Anda di halaman 1dari 2

GMIM “IMANUEL” AMONGENA SATU

TATA IBADAH KOLOM


PERSIAPAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan/disiapkan:
1. Tata Ibadah ini digunakan oleh keluarga.
2. Nyanyian dapat disesuaikan oleh masing-masing keluarga sesuai kebutuhan
3. Persembahan dapat dikumpulkan dalam sampul dan akan dijemput oleh Pelayan Khusus (Syamas) di kolom setempat.
4. Pemimpin Ibadah ini adalah kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya.

PANGGILAN BERIBADAH
P Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karena-Nya! Ya TUHAN
berilah keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! (Mazmur 118:24-25).
Marilah kita berdiri dan menyanyi: NKB. No. 3. TERPUJILAH ALLAH
Terpujilah Allah, hikmat-Nya besar;
begitu kasih-Nya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah Putra-Nya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.
Refr.: Pujilah, pujilah! Buatlah dunia
bergemar, bergemar mendengar suara-Nya.
Dapatkanlah Allah demi Putra-Nya
b’ri puji pada-Nya sebab hikmat-Nya.

TAHBISAN (berdiri)
P Ibadah ditahbiskan dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
P+Keluarga: Menyanyi: Menyanyi: KLIK. No. 100. KU SIAPKAN HATIKU TUHAN
Ku siapkan hatiku Tuhan ‘tuk dengar Firman-Mu saat ini
Ku sujud menyembah-Mu Tuhan, masuk hadirat-Mu saat ini
Curahkan urapan-Mu Tuhan bagi jemaat-Mu saat ini
Ku siapkan hatiku Tuhan ‘tuk dengar Firman-Mu
Refr.: Firman-Mu Tuhan, tiada berubah dahulu, sekarang, selama-lamanya tiada berubah
Firman-Mu Tuhan, penolong hidupku, ku siapkan hatiku Tuhan ‘tuk dengar Firman-
Mu

PELAYANAN FIRMAN: duduk


P - Marilah kita berdoa : .....
- Mari kita membaca Alkitab : 1 Korintus 1:1-10
- Khotbah : Syalom…. Jemaat yang diberkati Tuhan, Gereja adalah kumpulan orang-orang percaya
yang terdiri dari berbagai latar belakang kehidupan, baik itu social-ekonomi, budaya, ras, golongan
dan lain sebagainya. Keanekaragaman ini dapat mengakibatkan 2 hal : Pertama dapat mengakibatkan
keberhasilan pelayanan karena setiap anggotanya saling menghargai dan melengkapi. Kedua, dapat
mengakibatkan terjadinya perpecahan dalam persekutuan karena ada prilaku yang mementingkan diri
sendiri, saling menyalahkan dan saling menjatuhkan satu sama lain, serta menganggap
kelompoknyalah yang paling benar. Hal ini juga yang dialami oleh jemaat di Korintus dalam bacaan
ini. Korintus selain terkenal dengan kota pelabuhan dan perniagaan, kota ini pun memiliki
keistimewaaan dan kemajemukannya. Kehidupan yang plural dan sangat terbuka ini, memungkinkan
orang-orang yang ada di korintus terjebak dalam berbagai perbedaan, gesekan, perselisihan bahkan
konflik. Kondisi yang seperti ini tidak hanya terjadi dalam relasi kehidupan social masyarakat, tapi
juga berpeluang besar, terjadi dalam kehidupan sebagai jemaat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Rasul Paulus menyalahkan sikap yang menggolongkan diri
terhadap kelompok tertentu, kendati kehadiran para tokoh pemberita Injil ini, tidak serta
merta membuat Kristus terbagi-bagi atau “kesatuan tubuh Kristus” menjadi terkotak-kotak.
Sehebat-hebatnya nama besar Paulus, Apolos, Kefas dimata jemaat Korintus, hal ini tidak berarti
bahwa ada ruang dan peluang untuk mengatasnamakan nama mereka dalam sebuah pengorbanan
Penyaliban maupun Pembabtisan. Paulus berkata : “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus
disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibabtis dalam nama Paulus?”(ay 13). Sejatinya Paulus
menyadari akan kehadirannya sebagai rasul Kristus bukan untuk membabtis (atau mengabaikan
pelayanan babtisan), melainkan untuk memberitakan Injil. Baginya, setiap orang yang dipakai Tuhan
selalu diperlengkapiNya dengan berbagai karunia untuk saling menopang satu dengan yang lain
dalam pelayanan, sehingga pemberitaan Injil tiddak menjadi sia-sia. Saudara-saudara yang dikasihi
Tuhan kita mungkin pernah mendengar tentang keistimewaan pohon kayu merah (Redwoods). Pohon
ini bisa tumbuh hingga 90 meter dari tanah, padahal akarnya sangat dangkal. Bagaimana mungkin
pohon dengan akar yang sedemikian dangkal bisa berdiri setinggi itu? Ternyata meski akarnya
dangkal, akar pohon tersebut saling melilit satu dengan yang lainnya sehingga menjadi kuat dan
kokoh. Jika saja kar pohon kayu merah tersebut tidak saling melilit, bisa dipastikan bahwa pohon
tersebut akan mudah tumbang ketika diterpa angin kencang. Akar yang saling melilit itu,
menggambarkan pentingnya kesatuan, yang bisa menopang pelayanan. Bekerja dalam pelayanan, kita
tidak bekerja seorang diri (one man show). Bukan juga berpusat pada ketokohan tertentu (pendeta
sentris), melainkan suatu kerja bersama sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan. Sebagai pelayan
khusus penting bagi kita untuk menjaga dan merawat kebersamaan dalam pelayanan. Tantangan pasti
ada, namun ketika kita terus ada dalam kesatuan, hal inilah yang menjadi kekuatan kita untuk dapat
terus bersaksi ditengah dunia yang masih dilanda Pandemi Covid 19
Jemaat Tuhan lewat perenungan kita saat ini, kita diingatkan bahwa membangun kesatuan adalah hal
yang penting, baik itu dalam persekutuan jemaat, ditengah masyarakat, dan dalam keluarga. Kita
harus berusaha untuk bersatu dan saling mengasihi dengan kasih yang tulus. Setiap orang yang
pecaya selalu bersatu dengan Tuhan dalam iman, harap dan kasih melalui doa dan Firman, pasti akan
mewujudkan kesatuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu jadilah pribadi yang selalu
bersekutu dengan Tuhan, maka kesatuan dalam keragaman akan terwujud ddalam kehidupan sehari-
hari dan nama Tuhan yang akan selalu dipermuliakan. Tuhan kiranya memberkati Amin…

PERSEMBAHAN
P Marilah kita mempersembahkan persembahan syukur kita kepada TUHAN, sambil melagukan:
KLIK. No. 15. BETAPA HATIKU
Betapa hatiku, berterima kasih Yesus
Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan, persembahanku
Segenap hidupku, jiwa dan ragaku
S’bab tak kumiliki harta kekayaan
Yang cukup berarti, ‘tuk ku persembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alat-Mu
Seumur hidupku.

BERGUMUL DALAM DOA


(Bisa dilakukan doa secara berantai, dengan mengatur pokok-pokok doa yang akan didoakan, dan diakhiri
dengan mengucapkan Doa Bapa Kami bersama)

NYANYIAN PENUTUP (berdiri )


P Mari berdiri dan menyanyi: KLIK. No. 97. EL SHADAI
Tak usah ku takut Allah menjagaku
Tak usah ku bimbang, Yesus p’liharaku
Tak usah ku susah, Roh Kudus hiburku
Tak usah ku cemas, Dia memberkatiku
 El Shadai, El Shadai
Allah Maha Kuasa
Dia besar, Dia besar
El Shadai, Mulia
El Shadai, El Shadai
Allah Maha Kuasa
Berkat-Nya melimpah, El Shadai

BERKAT (Jemaat berdiri )


P Kasih karunia, damai sejahtera dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, memberkati kita sampai selamanya.
P+Keluarga: Amin, amin, amin (dinyanyikan)

Anda mungkin juga menyukai