Anda di halaman 1dari 13

Cerita Nabi Ayub as Menjalani Cobaan Berat – Dimiskinkan, Dikucilkan, diberi penyakit

Gunawan April 13, 2013 Cerita Nabi 8 Comments 128,270 Views

Cerita Nabi Ayub as


Pada cerita islami kali ini kita akan mengulas mengenai cerita nabi ayub as. Sebenarnya
penulisan yang benar adalah Ayyub, bukan Ayub. Ia merupakan salah satu nabi utusan allah
yang terkanal begitu sabarnya menjalani segala cobaan berat. mulai cobaan hilang kekayaan,
hilang anak-anak, penyakit, sampe kehilangan ditinggalkan istri tercintanya. simak kisah nabi
ayyub as lengkap di bawah ini

Nabi Ayub as

Nabi Ayyub as merupakan putra dari Ish bin Ishak bin ibrahim as adalah salah satu manusia
pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan
memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara
khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya, dan hartanya, selanjutnya dengan
tubuhnya juga. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tak pernah ditimpakan kepada
siapapun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus menerus bertaubat
kepada-Nya.

Nabi Ayyub as merupakan seorang Nabi yang sangat kaya sekali. Beliau mempunyai ternak yang
bermacam-macam, seperti sapi, kambing, kuda, keledai, untah dan lain sebagainya. Beliau orang
yang baik hati, suka mengeluarkan harta bendanya untuk membantu fakir miskin, yatim piatu,
memuliakan tamu dan sebagainya. Kekayaan tersebut tidak melalaikan ibadahnya kepada Tuhan.
Kekayaannya yang melimpah ruah itu tidak menyebabkan Nabi Ayyub menjadi sombong dan
lupa kepada orang-orang miskin. Walaupun ia seorang yang kaya namun kehidupannya tidak
berlebih-lebihan, bahkan semakin ia kaya semakin bertambah pula ketaatannya kepada Allah.

Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang sedang berkumpul berbincang-
bincang tentang tingkah laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi, “AKu tidak melihat
seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub”. Ia
adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan
yang diberkan oleh Allah kepadanya, ia memberikan sebagian untuk menolong orang-orang yang
memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan
bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepadanya.”

Para kawanan malaikat yang mendengar kata-kata pujian dan sanjungan untuk Nabi Ayyub as
mengakui kebenaran itu bahkan mereka menambahkan lagi dengan menyebutkan beberapa sifat
dan tabiat baik yang lain yang ada pada diri Nabi Ayyub as

Iblis menggoda Nabi Ayyub

Sementara itu iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat malaikat sedang berkumpul,
mendengar percakapan para para malaikat yang memuji-muji Nabi Ayyub as. Tentunya iblis
panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seorang dari keturunan Nabi Adam as
yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari surga karenanya. Ia tidak rela
melihat seorang dari anak cucu Nabi Adam as menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah
yang tekun dan melakukan amal sholeh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

Dengan tidak menunggu waktu lama, iblis meminja izin kepada Alloh untuk menggoda Ayyub.
“Ya Tuhan! sesungguhnya Ayyub yang senantiasa patuh dan berbakti pada-Mu, karena takut
kehilangan kenikmatan yang kau berikan kepadanya. Semua ibadah bukan karena cinta dan
ketaatannya kepada-Mu. Adaikata, Ayyub terkena musibah dan kehilangan harta benda, serta
anak-anak dan istrinya belum tentu akan taat pada-Mu.

“Sesungguhnya Ayyub adalah hamba yang taat pada-Ku. Ayyub adalah seorang mu’min sejati.
Apa yang Ayyub lakukan semata didorong keteguhan imannya. ketaqwaannya tak
tergogogaykan oleh perubahan keduniawiannya. Cintanya pada Ku tak akan berkurang walau
ditimpa musibah apapun. Ayyub yakin, apa yang dimilikinya sewaktu waktu dapat Aku cabut.
Ayyyub bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Kau tak rela melihat hamba-hamba-Ku
berada di jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati dan keyakinan Ayuub pada takdir-Ku,
kuizinkan kau menggoda dan memalingkannya dari Ku. Kerahkan sekutumu untuk menggoda
Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang damai sejahtera itu.
Hingga kau tahu sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku itu”

Harta Kekayaan Nabi Ayyub dihancurkan iblis

Mendengar izin Tuhan tersebut, maka iblis dengan para sekutunya segera bertindak. Untuk
menggoda Nabi Ayyub yang berkelimpahan dalam kenikmatan duniawi, yang memiliki
kekayaan tak ternilai besarnya, yang memimpin keluarga yang besar yang hidup rukun, damai
dan bakti. Yang siang dan malam senan tiasa melakukan sholat, sujud dan tasyakur kepada Allah
atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan
bertahmid. Yang penuh kasih teradang sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya
makan, yang tanpa busana diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin, dan yang salah
ditegur.

Iblis menggoda Nabi Ayyub dengan bisikan dan fitnahnya, namun rencananya gagal total.
Telinga Nabi Ayyub tidak mendengar terhadap segala yang dibisikan iblis kepadanya. Hati Nabi
Ayyub telah penuh dengan iman dan taqwa tidak ada tempat lagi untuk bibit-bibit kesesatan yang
ditaburkan oleh iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang kuat dari
serangan iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar balikan kebenaran.

Cerita nabi Ayub masih berlanjut, iblis tidak putus asa, ia melanjutkan godaannya kepada Nabi
Nuh. Iblis mengumpulkan para sekutunya untuk menggoyahkan Nabi Ayyub, untuk merusak
aqidah dan imannnya , serta memalingkan Nabi Ayyub dari Allah yang ia sembah dengan penuh
hati dan keyakinan. Dengan cara menghancurkan segala harta kekayaan yang ia miliki, mereka
membinasakan hewan ternaknya, membakar seluruh lumbung gandum dan lahan pertaniannya
sampai musnah. Nabi Ayyub as yang kaya raya tiba tiba menjadi seorang miskin harga selain
hatinya yang penuh man dan takwa serta jiwanya yang bersar.
Setelah berhasil menghancurkan kekayaan dan harta milik Nabi Ayyub datanglah iblis
kepadanya menyerupaia sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman, ia
berkata :

“Sesungguhnya musibah yang menimpamu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang
begitu singkat telah habis semua kekakayaanmu dan hilang semua harta kekakayaan milikmu.
Kawan-kawanmu merasa sedih sedangkan musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat
penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan
harta milikmu. Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa
musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata hilang semua harta miliknya.
Sementara orang dari mereka berkata bahwa mungkin karena Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah
dan semua amal kebajikannya. Dan ada yang berkata bahwa andaikan Allah, tuhan ayub benar
benar berkuasa, niscaya dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahwa ia
telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-
Nya. Seorang lain menggunjung dengan mengatakan bahwa mungkin amal ibadah Ayyub tidak
diterima oleh Tuhan, karena ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin
dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun
menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berduka cita atas Nabi yang
buruk yang engkau telah alami”

Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu mengakhiri kata-kata hasutannya seraya
memperhatikan wajah Nabi Ayyub as yang tetap tentang berseri-seri tidak menampakkan tanda-
tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu.
Nabi Ayyub as berkata kepadanya :

“Ketahuilah bahwa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang
dan hewan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barang titipan Allah yang dimintanya
kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat
barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur
dan puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kurnia-Nya kepada ku dan mencabutnya
kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa yang Dia suka. Dia
adalah yang maha kuasa mengangkat derajat seorang atau menurunkannya menurut kehendak-
Nya. Kami sebagai hamba-hamba mahkluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan
menerima segala takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap
hikmah yang terkandung dalam takdir-Nya itu”.

Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada iblis yang sedang duduk tercengang di
depannya, menyungkurlah Nabi Ayyub as bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala
dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cobaan dan ujian-Nya.
Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayyub as dengan rasa kecewa bahwa racun hasutannya
tidak temakan oleh hati Nabi Ayyub as itu. Namun iblis tidak putus atas melaksanakan sumpah
yang ia nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-nya bahwa ia akan berusaha menyesatkan anak
cucu Nabi adam di manaj saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan
godaannya kepada Nabi Ayyub as lewat penghancuran keluarga yang sedang hidup rukun, damai
dan saling hidup cinta mencintai, dan harga menghargai satu sama lain.

Putra nabi ayub dicelakai iblis

Sang iblis kemudian pergi bersama para sekutunya menuju tempat tinggal putera putra Nabi
Ayyub as di suatu gedung yang penuh dengan saranan kemewahan dan kemegahan. Lalu
digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menajtuhi dan menimbuni seluruh
penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi iblis mendatangi Nabi Ayyub as di rumahnya,
menyerupai seorang kawan dari kawan-kawan Nabi Ayub as, yang datang menyampaikan berita
dan menyatakan turut berduka cita atas musibah yang menimpa putra-puteranya. Iblis yang
menyerupai temannya itu berkata kepada Nabi Ayyub as :

Hai, Ayyub, sudahkah engkau melihat putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan
gedung yang romboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima
ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud
rukukmu siang dan malam”

Mendengar perkataan dari iblis itu, menangislah Nabi Ayyub as dengan tersedu-sedu seraya
berucap :
“Allahlah yang memberi dan dia pulalah yang mengambil kenmbali. Segala puji bai-Nya, Tuhan
yang maha pemberi dan maha pencaput.

Lalu iblis keluar meninggalkan Nabi Ayyub as dalam keadaan berujud munajat, iblis jengkel dan
marah pada dirinya karena gagal lagi membujuk dan menghasut Nabi Ayyub as.

Nabi Ayyub diberi penyakit

Selanjutnyat Iblis memerintahkan kepada sekutunya agar menaburkan benih-benih penyakit ke


dalam tubuh Nabi Ayyub as. benih-benih penyakit yang ditaburkan itu segera berpengaruh pada
kesehatan Nabi Ayyub as, sehingga ia menderita berbagai penyakit, demam panas, batuk dan
lain-lain lagi sehingga menyabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah
dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik dan muncul
bau tidak sedap. Sehingga ia dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawan-kawan
dekatnya, karena penyakit Nabi Ayyub as dapat menular dengan cepatnya kepada orang yang
menyetuh atau mendekatinya. Ia menjadi terasing dari pergaulan dan hanya istrinya yang
bernama Rahmah yang tetap mendampinginya, merawat dengan penuh kesabaran, penuh rasa
kasih sayan, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati
dari penakit suaminya yan tidak kunjung sembuh itu.

Istri Nabi Ayyub digoda iblis

Iblis memperhatikan Nabi Ayyub as dalam keadaan yang sudah maat parah itu tidak
meninggalkan adat kebiasaannya, ia tetap beribadah, berzikir, dan tidak mengeluh atau
mengaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia
merasakan sakit. Iblis, merasa kesal dan jengkel mlihat ketabahan hati Nabi Ayyub as
menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan
akal, tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya merusak akidah dan
iman Nabi Ayyub as. Ia lalu meminta bantuan fikiran para sekutunya, apa yang harus dilakukan
lagi untuk menyesatkan Nabi Ayyub setelah segala usahanya tidak membuahkan hasil

Bertanyalah iblis kepada sekutunya : “Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh
serta kelicikanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak
pernah sia-sia?

kemudian sekutu iblis menjawab : “Engkah telah berhasil mengeluarkan adam dari surga,
bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuan mu itu?”

“Dengan membuju istrinya,” jawab iblis

“jika demikian, lakukan siasat itu dan terapkanlah pada Nabi Ayyub as, hembuskan racunmu ke
telinga istrinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia”
jawab sekutu

“Benar dan tepat pikiranmu itu,hanya tingagal itu satu satunya jalan yang belum aku coba. Pasti
kali ini degan cara menghasut isterinya aku akan berhasil melaksanakan maksudku selama ini”
jawab iblis

Dengan rencana barunya pergilah iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang
kawan lelaki dari suaminya. Ia berkat kepada istri Nabi Ayyub yang bernama Rahmah itu : “Apa
kabar dan bagaimana keadaan suamimu saat ini?”
Seraya mengarahkan jari telunjukknya ke arah suaminya, rahmah berkata kepada iblis yang
menyamar sebagai teman Nabi Ayyub “Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun
mulutnya tidak berhenti-hentinya berdzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam
keadaan parah, mati tidak, hidup pun tidak”

Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi iblis bahwa, kali ini ia akan berhasil maka
diingatkanlah isteri Nabi Ayyub as akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya
dalam keadaan sehat,m bahagia dan makmur dan diingatkannya kenang-kenangan dan
kemesraan. Kemudian keluarlah blis dari rumah Nabi Ayub meninggalkan isteri Nabi Ayyub as
duduk termenung seorang diri, mengenang masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan
kesejahteraaan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderita
dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta benda, disusul
dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhir diikuti oleh penyakit suaminya yang
parah dan sangat menjemukan itu. Isteri Nabi Ayyub as merasa kesepian berada di rumah
sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat, tiada kerabat, semua menjauhi
mereka karena takut tertular penyakit kulit Nabi Ayyub.

Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Nabi Ayyub mendekati suaminya yang sedang
menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya :

“wahai sayangku, sampai kapankah engkau tersika oleh Tuhanmu ini?Di manakah kekayaanmu,
putera-puteramu, sahabat-sahabatmu di kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya
masa lampu kami, usia muda, badan sehat, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia,
dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? mohonlah wahai Ayyub
dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan
ini”
Berkatalah Nabi Ayyub as menjawab keluhan istrinya itu

“wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu,
menangisi anak-anak kita yang telah meninggal diambil oleh Allah dan engkau minta aku
memohon kepada Alla agar kita dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaaan yang kita alami
saat ini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kita tidak menikmati masa hidup yang
mewah, makmur dan sejahtera itu?”,

Istrinya menjawab “Delapan puluh tahun”

“Lalu berapa lama kita telah hidup dalam penderitaan ini?” tanya Nabi Ayyub

“Tujuh tahun” jawab sang isteri

Nabi Ayyub melanjutkan jawabannya “Aku malu, memohon dari Allah memebaskan kita dari
kesengsaraan dan penderitaan yang telah kita alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah
Allah kurniakan pada kita. Sepertinya engkau telah termakan hasutan dan bujukan syaitan,
sehingga mulai menipis imanmu dan berkasl hati menerima takdir dan hukum Allah. Tunggulah
ganjaranmu kelak ketik aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali.
Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejka detik ini aku haramkan dariku makan dan
minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku
seorang diri di tempat ini sampai ALlah menentuknya takdir-Nya.

Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, selanjutnya Nabi Ayyub as tinggal seorang diri di
rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tidak ada istri. Ia bermunajat kepada Allah dengan
sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa sebagaimana tertar dalam Al qur
an :

“Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-Nya: Sesungguhnya aku
diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan” (Qs : 38 : 41)

Allah menerima doa Nabi Ayyub as yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman
serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan iblis. Allah
mewahyukan firman kepadanya : “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan
untuk minum” (Qs. 38 : 42)

Nabi Ayyub berhasil menjalani ujian berat

Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Nya itu, sembulah segera Nabi Ayyub as dari
penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah
tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sehat dan lebih kuat dari
pada sebelum ia menderita.

Saat itu ketika isterinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorangg diri ditempat
tinggalnya yang terasing, jauih dari jiran, dan jauh dari keraiaman kota, merasa tidak sampai hati
lebih lama berada jauh dari suaminya. Istri Nabi Ayyub pun kembali, namun ia hampir tidak
mengenali Nabi Ayyub, karena ketika ia kembali, ia melihat bukanlah Nabi Ayyub as yang sakit
seperti yang ia tinggalkan sebelumnya. Namun Nabi ayub yang mudah belia, segar bugar, sehat
seakan akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur
kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya mengembalikan kesehatan
suaminya bahkian lebih baik dari pada sebelumnya,
melihat kedatangan rhmah, sAyyub bergegembira. namun Nabi Ayyub masih teringat dengan
sumpahnya yang ingin memukul rahmah seratus kali. Dalam kebimbangan utuk melaksanakan
sumpah atau tidak, karena kasihan kepada istrinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan
mengikutinya di dalam segala duka dan deritanya. Nabi Ayyub bingung antara dua perasaa, di
satu sisi ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya, namun di satu sisi ia merasa bahwa istrinya
yang setia dan berbakti itu tidak patut menjalani hukuman seberat itu,

Ayyub menangkap firman Tuhan yang berbunyi : “Ambillah lidi seratus batang dan pukullkan
istrimu sekali saja! dengan demikian, tertebuslah sumpahmu”

Di buku cerita islami versi lain, ada yang menerjemahkan firman Tuhan kepada Ayyub sebagai
berikut :

“Dan ambillah dengan tanganmu seikit (rumput), maka pukullah dengan itu dan jangnlah kamu
melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapat dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-
baik hamba. Sesungguhnya di amat taat (kepada Tuhannya).

Sehingga Nabi Ayyub tidak memukul Rahmah, istri yang setia itu sebanyak 100 kali. namun
dengan seikat rumput / lidi yang berjumlah seratus dan dipukulkan dua kali saja, untuk
melaksanakan janjinya itu sewaktu sakit.

Istri Nabi Ayub as merupakan wanita yang sholehah, ia berbuat sesuatu bukan karena sifatnya
yang buruk, namun karena digoda oleh syaitan. dan Allah maha pengampun lagi maha
penyayang.
Cerita Nabi Ayub as selanjutnya dianugrahi banyak anak oleh Allah SWT. di antara anak laki-
laki ada yang bernama Basyar yang juga dikenal dengan nama Dzulkifli, selanjutnya ia juga
menjadi Nabi utusan Allah seperti ayahnya yang sabar yaitu Nabi Dzulkif

Itulah penjelasan yang panjang lebar mengenai cerita nabi ayub as, beliau merupakan salah satu
hamba Alloh yang paling sabar. Ia telah mengalami berbagai cobaan yang luar biasa, tapi iman
dan aqidahnya tidak tergadaikan, tetap terjaga. Semoga Allah berkenan menganugrahi kesabaran
kepada kita seperti yang dianugrahkan kepada nabi Ayyub.

Anda mungkin juga menyukai