumulan / aniaya kepada hidup dalam kebebasan
penuh. Itulah sebabnya Musa diutus untuk berbicara tentang
pembebasan Allah ini, serentak pula memperkenalkan Allah
(Abraham, Ishak,Yakub) sebagai Tuhan, sebagai YHWH;
sebagai Yang Mahakuasa, yang kuat dan dahsyat. Oleh
kedahsyatan itu, maka tidak ada seorang manusia, atau
pemerintah/ penguasa; bahkan kekuatan alam yang dapat
sanggup menghadapi-Nya. Nama-Nya disebutkan kepada
Musa : AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah
kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah
mengutus aku kepadamu” (baca Kel.3:14 “). Nama ini ajaib,
nama ini juga dahsyat untuk membebaskan Israel dari
kekuasaan Mesir, tetapi juga menjadi jaminan keselamatan
dalam perjalanan menuju ke Kanaan, perjalanan menuju ke
suatu kehidupan baru. Nama Tuhan tetap menjadi jaminan
keselamtan diperjalanan, jaminan bahwa Allah tetap

62
memelihara mereka sebagai milik-Nya, sesuai perjanjian-Nya
kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Peristiwa penyataan diri
Allah sebgai Tuhan yang menyertai pembebasan Israel itu
merupakan tindakan Pekabaran Injil dari Allah sendiri;
dimana Allah menyatakan nama-Nya, dan melakukan tanda-
tanda oleh kuasa-Nya yang keluar dari nama-Nya: Tuhan.
Peristiwa pembebasan itu membuktikan kebesaran Tuhan
yang terus-menerus mengutus diri-Nya melalui Yesus Kristus
kepada dunia dan kepada umat manusia. Karena Allah
memperkenalkan diri sebagai Tuhan(Yang Mahakuasa, yang
terus menerus mengutus diri-Nya kepada umat-Nya =
menyertai dan menyelamatkan)maka Musa bersedia
menerima tugas yang besar dan berat; yaitu diutus untuk
memberitakan pembebasan itu, sekaligus terlibat dalam
kepemimpinan umat, sehingga pembebasan dan pembaharuan
hidup umat dapat menjadi mungkin. Ia mengalami terus-
menerus dipanggil dan diutus kepada bangsanya guna
menyampaikan maksud-maksud Allah.
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Pada saat ini, kita berada ditengah-tengah keluarga…..dalam
ibadah penguatan, berkenaan dengan telah dipanggil pulang
kembali menghadap Allah, bp…………………, seorang yang kita
kenal, dan seorang bapak, pada tgl………………..Kita yakin, bahwa
Tuhan Allah yang telah telah mengutusnya sebagai seorang
polisi, yang setia dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang penegak hokum, tetapi juga
sebagai seorang yang pernah melayani Tuhan, dengan tugas
yang telah dipercayakan ditengah-tengah persekutuan

63
jemaat GKI (…….) . Melalui tugas-tugas yang telah
dipercayakan kepada almarhum, telah dilakukan dengan baik
dalam pelayanannya. Dan kita bersyukur, kepada Allah, yang
telah mengutusnya sebagai hamba-Nya ditengah-tengah
jemaat juga sebagai seorang penegak hokum (polisi).
Almarhum telah memberikan pengorbanannya, hidup
dipersembahkan bagi gereja dan bangsa. Mungkin, almarhum
masih punya rencana dalam hidup bersama keluarga, tetapi
mungkin bagi Tuhan, kiranya setiap hal yang telah almarhum
kerjakan bagi orang lain sudah cukup, sudah lengkap, dan
berakhir pada tgl …………………., jam………Dan Tuhan telah
memanggil kembali hamba-Nya itu, menghadap hadirat-Nya.
Bapak……..almarhum telah mengakhiri seluruh perjuangan,
pelayanannya didunia ini. Karena itu, sdr/i….walaupun dalam
keadaan dukacita, kita bersyukur kepada Allah, karena
kebaikan, pelayanannya yang telah almarhum berikan kepada
kita semua.
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Dengan iman kita mau berkata, bahwa Tuhan Allah yang telah
mengutusnya, ada dan hadir ditengah-tengah kita, didalam
keluarga, sebagai seorang bapak, dalam tugasnya sebagai
seorang penegak hokum, tetapi juga dalam pelayanan jemaat
GKI (……..) dan sudah melaksanakan tugasnya sampai dengan
sakit yang almarhum alami, ia boleh kembali kepada sang
Pengutus, yaitu Allah, Bapa disurga. Pelayanan dan
pengorbanannya sudah cukup bagi keluarga, bagi kita dan
bagi siapa saja, sehingga kita boleh menjalani dan mengalami
kehidupan ini secara bersama-sama.

64
Tetapi kita harus ingat bahwa tugas pengutusan itu belum
berakhir/selesai. Tuhan Allah yang sudah mengutus diri-Nya
didalam Kristus Yesus kedalam dunia, terus menerus
menggunakan dan mengutus kita juga didalam dunia ini. Ia
mengutus kita kedalam keluarga masing-masing, Ia juga
mengutus kita kedalam lingkungan dimana kita hidup dan
berada, Ia mengutus kita melalui tugas dan tanggung jawab
kita, agar kitapun tidak hanya menrima tetapi juga menjadi
berkat, hidup kita menjadi buah bagi orang lain. Firman
Tuhan mengajak kita untuk memahami kembali nama Tuhan
sebagai AKU ADALAH AKU, yang telah mengutus AKU
kepada manusia, kepada kita; supaya kitapun berbuat hal
yang sama, member diri diutus, melalui apa yang dapat kita
mampu kerjakan bagi orang lain. Amin

65
RENUNGAN SYUKUR PENGHIBURAN

Pembacaan : Kel. 6:1-12

Keluarga …….yang berduka dan siding berkabungan


yang…….
Salah satu cara Allah menyatakan diri kepada umat-Nya
adalah dengan memperkenalkan / menyebutkan nama-Nya.
Penyataan diri Allah kepada umat ini terjadi pertama kali,
ketika Allah memutuskan mengadakan pembebasan bagi
umat-Nya, Israel di Mesir. Penyataan diri Allah sebagai
Tuhan ini terus menerus berlangsung sejak pengutusan Musa,
peritiwa pembebasan dari Mesir, dan perjanjian dengan
Israel digunung Sinai. Boleh dikatakan bahwa penyataan diri
Allah terus-menerus berlangsung pada setiap waktu, seiring
dengan pembebasan Israel. Dengan Allah menyebut dan
memperkenalkan diri dan nama-Nya ini, maka pembebasan
dari Mesir semata-mata tidak diartikan sebagai peristiwa
politis (bebas dari kuasa bangsa lain), tetapi juga peristiwa
agama; suatu peristiwa untuk membangkitkan iman, dimana
Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari ketidak tahuan/
tidak mengenal Allah sebagai Tuhan; mengalihkan perhatian
mereka dari ilah bangsa kafir, dan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama-Nya sebagai Tuhan, Allah dari
nenek moyang yaitu Allah dari Abraham, Ishak dan Yakub;
untuk diketahui, dikenal, disembah, ditaati dan dikasihi.
Karena itupenyataan diri Allah ini berkaitan erat dengan
pembebasan dari hidup yang lama kepada pembaharuan hidup
dengan Allah.

66
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Allah tidak hanya sekedar menyatakan/ memperkenalkan diri
atau nama-Nya, tetapi serentak Ia bertindak/ berbuat /
beraksi, untuk merubah dan memperbaiki eksistensi hidup
umat-Nya, agar mereka berada dalam kebebasan penuh
untuk menaati kehendak-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Israel tidak hanya dibebaskan, tetapi juga harus menjadi
umat yang mengenal Allah secara sempurna, umat yang
menyatakan imannya kepada Tuhan sebagai yang hidup, dan
yang berkuasa membebaskan kehidupan mereka dari keadaan
tidak kenal Allah kepada pengenalan akan Allah, dan
membebaskan mereka dari suatu kehidupan yang terancam,
penuh pergumulan / aniaya kepada hidup dalam kebebasan
penuh. Itulah sebabnya
Musa diutus untuk berbicara tentang pembebasan Allah ini,
serentak pula memperkenalkan Allah (Abraham,
Ishak,Yakub) sebagai Tuhan, sebagai YHWH; sebagai Yang
Mahakuasa, yang kuat dan dahsyat. Oleh kedahsyatan itu,
maka tidak ada seorang manusia, atau pemerintah/ penguasa;
bahkan kekuatan alam yang dapat sanggup menghadapi-Nya.
Nama-Nya disebutkan kepada Musa : AKU ADALAH AKU.
Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel
itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (baca
Kel.3:14 “). Nama ini ajaib, nama ini juga dahsyat untuk
membebaskan Israel dari kekuasaan Mesir, tetapi juga
menjadi jaminan keselamatan dalam perjalanan menuju ke
Kanaan, perjalanan menuju ke suatu kehidupan baru. Nama
Tuhan tetap menjadi jaminan keselamtan diperjalanan,

67
jaminan bahwa Allah tetap memelihara mereka sebagai milik-
Nya, sesuai perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak dan
Yakub. Peristiwa penyataan diri Allah sebgai Tuhan yang
menyertai pembebasan Israel itu merupakan tindakan
Pekabaran Injil dari Allah sendiri; dimana Allah menyatakan
nama-Nya, dan melakukan tanda-tanda oleh kuasa-Nya yang
keluar dari nama-Nya: Tuhan. Peristiwa pembebasan itu
membuktikan kebesaran Tuhan yang terus-menerus
mengutus diri-Nya melalui Yesus Kristus kepada dunia dan
kepada umat manusia. Karena Allah memperkenalkan diri
sebagai Tuhan(Yang Mahakuasa, yang terus menerus
mengutus diri-Nya kepada umat-Nya = menyertai dan
menyelamatkan)maka Musa bersedia menerima tugas yang
besar dan berat; yaitu diutus untuk memberitakan
pembebasan itu, sekaligus terlibat dalam kepemimpinan
umat, sehingga pembebasan dan pembaharuan hidup umat
dapat menjadi mungkin. Ia mengalami terus-menerus
dipanggil dan diutus kepada bangsanya guna menyampaikan
maksud-maksud Allah.
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Pada saat ini, kita berada ditengah-tengah keluarga…..dalam
ibadah pengucapan syukur, berkenaan dengan telah dipanggil
pulang kembali menghadap Allah, almarhum………, seorang
anak ditengah-tengah hidup keluarga dan ditengah-tengah
persekutuan yang dikenal, pada tgl………!. Kita yakin, bahwa
Tuhan Allah yang telah mengutusnya sebagai seorang anak
ditengah-tengah hidup keluarga……sebagai anak ke…..dari
…..saudara . Dengan kehidupannya didalam dunia ini, yang

68
begitu sangat muda, masih kecil, dengan kehadirannya
sebagai seorag anak, yang dapat memberikan keceriaan,
kebahagiaan, ditengah-tengah hidup keluarga, dengan
tingkah laku sebagai anak kecil. Mungkin, almarhum masih
punya rencana untuk hidup bersama ditengah keluarga, dan
juga bagi orang tua, ada harapan-harapan yang sudah
diharapkan, ketika ia telah dewasa….tetapi mungkin bagi
Tuhan, sudah cukup, sudah lengkap, dan berakhir pada tgl
…………………., jam………Dan Tuhan telah memanggil kembali
almarhum, menghadap hadirat-Nya. Almarhum telah
mengakhiri seluruh hidupnya didunia ini. Karena itu,
sdr/i….walaupun dalam keadaan dukacita, kita bersyukur
kepada Allah, telah menghadirkan almarhum ditengah-tengah
hidup sebagai seorang anak, sebagai seorang adik, saudara,
keponakan ditengah-tengah keluarga besar…..dan juga selaku
anggota persekutuan
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Dengan iman kita mau berkata, bahwa Tuhan Allah yang telah
mengutusnya, ada dan hadir ditengah-tengah kita, didalam
keluarga, sebagai seorang anak, adik, saudara, selaku anggota
persekutuan dalam jemaat GKI Betlehem, HBM dan
almarhum boleh kembali kepada sang Pengutus, yaitu Allah,
Bapa disurga.
Tuhan Allah yang sudah mengutus diri-Nya didalam Kristus
Yesus, dan Ia tidak akan pernah meninggalkan keluarga,
orang tua, sanak saudara, dan persekutuan……..dan dengan
percaya kepada Tuhan Yesus, yang akan selalu menghibur,
menguatkan, memulihkan, memampukan keluarga dalam

69
menghadapi dukacita dan pergumulan ini, dan Ia telah datang
kedalam dunia, agar terus menerus menggunakan dan
mengutus kita juga didalam dunia ini. Ia mengutus kita
kedalam keluarga masing-masing, Ia juga mengutus kita
kedalam lingkungan dimana kita hidup dan berada, Ia
mengutus kita melalui tugas dan tanggung jawab kita, agar
kitapun tidak hanya menerima tetapi juga menjadi berkat,
hidup kita menjadi buah bagi orang lain. Firman Tuhan
mengajak kita untuk memahami kembali nama Tuhan sebagai
AKU ADALAH AKU, yang telah mengutus AKU kepada
manusia, kepada kita; supaya kitapun berbuat hal yang sama,
member diri diutus, melalui apa yang dapat kita mampu
kerjakan bagi orang lain. Amin

70
RENUNGAN SYUKUR PENGHIBURAN

Pembacaan : Kel. 6:1-12

Keluarga …….yang berduka dan siding berkabungan


yang…….
Salah satu cara Allah menyatakan diri kepada umat-Nya
adalah dengan memperkenalkan / menyebutkan nama-Nya.
Penyataan diri Allah kepada umat ini terjadi pertama kali,
ketika Allah memutuskan mengadakan pembebasan bagi
umat-Nya, Israel di Mesir. Penyataan diri Allah sebagai
Tuhan ini terus menerus berlangsung sejak pengutusan Musa,
peritiwa pembebasan dari Mesir, dan perjanjian dengan
Israel digunung Sinai. Boleh dikatakan bahwa penyataan diri
Allah terus-menerus berlangsung pada setiap waktu, seiring
dengan pembebasan Israel. Dengan Allah menyebut dan
memperkenalkan diri dan nama-Nya ini, maka pembebasan
dari Mesir semata-mata tidak diartikan sebagai peristiwa
politis (bebas dari kuasa bangsa lain), tetapi juga peristiwa
agama; suatu peristiwa untuk membangkitkan iman, dimana
Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari ketidak tahuan/
tidak mengenal Allah sebagai Tuhan; mengalihkan perhatian
mereka dari ilah bangsa kafir, dan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama-Nya sebagai Tuhan, Allah dari
nenek moyang yaitu Allah dari Abraham, Ishak dan Yakub;
untuk diketahui, dikenal, disembah, ditaati dan dikasihi.
Karena itu penyataan diri Allah ini berkaitan erat dengan
pembebasan dari hidup yang lama kepada pembaharuan hidup
dengan Allah.

71
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Allah tidak hanya sekedar menyatakan/ memperkenalkan diri
atau nama-Nya, tetapi serentak Ia bertindak/ berbuat /
beraksi, untuk merubah dan memperbaiki eksistensi hidup
umat-Nya, agar mereka berada dalam kebebasan penuh
untuk menaati kehendak-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Israel tidak hanya dibebaskan, tetapi juga harus menjadi
umat yang mengenal Allah secara sempurna, umat yang
menyatakan imannya kepada Tuhan sebagai yang hidup, dan
yang berkuasa membebaskan kehidupan mereka dari keadaan
tidak kenal Allah kepada pengenalan akan Allah, dan
membebaskan mereka dari suatu kehidupan yang terancam,
penuh pergumulan / aniaya kepada hidup dalam kebebasan
penuh. Itulah sebabnya
Musa diutus untuk berbicara tentang pembebasan Allah ini,
serentak pula memperkenalkan Allah (Abraham,
Ishak,Yakub) sebagai Tuhan, sebagai YHWH; sebagai Yang
Mahakuasa, yang kuat dan dahsyat. Oleh kedahsyatan itu,
maka tidak ada seorang manusia, atau pemerintah/ penguasa;
bahkan kekuatan alam yang dapat sanggup menghadapi-Nya.
Nama-Nya disebutkan kepada Musa : AKU ADALAH AKU.
Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel
itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (baca
Kel.3:14 “). Nama ini ajaib, nama ini juga dahsyat untuk
membebaskan Israel dari kekuasaan Mesir, tetapi juga
menjadi jaminan keselamatan dalam perjalanan menuju ke
Kanaan, perjalanan menuju ke suatu kehidupan baru. Nama
Tuhan tetap menjadi jaminan keselamtan diperjalanan,

72
jaminan bahwa Allah tetap memelihara mereka sebagai milik-
Nya, sesuai perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak dan
Yakub. Peristiwa penyataan diri Allah sebgai Tuhan yang
menyertai pembebasan Israel itu merupakan tindakan
Pekabaran Injil dari Allah sendiri; dimana Allah menyatakan
nama-Nya, dan melakukan tanda-tanda oleh kuasa-Nya yang
keluar dari nama-Nya: Tuhan. Peristiwa pembebasan itu
membuktikan kebesaran Tuhan yang terus-menerus
mengutus diri-Nya melalui Yesus Kristus kepada dunia dan
kepada umat manusia. Karena Allah memperkenalkan diri
sebagai Tuhan(Yang Mahakuasa, yang terus menerus
mengutus diri-Nya kepada umat-Nya = menyertai dan
menyelamatkan)maka Musa bersedia menerima tugas yang
besar dan berat; yaitu diutus untuk memberitakan
pembebasan itu, sekaligus terlibat dalam kepemimpinan
umat, sehingga pembebasan dan pembaharuan hidup umat
dapat menjadi mungkin. Ia mengalami terus-menerus
dipanggil dan diutus kepada bangsanya guna menyampaikan
maksud-maksud Allah.
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Pada saat ini, kita berada ditengah-tengah keluarga…..dalam
ibadah pengucapan syukur, berkenaan dengan telah dipanggil
pulang kembali menghadap Allah, almarhum………, seorang
bapak, tete ditengah-tengah hidup keluarga dan ditengah-
tengah persekutuan yang dikenal, pada tgl………!. Kita yakin,
bahwa Tuhan Allah yang telah mengutusnya sebagai seorang
suami, bapa, tete, dan saudara ditengah-tengah hidup
keluarga……. Dengan kehidupannya didalam dunia ini, dengan

73
usia …… tahun, menikmati kebersamaan sebagai seorang
saudara, ditengah hidup keluarga Rumadas, sebagai seorang
suami, bapak dan tete ditengah-tengah hidup keluarga
Rumadas, dengan memberikan perhatian, kasih sayangnya
selaku suami dan orang tua. Almarhum telah menjalani hidup
bersama anak-anak dan cucu-cucu dalam dunia ini,….tetapi
Tuhan, sudah menentukan waktu bagi almarhum, bahwa sudah
cukup, sudah lengkap, almarhum berada bersama-sama anak-
anak dan cucu-cucu, dan hidup almarhum telah berakhir
didunia ini, pada tgl …………………., jam………Dan Tuhan telah
memanggil kembali almarhum, menghadap hadirat-Nya.
Almarhum telah mengakhiri seluruh hidupnya didunia ini.
Karena itu, sdr/i….walaupun dalam keadaan rasa kehilangan ,
kita bersyukur kepada Allah, telah menghadirkan almarhum
ditengah-tengah hidup sebagai seorang anak, sebagai
seorang suami, bapak, tete, saudara ditengah-tengah
keluarga besar…..dan juga selaku anggota persekutuan
berjemaat
Keluarga …….yang berduka dan sidang berkabungan
yang…….
Dengan iman kita mau berkata, bahwa Tuhan Allah yang telah
mengutusnya, ada dan hadir ditengah-tengah kita, didalam
keluarga, sebagai seorang anak, suami, bapak, tete, saudara,
selaku anggota persekutuan dalam jemaat GKI Betlehem,
HBM dan almarhum boleh kembali kepada sang Pengutus,
yaitu Allah, Bapa disurga.
Tuhan Allah yang sudah mengutus diri-Nya didalam Kristus
Yesus, dan Ia tidak akan pernah meninggalkan keluarga,
anak-anak, cucu-cucu, sanak saudara, dan

74
persekutuan……..dan dengan percaya kepada Tuhan Yesus,
yang akan selalu menghibur, menguatkan, memulihkan,
memampukan keluarga dalam menghadapi pergumulan ini, dan
Ia telah datang kedalam dunia, agar terus menerus
menggunakan dan mengutus kita juga didalam dunia ini. Ia
mengutus kita kedalam keluarga masing-masing, Ia juga
mengutus kita kedalam lingkungan dimana kita hidup dan
berada, Ia mengutus kita melalui tugas dan tanggung jawab
kita, agar kitapun tidak hanya menerima tetapi juga menjadi
berkat, hidup kita menjadi buah bagi orang lain. Firman
Tuhan mengajak kita untuk memahami kembali nama Tuhan
sebagai AKU ADALAH AKU, yang telah mengutus AKU
kepada manusia, kepada kita; supaya kitapun berbuat hal
yang sama, member diri diutus, melalui apa yang dapat kita
mampu kerjakan bagi orang lain. Amin

75
RENUNGAN SYUKUR PENGHIBURAN
Rayon Bethesda
Selasa, 05 Juli 2016

Pembacaan : Kel. 6:1-12

Keluarga ………..dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Salah satu cara Allah menyatakan diri kepada umat-Nya
adalah dengan memperkenalkan / menyebutkan nama-Nya.
Penyataan diri Allah kepada umat ini terjadi pertama kali,
ketika Allah memutuskan mengadakan pembebasan bagi
umat-Nya, Israel di Mesir. Penyataan diri Allah sebagai
Tuhan ini terus menerus berlangsung sejak pengutusan Musa,
peritiwa pembebasan dari Mesir, dan perjanjian dengan
Israel digunung Sinai. Boleh dikatakan bahwa penyataan diri
Allah terus-menerus berlangsung pada setiap waktu, seiring
dengan pembebasan Israel. Dengan Allah menyebut dan
memperkenalkan diri dan nama-Nya ini, maka pembebasan
dari Mesir semata-mata tidak diartikan sebagai peristiwa
politis (bebas dari kuasa bangsa lain), tetapi juga peristiwa
agama; suatu peristiwa untuk membangkitkan iman, dimana
Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari ketidak tahuan/
tidak mengenal Allah sebagai Tuhan; mengalihkan perhatian
mereka dari ilah bangsa kafir, dan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama-Nya sebagai Tuhan, Allah dari
nenek moyang yaitu Allah dari Abraham, Ishak dan Yakub;
untuk diketahui, dikenal, disembah, ditaati dan dikasihi.
Karena itupenyataan diri Allah ini berkaitan erat dengan

76
pembebasan dari hidup yang lama kepada pembaharuan hidup
dengan Allah.

Keluarga ………..dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Allah tidak hanya sekedar menyatakan/ memperkenalkan diri
atau nama-Nya, tetapi serentak Ia bertindak/ berbuat /
beraksi, untuk merubah dan memperbaiki eksistensi hidup
umat-Nya, agar mereka berada dalam kebebasan penuh
untuk menaati kehendak-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Israel tidak hanya dibebaskan, tetapi juga harus menjadi
umat yang mengenal Allah secara sempurna, umat yang
menyatakan imannya kepada Tuhan sebagai yang hidup, dan
yang berkuasa membebaskan kehidupan mereka dari keadaan
tidak kenal Allah kepada pengenalan akan Allah, dan
membebaskan mereka dari suatu kehidupan yang terancam,
penuh pergumulan / aniaya kepada hidup dalam kebebasan
penuh. Itulah sebabnya
Musa diutus untuk berbicara tentang pembebasan Allah ini,
serentak pula memperkenalkan Allah (Abraham,
Ishak,Yakub) sebagai Tuhan, sebagai YHWH; sebagai Yang
Mahakuasa, yang kuat dan dahsyat. Oleh kedahsyatan itu,
maka tidak ada seorang manusia, atau pemerintah/ penguasa;
bahkan kekuatan alam yang dapat sanggup menghadapi-Nya.
Nama-Nya disebutkan kepada Musa : AKU ADALAH AKU.
Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel
itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (baca
Kel.3:14 “). Nama ini ajaib, nama ini juga dahsyat untuk
membebaskan Israel dari kekuasaan Mesir, tetapi juga

77
menjadi jaminan keselamatan dalam perjalanan menuju ke
Kanaan, perjalanan menuju ke suatu kehidupan baru. Nama
Tuhan tetap menjadi jaminan keselamtan diperjalanan,
jaminan bahwa Allah tetap memelihara mereka sebagai milik-
Nya, sesuai perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak dan
Yakub. Peristiwa penyataan diri Allah sebgai Tuhan yang
menyertai pembebasan Israel itu merupakan tindakan
Pekabaran Injil dari Allah sendiri; dimana Allah menyatakan
nama-Nya, dan melakukan tanda-tanda oleh kuasa-Nya yang
keluar dari nama-Nya: Tuhan. Peristiwa pembebasan itu
membuktikan kebesaran Tuhan yang terus-menerus
mengutus diri-Nya melalui Yesus Kristus kepada dunia dan
kepada umat manusia. Karena Allah memperkenalkan diri
sebagai Tuhan(Yang Mahakuasa, yang terus menerus
mengutus diri-Nya kepada umat-Nya = menyertai dan
menyelamatkan)maka Musa bersedia menerima tugas yang
besar dan berat; yaitu diutus untuk memberitakan
pembebasan itu, sekaligus terlibat dalam kepemimpinan
umat, sehingga pembebasan dan pembaharuan hidup umat
dapat menjadi mungkin. Ia mengalami terus-menerus
dipanggil dan diutus kepada bangsanya guna menyampaikan
maksud-maksud Allah.
Keluarga ………..dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus
kasihi !.
Pada saat ini, kita berada ditengah-tengah keluarga…..dalam
ibadah pengucapan syukur, berkenaan dengan telah dipanggil
pulang kembali menghadap Allah, almarhum………, seorang
anak ditengah-tengah hidup keluarga….., ikatan keluarga,
rekan sekerja dan ditengah-tengah persekutuan yang

78
dikenal, pada tgl………!. Kita yakin dan percaya, bahwa Tuhan
Allah yang telah mengutusnya sebagai seorang anak untuk
ada dan hadir ditengah-tengah hidup keluarga……sebagai
anak ke…..dari …..saudara . Dengan kehidupannya didalam
dunia ini, yang begitu sangat muda, dengan kehadirannya
sebagai seorag anak, yang dapat memberikan kebahagiaan,
kebanggaan, apalagi almarhum adalah anak laki-laki yang
pertama, yang tentunya menjadi seorang anak yang
diharapkan,anak yang menjadi kebanggaan ditengah-tengah
hidup keluarga….. !.Dan mungkin, almarhum masih punya
rencana untuk hidup bersama ditengah keluarga, dan juga
bagi orang tua, ada harapan-harapan yang sudah diharapkan,
apalagi ia telah diterima sebagai karyawan pada PT PLN,
dengan SK yang baru saja almarhum terima….tetapi mungkin
bagi Tuhan, sudah cukup, sudah lengkap, almarhum berada
ditengah hidup keluarga, rekan sekerja, sahabat, ditengah
hidup ikatan kerukunan keluarga, persekutuan berjemaat dan
bermasyarakat, dan telah berakhir pada tgl ………………….,
jam………!. Tuhan telah memanggil kembali almarhum,
menghadap hadirat-Nya. Almarhum telah mengakhiri seluruh
hidupnya didunia ini. Karena itu, sdr/i….walaupun dalam
keadaan dukacita, rasa kesedihan dan kehilangan, selaku
orang-orang percaya, kita mau bersyukur kepada Allah, yang
telah menghadirkan almarhum ditengah-tengah hidup sebagai
seorang anak, sebagai seorang adik, kakak, saudara,
keponakan, cucu, rekan kerja, anggota masyarakat, anggota
jemaat ditengah-tengah keluarga besar…..dan juga selaku
anggota persekutuan

79
Keluarga ………..dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus
kasihi !.
Dengan iman kita mau berkata, bahwa Tuhan Allah yang telah
mengutusnya, ada dan hadir ditengah-tengah kita, didalam
keluarga, sebagai seorang anak, adik, saudara, selaku anggota
persekutuan dalam jemaat GKI Betlehem, HBM dan
almarhum boleh kembali kepada sang Pengutus, yaitu Allah,
Bapa disurga.
Tuhan Allah yang sudah mengutus diri-Nya didalam Kristus
Yesus, dan Ia tidak akan pernah meninggalkan keluarga,
orang tua, sanak saudara, dan persekutuan…….untuk
menanggung dukacita ini sendiri, tetapi Ia Tuhan yang hidup,
akan memberikan pertolongan, dan dengan percaya kepada
Tuhan Yesus, yang akan selalu menghibur, menguatkan,
memulihkan, memampukan keluarga dalam menghadapi
dukacita dan pergumulan ini, dan Ia telah datang kedalam
dunia, agar terus menerus menggunakan dan mengutus kita
juga didalam dunia ini. Ia mengutus kita kedalam keluarga
masing-masing, Ia juga mengutus kita kedalam lingkungan
dimana kita hidup dan berada, Ia mengutus kita melalui tugas
dan tanggung jawab kita, agar kitapun tidak hanya menerima
tetapi juga menjadi berkat, hidup kita menjadi buah bagi
orang lain. Firman Tuhan mengajak kita untuk memahami
kembali nama Tuhan sebagai AKU ADALAH AKU, yang telah
mengutus AKU kepada manusia, kepada kita; supaya kitapun
berbuat hal yang sama, member diri diutus, melalui apa yang
dapat kita mampu kerjakan bagi orang lain. Amin

80
RENUNGAN SYUKUR
Kel. Sagisolo / May
Selasa, 05 Juli 2022
Pembacaan : Kel. 6:1-12

Keluarga ……dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Salah satu cara Allah menyatakan diri kepada umat-Nya
adalah dengan memperkenalkan / menyebutkan nama-Nya.
Penyataan diri Allah kepada umat ini terjadi pertama kali,
ketika Allah memutuskan mengadakan pembebasan bagi
umat-Nya, Israel di Mesir. Penyataan diri Allah sebagai
Tuhan ini terus menerus berlangsung sejak pengutusan Musa,
peritiwa pembebasan dari Mesir, dan perjanjian dengan
Israel digunung Sinai. Boleh dikatakan bahwa penyataan diri
Allah terus-menerus berlangsung pada setiap waktu, seiring
dengan pembebasan Israel. Dengan Allah menyebut dan
memperkenalkan diri dan nama-Nya ini, maka pembebasan
dari Mesir semata-mata tidak diartikan sebagai peristiwa
politis (bebas dari kuasa bangsa lain), tetapi juga peristiwa
agama; suatu peristiwa untuk membangkitkan iman, dimana
Allah membebaskan umat pilihan-Nya dari ketidak tahuan/
tidak mengenal Allah sebagai Tuhan; mengalihkan perhatian
mereka dari ilah bangsa kafir, dan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama-Nya sebagai Tuhan, Allah dari
nenek moyang yaitu Allah dari Abraham, Ishak dan Yakub;

81
untuk diketahui, dikenal, disembah, ditaati dan dikasihi.
Karena itupenyataan diri Allah ini berkaitan erat dengan
pembebasan dari hidup yang lama kepada pembaharuan hidup
dengan Allah.

Keluarga ……dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Allah tidak hanya sekedar menyatakan/ memperkenalkan diri
atau nama-Nya, tetapi serentak Ia bertindak/ berbuat /
beraksi, untuk merubah dan memperbaiki eksistensi hidup
umat-Nya, agar mereka berada dalam kebebasan penuh
untuk menaati kehendak-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Israel tidak hanya dibebaskan, tetapi juga harus menjadi
umat yang mengenal Allah secara sempurna, umat yang
menyatakan imannya kepada Tuhan sebagai yang hidup, dan
yang berkuasa membebaskan kehidupan mereka dari keadaan
tidak kenal Allah kepada pengenalan akan Allah, dan
membebaskan mereka dari suatu kehidupan yang terancam,
penuh pergumulan / aniaya kepada hidup dalam kebebasan
penuh. Itulah sebabnya Musa diutus untuk berbicara tentang
pembebasan Allah ini, serentak pula memperkenalkan Allah
(Abraham, Ishak,Yakub) sebagai Tuhan, sebagai YHWH;
sebagai Yang Mahakuasa, yang kuat dan dahsyat. Oleh
kedahsyatan itu, maka tidak ada seorang manusia, atau
pemerintah/ penguasa; bahkan kekuatan alam yang dapat
sanggup menghadapi-Nya. Nama-Nya disebutkan kepada
Musa : AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah
kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah
mengutus aku kepadamu” (baca Kel.3:14 “). Nama ini ajaib,

82
nama ini juga dahsyat untuk membebaskan Israel dari
kekuasaan Mesir, tetapi juga menjadi jaminan keselamatan
dalam perjalanan menuju ke Kanaan, perjalanan menuju ke
suatu kehidupan baru. Nama Tuhan tetap menjadi jaminan
keselamtan diperjalanan, jaminan bahwa Allah tetap
memelihara mereka sebagai milik-Nya, sesuai perjanjian-Nya
kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Peristiwa penyataan diri
Allah sebgai Tuhan yang menyertai pembebasan Israel itu
merupakan tindakan Pekabaran Injil dari Allah sendiri;
dimana Allah menyatakan nama-Nya, dan melakukan tanda-
tanda oleh kuasa-Nya yang keluar dari nama-Nya: Tuhan.
Peristiwa pembebasan itu membuktikan kebesaran Tuhan
yang terus-menerus mengutus diri-N
ya melalui Yesus Kristus kepada dunia dan kepada umat
manusia. Karena Allah memperkenalkan diri sebagai
Tuhan(Yang Mahakuasa, yang terus menerus mengutus diri-
Nya kepada umat-Nya = menyertai dan menyelamatkan) maka
Musa bersedia menerima tugas yang besar dan berat; yaitu
diutus untuk memberitakan pembebasan itu, sekaligus
terlibat dalam kepemimpinan umat, sehingga pembebasan dan
pembaharuan hidup umat dapat menjadi mungkin. Ia
mengalami terus-menerus dipanggil dan diutus kepada
bangsanya guna menyampaikan maksud-maksud Allah.

Keluarga ……dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Pada saat ini, kita berada ditengah-tengah keluarga…..dalam
ibadah pengucapan syukur 40 hari, berkenaan dengan telah
dipanggil pulang kembali menghadap Allah, almarhum/ah………,

83
seorang anak/ cucu ditengah-tengah hidup keluarga….., dan
ditengah-tengah persekutuan berjemaat, pada tgl 25 Mei
2022 yang lalu !. Kita yakin dan percaya, bahwa Tuhan Allah
yang telah mengutusnya sebagai seorang anak / seorang cucu
untuk ada dan hadir ditengah-tengah hidup keluarga……
sebagai anak dari (….. ). Dengan kehidupannya didalam dunia
ini, yang begitu sangat muda, masih kecil, dengan
kehadirannya sebagai seorang anak / cucu, yang dapat
memberikan kebahagiaan, kebanggaan ditengah-tengah hidup
keluarga….. !.Dan mungkin, almarhum masih ingin ada ditengah
hidup, orang tua, bapa dan mama, hidup bersama ditengah
keluarga, dan juga bagi orang tua, ada harapan-harapan yang
diharapkan bagi anaknya, ….tetapi mungkin bagi Tuhan sudah
selesai waktunya almarhum berada ditengah hidup keluarga,
telah berakhir didunia ini, sehingga pada tgl 25 juni 2022,
Tuhan telah memanggil kembali almarhum, menghadap
hadirat-Nya. Almarhum telah mengakhiri seluruh hidupnya
didunia ini, dengan waktu yang begitu singkat. Karena itu,
sdr/i….walaupun dalam keadaan dukacita, rasa kesedihan dan
kehilangan, selaku orang-orang percaya, kita mau bersyukur
kepada Allah, yang telah menghadirkan almarhum ditengah-
tengah hidup sebagai seorang anak, sebagai seorang cucu,
keponakan, sdr’ ditengah hidup keluarga ……………

Keluarga ……dan Persekutuan yang Tuhan Yesus Kristus


kasihi !.
Dengan iman kita mau berkata, bahwa Tuhan Allah yang telah
mengutusnya, ada dan hadir ditengah-tengah kita, secara
khusus didalam keluarga, sebagai seorang anak, cucu, sdr dan

84
almarhum boleh kembali kepada sang Pengutus, yaitu Allah,
Bapa disurga.
Tuhan Allah yang sudah mengutus diri-Nya didalam Kristus
Yesus, dan Ia tidak akan pernah meninggalkan keluarga,
orang tua, sanak saudara, dan persekutuan…….untuk
menanggung dukacita ini sendiri, tetapi Ia Tuhan yang hidup,
akan memberikan pertolongan, dan dengan percaya kepada
Tuhan Yesus, yang akan selalu menghibur, menguatkan,
memulihkan, memampukan keluarga dalam menghadapi
dukacita dan pergumulan ini, dan Ia telah datang kedalam
dunia, agar terus menerus menggunakan dan mengutus kita
juga didalam dunia ini. Ia mengutus kita kedalam keluarga
masing-masing, Ia juga mengutus kita kedalam lingkungan
dimana kita hidup dan berada, Ia mengutus kita melalui tugas
dan tanggung jawab kita, agar kitapun tidak hanya menerima
tetapi juga menjadi berkat, hidup kita menjadi buah bagi
orang lain. Firman Tuhan mengajak kita untuk memahami
kembali nama Tuhan sebagai AKU ADALAH AKU, yang telah
mengutus AKU kepada manusia, kepada kita; supaya kitapun
berbuat hal yang sama, member diri diutus, melalui apa yang
dapat kita mampu kerjakan bagi orang lain. Amin

85

Anda mungkin juga menyukai