Anda di halaman 1dari 19

Rut 1

Renungan, 28.10.2011
Penulis: Pdt. Billy Kristanto
Bacaan: Rut 1

Di dalam urutan kanonisasi Perjanjian Lama, kitab Ruth terletak di antara kitab Hakim-
hakim dan kitab 1 dan 2 Samuel, yang berkaitan dengan kitab 1 dan 2 Raja-raja, karena
Samuel dipakai Tuhan untuk mengurapi raja-raja, baik Saul maupun Daud. Ayat pertama
bukan hanya sekedar memberi konteks, melainkan juga adalah suatu keterangan yang
penting. Di dalam zaman hakim-hakim, ada pattern yang terus menerus terulang, yakni
bagaimana keadaan orang pada saat itu, yang hidup sesuai kehendak masing-masing
karena tidak ada pemimpin. Pattern-nya adalah, di dalam keadaan yang aman, mereka
menjadi murtad (apostasy), kemudian Tuhan memberikan hukuman dengan bencana,
serangan bangsa kafir dan lain sebagainya. Mereka ke dalam dalam penderitaan. Setelah
hukuman mereka bertobat, lalu dipulihkan. Setelah dipulihkan, mereka murtad lagi dan
seterusnya. Pattern ini terulang pada zaman hakim-hakim. Satu pattern yang tampaknya
sulit untuk kita percaya karena kita melihat mereka begitu bebal. Tapi sebenarnya, hidup
kita tidak jauh berbeda dengan mereka.

Betlehem berarti rumah roti. Sesuatu yang ironis, satu sindiran yang dilakukan oleh Tuhan
sendiri di Betlehem, ketika terjadi kelaparan di sana. Arti dari Mahlon dan Kilyon adalah
lemah dan sakit-sakitan. Nama-nama ini memberikan satu indikasi hal yang akan terjadi di
dalam hidup mereka setelah hal tersebut. Kalau kita memikirkan bahwa konteks ini di
dalam zaman hakim-hakim, bukankah seharusnya di dalam keadaan penghukuman,
mereka sebagai satu bangsa, umat Allah, seharusnya bersama-sama melakukan
introspeksi akan dosa mereka di hadapan Tuhan ketika Tuhan mendatangkan kelaparan
dan bertobat, lalu kembali dipulihkan Tuhan? Tetapi keluarga ini malah pergi ke Moab.
Tidak asing bagi kita: lari ketika ada kesulitan.

Waktu mereka pergi ke Moab, masalah makanan memang bisa terselesaikan, tetapi
masalah lain datang. Urusan hidup manusia bukan hanya sekedar roti. Orang yang hanya
memikirkan roti, keamanan dan hidup yang lbh layak berpikir spt orang yang tidak
mengenal Tuhan. Kesulitan yang mereka hadapi ialah tidak adanya orang Yahudi di situ,
sehingga Mahlon dan Kilyon harus menikah dengan wanita kafir. Biblical scholars historis-
kritis membenturkan 2 bagian ini, dengan mengutarakan satu thesis: Rut mewakili open
Judaism karena memberikan gambaran yang positif pernikahan antar bangsa, sementara
Nehemia dan Ezra mewakili closed Judaism, pernikahan eksklusiv di antara bangsa Israel.
Saya percaya, kalau kita melihat secara keseluruhan kanonikal, bagian ini tidak
berbenturan dengan teori Ezra-Nehemia, yaitu memang pernikahan dengan bangsa kafir
pada dasarnya dilarang. Gambaran yang positif tentang Rut itu sama sekali tidak
mengatakan bahwa pernikahan dengan orang kafir menjadi benar. Pergumulan Yakub
mendapatkan hak kesulungan adalah sesuatu yang baik di hadapan Tuhan.Tetapi dia
menipu untuk mendapatkan bagian itu. Tuhan tetap memberkati, tetapi Tuhan tidak
memberkati bagian penipuannya. Alkitab tidak memberikan dukungan bahwa apapun
caranya, asal tujuannya benar, maka semuanya jadi dikuduskan oleh tujuannya. Demikian
juga dengan kitab ini. Kitab ini memang akhirnya dipakai di dalam suatu pengertian agama
Yahudi yang menyebabkan mereka mulai berpikir bahwa keselamatan bukan hanya bagi
bangsa Israel saja, tetapi juga bagi semua bangsa. Ketika manusia telah berbuat salah dan
tetap ada berkat serta kebaikan di dalamnya tidaklah membenarkan tindakan kesalahan
tsb. Sebaliknya, itu hanya menyatakan kekayaan anugerah Tuhan. Di dalam kisah Rut, kita
melihat Tuhan memiliki suatu rencana yang melampaui kesalahan keluarga Elimelekh,
karena kasih karunia Tuhan selalu melampaui keberdosaan atau ketidakmampuan
manusia.

Ketika kita lari dari kesulitan yang satu, jangan kita berpikir tidak ada kesulitan yang lain. Itu
pikiran yang terlalu naf karena hidup ini bukan sekedar tidak ada kerusuhan atau mencari
keamanan. Waktu keluarga Elimelekh pergi, bersama kedua anak dan istrinya, satu
persatu anggota keluarganya dipanggil oleh Tuhan. Setelah 10 tahun, Tuhan juga
mengambil Mahlon dan Kilyon. Di dalam gambaran seperti ini, ayat 6 mengatakan bahwa
The Lord has visited His people. Sayang sekali keluarga ini tidak ikut di dalam
pergumulan pertobatan yang terjadi di dalam Israel. Mereka malah mengalami kesulitan
yang lebih besar lagi, persoalan tentang keluarga. Dan bukan hanya persoalan keluarga,
karena pada waktu tinggal hanya kaum perempuan, berarti tidak ada penerus dan keluarga
ini terancam punah. Di dalam kesulitan seperti ini, Naomi tidak bisa lagi menanggungnya,
sehingga dia berkata kepada kedua menantunya supaya mereka kembali kepada their
mother house. Istilah return di dalam bahasa aslinya sub (bwv) muncul 12 kali, berarti
seperti orang yang bertobat, kembali kepada Tuhan. Tetapi ini dipakai oleh Naomi, dengan
mengatakan kepada Rut dan Orpa untuk kembali kepada dewa-dewa mereka yang dulu. Di
dalam penderitaannya, Naomi yang tidak bisa mencerna bagian itu bersama Tuhan,
menjadi sangat negatif di dalam gambarannya tentang Tuhan dan tentang kehidupan ini.
Seorang perempuan Israel tetapi tidak memberikan contoh yang baik di dalam keadaan
yang seperti ini.

Melalui respon pertama kedua menantunya, Tuhan secara tidak langsung menyadarkan
Naomi bahwa penggunaan kata tersebut ironisnya - justru lebih dipakai secara benar
oleh menantunya yang berasal dari tanah kafir: return with you with your people. Tetapi di
dalam ayat 11 Naomi mengatakan, Turn back my daughters. Why will you go with me?
Turn back. Satu gambaran seorang yang kelelahan. Orang yang di dalam penderitaan
menjadi terkuras habis, melihat diri sebagai korban (victim). Di dalam kehidupan kita, hal
seperti ini bisa terjadi. Ada semacam tekanan untuk harus terus memberi dan melayani.
Dan bagian ini diuji pada waktu penderitaan.Di dalam penderitaan kita bisa mengatakan
bahwa Tuhan mau mendidik kita untuk tetap bisa melayani, tersenyum dan memberi, dsb.
Itu tidak salah. Tetapi di dalam penderitaan juga adalah saat kita berhenti memberi dan
memberikan diri kita untuk ditolong oleh orang lain! Sulit untuk memberi dengan benar jika
hati merasa kita adalah victim. Tuhan tidak kekurangan kalau kita tidak memberi. Yang ada
di dalam pikiran Naomi adalah, bagaimana dia bisa menolong, sehingga dia akhirnya
kelelahan sendiri karena tidak lagi memiliki relasi yang baik dengan sumber segala berkat,
yang memampukan manusia memberi dengan benar dan sukacita. Inilah akar
permasalahan di dalam kehidupan Naomi.

Apakah tangan Tuhan benar-benar teracung kepada dia? Atau ini gambaran negaitf yang
diproyeksikan Naomi kepada Tuhan di dalam penderitaannya? Salah satu ujian di dalam
kesulitan dan penderitaan adalah gambaran kita tentang Allah (Gods picture). Pandangan
tentang kedaulatan Tuhan dari perspektif Kristen seharusnya membuat kita berbeda
dengan mereka yg tidak mengenal Tuhan. Perbedaannya: kita berani meresponi
penderitaan tersebut secara jujur di hadapan Tuhan. Kita mengenal kitab Ayub, yang
menceritakan keadaan realistis seorang menderita yang meresponi penderitaannya di
hadapan Tuhan. Memang ada bagian yang dikoreksi oleh Tuhan sendiri, tetapi ada juga
bagian yang dinilai positif oleh Tuhan, karena menyatakan suatu reaksi yang jujur dan
keinginan Ayub berelasi dengan Tuhan. Gambaran Naomi tentang Tuhan di dalam konteks
penderitaannya, adalah gambaran Tuhan yang mengacungkan tangan-Nya kepada dia,
yang mungkin terjadi karena guilty feeling tidak ikut di dalam pergumulan bangsa Israel
(ketika ditimpa masa kelaparan). Satu proyeksi daripada pikiran sendiri diterapkan kepada
Tuhan. Kerusakan seperti ini membawa dia ke dalam satu keadaan yg tanpa pengharapan
dan sukacita, tidak bisa lagi memberi, namun tetap ada pressure harus memberi dan
melayani. Kehidupan seperti ini menciptakan keagamaan yang artificial (baca: palsu!),
artificial spiritual growth dan akhirnya kemunafikan. Dia seharusnya instropeksi, tetapi dia
tidak melakukannya, malahan dia menjadi pahit dan marah.

Yang lebih kacau: doktrin Allah yang kacau dari Naomi akhirnya berhasil mengusir Orpa.
Begitu kata Yahweh keluar dari Naomi, Orpah langsung pergi, karena ia tidak melihat
pengharapan pada Tuhan Israel, setelah melihat orang Israel sendiri yang mengatakannya.
Tetapi Rut tetap berpaut kepada Naomi. Dia mengatasi doktrin Allah yang kacau dari
Naomi, juga keluhan-keluhannya. Tuhan sering mengirim orang yang suka mengeluh
sebagai salah satu cara mendewasakan kita, apakah kita terhasut atau mengatasi unek-
unek orang tersebut. Di dalam hal ini Rut mengatasinya. Orang dari tanah kafir, yang
seharusnya tidak mengenal Yahweh diam-diam menyaksikan bagaimana keluarga
Elimelekh tetap beribadah kepada Tuhan, sekalipun di tanah asing. Ada sesuatu yang
membekas di dalam kehidupan Rut, sehingga Rut tidak goncang seperti Orpa. Rut
mengakarkan imannya kepada Tuhan, bukan kepada Naomi. Orang yang imannya
berakar kepada manusia akan mudah sekali kecewa. Berapa banyak orang tidak percaya,
tidak mau menjadi Kristen karena kecewa dengan orang-orang Kristen? Berapa banyak
orang-orang di dalam kekristenan yang kecewa kepada orang Kristen yang lain atau
mungkin kepada hamba Tuhan dan akhirnya meninggalkan gereja? Imannya tidak berakar
kepada Tuhan. Ada sesuatu yang baik waktu Tuhan mengizinkan kita tidak bisa lagi
percaya kepada orang lain. Itu adalah saat pendewasaan yang mungkin Tuhan mau
kerjakan di dalam kehidupan kita, untuk mengakarkan iman kita kepada Tuhan dan bukan
kepada manusia. Rut bisa berpaut kepada Naomi pasti karena dia terlebih dahulu berpaut
kepada Tuhannya Naomi. Rut tidak mau melepaskan Naomi. Ini bukan hanya solidaritas
seperti yang orang-orang humanist tafsirkan, tetapi juga terutama iman yang berakar
kepada Tuhan. Reaksi Naomi berikutnya seperti orang yang tidak percaya, menyuruh Rut
pulang seperti Orpa, kepada bangsanya dan terutama kepada dewa-dewanya. Rut yang
berasal dari tanah kafir yang seharusnya lebih junior, justru menyatakan iman yang lebih
besar kepada Tuhan.

Rut mengatakan kalimat yang sangat indah pada ayat yang ke-16, yang berbeda dengan
ayat ke-10 (we will return with you to your people). Ayat 10 hanya membicarakan
solidaritas bangsa. Namun, solidaritas bangsa tidak membawa ke mana-mana. Kita tidak
diselamatkan di dalam Israel. Ayat 16 mengandung iman yang melampaui solidaritas
terhadap bangsa.
Kita kagum dengan manusia yang berhasil mengatasi batasan-batasan ras. Celaka kalau
orang Kristen tidak lulus dalam bagian ini. Namun yang dimiliki oleh Rut berbeda dengan
Orpa bukan hanya sekedar solidaritas bangsa. Di dalam hati Rut sebenarnya tersimpan
satu sikap ibadah yang dalam. Kalimat itu sebenarnya menjadi satu tusukan untuk Naomi,
yang gambarannya tentang Allah sudah kacau luar biasa, sehingga harus ditolong oleh
orang seperti Rut yang lebih belakangan mengenal Tuhan. Dalam hal ini Rut lebih dewasa
disbanding Naomi yang sudah lama beribadah kepada Tuhan. Setelah kalimat ini
dikatakan, Naomi tidak bisa apa-apa. Sekalipun bukan perkataan langsung dari Naomi
ataupun Rut, ay. 18 adalah suatu sisipan keterangan penulis yg menyatakan keadaan
Naomi yg tidak melihat iman Rut kepada Tuhan. Dia hanya melihat bahwa Rut bersikeras
mau pergi dengan dia. Pikirannya tidak berakar kepada Tuhan.

Ayat ke-17 merupakan suatu ayat yang sangat indah yang sering dipakai di dalam
pernikahan (if anything but death parts me from you). Keluar dari konteks asalnya? Di
dalam keadaan penderitaan seperti itu, Rut yang memiliki iman yang benar, siap hancur
bersama Naomi (where you die I will die). Itu yang disebut kasih yg sejati. Hal ini kontras
dengan keadaan keluarga Naomi, yang ketika di dalam kesulitan, pergi ke Moab. Di dalam
keadaan kesulitan, justru Naomi yang menyuruh Rut meninggalkan dia (seperti yang dia
lakukan ketika Israel menderita kelaparan), sedangkan Rut tidak meninggalkan dia. Ini
tentu saja lebih dari sekedar solidaritas, tapi orang yang betul-betul mau hidup bersama-
sama, bahkan di dalam proses menuju kehancuran sekalipun, where you die I will die and
there will I be burried. A van de Beek dlm artikelnya Calvinism as an ascetic movement
menyatakan bahwa kehidupan kristen adalah kehidupan seperti Kristus yang menyertai
kejatuhan manusia sebagai ekspresi kasih yg sejati. Kasih bukanlah usaha untuk
mengembangkan potensi menjadi self-actualization mencapai achievements ini dan itu. Itu
narcissistic yang terselubung, bukan kasih. Yesus datang ke dunia bukan untuk achieve
something tapi justru untuk kehilangan diri-Nya sendiri. Yesus mempunyai ruang gerak
yang sangat bebas di Surga tetapi Dia mengikat diri-Nya di bumi. Tetapi setan sudah diberi
ruang gerak sangat besar namun dia merasa tetap tidak kurang ruang gerak dan mau lebih
besar lagi. Reason for our being bukan untuk menyatakan betapa banyaknya yang saya
bisa achieve selama di dunia ini, melainkan: berapa dalam saya telah menyertai proses
kejatuhan / kegagalan sesama saya. Apakah ini merupakan glorification of suffering?
Bukan, melainkan penderitaan karena kasih yang tulus. Karena kasih yg sejati adlh kasih
yg berkorban. Bagi Rut, Moab lebih menjanjikan kalau dipikir dari perspektif manusia. Dia
adalah orang Moab dan bisa menikah lagi dengan orang Moab. Tidak seperti di Israel
dengan model keagamaan yang sangat eksklusif terhadap orang dari bangsa kafir. Tetapi,
Rut, seperti Yesus Kristus, menyertai proses kejatuhan Naomi. Ada satu kerinduan dan
kesiapan untuk berjalan bersama-sama dengan Naomi.

Ketika Naomi kembali ke Bethlehem, orang-orang shock karena melihat Naomi. Mereka
shock bukan karena sekedar lama tidak bertemu. Ada sesuatu yang sangat mengejutkan
yang ada pada diri Naomi (mungkin wajahnya ataupun penampilannya). Naomi di dalam
bahasa aslinya berarti pleasant. Orang-orang itu masih mengenali Naomi, tetapi di sisi
yang lain mereka juga bertanya-tanya apakah dia betul Naomi. Sekali lagi, di dalam
kepahitan dan kemarahannya, Naomi mengatakan kepada mereka untuk tidak
memanggilnya Naomi. Pleasant itu sudah lewat dan yang ada sekarang hanya kepahitan,
sehingga ia meminta dipanggil Mara yang dalam bahasa Ibraninya berarti pahit. Ada 2
macam reaksi orang yang tidak bisa keluar dari kesulitan dan kebencian masa lampau.
Yang pertama adalah balas dendam. Jenis reaksi yang lain, yang seringkali dianggap lebih
lunak, adalah traumatis. Traumatis memang lebih baik daripada balas dendam, tapi tetap
merupakan kegagalan keluar dari masa lampau. Dia tidak bisa menutup apa yang terjadi di
dalam masa lampaunya. Ketika ada sentilan-sentilan kesulitan muncul, langsung
mengeluarkan kalimat sarkastik. Di dalam bagian ini, kalimat Naomi jelas menyatakan
ketidakpercayaan, kepahitan karena tidak bisa menutup masa lampaunya.
Di dalam ayat ke-21 Naomi mengatakan, I went away full and the Lord has brought me
back empty. Dia pergi karena tidak ada makanan. Dia hanya melihat bagian yg mau dia
soroti saja, yaitu anggota keluarganya, yang tidak really full juga karena anak-anaknya
belum menikah. Ketika dia kembali, juga tidak benar-benar empty. Dia mendapat berkat
yang begitu besar yaitu Rut yang memiliki iman yg dewasa kepada Yahweh. Dia tidak
melihat bagian ini. Dia tidak melihat anugerah Tuhan yang masih ada pada dia. Yang dilihat
selalu bagian yang kurang. Ini ciri khas orang yang pahit dan tidak percaya lagi kepada
Tuhan. Bersamaan dengan itu kepekaan terhadap anugerah Tuhan juga hilang. Hal ini
kontras dengan kalimat yang diucapkan oleh Ayub, Tuhan yang memberi, Tuhan yang
mengambil. Terpujilah nama Tuhan, yang adalah pengakuan yang sederhana, tapi
merupakan kristalisasi dari teologi anugerah. Ketika kita sakit, bangkrut atau lain
sebagainya, kita memiliki dua pilihan: mengikuti teologi Naomi atau Ayub. Naomi lagi-lagi
tidak bisa menjadi berkat. Padahal, di ayat yang ke-22, Tuhan sudah mempersiapkan suatu
masa depan yang cerah bagi Rut dan juga Naomi, memulihkan kembali keluarga Naomi
yang hampir lenyap. Tuhan bisa memberikan kembali pengharapan. Despite keadaan yang
hancur seperti ini, still ada Gods goodness. Kalau kita peka, dengan rendah hati, kita bisa
melihat ada pekerjaan Tuhan, termasuk juga di negara-negara yang paling kita anggap
tidak maju dan ketinggalan. Di sisi yang lain, di dalam keadaan yang seolah paling
diberkati, kehadiran Tuhan ada di sana, bukan tidak ada kelemahan, krn bagaimanapun
dunia tetap bukanlah Firdaus.

Setting in life (Sitz im Leben) dari kitab Rut adalah harvest, suatu peristiwa sederhana.
Banyak orang Reformed membaca kitab Rut dari perspektif covenantal theology,
bagaimana rencana Tuhan di dalam silsilah keluarga Yesus Kristus, menyertakan Rut. Atau
dari perspektif inclusion of gentile, seperti versi Matius. Itu suatu Christian perspective. Tapi
orang Yahudi sendiri mempunyai perspective yang lain. Mereka melihatnya di dalam
perspektif keseharian, di dalam hal yang sederhana, harvest, musim penuaian. Bagi orang
Yahudi segala sesuatu adalah sakral. Tidak ada yang keluar dari wilayah sacral, tidak ada
yang disebut dengan sekuler. Krn itu, bukan hanya Rut tapi juga Kidung Agung adalah
sakral untuk orang Yahudi. Pada waktu mereka menghayati kitab Rut, mereka ingin
mengaitkan bagaimana Tuhan mengaruniakan harvest di tengah-tengah jaman yg sulit.
Tuhan tetap bekerja. Apalagi kalau menghayati bagian ini pada waktu orang Israel dibuang,
di dalam penjajahan Babilonia, seperti mirip dengan gambaran Naomi yang pahit. Tetapi di
Babilonia tetap ada harvest. Waktu mereka menuai, mereka baca lagi Rut. Despite
keadaan seperti ini, Tuhan sedang menyediakan masa depan yang cerah, selalu ada
pengharapan. Kita sebagai orang percaya tidak boleh berhenti berharap. Ketika melihat
matahari terbit kita seharusnya ingat bahwa Great is Thy faithfulness, bukan hanya ketika
kita mendapat jln keluar dari pergumulan. Orang Yahudi belajar untuk menghitung berkat
Tuhan di dalam hal-hal yang paling sederhana, dalam rutinitas musim. Itu membangkitkan
iman mereka bahwa Tuhan setia. Berapa di antara kita yang mengatakan bahwa Tuhan itu
setia, dengan melihat hal-hal yang rutin terjadi? Pada waktu ada makanan, bisakah kita
mengaitkan rutinitas, everydayness, sehari-hari seperti orang Yahudi, yang mengatakan,
Inilah Tuhan yang masih memberikan kepada kita pengharapan.

Tuhan sangat sabar di dalam membentuk Naomi. Pada bagian akhir dari kitab Rut, Tuhan
memulihkan kondisi dan kepahitan yang ada pada Naomi. Naomi dipeluk sedikit demi
sedikit sampai akhirnya dia bisa melihat pekerjaan Tuhan yang dinyatakan melalui keluarga
ini, melalui pernikahan Rut dan Boas, serta anak mereka yang menjadi nenek moyang dari
Raja Daud, dan juga Yesus Kristus. Satu masa depan yang sangat cerah sedang
dipersiapkan oleh Tuhan bagi mereka yang bergumul dengan jujur menyelesaikan masa
lampaunya. Mengatakan tidak ada kepahitan dan kesulitan mungkin menipu diri. Itu bukan
kepercayaan yang realistis. Persoalannya bukan terletak pada ada tidaknya kekecewaan,
melainkan apakah kita bisa menutup masa lampau tersebut bersama dengan Tuhan.
Waktu kita bisa menutupnya dengan benar, kita akan punya mata untuk pengharapan yang
ada di depan, yang Tuhan sedang persiapkan bagi kita masing-masing.

Billy Kristanto

elajaran dari Kitab Rut


RUT, NAOMI dan BOAS
Jeffrey Lim

Kitab Rut adalah kisah singkat yang hanya terdiri dari 4 pasal di dalam Alkitab. Tetapi cerita yang berisi
narasi yang pendek ini mempunyai pelajaran berharga. Kisah manusia sederhana Rut dan Boas ini ada
kaitan dengan kerangka besar rencana Allah di dalam keselamatan.
Kisah ini terjadi ketika jaman hakim-hakim dimana bangsa Israel berbuat sesuka mereka. Periode hakim-
hakim adalah salah satu periode yang kacau di dalam sejarah bangsa Israel semua itu karena satu hal
yaitu mereka tidak ada pemimpin yang rohani. Pada saat yang kacau ini ada kelaparan di tanah Israel.
Ketika ada kelaparan ini maka Elimelekh dan isterinya Naomi pergi ke Moab. Mereka pergi ke Moab
adalah satu keputusan yang salah karena di dalam kitab Taurat dikatakan bahwa jangan bergaul dengan
orang Moab. Moab adalah musuh orang Israel dan mereka banyak menyembah berhala.

Pelajaran : Jangan bergaul dengan orang fasik


Mereka akhirnya pergi ke Moab. Dan Kitab dari rut menceritakan bahwa cerita ini adalah cerita pergi dan
pulang kembali. Di dalam Alkitab banyak cerita seperti ini yaitu Abraham pergi ke Mesir karena kelaparan
dan kembali kemudian. Seluruh keluarga Israel kembali ke Mesir karena kelaparan dan kembali ke tanah
mereka di dalam keluaran. Kemudiasn di dalam sejarah Israel pergi ke pembuangan dan kemudian
kembali ke tanah perjanjian. Yesus menceritakan mengenai anak yang hilang yang pergi dan kemudian
kembali. Cerita Alkitab adalah cerita manusia yang pergi dan kembali.
Di Moab, kemudian ternyata Elimelekh dan kedua orang anaknya mati meninggalkan Naomi dan 2 janda
yaitu Rut dan Orpa. Di dalam hal ini Naomi menjadi sedih sekali sampai dia menamakan dirinya pahit.
Naomi begitu sedih dan merasa kosong. Kadang peristiwa di dalam hidup diijinkan Tuhan kita mengalami
kepahitan. Tetapi Puji Tuhan ketika Tuhan memberikan berkat dan memulihkannya.
Kemudian di dalam Rut 1:6, Tuhan menolong umatNya dan memberikan mereka makanan. Tuhan adalah
Tuhan yang beranugerah, baik dan penuh rahmat kepada umatNya di dalam periode hakim-hakim yang
penuh kekacauan. Kita melihat bahwa Allah bertindak bagi umatNya dan Naomi kembali ke tanah
perjanjian karena apa yang Allah lakukan.
Pelajaran : Anugerah Allah ada pada umatNya. Tuhan tidak membiarkan umatNya.
Ketika hendak pulang ke rumah, Orpa akhirnya tidak pergi. Mencari suami di Moab lebih mudah tetapi di
Israel akan sangat sulit. Naomi juga tidak dapat menyediakan mereka suami lagi di dalam usia tuanya.
Tetapi Rut berjanji untuk diam bersama dengan Naomi dan memegang Allahnya Naomi. Rut datang dan
menerima berkat Allah.
Di dalam hal ini ada pelajaran bahwa Naomi yang adalah umat Israel tetapi gagal mengerti kebaikan
Allah dan juga anugerah Allah dimana dia menamakan dirinya mara. Tetapi Rut menyadari kebaikan dan
anugerah Allah lebih daripada Naomi.
Sejenak kita melihat di dalam Rut pasal 1, Allah mengontrol segala sesuatu. Rut melihat hal ini dan
Naomi juga melihat hal ini. Rut berkata dan berkomitmen bahwa Allah akan menghukum Rut jika dia
meninggalkan Naomi. Naomi tahu bahwa Allah juga mengontrol segala sesuatu. Dia mengatakan bahwa
Tuhan yang maha kuasa terlah melakukan banyak yang pahit. Tuhan memulangkan Naomi dengan tangan
kosong.
Namun antara Rut dan Naomi ada perbedaan sikap. Rut bersikap positif dan aktif terhadap masa depan.
Naomi bersikap negatif dan pasif terhadap masa depan.
Pelajaran : Sikap hidup terhadap penderitaan
Di dalam perkataan Naomi, dia percaya bahwa dia sudah mengalami disiplin yang berat dari Tuhan Allah.
Dia dan keluarganya sudah pergi ke Moab yaitu tanah musuh untuk mencari makan. Mereka meninggalkan
berkat Allah dan mereka sekarang kembali tanpa suami dan anak-anak kosong dan miskin
Pelajaran : Tidak mengikuti Firman Tuhan merugikan diri sendiri.
Tetapi Rut disisi yang lain hendak datang kepada Allah yang mengambil suaminya. Dia hendak datang
kepada sumber berkat dan bukan melihat berkat yang hilang. Dia setia kepada Naomi dan hendak
mengabdi kepada Allahnya Naomi. Ini dikontraskan dengan kepahitan Naomi. Naomi pahit dan sulit
menerima realitas ketika datang penderitaan. Rut dengan besar hati menerima realitas dan punya
pengharapan. Bahkan Rut bekerja dan produktif. Dia optimis akan masa depan karena dia melihat Tuhan.
Pelajaran : Sikap hidup terhadap penderitaan dan Allah.
Kemudian muncul satu tokoh yaitu Boas. Boas adalah famili dari Elimelekh yang kaya dan juga baik dan
ramah. Ketika Boas datang kepada pegawainya dia menyebut nama Allah Yahweh di dalam bibirnya dan
dia memberkati pekerja dengan nama Yahweh dan mereka berespon dengan ramah. Ini berarti Boas
bukan saja seorang yang kaya tetapi seorang yang saleh dan orang Israel yang menghargai Yahweh di
dalam percakapannya dan juga di dalam menjalankan bisnisnya.
Pelajaran : Kita harus membawa Tuhan bahkan di dalam hidup pekerjaan kita. Kita adalah bekerja untuk
Tuhan.
Boas adalah seorang yang saleh karena melakukan Firman Tuhan. Alkitab di dalam kitab Taurat
memerintahkan orang Israel untuk berlaku baik kepada orang asing. Dalam hal ini Boas juga melakukan
hal itu. Alasannya adalah karena Allah sendiri menyediakan dan mempunyai belas kasihan kepada orang
asing dan memerintahkan umatNya untuk melakukan hal itu. Alasan Boas menolong Rut juga karena apa
yang Rut lakukan kepada Naomi. Boas seorang yang saleh juga ditunjukkan dengan sikapnya yang
memerintahkan para pegawainya untuk tidak menggangu Rut.
Bila kita membandingkan antara Boas dan Rut maka Boas adalah model orang yang saleh dan Rut adlaah
model dari tanggung jawab dan pekerja keras. Rut miskin tetapi dia tidak mengemis atau mencuri. Dia
meminta permisi untuk memungut dan mengumpulkan jelai dan ketika diperbolehkan maka dia bekerja
setiap hari. Dia melakukan ini bukan saja untuk dirinya tetapi untuk Naomi. Dia merawat Naomi. Ketika
melakukan pekerjaannuya maka Rut membawa hasilnya kepada Naomi.
Pelajaran : Tanggung jawab kepada keluarga
Pelajaran : Kerajinan ketika miskin
Kemudian cerita terus berlanjut dimana Naomi mengenal Boas sebagai penebusnya ( goel ) yaitu kerabat
dekat.
Dibalik kebaikan dari Boas adalah kebaikan Yahweh. Naomi yang berpikir dirinya dibawah kutuk ilahi
sekarang melihat dirinya sebagai objek dari berkat ilahi. Yahweh sudah mendisiplinkan dia tetapi tidak
meninggalkannya. Kalau kita mempelajari karakter Allah. Dia adalah Allah yang kasih dan setia. Karakter
Tuhan terhadap orang asing adalah belas kasihan. Melalui Boas yang saleh dan kaya maka Tuhan
memelihara Rut dan Naomi dengan menyediakan makanan bagi mereka.
Pelajaran : Tuhan memakai orang lain untuk memberkati kita.
Karena merasakan berkat Tuhan, Naomi kembali disegarkan. Pandangan dia yang pesimis menjadi hilang.
Naomi sekarang yang menjadi aktif dan inisiatif. Kali ini Rut diutus Naomi. Misinya adalah untuk
mendapatkan Boas sebagai suami Rut dan Naomi memberikan perintah bagaimana melakukan hal itu.
Sebagai orang asing, Rut bergantung sepenuhnya kepada Naomi untuk melakukan sesuai dengan etiket
yang benar. Rut tidak mengerti kenapa Boas adalah prospek menikah yang baik tetapi dia melakukan apa
yang Naomi katakan. Menyingkapkan kaki adalah sebuah undangan halus untuk hubungan intim atau
pernikahan.
Kita tidak mengerti konteks budaya waktu itu dan bisa menganggap bahwa Rut perempuan yang tidak
benar. Tetapi Alkitab tidak menyatakan demikian. Ini adalah paradigma budaya.
Ketika Boas bangun maka Rut mengatakan apa yang dikatakan Naomi dan perkataannya sudah dipilih.
Disini Rut mengatakan bahwa dia adalah hambanya Boas bukan lagi orang asing. Dari perkataan Rut ingin
menyatakan kepada Boas sebagai penebusnya untuk menebus dia. Permintaan Rut Spread the corner of
your garment over me adalah permintaan untuk pernikahan. Atau lebih literal adalah Kiranya sayapmu
melindungi aku.
Di dalam pasal 2:12, Boas memberkati Rut dengan nama Yahweh dimana Rut berlindung di sayapNya.
Sekarang Rut meminta Boas untuk menterjemahkan perkataan salehnya kepada tindakan. Rut meminta
Boas untuk menjadi pelindungnya dengan mengambil dia menjadi isterinya.
Kita harus mengerti konteks budaya waktu itu bahwa Taurat memerintahkan bahwa ada hukum untuk
pemeliharaan keluarga. Jika seorang saudara meninggal maka isterinya harus diteruskan oleh saudara
kandungnya supaya namanya tidak hilang dari Israel. Jika tidak ada saudara kandung maka kerabat lelaki
terdekat yang meneruskannya.
Kemudian kita belajar lagi kesalehan dari Boas dari Rut 3:6-14
Boas adalah seorang yang menjaga nama baik dari Rut dan dia tidak berharap Rut sudah mengunjunginya.
Kemudian Boas menyatakan keinginannya untuk menikahi Rut. Namun tidak langsung happy ending.
Ternyata ada halangan yaitu ada kerabat yang lebih dekat daripada dirinya yang bisa menebus Rut. Dan
Boas juga sadar bahwa orang itu juga bisa melihat kebaikan Rut juga dan bisa menikahinya. Kalau begitu
Boas harus menyerah.
Tetapi Boas seorang yang agung tidak melakukan praktik yang salah untuk mendapatkan Rut. Hukum dan
ada harus berjalan. Masalah ini diluar orang yang saling mencintai. Tetapi Boas percaya kepada
providensi Tuhan yang akan menjadi penentu keputusan.
Pikirkan bagaimana karakter Boas. Dia adalah seorang kaya dan berkuasa dimana Rut yang adalah
seornag miskin dan janda dan orang asing yang hendak menawarkan dirinya untuk pernikahan. Boas
dapat dengan mudah mengambil keuntungan dari Rut tetapi dia tetap menjaga Hukum Taurat. Dia
bahkan meletakkan kegembiraannya dengan resiko dan mengatakan kepada Rut bahwa ada penebus lain
yang lebih berhak.
Namun Puji Tuhan ternyata orang itu takut membahayakan hartanya maka akhirnya Boas yang mengambil
Rut sebagai isterinya.
Pelajaran : Memilih pasangan hidup di dalam kehendak Tuhan dan waktu Tuhan.

Pelajaran lain dari kitab Rut.


Buku Rut adalah adalah panggilan kembali kepada Yahweh yang kesetiaannya dikontraskan dengan
ketidak setiaan Israel. Naomi dan keluarganya pergi meinggalkan Tuhan dan tanah perjanjian tetapi
ketika dia kembali kepada Yahweh dengan kepahitan dan kosong, Yahweh memberkatinya.
Rut adalah seorang asing tetapi dia memperoleh keselamatan di dalam bangsa Israel karena anugerah
Allah. Bahkan melalui seorang janda orang asing dapat melahirkan nenek moyang Daud dan Kristus. Ini
adalah rencana Allah yang berhikmat dan luar biasa.
Rut adalah seorang wanita yang rajin, produktif dan setia.
Di dalam literatur Ibrani, kitab Rut adalah setelah Amsal 31.

UT

* Rut 1:16
LAI TB, Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan
tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di
mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku;
KJV, And Ruth said, Intreat me not to leave thee, or to return from following after thee: for
whither thou goest, I will go; and where thou lodgest, I will lodge: thy people shall be my
people, and thy God my God:
Hebrew,






Translit, VATOMER RUT 'AL-TIFGEY-VI LE'AZVEKH LASYUV ME'AKHARAYIKH KI 'EL-'ASYER
TELKHI 'ELEKH UVA'ASYER TALINI 'ALIN 'AMEKH {bangsamu} 'AMI {bangsaku}
VELOHAYIKH {dan Allah-mu} 'ELOHAY {Allah-ku}

Arti nama : PERSAHABATAN


Suami : Makhom dan Boaz - Rut 4:10-13
Anak laki-laki : Obed - Rut 4:13-17
Keturunan : Daud - Rut 4:21, 22
Disebut pertama : Rut 1:4
Namanya disebut : 13 kali
Kitab yang menyebut : 2 buku : Rut dan Matius
Terakhir disebut : Matius .1:5
Fakta penting :
- Rut, orang Moab; janda yang pergi ke Betlehem dengan ibu mertuanya Naomi (dalam
Rut 1:1-22).
- Pungut jelai di ladang Boaz; dipertunjukkan belas kasihan (dalam Rut 2:1-23).
- Boaz minta menikah dengan Rut (dalam Rut 3:1-18).
- Menikah (Rut 4:1-12); melahirkan Obed, nenek moyang Daud (Rut 4:13-22), dan Yesus
(Mat 1:5).

Rut (Ibrani: - RUT) menikah dengan Mahlon (Rut 4:10), putra sulung Elimelekh dan
Naomi dari Bethlehem-Yehuda, yg datang ke Moab karena bala kelaparan. Naomi menjadi
janda, dan kedua putranya meninggal tanpa ahli waris. Setelah Naomi memutuskan
untuk kembali ke negeri asalnya, Rut bertekad menyertai dia. Untuk itu Rut ganti
kebangsaan dan ia meninggalkan semua ilahnya, lalu memutuskan hanya menyembah
Allah Israel (Rut 1:16). Hanya kematian yg dapat memisahkan mereka (Rut 1:17).

Pada musim menuai di Betlehem, Rut memungut bulir-bulir jelai yg tercecer di ladang
Boas, orang kaya kerabat Elimelekh. Boas memperhatikan Rut dan melindunginya,
sebagai penghargaan atas kesetiaannya kepada Naomi. Ia diajak makan bersama
penyabit, dan diperlakukan dengan baik sepanjang musim menuai jelai dan gandum.

Atas petunjuk Naomi, Rut menjumpai Boas di tempat pengirikan pada malam hari. Ia
memohon supaya Boas bertindak sebagai penebus. Menjelang pagi Boas menyuruh Rut
kembali kepada Naomi dengan dibekali 6 takar jelai. Boas berjanji, bahwa jika penebus
yg paling dekat tidak bersedia menikahi Rut menurut hukum perkawinan levirat, maka ia
sendiri akan menikahi Rut (Imamat 25:47-49).

Dengan 10 orang tua-tua kota sebagai saksi, Boas menghimbau sanak Naomi untuk
menebus tanah milik Elimelekh, yg tidak boleh terjual kepada orang lain yg bukan
anggota keluarga mereka (bandingkan Imamat 25:23). Kepada himbauan ini
ditambahkannya kewajiban menikahi Rut sesuai perkawinan levirat (Rut 4:5). Karena
tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut, maka sanak itu menyerahkan haknya kepada
Boas. Rut menikah dengan Boas, putranya yg pertama, Obed, diberikan kepada Naomi
untuk melestarikan nama Elimelekh, Mahlon dan Kilyon. Obed adalah kakek Daud (1
Tawarikh 2:12; Matius 1:5).

Sumber:
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 2, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994, hlm 333-334.

KITAB RUT

Dalam Alkitab Ibrani Kitab Rut adalah salah satu dari lima 'Megilloth' atau 'gulungan',
termasuk 'Tulisan' (ketubim), bagian ketiga dari kanon PL. Kitab Rut dibaca oleh
masyarakat Yahudi pada Hari Raya Tujuh Minggu. Dalam Septuaginta (LXX), Vulgata, dan
kebanyakan terjemahan modern Rut berada tepat sesudah Hakim-hakim; Yosefus (Contra
Apionem 8) rupanya menganggap Rut tambahan pada Kitab Hakim-hakim dan tidak
menghitungnya dalam menjumlahkan kitab kanonik. Mengenai cerita Rut.

I. Garis Besar Isi

a. Naomi, janda, kedua anaknya sudah tiada. Ia meninggalkan Moab, kembali ke


negerinya, Betlehem, beserta menantunya Rut, orang Moab (1:1-22).
b. Rut memungut bulir jelai di ladang sanak Naomi, Boas (2:1-23).
c. Rut menghimbau Boas untuk bertindak menjadi penebus (3:1-18).
d. Rut menikah dengan Boas dan melahirkan abed (4:1-17).
e. Silsilah dari Peres sampai Daud (4:18-22).

II. Penulis, tarikh dan tujuan

Kitab Rut tidak mencantumkan nama penulisnya. Tradisi menganggap cerita kehidupan
desa yg indah ini ditulis oleh Hakim terakhir, Samuel, nabi yg juga adalah imam. Latar
belakangnya adalah zaman Hakim-Hakim (Rut 1:1), tapi ditulis di kemudian hari, karena
penulis memaparkan tradisi dulu (Rut 4: 1-12). Tarikh penulisannya dugaan saja. Ada yg
menduga tarikhnya masa awal pra-pembuangan. Dugaan lainnya ialah masa sesudah
pembuangan.

Gaya klasik dan bahasanya mengacu pada masa dini, demikian juga sikap terhadap
perkawinan asing, sebab menurut Kitab Ulangan orang Moab tidak boleh masuk ke dalam
umat Tuhan (UI 23:3). Pandangan bahwa Kitab Rut ditulis pada masa kemudian,
didasarkan pada kecenderungan terhadap hal-hal kuno dalam Kitab itu, dan pada dugaan
bahwa Kitab itu berkaitan dengan pembaharuan pada zaman Ezra dan Nehemia.
Beberapa ahli menemukan dalam Rut fakta-fakta baik dari masa awal maupun masa
kemudian, dengan ang-gapan bahwa silsilah Daud (Rut 4: 18-22) dan penjelasan
mengenai tradisi dulu adalah yg ditambahkan ada Kitab itu.

Banyak usul telah dikemukakan mengenai tujuan Rut, di antaranya yg berikut ini.
a). Rut dimaksudkan untuk memberikan silsilah raja akbar Israel, Daud, yg dikeluarkan
dari Samuel.
b). Rut merupakan brosur anti separatis yg ditulis untuk melawan sikap keras Ezra dan
Nehemia menentang perkawinan campuran.
c). Rut adalah pembelaan kema-nusiaan bagi janda tanpa anak, supaya 'penebus'
memikul tanggung jawabnya.
d). Rut dirancang untuk menggambarkan pemeliharaan ilahi.
e). Rut menunjang toleransi ras.

Mungkin saja tidak ada maksud tertentu. Jadi penulis hanya ingin menceritakan peristiwa
Rut, yg memang menyenangkan dibandingkan cerita pada akhir Kitab Hakim-hakim,
kendati dari zaman yg sama (Hakim 17- 21).

Kepustakaan:
H. H Rowley, The Marriage of Ruth, HTR 40, 1947, hlm 77 dst, cetak ulang dalam The
Servant of the Lord and Other Old Testament Essays, 1952, hlm 161 dst;
E Robertson, 'The Plot of the Book of Ruth', BJRL 32, 1949-1950, hlm 207 dst;
A. E Cundall dan L Morris, 'Judges and Ruth', TOTC, 1968.

Sumber:
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 2, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994, hlm 334.

5. Keduanya Siap Kisah Boaz dan Rut

Lebih dari 500 tahun sudah sejak mereka meletakan Yakub digua
Makpelah. Ini suatu tahun peristiwa bagi keturunan Yakub. Ada tahun-
tahun berat perbudakan Mesir yang berakhir dengan penyelamatan dari
Tuhan; ada 40 tahun berkelana dipadang yang berakhir dengan
ditaklukannya Kanaan; kemudian ada tahun perputaran dosa,
perbudakan, dan penyelamatan yang kita kenal dengan masa para hakim.
Era yang gelap menjadi latar belakang kisah cinta yang paling indah
dalam Alkitab, kisah Boaz dan Rut.

Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu
pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua
anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang
asing. (Ruth 1:1). Orang itu, bernama Elimelek, mati di Moab,
meninggalkan istrinya Naomi dan kedua anak laki-lakinya, Mahlon dan
Chileon. Kedua anak itu menikah dengan wanita moab, dan kemudian,
suatu hal tragis menimpa, keduanya mati, meninggalkan Naomi ditanah
orang asing dengan 2 menantu perempuannya, Rut dan Orpah. Saat dia
mendengar kalau Tuhan memberkati umatnya dengan makanan, dia
memutuskan untuk kembali ketanahnya di Betlehem.
Orpah tetap diMoab atas usulan Naomi, tapi Rut tidak mau
mendengarnya. Dia merupakan pribadi yang jarang ada, yang mengasihi
dengan mendalam dan tidak egois, dan mengasihi mertuanya. Ingatkan
dengan perkataannya yang terkenal? Janganlah desak aku meninggalkan
engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di
situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah
Allahku (Ruth 1:16). Tuhannya akan mengarahkan dia keseorang pria
yang luar biasa dimana dia akan dipersatukan.
Hal pertama yang mengejutkan kita tentang kedua orang ini yang
dituntun Tuhan melalui anugrahNya adalah persiapan rohani
mereka. Walau keluarga Elimelek ada diluar kehendak Tuhan dan diluar
berkat Tuhan, mereka bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai. Melalui
kesaksian mereka, wanita Moab ini yang bernama Rut berbalik dari
memuja Chemosh, ilah orang Moab, dengan praktek menjijikan mereka,
dan meletakan kepercayaannya pada Tuhan yang hidup. Allahmu akan
menjadi Allahku, katanya dengan berani. Dan jelas bagi semua yang
mengenalnya bahwa dia sudah menemukan sukacita hubungan yang
intim dengan Tuhan Israel. Beberapa waktu kemudian, Boaz berkata
padanya, TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu
kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang
di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung (Ruth 2:12).
Kepercayaannya dalam Tuhan dan kasihnya pada Tuhan merupakan
sumber kekuatan dan keindahan yang tidak bisa disembunyikan dan kasih
bagi yang lain yang tidak bisa dilampaui.
Mempertimbangkan apa yang dilakukannya. Daripada bersedih
kehilangan suami, dia membaktikan diri untuk memenuhi kebutuhan
mertuanya, memenuhi kekosongan dalam hidup Naomi, menolong sebaik
mungkin. Itu berarti meninggalkan rumah, keluarga, dan teman-
temannya, pindah ketanah yang asing dan hidup dalam kemiskinan dan
kekurangan. Dan untuk apa? Kasih dan perhatian pada mertua merupakan
satu-satunya motifnya. Boaz menyatakan itu dalam kisah ini: Telah
dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau
lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana
engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi
kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal (Ruth 2:11).
Banyak wanita yang mengasihi suaminya kelihatannya tidak mengasihi
mertuanya. Dan pria juga mengalami masalah yang sama dengan
mertuanya, merupakan bukti banyaknya lelucon yang beredar tentang hal
ini, Dari mana kasih seperti Rut datang? Itu datang dari Tuhan yang
memiliki kasih. Jika anda ingin memilikinya, anda harus membangun
hubungan yang dekat denganNya seperti Rut. Saat kita mengenal Tuhan
dan mengerti betapa banyak yang Dia beri pada kita, kita akan dikuatkan
untuk memberikan diri bagi orang lain, bahkan pada mertua kita. Dan
saat kita melakukan itu, ketegangan dan pergolakan akan hilang dan
menjadi keselarasan dan kebahagiaan.

Tidak pernah terlalu cepat untuk belajar tentang kasih ini. Kita bisa mulai
mengajarkan ini pada anak kita sejak awal hidup mereka. Pendidikan
dasar kasih dilakukan didalam keluarga. Hubungan yang saling mengasihi
dengan orangtua dan saudara laki-laki dan perempuan akan
mempersiapkan mereka untuk mengasihi pasangan dan orangtua
pasangan mereka seperti seharunya. Sebagian orang yang membaca bab
ini bisa jadi datang dari keluarga yang tidak saling mengasihi dan
pengaruh masa itu sulit diatasi. Sangat sulit bagi mereka untuk memberi
dan menerima kasih. Mereka bisa memberi kesaksian pentingnya
orangtua menetapkan teladan kasihm, dan mengajar anak mereka
menjadi baik dan menunjukan kebaikan dan rasa hormat pada orang lain
dirumah. Anak tidak akan tahu bagaimana mengasihi saat mereka
menikah kecuali mereka melihat kasih dari mereka yang hidup
bersamanya sekarang. Tapi itu semua bermula dari hubungan kasih kita
dengan Tuhan. Saat kita mengalami kasih Tuhan, kita akan menyatakan
itu dalam hubungan keluargaorantua, saudara, suami, istri, anak dan
mertua. Rut siap untuk hubungan kasih yang indah dengan Boaz karena
dia punya hubungan kasih dengan Tuhan dan kasih itu nyata keluar,
kepada orang lain yang ada dalam hidupnya.

Sekarang mari kita bertemu dengan Pangeran Tampannya Rut. Kisah ini
menunjukan kalau Boaz lebih tua dari Rut (cf. Ruth 3:10). Kita tidak tahu
apakah dia seorang duda atau single, tapi kita tahu kalau dia seorang
yang didalam Tuhan. Tuhan merupakan bagian penting dalam kehidupan
sehari-harinya. Dia sering memikirkan Tuhan, bicara tentang Tuhan, dan
mengijinkan Tuhan menjadi bagian dari praktek usahanya sehari-hari.
Dengarkan dia menyapa karyawannya diladang/ TUHAN kiranya
menyertai kamu. Jawab mereka kepadanya: TUHAN kiranya memberkati
tuan! (Ruth 2:4). Kepada Rut dia berkata, Diberkatilah kiranya engkau
oleh TUHAN, ya anakku! (Ruth 3:10). Dan sekali lagi, akulah yang akan
menebus engkau, demi TUHAN yang hidup (Ruth 3:13). Semua orang
yang hadir dipernikahannya mengakui ketergantungannya pada Tuhan
tentang keturunannya: TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan
masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah
membangunkan umat Israel. (Ruth 4:11).
Syarat awal bagi pernikahan yang berhasil adalah pria itu menjadi pria
didalam Tuhan. Salah satu alasan banyak perkawinan kacau karena para
suami tidak mempersiapkan dirinya secara rohani untuk tugas mereka.
Beberapa teman tidak bisa berpikir hal lain selain seks selama masa
pacaran. Dan jika bukan seks, mobil atau olahraga. Mereka memberi
sedikit waktu atau tidak sama sekali untuk mempelajari Firman,
mengingatnya, menemukan bagaimana itu diaplikasikan dalam hidup, dan
dari situ belajar apa tanggung jawab mereka sebagai suami Kristen dan
ayah yang seharusnya. Tuhan bukan bagian dari kehidupan sehari-hari
mereka. Dan saat mereka maju kealtar, mereka merupakan bayi rohani,
kurang dipersiapkan untuk menanggung kepemimpinan rohani dalam
keluarga mereka. Tidak heran pernikahan mereka bermasalah.

Para pria, jika anda membuang waktu sampai sekarang, jangan buang
waktu lagi. Mulailah membangun hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.
Luangkan waktu secara teratur mempelajari Alkitab dan belajar
bagaimana Tuhan ingin anda hidup dan menjalankan tanggung jawab
anda. Mulai minta nasihatNya tentang semua hal. Jika anda terlibat dalam
situasi perkawinan yang tidak bahagia, kerusakan bisa diperbaiki, tapi itu
dimulai dengan setiap hari berhubungan dengan pribadi Yesus Kristus.
Usaha lain akan gagal sampai hati kita benar dihadapanNya dan kita
bertumbuh menjadi serupa denganNya.

Ruth and Boaz keduanya siap. Jadi dari persiapan rohani, kita masuk
ke pacaran murni mereka. Naomi dan Rut sekarang tiba di Betlehem, dan
masalah yang mereka hadapi adalah bagaimana mendapatkan cukup
makanan. Tuhan telah membuat syarat yang murah hati dalam hukum
Musa bagi mereka yang dalam keadaan sukar. Petani tidak diijinkan
menuai sudut ladang mereka atau gandum yang tercecer; mereka harus
meninggalkannya untuk orang miskin, orang asing, atau janda dan yatim
(Lev. 19:9, 10; 23:22; Deut. 24:19). Hampir semua syarat itu dipenuhi
Naomi dan Rut. Mereka janda miskin dan Rut orang asing. Karena Naomi
terlalu tua untuk bekerja diladang, Rut meminta agar dia yang pergi
keladang pria yang baik untuk bisa mengijinkannya memungut gandung
yang tercecer. Naomi mengijinkannya. Pergilah ia, lalu sampai di ladang
dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di
tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh (Ruth 2:3).
Pekerjaannya tidak mudahmembungkut sepanjang hari saat
mengumpulkan gandum kewadah, beban yang semakin berat, dan sinar
yang menghantam punggungnya. Beberapa penduduk kota yang licik
mungkin mengejeknya karena aksennya yang asing, dan sebagian pria
mengganggu dia (cf. Ruth 2:9). Setiap dorongan dalam tubuh Rut
mendesak dia pulang keMoab. Itu rumahnya; disanalah dia berasal. Tapi
dengan keberanian, kejujuran dan ketidakegoisan, dia terus bekerja.
Kita bisa memastikan Boaz memperhatikannya. Dan dia memang
memperhatikannya. Dari manakah perempuan ini? Bujang yang
mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: Dia adalah seorang
perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah
Moab (Ruth 2:5, 6). Boaz tidak membuang waktu untuk berbuat baik pada
Rut. Dia mengundangnya tetap diladangnya dan memungut sebanyak
mungkin gandum, dan minum sepuasnya dari tempat air yang disediakan
bagi pekerjanya.
Disini tidak dikatakan kalau Rut merupakan wanita secantik Sarah, Ribkah,
atau Rahel. Kita tidak tahu apakah dia begitu, tapi yang kita tahu dia
memiliki kecantikan dari dalam, roh yang rendah hati dan tenang,
kerendahan hati yang tidak dibuat-buat menjadikannya salah satu wanita
terindah dalam Alkitab. Dia menunduk dihadapan Boaz dalam sikap
hormat yang murni dan berkata, Mengapakah aku mendapat belas
kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini
seorang asing? (Ruth 2:10). Kerendahan hatinya nyata kembali saat dia
berkata, Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku,
sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati
hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-
hambamu perempuan. (Ruth 2:13). Tidak diragukan lagi. Ini nyata. Dan
kerendahan hati yang murni, ketenangan merupakan salah satu nilai
paling berharga yang bisa dimiliki seorang wanita. Petrus mengatakan
bahwa itu bernilai dihadapan Tuhan (1 Pet. 3:4). Itu sikap yang baik bagi
wanita Kristen untuk minta Tuhan menolong mengembangkannya didalam
mereka.
Kelihatannya Boaz makin tertarik dengan wanita indah ini. Saat makan dia
mengundangnya bergabung dengan dia dan pegawainya, dan dia
memastikan dia dipenuhi kebutuhannya. Saat dia selesai makan dan
kembali bekerja, Boaz berkata pada pelayannya, Dari antara berkas-
berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; bahkan
haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai
itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah
berlaku kasar terhadap dia (Ruth 2:15, 16).
Jadi Rut terus memungut jelai sampai sore. Dan saat dia mengangkut apa
yang dipungut, hampir seikat jelai. Kelihatannya Boaz seorang pria yang
baik, pengertian, dan lemah lembut. Tidak banyak yang seperti itu
sekarang ini, melihat begitu banyak wanita yang pergi kekonselor.
Sebagian pria aneh mendengar sifat ini dan menjauhinya. Tidak sama
sekali! Itu merupakan sifat yang serupa dengan Kristus. Dan Kristus
adalah seorang pria sejati. Survey menunjukan bahwa kebaikan dan
keramahan barada diranking tertinggi tentang karakteristik suami yang
dicari wanita. Itu merupakan sifat yang perlu diminta pria Kristen kepada
Tuhan agar bisa dikembangkan dalam mereka.

Sekarang sudah saatnya bergerak. Dan anehnya, dalam budaya ini,


Rutlah yang bergerak. Anda lihat, Tuhan memberikan hukum yang
menarik pada orang Yahudi bahwa seorang pria harus menikahi dengan
janda tak beranak dari saudaranya laki-laki. Anak pertama akan
dinamakan sesuai nama saudaranya laki-laki dan mewarisi milik
saudaranya laki-laki (Deut. 25:5-10; Lev. 25:23-28). Itu disebut hukum
pernikahan Levirate, diambil dari kata Ibrani saudara laki-laki Jika
tidak ada saudara laki-laki yang mau, saudara jauh bisa diminta
memenuhi tugas ini. Tapi janda ini harus memberitahu sang pria kalau dia
diterima menjadi goel sebutan terhadap hal ini, sebagai penyelamatnya.
Naomi berkata pada Ruth bagaimana melakukan hal itu. Rut mendengar
dengan cermat dan menjalankan perintahnya. Boaz selalu tidur dilantai
pada malam itu untuk melindungi gandumnya. Setelah dia tidur; Rut
diam-diam masuk, membuka sendalnya, dan tidur disamping kakinya.
Melalui tindakan ini, dia meminta Boaz menjadi goelnya. Jelas, Boaz
bingung saat berguling dimalam hari dan menyadari ada wanita berbaring
dikakinya. Siapakah engkau ini? Jawabnya: Aku Rut, hambamu:
kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab
engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami (Ruth 3:9).
Mengembangkan sayap menunjukan keinginannya menjadi pelindung dan
penyedia. Respon Boaz: Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya
anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari
pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-
orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. Oleh sebab itu, anakku,
janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu;
sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang
perempuan baik-baik (Ruth 3:10, 11).
Penting untuk dimengerti bahwa tidak ada yang immoral dalam kisah ini.
Prosedur ini biasa dimasa itu, dan tulisan menekankan kesuciannya.
Dalam kegelapan malam, Boaz bisa saja memuaskan keinginannya dan
tidak ada selain Rut yang tahu. Tapi dia seorang yang didalam Tuhan,
bermoral, disiplin diri, diatur oleh Roh, dan menjauhkan hal itu. Alkitab
berkata bahwa Rut tidur dikakinya sampai pagi (Ruth 3:14). Lebih jauh,
Rut memiliki reputasi sebagai wanita baik-baik (Ruth 3:11). Dia memiliki
dorongan fisik seperti wanita lain, tapi dia belajar meminta anugrah dan
kekuatan Tuhan untuk mengatasi dorongan itu sebelum menikah.
Mengabaikan hal ini akan membawa rasa bersalah, kehilangan rasa
hormat diri, dan kecurigaan. Itu akan meninggalkan luka pada mereka dan
membuat penyesuaian pernikahan jadi sulit.
Itu merupakan carapandang yang menghancurkan. Setan mencuci otak
masyarakat kita menjadi percaya kalau seks sebelum nikah bisa diterima.
Sebagian besar anak muda sudah mengalaminya sebelum lulus SMA, dan
pasangan yang bertunangan jarang mencoba menahannya. Tapi kami
saling mengasihi, protes mereka. Tidak. Mereka hanya mencintai diri
sendiri. Kasih mereka hanya memuaskan kebutuhan mereka. Jika mereka
saling mengasihi, mereka tidak akan melakukan hal yang melawan Tuhan,
karena Dia berkata akan membalas semua yang mengabaikan aturannya
(1 Thess. 4:6). Itu tidak berarti Tuhan seorang hakim tua yang melarang
kita bersenang-senang. Dia tahu kalau kemurnian sebelum nikah
merupakan hal terbaik bagi kita dan bagi pernikahan kita. Masyarakat kita
membayar harga kekacauan pernikahan dan kehancuran keluarga dan
semua luka yang disebabkannya. Cara Tuhan selalu yang terbaik!
Boaz dan Ruth melakukan cara Tuhan. Kita tidak terkejut melihat,
akhirnya, pernikahan mereka berhasil. Tidak banyak yang dikatakan
tentang mereka setelah pernikahan, tapi kita bisa menganggap dari apa
yang sudah kita pelajari tentang mereka kalau pernikahan mereka
diberkati Tuhan dengan sangat. Alkitab berkata, Lalu Boas mengambil
Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka
atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang
anak laki-laki. (Ruth 4:13).
Hal paling tidak umum dari kisah ini adalah peran yang terus dijalankan
Naomi dalam hidup mereka sejak saat ini. Sebagai mantan menantu, kita
memastikan dia keluar dari kisah ini, tapi Boaz dan Rut terlalu sayang
membiarkan hal itu terjadi. Saat bayi mereka lahir, wanita di Betlehem
berkata pada Naomi, Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau
pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak
itu di Israel. Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara
engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang
mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga
bagimu dari tujuh anak laki-laki. (Ruth 4:14, 15). Kemudian Naomi
mengangkat bayi dan menjaganya, dan wanita tetangga berkata, Pada
Naomi telah lahir seorang anak laki-laki! (Ruth 4:17). Bayangkan itu!
Mereka melihat bayi itu sebagai anak Naomi sendiri, dan Boaz serta Rut
mengijinkannya. Boaz terus menjadi penyedia bagi Naomi sampai
kematiannya, dan melakukannya dengan sukacita. Dan kasih Rut padanya
tidak pernah memudar. Para wanita berkata pada Rut perempuan yang
lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.
Sekarang Rut memiliki suami, dia bisa membuat mantan mertuanya
sebagai penyusup. Banyak wanita akan melakukannya. Tapi saat seorang
dipenuhi dengan kasih Tuhan, hatinya cukup besar untuk menampung
lebih dari satu orang, atau beberapa orang istimewa. Dia dengan ramah
dan tidak egois memenuhi kebutuhan orang lain juga. Sangat menarik
dilihat bahwa kasih Tuhan dalam hidup Rut mengatasi semua halangan
kemiskinan, prasangka rasial, perbedaan usia, godaan fisik, dan
perbedaan mertua. Ada kemungkinan besar kalau kasih Tuhan bisa
mengatasi masalah hidup kita. Saat kita mengerti dan menikmati kasih
yang tidak bersyaratNya bagi kita, dan mengijinkan kasih itu mengalir
melalui kita, kita semakin sedikit berpikir tentang kita dan lebih berpikir
tentang orang lain. Dan menyelesaikan masalah dengan kasih yang mau
berkorban.

Mari kita bicarakan


1. Diskusikan tentang latar belakang keluarga anda dan kasih yang
ditunjukan saat anda tumbuh.

2. Apakah anda membuat rumah anda sebagai tempat mendidik tentang


kasih? Apa yang anda lakukan untuk mendidik anak anda untuk hidup
dalam kasih dengan orang lain?
3. Persiapan rohani apa yang anda bawa dalam perkawinan anda? Apa
yang bisa anda lakukan untuk menguatkan hal ini dalam hidup anda?

4. Bagi istri: Apakah anda merasa memiliki kerendahan hati dan


ketenangan? Apa yang bisa anda lakukan untuk membangun hal ini?

5. Bagi suami: Apakah anda baik dan lembut terhadap istri? Bagaimana
anda menguatkan sifat ini?

6. Bagaimana kasih Tuhan bisa menyelesaikan masalah hidup anda?


Dengan cara apa kasih itu menolong anda menghadapi tuntutan hidup
dengan murah hati?

7. Bagaimana anda menggambarkan prilaku anda terhadap mertua?


Dengan cara apa anda bisa lebih memberi diri untuk meningkatkan
hubungan anda dengan mereka?

Related Topics: Christian Home, Marriage

Anda mungkin juga menyukai