Anda di halaman 1dari 6

Para ulama tafsir dan tarikh meriwayatkan bahwa nabi Ayub as

adalah orang kaya yang banyak hartanya, kekayaannya


meliputi, unta-unta yang sehat, hamba sahaya, ternak, dan
tanah-tanah yang luas di daerah Batsinah dari Negeri Hauran.

Musibah yang Menimpa Nabi Ayub


Nabi Ayub as, dikenal mempunyai banyak anak, tapi kemudian
Allah memberi ujian dengan memusnahkan harta kekayaannya.
Selain hartanya yang Allah uji, Ia  terkena bermacam-macam
penyakit, sampai tidak ada anggota tubuhnya yang utuh,
kecuali jantung/hati dan lidahnya yang selalu berzikir kepada
Allah Azza wa Jalla .
Namun demikian dia tetap bersabar dan berzikir kepada Allah
malamdan siang , pagi dan sore. Penyakitnya yang diderita nabi
Ayub berlangsung lama, sehingga ia dijauhi oleh teman-
temannya dan diasingkan dari negerinya.
Tidak ada seorangpun yang menjenguknnya, kecuali istrinya
yang menungguinya dengan setia dan penuh kasih sayang. Hal
ini tidak lain  karena istrinya selalu ingat kebaikan-kebaikan
yang nabi Ayub lakukan kepadanya. Istri nabi Ayub selalu
bolak-balik menemui nabi Ayub, untuk membantu memenuhi
segala keperluannya
Pada suatu hari, lemahlah keadaan istrinya dan berkuranglah
hartanya, sehingga ia terpaksa bekerja pada orang lain dengan
mendapat upah, untuk  memberi makan Ayub dan
menolongnya. Istrinya tetap bersabar, kendati mereka telah
kehilangan harta dan anak, di tambah lagi dengan musibah
yang menimpa suaminya, sehingga ia  harus bekerja pada orang
lain.
Kesabaran Luar Biasa
Semua ujian  ini menjadikan Nabi Ayub semakin bertambah
kesabaran. Harapan, pujian dan rasa syukur Nabi Ayub kepada
Allah, akhirnya dibuat perumpamaan bagi-bagi orang-orang
yang sabar seperti kesabaran nabi Ayub as, dan juga dibuat
perumpamaan orang yang mengalami macam-macam cobaan
seperti cobaan Ayub.
Para ulama berbeda pendapat mengenai masa cobaannya, ada
yang mengatakan 3 tahun dan ada yang mengatakan 7 tahun
beberapa bulan, dan ada yang mengatakan 18 tahun.
Diriwayatkan kepada istrinya berkata: “Hai Ayub, seandainya
engkau berdoa kepada Tuhanmu , niscaya Dia akan
membebaskanmu. “Ayub menjawab: “Aku telah hidup 70 tahun
dalam keadaan sehat, sedang itu sangat sedikit bagi Allah jika
aku bersabar untuknya 70 tahun.
Diriwayatkan pula bahwa setiap ditimpa musibah ia
mengucapkan: “YaAllah, Engkau yang mengambil dan Engkau
yang memberi.”
Ahli-ahli sejarah telah meriwayatkan kisah nabi Ayub yang
bahannya diambil dari kitab Ayub, dan juga dari tafsir Yahudi
terhadap Taurat yang bernama Hajadah . Bahan tersebut tidak
dipakai oleh ulama Islam yang bisa dipercaya, lantaran
banyaknya campuran di dalamnya dan banyak riwayat
selundupan.
Sebagian ahli tafsir telah mengkritik macam bencana yang
menimpa Ayub, hingga menyebabkan ia dihindari orang, diusir
dari rumahnya keluar kota di dekat tempat sampah, dan tidak
ada yang berhubungan dengannya kecuali istrinya yang
membawakan bekal dan makanan. Maka semua itu berasal dari
Isra’iliyat yang wajib diyakini kedustaannya, karena ia bukan
sandaran yang  benar dan mendukung riwayat tersebut.
Disamping itu, karena diantara syarat-syarat kenabian ialah
tidak adanya penyakit-penyakit yang membuat orang lari dari
nabi itu, sebab apabila nabi itu demikian, maka ia pun tidak
dapat berhubungan dengan masyarakat dan tidak dapat
menyampaikan syariat atau hukum-hukumnya.

Kisah Nabi Ayub dalam Al-Qur’an


Al-Qur’an menjelaskan ujian yang menimpa tubuh nabi Ayub,
dimana ia berdoa kepada Allah  yang bisa membebaskan dari
bencana dan mengembalikan keluarganya kepadanya.
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat  Al-Anbiya : 83-84
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya
Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu,
lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan
untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
"
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Shad ayat  41-42:
“Ceritakan riwayat hamba Kami Ayyub ketika berseru kepada
Tuhannya: “Aku ditimpa kepayahan dan penyakit yang
disebabkan setan.” Maka Allah berfirman kepadanya:”
Hentakkanlah kakimu dibumi, niscaya timbul air yang sejuk
untuk mandi dan minum.”
Cara penyembuhannya dijelaskan dalam  firman Allah Ta’Ala
dalam Al-Quran surat : Shad ayat  42
“(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang
sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
Maka Allah memancarkan air dingin dan menyuruhnya mandi
dan minum dari situ, sehingga Allah menyingkirkan penyakit
yang menimpa tubuhnya lahir dan batin.

Pembatalan Sumpah
Nabi Ayub bersumpah dalam sakitnya, bahwa ia akan memukul
istrinya dengan 100 kali dera jika ia sembuh, karena istrinya
pergi untuk salah satu tugas dan lambat menjalankan tugas itu.
Berhubung istrinya itu baik pelayanannya terhadap Ayyub,
maka Allahmenghalalkan sumpahnya dengan sesuatu yang
remeh, yaitu dengan menyuruh Ayub mengambil seikat tali
jerami atau semacam itu dan memukulkannya sekali kepada
istrinya, dan ini sama dengan pukulan seratus kali dera.
Dengan sedemikian hingga, terlaksanalah sumpahnya, yang
menjadi jalan keluar bagi siapa yang bertakwa kepada Allah
dan taat kepada-Nya, terutama dalam hak istrinya yang saleh
dan sabar.
Allah berfirman dalam  Al-Quran surat : Shad ayat  42
“Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka
pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah.
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.
Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat

(kepada Tuhan-nya)).

Kisah Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir. Setelah nabi
Muhammad SAW tidak ada nabi lagi. Nabi Muhammad SAW
adalah panutan atau teladan bagi umat Islam. Berikut ini
sekelumit kisahnya:
1. Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan
Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian
yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang
dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman)
hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah
semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan
setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini
membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan
umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan
gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak
seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah
marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah
untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah
merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta
Abdul Muthalib
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan
Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya
Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan
bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib
berdo’a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa
masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Allah
SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil
dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala
masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke
badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an
surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur
lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari
kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah.
Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad
SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal
dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12
Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April
571 M.
2. Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat
Makkah mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan
menyembah patung atau berhala. Jahiliyahartinya zaman
kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau
berhala dan kebiasaannya sangat buruk yaitu mabuk, berjudi,
maksiat dan merendahkan derajat wanita. Mereka hidup
berpindah-pindah dan terpecah dalam suku-suku yang disebut
kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam
bermasyarakat. Sehingga kehidupan sangat kacau balau.
Nah, di saat kekacaubalauan masyarakat Makkah itu lahir Nabi
Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
3. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa
Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila
mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan
kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat
menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi
tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh
ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari
setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah
Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu
badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan
umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan
cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th
Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan
menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan
hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu
Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan
Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah
khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada
usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam
ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam
perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya
meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah
dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib.
Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu.
Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad)
dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat.
Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu
Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40
th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam.
Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk
keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke
Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah
Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut
bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak
panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke
musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala
Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan
milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya
untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam
berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya
melimpah ruah.

Anda mungkin juga menyukai