Dan yang lebih menyesakkan lagi adalah ... mereka (orang benar)
yang sudah menderita akan menjadi semakin menderita karena
tindakan Allah kepada orang fasik yang ... seperti yang sudah
dinyatakan tadi ... yang berefek pula pastinya dalam hidup orang
Israel yang dikatakan ‘orang benar’ itu.
Jika realitas penderitaan dalam perikop yang kita sudah ulas tadi,
pasti akan jauh lebih mudah meng-amin-an kalimat ‘wah’, “orang
benar akan hidup oleh percayanya”.
Tetapi kan kenyataan dalam perikop kita tidak seperti itu: Bukan
menjadi hilang penderitaannya, malah terkesan ‘mau ditambahin’ ...
(1) Mari kita yakini bahwa Allah akan selalu bertindak adil ditengah
rasa ketidakadilan dalam hidup ini.
Coba saja lihat perikop selanjutnya (2:6-20) ... Kepada siapa Tuhan
marahnya?
Itu artinya dengan cara-Nya yang mungkin kita gak akan bisa
mengerti kali ya, Tuhan akan menjagai hati dan pikiran orang
percaya ketika mereka berada di posisi yang ‘sudah sulit dan
menjadi semakin sulit’ ... sebab bukan kepada merekalah Tuhan
marah.
Saya suka cerita tentang petani kentang yang setelah panen, seluruh
kentangnya itu diangkut ke bak mobilnya untuk di bawa ke pasar.
Apa yang kita percaya jika kita hari ini merasa sudah melakukan
yang benar, tetapi keadaan belum berubah sama sekali?
Bapak dan ibu mau pilih yang mana? Hati-hati, sebab dua-duanya
bisa menjadi kebenaran dalam hidup kita jika kita mempercayai hal
itu.