Anda di halaman 1dari 8

KISAH TELADAN NABI AYUB AS

DAN NABI YUNUS AS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

RIFQA TAZKIAH
VIII 5

GURU PEMBIMBING
IRMA WATI, S.Pd

MTSN KUTA BARO


KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2016/2017
KISAH TELADAN NABI AYUB AS

Nabi Ayub as adalah putra Ishak bin Ibrahim as. Jadi Nabi Ayub as
adalah salah satu cucu Nabi Ishak, putra Nabi Ibrahim. Nabi Ayub as
adalah orang yang kaya raya, hartanya berlimpah ruah, dan ternaknya tak
terbilang jumlahnya. Ia hidup makmur dan sejahtera. Walau kaya raya, ia
tetap tekun beribadah kepada Allah swt.
Nabi Ayub as gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang
menderita, terlebih  dari golongan fakir miskin. Para malaikat  terkagum-
kagum  dan selalu membicarakan ketaatan dan  keikhlasan Nabi  Ayub
dalam  beribadah  kepada Allah.
Setan merasa iri dan ingin menjerumuskan Nabi Ayub as agar
menjadi orang yang  tidak sabar  dan celaka.
Pertama  setan  mencoba  sendiri  menggoda  Nabi Ayub as agar
tersesat dan tidak mau bersyukur kepada Allah. Iri hati hati semakin
memuncak untuk menyesatkan Nabi Ayub as. Namun keimanan Nabi
Ayub as tak tergoyahkan.
Setan beranggapan, bahwa ketaatan Nabi Ayub semata-mata takut
kehilangan kenikmatan yang diberikan Allah  kepadanya. Andaikata ia
terkena musibah, kehilangan  harta benda, anak-anak dan istrinya, belum
tentu  ia  akan  taat  dan ikhlas menyembah Allah.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Nabi Ayub memiliki harta
melimpah ribuan ternak, ladang luas, tanaman siap panen, dan perhiasan
yang bertumpuk. Semua  harta  itu  semakin mendekatkan Nabi  Ayub as
kepada Tuhannya. Ia senantiasa beramal salih dan menyedekahkan
sebagian harta  kekayaannya. Melihat kekayaan dan kesalihan Nabi Ayub
itu, setan mencurigai motif keimanan Nabi Ayub kepada Allah karena
ingin mempertahankan  hartanya. Kemudian setan berupaya untuk
membinasakan harta bendadan binatang ternak, serta anak-anaknya
meninggal dunia. Nabi Ayub mendapat cobaan, yaitu semua harta benda
musnah. Nabi Ayub as menjadikannya orang miskin. Tetapi rupanya Nabi
Ayub tetap menjadi seorang yang  tabah  dan  sabar,  walaupun seluruh
harta  kekayaannya menjadi  sirna  dan musnah
Setan  mencari  jalan  lain  untuk  menggoyahkan  iman  Nabi  Ayub
as.  Setan membinasakan keturunan, dan rumah Nabi Ayub as. Setan
merobohkan tempat tinggal anak-anak Nabi Ayub as dan para
pembantunya. Mereka mati tertimbun reruntuhan  bangunannya. Namun
Nabi  Ayub  tetap tabah,  tidak mengeluh,  dan senantiasa berzikir kepada
Allah memohon perlindungan-Nya.

Firman Allah:
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika dia menyeru
Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan
bencana.” (Q.S. Sad/38: 41).

Belum  berhasil  dengan  itu,  setan  mengganggu  kesehatan  Nabi


Ayub  as dengan penyakit. Setan berkeyakinan, bila Nabi Ayub sakit dan
fisiknya menjadi lemah, ia akan malas beribadah kepada Allah. Bahkan ia
pasti akan melupakan Tuhannya. Nabi Ayub as akhirnya diserang
penyakit kulit yang parah. Sehingga ia mengasingkan diri dan hanya
ditemani isterinya, Rahmah. 
Setelah  berbagai  cobaan  menimpa  suaminya,  ketegaran  isteri
Nabi  Ayub, Rahmah, mulai goyah. Ia mengeluh atas penderitaannya.
Nabi Ayub mengingatkan isterinya, bahwa dirinya telah digoda setan. Ia
mengajak isterinya untuk berfikir jernih dan menerima seluruh ujian itu
dengan penuh kesabaran.
Pada suatu hari Rahmah minta ijin meninggalkan suaminya, Nabi
Ayub as. Ia akan bekerja untuk menghidupi suaminya. Nabi Ayub as
melarangnya, namun Rahmah tetap pergi sembari berkeluh kesah.
Rahmah rupanya terpedaya oleh bujukan setan. Ia membentak kepada
Nabi Ayub secara kasar dan mengeluh atas cobaan yang menimpa
mereka. Nabi Ayub berkata, ”Sekiranya kau telah terkena bujukan setan,
sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah swt. Awas! Kelak jika aku
sudah sembuh kau akan kupukul seratus kali.” 
Setelah ditinggal Rahmah, Nabi Ayub as bermunajat kepada Allah,
”Ya Allah, aku telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan
kesusahan serta siksaan. Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang berikanlah aku kesembuhan.”
Allah swt berfirman:
Artinya: ”(Allah  berfirman),”Hentakkanlah kakimu, inilah air yang
sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (Q.S. ¢ad/38: 42).
Nabi  Ayub  as  kemudian  menghentakkan  kakinya  ke  tanah,
maka memancarlah sumber mata air dari bekas kakinya. Setelah  itu,
Nabi  Ayub  kemudian  minum dan mandi air yang memancar dari bawah
kakinya itu, maka ia menjadi sembuh dari penyakit  kulit  yang
menimpanya  seperti sedia kala. Sementara itu  Rahmah  yang  telah
pergi  meninggalkan suaminya,  lama-kelamaan  merasa kasihan  dan  tak
tega, lalu ia pulang. Namun ia tidak mengenali suaminya  lagi.  Karena
Nabi  Ayub as sudah sembuh dan keadaannya jauh lebih baik  daripada
sebelumnya,  lebih  sehat dan  lebih tampan.  Nabi  Ayub  as  bergembira
melihat istrinya  kembali,  namun ia  teringat  akan sumpahnya.  Kini  ia
bimbang,  istrinya sudah  turut  menderita sewaktu bersama-sama
dengannya selama 7 tahun 7 bulan dan 7 hari. Akankah ia memukulnya
seratus kali?
Dalam kebimbangannya itu, maka turunlah wahyu dari Allah swt
sebagaimana yang tertera dalam surah ¢ad ayat 44 sebagai berikut.
Artinya: “Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu
pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah.
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah
sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”(Q.S.
¢ad/38: 44)
Berdasarkan petunjuk Allah seperti ayat di atas, agar dia dapat
melaksanakan sumpahnya dengan tidak menyakiti istrinya, yaitu
memukulnya  dengan  seikat rumput.
Makam Nabi Ayub as

Setelah lulus dari cobaan, Nabi Ayub as dan istrinya kembali hidup
normal. Mereka dikaruniai beberapa anak yang beriman. Salah satu putra
yang bernama Basyar terpilih meneruskan dakwah ayahnya. Dalam Al-
Qur’an dua kali disebutkan nama Zulkifli. Itu tidak lain adalah Basyar
sendiri. Menurut  sebuah  riwayat yang dikeluarkan  oleh  Imam  Ahmad,
Ibnu  Abi Hatim, Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dia mendapat kenikmatan
selama 70 tahun, dia mendapat ujian berupa sakit selama 7 tahun, 7
bulan, 7 hari.
KISAH TELADAN NABI YUNUS
UNTUK ANDA YANG SUKA PUTUS ASA

Yunus termasuk nabi yang keberadaan, dan perjuangan


menegakkan kalimat tauhid tertulis pada tiga kitab suci agama Samawi,
yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Beberapa sejarawan dan ahli tafsir
sepakat nama asli Nabi Yunus adalah Yunus bin Matta. Yunus mendapat
wahyu dan diangkat Allah SWT sebagai nabi untuk menyampaikan
kebenaran kepada kaum Ninawa.
Yunus merasakan beratnya tugas menjadi seorang nabi, terlebih dia
bukan berasal dari kaum Ninawa, sehingga kedatangannya tidak
mendapatkan respon positif. Mereka tidak perduli dengan kedatangan
Nabi Yunus, bahkan bisa dipastikan Nabi Yunus selalu mendapat cibiran,
olok-olok, dan tindak kekerasaan setiap kali berdakwah mengajak beriman
kepada Allah SWT.
Kaum Ninawa memiliki kebiasaan jahiliyah, bercinta dengan
orangtua atau anaknya sendiri, merupakan perbuatan sehari-hari.
Kepercayaan mereka kepada Berhala sebagai tuhan, menambah
kebodohan dan kekafiran kaum Ninawa.
Sudah tidak terhitung kegagalan Nabi Yunus, pada setiap
kesempatannya beribadah kepada Allah SWT, dia selalu mengeluh dan
merasa tidak berdaya menghadapi kaum Ninawa.
Karena tidak pernah berhasil, strategi dakwah Nabi Yunus diubah.
Selain mengajak kebenaran, dia juga menyampaikan ancaman adzab
yang akan terjadi jika kaum Ninawa tidak mengikuti seruannya dan segera
beriman.
Namun sekali lagi, kaum Ninawa tidak mengindahkan. Mereka
menantang Nabi Yunus untuk menunjukkan azab yang dia peringatkan.
Mengetahui jawaban kaumnya, Nabi Yunus akhirnya patah semangat dan
marah. Dia kemudian mengadukan kepada Allah SWT untuk menurunkan
adzabNya.
Setelah berdoa, Nabi Yunus pergi meninggalkan kaum Ninawa
dengan perasaan marah. Kekesalan dan sakit hati bercampur menjadi
satu di dalam hatinya. Berkali-kali dia menyerukan kebenaran, namun
tidak ada satu pun umatnya yang mengindahkan.
Sepeninggalan Nabi Yunus, kaum Ninawa melihat gejala aneh alam.
Secara bertahap, awan hitam mulai menyelimuti penduduk Ninawa.
Hewan peliharaan mereka berteriak dan bertingkah tidak wajar. Dari
kejauhan, gemuruh badai disertai tiupan angin kencang menghampiri
kota.
Dalam suasana panik dan ketakutan, kaum Ninawa menyadari
kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Yunus. Kemudian mereka bertaubat
kepada Allah SWT dan meyakini kebenaran dakwah Nabi Yunus, seluruh
berhala mereka hancurkan tanpa tersisa.
Suasana kota Ninawa kembali cerah, suara gemuruh yang awalnya
menderu dengan tiupan angin kencang, berganti tiupan angin sepoi.
Kesadaran kaum Ninawa kepada kebenaran Nabi Yunus, mendorong
seluruh penduduk kota mencari sang nabi untuk membawanya menuju
kesempurnaan hidup.
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu
imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka
(kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang
menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada
mereka sampai kepada waktu yang tertentu," firman Allah SWT dalam
surrah Yunus ayat 98.
Namun Nabi Yunus sudah jauh dari kaum Ninawa, bahkan ketika
sampai di batas daratan, dia masih memendam dendam dan marah
kepada kaum Ninawa. Seakan lupa akan kewajiban sebagai utusan Allah
SWT, Nabi Yunus bertekad meninggalkan kaum Ninawa sejauh mungkin
dengan menumpangi kapal nelayan setempat.
Sesampainya di tengah lautan, tiba-tiba laut yang awalnya tenang
berubah menjadi gelombang besar, membuat kapal yang ditumpangi Nabi
Yunus terombang ambing. Kondisi aneh ini diperparah cuaca gelap dan
tiupan kencang angin topan. Tidak lama berselang muncul ikan berukuran
raksasa dari dalam air. Banyak pendapat bahwa itu adalah ikan Nun,
sejenis Paus. Seluruh penumpang panik, termasuk Nabi Yunus.
Berbagai usaha dilakukan untuk keluar dari amukan badai. Satu
persatu barang-barang di dalam kapal dibuang ke laut, supaya berat kapal
menjadi ringan dan bisa bergerak cepat. Namun semua itu sia-sia, barang
di kapal sudah habis namun kapal masih melamban. Hanya para
penumpangnya yang masih tersisa.
Setelah dilakukan berbagai kesepakatan, akhirnya Nabi Yunus
terpilih untuk dibuang ke lautan sebagai upaya mengurangi berat kapal.
Pada saat itulah Nabi Yunus tersadar, dosa besar yang dilakukannya
berupa meninggalkan dakwah, dan mengingkari perintah Allah SWT.
"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul.(ingatlah)
ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu
dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh
ikan besar dalam Keadaan tercela," firman Allah dalam surrah Ash-
Syaaffat ayat 139-142.
Di dalam perut ikan itulah Nabi Yunus menyesalkan perbuatannya,
tiada henti dia mengeluarkan air mata, berdoa meminta ampunan Allah
SWT. Dia selalu menyesalkan sikap putus asanya dengan meninggalkan
dakwah kepada kaum Ninawa tanpa seizin Allah SWT. Hingga setelah
sekian lama berada di dalam ikan sambil merenungi kesalahannya, Allah
SWT mengampuni dosanya dan mengembalikannya ke daratan untuk
kembali kepada kaumnya.
"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak
mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit. Kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus,
sedang ia dalam keadaan sakit," firman Allah SWT dalam surrah Ash-
Syaaffat ayat 143-145.

Anda mungkin juga menyukai