Anda di halaman 1dari 2

Mazmur 23: 1-6

Banyak dari mazmur-mazmur Daud penuh dengan keluhan, namun yang satu ini penuh
dengan penghiburan, dan ungkapan-ungkapan kegembiraan akan kebaikan yang luar biasa dari
Allah dan ketergantungan kepada-Nya. Ini merupakan mazmur yang telah dinyanyikan oleh
orang-orang Kristen, dan akan terus dinyanyikan selama dunia masih ada, dengan kesukaan dan
kepuasan yang luar biasa. Sang pemazmur di sini menegaskan hubungannya dengan Allah,
sebagai Gembalanya. Ia menceritakan pengalamannya tentang hal-hal baik yang telah diperbuat
Allah baginya sebagai Gembalanya. Dari pengalamannya ini ia menyimpulkan bahwa ia tidak
akan pernah kekurangan, tidak perlu takut akan bahaya, dan Allah tidak akan pernah
meninggalkan ataupun mencampakkan dia dalam hal kemurahan, dan oleh sebab itu ia bertekad
untuk tidak pernah meninggalkan ataupun mencampakkan Allah dalam hal kewajiban.
Karena itulah, pandangannya pasti tertuju, bukan hanya kepada berkat-berkat
pemeliharaan Allah, yang membuatnya makmur secara lahiriah, melainkan juga kepada
pemberian-pemberian anugerah Allah, yang diterima dengan iman yang hidup, dan dibalas
dengan pengabdian yang hangat, yang memenuhi jiwanya dengan sukacita yang tiada
terlukiskan. Dan, jika dalam mazmur sebelumnya dia melambangkan Kristus yang mati bagi
domba-domba-Nya, maka di sini dia menggambarkan orang-orang Kristen yang menerima
keuntungan dari segala perhatian dan kelembutan Sang Gembala yang agung dan baik itu.
Pemazmur mengibaratkan dirinya seperti seekor domba. Lemah serta tak berdaya
menghadapi tantangan dan bahaya. Di dalam gambaran lemah tersebut, pemazmur memiliki
gambaran yang indah tentang Tuhan: Tuhanlah Gembalaku. Ketika Daud berbicara tentang
Tuhan sebagai Gembala, ia berpikir tentang Tuhan sebagai Pelindungnya. Bagi domba, gembala
adalah segala-galanya. Tidak ada yang lain yang diinginkan domba selain gembalanya. Sama
seperti seorang ayah memenuhi kebutuhan anaknya, begitulah seorang gembala mencukupkan
segala sesuatu yang diperlukan dombanya. Karena Tuhan adalah gembala Daud, ia tidak akan
kekurangan apapun.
Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak
dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan
binatang buas. Demikian pula Daud sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, ia
senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Ia bukan hanya tidak akan kekurangan namun
materi yang ia dapatkan akan menyehatkan dan menyegarkan dirinya, bukannya membuatnya
sakit, sebab gembalanya akan membimbingnya untuk mendapatkan materi secara benar dan
sehat. Gambaran ini mengandung kebenaran yang dalam yaitu materi untuk memenuhi
kebutuhan fisik yang kita dapatkan tanpa bimbingan Tuhan justru akan menghancurkan kita
sebab materi itu mungkin rumput yang beracun atau air yang di dasarnya terdapat pusaran arus
yang deras sehingga akan menenggelamkan kita. Daud juga menyadari bahwa ia bukan hidup di
surga namun di dunia yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa. Karena itu ia tidak heran jika suatu
saat harus mengalami penindasan dan ketidakadilan yang akan membawanya kepada kematian.
Ia tidak takut sebab ia tahu bahwa Allah yang menyertai adalah Allah yang berkuasa menjaga
dan melindunginya.
Tentu banyak persoalan dalam hidup yang datang silih berganti, terkadang cobaan itu
sangatlah sulit untuk dihadapi seakan-akan dunia serasa runtuh. Di kesendirian kita di dunia ini,
sulit untuk lepas dari cengkraman derita tersebut. Seorang yang sudah berada pada tahap
penyakit kanker stadium akhir bahkan telah divonis, menurut kita bagaimanakah pandangannya
melihat dunia ini? Bagaimanakah ia melihat khadirat Tuhan dalam hidupnya? Tak ada yang bisa
tentunya menjawab selain kata-kata penghiburan dan penyemangat. Namun melalui nas ini
sesungguhnya kita dibukakan akan cakrawala yang begitu luas akan penyertaan Allah yang tidak
membiarkan kita sendirian menghadapi segala deru derita.
Jadi, ketika kita menemukan diri kita lemah, dalam kegelapan, dan masa depan yang
tidak pasti. Ketika semua warna telah habis dari kehidupan, dan jiwa tertunduk, lihatlah ke atas.
Arahkanlah pandangan kepada Yesus, Gembala yang Baik (Yoh 10:11). Tetaplah dekat dengan-
Nya. Percayalah bahwa Dia tahu jalan melalui lembah ini dan akan melihat kita dengan selamat.
Percayalah bahwa Dia memiliki alasan yang baik untuk menempuh jalan ini, meskipun itu sulit
dan asing. Pada akhirnya berpegang teguhlah pada kebenaran bahwa ada sesuatu yang lebih baik
menunggu di sisi lain lembah itu. Amin

Anda mungkin juga menyukai