Anda di halaman 1dari 4

KISAH NABI AYYUB A.

Nabi Ayyub, Teladan Kesabaran Luar Biasa


Kesabaran Nabi Ayyub menjadi teladan bagi Muslimin.
Islam mengajarkan, sekurang-kurangnya terdapat 25 orang nabi dan rasul. Salah
seorang di antaranya adalah Ayyub AS. Allah SWT menyebut namanya dalam Alquran,
antara lain surah al-An'am ayat ke-84.
“Dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
Dalam Alquran, dijelaskan, Nabi Ayyub AS adalah seorang utusan Allah yang sangat
sabar. Ia disebut-sebut sebagai seorang hamba yang paling baik karena kesabarannya itu.
Sebagaimana diketahui, Nabi Ayyub AS dulunya adalah seorang yang sangat kaya dan
taat beribadah kepada Allah. Siang dan malam, ia pergunakan untuk beribadah. Siangnya
berpuasa dan malamnya digunakan untuk bermunajat kepada Allah. Harta kekayaaan yang
dimilikinya tak membuat ia kufur. Sebaliknya, ia selalu mensyukuri seluruh karunia Allah
tersebut.
Iblis--semoga Allah melaknatnya--tak senang dengan ibadah Nabi Ayyub AS. Ia
memohon izin kepada Allah untuk menggoda dan menjerumuskannya ke dalam golongan
orang-orang yang sesat dan ingkar. Iblis mengira, ibadah yang dikerjakan Nabi Ayyub AS
itu disebabkan kekayaan yang melimpah dan anak yang banyak serta istri yang selalu setia.
Oleh karena itu, Iblis ingin menggodanya agar Ayyub tersesat.
Allah pun memberikan izin kepada Iblis untuk menggoda Nabi Ayyub. Dan, Allah juga
mengujinya dengan sakit yang sangat parah dan menjijikkan. Di antaranya berupa penyakit
kulit. Ulat-ulat pun banyak yang menikmati penderitaan Nabi Ayyub itu.
Secara perlahan, harta-hartanya berkurang dan akhirnya habis. Anak-anaknya
diwafatkan oleh Allah. Istrinya pun meninggalkan Nabi Ayyub karena tak sanggup dengan
bau penyakit yang diderita suaminya.
Ditambahkan oleh Ibnu Katsir, yang mengutip pendapatnya Ibnu Asakir, Nabi Ayyub
semula memiliki sejumlah bidang tanah. Disebutkan, seluruh wilayah Batsinah di daerah
Hauran dimiliki Nabi Ayyub.
Kemudian, kenikmatan itu diambil darinya dan ia diuji dengan berbagai musibah.
Tubuh Nabi Ayyub semuanya terkena penyakit. Hampir tak ada secuil pun anggota
badannya yang sehat, kecuali lisan dan hatinya. Dengan lisan dan hatinya itu, ia berzikir
kepada Allah.
Semua ujian itu tak menggoyahkan Nabi Ayyub AS. Bukannya menghentikan ibadah,
Nabi Ayyub malah semakin giat melaksanakan ajaran Allah. Nabi Ayyub yakin bahwa
semua itu adalah ujian Allah untuk menguji kesabarannya.
Dalam suatu riwayat, disebutkan, saking sabarnya Nabi Ayyub, konon ketika ada ulat
yang terjatuh dari badannya, ia akan mengambil ulat itu dan meletakkan kembali ke tempat
tubuhnya yang digigit. Ia pun semakin rajin dan giat melaksanakan ibadahnya.
Karena kesabarannya dalam menghadapi ujian itu, Allah pun memujinya.
"Sesungguhnya, Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik
hamba. Sesungguhnya, dia amat taat (kepada Tuhan-Nya)." (QS Shad [38]: 44).

Istri yang setia

Nabi Ayyub Alaihissalam berasal dari anak-cucu al-Aish bin Ishaq bin Nabi Ibrahim AS.
Diriwayatkan, istrinya bernama Rahmah binti Afratsim bin Yusuf bin Ya'qub. Dengan
demikian, pasangan tersebut bertemu nasab setidaknya pada sang Khalilullah.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam bukunya, Al-Bidayah Wan-Nihayah, yang diringkas Ahmad
al-Khani menceritakan, istri Nabi Ayyub AS bekerja sebagai buruh upah untuk menghidupi
keluarganya. Namun, tidak lama kemudian orang-orang tidak mau lagi menggunakan jasa
sang istri nabi tersebut karena khawatir terkena musibah yang menimpa mereka.
Ketika istri Nabi Ayyub tidak lagi mendapatkan orang yang mau menggunakan jasanya, ia
menjual salah satu kepang rambutnya kepada gadis-gadis orang mulia dan kaya untuk
mendapatkan makanan yang baik dan banyak. Kemudian makanan tersebut diberikan
kepada Nabi Ayyub.
Nabi Ayyub bertanya kepadanya, "Dari mana engkau dapatkan (makanan) ini?" Istrinya
berbohong dengan mengatakan, "Dengan menjual jasa kepada orang."
Keesokan harinya, istri Nabi Ayyub tidak mendapatkan orang yang mau memakai jasanya.
Maka, ia terpaksa menjual kepang rambutnya yang kedua untuk mendapatkan makanan,
lalu memberikannya kepada Nabi Ayyub.
Nabi Ayyub bersumpah tidak akan memakan makanan yang diberikan istrinya hingga
istrinya memberi tahu asal-usul makanan itu. Istrinya lalu membuka kerudung kepalanya,
kemudian Nabi Ayyub menyaksikan kepala istrinya gundul.
Sang suami itu pun mengusir istrinya. Kini, ia tiada melihat wanita itu lagi. Tak ada
makanan, minuman, tak pula ada teman. Nabi Ayyub AS lalu bersujud kepada Allah. Ia
mengadukan nasibnya sembari memuji-Nya. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Ayyub
AS menggali tanah dengan kakinya.
Dari tanah yang digali oleh Ayyub AS, memancar air yang sangat jernih. Nabi Ayyub AS
mandi dengan air itu. Bersamaan dengan luruhnya air dari tubuh, terangkat pula penyakit
yang ia derita.
Nabi Ayyub AS kembali menjadi pribadi yang rupawan, bahkan lebih tampan dari
sebelumnya. Ia juga mendapati keluarga, anak-anak, dan harta yang jauh lebih melimpah.
Kisah ini tercantum dalam Alquran surah al-Anbiya ayat ke-83.
Sementara itu, Rahmah dilanda kegalauan. Walaupun telah diusir, ia terus memikirkan
suaminya yang sebatang kara. "Siapa yang akan memberinya makan? Akankah kubiarkan
dia mati karena haus dan lapar? Kemudian, mayatnya habis dimakan binatang buas?"
Rahmah tak sanggup membayangkan kondisi suaminya. Ia pun kembali menemui Ayyub
AS.

Rahmah tak sanggup membayangkan kondisi suaminya. Ia pun kembali menemui


Ayyub AS.
Setibanya di sana, ia tak melihat tenda yang biasa ia tinggali bersama Ayyub. Tak ada yang
ia kenali. Semua telah berubah.
Rahmah mengelilingi tempat itu sembari menangis mencari-cari suaminya. Nabi Ayyub AS
melihat Rahmah dan berkata, "Apa yang kau inginkan, wahai hamba Allah?"
"Aku menginginkan orang yang diberikan ujian oleh Allah yang terkucil di kemah ini. Aku
tidak tahu apa yang terjadi padanya," jawab Rahmah.
"Siapa dia?"
"Dia suamiku. Apakah engkau melihatnya?" kata Rahmah sembari menangis.
"Jika engkau melihatnya apakah engkau dapat mengenalinya?"
Rahmah berkata semua orang dapat mengenali Ayyub AS. Di antara tangisnya, ia melihat
ke arah Ayyub dan berkata, "Jika sehat, dia mirip denganmu."
"Akulah Ayyub yang kamu suruh menyembelih anak kambing atas nama iblis. Namun, aku
menaati Allah SWT dan mengingkari iblis. Allah mengembalikan kepadaku semua yang
kamu lihat di sini," ujar Nabi Ayyub AS.
Rahmah pun memeluk Nabi Ayyub AS dan tak hendak melepaskannya. Mereka melewati
semua yang mereka miliki.
Setelah mendapatkan istrinya kembali, Nabi Ayyub AS tak lupa akan sumpahnya. Ia ingin
melaksanakan sumpah tersebut dan mencambuk istrinya 100 kali. Tapi, Allah memberi
keringanan.
Ia memerintahkan Nabi Ayyub AS mengambil rumput dengan genggaman tangannya dan
mencambuk Rahmah sekali saja. Ini diceritakan dalam Alquran surah Shadd ayat ke-44.

Anda mungkin juga menyukai