Anda di halaman 1dari 2

Jika kita mennonton iklan, tentu bahsa2 yang dipakai untuk promosi

iklan tentu terkadang suka berlebihan, contoh


1. “Orang pintar minum tolak angin”
Jadi, kalau kita tidak minum produk itu, kita belum termasuk orang
pintar. Padahal apa kaitannya antara tumbuh kembang otak kita Perikop yang selanjutnya lagi dari Habakuk (Habakuk 1:12-
dengan produk yang tujuan sebenarnya itu adalah untuk mencegah 17). Habakuk mempertanyakan ‘di mana letak keadilan Tuhan?’
masuk angin? Tentu tidak ada kaitannya sama sekali! Ketika orang benar yang hidup di Israel sudah hidup sengsara –
menderita karena ditindas oleh orang Israel yang fasik, ... dan
2. “Kulit tetap sehat, cerah dan kencang” sekarang? Orang yang benar di Israel pun kini harus menghadapi
Jadi, kalau kita tidak pake produk itu, kita semua pasti punya kulit kenyataan: “Tuhan menghukum Israel dengan mengirim satu bangsa
yang ‘tidak selalu cerah, akan kusam dan tidak kencang’. Padahal, yang garang – jahat juga”. Itu artinya penghukuman Allah juga akan
masalah umur semua orang kan tidak bisa berbohong. Padal menjadi ber-efek dalam kehidupan orang benar yang terkena dampak
tua itu adalah keharusan (pastinya) dari cara Allah menghukum orang Israel yang fasik.
Mungkin kita semua bisa bilang, “iya..iya .. namanya juga iklan!” ... Barulah dalam perikop selanjutnya (2:1-5), setelah kita tahu
Iya memang benar, kalau itu hanya iklan . Iklan yang pake bahwa itulah rencana penghukuman Allah kepada Israel (artinya
kalimat ‘wah’, walau itu belum tentu benar .. dan setiap kita yg hukuman itu belum terjadi hari itu, lihat 2:3) ... Barulah Tuhan
menonto dan mendengar bisa saja jadi percaya dengan kalimat- mengatakan kepada Habakuk – pasti dengan maksud untuk
kalimat dari iklan-iklan itu ... akhirnya orang pasti akan membeli menentramkan hati Habakuk – dengan kalimat dalam 2:4c, “orang
Orang Benar akan Hidup oleh Percayanya benar akan hidup oleh percayanya”.
Dalam teks Alkitab kita hari ini, ada satu kalimat yang tampak Saya ingin bertanya ... Jika bapak dan ibu adalah Habakuk dan
istimewa juga dari Tuhan untuk umat Israel dan nabi Habakuk di orang Israel di masa itu (katakanlah bapak dan mama, kita semua
masa itu (dan pastinya kalimat itu pun masih tampak ada di posisi ‘orang benar’nya) ... apakah bapak dan ibu sudah bisa
mempesonakan bagi semua orang percaya dari masa ke masa). jadi damai dan tenteram dengan perkataan Tuhan bahwa Orang
Yang mana Bapa/mama semua? Habakuk 2:4c “Orang benar benar akan Hidup oleh percayanya itu?
akan hidup oleh percayanya”. Ketika kita baca Tampaknya kalimat Jadi kira-kira begini:
pada ayat itu sangat baik, menenangkan, dan mendamaikan . Tetapi Orang benar sudah tertindas oleh orang fasik. Tentu pasti kita akan
kalau kita mau melihat alur kisahnya ... ternyata tidak mudah sama kesal. Kemudian Tuhan membeberkan rencana-Nya kepada
sekali untuk kita meng-amin-kan pernyataan istimewa dari Tuhan Habakuk bahwa nanti Israel akan mendapatkan hukumannya. Dan
itu. ketika Tuhan menjalankan hukuman itu, dengan mengirim bangsa
Mari kita mulai melihat dari Habakuk 1 perikop yang pertama yang lebih garang lagi untuk menaklukkan Israel, itu berarti berasa
(Habakuk 1:1-4). Habakuk mengeluhkan tentang ketidaksetiaan. juga dalam hidup orang benar di Israel. Sudah menderita, nanti
Saya kira perikop paling awal dari Habakuk 1 ini adalah keluhan malah makin menderita lagi.
Habakuk karena Allah yang tampak tidak peduli karena Israel Sudah dapat rasa tenteram dan damainya? Mungkin
dipenuhi oleh orang-orang yang tidak setia, orang fasik (bnd. ayat 2) belum ...Karena apa yang dikatakan Tuhan tentang rencana-Nya ke
Perikop yang selanjutnya dari Habakuk 1 (Habakuk 1:5-11). depan bagi Israel waktu itu, bukanlah membuat keadaan jadi serba
Allah mulai angkat bicara. Dia mulai marah dan menghukum Israel. baik. Tentu Tuhan tidak sedang merencanakan mengubah ‘hutan’
Bacalah 1:6-11 ... Israel yang jahat dan tidak setia itu dihukum oleh menjadi ‘Taman yang indah. Bukan. Justru yang akan Allah lakukan
Tuhan dengan cara mengirim suatu bangsa yang garang dan jahat adalah ... menghukum Israel melalui penderitaan. Bukan dilepaskan
pula. dari penderitaan, tetapi malah terkesan jadi bertambah itu
penderitaannya.

Dan yang lebih menyesakkan lagi adalah ... mereka (orang benar)
yang sudah menderita akan menjadi semakin menderita karena
tindakan Allah kepada orang fasik yang ... seperti yang sudah
dinyatakan tadi ... yang berefek pula pastinya dalam hidup orang
Israel yang dikatakan ‘orang benar’ itu.

Bukan mereka yang mau dihukum, tetapi mereka kena dampaknya


aja ...

Jadi apa yang bisa menentramkan hati, jika situasinya menjadi


sedemikian buruknya?

Jika realitas penderitaan dalam perikop yang kita sudah ulas tadi,
pasti akan jauh lebih mudah meng-amin-an kalimat ‘wah’, “orang
benar akan hidup oleh percayanya”.

Tetapi kan kenyataan dalam perikop kita tidak seperti itu: Bukan
menjadi hilang penderitaannya, malah terkesan ‘mau ditambahin’ ...

Keadilan Allah dan Kebenaran yang Sejati


Saya mau mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal ...

(1) Mari kita yakini bahwa Allah akan selalu bertindak adil ditengah
rasa ketidakadilan dalam hidup ini.
Coba saja lihat perikop selanjutnya (2:6-20) ... Kepada siapa Tuhan
marahnya?

Ayat 6: “celakalah orang yang menggaruk ...”


Ayat 9: “celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal ...”
Ayat 12: “celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah ...”

Siapa yang dimarahi oleh Tuhan? Bukan orang benar.

Itu artinya dengan cara-Nya yang mungkin kita gak akan bisa
mengerti kali ya, Tuhan akan menjagai hati dan pikiran orang
percaya ketika mereka berada di posisi yang ‘sudah sulit dan
menjadi semakin sulit’ ... sebab bukan kepada merekalah Tuhan
marah.

Kenapa itu bisa terjadi?

(2) Karena yang namanya kebenaran, walau digoyang dengan cara


apapun, dia akan tetap mampu bertahan dan berlanjut.

Saya suka cerita tentang petani kentang yang setelah panen, seluruh
kentangnya itu diangkut ke bak mobilnya untuk di bawa ke pasar.

Seseorang bertanya: “Pak petani, gak repot nanti memisahkan mana


kentang yang besar dan mana kentang yang kecil?”

Kemudian petani itu menjawab:


“Oh, tentu saya tidak akan repot memisahkan lagi, sebab nanti
selama perjalanan menuju pasar, akan ada begitu banyak goncangan
karena jalan yang tidak rata yang akan dilalui oleh mobil angkut ini.
Kentang yang besar akan selalu tampil ke permukaan, sedangkan
kentang yang kecil akan menjadi turun ke bawah dengan sendirinya.
Gak repot kok.”

Itulah kebenaran dari kalimat “orang benar akan hidup oleh


percayanya.” Dia tidak akan mudah goyah karena guncangan, justru
guncangan itulah yang membuat akhirnya mereka mampu tetap
bertahan dan selalu mampu muncul kembali ke permukaan (tidak
tenggelam).

Apa yang kita percaya jika kita hari ini merasa sudah melakukan
yang benar, tetapi keadaan belum berubah sama sekali?

“Aku akan semakin terpuruk!” atau “Tuhan akan membangkitkan


kembali kehidupan kami”.

Bapak dan ibu mau pilih yang mana? Hati-hati, sebab dua-duanya
bisa menjadi kebenaran dalam hidup kita jika kita mempercayai hal
itu.

Anda mungkin juga menyukai