Anda di halaman 1dari 10

TATA IBADAH BULAN KELUARGA

DI RAYON

PERSIAPAN : Pemimpin Ibadah dan Jemaat menempati tempat ibadah


Pelayan : Menjemput Jemaat berdiri, dan menyanyi PKJ No. 2 “ MULIA MULIA NAMANYA”
Mulia, mulia namaNya
Bagi Yesus Kemuliaan janji sembah
Mulia, KekuasaanNya
Memberi berkat, bagi jemaat, bersyukurlah
Pujilah, tinggikanlah, Rajamu Yesus,
Dialah selamanya sang Raja benar
Mulia, mulia namaNya, sang Penebus,
Maha Kudus, Maha Besar

VOTUM dan SALAM


P : pertolongan bagi kita dalam ibadah ini, adalah di dalam nama Tuhan yang menjadkan langit
dan bumi, yang memelihara kesetiaanNya sampai selama-lamanya, dan yang tidak pernah
meninggalkan perbuatan tanganNya. Kasih KArunia dan Damai SejahteraNya menyertai dan
mempersatukan kita dalam ibadah saat ini.
J : Ya, Allah beserta kita dari sekarang sampai selama-lamanya
P + J : Amin. (duduk)
Menyanyi : KJ No. 19 : 1,5 “ TUHAN Ku YESUS”
Tuhanku Yesus, Raja alam raya, Allah dan Manusia
Kau kasihi, Kau Junjunganku, Bahagiaku yang baka.

Apa yang indah dalam dunia ini nampak dalam diriMu.


Yang Mahaindah, Harta sorgawi, hanya Engkau, ya Tuhanku!

PUJI-PUJIAN
P : sungguh, alangkah baiknya dan indahnya
J : Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun
P : seperti minyak yang baik diatas kepala meleleh ke janggut,
J : yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya
P : seperti embun gunung Hermon yang turun
J : ke atas gunung-gunung Sion
P : sebab kesanalah Tuhan memerintahkan berkat,
J : kehidupan untuk selama-lamanya

PEMBERITAAN FIRMAN
Doa untuk Pembacaan Alkitab
Pembacaan Alkitab
Renungan; dapat dilanjutkan dengan percakapan

PERSEMBAHAN
Menyanyi : NKB No. 133 : 1, 2, 3 “SYUKUR PADAMU YA ALLAH”
Syukur padaMu, ya Allah, atas s'gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.

Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp'ri.


Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang 'Kau b'ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat

Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;


Syukur atas perhimpunan yang memb'ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!

DOA SYAFAAT
Menyanyi : KJ No. 249 : 1, 2 “SERIKAT PERSAUDARAAN”
Serikat persaudaraan, berdirilah teguh!
Sempurnakan persatuan di dalam Tuhanmu.
Bersama-sama majulah, dikuatkan iman,
Berdamai, bersajahtera, dengan pengasihan.

Serikatmu tetap teguh diatas Alasan,


yaitu satu Tuhanmu, dan satulah iman,
dan satu juga baptisan dan Bapa satulah,
yang olehmu sejkalian dipuji, disembah.

BERKAT : (berdiri)
P : jemaat Tuhan yang terkasih, Ibadat kita akan segera berakhir. Namun hendaklah Firman
Tuhan yang telah kita dengar menjadi pedoman hidup bagi kita semua. Supaya kita dapat
menjadikan diri bahkan keluarga kita menjadi keluarga yang setia kepafa Firman Allah.
Sekarang … arahkanlah hatimu kepada Tuhan, pulanglah ke dalam rumahmu dengan
selamat, terimalah olehmu berkat Tuhan. “Tuhan Allah memberkati saudara, dan
melindungi saudara, Tuhan Allah menyinari saudara dengan wajahNyadan member saudara
kasih karunia. Tuhan Allah menghadapka wajahNya kepada saudara dan memberi
saudara Damai Sejahtera. Amin
Menyanyi : NKB 116 : 1 “SIAPA YANG BERPEGANG”
Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan dan setia mematuhinya,
hidupnya mulia dalam cah’ya baka bersekutu dengan Tuhannya.
Reff
Percayalah dan pegang sabdaNya:
hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!

(saling berjabat tangan) (duduk)


PANDUAN PENGGUNAAN
BAHAN BULAN ELUARGA
OKTOBER TAHUN 2014

Segala puji syukur dipersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, pemilik dan Kepala Gereja,
kami menyampaikan salam hangat dan penuh sukacita kepada :
1. Bapak, Ibu, Majelis Jemaaat GMIT Kota Baru
2. Segenap keluarga besar Jemaat GMIT Kota Baru
Yang sedang merayakan bulan keluarga di bawah tema : “KELUARGA SEBAGAI BASIS
PELAYANAN DAN KEKUATAN GEREJA”.
Bulan Oktober ditetapkkan sebagai bulan keluarga pada Sidang Sinode GMIT XXVI tahun
1987 di Jemaat GMIT Paulus Kupang. Setiap bulan Oktober, warga GMIT mengisi berbagai
kegiatan untuk meningkatkan persekutuan keluarga pada khususnya, maupun persekutuan
warga GMIT pada umumnya. Selain itu kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penghayatan Iman seluruh warga GMIT, agar mau secara mandiri
mempertanggungjawabkan imannya baik kepada Tuhan, maupun kepada sesame.
Diharapkan bahwa dengan memberi perhatian khusus kepada keluarga, kita dapat
menyegarkan kembali kehidupan keluarga dan semakin menyadari betapa pentingnya
keterlibatan kita dalam gereja dan masyarakat dengan menjadi berkat.
Untuk kegiatan ibadat kelompok di tiap rayon dilaksanakan setiap hari Selasa, tanggal 7, 14,
21, dan 28 Oktober, disediakan empat buah renungan singkat dan tata ibadah puji-pujian
dan lagu-lagu dapat diganti dalam setia ibadat. Kiranya dapat dipergunakan, dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan jemaat di tiap rayon.
Demikian penyampaian kami.
Terima kasih. Tuhan Yesus meyertai dan memberkati.

PANITIA
BAHAN BACAAN : KISAH PARA RASUL 4 : 32 - 37
“ HIDUP SEHATI DAN SEJIWA”

Kita semua sudah pernah menyanyi sebuah lagu “Melayani melayamni dengan sungguh …”
dan memang salah satu aspek yang sangat oenting dalam persekutuan hidup keluarga
adalah saling melayani. Dalam sebuah keluarga orang tua melayanianak-anaknya dengan
penuh cinta kasih dan sebaliknya anak-anak terhadap orang taunya harus melayani dengan
cinta kasih. Dengan saling melayani seluruh anggota keluarga dapat mewujudkan kasih satu
terhadap lainnya. Demikian juga setiap orang ketika ia melakukan tugas dan tangung
jawabnya, sebenarnya ia pun sedang melayani.
Pembacaan dari Kis. 4 : 32 – 37 memperhadapkan kita pada suatu gaya hidup persekutuan
yang baru. Pribadi-pribadi yang dulunya hanya memikirkan kepentingn diri sendiri,
mengalami suatu perubahan besar, menjadikan anggota-anggota persekutuan yang dengan
sukacita mengorbankan segala sesuatu demi kepentingan persekutuan itu. Orang Kristen
mula-mula dipanggil dari berbagai latar belakang suku, ras, dan bangsa, masuk ke dalam
satu persekutuan iman. Bukan saja untuk salng bersekutu, tetapi juga saling melayani.
Usaha untuk saling melayani ininampak dalam ayat 32 : “mereka sehati dan sejiwa …, tetapi
segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama”, yang mampu rela berkorban
mencukupi yang berkekurangan , sehinghga selalu terjadi keseimbangan. Jemaat mula-mula
telah menanamkan satu permulaan yang sangat mendasar dalam menentukan pola hidup
generasi berikutnya. Apa yang mereka perbuat bukan untuk meniru orang lain, tetapi adalah
suatu ungkapan syukur atas Anugerah Allah dalam hidup mereka. Karena itu pelayanan yang
mereka lakukan tidak dengan terpaksa, tetapi dengan sukacita.
Apa yang membuat jemaat ini mampu melakuakn pelayanan seperti itu? Ya, mereka
bertekun dalam ajaran, saling menguatkan dalam doa dan memelihara ibadah mereka
dengan setia.
Hanay dengan sehati-sejiwa, maka beban berat menjadi ringan, usaha yang sukar dapat
menjadi lebih mudah diatasi.
Sehati dan sepikiran tidak mudah dilakukan, tetapi justru hal yang sangat perlu dan penting.
Dalam kehidupan kekeluargaan kita, begitu susah kita mencoba untuk hidup sehati. Apabila
diantara orang sekeluarga saja hal ini sukar terlaksana, apalagi dengan orang yang sama
sekali tidak ada hubungan apa-apa, atau antar suku maupun antar bangsa.
Hidup sehati dan sejiwa hanya bisa terjadi karena Kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam hati
umatnya. Sehati dan sejiwa bukan setuju karena suara terbanyak atau cocok dengan pikiran
kita, tetapi karena pekerjaan Roh Kudus.
Sebagai umat milik Tuhan yang telah dipanggil ke dalam persekutuan dengan Kristus, kita
juga dipanggil untuk saling melayani. Melayani dengan anggota keluarga kita, juga melayani
sesama kita.
Pelayanan yang kita lakukan bukan saja dalam bentuk dukungan moril, tetapi lebih daripada
itu harus pula dalam bentuk materil dan upaya-upaya nyata lainnya., terutama bagi mereka
yang sangat mengharapkan uluran tangan kita. Tuhan bekerja melalui kita sebagai umatNya,
dan Ia menginginkan agar kita menjadi saluran berkat bagi sesama.

Pertanyaan panduan diskusi :


1. Hal-hal apakah yang saudara dapatkan dari Firman Tuhan ini?
2. Kegiatan apa saja yang dapat dan mungkin kita kerjakan dalam gereja /jemaat untuk
menanm dan membina sikap adil dan bertanggung jawab?
BAHAN BACAAN : MATIUS 15 : 21 – 28
“KASIH SAYANG SEORANG IBU”

Tirus dan Sidon, adalah wilayah orang Tenesia. Ini adalah daerah diluar wilayah Yahudi,
daerah angsa kafir-kafir., menurut pandangan Yahudi. Didaerah Tirus san Sidon, Yesus tidak
dikelilinngi oleh bayak orang, sebab orang Yahudi tidak sudi masuk ke daerah “kafir”.
Namun sekalipun berada diluar wilayah orang Yahudi, Yesus tetap bertemu dengan orang
yang mengharapkan pertolonganNya. Seorang perempuan Kanaan yang anak
perempuannya kerasuka setan dan sangat menderita, mengikuti Yesus dan berseru
meminta belas kasihanNya. Namun Yesus tidak memberikan jawaban. Murid-murid Yesus
merasa terganggu dengan teriakan perempuan kanaan itudan meminta Yesus mengusirnya.
Setidaknya ada 3 tahap percakapan Yesus dengan perempuan itu.
1. Yesus berkata (ay. 24) : aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel.
Perempuan Kanaan (ay. 25) : berkata Tuhan tolonglah aku.
Perempuan ini memanggil Yesus “Anak Daud”. Dengan memanggil Yesus Anak Daud,
ia memandang Yesus sebagai orang hebat dan memiliki kuasa. Ia mengharapkan ada
kesembuhan bagi anaknya. Ia ingin anaknya mengakui kuasa itu dan sembuh. Karena
itiu, ia terus meminta pertolongan, meski menyadari dirinya bukan orang Israel.
2. Yesus lalu berkata lagi (ay. 26) : Tidak patut mengambil roti … dan melemparkan
kepada anjing”.
Perempuan ini tidak tinggal diam, tapi menjawab (ay. 27) “Benar Tuhan, namun
anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”. Perempuan ini tidak
sakit hati atas gambaran seekor anjing, melainkan ia segera membayangkan
kesempatan yang masih dapat diperoleh : anjing peliharaan yang masih dapat
mencicipi roti tuannya yang masih jatuh dibawah meja. Perempuan Kanaan ini gigih
untk memperjuangkan kasih sayangnya terhadap anaknya, sampai ia tidak
memikirkan harga dirinya sendiri, walau permintaanya ditolak degan kata-kata yang
kasar, ia tetap mencari kuasa itu dari Yesus.
Perempuan Kanaan itu menyatakan kasihnya denganbegitu gigih dan berani
berhadapan dengan Yesus. Skap pantang menyerah yang lahir dari pengharapan
iman akan kuasaNya. Dan justru kepada seorang perempuan Kanaan inilah Yesus
mengatakan suatu apresiasi yang luar biasa : “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah
kepadamu seperti yang engkau kehendaki”. Perempuan Kanaan ini berjuang tanpa
menyerah, walau diterpa dengan kata-kata kasar, ia rela mempertaruhkan harga
dirinya, karena ia sangat mengasihi anaknya. Ia memiliki iman yang kuat bahwa
hanya Yesus yang dapat menyembuhkan anaknya.
Bercermin dari kisah ini, bukankah Tuhan juga mengingatkan kita sebagai umatNya,
untuk melakukan karyanya melampaui dinding-dinding pemisah : agama, suku,
status social dan sebagainya. Kiranya iman perempuan Kanaan itu menjadi insprirasi
bagi kita untuk tetap bertumbuh dalam iman, semakin kuat dan tidak mudah
mneyerah. memaknai doa bukan sekedar sebagai sebuah “permintaan kepada tuhan
yang penuh kuasa”, melainkan sebuah penyembahan yang utuh kepadaNya,
pengakuan atas kuasaNya yang sempurna dan penyerahan diri kepadaNya. Relasi
kita dengan Tuhan mestinyatidak terbatas pada pemberi dan penerima berkat,
melainkan terjadinya dialog yang membawa kita semakin masuk dalam pemahaman
kehidupan dalam rencana Allah.
Sebagai keluarga-keluarga Kristen, kita patut merenungkan : apakah cinta kasih kita
sebagai orang tua kepada anak-anak tetap utuh da kuat seperti perempuan Kanaan
ini? Apakah kita rela berkorban apa saja yang kita miliki demi kebaikan dan masa
depan mereka di kemudian hari? Atau kita lebih mementingkan diri sendiri.
Perempuan Kanaan ini punya memiliki Iman dan pengharapan hanya kepada Yesus
dan kasih saying yang luar biasa kepada anaknya.

Pertanyaan panduan diskusi :


Apa yang saudara lakuakn bila doa saudara terasa belum terjawab ?
BAHAN BACAAN : ROMA 12 : 9 – 21
“ HIDUP YANG MENYATAKAN KASIH ALLAH”

Suatu ketika ada seorang Kristen yang rajin dalam kegiatan gerejawi tertangkap dan
dihukum penjara karena membunug. Yang menarik adalah komentar orang-orang
disekitar kehiduapannya. Mereka menyatakan “kok orang Kristen bisa membunuh
ya”. Apa yang saudara-saudara tangkap dari pernyataan ini?
Nasihat untuk hidup dalam kasih bukan hal baru dalam kehidupan orang-orang
Kristen. Tuhan Yesus dengan seluruh kehidupannya mengajarkan bagaimana hidup
dalam kasih. Bagaimana mewujudnyatakan apa yang diajarkan dalam dan melalui
tingkah lakuNya. Demikian juga sebagai umat Tuhan. Menjadi orang Kristen tidak
sekedar sebuah CAP (seringkali disebut dengan Kristen KTP”), tetapi bagaimana
menampakkan jati diri Kristus itu dalam perilaku hidup setiap saat.
Seharusnya kita memahami bahwa kasih yang diwujudnyatakan dalam perilaku
hidup merupakan ungkapan iman. Bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan
harus senantiasa dikaitkan dengan hubungan kita dengan Allah (ay. 11). Dalam Roma
11:36, tindakan kasih bisa dipahami sebagai sebuah ungkapan syukur, karena
kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Allah. Manusia berasal
dari Allah, hidup dalam pemeliharaan Allah dan akhirnya akan kembali kepada Allah,
sehingga kemuliaan hanya bagi Allah selama-lamanya. Juga dalam Roma 12:1,
tindakan kasih merupakan realisasi dari kesungguhan kita untuk memberikan
segenap talenta dan potensi diri kita sebagai persembahan syukur kepada Allah.
Dengan dasar keyakinan ini, maka kita diharapkan mampu mewujudnyatakan kasih
dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati dan kekuatan, dan memberikan yang
terbaik kepada Allah dan sesama, bahkan dengan sebuah harapan bahwa tindakan
kasih kita semakin bertumbuh dan berkembang dalam kualitas dan kuantitasnya.
Bagaimana kasih itu diwujudkan secara konkrit, maka rasul Paulus dalam Roma 12:9-
21, memaparkan sejumlah hal praktis, dimana kasih kepada Allah menjadi nafas atau
landasan utama bagi orang Kristen.
1. Mengasihi sebagai saudara dan … (ay.10)
Harus diakui bahwa komunitas terdekat kita dalam upaya saling mengasihi dan
dikasihi adalah keluarga. Jadi sudah sewajarnya jikalau seseorang memiliki
kualitas dan kuantitas kasih yang lebih besar terhadap keluarga daripada orang
lain, bahkan yang ada diluar ikatan kekeluargaan sekalipun. Kasih menemukan
perwujudannya saat kita mampu memperlakukan orang lain layaknya anggota
keluarga sendiri.
2. Ay. 13 – Membantu orang-orang kudus dalam kesesakan. Ornag kudus yang
dimaksud adalah saudara-saudara seiman.
Bagi Paulus, menolong saudara seiman yang dalam kesesakan atau memberi
tumpangan bagi saudara seiman yang membutuhkan, wajib dilakuakn. Tetapi
juga yang tidak seiman (Galatia 6:10). Kasih menemukan perwujudannya pada
saat kita peka terhadap kebutuhan saudara seiman (yang terdekat) sebelum
menjangkau orang lain.
3. Ay. 14 – memberkati dan bukan mengutuk orang yang menganiaya. Apa yang
kita harapkan untuk dilakukan Tuhan terhadap orang yang berlaku kejam atas
kita? Biasanya kita lebih suka jika Tuhan menghukum mereka. Namun kita
diajarkan untuk memohon Tuhan memberkatinya. Hukuman tidal selalu mampu
mengubah seseorang. Tidak jarang orang semakin jahat setelah dihukum.
Kebaikan-kebaiakn yang kita mohon terjadi atas diri seseorang bisa menjadi
sesuatu untuk mengubah seseorang untuk menjadi baik. Kasih menemukan
perwujudannya dalam upaya kita mendatangkan kebaikan/berkat bagi orang
yang memusuhi kita.
4. Ay. 15 – brsukacitalah … , dan menangislah …
Umat Tuhan diajak untuk punya kepedulian yang tulus kepada sesama. Berusaha
menempatkan diri ke dalam posisi dan keadaan orang lain. Jadi kasih
menemukan perwujudannya. Dalam kemampuan kita untuk bersukacita bersama
sama orang yang bersukacita, dan menangis dengan orang yang menangis.
5. Ay. 16 – sehati sepikir, harus bisa hidup rukun. Dalam hidup bersama harus
terjadi kerukunan. Kasih adalah ketika seseorang mampu menerima orang lain
untuk berada disampingnya. Kasih adalah ketika kita mampu hidup rukun dengan
sesama, bahkan sekalipun mereka memiliki banyak perbedaan engan kita.
6. Ay. 17 – jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Sudah sejak kanak-kanak
manusia memiliki kecenderungan untuk membalas kalau ia disakiti.
Balas dendam, kadang dipahami sebagai tindakan menjaga kehormatan diri.
Mata ganti mata, gigi ganti gigi atau nyawa ganti nyawa adalah hokum yang biasa
berlaku waktu itu.
Paulus tidak menghendaki hal-hal ini terjadi dalam kehidupan umat Tuhan,
karena :
a. Pembalasan adalah hak Allah. Tuhan yang berhak utnuk mengadili seseorang
b. Kalahkan kejahatan dengan kebaikan. Selama orang berada dalam semangat
balas dendam, rantai permusuhan tidak akan putus. Perbuatan baik memiliki
kekuatan yang lebih besar dalam upaya mengalahkan kejahatan.
Kasih adalah ketika kita mau menundukkan diri di hadapan Allah, dan mempersilahkan Allah
melakukan apa yang menjadi bagiannya.
Kasih adalah saat kita mampu mengubur kejahatan dengan semaian kebaikan.

Pertanyaan panduan diskusi :


Tindakan-tindakan kebaikan seperti apakah yang selama ini saudara temukan dalam
kehidupan sehari-hari?
Menurut saudara, motivasi apa yang melandasinya?
BAHAN BACAAN : KEJADIAN 45 : 1 – 15
“SAUDARAKU, TANGGUNG JAWABKU”

Semua orang tua menginginkan dan mendidik anaka-anaknya untuk saling peduli, saling
menjaga sesama saudara (adik-kakak). Orang tua dengan segala bentuk atau cara
menginginkan anak-anaknya menyadari bahwa saudara saudaranya adalah tanggung
jawabnya. Misalnya, bila anak-anaknya bertengkar berebut mainan, orang tua akan melerai
dan mengatakan : “ayo mengalah”, ataua “gentian, masa sama saudara sendiri bertengkar”..
Bila orang tua dalam tugas, harus meninggalkan anak-anaknya sementara waktu, maka
orang tua akan berpesan agar anak-anaknya sementara waktu saling menjaga dan
memperhatikan. Kalau ada makanan, maka anak-anak diminta untuk berbagi dengan
saudaranya. Ini wujud bahwa saudara-saudara kita adalah tanggung jawab kita.
Menyedihkan bila hubungan antar saudara kandung menjadi rusak oleh karena ada
kebencian, iri hati, sakit hati dan karena masalah uang. Apalagi perasaan kebencian itu
dibawa terus dalam hidup. Bisa mengakibatkan masing-masing mengambil jalan sendiri-
sendir dan bersikap masa bodoh dengan saudaranya, apalagi bagi yang pernah
menyakitinya. Bagaimana Iman Kristen menyikap hal ini?
Saudaraku adalah tanggung jawabku, itulah sikap Yusuf yang sangat jelas disaksikan dalam
kisah Yusuf dan saudara-saudaranya itu. Mulai dari ketika Yusuf masih sangat muda
(remaja), yaitu saat usianya 17 tahun, ia disuruh ayahnya mencari kabar tentang saudara-
saudaranya yang sedang menggembalakan ternak ayah mereka, bahkan dari Sikhem ke
Dotan, karena di Sikhem ia tidak menjumpai saudara-saudaranya. (Kej. 37 :15,17).
Jarak dari Lembah Hebron ke Sikhem kira-kira 20km. Jarak yang sangat jauh yang telah
ditempuh Yusuf untuk menjumpai saudara-saudaranya. Lalu saat saudara-saudaranya ke
Mesir untuk membeli gandum, Yususf memberi pelayanan yang special kepada mereka.
Yusuf juga ingin tahu sikap/karakter saudara-saudaranya melalui berbagai pengujian-
pengujian : mulai dari pura-pura mencurigai mereka sebagai pengintai (Kej. 42:9 – 44:2),
menahan mereka dalam tahananselama 3 hari (Kej. 42:17), menahan seorang saudaranya
(Simeon) sebagai saudara, supaya mereka membawa Benyamin kepadanya. (Kej. 42:19-20,
bandingkan Kej. 43-8-9; 44:32-34, juga melalui pemberian gandum secara khsusus (Kej.
42:25, 43:32,33). Sikap Yusuf kepada saudara-saudaranya itu mau mengatakan bahwa bagi
Yusuf, saudara-saudaranya itu adalah tanggung jawabnya, baik jasmani maupun rohani).
“Saudara saudara ku adalah tanggung jawabku”, dinyatakan oleh Yusuf secara terbuka
dihadapan saudara-saudaranya, dalam Kej. 45:5,7 : “Tetapi sekarang, janganlah bersusah
hati dan janganlah … sehingga sebagian besar dari padamu tertolong”.
Sikap tanggung jawab Yusuf terhadap saudara-saudaranya mengalami perubahan yang amat
mendasar. Kalau dulu sebelumia dibuang saudara-saudaranya di Mesir, sikap tanggung
jawab Yusuf terhadap saudara-saudaranya merupakan keharusan sebagai perintah dari
ayahnya (harus mencari saudara ditempat menggembalakan ternak), tetapi setelah dibuang
ke Mesir, Yusuf melihat saudara-saudaranya adalah tanggung jawabnya sebagai sebuah
penghayatan/refleksi perjalanan kisah pembuangannya ke Mesir. Ia memandang kisah
pembuangan itu sebagai jalan Tuhan, agar ia dapat memenuhi perintah/rencana Tuhan
untuk memelihara saudara-saudaranya, ayahnya dan bahkan bangsa yang besar (Kej. 45:8).
Bahkan tidak sekedar membuat mereka tidak kelaparan, tetapi supaya mereka tidak jatuh
miskin (Kej. 45:11). Ada satu lagi bahwa Yusuf memenuhi tanggung jawab terhadap saudara-
saudaranya yaitu melepaskan saudara-saudaranya dari tekanan rasa bersalah (Kej. 42:21;
45:3b-5, 15), dan sekaligus memulihkan hubungan diantara mereka dari iri hati, benci, takut
dan gentar (Kej. 45:3b) menjadi harmonis.
(Kej. 45:15; 47:11-12, 15). Lalu mereka semua tinggal dengan harmonis dan sejahtera di
Mesir (Kej, 47:11-12).
Namun bukannya tapa rintangan ketika Yusuf mewujudkan tanggung jawabnya terhadap
sudara-saudaranya. Kebencian dan iri hati saudara-saudaranya yang membuat perwujudan
tanggung jawab terhadap mereka itu ditolak, bahkan berbuahkan “petaka yang berat dan
besar bagi Yusuf” : dijual jadi budak belian di negeri asing, hidup terpisah dari ayah yang
sangat mencintainya, dan dari Benyamin adik kandungnya yang sangat dicintainya. Rasa
“sakit” karena kejahatan saudara-saudaranya bisa juga menjadi rintangan bagi Yusuf untuk
memenuhi tanggung jawabnya kepada saudara-saudaranya.
Tetapi kita melihat bahawa kunci keberhasilan Yusuf mengabaikan semua rintangan itu
adalah karena Yusuf mempercayai rancangan Allah dalam hidup manusia.
Kata Yusuf : “memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi
sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangas yang besar (Kej. 50:20).
Dari kehidupan Yusuf, kita belajar untuk tetap setia dan percaya kepada Allah. Apa yang
terjadi pada Yusuf dapat pula terjadi dalam kehidupan kita. Kedaulatan Allah dan
pemeliharaan Allah berada diatas dan melampaui tindakan kita manusia. Allah turut bekerja
untuk mendatangkan kebaikan bag umatNya.

Pertanyaan panduan diskusi :


1. Mengapa Yusuf mengatakan supaya saudara-saudaranya jangan takut kepadanya?
2. Menurut saudara, apakah yang menjadi dasar tanggung jawab kita kepada saudara-
saudara kita, sekalipun saudara-saudara kita pernah menyakiti kita, bahkan
berulang-berulang menyakiti kita?

Anda mungkin juga menyukai