( Jemaat menyanyikan lagu ku berbahagia yakin teguh… pemimpin Ibadah masuk dalam ruangan dan
menyalakan lilin paskah )
LT : Jemaat yang dikasihi Tuhan…, peristiwa kematian Tuhan kita Yesus Kristus di atas kayu salib yang
kita peringati pada Jumat Agung telah berlalu ! Akankah salib terpancang terus ? Tidak.....pada pagi-pagi
benar ketika para wanita datang ke kubur-Nya, mereka tidak menemukan Dia. Kubur-Nya telah
kosong......Maut dikalahkan-Nya......Dia sudah bangkit......... Sungguh Dia sudah bangkit!!! Mari kita
bersama-sama berdiri dan berbagi berita sukacita itu, saling bersalaman sambil penuh sukacita kita
nyanyikan pujian “Kristus Bangkit, Soraklah”
PF : Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, kita tahbiskan Ibadah Paskah Persekutuan Wanita
Gereja Toraja Klasis Kalimantan Utara saat ini
J : Amin
(Jemaat duduk)
LT : Hanya bagiNya patut kita naikkan segala pujian dan sembah untuk kemuliaanNya, besarlah
segala perbuatan tanganNya untuk kita umat yang dikasihiNya.
MAZMUR PUJIAN
LT. : MARI KITA BERMAZMUR BAGI TUHAN, SECARA RESPONSORIAL SESUAI KITAB MAZMUR PASAL
47, MASING-MASING KITA BERKATA :
LT : HAI SEGALA BANGSA, BERTEPUK TANGANLAH,
J : ELU-ELUKANLAH ALLAH DENGAN SORAK SORAI!
LT : SEBAB TUHAN, YANG MAHA TINGGI ADALAH DAHSYAT,
J : RAJA YANG BESAR ATAS SELURUH BUMI.
LT : IA MENAKLUKKAN BANGSA-BANGSA KEBAWAH KUASA KITA,
J : SUKU-SUKU BANGSA KE BAWAH KAKI KITA,
LT : IA MEMILIH BAGI KITA TANAH PUSAKA KITA,
J : KEBANGGAAN YAKUB YANG DIKASIHI-NYA
LT : ALLAH TELAH NAIK DENGAN DIIRINGI SORAK SORAI,
J : YA TUHAN ITU DENGAN DIIRINGI BUNYI SANGKAKALA,
LT : BERMAZMURLAH BAGI ALLAH, BERMAZMURLAH,
J : BERMAZMURLAH BAGI RAJA KITA, BERMAZMURLAH!
LT : SEBAB ALLAH ADALAH RAJA SELURUH BUMI,
J : BERMAZMURLAH DENGAN NYANYIAN PENGAJARAN!
LT : ALLAH MEMERINTAH SEBAGAI RAJA ATAS BANGSA-BANGSA,
J : ALLAH BERSEMAYAN DIATAS TAKHTA-NYA.
LT : PARA PEMUKA BANGSA-BANGSA BERKUMPUL
J : SEBAGAI UMAT ALLAH ABRAHAM,
LT : SEBAB ALLAH YANG EMPUNYA PERISAI-PERISAI BUMI,
J : IA SANGAT DI MULIAKAN.
LT + J : AMIN
Menyanyi : SEGALA KEMULIAAN
PENGAKUAN DOSA
PF : Marilah kita mengaku dosa kita kepada Tuhan dan memohon pengampunan-Nya :
Ibu 1 : Ya Tuhan, kami sering berlaku seperti para murid : takut, kuatir, karena kami melupakan janji-
janji-Mu yang Engkau teguhkan melalui kebangkitan-Mu. Ampunilah kami ya Tuhan......
J : (Menyanyi) KJ 42
“Tuhan kasihani, Kristus kasihani ; Tuhan kasihani kami”
Ibu 2 : Ya Yesus, kami juga sering bersikap seperti Tomas, yang meragukan kebangkitan-
Mu dan yang menuntut bukti kuasa kebangkitan-Mu dalam menanggapi masalah
kehidupan kami.
J : (Menyanyi) KJ 42
“Tuhan kasihani, Kristus kasihani ; Tuhan kasihani kami”
BERITA ANUGERAH
PF : Dan mereka yang duduk makan bersama Dia, berfikir dalam hati mereka: “ siapakah Ia ini,
sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada Perempuan itu : “ Imanmu
telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
PERSEMBAHAN ( DUDUK )
LT : Jemaat Tuhan yang kekasih....Firman Tuhan berkata : “Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang
sama dengan kebangkitan-Nya” (Roma 6:5). Karena itu dalam semangat kehidupan baru yang
telah kita peroleh melalui kebangkitan Kristus, marilah kita memberikan persembahan syukur
dengan sukacita
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN DAN BERKAT
PENGUTUSAN ( BERDIRI )
PF : Seperti para wanita yang pertama kali menjadi saksi kebangkitan Kristus, dan penuh keberanian
memberitakannya kepada para murid yang lain, kita pun diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk
berani menyaksikan kepada keluarga bahkan setiap orang yang kita jumpai dalam kehidupan
kita bahwa sungguh kebangkitan Kristus telah mengubah hidup kita.
BERKAT
Saat ini, kita diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk berani menyaksikan kebangkitan Yesus. Kita tidak perlu
mengumpulkan kekuatan dan keberanian dari diri sendiri, tetapi lebih dari itu, kita dapat memercayai
janji Allah bahwa Ia akan memberi kita roh keberanian.
PF : Jemaat yang mendapat anugerah Allah, mari berdiri dan angkat pujian kepada Tuhan
dari Mazmur 103 : 1-5, demikian : “Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
J : Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
PF : Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
J : Dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
PF : Dia yang mengampuni segala kesalahan-Mu
J : Yang menyembuhkan segala penyakitmu
PF : Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur
J : Yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat
PF : Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan
J : Sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali
PF + J : Menyanyikan KJ No. 202:1,2 “Maut Sudah Menyerah” (duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
Pnt : Berdoa dan Membaca Alkitab................ berkata : “demikianlah firman Tuhan”
P : “Berbahagialah……….................Haleluya”
J : (Menyanyi) Haleluya, Haleluya, Haleluya.
P : Berkhotbah
PERSEMBAHAN SYUKUR
Dkn : Jemaat Tuhan yang kekasih....Firman Tuhan berkata : “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kebangkitan-Nya” (Roma 6:5). Karena itu dalam semangat kehidupan baru yang telah kita peroleh
melalui kebangkitan Kristus, marilah kita memberikan persembahan syukur dengan sukacita.
Saat ini, kita diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk berani menyaksikan kebangkitan Yesus. Kita tidak perlu
mengumpulkan kekuatan dan keberanian dari diri sendiri, tetapi lebih dari itu, kita dapat memercayai
janji Allah bahwa Ia akan memberi kita roh keberanian.
DOA SYAFAAT
P : Kristus yang telah bangkit itu telah mengutus saudara-saudara dan saya, untuk menjadi saksi
kebangkitan-Nya. Karena itu bangkitlah sekarang, dan pergilah dengan membawa berkat Tuhan :
“Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, kasih dan setia Allah Bapa dalam
selamanya…..Amin.
J : (Menyanyi) Amin….amin….amin.
Sebuah Doa untuk Paskah
Pada suatu hari, yang sekarang disebut hari Paskah, lebih dari dua ribu tahun yang lalu, sekelompok
wanita pergi ke kubur Yesus pagi-pagi dengan membawa rempah-rempah untuk mengurapi jenazah-Nya
sebagai tindakan penghormatan. Ketika mereka tiba di kubur Yesus untuk meminyaki tubuh-Nya dengan
rempah-rempah, terjadilah gempa bumi, dan sesosok malaikat turun dari langit serta menggulingkan
batu yang menutup pintu masuk ke kubur Yesus.
Karena dipandang dengan rasa heran dan takut, malaikat itu berkata kepada para wanita, "Ia tidak ada
di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
Dan, segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang
mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia." (Matius 28:6-7) Setelah
mendengar dan melihat bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, sekelompok wanita tersebut segera
pergi dan memberi tahu orang lain.
Dalam kisah ini, kita mengetahui bahwa wanita-wanita itu adalah orang-orang pertama yang memberi
tahu murid-murid lainnya tentang kebangkitan Yesus (Matius 28:1–10; Markus 16:7–8; Yohanes 20:11–
17).
Ini adalah masalah besar bagi para wanita karena menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus! Ini berarti
mereka tidak hanya menjadi pihak pertama yang melihat kubur Yesus kosong, tetapi juga menjadi pihak
pertama yang membawa pesan kepada orang lain tentang Yesus yang bangkit. Betapa luar biasanya hak
istimewa yang diberikan kepada para wanita ini, khususnya pada era mereka hidup.
Kebudayaan Romawi dan Yahudi memperlakukan wanita sebagai warga negara kelas dua. Kesaksian
seorang wanita tidak dihargai, tidak dianggap di pengadilan, bahkan diremehkan secara terang-terangan
dan dengan sengaja disingkirkan. Kita melihat praktik budaya yang tidak jelas ini, demikian juga respons
awal para murid ketika wanita-wanita tersebut memberi tahu mereka bahwa Yesus telah bangkit dari
kematian.
Seperti yang dikatakan Lukas, "Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong
dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu." (Lukas 24:11) Kejadian itu mendorong
Petrus untuk segera pergi ke kubur dan melihat bukti resmi bahwa Yesus benar-benar bangkit dari
kematian.
Jika para penulis Alkitab ingin membuat catatan kebangkitan Yesus yang lebih dapat dipercaya pada
zaman mereka, mereka dengan mudah dapat mengarang sebuah laporan bahwa murid-murid-Nya
menemukan kubur kosong, ketimbang mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal bahwa yang memberi
kesaksian adalah sekelompok wanita. Seperti yang dikhotbahkan suami saya, jika Anda akan membuat
cerita tentang kebangkitan, Anda setidaknya menghadirkan peran pria sebagai lakon utama dalam cerita
yang hebat sehingga ketika mereka pergi ke pengadilan, pria tersebut setidaknya bisa bersaksi. Dalam
kebudayaan ini, wanita-wanita tersebut berperan sebagai saksi pertama perihal kubur kosong Yesus dan
kebangkitan-Nya, yang menguatkan kebenaran bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian.
Ini merupakan salah satu dari sekian banyak kisah dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Allah
mengambil orang-orang yang disingkirkan dalam masyarakat dan memakai mereka untuk kemuliaan-
Nya. Secara berulang-ulang, Alkitab menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui orang-orang miskin,
orang-orang berdosa, orang-orang terbuang, dan orang-orang asing dalam kisah penebusan-Nya.
Bahkan, Yesus lahir dari garis keturunan pelacur dan dilahirkan dalam keluarga miskin, melalui seorang
petani perempuan yang masih muda.
Dalam kisah kebangkitan, dengan menyingkapkan diri-Nya sendiri untuk pertama kalinya kepada para
wanita, Allah sekali lagi menjungkirbalikkan hal tabu dalam budaya dan mengatakan bahwa para wanita,
meskipun dipandang sebagai penduduk kelas dua di Israel, adalah penduduk kelas pertama dalam
kerajaan-Nya. Paulus yang banyak mengajarkan hal ini di Galatia menulis, ".... Dalam hal ini tidak ada
orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
Sebuah Panggilan untuk Menjadi Saksi-Saksi yang Setia Saat Ini
Walaupun kita hidup pada hari dan masa yang berbeda dari kelompok wanita yang pertama kali melihat
dan memberitahukan kebangkitan Yesus, sebagai wanita, kita perlu jujur dan berani untuk bercerita
kepada orang lain tentang kisah yang sama, "Kubur sudah kosong! Yesus telah bangkit dari kematian!"
Teguhkanlah hati kita melalui contoh para wanita ini. Mereka menghadapi pertempuran berat ketika
pertama kali memberi tahu para murid tentang kebangkitan Yesus. Siapa yang akan memercayai
mereka? Mengapa mereka memercayai cerita mereka? Meskipun demikian, mereka meninggalkan
kubur kosong untuk memberitakan kabar baik.
Saat ini, kita diberi kuasa oleh Roh Kudus untuk berani menyaksikan kebangkitan Yesus. Kita tidak perlu
mengumpulkan kekuatan dan keberanian dari diri sendiri, tetapi lebih dari itu, kita dapat memercayai
janji Allah bahwa Ia akan memberi kita roh keberanian.
Itulah sebabnya, temukanlah sesuatu yang akan menahan Anda untuk menceritakan iman Anda dalam
Yesus kepada orang lain. Apakah Anda khawatir tentang apa yang orang lain katakan dan pikirkan
tentang Anda? Apakah Anda khawatir jika ditolak? Atau, apakah Anda hanya tidak ingin menceritakan
iman Anda?
Apa pun yang menahan Anda, sadarilah itu, akuilah itu, bertobatlah, dan ketahuilah bahwa Allah akan
mengampuni Anda dan menguatkan Anda untuk menjadi saksi yang berani.
Sebagai seorang wanita, kita memiliki kumpulan kesaksian yang sangat besar dalam kelompok kecil
wanita yang pertama kali melihat Yesus, serta banyak wanita yang lebih dari ribuan tahun terus
menyaksikan tentang Dia dan melayani orang lain sebagai gereja. Saya mendorong Anda pada masa
Paskah ini untuk menceritakan iman Anda, sedikitnya kepada satu orang dan mengajak mereka ke salah
satu ibadah Paskah kita. (t/S. Setyawati)
Sumber asli:
Berapa harga yang Anda berikan untuk kucuran darah di bukit Kalvari?
Berapa harga yang Anda berikan untuk kepala berdarah akibat mahkota duri yang menusuk?
Berapa harga yang Anda berikan untuk tamparan, pukulan, cambukan dan Judah yang menempel di
wajahNya?
Berapa harga yang Anda berikan untuk punggung yang bersimbah darah karena cambuk duri?
Berapa harga yang Anda berikan untuk Kristus yang memikul salib dan jatuh bangun karena kelelahan?
Dan berapa harga yang Anda berikan untuk Kristus yang membiarkan BapaNya berpaling dan
meninggalkan Dia dalam kesendirian?
Tak ternilai! Terlalu mahal, bahkan tak akan pernah bisa dihitung. Itu sebabnya keselamatan selalu
diberikan cuma-cuma. Pengorbanan Kristus diberikan kepada kita dengan gratis.
Bukan karena harganya murah, tetapi karena begitu mahalnya sehingga manusia tidak akan pernah
sanggup membayarnya.
Tak ternilai dan tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga di dunia ini. Sampai kapan pun kita tidak
bisa menghitungnya.
Pengorbanan Kristus memang mahal dan tak ternilai. Namun anehnya, pengorbanan Kristus yang begitu
mahal terlihat menjadi murahan di tangan seorang Kristen yang rela menukarkan imannya demi karir
dan kedudukan.
Yang tak ternilai menjadi murahan di tangan orang Kristen yang menjual imannya demi pasangan hidup.
Darah yang mahal menjadi murah di tangan orang Kristen yang meninggalkan Yesus demi uang. Itulah
sebabnya kita perlu jujur terhadap diri kita sendiri, seberapa mahal arti pengorbanan Kristus bagi kita?
Jawaban kita inilah yang akan menentukan seberapa besar kita menghargai pengorbanan Tuhan di atas
kayu salib bagi kita.
Biarlah Paskah pada tahun ini menjadi refleksi bagi kita. jika memang kita mengakui bahwa pengorbanan
Kristus tak ternilai harganya, akankah kita menukarkan iman kita dengan uang, kekayaan, kedudukan,
pengaruh atau dengan hal lain di dalam dunia ini?
Jika kita mengakui bahwa pengorbanan Kristus sedemikian mahal, bukankah seharusnya menghargai
kasih karunia itu?
Saat teduh…
Narator :
Wanita…
Yesus mengatakan bahwa pembasuhan kaki melambangkan pemurnian dari dosa sehari-hari, sebab
kaki, yang terus-menerus menyentuh tanah, juga terus-menerus rentan menjadi kotor, kecuali jika kita
merawatnya dengan baik.
Petrus, ketika tiba gilirannya, dengan segala kerendahan hati berusaha keras
mencegah Yesus membasuh kakinya, “Tuhan,” serunya, “Engkau hendak
membasuh kakiku?" Yesus menjawab, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu
sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Tampak padaku bahwa Ia
berbicara kepadanya secara pribadi, “Simon, engkau beroleh kasih karunia sebab
BapaKu menyatakan kepadamu siapa Aku, darimana Aku datang, dan kemana
Aku akan pergi, engkau sendiri telah menyatakannya dengan jelas, sebab itu,
atas engkau, Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan
menguasainya. Kuasa-Ku akan tetap bersama para penerusmu hingga akhir
jaman.”
Yesus memperlihatkan Petrus kepada para rasul yang lain dan mengatakan
bahwa apabila Ia tak lagi bersama mereka, Petrus akan menggantikan
kedudukan-Nya di antara mereka. Petrus mengatakan, “Engkau tidak akan
membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Tuhan kita menjawab, “Jikalau Aku
tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Maka,
berserulah Petrus, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan
kepalaku!" Jawab Yesus, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri
lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu
sudah bersih, hanya tidak semua."
Pembasuhan kaki ini bersifat rohani dan dilakukan sebagai bentuk absolusi.
Petrus, dalam semangatnya yang berkobar, tak melihat suatu pun di dalamnya,
selain dari tindak perendahan diri yang begitu luar biasa dari pihak Guru-Nya; ia
tidak tahu bahwa demi menyelamatkannya, Yesus, tepat pada hari berikutnya,
akan terlebih lagi merendahkan diri, bahkan hingga wafat di salib dengan hina.
Ketika Yesus membasuh kaki Yudas, Yesus melakukannya dengan cara yang
paling penuh cinta dan kasih sayang; Ia bahkan menundukkan wajah kudus-Nya
hingga ke atas kaki sang pengkhianat, dan dengan suara lirih Ia memintanya
sekarang, setidak-tidaknya, masuk ke dalam dirinya sendiri, sebab ia telah
menjadi seorang pengkhianat tanpa iman sepanjang tahun lalu. Yudas tampaknya
sengaja tak mengindahkan apapun yang dikatakan-Nya, dan mulai berbicara
kepada Yohanes, sehingga Petrus naik pitam dan berteriak, “Yudas, Guru
berbicara kepadamu!” Maka Yudas menanggapi Tuhan kita dengan suatu
perkataan yang samar dan mengambang, seperti, “Ya Tuhan, jangan lakukan!”
Yang lain, tidak tahu bahwa Yesus berbicara kepada Yudas, sebab perkataan-Nya
diucapkan dengan sangat lirih agar tak terdengar oleh mereka, disamping itu
mereka semua sibuk mengenakan kembali sepatu mereka. Tak ada dari rangkaian
peristiwa Sengsara yang begitu mendukakan hati Yesus demikian hebat selain
dari pengkhianatan Yudas.
Yesus dan para murid-Nya makan anak domba Paskah di ruang perjamuan.
Mereka terbagi atas tiga kelompok. Yesus makan anak domba Paskah bersama
keduabelas rasul di ruang perjamuan, begitulah tepatnya disebut; Nataniel
bersama duabelas murid lainnya di salah satu ruangan samping, dan Eliakim
(putera dari Kleopas dan Maria puteri Heli), yang adalah murid Yohanes
Pembaptis, dengan duabelas murid lainnya, di ruangan samping yang lain.
Tiga ekor anak domba dikurbankan bagi mereka di Bait Suci, tetapi ada anak
domba keempat yang dikurbankan di ruang perjamuan, yaitu yang disantap oleh
Yesus bersama para rasul-Nya. Yudas tidak ikut ambil bagian dalam peristiwa
ini, sebab ia sibuk bersekongkol untuk mengkhianati Tuhan kita; ia baru
kembali beberapa saat sebelum perjamuan, setelah anak domba dikurbankan.
Yang paling menyentuh adalah adegan pengurbanan anak domba yang akan
disantap oleh Yesus dan para rasul-Nya, yang terjadi di bagian depan ruang
perjamuan. Para rasul dan murid ada di sana, memadahkan Mazmur 118. Yesus
berbicara tentang suatu masa baru yang akan segera dimulai dan mengatakan
bahwa kurban Musa dan figur anak domba Paskah akan segera digenapi, tetapi
tepat pada saat ini, anak domba akan dikurbankan dengan cara yang sama
seperti dahulu di Mesir, dan bahwa mereka sungguh akan segera keluar dari
tanah perbudakan.
Lalu mereka pergi ke bagian ruangan yang lain, dekat perapian di mana Tabut
Perjanjian dulunya berdiri. Api telah dinyalakan di sana, Yesus menyiramkan
sebagian darah ke atas perapian, menguduskannya sebagai altar; sisa darah
dan lemak dibuang ke dalam api di bawah altar. Sesudahnya, Yesus, diikuti para
rasul-Nya, berjalan mengelilingi ruang perjamuan, sambil memadahkan mazmur,
dan menguduskannya sebagai suatu Bait yang baru. Semua pintu tertutup
sepanjang waktu itu. Putera Simeon telah selesai mempersiapkan anak domba.
Ia menembusi tubuh anak domba dengan kayu pancang, mengikatkan kaki-kaki
depannya pada sebuah kayu silang dan meregangkan kaki-kaki belakangnya
sepanjang kayu pancang. Sungguh amat serupa dengan Yesus di salib. Lalu,
anak domba ditempatkan di atas tungku untuk dipanggang bersama tiga anak
domba lainnya yang dibawa dari Bait Suci.
Meja perjamuan sempit, tingginya sekitar setengah kaki lebih tinggi dari lutut
orang dewasa, bentuknya menyerupai tapal kuda. Di hadapan Yesus, di bagian
tengah dari meja setengah lingkaran itu, terdapat ruang yang dibiarkan kosong
agar para pelayan dapat menghidangkan makanan. Sejauh yang dapat aku
ingat, Yohanes, Yakobus Tua, dan Yakobus Muda duduk di sebelah kanan
Yesus; sesudah mereka Bartolomeus, dan kemudian, di bagian ujung yang
membelok, Thomas dan Yudas Iskariot. Petrus, Andreas dan Tadeus duduk di
sebelah kiri Yesus; sesudahnya Simon, dan kemudian (di bagian ujung yang
membelok) Matius dan Filipus.
Tuhan kita memotong seekor anak domba lain yang dihantarkan pada para
perempuan kudus di salah satu bangunan rumah besar itu, di mana mereka
duduk sekeliling meja. Para rasul menyantap sedikit lagi sayur-sayuran dan
selada. Raut muka Juruselamat Ilahi kita mengungkapkan ketenangan dan
kekhidmadan yang tak terlukiskan, lebih dari yang pernah aku lihat. Ia meminta
para rasul melupakan segala persoalan mereka. Santa Perawan juga, sementara
ia duduk sekeliling meja bersama para perempuan lain, terlihat amat tenang dan
damai. Ketika para perempuan lain datang dan memegangi kerudungnya agar ia
berkeliling dan berbicara kepada mereka, setiap gerakannya mengungkapkan
pengendalian diri yang paling manis dan ketenangan jiwa yang luar biasa.
Pada mulanya Yesus berbicara dengan penuh kasih dan tenang kepada para
murid-Nya, tetapi sebentar kemudian Ia menjadi serius dan berduka, “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan
Aku.” Kata-Nya, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya
ke dalam pinggan ini” (Mat 26:21, 23). Yesus kemudian membagikan selada,
yang hanya ada satu pinggan, kepada para rasul yang ada di samping-Nya, dan
Ia memberikan kepada Yudas, yang nyaris berseberangan dengan-Nya, tugas
untuk membagikannya kepada yang lain. Ketika Yesus berbicara tentang sang
pengkhianat, suatu istilah yang meliputi segenap rasul dengan perasaan ngeri,
Ia mengatakan, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya
ke dalam pinggan ini” yang artinya, “salah seorang dari keduabelas rasul yang
makan dan minum bersama-Ku - salah seorang dari mereka yang makan roti
bersama-Ku.” Ia tidak terang-terangan menunjuk Yudas kepada yang lain
dengan kata-kata-Nya ini; sebab mencelupkan tangan ke dalam pinggan yang
sama merupakan suatu ungkapan yang biasa dipergunakan untuk menyatakan
persahabatan yang paling akrab dan mesra. Namun demikian, Ia berharap
memberikan suatu peringatan kepada Yudas, yang pada saat itu sungguh
tengah mencelupkan tangannya ke dalam pinggan bersama Juruselamat kita,
untuk membagikan selada. Yesus melanjutkan perkataannya, “Anak Manusia
memang akan pergi,” kata-Nya, “sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia,
akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah
lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Para rasul sungguh amat terguncang, masing-masing dari mereka berseru,
“Bukan aku, ya Tuhan?” sebab mereka semua sadar benar bahwa mereka tidak
sepenuhnya paham akan perkataan Yesus. Petrus mencodongkan tubuhnya ke
arah Yohanes, lewat belakang Yesus, dan membuat isyarat kepada Yohanes
untuk menanyakan kepada Tuhan kita siapakah gerangan pengkhianat yang
dimaksud, sebab, karena sering ditegur oleh Tuhan kita, ia gemetar kalau-kalau
dialah yang dimaksud dengan pengkhianat itu. Yohanes duduk di sebelah
kanan Yesus, dan karena mereka semua duduk bersandar pada tangan kiri
mereka, sementara tangan kanan dipergunakan untuk makan, kepala Yohanes
begitu dekat pada dada Yesus. Karenanya, ia menyandarkan kepalanya pada
dada-Nya dan bertanya, “Tuhan, siapakah itu?” Aku tidak melihat Yesus
mengatakan kepadanya dengan bibir-Nya, “Dialah itu, yang kepadanya Aku
akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Aku tidak yakin apakah
Ia membisikkan kepadanya, tetapi Yohanes memahaminya, ketika Yesus
mencelupkan roti, yang dibungkus dengan selada, dan memberikannya dengan
lembut kepada Yudas, yang juga bertanya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Yesus
memandang kepadanya dengan tatapan kasih dan menjawab dengan ungkapan
umum. Di kalangan bangsa Yahudi, memberikan roti yang telah dicelupkan
merupakan tanda persahabatan dan kepercayaan; dalam peristiwa ini Yesus
memberikan potongan roti kepada Yudas guna memperingatkan dia, tanpa
menyatakan kesalahannya di hadapan yang lain. Tetapi, hati Yudas telah
terbakar murka, dan sepanjang perjamuan, aku melihat suatu sosok kecil
mengerikan duduk di kakinya, kadang-kadang sosok itu naik hingga ke hatinya.
Aku tidak melihat Yohanes mengulangi kepada Petrus apa yang telah
diketahuinya dari Yesus, tetapi sorot matanya menyatakan bahwa ia beku
dicekam ketakutan.
Pembasuhan Kaki
sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne
Catherine Emmerich”
Pagi ini, kita bersuka bersama dunia, karena Yesus yang telah mati sudah bangkit,
hidup, dan menang. Dia menang atas maut. Kita diampuni. Dan semoga
pengampunan itu juga memampukan kita untuk hidup bebas dari segala dosa
bersama Dia yang sekarang menjadi alasan hidup kita yang baru. Arahkanlah hatimu
pada Allah dan terimalah berkat-Nya: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah
Bapa, di dalam Yesus kristus dan persekutuan dengan Roh-Nya yang kudus senantiasa
melimpah dalam hati dan pikiran kita sampai selama - lamanya. Halleluyah (2x) Amin
KEGIATAN :
1. penjelasan mengenai via dolorosa, bahwa Via Dolorosa berasal dari bahasa Latin yang berarti Jalan
Kesengsaraan atau Jalan Penderitaan. Sebenarnya Via Dolorosa merupakan sebuah jalan di Kota
Yerusalem Kuno. Jalan ini adalah jalan yang dilalui Yesus sambil memanggul salib menuju tempat
penyalibannya. Via Dolorosa memiliki makna yang mendalam di hati umat Kristen karena “jalan”
yang dianggap paling hina itu harus ditempuh oleh Tuhan Yesus demi menyelamatkan umat manusia
dari kuasa dosa. Sungguh sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya. Demi cintanya akan
manusia, Tuhan rela mengorbankan nyawaNya. Namun, oleh bilur-bilurnya, manusia beroleh
pengampunan dan pembebasan dari hukuman maut. di Bukit Kalvari atau Golgota.
Hari ini kita akan mengingat bahkan merasakan kembali bagaimana perjalanan penuh penderitaan
yang dialami oleh Yesus sebelum Ia disalibkan sampai akhirnya Ia bangkit dari kematian melalui
perenungan via dolorosa. Karena itu siapkan hati dan fikiran kita untuk menjalaninya.
3. Yesus menjadikan Perjamuan makan malam terakhir sebagai sarana untuk bersekutu
secara khusus dengan murid-muridNya, karena Ia menyadari beberapa jam setelah itu Ia
harus masuk kedalam penderitaan. Sebuah kenyataan yang sangat berat diungkapkan
yesus pada malam itu bahwa yang menyerahkannya untuk disalibkan adalah murid-Nya
sendiri. Hal itu membuat para murid bersedih. Adanya pengkhianat dalam lingkup terdekat
Tuhan Yesus bukanlah karena Tuhan Yesus kecolongan atau salah didik. Sejak awal Tuhan
Yesus sudah tahu bahawa yudas akan menyerahkannya tetapi kita lihat… tidak sekalipun
Yesus mengungkapkannya kepada siapapun karena Dia tidak pernah mendidik dengan
cara memaksa, Dia sudah memberikan prinsip kebenaran dan Dia memberi manusia
kebebasan, apakah akan setia atau sebaliknya.
Menyadari saat – saat kematian-Nya semakin dekat, Ia mengajak para murid untuk
perjamuan Paskah yang lazim di lakukan saat merayakan Paskah di kalangan umat Yahudi
Yesus menggunakan roti yang tidak beragi yang melambangkan tubuhNya, dan air buah
anggur untuk melambangkan darahNya. Melalui perjamuan Paskah ini, Yesus mengadakan
Perjamuan Suci, yang selalu kita peringati sampai sekarang sebagai tanda peringatan akan
pengampunan dosa yang sudah Yesus Kristus anugerahkan. Maka, ketika kita makan roti
dan meminum anggur saat perjamuan kudus, kita melakukannya sebagai peringatan
(memorial) akan kematian Yesus (1 Korintus 11:26).
Saat ini kita akan melakukan perjamuan kasih… Roti dan air yang ada didepan kita hanya
untuk mengingatkan kita bahwa Yesus pernah melakukan ini…. Ambillah, makanlah dan
minumlah ( bagikan roti, lalu air ) satu pelajaran berharga bagi kita dari peristiwa ini
adalah :
kebersamaan khususnya dalam keluarga itu sangat perlu, jawablah satu pertanyaan ini
dalam hati kita masing-masing… seberapa sering kita duduk makan atau berbagi cerita
bersama-sama dengan keluarga kita? Lihatlah Yesus Sampai malam terakhir menjelang
penyaliban pun, Dia meluangkan waktu makan Paskah bersama dengan para murid.
2. Saat Teduh…berikan kesempatan peserta merenungkan apa yang telah di lakukan…
3. siahkan melanjutkan ke pos berikutnya..
3. POS PEMBASUHAN KAKI ( SIAPKAN BASKOM BERISI AIR DAN SEBUAH SERBET )
NY. ESTER TUPA
NY. MINCE YANSEN
NY. YULIANTI NATAL
NY. ESTER YOHANIS SARLAN
Saat teduh…. Ajak peserta tundukkan kepala, lalu Baca puisi dibawah ini secara
perlahan
Pos 6 ( kebangkitan )
Pak pendeta…
1. AJAK PESERTA DISKUSI RINGAN TENTANG PERJALANAN DARI POS PERTAMA SAMPAI
POS KEENAM… ( DENGARKAN TANGGAPAN MEREKA APAKAH MENYENANGKAN,
MENYEDIHKAN, MEMBOSANKAN ATAU YANG LAIN )
2. BERIKAN WAKTU KEPADA KELOMPOK INI UNTUK MEMBUAT SEBUAH KOMITMEN DARI
PERJALANAN VIA DOLOROSA YANG TELAH MEREKA LALUI, BISA DALAM BENTUK LAGU
( PILIHAN LAGU BOLEH DARI DAFTAR KIDUNG PUJIAN, ATAU DARI LAGU ROHANI YANG
LAIN ATAU MENCIPTAKAN LAGU SENDIRI ), BISA DALAM BENTUK PUISI, ATAU DALAM
BENTUK LAIN… NANTI PADA SAAT BERKUMPUL KEMBALI DI KELOMPOK BESAR
MEREKA AKAN MENGUNGKAPKAN KOMITMEN INI. ( WAKTU 5 MENIT )
LT : saatnya kita nyatakan sukacita itu, mari berdiri dan nyanyikan pujian “Kristus Bangkit, Soraklah”
KJ 188 “ KRISTUS BANGKIT SORAKLAH “
Kristus bangkit soraklah, Haleluya ;
Bumi, sorga bergema Haleluya
Berbalasan bersyukur, haleluya ;
Muliakan Tuhan-mu, haleluya
Karya KasihNya genap, haleluya ;
KemenanganNya tetap, Haleluya ;
Surya s’lamat jadi t’rang, Haleluya ;
Takkan lagi terbenam, Haleluya
Kuasa kubur menyerah, Haleluya
Dan neraka takluklah, Haleluya
Kristus jaya atas maut, Haleluya
Dan terbukalah Firdaus, Haleluya
VOTUM DAN SALAM
PF : Ibadah ini berlangsung dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
J : Amin
PF : Selamat Paskah bagi kamu saudara-saudaraku, Tuhan telah bangkit. Haleluya!
J : Selamat Paskah juga bagimu, Sungguh Tuhan telah bangkit. Haleluya!
(Jemaat duduk)
LT : Hanya bagiNya patut kita naikkan segala pujian dan sembah untuk kemuliaanNya, besarlah
segala perbuatan tanganNya untuk kita umat yang dikasihiNya.
( MENYANYI MAZMUR 98 : 1 -2 )
NYANYIKANLAH NYANYIAN BARU:
TUHAN DI MULIAKANLAH!
DAMAI SEJAHT’RA BAGI KAMU
T’LAH DATANG DARI TANGANNYA!
DINYATAKANNYA KEADILAN
DIMUKA BANGSA DUNIA
MENGINGAT KASIH PERJANJIAN
TERHADAP KAUM PILIHANNYA
BERSORAK-SORAI BAGI DIA
HAI BUMI BERGEMBIRALAH!
BERMAZMUR BAGI YANG SETIA
HAI SEGENAP MANUSIA!
GAMBUS, KECAPI DAN NAFIRI
BUNYIKANLAH DENGAN SERU
BIAR SEMUA MENGIRINGI
PUJIAN BAGI RAJAMU!
PERSEMBAHAN
LT : Jemaat Tuhan yang kekasih....Firman Tuhan berkata : “Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam kristus Yesus bagi kamu” ( 1 tesalonika 5 : 18 )
Karena itu dalam semangat kehidupan baru yang telah kita peroleh melalui kebangkitan
Kristus, marilah kita memberikan persembahan syukur dengan sukacita.
Menyanyi : KJ 450 “ HIDUP KITA YANG BENAR “
Hidup kita yang benar haruslah mengucap syukur.
Dalam Kristus bergemar; janganlah tekebur.
#Reff:
Dalam susah pun senang; dalam segala hal
Aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendakNya!
Biar badai menyerang, biar ombak menyerang,
aku akan bersyukur kepada Tuhanku.
#Reff:
Apa arti hidupmu? Bukankah ungkapan syukur,
kar'na Kristus, Penebus, berkurban bagimu!
#Reff:
Bertekun bersyukurlah hingga suaraNya kaudengar:
"Sungguh indah anakKu, ungkapan syukurmu."
#Reff:
Tuhan Yesus, tolonglah, sempurnakan syukurku.
Roh Kudus berkuasalah di dalam hidupku!
#Reff:
DOA SYUKUR / DOA SYAFAAT / DOA BAPA KAMI
1. penjemput tamu
2. mc
3. liturgis
4. kantoria
4. pembawa pundi
- Ibu Paulina
- Ibu Ribka Ali
SUSUNAN ACARA :
1. PEMBUKAAN
3. IBADAH PASKAH
4. SAMBUTAN
5. PENUTUP