Anda di halaman 1dari 2

Mengapa Tuhan Memberikan Rasa Sakit atau Penderitaan?

Saka C. Tanaya FKK-11617039


Dalam hidup ini, setiap orang pasti pernah melewati titik terendah dalam hidup.
Kehilangan anggota keluarga, dinyatakan sakit parah oleh dokter, dikucilkan lingkungan sekitar,
mempunyai masalah keuangan ataupun masalah keluarga. Penderitaan sepertinya ada di
mana-mana, dan menimbulkan banyak sekali gejolak emosi, depresi, dan pertanyaan-
pertanyaan yang menyakitkan. Kita mungkin sering bertanya-tanya mengapa penderitaan
dialami oleh orang yang baik, sementara hal-hal yang baik justru dinikmati oleh orang-orang
jahat.

Allah menciptakan dunia ini sempurna. Tidak ada rasa sakit, penuh sukacita. Tidak ada
penderitaan maupun kematian. Segala sesuatunya itu berada dalam keseimbangan yang
sempurna dengan Allah sebagai pengendalinya, dan Allah menikmati hubungan yang akrab dan
penuh kasih dengan Adam dan Hawa.

Namun, Alkitab menyatakan bahwa Adam dan Hawa menolak tunduk di bawah
kekuasaan Allah yang baik, karena mengganggap diri mereka tersebut lebih tahu. Mereka tidak
taat pada Allah. Alkitab menyebut pemberontakan melawan Allah itu sebagai “dosa”. Akibat
dosa, dunia dan hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak. Sayangnya, sikap manusia
tersebut berlanjut hingga hari ini dan menanggung akibat dari pemberontakan tersebut yang
berupa rasa sakit, penderitaan dan maut.

Penyebab dari segala kesengsaraan tersebut adalah ketidaktaatan umat manusia


termasuk Adam dan Hawa, kita dan segenap umat manusia. Masalah tersebut bukanlah karya
Allah, namun oleh anugerah-Nya, Allah menggunakan penderitaan manusia untuk mengajarkan
kita tentang diri-Nya. Dan seringkali juga ketika penderitaan menghampiri, kita dapat tergoda
untuk berseru “ini tidak adil Tuhan.” Lalu, banyak orang yang memilih untuk menyangkal
keberadaan Allah secara terbuka, dan yang lainnya menolak-Nya dengan diam-diam menjalani
kehidupan mereka seolah-olah Allah tidak ada mendampingi.

Namun, Alkitab menyatakan bahwa Dia tetap peduli dengan penderitaan kita. Dia tidak
rela manusia sendiri yang menanggung beban dosa tersebut. Karena Dia mengerti, tidak ada
yang bisa dilakukan dengan kekuatan kita sendiri untuk mengubah semua hal itu. Maka Allah
pun mengutus satu Pribadi untuk memperbaiki segalanya itu yakni dengan memberikan Yesus
Kristus. Menaruh kepercayaan kita kepada Yesus merupakan satu-satunya cara agar manusia
dapat diselamatkan.
Yohanes 3 : 16-17 , “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Alkitab menyatakan bahwa saat kita menaruh kepercayaan kepada Yesus, kita dijanjikan
menerima hidup yang kekal. Artinya, saat kita meninggal dunia, kita akan pergi untuk tinggal
bersama Allah, bebas dari sakit dan segala penderitaan. Dalam kebaikan-Nya, Allah mengutus
Anak-Nya yang Tunggal untuk mati menggantikan kita dan mengalami kematian yang
sepatutnya kita terima. Yesus pun rela menanggung kesakitan dan penderitaan paling
mengerikan yang pernah ada. Dia menanggung hukuman itu bagi kita. Ditolak, dipukuli,
ditelanjangi, dicambuk, diejek, ditusuk, dan disalibkan demi menebus dosa-dosa kita. Dia rela
mati di atas kayu salib untuk menanggung ketidaktaatan kita. Luar biasa sungguh pengorbanan
Yesus Kristus! Dia memberikan nyawa-Nya bagi orang-orang tercela penuh dosa seperti saya
dan kita semua.

Alkitab pun menyatakan bahwa Yesus bangkit dari kematian. Dia telah mengalahkan
maut bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Itulah sebabnya mengapa kita harus
sungguh percaya kepada Yesus. Ketika kita percaya, kita menempatkan Dia sebagai penguasa
atas kehidupan kita, penghalang yang diciptakan oleh dosa telah disingkirkan, dan hubungan
pribadi kita umat manusia dengan Allah Bapa telah dipulihkan. Kita bisa memiliki masa depan
yang indah, tak ada lagi air mata, tak ada lagi maut.

Kuasa dan janji Allah mengubahkan segala sesuatu yang kita ketahui dari dunia sekarang
ini. Mengakui dosa kita dengan jujur dan percaya pada penyelamatan Yesus akan
menempatkan diri kita dalam hubungan bersama dengan Allah yang sesuai dengan
peta/maksud tujuan Allah menciptakan kita.

Menjadi orang Kristen bukan berarti kita tidak akan mengalami kesakitan dan
penderitaan sekarang ini, tetapi Allah akan memberikan kita senantiasa kekuatan untuk
menghadapinya. Kehidupan orang Kristen tidaklah mudah, tetapi kita semua bisa meminta
pertolongan Allah setiap hari melalui doa. Jangan pernah lelah percaya kepada-Nya, yakinlah
bahwa setiap hal yang ada dalam hidup merupakan didikan Allah atas kita, agar kita senantiasa
menjadi anak-Nya yang taat dan semakin dewasa kedepannya. Semoga Tuhan Yesus
memberkati dan menyertai jalan hidup teman-teman semua.

Anda mungkin juga menyukai