Anda di halaman 1dari 10

10 KARAKTER KRISTUS YANG HARUS

KITA CONTOH
Oleh: Bill Britton

Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki; ketika Ia menderita Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
1 Petrus 2:23

Sementara banyak orang-orang yang mencari karunia-karunia, penglihatan- penglihatan,


nubuatan-nubuatan, dan kuasa untuk melakukan perkara-perkara yang besar, Allah sedang
mencari orang-orang yang bersedia dibentuk oleh Roh Kudus supaya menjadi orang-orang yang
memiliki karakter seperti Allah, orang- orang yang tulus, dan penuh tanggung jawab.

Untuk menempatkan barang yang berharga di dalam bejana yang mudah pecah dan yang tak
dapat dipercaya bisa merupakan pengalaman yang merugikan. Di dalam rumah Allah ada
perabot-perabot yang mulia dan juga perabot-perabot yang tidak mulia seperti yang Paulus
katakan di dalam 2 Timotius 2:20-21. Engkau boleh yakin bahwa ketika Roh Kudus ingin
memberikan karunia-karunia-Nya kepada kita, Ia akan mencari perabot yang memiliki karakter
dan stabilitas yang sedemikian rupa supaya ia bisa menunjukkan Dia pada dunia.

Ada kesanggupan-kesanggupan tertentu yang sedang dikerjakan ke dalam kehidupan putra-putra


Allah supaya mereka bisa menyaksikan kehidupan Yesus. Kita akan melihat beberapa
kesanggupan untuk menjadi seperti Yesus! Dia merupakan contoh dari karakter keputraan
(sonship character) dan kehidupan yang berkenan. Inilah satu daftar kesanggupan yang kita
perlukan kalau kita ingin masuk pada sonship yang benar

KESANGGUPAN UNTUK DIPERLAKUKAN KASAR, DICACI MAKI, DAN


DIKHIANATI TANPA ADA KEPAHITAN.

Memang benar bahwa banyak umat Allah yang menderita penghinaan dari dunia. Banyak istri
dan anak menderita akan cacian dari suami-suami dan ayah- ayah yang belum bertobat.
Kadangkala orang tualah yang menderita karena kelakuan anak-anaknya. Hal yang paling buruk
bukanlah kelakuan atau tindakan yang kasar ini, melainkan kepahitan yang kadang-kadang
masuk ke dalam hati sebagai akibatnya.

Lihat kehidupan Daud, yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada Saul, dan mau mengambil
resiko hidupnya untuk kepentingan Saul. Tetapi karena keirihatian Saul, Daud dituduh yang
tidak-tidak, disalah mengerti, hidupnya terancam, dan reputasinya hancur. Daud sebenarnya
punya alasan untuk menyimpan kepahitan terhadap Saul dan bangsa Israel yang berbalik
melawan dirinya. Daud seolah-olah telah berbuat sesuatu yang salah dan sebagai akibatnya ia
dihukum. Dia sama sekali tidak bersalah. Tetapi ia tidak mau kepahitan menguasai hidupnya. Ia
telah diurapi oleh Allah dan urapan ini memelihara Daud tetap manis di dalam rohnya. Ketika
kesempatan untuk membunuh Saul ada, yang sebenarnya bisa mengakhiri perlakuan-perlakuan
yang tidak wajar ini, ia tidak mau menjamah orang yang pernah diurapi Allah. Ia tahu panggilan
hidupnya di dalam Allah dan ia memiliki keyakinan bahwa Allah dapat dan akan menggenapi
firman-Nya. Maka ia menyerahkan Saul ke dalam tangan Allah.

Tidak cukup untuk dikatakan bagaimana Yesus dicaci maki dan dikhianati. Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi
Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil (1 Petrus 2:23).

Dia yang adalah pencipta dan Juruselamat umat manusia, yang penuh kasih dan perhatian kepada
semua manusia, dicaci maki dan dikhianati dan diperlakukan seolah-olah Dia seorang penjahat
kelas rendah yang melakukan kejahatan besar. Sekalipun demikian Ia mengasihi dan memberkati
musuh-musuh-Nya sampai pada akhir hidup-Nya. Stefanus mengikuti jejak-Nya di dalam Kisah
7:60. Inilah sonship yang benar.

KESANGGUPAN UNTUK MENJADI MISKIN TANPA ADA KELUHAN.

Miskin bukanlah dosa, juga bukan sesuatu yang luar biasa. Bukan juga sebagai bukti kurangnya
iman seperti yang beberapa orang katakan. Tentu saja ini bisa menjadi tanda akan kemalasan
atau karena tidak bisa mengatur keuangan. Tetapi inipun tidak terlalu benar. Kadang-kadang
orang-orang yang penuh iman menderita kemiskinan sekalipun tidak ada kesalahan. Rahasianya
adalah mengetahui bagaimana hidup dalam kemiskinan tetapi masih berjalan di dalam
kemenangan. Ini merupakan satu proses belajar. Di dalam Filipi 4:11-12 Paulus mengatakan:
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah BELAJAR mencukupkan diri
dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan apa itu kelimpahan. Dalam segala hal
dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal
kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan, maupun dalam hal
kekurangan. Lihat rasul yang memiliki iman yang besar ini, iapun menderita kekurangan! Sama
sekali tidak ada hubungannya dengan kualitas imannya.

Kesanggupan untuk menjadi miskin dan masih memiliki kemenangan ada rahasianya yaitu tidak
mengeluh. Pujilah Allah di dalam segala keadaan, dan jadilah puas dengan apa yang Ia sediakan.
Ini tidak berarti engkau tidak dapat bekerja dengan lebih keras lagi untuk merubah kondisi,
hanya janganlah mengeluh atau menuduh Allah tidak memperhatikanmu.

Kesanggupan untuk mengalami kekurangan tanpa ada ketakutan itu berarti percaya kepada
kasih-Nya dan pemeliharaan-Nya atas engkau, dan keyakinanmu akan kesanggupan-Nya untuk
memenuhi kebutuhanmu. Banyak kesaksian yang diberikan oleh keluarga-keluarga yang duduk
di meja makan tapi tidak ada makanan. Tetapi mereka mengatakan itu anugerah, dan ternyata
Allah memenuhi kebutuhan mereka. Ada satu cerita tentang seorang anak Tuhan yang selalu
memberikan pujian kepada Allah untuk segala pemenuhan kebutuhannya. Pada suatu malam,
seorang badut (pelawak) duniawi lewat di depan rumahnya dan mendengar doa. Ia mengintip
dari jendela dan melihat anak Tuhan ini sedang berlutut dekat sebuah meja yang kosong, sedang
berdoa supaya Allah mengirimkan makanan kepadanya. Ia lari ke sebuah toko, membeli
sekeranjang bahan makanan dan meletakkannya di serambi rumahnya. Ia lalu mengetuk pintu
dan lari sembunyi. Ellie, anak Tuhan ini, membuka pintu. Melihat bahan makanan tersebut, ia
mengangkat kedua tangannya dan mulai memuji Tuhan untuk pemenuhan kebutuhannya. Si
badut ini lalu melompat keluar dari belakang pohon dan mulai mentertawakan dia. Bukan Allah
yang meletakkan makanan di situ Ellie, tetapi aku! Jadi engkau lihat, yang mencukupi
kebutuhanmu itu bukan Allah. Ellie memandang keranjang makanan itu lalu menjawab, Aku
memuji Allah untuk makanan yang dibawa ke sini, tidak peduli apakah Dia memakai iblis
sebagai penolong, Ia tahu Allah-lah yang memenuhi kebutuhannya, dan ia tidak memiliki
ketakutan.

KESANGGUPAN UNTUK MENJADI KAYA TANPA ADA KETAMAKAN.

Allah senang melihat kebutuhan anak-anakNya terpenuhi. Ia senang umat-Nya kecukupan


supaya mereka bisa memberkati yang lain. Ada supply (persediaan) yang berlimpah-limpah
khusus bagi mereka yang sudah belajar bagaimana caranya untuk membuka jendela-jendela
surga, dan menuai tuaian yang melimpah. Allah sudah menunjukkan kepada kita bagaimana
caranya untuk melakukan hal ini karena Ia ingin mencurahkan ke atas kita berkat-berkatNya.

Masalahnya dengan orang-orang percaya bahwa mereka bisa menjadi betul- betul rohani apabila
mereka dalam situasi miskin karena mereka harus berdoa setiap hari dengan sungguh-sungguh
supaya kebutuhannya tercukupi. Tetapi apabila mulai hidup berkelimpahan, mereka nampaknya
mulai melupakan akan kebutuhan mereka terhadap Allah, dan mulai sibuk dengan hal-hal yang
mulai mereka timbun.

Bertahun-tahun yang lalu saya mempunyai seorang pekerja di gereja saya yang datang kepada
saya dengan membawa satu masalah.

Ia berkata, Pak Bill, ketika saya baru diselamatkan gaji saya 50 dollar satu minggu dan saya
senang sekali memberikan 5 dollar sebagai perpuluhan setiap minggu. Lalu saya mulai naik
pangkat dan sekarang gaji saya 150 dollar setiap minggunya; namun saya merasa sayang
memberikan 15 dollar sebagai perpuluhan. Ini jumlah uang yang cukup banyak. Saya sungguh-
sungguh tidak mengerti bagaimana mungkin ia merasa sulit untuk hidup dengan 135 dollar setiap
minggu, padahal ia bisa hidup dengan 45 dollar sewaktu Allah belum memberkati pekerjaannya.
Lalu saya mulai bisa melihat seperti dia melihat. Pekerjaan dan gajinya sudah dalam kondisi
keberkatan, tetapi pikirannya masih dalam zaman kemiskinan. Kelebihan uangnya (extra money)
hanya merangsang ketamakan dan keinginannya hal-hal jasmaniah yang dulu ia tidak bisa
membelinya. Ia tidak bisa menggunakan berkat Allah.

Allah mampu membuat Abraham menjadi seorang yang kaya karena Ia tahu Abraham bisa
menggunakan kekayaannya dengan bijaksana. Raja Ahab, sebaliknya. Ia sudah diberkati dengan
berlimpah-limpah, tetapi ia tidak puas. Ia membunuh Nabot dan merampas kebun anggurnya,
karena ketamakan hatinya yang jahat. Sebagai akibatnya, penghukuman Allah datang atasnya
dan istrinya yang juga jahat.

Ada beberapa orang saat ini yang memiliki urapan khusus untuk menerima dan memberi. Berkat
yang hanya sepihak saja (hanya menerima tanpa memberi) adalah sangat berbahaya. Orang-
orang ini tahu bahwa Allah memberkati mereka supaya mereka bisa memberkati yang lain.
Mereka merupakan kekuatan yang besar bagi kerajaan Allah, dan merupakan penolong yang
kuat di dalam mendukung gereja lokal atau mengirim berita cetakan. Allah mengirim kita urapan
yang lebih ini.
KESANGGUPAN UNTUK MENGASIHI TANPA MENUNTUT BALASAN.

Ketika Yesus mengatakan kepada kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, Ia meminta kepada
kita untuk melakukan sesuatu yang sulit. Ia mengatakan bahwa orang-orang dunia, bahkan
mereka sekalipun penuh dengan kebencian, bisa mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka.
Setiap orang bisa mengasihi orang lain atau sesuatu hal, bahkan anjing yang tua kotor sekalipun.
Karena tidak peduli betapapun jeleknya orang itu, anjing yang tua kotor ini akan mengasihi dia.

Sebenarnya kalau kita mau mencoba dengan sungguh-sungguh, tidaklah terlalu sukar untuk
memberi satu pemberian kepada orang yang tidak dan tidak akan membalas kasih kita, karena
memberi sebenarnya bukan suatu pengorbanan bagi kita. Jika sesuatu yang dikorbankan itu bisa
kita dapatkan kembali maka kita mau memberikan itu karena kita ingin menjadi pemberi. Tetapi
jika sesuatu yang diberikan itu memiliki nilai sentimentil, atau suatu pengorbanan yang
menyakitkan, maka kita ingin memberikan hal itu kepada orang yang sedikitnya mau
menghargai pemberian itu dan mau mengasihi untuk apa yang telah kita lakukan. Tetapi Yesus
menunjukkan kepada kita bahwa Ia bisa memberikan hidup-Nya untuk mereka yang membenci
dan menghina-Nya, Dialah Raja pemberi!

Apakah kasih saudara terhadap orang lain mulai dingin tatkala saudara tahu bahwa mereka suka
ngrasani saudara? Apakah saudara tidak lagi mau memperhatikan orang lain karena mereka
tidak menghargai pemberian saudara? Apakah saudara mencoba menghindari seseorang yang
telah menolak memberikan pertolongan waktu saudara membutuhkannya? Jika benar demikian,
mintalah kepada Allah supaya Ia memberikan kasih Yesus kepada saudara. Harga dari kasih
semacam itu akan terlalu besar sekali bagi manusia jasmani, tetapi Kristus yang ada di dalam
akan bersukacita. Sukacita dan kasih ini akan mengalir keluar dari bejanamu, dan banyak orang
akan merasa diberkati dan dibaharui dengan kenyataan Kristus yang hidup.

KESANGGUPAN UNTUK TIDAK DIKENAL TANPA ADA RASA KASIHAN


TERHADAP DIRI SENDIRI.

Sebuah traktat yang ditulis beberapa tahun yang lalu dengan judul MATI TERHADAP DIRI
SENDIRI pernah menulis begini: Apabila engkau dilupakan, tidak dikenal, atau tidak
dianggap sama sekali, dan engkau tidak lupa dan sakit hati terhadap penghinaan dan kelalaian
ini, tetapi sebaliknya hatimu gembira, merasa layak untuk menderita bersama Kristus, ITULAH
MATI TERHADAP DIRI SENDIRI.

Kasihan terhadap diri sendiri adalah sifat manusia. Kristus yang ada di dalam kita tidak pernah
merasa kasihan terhadap diri sendiri, karena Ia tahu bahwa kita adalah raja-raja dan imam-imam,
dan kita dipersiapkan untuk menerima seluruh kepenuhan Allah. Penderitaan kita saat ini tidak
berarti jika dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan di dalam kita.

Bahkan nabi-nabi besarpun pernah tertangkap oleh musuh yang kecil tapi tidak suka berterus
terang ini. Elia merupakan salah satu nabi yang terbesar. Tetapi setelah ia menang besar di atas
gunung Karmel, ia melihat Izebel mengejar- ngejar untuk menghancurkannya, dan ia mulai
merasa kasihan terhadap diri sendiri. Allah tetap penuh kemurahan dan kasih terhadap nabi-Nya,
tetapi Ia membiarkan Elia tahu dengan pasti bahwa keluhan-keluhannya sungguh tidak beralasan
dan hanya merupakan kelemahan manusiawinya sendiri.

Apakah ada saat-saat ketika engkau melakukan yang terbaik bagi Allah, bagi gereja, bagi
persekutuan, atau bagi orang lain, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikan atau
mempedulikan? Jauh di dalam hati saudara, saudara tahu bahwa saudara harus melakukan itu
untuk Allah dan tidak mencari penghargaan. Tetapi masih saja saudara merasa bahwa orang lain
seharusnya tahu betapa payahnya saudara bekerja, betapa saudara penuh pengabdian, atau betapa
saudara penuh perhatian. Bahkan seringkali Allah sendiri rasanya tidak mengenal saudara. Lalu
sahabat yang kecil ini mulai mengetuk pintu hati sanubari saudara dan meminta belas kasihan.
Betapa mudah untuk menyerah pada saat-saat seperti itu.

Kasihan terhadap diri sendiri adalah penghancur kekuatan dan tenaga. Ini bukanlah satu-satunya
alasan mengapa seseorang merasa capai terus sepanjang hari, atau tidak berdaya sama sekali.
Tetapi setiap orang yang tidak mengatasinya, tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-harinya, ia
harus menyelidiki hatinya untuk melihat apakah ada self pity (kasihan terhadap diri sendiri)
yang mulai menggerogoti. Sekarang roh ini memiliki seorang pengacara yang cakap sekali,
namanya self defence (pembelaan diri) yang sedang mengajukan kasusnya. Jadi tidak gampang
bagi seseorang yang memiliki self defence ini untuk mengakui bahwa ia kasihan terhadap diri
sendiri. Tetapi jujur terhadap diri saudara sendiri adalah satu-satunya jalan untuk mengatasinya.

Orang-orang kudus yang bonafide di dalam Alkitab pernah masuk ke dalam perangkap self
pity ini adalah Daud, Abraham, Musa dan lain-lainnya. Tetapi lihatlah Yesus. Ia tidak bisa
dibandingkan dengan yang lain. Ia telah menetapkan satu pola bagi kita. Kita akan diubah
menjadi sama seperti Dia. Kemenangan kita hanya terletak pada menjadi seperti Yesus dalam
segala hal.

KESANGGUPAN UNTUK PUAS HIDUP DI DALAM SUPPLY (PERSEDIAAN) YANG


ALLAH BERIKAN.

Ini merupakan proses belajar, khususnya di dalam dunia ini yang penuh dengan ketamakan
dimana kita sekarang ini hidup. Orang-orang muda, yang belum lahir waktu orang tua mereka
hidup di dalam situasi yang mendekati miskin dimana tidak ada barang-barang mewah, sekarang
melihat orang tua mereka memiliki rumah yang bagus, mobilnya dua, perabot-perabot rumahnya
indah, dan sebagainya. Lalu mereka memutuskan bahwa mereka juga harus memiliki barang-
barang seperti ini untuk memulai hidup pernikahannya. Oleh sebab itu mereka mendapat
pinjaman uang untuk membayar uang muka sebuah rumah dengan harga yang sebenarnya terlalu
tinggi bagi mereka, mendapat pinjaman lain lagi untuk membeli mobil, atau membeli rumah
komplit dengan perabot-perabotnya, dan menamakannya iman. Ketika angin kemalangan
menyerbu dan segala sesuatunya runtuh dalam kebangkrutan, mereka menuduh Allah
meninggalkan mereka, dan iman mereka hancur. Disamping mereka kehilangan kehidupan
kerohanian dan harta benda mereka, mereka juga meninggalkan suatu kesaksian yang buruk bagi
berita (message) yang benar tentang iman dan kehidupan kerajaan (kingdom life).

Banyak pelayanan yang menjadi sia-sia karena kegagalan mereka untuk hidup di dalam supply
dari Allah. Pelayanan radio, televisi dan cetakan akan diberkati Allah dengan suatu support yang
terus mengalir. Beberapa orang lalu mulai memikirkan dan menghitung-hitung pertumbuhan
yang diharapkan pada masa yang akan datang, plus pertumbuhan karena pelayanan mereka yang
semakin meluas pada masa yang akan datang, lalu melipatgandakan semuanya dengan bertindak
atas iman. Mereka lalu jatuh dalam hutang untuk membayar peralatan yang mahal atau
bangunan yang besar dan luas. Tatkala akibat-akibat kesukaran uang mulai terasa, mereka lalu
membuat permohonan-permohonan kepada supporter-supporter mereka dengan cucuran air
mata. Kehidupan yang pernah mereka miliki dan yang dibagikan kepada orang lain, sekarang
diganti dengan rencana-rencana bagaimana caranya mendapatkan uang untuk mencegah
kehancuran. Saya tahu ada banyak orang yang meluncurkan diri dengan iman untuk melakukan
perkara-perkara yang besar karena mereka sudah mendengar suara Allah terlebih dahulu untuk
melakukan hal itu. Mereka inilah yang tidak akan gagal. Apabila saudara melihat suatu
pelayanan yang gagal karena kekurangan uang, saudara tahu dia belum mendengar suara dari
Allah dan tidak puas untuk hidup di dalam supply yang Allah berikan.

Saya tahu supply dari Allah tidak terbatas, Ia bisa melakukan apa saja, dan Ia ingin supaya kita
memiliki yang terbaik. Tetapi tangan-Nya yang menuntun itu diperlukan di dalam semua
keputusan kita. Sejak bertahun-tahun yang lalu saya mengambil kesimpulan bahwa pekerjaan
Allah yang dikerjakan dengan cara Allah tidak akan pernah kekurangan supply-Nya. Dan saya
memutuskan bahwa jika Allah setuju dengan apa yang sedang saya lakukan, Ia akan
mengirimkan apa yang saya butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Jadi saya tahu bahwa
jika Ia sudah selesai dengan saya didalam penerbitan firman Allah yang sudah Ia berikan, maka
Ia akan memotong uang kertas dan ongkos pengirimannya. Dan jika Ia tidak berada didalam apa
yang sedang saya kerjakan, maka saya pasti tidak mau melakukan hal itu. Inilah yang menjadi
prinsip saya selama lebih dari 23 tahun di dalam menerbitkan berita-berita akhir zaman, dan
berhasil. Saya tahu Ia beserta dengan saya karena Ia mencukupi kebutuhan saya dengan cara
yang ajaib sekali. Ada banyak kasus dari kejadian semacam ini di dalam pelayanan kami, tetapi
saya ingin membagikan kepada saudara hanya satu contoh saja

Suatu ketika saya benar-benar membutuhkan satu peralatan, tetapi saya tidak mau terlibat dalam
hutang untuk mendapatkan peralatan ini. Jika Allah mengijinkan saya untuk memilikinya, Ia
akan menyediakannya. Suatu hari ada selembar cek datang dengan jumlah uang yang aneh.
Waktu saya memperhatikan cek ini, Allah berkata, Ini untuk alat yang engkau butuhkan. Kami
menelpon berputar-putar dan akhirnya mendapatkan persis seperti yang saya inginkan. Ketika
saya melihatnya, harganya sama dengan jumlah uang yang tertulis pada cek itu, sampai ke sen-
sennya. Ini menjadi suatu tanda bagi saya bahwa saya telah bertindak di dalam Roh, dan suatu
upah karena saya mau menunggu sampai pada waktunya.

KESANGGUPAN UNTUK BERJALAN DI DALAM KEKUDUSAN DI TENGAH-


TENGAH DUNIA YANG GELAP DAN RUSAK INI DENGAN PENCOBAAN-
PENCOBAAN DAN TEKANAN-TEKANANNYA.

Banyak orang merenung-renungkan betapa indahnya kalau mereka dipindahkan ke suatu tempat
dimana tidak ada lagi dosa dan iblis, dan betapa mudahnya untuk hidup kudus di tempat
semacam itu. Ya, memang akan lebih mudah tetapi tidak seagung kesaksian mereka yang hidup
di dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita di dalam Roh Kudus di atas bumi yang jahat
ini.
Allah akan memiliki suatu umat yang akan memberi kemuliaan bagi nama-Nya dengan
menyatakan kemuliaan-Nya dan bersinar dengan terangnya di dalam dunia yang gelap ini. Hari
sudah gelap tatkala Yesus lahir di bumi ini. Penyembah berhala Roma memerintah dunia dengan
kekuasaan dan kejahatannya. Yunani mempengaruhi setiap orang dengan filsafatnya,
penyembahan berhala, dan dengan perbuatan percabulannya yang jahat. Bahkan bangsa Israel,
satu-satunya bangsa yang memiliki Allah yang benar dan hidup, berada dalam sakratul maut dan
kebobrokan agamanya. Imam-imam, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa umat
Allah masuk ke dalam perbudakan keagamaan yang mengerikan. Inilah waktu dimana orang-
orang berjalan di dalam kemunafikan dengan pikiran- pikirannya yang kedagingan.

Sekalipun demikian ketika Yesus tiba, Ia bersinar dengan ketulusan, kemurnian dan kekudusan-
Nya yang membutakan mata manusia. Ia berjalan di tengah- tengah perempuan sundal, pencuri-
pencuri dan orang banyak, tetapi tak seorangpun bisa membuat-Nya berdosa. Ia mengampuni
orang-orang berdosa, memberkati orang-orang kafir, dan mencerca kepalsuan-kepalsuan agama
di dalam Bait Allah. Ia menunjukkan kepada kita bahwa hal itu bisa dilakukan. Dia adalah
contoh Terang yang sempurna di dalam dunia yang gelap.

Banyak orang mengeluh tentang tetangga-tetangga mereka, orang-orang kafir di sekitar mereka
dan menjerit-jerit betapa mereka akan menjadi orang-orang Kristen yang lebih baik jika keadaan
sekeliling mereka berbeda. Sementara yang lain, pada keadaan yang sama mulai mengadakan
kebaktian Sekolah Minggu atau bible study, dan berakhir dengan memenangkan banyak jiwa
bagi Tuhan. Ada satu cerita tentang dua orang penjual sepatu yang dikirim ke daerah
pegunungan untuk menjual sepatu. Beberapa minggu kemudian kantor pusatnya menerima
telegram dari dua orang ini. Yang satu berkata: Mohon saya dipindahkan saja dari sini. Tidak
ada kesempatan sama sekali untuk menjual sepatu di sini, karena tidak seorangpun yang
memakai sepatu. Mereka hampir tidak tahu apakah sepatu itu, dan tidak banyak orang yang
memakai sepatu sehingga sulit bagi seorang salesman sepatu untuk hidup disini. Tetapi
telegram yang satunya mengatakan: Mohon dikirim lebih banyak sepatu, saya kehabisan
barang. Tidak seorangpun disini yang memakai sepatu, maka ini satu kesempatan yang indah
sekali bagi salesman sepatu. Jadi bukanlah keadaan, tetapi cara mereka menghadapi keadaan itu
sendiri, yang menentukan berhasil atau gagal.

Oleh sebab itu, semakin gelap keadaan sekitar saudara, semakin terang saudara akan bercahaya.
Semakin jahat, semakin besar kesempatan yang saudara miliki untuk menjadi orang kudus.
Tetapi saudara tidak boleh menyerah kepada dunia sekitar saudara, kompromi dengan jalan-
jalannya. Engkau harus belajar untuk berjalan di dalam kekudusan di tengah-tengah dunia yang
bobrok ini.

KESANGGUPAN UNTUK MELIHAT KESALAHAN-KESALAHAN ORANG LAIN


TANPA ADA KRITIKAN.

Orang yang bisa melihat kebutuhan-kebutuhan orang tanpa ada penghakiman dan kritikan atas
mereka adalah memiliki potensi yang besar untuk melayani di bidang kelepasan. Jika saudara
memiliki kasih yang sedemikian rupa sehingga saudara ingin melihat mereka bisa mengatasi
kelemahan-kelemahan didalam hidup mereka, dan masih tidak mengkritik mereka kalau mereka
gag
al, maka engkau akan menjadi orang yang mereka panggil ketika mereka membutuhkan
kelepasan. Lihat bagaimana Yesus dengan lembut membela dan berurusan dengan perempuan
yang tertangkap basah ketika ia berzinah. Ia tidak menghukumnya. Ia sudah terhukum di dalam
hatinya sendiri pada waktu ia duduk di depan kemurnian dan kekudusan-Nya. Yesus tidak
mengampuni perzinahannya ataupun setuju dengan kehidupan masa lalunya, tetapi Ia
mengampuni dia dan membawanya melangkah pada langkah kelepasan. Tidak seorangpun
menginginkan adanya dosa di dalam gereja. Tetapi kita bisa lepas dari semua itu dengan
mengeluarkan dosanya, bukan orangnya.

Kesanggupan yang lain yaitu bisa melihat kekurangan dirimu sendiri tanpa ada keputus-asaan
ataupun dalih-dalih. Tak seorangpun dari kita yang sempurna, tetapi janganlah menyerah
terhadap dirimu sendiri, Allah belum selesai berurusan denganmu. Dan jangan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dengan mengatakan, Saya tidak lebih jelek dari orang lain. Mungkin
ini betul, tetapi itu tidak akan membawa kelepasan, dan juga tidak akan membuat saudara sadar
akan kebutuhan saudara untuk bisa lebih maju lagi. Tak ada seorangpun yang tahu pikiran-
pikiranmu dan perasaan-perasaanmu kecuali saudara sendiri. Kadang- kadang saudara berpikir
bahwa saudara lebih jelek dari orang lain karena saudara tidak tahu akan persoalan-persoalan
mereka yang dalam. Mungkin ini benar dan mungkin juga tidak, tetapi permasalahannya bukan
di situ. Persoalannya adalah bahwa kita semua harus tahu bahwa kita adalah anak-anak anugerah
dan anak kesayangan-Nya, dan Ia akan menyempurnakan kita pada waktunya. Jangan putus asa
terhadap diri saudara sendiri.

KESANGGUPAN UNTUK TETAP RENDAH HATI DI TENGAH SORAK TEPUK


TANGAN ORANG BANYAK.

Tidak banyak dari kita yang mendapat sambutan meriah dari orang banyak untuk membuat kita
sombong dan ditinggikan. Mungkin saudara hanya berkata, Saudara Joe, sungguh bagus sekali
khotbah Anda malam ini, atau Wah, Anda menyanyi dengan bagus sekali, saudari Sue, hati
saya betul-betul tersentuh. Dan lalu mereka menjadi bangga dan sombong. Tetapi kami harap
tidak demikian.

Kadang-kadang Allah melakukan mujizat-mujizat yang bisa dilihat dengan mata seperti yang Ia
lakukan bagi Paulus dan Barnabas di dalam Kisah 14. Orang- orang lalu mulai meninggikan
pelayanan ini sampai pada level yang membahayakan, seperti yang mereka lakukan terhadap
Paulus dan Barnabas. Sangat sulit bagi manusia jasmaniah untuk tetap rendah hati di dalam
situasi semacam ini. Dan tidak seperti Paulus dan Barnabas yang berlari-lari kepada khalayak
ramai untuk menjelaskan bahwa Yesus-lah yang mengerjakan mujizat- mujizat itu, bukan diri
mereka, beberapa hamba Tuhan justru mulai membusungkan dada karena memiliki nama yang
baik sebagai pelayan kelepasan dan kesembuhan. Petrus pada saat di rumah Kornelius di dalam
Kisah 10 adalah contoh lain dari kerendah-hatian. Ia tidak mau membiarkan mereka memuja
dirinya atau menerima kemuliaan bagi dirinya sendiri.

Pada sekitar tahun 1950 saya pernah melayani di Ohio. Pada saat itu Firman Allah mengalir
dengan penuh urapan dan wahyu. Saya sendiri bahkan merasa diberkati dengan apa yang keluar
dari mulut saya. Suatu malam setelah saya selesai menyampaikan Firman Allah di dalam urapan
yang dahsyat, puji-pujian mulai mengalir. Oh, saudara Bill, firman yang Anda sampaikan
benar-benar bagus dan merupakan berita terbaik yang pernah saya dengar, seseorang berkata
kepada saya. Saya pulang merasa 9 kaki lebih tinggi dari sebelumnya dan siap bertempur
melawan Goliat. Malam berikutnya saya kembali ke atas mimbar, siap untuk memberkati hadirin
dengan satu berita yang besar. Tapi ternyata saya gagal total. Sama sekali tidak ada urapan dan
saya tidak dapat membuat firman yang saya sampaikan itu bisa dimengerti oleh hadirin.
Sungguh-sungguh suatu malam yang mengerikan. Pada akhir firman itu, saya pukul altarnya dan
menangis, Tuhan, apakah artinya bahwa Engkau mengasihi aku? Apa hubungannya dengan
kegagalanku malam ini?. Anakku, kemarin Aku memberkati engkau dan ternyata engkau
menjadi sombong, seolah-olah engkau telah berbuat satu perkara yang besar dengan kekuatanmu
sendiri. Roh ini akan menghancurkanmu dan Aku terlalu mengasihi engkau untuk melihat
engkau hancur. Biarlah kejadian malam ini engkau ingat terus.

Percayalah saya, malam yang tidak enak itu teringat terus. Setiap orang yang datang pada malam
sebelumnya, datang mendekati saya untuk menyalami saya sebentar lalu pergi. Saya telah belajar
satu pelajaran yang cukup sulit. Beberapa orang nampaknya tidak mau belajar. Saya bisa
menyebutkan nama-nama hamba Tuhan yang cukup terkenal yang seharusnya sudah harus
diout dari peredaran karena dosa mereka . sombong. Ada banyak orang yang memiliki
pelayanan mujizat yang dahsyat yang menerima pujian dari orang banyak, tetapi mereka tidak
menerimanya untuk diri mereka sendiri. Mereka kembalikan semua pujian itu kepada Tuhan
Yesus, karena mereka ingat bahwa mereka bukanlah apa-apa tanpa Dia. Jadi janganlah
berprasangka yang tidak-tidak kepada seorang pelayan Tuhan jika saudara mendengar orang-
orang memuji dia, dan dia tidak memarahi mereka. Ia hanya ingin berbuat baik. Ia mungkin
orang yang betul-betul rendah hati di dalam hatinya. Hanya Allah-lah yang bisa melihat keadaan
hati pelayan-Nya dan bukanlah tempat kita untuk menghakimi pelayan-Nya. Allah-lah satu-
satunya yang mengetahui dengan pasti apa yang berada di dalam hati kita, dan Dialah yang akan
menghakimi pelayan-pelayanNya. Dan kepada pelayan-pelayanNya saya ingin berkata .
belajarlah untuk tetap rendah hati di tengah-tengah sorak tepuk tangan orang banyak.

KESANGGUPAN UNTUK BISA MENGHADAPI PENGANIAYAAN DAN TUDUHAN


PALSU TANPA ADA SELF DEFENCE (PEMBELAAN DIRI) ATAUPUN
MEMBENCI MUSUH-MUSUHMU.

Kita semua akan, pada suatu saat, menerima penganiayaan, atau tuduhan palsu. Di dalam Matius
5, Yesus mengatakan bahwa saat kejadian ini haruslah menjadi saat yang menggembirakan. Tapi
jika saudara mengijinkan peristiwa ini menjadi pintu dimana iblis bisa masuk dengan satu
timbunan kebencian atau sakit hati, maka saudara lebih baik berdoa supaya bisa mengatasi hal
ini. Karena kebencian bisa menghancurkan jiwa saudara, seperti juga membawa panyakit bagi
tubuh saudara. Dengan kata lain, jika saudara mengasihi diri saudara sendiri dan keselamatan
saudara sendiri, maka belajarlah untuk mengasihi yang lain, bahkan musuh-musuh saudara
sekalipun.

Daud tidak membenci Saul. Ia bukanlah seorang pengecut, dan ia tidak takut pada Saul. Ia pergi
ke perkemahan Saul dan mengambil tombak sang raja. Ia menghormati Saul karena Allah pernah
mengurapi dia sebagai raja. Dan ia ikut berdukacita karena ia tahu bahwa Saul akhirnya akan
dihukum. Tetapi ia tidak membencinya. Ia tidak mau membiarkan kebencian meracuni jalannya.
Ia tidak akan pernah menjadi raja yang baik di hadapan manusia dan Allah, jika ia sudah
membiarkan roh benci menguasai hatinya.

Tidak ada seorangpun seperti Yesus untuk menunjukkan kepada kita bagaimana mengasihi
orang-orang yang menganiaya kita dan berlaku kasar terhadap kita.

Jika saudara menginginkan kuasa kasih yang murni, maka mendekatlah kepada Yesus. Biarlah
Dia menguasai hati saudara dan memenuhi hidup saudara dengan hadirat-Nya. Isi pokok dan
intisari dari berita ini adalah . Jika saudara menginginkan karakter akan seorang putra Allah
yang benar, maka carilah Allah untuk memiliki KESANGGUPAN UNTUK MENJADI
SEPERTI TUHAN YESUS! Itulah sonship yang benar!

sumber : http://www.corneliuswing.com/various-contents/49-karakter-kristus-10-kesanggupan-
nya.html

Anda mungkin juga menyukai