Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN)

“KEHAMILAN DENGAN GONOREA”

Oleh Kelompok 27 :

ALIA DAMAYANTI
SELLI RAMADHANI

TINGKAT II B

Pembimbing: Devi Syrief S.Si.T,M.Keb

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesai makalah dengan judul kahamilan dengan gonorea. Buku ini
dibuat berdasarkan kurikulum/silabus nasional pendidikan DIII Kebidanan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen, pembimbing yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan buku ini. Ibarat tiada
gading yang tak retak, begitu juga tentunya dengan buku ini. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

                                Padang,  april 2013

        Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar………….………………………………………………………..…………
Daftar Isi…….…………………….……………….……………………………….………
Bab  I     :  Pendahuluan
  I.1: LatarBelakang………………….…………………………………….………………
  I.2 : Rumusan masalah…………………………………………………………………..
  I.3: Tujuan……………………………………………………….……………………….
  I.4 : Manfaat

Bab II    :  Pembahasan


 2.1:Tinjauan materi……………………………………………………………………..
 2.2 : Konsep dasar manajemen kebidanan……………………………………………….
 2.3 : Data focus…………………………………………………………………………….
Bab III :  Penutup
3.I : Kesimpulan……………..…………………………………………………………
3.2 : Saran………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka

KONSEP DASAR MENAJEMEN KEBIDANAN

Langkah I: Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk pengumpulan data, pengelompokan data dan
menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua data atau informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Data – data yang di kumpulkan meliputi :
1.    Data subjektif
a.    Biodata atau identitas klien dan suami
Yang dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat.
Gunanya adalah untuk mengenal klien dan membedakan antara pasien yang satu dengan pasien
yang lainnya.
b.    Keluhan utama
Merupakan alasan kenapa ibu berkunjung ke BPS dan apa-apa saja yang dirasakan ibu.
c.    Riwayat perkawinan
Kemungkinan ditemukan status perkawinan,umur waktu kawin,berapa lama kawin.karena ini
akan mempengaruhi kehamilan ibu.
d.    Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan disini adalah kapan HPHT untuk menentukan usia  kehamilan dan tafsiran
persalinan, bagaimana siklus haid, berapa lama, berapa banyaknya, kapan pertama kali haid dan
apakah ada merasakan nyeri saat haid.
e.    Riwayat obstetric
Ditanyakan tentang:
1)    Kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil berapa kali,apakah iu mersakan mual muntah,dll.
2)    Persalinan yang lalu
Meliputi jenis persalinan,di tolong siapa,dimana dan bagaimana keadaan bayi bayi saat lahir
(PB/BB),dan apakah ada penyulit.
3)    Nifas yang lalu
Kemungkinan adanya penyulit selam nifas,dan bagaimana dengan laktasinya.

f.    Riwayat kehamilan sekarang


1)    Kemungkinan klien merasakan mula muntah dan perdarahan.
2)    Kapan klien merasakan pergerakan pertama kali.
3)    Apakan pasien ada melakukan pemeriksaan sebelumnya.
4)    Dan apakah pasien sudah mendapat imunisasi TT.
g.    Riwayat kesehatan
1)    Riwayat kesehatan yang lalu
Kemungkinan klien pernah mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
2)    Riwayat kesehatan sekarang
Kemungkinan klien mengalami penyakit jantung,hipertensi,DM,dll.
h.    Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga menderita penyakit keturunan,penyakit menular, riwayat
kehamilan kembar,dll.
i.    Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan klien pernah menggunakan kontrasepsi atau tidak.
j.    Riwayat seksualitas
Apakah klien ada mengalami gangguan  dengan aktifitas seksualnya.
k.    Riwayat social,ekonomi,dan budaya
Bagaimana hubungan klien dengan suami, keluarga, dan masyarakat. kemungkinan ekonomi
yang kurang mencukupi, dan adanya kemungkinan kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan
klien.
l.    Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.
m.    Riwayat psikologis
kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan kehamilan
ini.misalnya:takut,cemas,atau senang.

2.    Data objektif


Dikumpulkan dari hasil pemeriksaan.
a.    Pemeriksaan umum:untuk mengetahui keadaan ibu secara umum.
b.    TTV:meliputi pemeriksaan tekanan darah,suhu,nadi,dan pernafasan.
c.    Pemeriksaaan fisik
1)    Secara inspeksi :yaitu pemeriksaan pandang dari kepala sampai kaki
a)    Mata            : Oedema atau tidak
Konjungtiva         : pucat atau tidak
Sclera          : ikhterik atau tidak
b)    Mulut dan gigi     : lidah bersih atau tidak,gigi ada karies atau tidak
c)    Leher            : kelenjar tiroid ada pembesaran atau tidak,kelenjar getah bening ada
pembengkakan atau tidak.
d)    Payudara        : simetris atau tidak,putting susu menonjol atau tidak
e)    Abdomen        : ada luka bekas operasi atau tidak berapa tinggi TFU dan apakah sesuai
dengan usia kehamilan atau tidak
f)    Vulva            : bersih atau tidak,ada varies atau tidak,oedema atau tidak
g)    Vagina        : ada pengeluaran dari vagina atau tidak
h)    Anus            : ada haemoraid atau tidak
i)    Ekstremitas        : ada kelainan atau tidak

d.    Secara palpasi  


1)    Leopold I      :    Untuk menentukan TFU,apa kemungkinan yang terdapat di
fundus,mis:kepala,bokong atau yang lainnya.
2)    Leopold II     :    Untuk menentukan apa yang terdapat pad bagian kiri dan kanan perut
klien,kemungkinan teraba punggung,anggota gerak,bokong atau kepala.
3)    Leopold III    :    Untuk menentukan apa yang teraba pada bagian terbawah dari perut
ibu,kemungkinan teraba kepala,bokong atau yang lainnya.
4)    Leopold IV    :    Untuk menentukan sejauh mana kepala masuk ke rongga panggul ibu dan
seberapa masuknya dihititung dengan perlimaan.
e.    Secara auskultrasi
Kemungkinan terdengar DJJ, berapa frekuensinya, teratur atau tidak, bagaimana intensitasnya
dan dimana punctum maximumnya.
f.    Secara perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B dan
penyakit syaraf.
g.    Pemeriksaan tafsiran TBBJ
Kemungkinan BB janin normal atau tidak dengan menggunakan rumus:
    (TFU dalam Cm – 13 ) x 155
h.    Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan labor)
Darah :Hb,hematongkrit,golongan darah,dan kadar sterol.
Urine  :untuk pemeriksaan protein urine,glukosa urine dan aseton urine.

Langkah II : Interprestasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data- data yang telah di
kumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan  menjadi masalah atau
diagnosa yang spesifik . rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat di defenisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang dialami pasien yang di identifikasi sesuai dengan hasil
pengkajian. Beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosis tetapi sebenarnya
membutuhkan penanganan yang di tuangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Dalam inteprestasi  data ada 3 komponem penting yang terdapat di dalamnya,yaitu:
a.    Diagnosa
Ny”  “umur….  G…P…A…H… usia kehamilan …..minggu dengan kejadian gonorhea
Dasar     : HPHT,uterus lebih kecil dari usia kehamilan,dan ibu merasakan nyeri perut bagian
bawah.
Masalah    : Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah nyeri pada perut.
Dasar    : pergerakan anak yang tidak optimal karena kurangnya cairan ketuban.
Kebutuhan    : berikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarga.
Dasar    : keadaan kehamilan ibu yang bermasalah.
Kebutuhan :
1)    Tirah baring atau Istirahat yang cukup.
Dasar     : berbaring membuat sirkulasi oksigen ke otak lebih lancar sehingga ibu tidak
mengalami nafas.
2)    Hidrasi.
Dasar : kebutuhan cairan yang cendrung meningkat pada ibu hamil.
3)    Nutrisi.
Dasar : ibu membutuhkan asupan gizi yang cukup .

4)    Pemantauan kesejahteraan janin.


Dasar :cairan amnion yang sedikit membuat janin sukar beraktifitas.

Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa potensial


Pada langkah ini kita lakukan identifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan
identifikasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil melakukan pengamatan pada
klien,dan bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial ini benar-
benar terjadi.Kemungkinan masalah yang akan timbul adalah:
1.    Gangguan tumbuh kembang janin.
Dasar : janin tidak dapat melakukan gerakan yang bebas karena cairan amnion yang       kurang.
2.    Terjadi cacat bawaan pada janin
Dasar : karena tekanan pada tubuh janin
3.    Tidak efektifnya kontraksi rahim pada saat persalinan
Dasar : akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam ke segala arah.
4.    Terjadinya partus prematurus
     Dasar : janin mengalami tekanan dari dinding rahim.

Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera


    
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama  dengan anggota tim kesehatan  lain yang sesuai dengan kondisi
klien.kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan oligohidramnion antara lain :
1.    Gawat janin
Tindakan yang dilakukan jika terjadi gawat janin :
a.    Posisi tidur ibu miring kekiri
b.    Pemberian O2  6 liter per menit
c.    Pemberian cairan oral maupun parenteral (infuse dextrose 10 % tetesan cepat )
d.    Kolaborasi dengan tim medis untuk rencana asuhan lanjutan.

Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik dan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan dengan efektif.Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1.    Jelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.    Beritahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.    Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.    Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.    Anjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sebelum
hamil
6.    Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.    Anjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.    Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.    Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.    Jadwalkan kunjungan ulang
11.    kolaborasi dengan dokter kandungan
12.    Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.
Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
    
Pada langkah ini rencana  asuhan menyeluruh yang telah  diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman.perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan
sebagian oleh klien,atau anggota tim kesehatan lainnya.Jika bidan tidak melakukan sendiri,ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.Bila bidan berkolaborasi 
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami  komplikasi maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan  bersama yang menyeluruh tersebut.Manajemen  yang efisien akan menyingkat
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :
1.    Menjelaskan pada ibu dan keluarga, keadaan ibu dan janin saat ini
2.    Memberitahu keluarga bahwa ibu membutuhkan perhatian yang intensif
3.    Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
4.    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5.    Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan perkerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan
sebelum hamil
6.    menganjurkan ibu untuk  memenuhi kebutuhan nutrisi dan  cairan ibu
7.    Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang berserat
8.    Waspadai adanya komplikasi dalam kehamilan polihidramnion
9.    Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG atau amnioscopi
10.    Menjadwalkan kunjungan ulang
11.    Kolaborasi dengan dokter kandungan
12.    Jika terjadi masalah yang serius segera rujuk ibu.

Langkah VII : Evaluasi

Adalah merupakan hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan kebidanan kehamilan disertai
dengan gonorea. Asuhan menajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu
dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif kemungkinan hasil evaluasi
yang ditemukan :
1.    Tercapainya seluruh perencanaan tindakan
2.    Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan revis

SOAP

DATA SUBJEKTIF:
1.    Ibu mengatakan nyeri perut yang sangat hebat
2.    Ia mengatakan bertambahnya cairan yang keluar dari vagina
3.    Ibu Merasakan sakit yang luar biasa saat buang air kecil
4.    Ibu mengatakan air kencingnya berwarna kuning kehijauan
5.    Ibu mengatakan gatal pada vulva dan cairan vagina sangat kental
6.    Ibu mengatakan keluar bercak setelah berhubungan
7.    Ibu merasakan bengkak pada vulva
8.    Ibu mengatakan mata terasa sangat gatal
9.    Ibu mengatakan demam tidak teratur
10.    Ibu mengatakan siklus haidnya menjadi pendek
11.    Ibu mengatakan perdarahan pada saat haid menjadi memanjang
12.    Ibu terasa nyeri sekali bila berjalan dan sukar duduk.

DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan fisik
Inspeksi:    
1.    Konjungtivitis dan serviks tampak merah dengan erosi dan discar mukopurulen. Discar akan
lebih banyak bila terjadi servisitis akut.
2.    Vulva dan kelenjar di tenggorokan (karena oral seks) tampak membengkak.
3.    Terdapat abses pada mukosa atau kulit

Palpasi
Terdapat nyeri tekan perut bagian bawah

Pemeriksaan penunjang
1.    Sediaan langsung
Discar diambil dari serviks, uretha, muara kelenjar Barholini, dan rektum. Dengan pewarnaan
Gram, ditemukan diplokokus (biji kopi) Gram (-) intra dan ekstraseluler. Merupakan gold
standar.

2.    Kultur
Media yang digunakan:
a.    Media transport    : media stuart dan media transgrow
b.    Media pertumbuhan    : agar coklat Mc leod’s, Thayer Martin
1)    Tes definitif
Tes oksidasi    : semua memberikan reaksi positif
Tes fermentasi    : hanya meragikan glukosa
2)    Thomson (menampung urin pagi dalam 2 gelas), untuk mengetahui sampai dimana
penyebaran infeksi.
Pada sarana kesehatan diluar RS (puskesmas, praktek pribadi) pemeriksaan gram saja sudah
cukup memadai.

ASESSMENT

    Ibu hamil G..P..A..H Usia Kehamilan .. Janin hidup, tunggal, intrauterin puka/puki,keadaan
jalan lahir normal Ibu mengalami gonorea Ku bayi baik

PERENCANAAN
1.    Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2.    Anjurkan ibu minum obat golongan sefalosporin (Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis
tunggal). Jika ibu alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya
diberikan Spektinomisin 2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan
Amoksisilin 2 gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang
diberikan saat isolasi N. gonorrhoea yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin
direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.
3.    Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva
4.    Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual

ANALISA DATA

No    Data    Problem    Etiologi


1.    DS    :    Pasien mengungkapkan nyeri    Nyeri akut    Proses peradangan/
salpingitis
    DO    :    –  Skala nyeri (0 – 10)
–  Pasien tampak tegang
–  Eksprei wajah menahan nyeri        
2.    DS    :    Pasien mengungkapkan demam    Hipertermia    Peningkatan tingkat metabolisme
penyakit
    DO    :    –  Suhu tubuh tinggi
–  Tampak kemerahan
–  Mengigil         
3.    DS    :    Pasien mengatakan takut untuk berhubungan seksual    Pola seksual tidak efektif  
Khawatir terhadap penyakit yang ditularkan secara seksual
    DO    :    Pasien terlihat khawatir dapat menularkan penyakitnya ke orang lain        
4.    DS    :    Pasien mengatakan tidak mengerti tentang kondisi penyakitnya    Kurang
pengetahuan    Kurang informasi tentang penyakit
    DO    :    Saat wawancara pasien sering menanyakan prognosis tentang prognosis penyakit
yang diseritanya         
5.    DS    :    Pasien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar    Resiko
harga diri rendah situasional    Sakit fisik
    DO    :    Pasien terlihat minder dan sering mengurung diri.        

PEMBAHASAN

PMS ( Gonoroea Pada Ibu Hamil )

A. KONSEP DASAR TENTANG INFEKSI SIFILIS DAN GONOROEA PADA IBU HAMIL
1.DEFINISI

            Gonore adalah IMS yang disebabkan oleh diplokokus intrasel gram-negatif anaerob
Neisseria gonorrhoeae.
Gonorea adalah semua infeksi yang disebabkan oleh neisseria gonorrhea. N. gonorrrhoeae
dibawah mikroskop cahaya tampak sebagai diplokokus berbentuk biji kopi dengan lembar 0,8
µm dan bersifat tahan asam. Kuman ini bersifat gram negative, tampak diluar dan di dalam
leukosit polimorfnuklear, tidak dapat bertahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan
kering, tidak tahanpada suhu di atas 39° C, dan tidak tahan zat desinfektan.

II. ETIOLOGI
A. Organisme gonokokus (gonokokus, GC) adalah bakteri diplokokus berbentuk kacang-kacang
merah, yang bersifat patogen pada epitel. Lokasi infeksi yang umum mencakup :
1.      Orofaring
2.      Konjungtiva mata
3.      Uretra pria
4.      Salurang reproduksi wanita. GC menetap dalam vagina hingga menstruasi, saat kanalis
serviks terbuka, dan kemudian naik ke uterus serta tuba falopii.
5.      Rektum

B.     Infeksi sebelumnya memberikan antibody, namun bukan imunitas. Baik virulensi bakteri
maupun daya tahan tubuh individu bervariasi.

III. GEJALA KLINIK

Perjalanan penyakit: awitan terjadi 3-7 hari setelah masa menstruasi pertama mengikuti
perjalanan. Gejala mulai mereda 7-10 hari kemudian dan biasanya lenyap setelah 21 hari tanpa
terapi ( lebih cepat mereda dengan terapi ).

Gonorea akut:
             Gejala klinis: disuria, uretritis, servisitis, dan kolpitis dengan keputihan banyak seperti
nanah encer, berwarna kuning atau kuning hijau. Bila penakit ini lebih meluas dapat
menyebabkan vovokolpitis dan bartolinitis akut.
         
Gonorea kronik
Penyakit menjalar keatas: endometritis, endosalpingitis, dan pelveoperitonitis. Apabila kuman
masuk kedalam aliran darah akan timbul arthritis dan endokaditis. ()
Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria.hal ini disebabkan
perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan perempuan. Gonorea pada perempuan
kebanyakan asimptomatik sehingga sulit menentukan masa inkubasinya.
Infeksi gonorea selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID).
Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan
mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan ruptur
membrane yang prematur, kelahiran prematur, koriamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokal (ophthalmia neonatorum), manifestasi tersering dari infeksi perinatal,
umumnya ditransmisikan selama proses persalinan. Jika tidak diterapi, kondisi ini dapat
mengarah pada perforasi kornea dan panof talmitis. Infeksi neonatal lainnya yang lebih jarang
termasuk meningitis sepsis diseminata dengan artritis, serta infeksi genital dan rectal.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

           Gonorea dapat dipastikan dengan menemukan N. gonorrhoeae sebagai penyebab, baik
secara mikroskopik maupun kultur (biakan). Sensiyivitas dan spesifisitas dengan pewarnaan
gram dari sediaan serviks hanya berkisar 45 – 65 %, 90 – 99%, sedangkan sensitivitas dan
spesifitas dengan kultur sebesar 85 – 95% , > 99%. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis 
gonorea pada perempuan perlu dilakukan kultur. Secara epidemiologis pengobatan yang
dianjurkan untuk infeksi gonorea tanpa komplikasi adalah pengobatan dosis tunggal. Pilihan
terapi yang direkomendasikan oleh CDC adalah sefiksim 400 mg per oral, seftriakson 250 mg
intramuscular, siprofloksasin 500 mg per oral, ofloksasin 400 mg per oral, levofloksasin 250 mg
per oral, atau spektomisin 2 g dosis tunggal intramuscular.

VI. DIAGNOSIS BANDING

GONOREA
                  Diagnosis harus dipertimbangkan dan disingkirkan, tergantung pada sisi yang
terinfeksi gonokokus.
a.       Uretra : singkirkan dugaan ISK  atau klamidia
b.      Serviks, vagina, dan kelenjar bartholin : singkirkan dugaan infeksi nongonokokus, terutama
klamidia.
c. Endometrium atau endosalping : singkirkan dugaan kondisi berikut ini :
1.      Nyeri ligamen teres
2.      Diverticulitis
3.      Apendisitis
4.      Kehamilan ektopik
5.      Aborsi sepsis
6.      Endometriosis panggul
7.      Batu ginjal

VII. PENATALAKSANAAN

A.    Diagnosis penyakit dengan memriksa kultur GC serviks atau uretra bila ada tanda dan gejala
uretritis.
B.     Lakukan kultur GC serviks bila terdapat kondisi berikut :
1.      Bila ada tanda dan gejala gonore
2.      Bila pasien didiagnosis  sifilitis atau klamidia
3.      Bila pasien menunjukkan kekhawatiran bahwa ia mungkin terkena infeksi menular seksual
( IMS ).
C.     Bila uji kultur positif, lakukan prosedur berikut ini :
1.      Dapatkan hasil VDRL untuk menyingkirkan dugaan sifilis sebelum pengobatan diberikan.
2.      Pertimbangkan untuk mengobati pasien di klinik. Beritahukan kasus ini ke departemen
kesehatan subbagian infeksi dan pengobatan.
D.    Ikuti pengobatan standart yang direkomendasikan oleh CDC :
1.      Pasien yang tidak hamil
a.       Rekomendasikan 125 mg Rocephin ( seftriakson ) IM dalam dosis tunggal atau 400 mg
ofloksasin per oral dalam dosisi tunggal, diikuti dengan 1 g zithromax ( azitromisin ) per oral
dalam dosis tunggal atau  100 mg doksisiklin per oral, 2 kali/hari selama 7 hari.
b.      Regimen pengganti
•         Rekomendasikan 2 g spektinomisin IM dalam dosis tungal, diikuti dengan salah satu
pemberian 1 g zithtromax per oral dalam dosis tunggal atau 100 mg doksisiklik per oral, 2 kali
per hari selama 7 hari.
•         Bila infeksi terjadi pada individu yang tidak terbukti resisten terhadap penisilin , berikan 3
g amoksilin per oral disertai 1 g probenesid, diikuti 100 mg doksisiklik per oral, 2 kali per hari
selama 7 hari.
2.      pasien hamil : berikan 125 mg rochepin IM dalam dosis tunggal atau 2 g spektinomisin IM
dalam dosis tunggal, diikuti dengan pemberian 1 g zithromax per oral dalam dosis tunggal atau
500 mg amoksisilin per oral, 3 kali per hari selama 7 hari.
       E. Setelah pengobatan, tindak lanjut dengan tindakan berikut :
      1. kultur ulang serviks setelah terapi dilakukan pada waktu berikut :
      a. satu minggu setelah pengobatan selesai
      b. diagnosis gonore selama kehamilan
        (1)  kultur ulang serviks dalam 1 bulan taksiran partus (TP) untuk membuktkan kesembuhan
atau menyingkirkan dugaan reinfeksi sebelum pelahiran.
  (2)  kultur ulang serviks pada kunjungan pascapartum minggu
ke – 6
2. bila hasil positif kapanpun, obati ulang pasien, jelaskan kepada pasien mengenai diagnosisnya,
berikan pendidikan kesehatan mengenai gonokokus, dan tekankan pentingnya menyelesaikan
pengobatan dan tindakan tindak lanjut.
3. hubungi pasangan seksual pasien ( segala usaha harus dilakukan ) dan konfirmasikan
pengobatan pasien atau pasangan kepada departemen kesehatan.
F. Bila gonore didiagnosis selama kehamilan
1.  pastikan dokter anak atau perawat praktisi neonates memberitahukan diagnosis bayi setelah
pelahiran.
2.  waspadai tanda-tanda PRP GC pada pasien pascapartum dan konsultasikan dengan dokter bila
terjadi.

VIII. PENGOBATAN

1.      Penisilin prokain G: 2,4 juta satuan perhari selama 2-4 hari
2.      Eritromisin 4 x 0,5 per hari selama 5-10 hari
3.      Suami juga perlu diperiksa kalau perlu diobati juga
4.      Obat – obat antibiotika spectrum luas lainnya
5.      Profilaksis bayi 1% atau salep garamisin atau penisilin.

Anda mungkin juga menyukai