Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KISAH NABI AYUB AS

DISUSUN OLEH :
Arham
Ayu Nurlita
Esa Yuanita Putri
Cut Mellynda Amir
Dhea Januastasya Audina

SMA NEGERI 4 BERAU


2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kisah Nabi Ayub AS, ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Syaiful Adnan pada bidang studi Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang kisah nabi ayub as bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syaiful Adnan, selaku Guru Agama
Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

BERAU, 8 FEBRUARI 2020

PENULIS
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nabi Ayyub A.S merupakan seorang nabi yang terkelan akan kesabaran-nya .
Terbukti ketika beliau di berikan cobaan oleh Allah SWT yang bertubi-tubi namun ia tetap
sabar dalam menghadapi nya dan beliau tidak bergeser sedikit pun iman-nya dan ibadah-nya.
Sehingga kita perlu untuk mengetahui dan meneladani kisah beliau, karena terdapat banyak
sekali pengajaran yang dapat kita ambil sebagai contoh dalam kehidupan kita.

B. RUMUSAN MASALAH

a) Apa saja cobaan yang di berikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ayyub A.S ?
b) Bagaimana Nabi Ayyub A.S melewati cobaan yang di berikan kepada nya ?
c) Apa saja yang pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah beliau ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas Agama Islam.


2. Untuk mengetahui kisah dari Nabi Ayyub A.S.
BAB II PEMBAHASAN

A. Kisah Nabi Ayyub A.S


Ayyub ‘alaihis salam adalah seorang nabi yang mulia yang nasabnya sampai kepada
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) Yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf,
Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al An’aam: 84)

Sebelumnya Nabi Ayyub memiliki harta yang banyak dengan bermacam jenisnya,
seperti: hewan ternak, budak, dan tanah. Ia juga memiliki istri yang saleh dan keturunan yang
baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin mengujinya, dan Allah apabila mencintai suatu kaum,
maka Dia menguji mereka, barangsiapa yang ridha dengan ujian tersebut, maka dia
mendapatkan keridhaan-Nya dan barangsiapa yang marah terhadap ujian tersebut, maka dia
mendapatkan kemurkaan-Nya (sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi
dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2110).

Dalam menghadapi musibah itu, ia tetap bersabar dan mengharap pahala, serta
berdzikir di malam dan siang, pagi dan petang.

Hari pun berlalu, namun tidaklah berlalu hari itu kecuali penderitaan Ayyub semakin
berat, dan saat penderitaan yang dialaminya semakin berat, maka kerabatnya menjauhinya,
demikian pula kawan-kawannya, tinggallah istrinya yang sabar mengurusnya dan memenuhi
haknya. Istrinya terus mengurusnya, dan memenuhi keperluannya, sampai ia rela bekerja
dengan upah tidak seberapa untuk menafkahi suaminya.

Ayyub terus merasakan sakitnya, namun ia tetap sabar sambil mengharap pahala dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala, memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya, sehingga jadilah
Ayyub sebagai imam dan teladan dalam kesabaran.

Abu Ya’la dan Al Bazzar meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Nabi Allah Ayyub mendapat cobaan selama delapan belas tahun, sehingga
orang dekat dan jauhnya menjauhinya selain dua orang saudara akrabnya yang sering
menjenguk di pagi dan sore.

Lalu salah satunya berkata kepada yang lain, “Engkau tahu, demi Allah, dia telah melakukan
dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun.” Kawannya berkata, “Dosa apa itu?” Ia
menjawab, “Sudah delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dengan menghilangkan
cobaan itu.”

Saat keduanya menjenguknya di sore hari, maka salah satunya tidak sabar sehingga
menyampaikan masalah itu kepadanya. Ayyub berkata, “Aku tidak tahu apa yang kamu
katakan, hanya saja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang
bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Allah, kemudian aku pulang ke rumahku dan
membayarkan kaffarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut
nama Allah untuk yang tidak hak.”

Beliau juga bersabda, “Nabi Ayyub keluar jika hendak buang hajat. Apabila ia telah selesai
buang hajat, maka istrinya menuntunnya sampai ke tempat buang hajat. Suatu hari Nabi
Ayyub terlambat dari istrinya, dan diwahyukan kepada Nabi Ayyub di tempatnya,
“Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. Shaad:
42)

Istrinya menunggunya cukup lama, dia menjumpai Ayyub sambil memperhatikannya sedang
berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya, dan Nabi Ayyub
dalam keadaan lebih tampan daripada sebelumnya. Saat istrinya melihat, istrinya langsung
berkata, “Semoga Allah memberkahimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang
diuji ini? Demi Allah, aku tidak melihat seorang pun yang lebih mirip ketika sehat daripada
kamu?” Ayyub menjawab, “Akulah orangnya.”

Ayyub memiliki dua tumpukan gandum, yang satu untuk gandum dan yang satu lagi untuk
jewawut, lalu Allah mengirimkan dua awan. Saat salah satu dari awan itu berada di atas
tumpukan gandum, awan itu menumpahkan emas sehingga melimpah ruah, sedangkan awan
yang satu lagi menumpahkan perak ke tumpukan jewawut sehingga melimpah ruah.” (Al
Haitsamiy berkata, “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Al Bazzar. Para perawi Al Bazzar
adalah para perawi hadis shahih.” Hadis ini juga dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Ash Shahiihah, 1:25)

Nabi Ayyub Sembuh dari Sakit

Setelah berlalu sekian lama, yaitu delapan belas tahun seperti yang diterangkan dalam hadis
di atas, maka Ayyub memohon kepada Tuhannya agar menghilangkan derita yang
menimpanya, ia berkata,

“(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang
Maha Penyayang di antara semua Penyayang.” (QS. Al Anbiyaa’: 83)

Maka Allah mewahyukan kepada Ayyub agar menghentakkan kakinya ke tanah, lalu Ayyub
melakukannya, tiba-tiba memancarlah air yang sejuk, kemudian ia mandi daripadanya, lalu
Ayyub sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak ada satu pun luka dan penyakit yang
dirasakannya kecuali sembuh seluruhnya, ia juga meminum air itu, sehingga tidak ada satu
penyakit yang ada dalam tubuhnya kecuali keluar dan dirinya kembali sehat seperti
sebelumnya sebagai orang yang rupawan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghilangkan penyakit yang menimpa Ayyub dan
jasadnya kembali sehat, Dia juga memberikan kekayaan lagi kepadanya, mengembalikan
harta dan anaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Allah.” (QS. Al Anbiyaa’: 84)

Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Ayyub sebagai teladan dalam


kesabaran yang patut ditiru. Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu
‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nabi Ayyub A.S adalah seorang nabi yang sangat sabar, terbukti ketika beliau diberikan
cobaan oleh Allah SWT seperti anak beliau yang meninggal, di beri penyakit kulit yang
sangat parah, hingga istri beliau meninggalkan-nya, namun beliau tetap sabar dan tabah
menghadapi ujian dari Allah SWT dan tidak sekalipun berprasangka buruk terhadap-NYA.

B. SARAN

Kita patut mengambil pelajaran dan meneladani kisah Nabi Ayyub A.S, seperti sikap
sabar nya dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai