Anda di halaman 1dari 4

Kisah Nabi Ayub a.

Nama:Haris Yuliansyah Putra L


Kelas:8E
No Absen:14

Ayyub atau Ayub adalah tokoh dalam Al-Qur’an, Alkitab, dan Tanakh. Dia kerap dijadikan
sosok teladan dalam menghadapi ujian. Nabi Ayyub adalah putra Ish. Dengan demikian
beliau masih masih saudara misan (sepupu) nabi Yusuf. la memiliki harta banyak. Tetapi
nabi Ayyub tidak pernah sombong. Nabi Ayyub adalah nabi terkaya sebab ia memiliki ternak
yang sangat banyak, sawah amat luas. Ia juga dikaruniai anak yang banyak pula. Sehingga
lengkaplah sudah kehidupan duniawinya. Nabi Ayyub menyadari bahwa harta yang
diberikan Allah kepadanya hanyalah suatu cobaan belaka. Untuk itu ia tidak segan-segan
memberikan.sumbangan pada anak yatim dan keperluan agama. Karena sifat yang
demikian itulah, akhirnya ia menjadi panutan kaumnya. Nabi Ayyub lebih senang
membantu para janda, orang miskin dari pada memberi hartanya untuk keperluan maksiat.
Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun jika cobaan datang bertubi-tubi. Begitu pula ketika
mendapat kenikmatan ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada Allah.

1. Kesabaran yang Berbuah Nikmat Karena kesabarannya dalam menghadapi segala


persoalan, maka iblis jadi iri hati. la ingin mencoba kesabaran itu dan meminta izin pada
Allah Iblis yang dengki itu akhirnya dikabulkan Allah untuk menggoda Ayyub. Sebab Allah
ingin menunjukkan padanya bahwa hambanya yang bernama Ayyub tidak pernah
melupakan meskipun ia dalam keadaan sangat sulit. Tuhan ingin menunjukkan pada iblis
bahwa Ayyub adalah utusan-Nya yang sangat sabar. Dan hendaknya iblis malu pada
perbuatannya yang ingkar. Mula-mula Allah menguji nabi Ayyub dengan dikikiskannya harta
yang melimpah itu. Sedikit demi sedikit harta itu habis sehingga kehidupan nabi Ayyub
menjadi miskin. Orang tidak akan mengira akan kekayaan nabi Ayyub yang bisa habis dalam
waktu singkat. Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang hartanya yang telah
ludes. la tetap bertaqwa sebagaimana biasanya. Dengan ludesnya harta itu, ia memperoleh
keringanan, sebab selama ini selalu merasa berdosa jika lalai memberi santunan pada anak
yatim. Tidak berapa lama setelah kejadian ttu, Allah mencoba lagi dengan dimatikannya
semua anak nabi Ayyub. Sebab Iblis masih belum percaya dengan firman Allah yang
menerangkan kesabaran nabi Ayyub. Tiap hari anaknya menderita sakit, kemudian
meninggal. Begitu seterusnya sampai semua anak-anaknya tidak ada lagi yang hidup. Bagi
orang awam mungkin hal ini merupakan pukulan batin yang amat berat. Namun bagi nabi
Ayyub hanya cobaan, dan untuk itulah ia tidak pernah meratapi kematian anak-anaknya.
Nabi Ayyub beranggapan bahwa semua yang ada di muka bumi ini akan musnah.

Begitu pula dengan kepergian anaknya. Mereka menghadap kembali pada Allah. Alangkah
tabahnya nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan yang tidak pernah berhenti itu. la tetap
menjalankan ibadahnya seperti biasa. la tidak pernah mengeluh sedikitpun meskipun
semua hartahya telah ludes dan anak-anaknya sudah tiada lagi.

Karena iblis belum puas dengan godaannya itu, maka ia meminta pada Allah agar memberi
cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit kulit
seperti kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya. Menurut sebuah riwayat Ibnu Katsir
dalam tafsirnya ialah yang sakit adalah anggota tubuhnya, hanya akal dan pikirannya saja
yang masih waras. Meskipun ia mendapat cobaan yang beruntun dan tidak pernah ada
habisnya nabi Ayyub tetap beribadah kepada Allah seperti biasanya. Hal ini membuat hati
Iblis semakin dengki. la sudah mencoba dengan segala upaya untuk menggoda Ayyub agar
tidak beribadah kepada Allah. Namun usahanya selalu sia-sia. Karena bencana yang
menimpa terus menerus, membuat semua sahabatnya tidak ada yang berani
mendekatinya, bahkan mereka menjauhinya. Mereka menganggap jika masih berdekatan
dan berhubungan dengan nabi Ayyub, maka semua usahanya akan sial. la menganggap
nabi Ayyub kena tuah dari tuhan-tuhannya. Meskipun semua sahabatnya tidak ada lagi yang
datang menjenguknya dan bahkan ia mendengar akan ocehan-ocehan mereka tidak
membuat sakit hatinya. la bahkan semakin taqwa kepada Allah, la yakin bahwa penyakitnya
pasti terobati.Dan ia yakin bahwa semua itu adalah cobaan dari Allah. Karena hartanya
ludes dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka isterinya yang memegang peranan.
Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun hal itu tidak berlangsung lama sebab ia
diberhentikan oleh majikannya. Pemberhentian ini dengan alasan takut ketularan penyakit
yang diderita nabi Ayyub. Karena setiap mendapat pekerjaan ia selalu diberhentikan,
akhirnya untuk makan sudah tidak ada. Dengan tulus ia memotong rambutnya yang berurai
untuk dijual pada tetangganya. Walaupun nabi Ayyub dilanda cobaan yang begitu berat, ia
selalu mendekatkan diri kepada Allah, la masih beribadah seperti sedia kala meskipun tidak
dapat berdiri lagi la hanya memohon kepada Allah agar diberikan kesembuhan. Meskipun
doanya belum dikabulkan oleh Allah, nabi Ayyub tidak pernah putus asa dalam beribadah.
la malah mendekatkan dirinya dengan penuh kesungguhan hati. Semua yang dialaminya
diterima dengan sabar. Melihat nabi Ayyub masih beribadah dengan tidak mengurangi
sedikitpun, iblis semakin marah. Semua upaya mulai dari ludesnya harta, matinya anak-
anak Ayyub dan ia sendiri yang dicoba tidak membuahkan hasil. Hal ini semakin membuat
iblis geram

Dasar iblis, setelah semua usahanya untuk menggagalkan ibadah nabi Ayyub kepada Allah
tidak menemui hasil, maka ia mencoba menggoda isterinya (isteri Ayyub). la membisikkan
kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub, sebab suaminya sudah tidak dapat
mencari nafkah lagi. Semula isterinya masih mampu bertahan, namun bisikan iblis semakin
kuat akhirnya ia meninggalkan juga. Kita sudah dapat membayangkan bagaimana
penderitaan nabi Ayyub ketika itu. Sebab dirinya sudah sakit parah, ditinggalkan pula oleh
isterinya. Namun menurut beberapa riwayat, istrinya tidak meninggalkan nabi Ayyub. la
hanya enggan disuruh suaminya. Maka ketika nabi Ayyub mengetahui bahwa istrinya sudah
enggan kepadanya ia pun mengucapkan nadzar. ” Jika aku sembuh nanti niscaya akan
kupukul seratus kali, “kata nabi Ayyub kepada istrinya dengan nada marah. Istri nabi Ayyub
yang sudah tergoda oleh iblis tidak menghiraukan sama sekali. la langsung pergi pergi
meninggalkan nabi Ayyub. Ketika mengetahui istrinya tidak mau lagi melayani dan
menungguinya maka ia memohon kepada Allah agar disembuhkan. Firman Allah dalam
surat Shood ayat 41 telah diterangkan mengenai penyakit yang diderita nabi Ayyub :
Artinya: Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada Tuhannya : “Ya Tuhan ! Aku dapat penyakit
dan cobaan dari syetan”. Nabi Ayyub berkata demikian karena setanlah yang meminta agar
Allah mengujinya. Menguji ketaatan beribadahnya. Syetan tidak senang jika melihat orang
yang selalu taat dengan ajaran agama. Syetan punya pikiran bahwa jika nabi Ayyub
menderita tentu ia akan durhaka kepada Allah. Allah pun memperlihatkan ketaatan nabi
Ayyub kepada syetan.

2. Nabi Ayyub Sembuh Dari Penderitaannya Selama bertahun-tahun nabi Ayyub menderita.
Selama itu pula ia tidak pernah durhaka kepada Allah bahkan semakin meningkatkan
ketakwaannya. Semua harta yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun lenyap begitu saja,
kemudian anaknya mati dan ia sendiri sakit. Akhirnya istri yang setia meninggalkan pula.
Sungguh lengkap penderitaan yang dialami nabi Ayyub. Karena syetan sudah tidak mampu
lagi menggoda nabi Ayyub ia tidak lagi mencobanya. Sebab semua upayanya untuk
menaklukkan nabi Ayyub sia-sia belaka. Setelah ia mengucapkan janji pada istrinya, nabi
Ayyub pun berdoa agar disembuhkan dari penyakitnya. Doa itupun dikabulkan oleh Tuhan
seperti yang tertera dalam Al Qur’an surat Al Anbiyaa’ ayat 83 sampai 84 : Artinya : Ingatlah
kisah Ayyub AS. ketika berdoa kepada Tuhannya seraya berkata : “Ya Tuhanku ! Saya telah
ditimpa kemelaratan dan Engkaulah yang lebih Pengasih dari segala yang pengasih”. (Al
Anbiyaa’: 83) Maka Kamipun memperkenankan seruannva itu, lalu Kami lenyapkan penyakit
yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya, dan Kami lipat gandakan bilangan
mereka, sebagai rakhmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
menyembah Allah. (Al Anbiyaa’: 84)

Demikianlah nabi Ayyub memohon kesembuhannya pada Allah dan Allahpun mengabulkan
doanya. Allah juga mengembalikan semua harta dan anak-anaknya, bahkan lebih dari sedia
kala. Dalam surat Shood ayat 42 sampai 43 juga telah diterangkan mengenai
kesembuhannya. Ayat-ayat tersebut mempunyai arti sebagaimana berikut: Allah SWT
berfirman kepada nabi Ayyub: Rentangkanlah kakimu di atas tanah, niscaya terbit mata air
di sana, itulah air mandi yang sejuk dan minumlah. Lalu sembuhlah penyakitnya. Kami
anugerahi ia famili yang berlipat ganda dari yang terdahulu, sebagaimana rahmat dari pada
Kami dan peringatan bagi orang-orang yang berakal. (Shood: 42-43) Setelah mendengar
firman itu, maka ia lakukan sebagaimana yang telah difirmankan Allah kepadanya. Ia pun
berusaha merangkak. Kemudian ia menjejakkan kakinya ke tanah dan memancarlah air dari
bekas injakkannya. Kemudian nabi Ayyub mandi dan minum dari air tersebut. sehingga
sembuhlah dari penyakitnya. Tidak lama kemudian ia mencari isterinya untuk membayar
janji yang telah diucapkan sewaktu sakit

3. Nabi Ayyub Membayar Nadzar Begitu ia sembuh dari penyakitnya, maka yang perlu
dilakukannya pertama kali adalah membayar janji pada istrinya ketika masih sakit. la
mencari istrinya, setelah ketemu ia hendak memukulnya seratus kali. Namun belum sampai
terlaksana, ia mendapat pelajaran dari Allah Teguran itu sudah diterangkan dalam Al Qur’an
surat Shod ayat 44 : Artinya : Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu sendiri, lalu pukullah
istrimu satu kali, maka Engkau tiada melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapat
Ayyub itu orang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba yang banyak bertobat kepada Allah
(Shod : 44) Kemudian nabi Ayyub mengambil seratus batang rumput dan diikatkan menjadi
satu. Lalu ia pukulkan ke istrinya hanya sekali saja. Kemudian istrinya menjelaskan sebab-
sebab ia tidak mau melayani dan menunggui suaminya ketika sakit. Semua itu adalah ulah
dari syetan yang telah menggodanya. 4. Kenabian Ayyub AS. Kenabian Ayyub ini telah
diterangkan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 163 : Artinya: Sesungguhnya Kami telah
memberikan wahyu kepadamu sebagai-mana Kami telah memberikan Wahyu kepada Nuh
dan nabi-nabi kemudian. Dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, Isa, Ayyub. (An Nisa’: 163) Ayat itu tujuannya untuk
memberikan nabi Muhammad bahwa sebelum pengangkatannya menjadi Nabi, Allah telah
mengangkat beberapa orang nabi.

Artikel ini sudah tayang di HITAMPUTIH.CO.ID .


https://www.hitamputih.co.id/kisah-nabi-ayyub-dari-lahir-sampai-wafat/.

Anda mungkin juga menyukai