(22142011023) 1A Keperawatan BIBLIOTERAP I "Biblioterapi adalah dukungan psikoterapi melalui bahan bacaan untuk membantu seseorang yang mengalami permasalahan personal." KISAH NABI AYUB NABI AYYUB AS Nabi Ayyub sendiri adalah keturunan dari Nabi Yusuf. Sebelum mendapatkan ujian, ia hidup bahagia bersama istri dan memiliki 10 anak. Setiap hari, ia bekerja mengolah sawah, kebun dan memiliki harta yang cukup. Meskipun kehidupannya makmur, Nabi Ayyub tak sombong diri. Ia mengajarkan kepada anak-anaknya tentang sedekah. Anak-anaknya pun ikut serta memberikan makanan kepada kaum miskin yang membutuhkan, berbuat baik kepada sekitar dan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Kedermawanan dan kebaikannya ini yang membuatnya dicintai penduduk Hawran.
Tapi tidak bagi setan. Ia jengkel dengan dengan keimanan dan
ketakwaan Nabi Ayyub. Setan sedikit demi sedikit memengaruhi penduduk dan mengatakan bahwa keimanan Ayyub sebatas hartanya. 1. KENABIAN NABI AYYUB AS Kenabian Ayyub telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An Nisa' ayat 163: Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah ada memberikan Wahyu kepada Nuh dan para nabi kemudian. Dan Kami telah memberikan wahyu (juga) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'kub dan Anak cucunya, Isa, Ayyub. (An Nisa': 163) Ayat itu tujuannya untuk memberikan nabi Muhammad bahwa sebelum pengangkatannya menjadi Nabi, Allah telah mengangkat beberapa orang nabi. 2. NABI AYYUB DIUJI OLEH ALLAH SWT DENGAN JATUH MISKIN Allah ingin menunjukkan kepada penduduk Hawran akan keimanan, kebaikan dan kesabaran Nabi Ayyub. Maka Allah mengujinya dengan mengambil harta yang dimiliki oleh Nabi Ayyub. Seketika, para pengembala, petani maupun tukang kebunnya dibunuh oleh orang-orang jahat. Hartanya pun ludes terbakar itu. Pada suatu sore awan hitam meliputi langit dan suara gemuruh terdengar keras. Seorang budak Nabi Ayyub tergesa-gesa mendatanginya. Pakaian dan tubuhnya terbakar dan budak itu mengatakan bahwa tempat pengembalaannya terbakar. Tidak ada yang tersisa, semuanya hangus. Nabi Ayyub menundukkan muka, lantas berdoa kepada Allah. Ia memahami, ia lagi diuji oleh-Nya. Ia pun pasrah berserah diri kepada Allah. Setan sekarang mendapatkan kesempatan emas, ia ingin menjerumuskan Ayyub dan keluarganya. 3. NABI AYYUB DIUJI LEWAT PENYAKIT Karena iblis belum puas, maka ia meminta pada Allah agar memberi cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit kulit seperti kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya. Meskipun ia mendapat cobaan yang beruntun Nabi Ayyub tetap beribadah kepada Allah seperti biasannya. Karena hartanya ludes dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka isterinya yang memegang peranan. Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun ia diberhentikan oleh majikannya. Karena setiap mendapat pekerjaan ia selalu diberhentikan. Dengan tulus ia memotong rambutnya yang berurai untuk dijual pada tetangganya. Iblis mencoba menggoda isteri Ayyub. la membisikkan kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub. Semula isterinya masih mampu bertahan, namun bisikan iblis semakin kuat akhirnya ia meninggalkan juga.Nabi Ayub pun mengucapkan nazar” Jika aku sembuh nanti niscaya akan kupukul seratus kali." 4. NABI AYYUB SEMBUH DARI PENDERITAANNYA Allah mengutus malaikat agar menyampaikan kabar baik kepada Nabi Ayyub. Lantas, tempat di mana Nabi Ayyub berdiri, tiba-tiba terpancar cahaya yang indah. Malaikat menyampaikan salam dari Allah dan berkata, “Aku telah menerima doa-doamu. Aku akan memberikan pahala kepadamu atas kebenaranmu. Ayyub, hentakkanlah kakimu ke tanah. Basuhlah tubuhmu di mata air yang suci.” Ketika malaikat pergi, hilang pula sinar keindahan dari tempat itu. Nabi Ayyub segera melaksanakan apa yang telah diperintah Allah melalui malaikat-Nya. Lantas, ia hentakkan kakinya dan terpancarlah air suci dari bawah kakinya. Ia minum air tersebut dan segera ia melepas pakaiannya serta mandi. Segala penyakit yang menempel di tubuhnya hilang. Ia pun juga kembali seperti seorang pemuda yang bersinar, begitu pula istrinya. Air suci itu juga mengalir ke tanah dan mengaliri makam anak-anak Nabi Ayyub. Anak-anak yang sudah meninggal, kembali hidup atas izin Allah. Segala sesuatunya kembali, seperti kemakmuran Nabi Ayyub. Dari kisah Nabi Ayyub kita dapat menarik kesimpulan diantaranya : 1. Bersyukur dan bersabar. 2. Berprasangka baik kepada Allah. 3. Selalu menggantungkan diri kepada Allah. 4. Selalu melaksanakan nazar atau sumpah kepada Allah. 5. Allah akan memberikan balasan hadiah atas kesabaran. "Terimakasih" Any Question?