Anda di halaman 1dari 6

Jalan Hidup yang Penuh Kemenangan Bersama Tuhan

Nats: Filipi 4: : 11-13

Ada dua macam orang: Pertama, orang yang ketika dalam kesusahan, dan
kondisi sulit itu tidak berubah menurut pemikirannya setelah ia berdoa kepada
Tuhan, ia merasa Allah tidak mempedulikan dia, karena itu ia marah dan
meninggalkan Tuhan. Kedua, orang yang ketika hidupnya lancar dipenuhi
dengan kesenangan justru terlena dan mengabaikan Tuhan. Dua macam
orang ini saya sebut orang yang dikalahkan oleh kesulitan dan orang yang
dihanyutkan oleh kenikmatan.

Ibu2 yg Tuhan yesus kasihi Ternyata tidak ada jaminan dalam kondisi hidup
fisik yang dapat membuat seseorang tetap setia kepada Tuhan. Karena
memang bukan kondisi luar, tetapi hati (sikap batin) itulah yang menentukan
respon seseorang kepada Tuhan. Allah yang adil memberi situasi yang
berbeda kepada setiap orang. Jika seseorang memiliki hati yang benar kepada
Allah, walaupun dalam penderitaan yang berat ia tetap memuliakan Tuhan,
dan ketika berada dalam kehidupan yang penuh berkat, ia lebih mencintai
Tuhan daripada segala berkat-berkat Tuhan yang siap untuk diambil
daripadanya.

Tanpa sikap hati yang benar, dalam situasi apa pun orang yang akan selalu
meresponi Allah secara salah.

Paulus memberikan teladannya yang indah ketika ia mengungkapkan


sikapnya dalam perkataan berikut: “Sebab aku telah belajar mencukupkan diri
dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu
kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu
yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal
kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku” (Flp 4:11b-13).

Paulus Dalam mengalami kesulitan, deraan, ancaman, kengerian ia tidak


menjadi kecewa, ketika ia menerima keadaan yang diberkati, kesukaan,
kenyamanan, kelimpahan dan anugerah Tuhan ia tidak menjadi hanyut.

Kesulitan maupun keyamanan merupakan suatu situasi yang sama-sama


beresiko untuk mengikis kesetiaan kita kepada Tuhan. Dalam perenungan ini,
kita akan memfokuskan kepada bagaimana kita dapat menang atas situasi
sulit yang kita hadapi.

Pertama, Sadarlah bahwa semua yang ada dibawah kolong langit ini semua
dikendalikan oleh Tuhan..apakah itu org yg hidupnya sulit ataw org yg
hidupnya sulit semua Tuhan maha tau.

Cara pandang ini yg akn kita rubah.

Ada orang yang sepanjang hidupnya tetap miskin bukan karena malas atau bodoh, sebaliknya ada orang
yang dari kecil hingga tua selalu hidup dalam kelimpahan. Ada yang seumur hidupnya dipenuhi dengan
kesulitan, sebaliknya ada yang jalan hidupnya begitu mulus. Cara berpikir yang duniawi akan menilai
orang yang hidupnya dipenuhi kesusahan itu bernasib buruk dan gagal, dan orang yang hidupnya enak
itu bernasib baik dan sukses.

Jika orang Kristen masih terjebak dalam cara pandang yang duniawi ini, maka perhatiannya hanya tertuju
kepada mengusahakan kenyamanan hidup dan kelepasan dari kesulitan, dan bukannya pada kualitas
hidup yang harus ia wujudkan. Karena itu, tidak heran, ketika dilanda kesulitan, mereka penuh dengan
sungut dan keluhan kepada Allah.

Kedua, bagi anak Allah, keadaan sulit yang kita alami bukanlah keadaan tak
diberkati, sebaliknya mungkin itu adalah saat yang paling indah dalam hidup
kita.  marilah kita belajar untuk melihat masa suram itu secara positif dari
perspektif Kristen, bahwa jika saya berada dalam situasi seperti itu di situ pun
Allah hadir dan kasih rahmatNya menopang aku, bahkan lebih penuh kasih
mesra.

Ketiga, dengan memfokuskan pikiran hanya pada kebahagiaan di masa yang


akan datang, kita telah menyia-nyiakan realitas kehidupan masa kini, yang
sebenarnya merupakan sesuatu yang indah dan sangat berharga.  Sayur pare
itu pahit, jangan dibuang, sebaliknya belajarlah untuk menikmatinya, karena
itu sayur yang baik/berguna dan enak. Hidup ini sulit, ini adalah fakta tidak
dapat kita tolak. Namun jika kita menyikapinya dengan benar, maka masa-
masa sulit itu dapat menjadi pengalaman yang indah bersama Tuhan.
Andaikan kita diberi umur 40 tahun, dan 20 tahun terisi oleh kesulitan,
apakah berarti kita hanya akan memiliki 20 tahun hidup yang bermakna? Bagi
saya, asal kita berjalan bersama Tuhan, maka kita tetap akan memiliki 40
tahun bermakna yang sangat berharga.

Setiap kali kita mengalami kesulitan, carilah maksud Tuhan dalam situasi yang
kita hadapi itu. Jangan kita dilumpuhkan oleh kesulitan, tetapi temukan
‘mutiara’ (berkat rohani) di balik kondisi sulit itu. Amin.
“ Istri yang Cakap” Eshet Kayil..
Yang menarik dsni..memakai kata cakap…
cakap /ca·kap/ a 1 kl sanggup melakukan sesuatu; mampu; dapat: --  engkau membunuh hulubalang
1

itu?; patik tiada -- bercerai dengan dia; 2 pandai; mahir: anak itu belum -- mengerjakan hitungan
perkalian; 3 mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan sesuatu: ia diberhentikan dari
jabatannya karena tidak --; 4 bagus rupanya; cantik; rupawan: gadis itu modern lagi --; 5 bagus; elok
(potongan atau halus bahannya tentang pakaian dan sebagainya): alangkah -- nya baju itu; 6 patut;
serasi: ia pantas dan -- benar memakai baju itu; 7 Mk tangkas; cekatan (tidak lamban): tampaknya ia --
bekerja;

Perpaduan yang luar biasa: antara kekuatan dan kelemahlembutan yang


luarbiasa berpadu untuk menciptakan pribadi yang baru, lebur menjadi satu di
dalam diri seorang istri cakap!

Kalau begitu, bagaimana sebenarnya gambaran Amsal 31:10-31 tentang


seorang istri yang chayil - cakap itu?

Amsal 31:13-20
Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia
serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia
bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya,
dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia
membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur
ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan
lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari
pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya
memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas,
mengulurkan tangannya kepada yang miskin.

Bayangkan saja: Subuh sebelum seisi rumah terjaga dari tidurnya, seorang istri
yang cakap sudah bersibuk-ria mempersiapkan segala sesuatunya hingga
malam menjelang. Tak kenal waktu - tak kenal lelah menolong dan
mengutamakan keluarganya terlebih dahulu di banding dirinya sendiri.

Amsal 31:21-22
Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya
berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain
ungu pakaiannya.
Cakap dalam Perencanaan
Seorang istri yang cakap - cakap adalah seorang istri yang cakap dalam
membuat perencanaan!

Hari gini, harga-harga semua naik sedangkan gaji belum tentu naik,
perencanaan yang buruk = ngap-ngap-an di tengah bulan.

Amsal 31:25
Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

Memiliki Optimisme tentang Masa Depan Keluarga


Seorang istri yang chayil - cakap adalah seorang istri yang punya semangat dan
daya juang tinggi sebab dia selalu optimis terhadap masa depan kehidupan
keluarganya!

Untuk suaminya - Amsal 31:23


"Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua
negeri."

Dia selalu menyadari bahwa suaminya itu punya potensi. So, kalau suaminya
lagi down, dia akan selalu punya cara untuk membangkitkan kembali semangat,
percaya dan iman suaminya itu!

Untuk anak-anaknya - Amsal 31:26-28


Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di
lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan
kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya
berbahagia, pula suaminya memuji dia:

Memotivasi anak-anaknya biar bisa jadi orang semua! Biar di kata bawel kek,
cerewet kek. Itu semua rela dilakukan olehnya demi masa depan anak-anaknya.

Cakap tidak sama dengan Cakep


Amsal 31:30
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut
akan TUHAN dipuji-puji.

Ini yang paling penting ...


Cakap tidak selalu sama dengan Cakep. Sebab istri yang cakap adalah istri yang
takut akan Tuhan dan mengenal cara Tuhan berkarya dan mencukupkan
kebutuhan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai