Anda di halaman 1dari 4

Hari-hari ini kita terus diingatkan, bagaimana Tuhan akan segera datang kembali.

Kita
sedang berada dimasa, di mana kita diajak untuk menatap ke depan atau bisa disebut sebagai
masa penantian. Orang yang menanti adalah orang yang mengarahkan hatinya ke depan.
Bagi kita orang-orang percaya, apa yang sedang dinantikan? Bukankah bayi Yesus telah
lahir? Bukankah Tuhan Yesus sudah datang ke dunia ini?

Memang betul, kedatangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dunia sudah terjadi!
Namun kita masih menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali.

Bapak / Ibu yang dikasihi Tuhan… Lalu bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam
menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali?

1. Orang percaya harus termotivasi untuk hidup saleh ( 2 Petrus 3 : 11-12).

“Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu
harus hidup, yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari
itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa hidup saleh di masa sekarang ini ibarat
menegakkan benang basah, sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Mengapa demikian?
Karena dunia sudah begitu rusak dan penuh dgn kejahatan di segala bidang kehidupan.

Apa itu hidup saleh? Kata saleh memiliki pengertian: taat, sungguh-sungguh
menjalankan ibadah, suci dan beriman. Bagi orang-orang dunia menjalani hidup saleh
mungkin hal yang mustahil, tetapi bagi orang percaya adalah sangat mungkin, karena Tuhan
telah memberikan Roh kudus-Nya kepada kita dan menganugerahkan segala sesuatu yang
berguna untuk hidup saleh (ayat nas). Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus, disebut pula
Roh Kebenaran, (Yohanes 16:13) " Roh kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran," Asal kita mau dipimpin oleh Roh Kudus setiap hari maka hidup saleh bukan
sekedar impian, tapi bisa terwujud. Hidup saleh ini adalah sebuah perintah, bukan hanya
sekedar saran atau himbauan, karena itu kita memang harus berusaha dan berjuang
sedemikian rupa.

Di dalam bagian ini kita bisa mencontoh, bahkan Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa
hamba-Ku Ayub adalah orang yg sangat saleh. Karena Ayub telah mengalami berbagai
penderitaan, ia harus kehilangan anaknya, kekayaannya, kenyamanannya karena rumahnya
hancur, dan harus kehilangan hartanya karena dirampok. Dan pada saat itu justru istrinya
ketahuan dia tidak saleh dan tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Di dalam bagian itu
istrinya berkata kepada Ayub untuk menghujat Tuhan. Istrinya Ayub tidak baik. kenapa tidak
baik? karena istrinya ternyata ikut Tuhan yg sifatnya minta take and give (memberi dan
menerima), kalau aku menyembah Tuhan berarti Tuhan harus kasih sesuatu kepada aku,
kalau aku berkorban untuk Tuhan, Tuhan harus bisa memberikan aku yang lebih. Jadi hukum
rohani bagi istri Ayub adalah dia beribadah kepada Tuhan, Tuhan kasih kekayaan kepada dia,
Tuhan kasih kesuksesan kepada dia, Tuhan kasih kenyamanan kepada dia, dan ketika dia
harus bersedih karena anaknya mati, hartanya dirampok, suaminya jatuh miskin dan sakit,
disitulah kita tahu bahwa istri Ayub tidak saleh, karena kesalehannya hanya tergantung
situasi yang bisa memberikan dia kesenangan & kenikmatan, sedangkan Ayub memulai
usahanya dari nol, dan dia mengerti bagaimana Tuhan memimpin dia.

Maka disini kita belajar, dalam penantian kedatangan Tuhan yang kedua kali, kita
diharuskan termotivasi untuk hidup saleh. Bagi orang-orang di luar Tuhan, kedatangan
Kristus yang tidak terduga tidak dapat menjadi pendorong untuk bersiap-siaga, karena
mereka beranggapan bahwa tidak mungkin Kristus akan datang sekarang ini, tetapi bagi
anak-anak Tuhan kita bersukacita karena kedatangan Tuhan yang kedua kali menandakan
bahwa keselamatan yang dianugrahkan kepada kita akan digenapi dan kita akan hidup dalam
kekekalan bersama dengan Tuhan kita.

2. Orang percaya harus menunggu dengan tekun dan setia

Tuhan Yesus pasti akan datang kembali. Walaupun tidak ada seorangpun yang tahu
kapan waktu kedatangan-Nya, bila kita terus bertumbuh dalam iman maka kita akan percaya
bahwa apa yang dijanjikan Tuhan pasti akan tergenapi. Kita harus sungguh-sungguh
mempercayai bahwa Alkitab itu benar dan kita menyadari bahwa hal kedatangan Tuhan
Yesus yang kedua kali merupakan salah satu ajaran Alkitab yang sangat penting.

Karena kita mempercayai bahwa Tuhan Yesus pasti datang kembali, meskipun kita tidak
mengetahui pasti kapan waktunya, namun kita harus berjaga-jaga. “Karena itu berjaga-
jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang” (Matius 24:42). Sebagai
orang percaya kalimat berjaga-jaga ini sangat penting diperhatikan, karena Firman Tuhan
mengingatkan kita untuk menunggu terus-menerus kedatangan-Nya kembali sambil berjaga-
jaga sepanjang hidup kita. Lalu bagaimana cara berjaga-jaga? Kita harus menunggu terus-
menerus dengan hidup menaati Firman Tuhan dan jangan berbuat dosa atau melawan
perintah Tuhan. Kelihatannya sederhana, tapi coba kita introspeksi apakah kita sungguh-
sungguh sudah hidup dalam kekudusan? Atau sebaliknya kita masih suka kompromi dengan
dosa? Tidak ada dosa kecil atau dosa besar. Dosa tetap dosa. Di dalam Suratan I Tesalonika
5:4-6 mengatakan, “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,
sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,karena kamu semua adalah anak-
anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang
kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
dan sadar”.

Sebab bila kita tidak berjaga-jaga, maka Iblis akan dengan mudah menelan kita untuk
masuk dalam tipu dayanya. Sikap hidup yang berjaga-jaga akan membuat kita peka terhadap
segala tipu daya Iblis dan dunia ini. Orang percaya yang terus berjaga-jaga adalah orang
percaya yang selalu waspada, selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan, kemudian
dilanjutkan dengan menjaga kehidupannya berjalan seturut kehendak Tuhan, yaitu kehidupan
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Orang-orang seperti ini akan
selalu menjaga hidupnya supaya terus tinggal di dalam kekudusan Allah.

Tuhan Yesus datang seperti pencuri, itu artinya sebagai orang percaya kita harus benar-benar
mempersiapkan diri menanti kedatangan-Nya kembali. Kita harus dalam keadaan tetap
berjaga-jaga dan memperlengkapi diri kita dengan sikap hati manusia batiniah yang dipenuhi
kebenaran Allah, supaya didapatkan kita hidup dalam kekudusan. Dengan demikian ketika
tiba saatnya Dia datang kembali, kita menjadi orang-orang yang berbahagia yang
diperkenankan masuk dan tinggal di dalam kerajaan Surga bersama-Nya selamanya.
Dalam masa penantian ini, ada berbagai sikap atau reaksi yang muncul. Ada sebuah film
yang film singkat berjudul “Gadis di ruang tunggu” karya Garin Nugroho. Film itu
menceritakan tentang suasana di ruang tunggu dokter, yang berisi para pasien yang
menunggu giliran. Ada pemuda yang terus menerus batuk. Ada juga seorang oma yang
marah-marah karena tidak sabaran. Ada juga pasien yang bernama Jaka, yang telah mendaftar
melalui telepon dan merasa berhak masuk lebih dahulu. Namun ada juga pasien, seorang
gadis yang bernama Hana, yang tetap tenang walaupun ia sedang menderita sakit berat, yakni
terkena virus yang menyerang satu per satu dari inderanya yg membuat dia kehilangan indera
penglihatannya.

Bapak/ ibu, kita sudah menyaksikan berbagai macam sikap orang dalam menanti. Kalau kita
sedang menanti, seperti tokoh yang manakah kita? Apakah kita menanti dengan tenang, atau
protes dan marah-marah, atau menanti dengan kuatir dan takut?

Hidup dalam penantian memang tidak selalu menyenangkan karena kita hidup dalam
ketidakpastian. Seperti apa yang kita sedang alami saat ini, menantikan selesainya masa
pandemi. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan persisnya masa pandemi ini akan berakhir.

Anda mungkin juga menyukai