Anda di halaman 1dari 6

Kisah Lengkap Nabi Ayub as

 Dunia Nabi
~ Nabi Ayub adalah cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim as. Seluruh umat manusia mengenal
beliau sebagai sosok seorang Nabi Allah yang memiliki tingkat kesabaran yang paling tinggi
dalam menghadapi cobaan dari Allah swt.
Kekuranagan harta benda, menderita sakit yang berkepanjangan, dan bahkan kehilangan
nyawa anak-anak beliau, semua itu tidak dapat meruntuhkan benteng keimanan Nabi Ayub as.
Justru sebaliknya, semua itu semakin menambahkan cinta dan ketaatannya kepada Allah swt.
Beliau senantiasa beribadah kepada Allah swt, dalam keadaan suka maupun duka, sehat
maupun sakit, dan kaya maupun miskin.
Di negeri tempatnya berpijak beliau dan keluarganya dikenal sebagai orang yang kaya-raya
lagi dermawan. Harta yang melimpah ruah, rumah dan gedung-gedung indah yang dimilikinya,
perhiasan emas dan perak, serta tanaman dan hasil bumi yang dihasilkannya, tidak menjadikan
beliau sombong dan angkuh. Justru beliau dan keluarga (istri dan anak-anaknya) selalu
membantu orang-orang fakir yang miskin, anak-anak yatim, dan janda-janda tua yang hidupnya
serba kekurangan.
Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun dari penduduk setempat yang meminta bantuan
kepada keluarga Nabi Ayub, pulang dengan tangan hampa. Tidak heran, apabila seluruh orang
memuji atas kebaikkan dan kedermawanan beliau. Sanjungan tersebut tidak hanya datang dari
golongan manusia, bahkan para malaikat pun turut memuji amal saleh yang dilakukan oleh Nabi
Ayub as.
 Cobaan Untuk Nabi Ayub
Nabi Ayub dikenal sebagai nabi yang sangat kuat keimananya. Iblis merasa cemburu dan
sakit hati mendengar pujian malaikat terhadap kekuatan iman Nabi Ayub. Iblis merayu Nabi
Ayub agar meninggalkan perintah Allah .Namun, hal itu tidak berhasil.
Iblis menemui Allah dan berkata, “Tuhan, Ayub itu sebenarnya tidak ikhlas sujud kepada-
Mu. Dia hanya menginginkan nikmat kekayaan dan anak sebagai pewarisnya.” Allah ingin
membuktikan bahwa Nabi Ayub memang seorang yang beriman, sabar, dan tabah dalam
menghadapi segala ujian. Kemudian, Allah memberikan izin kepada iblis untuk menghasut Ayub
agar lalai beribadah.
Iblis memusnahkan seluruh harta benda Nabi Ayub. Nabi Ayub pun menjadi bangkrut.
Kemudian iblis merobohkan rumah Nabi Ayub. Seluruh anak-anak Nabi Ayub yang berada di
dalam rumah meninggal. Kemudian, iblis menyamar sebagai seorang lelaki. Iblis itu berkata
kepada Nabi Ayub. “Tiada berguna engkau rajin beribadah karena Allah Yang Maha Kuasa itu
pun tidak mau menyelematkanmu.” Nabi Ayub menjawab, “Wahai iblis, semua yang aku miliki
selama ini adalah pinjaman dari Allah saja. Kini sudah tiba saatnya Allah mengambilnya. Hanya
Allah yang berkuasa atas segala-galanya.”

1
Iblis sangat marah, dia menemui Allah lagi dan menyatakan kekecewaannya. Untuk ketiga
kalinya, Allah memberikan izin kepada iblis untuk mengganggu kesehatan Nabi Ayub. Iblis
memasukkan sesuatu penyakit yang tidak ada obatnya ke dalam tubuh Nabi Ayub. Nabi Ayub
menahan rasa sakit selama bertahun-tahun. Namun, segala rasa sakit tidak menghalangi ibadah
Nabi ayub.
Penyakit Nabi Ayub semakin lama semakin parah. Sekalipun demikian, Nabi Ayub tetap
tabah dan menerimanya sebagai cobaan dari Allah swt. Keimanannya kepada Allah swt tidak
berkurang sedikitpun, justru beliau semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah
swt. Iblis sangat kecewa dan tidak puas dengan ketabahan Nabi ayub. Dengan demikin usaha
iblis menjadi sia-sia.
 Kesembuhan Nabi Ayub as
Penyakit Nabi Ayub sangat parah sehingga ia hanya dapat berbaring. Semakin lama
kondisinya semakin memburuk. Penyakit ini ia derita sudah 18 tahun.
Masyarakat di sekitarnya melupakan kedermawanan Nabi Ayub. Selama beliau sakit,
seluruh penduduk disekitarnya mengasingkan dirinya. Hanya istrinya yang mengurus segala
keperluan Nabi ayub. Namun, iblis selalu menghasut istri Nabi Ayub yang bernama Rahmah.
Iblis membisikkan kebencian ke dalam hati istri Nabi Ayub. Pada suatu hari, istri Nabi Ayub
mengatakan hal-hal yang menyakiti Nabi ayub. Nabi Ayub pun sangat sedih. Ia bersumpah
apabila ia sembuh kelak, ia akan memukul istrinya sebanyak 100 kali.
Pada saat kondisi Nabi Ayub semakin lemah, Allah menurunkan wahyu kepadanya,
“Hentakanlah kakimu sehingga muncul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
Nabi Ayub menghentakan kakinya ke tanah sehingga air keluar. Air tersebut digunakan
untuk mandi dan minum Nabi Ayub. Tidak lama kemudian, tubuh Nabi Ayub kembali sehat.
Bahkan. Ia lebih sehat dan kuat dibanding sebelumnya.
Setelah sembuh, istri Nabi Ayub kembali kepada suaminya Nabi Ayub teringat dengan
sumpahnya. Namun, ia tidak sampai hati memukul istrinya. Oleh karena itu, ia tidak dapat
memenuhi sumpahnya. Setelah itu, turunlah perintah Allah agar Nabi Ayub melaksanakan
sumpahnya. Ia diperintah memukul istrinya menggunakan 100 helai rumput yang diikat.
Kisah Nabi Ayub ini telah diceritakan dalam Al-Quran Surat Shaad ayat 41-44 yang artinya,
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan” (Allah berfirman). “Hantamkanlah kakimu;
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan
mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka
pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), setelah itu pukullah dengan ikatan rumput itu
kepada istrimu agar kamu tidak melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub)
seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)”
Kesabaran Nabi Ayub dapat dijadikan contoh bagi kita. Sebaiknya kita tidak cepat
mengeluh pada saat menghadapi kesusahan dan hidup.

2
Kisah Nabi Musa AS Lengkap Dari Lahir Sampai Wafat

 Kisah Nabi Musa AS Lengkap Dari Lahir Sampai Wafat


Nabi Musa as. adalah anak laki-laki dari seorang ibu yang bernama Yukabad dan seorang
ayah yang bernama Imran. Beliau bersudara dengan nabi Harun as. Nabi Musa as. dilahirkan
ketika zaman pemerintahan Raja Fir’aun. Fir’aun merupakan seorang raja yang zalim, takabur,
bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Siapa saja yang tidak menuruti semua perintahnya,
maka mati adalah hukumannya.
Suatu hari Fir’aun bermimpi bahwa negeri Mesir habis terbakar, semua rakyatnya mati
kecuali orang-orang Israil yang masih tetap hidup. Ketika fir’aun bangun, ia segera mencari ahli
nujum untuk menakwilkan arti mimpinya itu. Jawaban yang diperoleh dari para ahli nujum ialah
mimpinya merupakan pertanda akan datangnya seorang laki-laki dari Bani Israil yang akan
menjatuhkan kekuasaannya.
Mendengar jawaban itu, Fir’aun segera memerintahkan seluruh tentaranya untuk
memeriksa setiap rumah penduduk dan membunuh setiap bayi laki-laki dari Bani Israil.
Keputusannya itu diumumkan ke seluruh pelosok negeri agar semua rakyat mematuhi undang-
undang itu.
 Ketika Nabi Musa As. Lahir
Allah SWT memberi ilham kepada ibu Nabi Musa As. untuk menghanyutkan bayinya itu ke
sungai Nil. Dengan kekuasan-Nya, bayi Musa As. terapung di dalam sebuah peti dan berjalan
mengikuti arus sungai menuju kolam pemandian istana Fir’aun. Akhirnya, peti itu ditemukan
oleh Siti Asiah istri Raja Fir’aun yang kemudian dibawanya ke dalam Istana.
Melihat bayi di tangan istrinya, Fir’aun segera menghunus pedangnya untuk membunuh
bayi laki-laki yang berada di tangan istrinya itu. Kemudian, Siti Asiah melindunginya seraya
berkata “Bayi ini jangan dibunuh, sebaiknya kita jadikan ia sebagai anak angkat, karena aku
sudah menyayanginya dan bukankan kita tidak memiliki anak? ” Mendengar itu, Fir’aun
akhirnya tak bisa berbuat apa-apa, maka sejak itulah Nabi Musa diangkat sebagai anaknya.
 Nabi Musa As. Kembali Dipertemukan Dengan Ibunya
Siti Asiah mencari wanita yang bisa menyusukan bayinya itu, kemudian atas iradat Allah,
maka terpilihlah ibu kandung Nabi Musa untuk menyusuinya. Karena saat itu, tidak ada satupun
air susu wanita yang mau diminum oleh Nabi Musa kecuali ibu kandungnya sendiri. Begitulah
cara Allah mempertemukan kembali Nabi Musa AS. ke pangkuan ibunya. Seperti telah dijelaskan
dalam Firman Allah:

3
Artinya: “Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan
tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya“. (QS. Al-Qashash: 13)
Alangkah gembiranya Siti Asiah bisa menemukan orang yang tepat yang dapat
menyusukan anak angkatnya yang tak lain ibu kandungnya sendiri. Selain memperoleh upah
besar dari kerajaan atas pekerjaannya itu, ibu Nabi Musa merasa tenang tanpa rasa takut akan
dibunuhnya Nabi Musa oleh tentara Fir’aun.
 Nabi Musa As. Ketika Dewasa
Setelah menginjak dewasa, Nabi Musa As. diberikan anugerah oleh Allah SWT. ilmu
pengetahuan dan pangkat kenabian serta diberi kitab Taurat untuk menghadap dan menaklukan
Fir’aun.
Nabi Musa meninggalkan Istana Fir’aun karena mendapat kabar bahwa Fir’aun berencana
buruk terhadapnya dan memerintahkan tentaranya untuk menangkapnya. Hal itu terjadi karena
salah satu rakyatnya ada yang mati terbunuh oleh Nabi Musa saat ia mendamaikan perkelahian
dua orang, dari bangsa Bani Israil dan Qibthi (bangsa Fir’aun).
Dengan rasa cemas ia meninggalkan kota sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam QS.
Al-Qashash ayat 21:

Artinya: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu
dengan khawatir, Ia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim itu“.
Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan. Beliau hanya berjalan mengikuti langkah kakinya
dengan rasa cemas dan khawatir karena takut dikejar oleh tentara Fir’aun. Saat beliau
beristirahat, beliau melihat dua orang gadis yang tengah berebut air untuk hewan ternaknya.
Kemudian Nabi Musa membantunya untuk mengambil air dan meminumkannya kepada ternak-
ternaknya. Setelah kedua gadis itu pulang, ia kembali lagi menjumpai Nabi Musa dan
mengundangnya untuk ke rumah. Ternyata kedua gadis itu adalah putri Nabi Syu’aib.
Setelah bertemu dan dijamu dengan penuh hormat, kemudian beliau menceritakan apa
yang terjadi dengan dirinya, bahwa ia sedang dikejar oleh tentara Fir’aun, maka berkatalah Nabi
Syu’aib: “Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah lepas dari kaum yang zalim“.
Nabi Syu’aib menawarkan kepada Nabi Musa untuk mengambil salah seorang dari putrinya
agar dijadikan sebagai istrinya. Dalam Surat Al-Qashash ayat 27 dijelaskan:

4
Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan
salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku
delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik“.
Akhirnya Nabi Musa menerima dan menyetujui tawaran Nabi Syu’aib. Maka kawinlah ia
dengan salah satu putri Nabi Syu’aib.
 Nabi Musa As. Kembali Ke mesir Dan Menghadap Fir’aun
Dalam perjalanan kembali ke Mesir bersama keluarganya, Nabi Musa mendapatkan wahyu
dari Allah SWT. Dimana peristiwa itu terjadi dan diabadikan dalam QS. Al-Qashash ayat 29-32.
Ketika sampai di Mesir, beliau mengajak Fir’aun untuk kembali ke jalan yang benar seraya
menunjukkan kedua mukjizatnya yang baru ia peroleh dari Allah SWT. Melihat itu, Fir’aun sangat
murka dan memanggil semua tukang sihirnya agar bertanding dengan Nabi Musa.
Namun kemenangan berada di pihak Nabi Musa, sehingga para tukang sihir Fir’aun
mengakui kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa As. Selain itu, Siti Asiah juga beriman
kepada Nabi Musa. Maka bertambahlah murka Fir’aun sehingga ia menghukum mati para
tukang sihirnya dan menyiksa istrinya hingga menemui ajalnya.

Kisah Nabi Musa AS Lengkap Dari Lahir Sampai Wafat


 Tenggelamnya Fir’aun Di Laut Merah
Nabi Musa beserta pengikutnya dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya hingga di tepi laut
merah. Sampai disanalah Nabi Musa dan para pengikutnya kebingungan karena menemui jalan
buntu sedangkan mereka sudah terkepung oleh Fir’aun dan tentaranya. Maka turunlah firman
Allah untuk menolongnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu
dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri
menyaksikan”. (QS. Al-Baqoroh : 50)

5
Dalam peristiwa itulah Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. agar memukulkan
tongkatnya ke permukaan laut, kemudian Nabi Musa segera memukulkan tongkatnya dan tiba-
tiba air laut itu terbelah menjadi dua bagian yang sekaligus di tengah-tengah (belahan) itu
menjadi jalan yang bisa dilewatinya dan para pengikutnya.
Tidak lama kemudian Fir’aun dan bala tentaranya menyusul melewati jalan tersebut
sambil merasa takut. Kemudian setelah Nabi Musa dan pengikutnya sampai di daratan, maka
Allah memerintahkan kepada Nabi Musa agar secepatnya memukulkan tongkatnya ke lautan
dan seketika itu pula Nabi Musa memukulkan tongkatnya, lalu tiba-tiba air lautan yang terbelah
itu kembali menjadi air laut seperti semula, maka tenggelamlah raja Fir’aun dan bala tentaranya
di laut merah.

Anda mungkin juga menyukai