Anda di halaman 1dari 5

MAKNA SENGSARA DAN WAFAT YESUS

Posted by  banyu putih  at 5:04 PM

 1. Wafat Yesus adalah Konsekuensi dari PewartaanNya tentang Kerajaan Allah Wafat Yesus
tidak dapat dilepaskan dari seluruh perjalanan karya dan hidupNya. Yesus sudah mengambil resiko
penderitaan dan kesengsaraan yang akan ditanggungNya. Bahkan, Yesus sudah memberitahukan kepada
paramudirNya bagaimana Ia menderita, wafat dan disalibkan. Tugas perutusan Yesus untuk mewartakan
Kerajaan Allah yang dilakukan melalui sabda dan tindakan-tindakanNya akan membawadiriNya pada
Penderitaan. Pewartaan Yesus dalam sabda dan tindakan Nya sanagtlah radikal. Para penguasa, tua-tua
bangsa Yahudi, imam-imam kepaladan ahli taurat sangat tersinggung dengan segala sepak terjang Yesus.
Yesus menyadari bahwa kesaksian yang paling kuatdan yang paling final tentang kesungguhanNya
mewartakan Kerajaan Allah ialah kesiapan Nya untuk mati demi pewartaanNya itu. Andai kata Yesus lari
dari resiko atas pewartaan Nya, tentu seluruh pewartaanNyatentang kerajaan Allah tidak akan dipercayai
lagi. Maka, Yesus harus menghadapi resiko pewartaanNya dengan tegar hati.Yesus yakin dengan
sikapNya yang konsekuendan berani menghadapi umat akan memberanikan semua murid dan
pengikutNya untuk kemudian hari mewartakan dan memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah,
walaupun harus mempertaruhkan nyawaNya. 2. Wafat Yesus sebagai Tanda Ketaan dan Kesetiaan Nya
pada Bapa Yesus menerima semua yang terjadi atas diriNya dengan rela, karena itulah yang dikehendaki
oleh Allah dalam rencana penyelamatanNya. Yesus memandang KematianNya bukan sebagai Nasib,
melainkan sebagai kurban yang mengukuhkan Perjanjian Baru antara Allah dan umat manusia
seluruhnya. Para murid Yesus diberi teladan untuk mempertaruhkan nyawa sebagai wujud kesetiaan
terhadap Kerajaan Allah. Tugas untuk mewartakan Kerajaan Allah menuntut kesetiaan dengan taruhan
nyawa. Oleh karena itu, peristiwa salib yang membawa kematian Yesus bukanlah kegagalan. Peristiwa
salib justru merupakan tahap yang menentukan dalam karya penyelamatan Allah. Wafat Yesusmenjadi
peristiwa penyelamatan yang membaharui hidup manusia, karena setelah wafatNya, Allah tidak
meningglkan Dia. Yesus dibangkitkan dari kematian. Wafat Yesus memperlihatkancinta kasih Allah
kepada manusia. Yesus menyadari bahwa kematian adalah bagian dari rencana Bapa Nya. Sabda yang
dinyatakan Nya,”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaanNya” (Yoh 4 : 34). Yesus setia pada kehendak BapaNya, Ia taat sampai mati. Yesus mengganti
ketaattanNya untuk Ketidak taatan kita.” Jadi, sama seperti ketidaktaatan satu orang, semua orang
menjadi orang berdosa, Demikian pula oleh ketaatan satu orang, semua orang menjadi orang yang benar”
(Roma 5: 19). Dengan ketaatanNya sampai mati, Yesus menyelesaikan tugasNya sebagai hamba yang
menderita : seperti yang dikatakan dalam Yes 53: 10 -12. 3. Wafat Yesus adalah Tanda Solidaritas Nya
dengan Manusia Wafat Yesus “ untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan” (1Kor 1: 23). Tetapi menurut Paulus, bagi orang-orang yang percaya
akan Allah, peristiwa Yesusdisalibkan mempunyai arti baru.” Untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi maupun orang yang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmah Allah. Sebab, yang
bodoh dari Allah lebih besar hikmahnya daripada manusia (1Kor 1:24-25). Dalam diri Yesus yang wafat
disalibkan itu Allah berkarya. Dalam peristiwa salib, kita dapat mengenal penyertaan Allah dalam hidup
manusia. Allah yang berbelas kasih tidak pernah meninggalkan manusia . sekalipun manusia mengalami
kesengsaraan dan penderitaan, Allah tetap menjadi Allah beserta kita (emmanuel). Kesengsaraan dan
wafat Yesus menjadi tanda agung kehadiran Allah karena memberi kesaksian tentang Allah yang
sebenarnya, yakni Allah yang mahakasih. Allah dalam diri Yesus telah solider dengan manusia. Ia telah
senasib dengan manusia sampai kepada kematian, bahkan kematian yang paling hina. Tidak ada wujud
solidaritas yang lebih finaldan lebih hebat daripada kematian Yesus. Yesus rela mati disalib diantara dua
penjahat. Ia telah menjadi manusia, sama seperti kaum tersisih da terbuang. 4. Wafat Yesus
Menyelamatkan Manusia Wafat Yesus yang mengerikan bukanlah kebetulan, tetapi merupakan bagian
dari misteri penyelamatan Allah. Kitab Suci sudah menubuatkan rencana penyelamatan Ilahi melalui
Kematian “ HambaKu yang benar” sebagai misteri penebusan yang universal. Santo Paulus dalam
pengakuan Imam menyatakan :”Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci” (1
Kor 15 : 3). Yesus mati untuk kepentingan kita. Hal ini ditegaskan melalui surat pertama Santo Petrus
yang menyatakan :”sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang
kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak dan
emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tidak bernoda dan tak bercacat. (1 Ptr 1 : 18-19). Santo Paulus berkata “ Dialah yang tidak mengenal dosa
telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah “ (2Kor 5:21).
Penyerah diri Yesus kepada Allah telah mempersatukan kita kembali dengan Allah. Rekonsiliasi antara
kita dengan Allah telah terjadi berkat kemataian Yesus disalib.

SENGSARA WAFAT DAN KEBANGKITAN


 YESUS
Sikap yang sering muncul apabila orang mengalami penderitaan adalah:
1. Putus harapan, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan
Tuhan. Akibatnya hidup terasa bagai beban dan tak punya arti lagi, muncul sikap dendam
pada orang lain, atau menjahui Tuhan. Bila toh akhirnya ia mati, maka kematiannya seolah
merupakan kematian tanpa arti. Kematian merupakan akhir dari segalanya.
2. Menjalaninya dengan tabah, berusaha tegar, mendekatkan diri pada Tuhan untuk
memohon kekuatan dari-Nya, sehingga muncullah sikap positif dalam menghadapi
penderitaan tersebut, yaitu kesadaran bahwa penderitaan yang dialaminya adalah demi
perjuangan untuk memperoleh hidup yang lebih benar, lebih baik, lebih adil, dan lebih
bermartabat. Kalaupun kematian menyongsongnya, ia tidak terlalu takut, bahkan kematian
baginya dipandang sebagai awal kemenangan.
Makna Sengsara dan Wafat Yesus merupakan konsekuensi dari tugas perutusan-Nya untuk
melaksanakan kehendak Bapa dalam mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah di dunia.

Sikap dan perbuatan yang sesuai dengan teladan Yesus dalam menghadapi penderitaan adalah:
bersikap tabah dan taat penuh pada kehendak Tuhan  melalui doa dan melalui penyerahan diri
sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi.

Makna Kebangkitan Yesus adalah:

a)    Kebangkitan Yesus merupakan pembenaran dari Allah terhadap Sabda dan karya-Nya, pembenaran
terhadap perjuangan Yesus Kristus.

b)   Kebangkitan Yesus adalah permulaan dari corak kehidupan baru, kelahiran baru, dan permulaan suatu
kehidupan yang lebih mulia. 

Beberapa bukti kebangkitan Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci adalah:

a)    Pada saat para murid yang melihat kubur Yesus terbuka dan kosong (Yohanes 20: 1-10), 

b)   Kain kafan Yesus yang tertinggal

c)    Berita malaikat yang mengatakan Yesus sudah bangkit

d)   Beberapa kali penampakan Yesus.


1.       Sebutkan pengertian penderitaan, sengsara dan wafat  !
·         Penderitaan: asal kata derita (deritaan) n sesuatu yg diderita (spt kesengsaraan,
kesusahan); menderita v menanggung sesuatu yg tidak menyenangkan; penderitaann perihal menderita;

penanggungan

·         Sengsara : sengsara 1 n kesulitan dan kesusahan hidup; penderitaan; 2 amenderita kesusahan, kesukaran, dsb:

·         Wafat : wafat v meninggal dunia, biasanya untuk


raja atau orang besar yg terkenal:

2.       Sebutkan sebab-sebab penderitaan yang dialami manusia !


·         Sebab-sebabnya : 1) kesalahan sendiri, 2) disebabkan orang lain, 3) sebagai kesediaan demi
memperjuangkan sesuatu hal yang baik dan benar baik untuk kepentingan diri sendiri
maupun orang lain.

3.        Sebutkan macam-macam  tanggapan orang –orang jika mengalami penderitaan  !


·         Beberapa tanggapan : 1) menyalahkan diri sendiri, 2) putus harapan, 3) menyalahkan orang
lain, 4) bahkan tidak jarang menyalahkan Tuhan

4.       Bagaimana sikap orang beriman ketika menghadapi penderitaan !


·         Orang beriman akan bersikap tegar dan selalu berusaha menjalaninya dengan tabah , dan
lebih mendekatkan diri pada Tuhan agar ia memperoleh kekuatan dariNya.

5.       Mengapa orang beriman mampu menghapi penderitaan dengan tulus !


·         Karena orang beriman memiliki kesadaran bahwa penderitaan yang dialaminya adalah demi
perjuangan untuk memperoleh hidup yang lebih benar, lebih baik, lebih adil, dan lebih
bermartabat sekalipun kematian taruhannya , karena ia tahu bahwa kematian yang
dialaminya merupakan awal dari kemenangan (Yesus).
·         Bagi orang beriman, penderitaan adalah jalan untuk penebusan dosa sebagaimana
dikehendaki Allah.
6.        Mengapa Yesus rela ketika mengalami penderitaan bahkan sampai wafat di kayu
salib !
·         Karena Yesus melaksanakan konsekuensinya dalam melaksanakan tugas perutusanNya yang
merupakan kehendak  Bapa untuk mewartakan dan menegakkan Kerejaan Allah di dunia.

7.       Sebutkan beberapa resiko ketika Yesus mewartakan Kerajaan Allah !


·         Dalam  mewartakan Kerajaan Allah , Yesus mengalami resiko seprti : dimusuhi, dijauhi oleh
orang-orang yang tidak sejalan dengan misiNya, Yesus dijatuhkan, disiksa, dan di dera dan
bahkan berpuncak pada keinginan mereka untuk menyalibkan Yesus.

8.       Bagaimana sikap Yesus ketika menghadapi  kesengsaraanNya dan sampai pada


wafatNya di kayu salib!
·         Dalam menghadapi penderitaan Yesus bersikap tabah, taat penuh kepada kehendak Bapa.
·         Yesus memandang bahwa penderitaan yang dialamiNyamerupakan jalan penebusan dosa
manusia, sebagaimana dikehendaki BapaNya di surga.

Anda mungkin juga menyukai