Anda di halaman 1dari 11

Kisah Nabi Ayub.

as

Dalam khazanah sejarah Islam, Nabi Ayyub 'Alaihi Salam merupakan satu dari 25 nabi
pokok. Nabi Ayyub menjadi sosok teladan karena kesabarannya yang luar biasa menghadapi
segala bentuk ujian. Sejak kecil hingga mengemban tugas kenabian, Nabi Ayyub dilimpahi banyak
harta. Tak hanya itu, seluruh kenikmatan hidup diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayyub.Meski
demikian, Nabi Ayyub tidak pernah lupa untuk beribadah kepada Allah. Harta dan kenikmatan
dunia tidak membuatnya lupa akan kewajibannya sebagai makhluk.

Nabi Ayub terkenal sabar dan penyayang. Karena dua sifat baik yang dimilikinya, Allah
membanggakan Nabi Ayub kepada seluruh makhluk-Nya. Menanggapi bangga Allah pada Nabi
Ayub, setan yang berjiwa pembangkang tentu membantah dan menantang Allah dengan
mengatakan, "Allah, Engkau tidak perlu membanggakan Ayub Mu. Dia sabar hati dan baik budi
karena hidup serba kecukupan. Saya sangsi apakah Ayub tetap memperlihatkan sikap terpuji jika
Engkau menimpakan ujian kemelaratan dan kenistaan," ucap setan kepada Allah, dikutip dari buku
Kisah Orang-orang Sabar, karya Nasiruddin. Mendapat kesangsian dari setan, Allah lantas
membuktikan keutamaan makhluk Nya.

Sampai suatu hari, musibah datang silih berganti. Rumah Nabi Ayyub hanyut oleh banjir,
Nabi Ayub yang semula kaya raya dibangkrutkan oleh Allah. Ayub yang semula mempunyai
banyak putra, satu persatu dicabut nyawanya hingga tidak tersisa sampai ditimpakan penyakit kulit
hingga membuatnya buruk rupa.Ditemani istri yang setia, Nabi Ayyub menjalani seluruh cobaan
dengan penuh ketegaran. Dalam kondisi serba sulit, Nabi Ayyub tidak berhenti beribadah.Setelah
beberapa bulan menderita sakit kulit yang parah, sang istri berkata kepada Nabi Ayyub.

" Engkau seorang nabi dan doamu dikabulkan Allah. Sudah begini penderitaanmu, belum
jugakah engkau hendak memohon kepada Ilahi agar dilepaskan dari musibah?"

" Saya malu mengangkat mukaku agar dilepaskan dari musibah yang belum lama saya
tanggungkan ini. Sebab saya tidak pernah lupa, berpuluh tahun lamanya saya menerima nikmat-
Nya," ucap Nabi Ayyub sembari tersenyum.
Nabi Ayub yang semula gagah, sehat, ditimpa penyakit yang tidak ada obatnya. Bahkan lebih
memprihatinkan, badan Nabi Ayub membusuk sehingga banyak belatung menempel di tubuhnya. Istri-
istrinya, satu persatu meninggalkannya. Hanya satu yang setia justru paling cantik di antara semua. Lebih
miris lagi, Nabi Ayub diasingkan masyarakat yang awalnya memuja dan menghormatinya. Kemudian dia
hidup terpencil di sebuah gua.Dalam kondisi seperti itu, Nabi Ayub tetap ingat dan patuh kepada Allah. Dia
selalu rajin berdoa meminta kesembuhan dan ketabahan menerima segala ujian hidup. Setiap kali akan
salat, dia mencabut puluhan belatung yang menempel di lukanya. Meski begitu, Nabi Ayub tak pernah
membunuh belatung-belatung itu. Karena pantang baginya membunuh sesama makhluk ciptaan Allah.
Suatu hari Nabi Ayub dan istrinya tak memiliki apa pun untuk di makan. Mereka kelaparan, namun
tetap tawakal dan bersabar. Tapi, istrinya semakin tak tega melihat Nabi Ayub semakin parah. Istri setia itu
kemudian ke pasar untuk menjual rambutnya agar dapat membeli makanan. Nabi Ayub tidak gembira apa
yang telah dilakukan istrinya. Justru dia malah marah karena istrinya telah menyalahi hukum Allah dengan
menjual rambut demi makanan. Nabi Ayub bersumpah, bila Allah memberi kesembuhan dia akan
menghukum istrinya mencambuk 100 kali.
Nabi Ayub kemudian diberi kesembuhan dan lulus ujian. Lalu dia ingin melaksanakan sumpahnya
itu menghukum istrinya. Akan tapi karena mengingat ketulusan dan kesalehan si wanita, Allah yang maha
penyayang mengajari bagaimana menghukum tanpa menyakiti. Caranya, 100 lidi diikat menjadi sapu lantas
dipukulkan dengan keras. Ini berarti telah memukul 100 kali sekaligus.
Kisah Nabi Zulkifli.as

Nabi Zulkifli adalah anak Nabi Ayub. Nama sebenarnya adalah Basyar bin Ayub. Nama
Zulkifli diperoleh setelah ia sanggup menjalankan perintah raja. Arti Zulkifli adalah yang
mempunyai kesanggupan.Pada waktu itu seorang raja yang telah berusia lanjut. Raja tersebut
sudah tidak mampu memimpin negerinya. Sayangnya, raja tidak mempunyai pewaris yang akan
menggantikan kedudukkannya sebagai raja. Oleh karena itu raja membuat suatu pengumuman.
Barang siapa yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari ia akan
diangkat menjadi raja. Raja itu juga mengharuskan untuk bersabar dalam menghadapi segala
urusan.
Hanya Basyar yang menyanggupi persyaratan tersebut. Lalu, raja memberi gelar Basyar
dengan gelar Zulkifli. Nabi Zulkifli adalah seorang raja yang sangat sabar. Pada siang hari Nabi
Zulkifli berpuasa dan pada malam hari menjalankan ibadah. Meskipun demikian, dia tetap
bertanggung jawab memimpin negerinya. Nama Nabi Zulkifli disebut dalam Surat Shaad ayat 48
sebagai orang yang paling baik. “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya
termasuk orang-orang yang paling baik.”
Pada suatu ketika. Nabi Zulkifli pernah diganggu iblis. Iblis ini menyamar sebagai
manusia. Pada malam hari ketika Nabi Zulkifli hendak tidur, iblis yang menjelma sebagai musafir
itu bertamu ke istana Nabi Zulkifli.Pada awalnya, penjaga istana meminta musafir itu kembali
pada pagi hari. Namun, musafir tetap berkeinginan untuk bertemu Nabi Zulkifli. Dengan sabar,
Nabi Zulkifli menemui musafir itu dan mendengar keluh kesahnya. Musafir itu mengatakan
bahwa seseorang telah menganiaya dirinya. Nabi Zulkifli meminta musafir ini untuk datang pada
malam hari berikutnya sehingga kedua belah pihak dapat menyelesaikan permasalahan itu.
Pada hari berikutnya, musafir itu justru datang pada pagi hari. Ia mengeluhkan hal yang
sama. Kemudian, Nabi Zulkifli meminta musafir itu untuk datang hari berikutnya pada pagi hari.
Namun pada pagi hari berikutnya, musafir itu tidak datang. Ia justru datang pada malam hari.
Pada saat itu Nabi Zulkifli masih terus bersabar dengan tingkah laku tamunya. Ia tetap menemui
tamu tersebut dengan baik. Iblis merasa kecewa karena Nabi Zulkifli sama sekali tidak marah.
Pada suatu masa, negeri ini sedang menghadapi peperangan. Nabi Zulkifli memerintahkan
seluruh rakyatnya berperang. Namun, mereka tidak mau pergi berperang karena takut mati.
Mereka meminta Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah swt agar umur mereka masih panjang. Baru
setelah itu mereka mau berangkat berperang.
Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah untuk memanjangkan umur rakyatnya, Allah mengabulkan
doanya. Rakyat Nabi Zulkifli berumur panjang. Namun tanah dan makanan tidak mencukupi
kebutuhan rakyat yang banyak. Kemudian, rakyat meminta Nabi Zulkifli mengembalikan umur
mereka sebelumnya. Nabi Zulkifli berdoa dan Allah mengabulkan doanya.
Seperti itulah tingkat kesabaran nabi Zulkifli sehingga Allah memujinya. Dalam Surat Al-
Anbiyaa ayat 85, Allah menggolongkan Nabi Zulkifli sebagai orang yang sabar.
Kisah Nabi Musa.as

Al-Quran merupakan kitab suci yang mengandung banyak kisah dan sejarah. Para ulama
menyebutkan hampir sepertiga kandungan al-Quran berisi tentang sejarah umat terdahulu. Bahkan
dalam beberapa surat ayat yang bentuknya cerita lebih dominan dibandingkan dengan lainnya.
sebut saja misalnya Surat Yusuf yang seluruhnya memuat kisah Nabi Yusuf secara utuh. Demikian
juga Surat al-Qashas, Hud, Thaha dan lain-lain.

Menariknya, dari seluruh kisah tersebut, perjalanan Nabi Musa dengan Bani Israil menjadi
kisah yang mendominasi isi Al-Quran. Tidak hanya dalam satu surat, kisah beliau disebutkan
berulang kali dan bertebaran di beberapa surat lainnya. Terhitung hampir dua puluh lima surat
dalam Al-Quran, Allah menyebutkan tentang beliau. Bahkan nama Musa sendiri menjadi nama
yang paling banyak disebutkan dalam Al-Quran.

Dr. Utsman al-Khamis, dalam kitabnya, “Fabi Hudaahum Iqtadih” menyebutkan bahwa
Nama Musa disebutkan 136 kali dalam al-Quran. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada nama
Nabi Isa yang disebut dua puluh lima kali dan Nabi Nuh sebanyak 43 kali. Sedangkan Nabi
Muhammad sendiri hanya disebut empat kali saja. Lalu apa rahasia dibalik ini semua? Mengapa
kisah Nabi Musa lebih banyak disebutkan daripada rasul-rasul yang lain?

Tentu ada harapan khusus yang hendak Allah Ta’ala sampaikan kepada umat ini lewat
kisah Nabi Musa ‘ailaihissalam saat memimpin Bani Israil melawan Fir’aun. Sebagaimana
diketahui, Fir’aun adalah seorang raja yang paling kejam pada zamannya. Sementara Bani Israil
sendiri adalah kaum yang terkenal dengan sifatnya yang ngeyel dan keras kepala. Jadi, posisi Nabi
Musa benar-benar teruji dari segala sisi.

Dalam kitab Majmu’ Fatawa, 9/12, Ibnu Taimiyah menyebutkan, “Kisah Musa bersama
Fir’aun disebutkan berulang kali dalam al-Quran karena keduanya simbol dari kebenaran dan
kebatilan. Fir’aun berdiri di atas puncak kekufuran dan kebatilan karena mengingkari Allah dan
rasul-Nya. Sedangkan Nabi Musa menjadi sosok yang berada di atas puncak keimanan dan
kebenaran. Di mana beliau adalah rasul yang menerima risalah secara sempurna serta berbicara
langsung dengan Allah tanpa pembatas. Sehingga kisah ini menjadi pelajaran terbesar bagi ahlu
iman dan ahlu kufur,”

Dalam kitab Fabi Hudahum IQtadih, Dr. Utsman al-Khamis berkata, “Nama beliau disebut
berulang-ulang dalam Alquran menunjukkan bahwa Allah menginginkan agar kita selalu
merenungkan kisah beliau, kesulitan yang beliau jumpai, kepayahan, gangguan dan ujian yang
datang bertubi-tubi.” (Fabi Hudahum IQtadih, hlm. 327)

Meneladani Sifat Nabi Musa ‘Alaihissalam

Suatu ketika Rasulullah Saw melakukan pembagian (harta ganimah), tiba-tiba ada seseorang
berkata, “Sesungguhnya Muhammad tidak menghendaki ridha Allah dengan pembagian ini.”

Mendengar selentingan tersebut, Abdullah Ibnu Mas’ud langsung berkata, “Hai musuh Allah,
camkanlah, sesungguhnya aku benar-benar akan menceritakan apa yang kamu katakan itu kepada
Rasulullah.”

Lalu Ibnu Mas’ud menceritakan hal itu kepada Nabi Saw, tetiba saja wajah beliau berubah menjadi
merah kemudian bersabda:

‫صبَ َر‬ َ ‫ فَقَدْ أُوذ‬،‫سى‬


َ َ‫ِي بِأ َ ْكث َ ِر ِم ْن َهذَا ف‬ ‫َرحْ َمةُ ه‬
َ ‫َّللاِ َعلَى ُمو‬

“Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepada Musa, sungguh dia pernah disakiti lebih dari ini,
tetapi ia bersabar,” (HR. Bukhari-Muslim)

Riwayat di atas menunukkan bahwa ketika disakiti oleh kaumnya, Rasulullah SAW langsung
mengingatkan kesabaran Nabi Musa ketika menghadapi Bani Israil yang terkenal dengan sifatnya
yang ngeyel. Selain terkenal dengan badannya yang kuat, Nabi Musa juga disebutkan oleh Allah
sebagai pribadi yang pemalu dan banyak bersabar dengan cobaan. Allah ta’ala sebutkan dalam
firman-Nya:

‫َوفَتَنهاكَ فُتُونًا‬

“Aku akan mengujimu dengan berbagai macam ujian.” (QS. Thaha: 40)

Ujian yang dialami Musa memang cukup berat. Mulai dari beliau dilahirkan hingga berhasil
meruntuhkan kekuasaan Fir’aun. Lalu dilanjut lagi dengan ujian dari umatnya yang keras kepala.
Suatu ketika Said bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma perihal
ayat yang disebutkan di atas. Karena banyaknya bentuk ujian yang harus disebutkan, Ibnu Abbas
berkata, “Hai Ibnu Jubair, ajukanlah pertanyaanmu itu besok pagi, karena sesungguhnya
jawabannya mengandung kisah yang panjang.”

Esoknya, Ibnu Abbas membaca ayat-ayat yang menceritakan Musa dari awal. Mulai dari kisah
Firaun melakukan pembantaian terhadap bayi lelaki, kemudian Musa dilempar ke sungai dan
diselamatkan oleh keluarga Firaun. Kemudian kisah Musa menarik jenggotnya firaun, hingga
Musa diberi pilihan antara kurma dan bara. Termasuk kisah dia membunuh orang mesir, lalu dia
lari ke Madyan dan menikah dengan salah satu putri orang tua di Madyan. Kemudian Musa
kembali ke Mesir, dan beliau salah jalan di kegelapan malam, hingga beliau melihat api dan
mendapat wahyu dari Allah.

Setelah Ibnu Abbas menyebutkan semuanya, dia mengatakan, “Hai Ibnu Jubair, peristiwa itu
merupakan sebagian dari fitnah (cobaan) sesudah semua cobaan yang ditimpakan kepada
Musa’,” (Tafsir Ibn Katsir, 5/285)

Nabi musa memang berhasil melewati ujian dengan sifat sabarnya yang tinggi. Ketika harus
menghadapi kekejaman Fir’aun, di saat yang sama Nabi Musa juga harus bersabar atas perlakuan
Bani Israil terhadap dirinya. Beliau dituduh dan dihina oleh kaumnya itu memiliki cacat dan
penyakit yang menjijikkan di tubuhnya, juga pernah dituduh berzina, penyihir dan sebagainya.
Namun semua itu beliau lalui dengan bersabar dan menyerahkan urusannya kepada Allah semata.
Karena banyaknya cobaan tersebut, beliau digolongkan termasuk salah di antara Ulul Azmi (rasul
pilihan yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan yang luar biasa).

Selain sifatnya yang sabar, Al-Quran juga menyebutkan bahwa beliau adalah sosok Rasul yang
selalu menepati janji dengan manusia, yakin dengan segala ketetapan Allah, tawadhu’, amanah
dan memiliki hati yang lapang. Sebagaimana dalam salah satu permohonannya kepada Allah
Ta’ala:

َ ‫ب ا ْش َرحْ ِلي‬
‫صد ِْري‬ ِ ‫ َر‬Nab

“Ya Rabbku, lapangkanlah dadaku,” (QS. Thoha: 25)

Berikutnya Al-Quran juga menceritakan sosok Musa yang memiliki kuatan fisik yang luar biasa.
Terbukti ketika beliau mampu mematikan lawan dengan sekali pukulan. Tidak hanya itu, ketika
beliau pindah ke kota Madyan, oleh salah seorang putri yang ditolongnya ketika menimba air
berkata kepada bapaknya:

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al-Qashsas; 26)

Meskipun memiliki kekuatan fisik di atas rata-rata orang pada umumnya, Namun Nabi Musa tidak
lantas menjadi sosok yang sombong, kasar dan berbuat sekehendaknya. Justru beliau menjadi
Rasul yang pemalu dan sabar dengan tindakan kaumnya yang sering bertindak lancang terhadap
beliau. Bahkan saat menghadapi Fir’aun, beliau tetap mendakwahkannya dengan cara lemah
lembut.

Karena itu, perjalanan dakwah Nabi Musa benar-benar menjadi penghibur sekaligus motivasi bagi
Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Sehingga ketika ada sikap umatnya yang melampaui
batas, beliau hanya bersabda, “Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepada Musa, sungguh dia
pernah disakiti lebih dari ini, tetapi ia bersabar,” Dan sebagai umatnya, tentu kita juga harus
menedani keluhuran akhlak para nabi tersebut.
Kisah Nabi Harun.as

Harun merupakan salah seorang Nabi yang telah diminta langsung oleh Nabi Musa pada
Allah dalam membantu memperkembangkan ajarannya. Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun
1450 SM dan ditugaskan untuk berdakwah kepada para Fir’aun Mesir dan Bani Israel di Sina,
Mesir.

Nabi Harun diriwayatkan fasih berbicara dan mempunyai pendirian tegas dalam mengikuti
Mua saat menyampaikan dakwah kepada raja-raja yang sesat. Nabi Musa sendiri mengakui
kelebihan saudaranya itu dan mempercayainya untuk membantunya dalam berdakwah.

Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku
sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku khawatir mereka akan
berdusta,? ucap Nabi Musa.

Tibalah dimana Nabi Musa telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke bukit Sinai
untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada
saudaranya Nabi Harun. Selama ditinggal Nabi Musa , Harun juga diberikan amanah untuk
mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari perbuatan mungkar, dan juga menyekutukan
Allah dengan benda lain. Musa berkata kepada Harun: â??Gantikanlah aku dalam (memimpin)
kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerusakan.â?•
Kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.

Kepergian Musa lantas ternyata dimanfaatkan orang bernama Samiri. Ia berniat


memanfaatkan situasi tersebut untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah
payah membentuk keimanan mereka. Samiri ini membuat patung terbuat dari emas untuk
disembah kaum Musa. Mereka menyembah patung berbentuk hewan sapi itu setelah terkena tipu
muslihat Samiri yang menjadikannya bisa berbicara.
Sisa patung sapi yang terbuat dari emas (Resensiakhirzaman)

Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala. Lalu ia berusaha
mencegah umatnya yang menyekutukan Allah agar kembali ke jalan yang benar. Tapi umatnya
malah membangkang dengan memberi ancaman kepada Nabi Harun kalau ia terus melarang
mereka menyembah patung tersebut. Pada akhirnya, Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa dan
mereka mereka terus menyembah patung itu.

Setelah Nabi Musa kembali, ia terkejut karena kaumnya menyembah berhala. Dalam hal
ini, Musa juga menyalahkan Nabi Harun. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikendalikan
Nabi Musa menarik janggut Nabi Harun dan berkata: â??Wahai Harun, apa yang menghalangi
engkau dari mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak
mengikuti aku atau engkau menduharkai perintahku?â?• Harun berkata: â??Wahai saudaraku,
janganlah engkau merenggut janggutku dan janganlah engkau menarik kepalaku, sesungguhnya
aku takut engkau akan berkata, ‘engkau mengadakan perpecahan dalam Bani Israel dan engkau
tidak memelihara perkataanku.'”

Di riwayatkan, Nabi Musa yang menarik janggut Nabi Harun saat ia melampiaskan
amarahnya membuat janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih dan
janggut yang tidak kena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun
mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.

Pada akhirnya, Nabi Musa mengetahui siapa dalang dari semua ini. Ia mendapatkan Samiri
sebagai perusak kaumnya. Nabui Musa mengusir Samiri beserta pengikutnya dan berjanji akan
menghancurkan berhala-berhala yang dibuatnya dan akan dihanyutkan kedalam laut. Nabi Musa
pun berkata: Samiri dan para pengikutnya yang kafir akan segera mendapat adzab dari Allah SWT.
Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di
daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Setelah Nabi Harun dan Nabi Musa
meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusyaâ?? bin Nun. Namun, setelah Yusyaâ?? wafat,
lama-kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan ajaran yang terkandung dalam Taurat.
Malah, ada kalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut. Sehingga
menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat dan akhirnya menyebabkan perpecahan Bani
Israel.
KISAH – KISAH NABI

Nama : Nizar Prio Febrian

Kelas : IV

No. : 22

SD NEGERI MANGKUKUSUMAN 8 TEGAL

Anda mungkin juga menyukai