Anda di halaman 1dari 2

Iman Yang Teguh

Ayub 1:1-22

Setiap manusia pasti pernah merasa bahwa ia di perhadapkan situasi-

situasi buruk dalam kehidupannya. Entah itu karena penyakit yang dideritanya,

atau di pecat dari pekerjaan, atau persoalan-persoalan dalam keluarga dan lain

sebagainya yang membuat manusia benar-benar terpuruk.

Dalam pembacaan saat ini, secara manusia boleh dikatakan bahwa Ayub

mengalami situasi yang buruk. Di hari itu ia mendengar pernyataan

menyakitkan. Ironis pernyataan yang menyakitkan itu tidak hanya satu, tetapi

serentetan. Harta kekayaan Ayub lenyap dalam sekejap. Lebu sapi dan keledai-

keledai betina dirampas orang-orang Syeba (ay. 14-15). Kambing domba habis

dilalap api dari langit (ay. 16). Unta-unta dibawa lari orang-orang kasdim (ay.

17), dan yang paling menyakitkan, sepuluh anaknya semuanya meninggal dunia

(ay. 18-19).

Lalu bagaimana respon Ayub?

Sungguh menarik Ayub tetap teguh dalam imannya sekalipun ia sangat

berduka. Ayub berdiri, ia mengoyak jubahnya, mencukur kepalanya, lalu sujud

menyembah Allah katanya, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil,

terpujilah nama Tuhan” (ay. 20-21)

Oleh sebab itu, Situasi buruk mungkin tiba, tetapi jangan pernah kita

melepaskan iman kepada Tuhan. Seburuk apapun keadaan yang kita hadapi,

teruslah kita percaya kepadaNya. Menyandarkan hidup kita kepadaNya, percaya


Tuhan memegang kendali atas hidup kita dan Dia memampukan kita

melewatinya. Di akhir ujian hidupnya, keadaan Ayub di pulihkan dan ia

mendapat berkat sebanyak dua kali lipat (ayub 42:10). Belajar dari kehidupan

Ayub, kita yakin Tuhan mampu mengubah situasi kita yang buruk menjadi amat

baik. Amin

Anda mungkin juga menyukai