Anda di halaman 1dari 1

Orang sering bilang bahwa hidup itu seperti roda yg setia kepada Tuhan, tidak terpancingdan bertindak di luar

berputar, kadang di atas kadang dibawah, kadang hidup kita kuasa Tuhan.
senang atau penuh sejaterah, kadang juga mengalami       2.     Tuhan memulihkan keadaan Ayub setelah ia meminta
kesusahan karena penderitaan. Tapi yang perlu kita ketahui dan doa untuk sahabat-sahabatnya
kita sadari bahwa dalam keadaan musim apapun yang kita Jika mengikuti kisah Ayub ini, kita mendapati perkataan Ayub
hadapi percaya bahwa rencana Tuhan tidak pernah gagal dalam yang mengatakan “penghibur sialan kamu semua” (Ayub
hidup kita. Berbeda yang dialami oleh nabi Ayub dimana Ayub 16:2) kepada sahabat-sahabatnya. Niat sahabat-sahabatnya
seakan-akan penderitaan itu terus menerus menghimpit mungkin baik untuk menguatkan Ayub, namun penghiburan
hidupnya. yang mereka lakukan justru adalah penghakiman. Karena
Kisah Hidup Ayub kalo menurut kita manusia menurut mereka apay g dialami oleh Ayub adalah karena
mungkin sangat tragis, atau yg penuh dramatis. Orang yg Dosa-dosa yang dilakukan oleh Ayub. Ayub yang sudah
begitu mengasihi dan diberkati Tuhan harus mengalami menderita harus ditambah lagi pahitnya kata-kata penghakiman
malapetaka dan penderitaan yg luar biasa. Dia kehilangan dari sahabatnya itu. Dan kita ketahui bahwa Ayub semakin
anak-anaknya, Hartanya dan ternaknya habis, Istri dan merasakan sakitnya penderitaan itu justru adalah setelah
sahabat2nya meninggalkan dia ditambah lagi iya mengalami dikunjungi oleh sahabat-sahabatnya.
penyakit langka pada tubuhnya. Ketika kita ada dalam Maka Tuhan marah kepada sahabat-sahabat Ayub dan Tuhan
pergumulan seperti Ayub sudah tentu pasti menggoyangkan hanya akan melepaskan marah dari mereka, jika mereka
iman percaya kita dan sudah pasti kita bertanya-tanya” Kenapa membawa persembahan dan doa melalui Ayub. Ujian akhir
orang yg begitu saleh dan baik bisa mengalami musibah yg dari Ayub sesungguhnya ada disini, bagaimana Ayub benar-
sedemikian rupa sampai menderita? benar layak disebut sebagai hamba Tuhan yang mampu untuk
Ketika kita Dalam kondisi seperti ini, Apakah memaafkan dan berdoa bagi orang lain atau kepada sahabat-
seseorang dia masih mau mempercayai Tuhan? Atau sahabatnya. Dan Ayub dapat melalui ujian akhir ini sehingga
meninggalkan imannya kepada Tuhan karena baginya manusia Tuhan memulihkannya.
ini hanya bagian permainan dan taruhan antara Tuhan dengan Disini kita mau bejalar bagaimana indahnya
Iblis? persekutuan dalam Tuhan. Diperlihatkan kepada kita bahwa
Ada dua hal yang hendak kita perhatikan di akhir kisah Ayub dibalik murka Tuhan, tersedia pengampunan dan pengampunan
ini: Tuhan itu akan kita nikmati ketika kita mau untuk saling
1. Tuhan menyebut Ayub dengan sebutan “hamba- mengampuni dan saling mendoakan. Sahabat Ayub mau
Ku”   merendahkan diri mengakui kesalahannya dan Ayub mau
memperlihatkan bagaimana kesetiaan Ayub kepada Tuhan, untuk mengampuni dan berdoa bagi sahabatnya.
sekalipun dia dalam penderitaan. Ayub berhasil memenangkan Tuhan memulihkan dan bahkan menggandakan apa yang
ujian dalam penderitaannya, Ayub juga telah berhasil sempat hilang dari Ayub, iman Ayub menjadi kuat dan teruji,
mengalahkan si iblis melalui kesetiaannya kepada Tuhan dalam memulihkan hubungannya dengan sahabatnya, memulihkan
penderitaannya. relasi dengan kerabatnya, mengembalikan harta dan
Tuhan menghargai kesetiaan Ayub dalam pergumulannya, kebahagiaan dan keluarganya. Kita dapat melihat iman Ayub
yaitu dengan menyikapi penderitaannya sebagai pergumulan yang begitu kuat, iman yang tidak tergoyahkan sekalipun
di dalam iman dan dia memenangkannya. Ayub menang segala sesuatu hilang darinya, tetapi Ayub tetap memiliki hati
atas penderitaannya bukan karena dapat menemukan jawaban sebagai hamba yang selalu mau taat kepada Tuhan.
mengapa penderitaan itu terjadi pada Ayub, tetapi justru Ayub
memenangkan penderitaannya adalah karena dia mau datang
dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Mempertanyakan
penyebab penderitaannya bukanlah solusi yang tepat, tetapi dia
menang adalah karena mengambil sikap yang benar yaitu
merendahkan diri kepada Tuhan di dalam doa.

Sikap yang diambil Ayub ini mengajarkan kita suatu


teladan yang berharga, seperti apapun penderitaan itu tetaplah

Anda mungkin juga menyukai