Anda di halaman 1dari 5

BERTUMBUH DAN BERBUAH DI DALAM DIA

A book review on Tinggal Dalam Hadirat-Mu by Yohan Candawasa

Shinta D. Rossaline | 30111016

Tiap pribadi memiliki interpretasinya masing-masing dalam memandang kehidupan. Tatkala kepelikan banyak terjadi, mereka beranggapan bahwa hidup ini penuh ketidakdadilan, kesedihan, dan kesengsaraan. Di sisi lain ketika hal-hal indah terjadi seiring berjalannya waktu, pandangan tentang kehidupan berubah menjadi suatu berkat yang luar bisa; kehidupan adalah hadiah, kehidupan itu sukacita, dan anugerah. Namun apakah memang benar bahwa pandangan mengenai kehidupan ini hanya bedasarkan baik-buruknya keadaan atau ada dan ketiadaan akan suatu hal?

Buku Tinggal Dalam Hadirat-Mu karya Yohan Candawasa memandang kehidupan dengan cara yang berbeda. Seperti yang tertulis dalam Surat Filipi 1:21, Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan, dalam bukunya, Yohan menulis bahwa manusia hidup, bergerak dan ada di dalam Allah. Fokus dalam kehidupan ini adalah kehadiran Allah dan bukan dari apa yang kita pandang selama ini yaitu materi duniawi. Untuk itu sebelum memfokuskan diri terhadap suatu hal, diperlukan pemahaman-pemahaman mengenai apa yang menjadi fokus tersebut.

A. KONSEP TENTANG ALLAH Bagian ini dibuka dengan kisah bangsa Israel saat mengalami perbudakan di Mesir hingga mereka dimerdekakan dari perbudakan tersebut. Sekilas memang terdengar begitu wow, bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari Mesir. Akan tetapi, perjalanan pembebasan itu tidak semudah yang dikira. Ketika satu permasalahan terselesaikan, permasalahan lain muncul dan begitu seterusnya.

Pembaca diingatkan bahwa ketika satu atau dua masalah terselesaikan, masalah lain akan muncul, Sampai kita mati, problems go, problems come hal 14. Tidak hanya bagi bangsa Israel pada zaman itu, tiap manusia secara pribadi sering kali bersungut-sungut dan beranggapan bahwa keberadaan Allah tidak sesuai dengan

apa yang mereka bayangkan. Kemudian munculah stigma-stigma negatif mengenai Allah.

Pada dasarnya, pengetahuan manusia mengenai Allah hanya sebatas apa yang dinyatakan Allah pada manusia. Pada refleksi di akhir bab ini, pemikiran saya terbuka. Sang penulis mengatakan, Bukalah 1 Korintus 13: 4-7. Ganti setiap kata kasih dengan Allah, maka kita mendapatkan gambaran Alkitab tentang Allah. Hal 38.

Saya mendapatkan pengertian bahwa Allah itu sabar; murah hati, tidak cemburu. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Sejak saat itu, bila ada yang bertanya siapakah Allah bagi saya, dengan rasa percaya diri saya akan menjawab bahwa Allah adalah Kasih.

B. KEHADIRAN ALLAH DALAM LEMBAH KEKELAMAN Penulis mendasari bab ini dengan ayat-ayat yang terambil dari Mazmur 23 di mana Allah digambarkan sebagai gembala yang baik dan manusia adalah dombadombanya. Mazmur 23:1-3 TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan
yang benar oleh karena nama-Nya.

Manusia memang tidak pernah merasa puas

dengan apa yang mereka miliki dan Allah mengerti kebutuhan kita para dombadombanya. Seorang Gembala menuntun domba-dombanya dan Ia setia. Itu berarti Allah kita memiliki rencana bagi perjalanan hidup kita dan Ia menjamin bahwa bersama Dia, apapun rintangan yang kelak akan kita hadapi, bukanlah halangan bagi-Nya untuk menunjukkan kuasanya. Jaminan perlindungan ditunjukkan melalui kata membaringkan dan

membimbing ke air yang tenang. Disamping perlindungan juga apa yang disediakan bagi kita adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa dalam ukuran-Nya.

Rumput adalah rumput yang hijau yang benar-benar menunjukkan bahwa Allah mengerjakan yang paling baik. Air yang tenang adalah air yang tidak memberi ancaman tetapi justru menjawab kebutuhan.

Walaupun kita sebagai manusia adalah domba-domba dari Gembala yang baik, akan tetapi itu tidak berarti kita jauh dari bahaya. Tidak jarang para domba memiliki kehendaknya sendiri dan tidak menuruti tuntunan Gembalanya. Oleh karena itu problematika datang silih berganti. Namun seperti yang tertulis dalam Mazmur 23: 4, sebagai Gembala yang baik, Allah sekali-kalipun tidak pernah meninggalkan manusia.

Suatu ayat yang begitu menguatkan saya tentang kehadiran Allah dalam kehidupan saya tertulis pada Filipi 4: 6 yang berbunyi demikian, Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Ayat tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang tertulis pada Mazmur 23: 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

C. MENGINGAT KEMBALI PERBUATAN-PERBUATAN ALLAH Tidak banyak hal baik yang kita ingat saat kita mengalami kejatuhan. Segala sesuatu di sekitar kita seakan-akan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Manusia sering menutup mata dan telinga dan tidak mau menerima pemikiran lain selain pemikiran bahwa mereka sedang mengalami masalah pelik dan sukar untuk diselesaikan. Secara psikologis, negativity bias memang sering terjadi. Hal-hal negatif lebih mudah untuk diingat dari pada hal-hal baik. Sama halnya ketika manusia, lebih mengingat penderitaan yang dialami tanpa sempat berbalik melihat karunia Allah sepanjang hidup mereka. Ada seseorang yang mengatakan although its difficult today to see beyond the sorrow, may looking back in memory help comfort your tomorrow. Manusia perlu melihat kebelakang dan mengingat kembali penyertaan Allah serta karuniakaruniaNya. Pengalaman adalah guru terbaik dalam mempelajari kehidupan. Bukan berarti dengan menoleh kebelakang berarti kita tidak berorientasi ke depan

tetapi dari pengalaman tersebut kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Selain susah untuk memandang ke belakang, manusia juga susah untuk menemukan kebahagiaan. Banyak orang, termasuk saya, beranggapan bahwa kebahagiaan saya dapatkan ketika saya memiliki sesuatu. Akan tetapi, kebahagiaan itu lebih dari sekedar memiliki atau tidak memiliki. Kebahagiaan adalah ketika kita dapat bersyukur di segala keadaan. Rasa syukur itu ada ketika kita menyadari anugrah Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan kita, gratitude is the best attitude. Tim Hansel pernah mengatakan Life becomes precious and more special to us when we look for the little everyday miracles and get excited about the privileges of simply being human.

Buku Tinggal Dalam Hadirat-Mu menceritakan kembali tokoh-tokoh Alkitab yang mengingatkan saya akan dua hal di atas. Para tokoh Alkitab itu selalu mengingat kembali kebaikan-kebaikan Allah dalam kihidupan mereka dan kebahagiaan itu ada di tengah-tengah mereka karena mereka bersyukur. Walaupun kehidupan tidak selalu berjalan dengan mulus namun pada akhirnya, rencana Allah yang luar biasa tergenapi. Yeremia 29: 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

D. PENGHARAPAN DI DALAM ALLAH Sang penulis menutup buku Tinggal Dalam Hadirat-Mu dengan sebuah bab yang menguatkan pembacanya bahwa pengharapan itu selalu ada di dalam Allah. Di dalam Allah, tidak ada lagi yang perlu kita kuatirkan karena segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Filipi 4: 13.

Yohan

Candawasa

mengangkat

kembali

kisah

kematian

Yesus

hingga

kebangkitan-Nya dalam bab terakhir ini. Kebangkitan Yesus Kristus berarti kemenangan-Nya melawan maut dan kemenangan-Nya itu berarti maut tidak lagi menguasai hidup umat-Nya yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Kebangkitan itu merupakan jaminan bahwa manusia telah ditebus oleh-Nya dan akan menuju

Sorga mulia bersama Allah Bapa. Yohanes 3: 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Buku Tinggal Dalam Hadirat-Mu karya Yohan Candawasa ini membawa saya kepada satu titik di mana saya kembali merefleksikan kehidupan yang selama hampir 19 tahun ini saya jalani. Saya mendapat pemahaman bahwa Allah adalah Kasih. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita di lembah kelam sekalipun. Ia adalah Gembala yang baik dan kita manusia adalah domba-dombanya. Saya belajar untuk melihat kembali karya dan karunia Allah akan kehidupan saya. Betapa kurang bersyukurnya saya karena saya sering kali merasa tidak mendapatkan kebahagiaan hanya karena rencana yang saya miliki tidak terwujud.

Saya belajar untuk menjadi bagian dari rencana Allah dan tidak memaksa Allah mewujudkan rencana-rencana saya. Sekarang saya percaya bahwa rencana Allah itu begitu indah karena adanya jaminan keselamatan yang diberikan Allah bagi saya dan semua orang yang percaya pada-Nya. Dengan berada di dalam hadirat-Nya, saya akan lebih mengerti rencana Tuhan akan diri saya dan saya siap bertumbuh secara iman. Yohanes 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai