Tya
Tya
Oleh Kelompok 27 :
ALIA DAMAYANTI
SELLI RAMADHANI
TINGKAT II B
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesai makalah dengan judul kahamilan dengan gonorea. Buku ini
dibuat berdasarkan kurikulum/silabus nasional pendidikan DIII Kebidanan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen, pembimbing yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan buku ini. Ibarat tiada
gading yang tak retak, begitu juga tentunya dengan buku ini. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Padang, april 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar………….………………………………………………………..…………
Daftar Isi…….…………………….……………….……………………………….………
Bab I : Pendahuluan
I.1: LatarBelakang………………….…………………………………….………………
I.2 : Rumusan masalah…………………………………………………………………..
I.3: Tujuan……………………………………………………….……………………….
I.4 : Manfaat
Langkah I: Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan data dan
menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1. Data subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan pasien
yang lainnya.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang dirasakan ibu.
c. Riwayat perkawinan
Kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin.karena ini
akan mempengaruhi kehamilan ibu.
d. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran
persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid dan
apakah ada merasakan nyeri saat haid.
e. Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
1) Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual muntah,dll.
2) Persalinan yang lalu
Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan bagaimana keadaan bayi bayi saat lahir
(PB/BB),dan apakah ada penyulit.
3) Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana dengan laktasinya.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data- data yang telah di
kumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan menjadi masalah atau
diagnosa yang spesifik . rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat di defenisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami pasien yang di identifikasi sesuai dengan hasil
pengkajian. Beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis tetapi sebenarnya
membutuhkan penanganan yang di tuangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Dalam inteprestasi data ada 3 komponem penting yang terdapat di dalamnya,yaitu:
a. Diagnosa
Ny” “umur…. G…P…A…H… usia kehamilan …..minggu dengan kejadian gonorhea
Dasar : HPHT,uterus lebih kecil dari usia kehamilan,dan ibu merasakan nyeri perut bagian
bawah.
Masalah : Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.
Kebutuhan : berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
Kebutuhan :
1) Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu tidak
mengalami nafas.
2) Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
3) Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .
Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik dan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan dengan efektif.Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2. Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sebelum
hamil
6. Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
7. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10. Jadwalkan kunjungan ulang
11. kolaborasi dengan dokter kandungan
12. Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman.perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan
sebagian oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya.Jika bidan tidak melakukan sendiri,ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Bila bidan berkolaborasi
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.Manajemen yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2. Memberitahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan
sebelum hamil
6. menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8. Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10. Menjadwalkan kunjungan ulang
11. Kolaborasi dengan dokter kandungan
12. Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.
Adalah merupakan hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan kebidanan kehamilan disertai
dengan gonorea. Asuhan menajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu
dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif kemungkinan hasil evaluasi
yang ditemukan :
1. Tercapainya seluruh perencanaan tindakan
2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revis
SOAP
DATA SUBJEKTIF:
1. Ibu mengatakan nyeri perut yang sangat hebat
2. Ia mengatakan bertambahnya cairan yang keluar dari vagina
3. Ibu Merasakan sakit yang luar biasa saat buang air kecil
4. Ibu mengatakan air kencingnya berwarna kuning kehijauan
5. Ibu mengatakan gatal pada vulva dan cairan vagina sangat kental
6. Ibu mengatakan keluar bercak setelah berhubungan
7. Ibu merasakan bengkak pada vulva
8. Ibu mengatakan mata terasa sangat gatal
9. Ibu mengatakan demam tidak teratur
10. Ibu mengatakan siklus haidnya menjadi pendek
11. Ibu mengatakan perdarahan pada saat haid menjadi memanjang
12. Ibu terasa nyeri sekali bila berjalan dan sukar duduk.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik
Inspeksi:
1. Konjungtivitis dan serviks tampak merah dengan erosi dan discar mukopurulen. Discar akan
lebih banyak bila terjadi servisitis akut.
2. Vulva dan kelenjar di tenggorokan (karena oral seks) tampak membengkak.
3. Terdapat abses pada mukosa atau kulit
Palpasi
Terdapat nyeri tekan perut bagian bawah
Pemeriksaan penunjang
1. Sediaan langsung
Discar diambil dari serviks, uretha, muara kelenjar Barholini, dan rektum. Dengan pewarnaan
Gram, ditemukan diplokokus (biji kopi) Gram (-) intra dan ekstraseluler. Merupakan gold
standar.
2. Kultur
Media yang digunakan:
a. Media transport : media stuart dan media transgrow
b. Media pertumbuhan : agar coklat Mc leod’s, Thayer Martin
1) Tes definitif
Tes oksidasi : semua memberikan reaksi positif
Tes fermentasi : hanya meragikan glukosa
2) Thomson (menampung urin pagi dalam 2 gelas), untuk mengetahui sampai dimana
penyebaran infeksi.
Pada sarana kesehatan diluar RS (puskesmas, praktek pribadi) pemeriksaan gram saja sudah
cukup memadai.
ASESSMENT
Ibu hamil G..P..A..H Usia Kehamilan .. Janin hidup, tunggal, intrauterin puka/puki,keadaan
jalan lahir normal Ibu mengalami gonorea Ku bayi baik
PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu minum obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis
tunggal). Jika ibu alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya
diberikan Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan
Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang
diberikan saat isolasi N. gonorrhoea yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin
direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva
4. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual
ANALISA DATA
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR TENTANG INFEKSI SIFILIS DAN GONOROEA PADA IBU HAMIL
1.DEFINISI
Gonore adalah IMS yang disebabkan oleh diplokokus intrasel gram-negatif anaerob
Neisseria gonorrhoeae.
Gonorea adalah semua infeksi yang disebabkan oleh neisseria gonorrhea. N. gonorrrhoeae
dibawah mikroskop cahaya tampak sebagai diplokokus berbentuk biji kopi dengan lembar 0,8
µm dan bersifat tahan asam. Kuman ini bersifat gram negative, tampak diluar dan di dalam
leukosit polimorfnuklear, tidak dapat bertahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan
kering, tidak tahanpada suhu di atas 39° C, dan tidak tahan zat desinfektan.
II. ETIOLOGI
A. Organisme gonokokus (gonokokus, GC) adalah bakteri diplokokus berbentuk kacang-kacang
merah, yang bersifat patogen pada epitel. Lokasi infeksi yang umum mencakup :
1. Orofaring
2. Konjungtiva mata
3. Uretra pria
4. Salurang reproduksi wanita. GC menetap dalam vagina hingga menstruasi, saat kanalis
serviks terbuka, dan kemudian naik ke uterus serta tuba falopii.
5. Rektum
B. Infeksi sebelumnya memberikan antibody, namun bukan imunitas. Baik virulensi bakteri
maupun daya tahan tubuh individu bervariasi.
Perjalanan penyakit: awitan terjadi 3-7 hari setelah masa menstruasi pertama mengikuti
perjalanan. Gejala mulai mereda 7-10 hari kemudian dan biasanya lenyap setelah 21 hari tanpa
terapi ( lebih cepat mereda dengan terapi ).
Gonorea akut:
Gejala klinis: disuria, uretritis, servisitis, dan kolpitis dengan keputihan banyak seperti
nanah encer, berwarna kuning atau kuning hijau. Bila penakit ini lebih meluas dapat
menyebabkan vovokolpitis dan bartolinitis akut.
Gonorea kronik
Penyakit menjalar keatas: endometritis, endosalpingitis, dan pelveoperitonitis. Apabila kuman
masuk kedalam aliran darah akan timbul arthritis dan endokaditis. ()
Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria.hal ini disebabkan
perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan perempuan. Gonorea pada perempuan
kebanyakan asimptomatik sehingga sulit menentukan masa inkubasinya.
Infeksi gonorea selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID).
Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan
mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan ruptur
membrane yang prematur, kelahiran prematur, koriamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokal (ophthalmia neonatorum), manifestasi tersering dari infeksi perinatal,
umumnya ditransmisikan selama proses persalinan. Jika tidak diterapi, kondisi ini dapat
mengarah pada perforasi kornea dan panof talmitis. Infeksi neonatal lainnya yang lebih jarang
termasuk meningitis sepsis diseminata dengan artritis, serta infeksi genital dan rectal.
Gonorea dapat dipastikan dengan menemukan N. gonorrhoeae sebagai penyebab, baik
secara mikroskopik maupun kultur (biakan). Sensiyivitas dan spesifisitas dengan pewarnaan
gram dari sediaan serviks hanya berkisar 45 – 65 %, 90 – 99%, sedangkan sensitivitas dan
spesifitas dengan kultur sebesar 85 – 95% , > 99%. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis
gonorea pada perempuan perlu dilakukan kultur. Secara epidemiologis pengobatan yang
dianjurkan untuk infeksi gonorea tanpa komplikasi adalah pengobatan dosis tunggal. Pilihan
terapi yang direkomendasikan oleh CDC adalah sefiksim 400 mg per oral, seftriakson 250 mg
intramuscular, siprofloksasin 500 mg per oral, ofloksasin 400 mg per oral, levofloksasin 250 mg
per oral, atau spektomisin 2 g dosis tunggal intramuscular.
GONOREA
Diagnosis harus dipertimbangkan dan disingkirkan, tergantung pada sisi yang
terinfeksi gonokokus.
a. Uretra : singkirkan dugaan ISK atau klamidia
b. Serviks, vagina, dan kelenjar bartholin : singkirkan dugaan infeksi nongonokokus, terutama
klamidia.
c. Endometrium atau endosalping : singkirkan dugaan kondisi berikut ini :
1. Nyeri ligamen teres
2. Diverticulitis
3. Apendisitis
4. Kehamilan ektopik
5. Aborsi sepsis
6. Endometriosis panggul
7. Batu ginjal
VII. PENATALAKSANAAN
A. Diagnosis penyakit dengan memriksa kultur GC serviks atau uretra bila ada tanda dan gejala
uretritis.
B. Lakukan kultur GC serviks bila terdapat kondisi berikut :
1. Bila ada tanda dan gejala gonore
2. Bila pasien didiagnosis sifilitis atau klamidia
3. Bila pasien menunjukkan kekhawatiran bahwa ia mungkin terkena infeksi menular seksual
( IMS ).
C. Bila uji kultur positif, lakukan prosedur berikut ini :
1. Dapatkan hasil VDRL untuk menyingkirkan dugaan sifilis sebelum pengobatan diberikan.
2. Pertimbangkan untuk mengobati pasien di klinik. Beritahukan kasus ini ke departemen
kesehatan subbagian infeksi dan pengobatan.
D. Ikuti pengobatan standart yang direkomendasikan oleh CDC :
1. Pasien yang tidak hamil
a. Rekomendasikan 125 mg Rocephin ( seftriakson ) IM dalam dosis tunggal atau 400 mg
ofloksasin per oral dalam dosisi tunggal, diikuti dengan 1 g zithromax ( azitromisin ) per oral
dalam dosis tunggal atau 100 mg doksisiklin per oral, 2 kali/hari selama 7 hari.
b. Regimen pengganti
• Rekomendasikan 2 g spektinomisin IM dalam dosis tungal, diikuti dengan salah satu
pemberian 1 g zithtromax per oral dalam dosis tunggal atau 100 mg doksisiklik per oral, 2 kali
per hari selama 7 hari.
• Bila infeksi terjadi pada individu yang tidak terbukti resisten terhadap penisilin , berikan 3
g amoksilin per oral disertai 1 g probenesid, diikuti 100 mg doksisiklik per oral, 2 kali per hari
selama 7 hari.
2. pasien hamil : berikan 125 mg rochepin IM dalam dosis tunggal atau 2 g spektinomisin IM
dalam dosis tunggal, diikuti dengan pemberian 1 g zithromax per oral dalam dosis tunggal atau
500 mg amoksisilin per oral, 3 kali per hari selama 7 hari.
E. Setelah pengobatan, tindak lanjut dengan tindakan berikut :
1. kultur ulang serviks setelah terapi dilakukan pada waktu berikut :
a. satu minggu setelah pengobatan selesai
b. diagnosis gonore selama kehamilan
(1) kultur ulang serviks dalam 1 bulan taksiran partus (TP) untuk membuktkan kesembuhan
atau menyingkirkan dugaan reinfeksi sebelum pelahiran.
(2) kultur ulang serviks pada kunjungan pascapartum minggu
ke – 6
2. bila hasil positif kapanpun, obati ulang pasien, jelaskan kepada pasien mengenai diagnosisnya,
berikan pendidikan kesehatan mengenai gonokokus, dan tekankan pentingnya menyelesaikan
pengobatan dan tindakan tindak lanjut.
3. hubungi pasangan seksual pasien ( segala usaha harus dilakukan ) dan konfirmasikan
pengobatan pasien atau pasangan kepada departemen kesehatan.
F. Bila gonore didiagnosis selama kehamilan
1. pastikan dokter anak atau perawat praktisi neonates memberitahukan diagnosis bayi setelah
pelahiran.
2. waspadai tanda-tanda PRP GC pada pasien pascapartum dan konsultasikan dengan dokter bila
terjadi.
VIII. PENGOBATAN
1. Penisilin prokain G: 2,4 juta satuan perhari selama 2-4 hari
2. Eritromisin 4 x 0,5 per hari selama 5-10 hari
3. Suami juga perlu diperiksa kalau perlu diobati juga
4. Obat – obat antibiotika spectrum luas lainnya
5. Profilaksis bayi 1% atau salep garamisin atau penisilin.