Nabi
Table of contents
Nabi Ayyub As adalah putra Nabi Ishaq As. Sedangkan Nabi Ishaq
sendiri merupakan anak kandung Nabi Ibrahim As. Maka, Nabi
Ayyub As ialah cucu langsung dari Nabi Ibrahim As. Semasa
hidup, Nabi Ayyub As terkenal sebagai salah satu utusan Allah
SWT yang mendapatkan begitu banyak cobaan dan datang secara
bertubi-tubi. Kendati demikian, ia tetap sabar dalam menghadapi
ujian dari Sang Maha Pencipta tersebut. Cobaan yang dialami Nabi
Ayyub As itu terjadi tidak hanya satu atau dua macam saja. Namun,
begitu banyak ujian yang dialami. Baik yang membawa dampak
positif maupun negatif. Sebagai seorang nabi, ia tetap beriman
dalam menjalani segala tantangan tersebut.
Keteladanan
Nabi Ayub As
Kaya Raya Namun Dermawan
Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub As merupakan seorang nabi yang sangat kaya raya. Harta
bendanya melimpah ruah. Meskipun tak kekurangan apa pun dalam menjalani kehidupan, ia tetap
beriman kepada Allah SWT. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai seorang yang dermawan.
Diceritakan bahwa Nabi Ayyub As suka membagi-bagikan harta bendanya. Baik berupa memberi makan
untuk para fakir miskin, menyantuni janda, anak yatim, serta ibnu sabil.
Sabar Ketika Miskin
Saat kondisinya sedang kaya raya, ujian yang datang dihadapi dengan menjadi orang yang
dermawan. Demikian pula kala Allah SWT memberikan cobaan berupa kemiskinan. Ketika harta
bendanya itu telah habis dan tidak menyisakan apa pun, Nabi Ayyub As sangat sabar menghadapinya
tanpa merubah rasa ketakwaan kepada yang Maha Kuasa. Selain sangat sabar saat harta bendanya habis,
Nabi Ayyub As juga terkenal sabar ketika menghadapi cobaan lainnya sepanjang hidup. Dituliskan oleh
Yunahar Ilyas dalam Nabi Ayyub AS (1) yang dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, Nabi Ayyub
dikenal dengan kesabaran saat menanggung penderitaan yang menimpa setelah mendapatkan segala
macam nikmat dan kesenangan dari Allah SWT. Hal tersebut terjadi ketika ia menderita penyakit kulit
yang luar biasa sehingga memaksanya harus terusir dari kampung halaman sendiri. Berbicara mengenai
kesabaran yang dimiliki Nabi Ayyub As, Allah SWT sudah berfirman melalui Al-Qur'an surah Sad ayat
44 dengan bunyi:
ٌصابِرًا ۚ نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ۖ ِإنَّهُ َأ َّواب ْ ض ْغثًا فَاضْ ِربْ بِ ِه َواَل تَحْ ن
َ َُث ۗ ِإنَّا َو َج ْدنَاه َ ُخ ْذ بِيَ ِدaَو
ِ ك
Artinya: "Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah
kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-
baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)".
18 Tahun Menghadapi
Ujian
Dalam sebuah hadis riwayat Anas ibn Malik, disebutkan bahwa "Sesungguhnya Nabiyullah Ayub
‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. "Baik keluarga dekat maupun keluarga
jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu
memberinya makan dan menemuinya,". Seperti dikutip laman NU Online dalam judul "Kisah Nabi Ayub
dan Kesabarannya" oleh M. Tatam Wijaya, Nabi Ayyub As mengalami masa yang sangat sulit dalam
menghadapi cobaan itu. Bahkan, seluruh keluarga menjauh lantaran penyakit yang diderita serta kondisi
sang nabi yang mulai kehilangan harta benda. Meskipun demikian, ada satu orang istri dan dua saudara
yang tetap setia menemani beliau dan selalu memberikan makan. Setelah sekian lama mengalami
penderitaan, jika berdasarkan hadis di atas waktunya adalah sekitar 18 tahun, kemudian Nabi Ayyub As
memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ia meminta agar penyakitnya segera diangkat dan mendapatkan
kesembuhan. Al-Quran surah al-Anbiyâ’ ayat 83 dan 84 mengisahkannya sebagai berikut:
َ سنِ َي الضُّ رُّ َواَ ْن
ت اَرْ َح ُم َ ْاَيُّوaض ٍّر َّو ٰاتَ ْي ٰنهُ اَ ْهلَهٗ َو ِم ْث َلهُ ْم َّم َعهُ ْم َرحْ َمةً ِّم ْن ِع ْن ِدنَا َو ِذ ْك ٰرى لِ ْل ٰعبِ ِد ْينَ ۚ َو
َّ ب اِ ْذ نَ ٰادى َربَّهٗ ٓ اَنِّ ْي َم ُ فَا ْستَ َج ْبنَا لَهٗ فَ َك َش ْفنَا َما بِ ٖه ِم ْن
َّاح ِمي َْن
ِ ۚ الر
Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah
ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang". "Maka Kami
kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Kami".
Alhasil, Nabi Ayyub As memperoleh kesembuhan atas penyakit yang sudah diderita selama belasan tahun
dan ia kembali menjalani kehidupan seperti layaknya yang dijalani sebelum hal itu terjadi.
03
Nabi Harun As
04
Fatimah Az-Zahrah
Kisah
Keturunan Nabi Muhammad SAW hanya lahir melalui anak perempuannya, Fatimah. Seluruh
anak-anak Rasulullah yang lain meninggal dan tidak memberi beliau cucu, kecuali anak perempuannya
itu. Kendati merupakan anak kesayangan Nabi Muhammad, Fatimah tidak pernah mengecap
kemewahan hidup. Dari keluarganya yang bersahaja, umat Islam belajar dan meneladani sikap wara,
tawaduk, serta bersabar dalam keadaan berkekurangan.
Fatimah Az-Zahra binti Muhammad lahir pada tahun ke-5 setelah kenabian atau pada 606 M.
Sejak kecil, ia menyaksikan dakwah Islam periode Makkah yang berdarah-darah. Karena tumbuh dalam
keadaan sulit, Fatimah menjadi perempuan tegar, kuat, dan penuh kesabaran. Fatimah adalah anak
kesayangan Rasulullah SAW. Hal ini tergambar dalam sabdanya:
“Fatimah adalah sebagian daripadaku, barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan siapa
yang membohonginya berarti sudah membohongiku,” (H.R. Bukhari).
Julukan
Karena perangai dan akhlaknya yang mulia, Fatimah memperoleh banyak julukan. Julukannya
yang utama adalah Az-Zahra (yang cemerlang), Kaniz (terpelihara), At-Thahirah (perempuan suci),
Ummul Aimmah (ibu para imam), Sayyidah (pemuka yang mulia, penghulu), Nisa’ Al-Alamin
(perempuan paling utama sejagat) dan banyak lagi julukan lainnya, sebagaimana dikutip dari buku
Akidah Akhlak (2020) yang ditulis Sihabul Milahudin.
Kesederhanaan Fatimah
Setelah beranjak remaja, ketika Fatimah berusia 15 tahun lebih 5 bulan, ia menikah dengan
sepupunya Ali bin Abi Thalib yang berusia 21 tahun. Perkawinannya pun dilakukan dengan sederhana.
Saat itu, Ali bukanlah pemuda berkecukupan. Untuk membayar mahar Fatimah, Ali harus menjual
perisainya untuk biaya pernikahan. Pernikahan itu diselenggarakan beberapa waktu setelah hijrah dari
Makkah ke Madinah pada 622 M. Dari pernikahannya, Fatimah dikaruniawi enam anak, tiga putra yaitu
Hassan, Husain, dan Muhassin (meninggal saat kecil), sedangkan putrinya adalah Zaynab, Ummi
Kultsum, dan Ruqayyah.
Setelah berumah tangga pun, kehidupan ekonomi Fatimah tidak juga membaik. Bahkan, untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari, Fatimah pernah menggadaikan kerudungnya kepada orang Yahudi
untuk memperoleh sejumlah kecil uang. Karena terbebani dalam hidup kekurangannya, suatu waktu,
Fatimah pernah mengeluh pada Ali mengenai kesulitan yang harus mereka jalani. Ali menyarankan agar
Fatimah mendatangi ayahnya untuk meminta bantuan. Barang kali Nabi Muhammad SAW berkenan
memberi salah seorang budak yang diperoleh dari rampasan perang sebagai hadiah bagi Ali dan
Fatimah.
Kesederhanaan Fatimah
Fatimah pun mendatangi Nabi Muhammad, namun ia tidak sanggup menyampaikan keluhannya
karena hormatnya yang begitu dalam pada ayahnya tersebut. Ketika Fatimah pulang dengan tangan
kosong, Ali memberanikan diri ke rumah Nabi Muhammad bersama istrinya itu. Mendengar keluhan
menantu dan putri terkasihnya, Nabi Muhammad pun tidak bisa berbuat banyak kecuali menasihati
keduanya agar bersabar.
Sebagai gantinya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa pada Ali dan Fatimah agar
memperoleh kelapangan hidup. “Ini adalah perkataan yang diajarkan Jibril kepadaku. Kalian harus
mengulangnya sepuluh kali setelah sembahyang: ‘Mahasuci Tuhan’ [Subhan Allah], lalu ‘Segala puji
bagi Allah’ [Alhamd lillah], dan ‘Tuhan Mahabesar’ [Allahu Akbar]. Sebelum tidur, kalian harus
mengulangnya sebanyak tiga puluh kali,” (H.R. Bukhari dan Muslim). Kehidupan yang keras membuat
tangan lembut Fatimah menjadi kasar. Dikisahkan juga Fatimah kerap menggendong anak dengan satu
tangan, sementara tangannya yang lain menggiling gandum.
Akhir Hayat Fatimah
Ketika Nabi Muhammad sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tak henti-henti menitikkan air
mata. Melihat hal itu, Rasulullah memanggilnya, kemudian berbisik. Saat mendengar kata-kata
Rasulullah, tangisan Fatimah kian keras. Kemudian, Rasulullah berbisik lagi dan Fatimah pun
tersenyum. Ketika ditanyakan kepada Fatimah mengenai yang dibisikkan Rasulullah, ia menjawab
bahwa Nabi Muhammad menyampaikan bahwa beliau akan segera meninggal. Hal itu membuatnya kian
bersedih dan bertambah tangisannya. Beberapa waktu kemudian, Nabi Muhammad berbisik lagi ke
Fatimah bahwa dia adalah keluarga Rasulullah yang pertama menyusul dan menjumpainya di surga
nanti, maka Fatimah pun tersenyum.
Enam bulan selepas Nabi Muhammad SAW wafat, Fatimah Az-Zahra sakit keras dan merasa
bahwa ajalnya sudah dekat. Ia berpesan bahwa hanya suaminya, Ali bin Abi Thalib yang boleh
menyentuh tubuhnya. Beberapa waktu kemudian, Fatimah pun meninggal, menyusul ayahnya, dalam
usia yang sangat muda, yaitu 27 tahun di Madinah, 3 Ramadan 11 H atau 5 Agustus 532 M. Ali bin Abi
Thalib kemudian memandikan jenazah Fatimah, sesuai dengan wasiat istrinya itu. Bersama Hasan dan
Husain, Ali bin Abi Thalib menguburkan jenazah Fatimah di pemakaman Baqi yang berseberangan
dengan Masjid Nabawi tempat Nabi Muhammad SAW dikebumikan.
05
Nabi Isa As
Kelahiran Nabi Isa As
Nabi Isa AS lahir dari rahim Maryam, seorang perawan yang terjaga kehormatannya. Kisah Nabi
Isa menjadi bukti mukjizat dan kebesaran Allah SWT.Nabi Isa merupakan nabi dan rasul ke-24 dari 25
nabi dan rasul yang patut diimani. Nabi terakhir Bani Israil ini diangkat Allah SWT ke langit. Nabi Isa
lahir pada masa Raja Herodes Romawi di Palestina tahun 1 SM. Dia lahir dari Maryam, yang merupakan
anak Imran yang kemudian diasuh oleh Nabi Zakaria AS.
Kala itu, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril menemui Maryam. "Sesungguhnya aku hanyalah
utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci," kata
Jibril sesuai QS Maryam ayat 19.
Maryam tak percaya mendengar ucapan itu. "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki,
padahal tidak pernah ada orang [laki-laki] yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!" kata
Maryam. Jibril lalu menjelaskan bahwa itu adalah kebesaran Allah SWT. Maryam lalu mengandung
Nabi Isa. Dia mengasingkan diri ke tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.
Kelahiran Nabi Isa As
Setelah melahirkan, Maryam kembali sambil menggendong putranya. Maryam lantas menjadi
pembicaraan orang-orang dan disebut sebagai pezina.
"Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar," ucap orang-orang
kala itu. Maryam tak menggubris fitnah orang-orang terhadapnya. Dia hanya menunjuk anaknya.
"Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" ejek orang-orang.
Lalu, bayi kecil itu tiba-tiba pandai berbicara. Dia berbicara dengan lancar untuk membela
ibunya.
"Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup," kata Isa yang masih bayi
sesuai QS Maryam. Berbicara saat masih bayi merupakan mukjizat Nabi Isa AS.
Mukjizat Nabi Isa As
Sejak saat itu, Allah terus memperlihatkan mukjizat dan tanda kenabian Isa.
Dikutip dari The Prophets: Kisah Hikmah 25 Nabi karya Dian Noviyanti, ketika berusia lima tahun,
Nabi Isa membuat 12 burung-burung dari tanah liat. Nabi Isa juga mampu menghidupkan 12 burung-
burung tersebut. Nabi Isa juga bisa berjalan di atas air.
Berdasarkan QS Ali-Imran ayat 49, Nabi Isa juga mampu menyembuhkan orang yang buta sejak lahir.
Dia juga bisa menyembuhkan orang yang sakit kusta. Nabi Isa juga bisa menghidupkan orang yang telah
mati.
Dengan mukjizat itu, Nabi Isa menyeru Bani Israil untuk bertobat dan menyembah Allah. Isa
memberi tahu bahwa akan ada seorang rasul yakni Muhammad SAW. Namun, Bani Israil
mengingkarinya. Mereka marah besar pada Isa.
Diangkatnya Nabi Isa a.s
ke Langit
Saat hari raya umat Yahudi, Nabi Isa berangkat menuju Baitul Maqdis (saat ini Masjidl Aqsa).
Para pendeta dan juga Raja Pilathus, pengganti Raja Herodus membuat tipu daya untuk Isa.
Raja Pilathus memerintahkan untuk menghukum dan mengadili Isa. Seorang pengikut Nabi Isa, Yahudza
al-Askharyuthi berkhianat dengan memberitahu tempat persembunyian Nabi Isa.
Namun, Allah juga membuat tipu daya bagi orang-orang tersebut. Allah mengangkat Nabi Isa ke
langit dan menggantikan dengan seseornag yang mirip dengan Nabi Isa. Orang itu lalu dibunuh dan
disalib.
"... Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak [pula] menyalibnya, tetapi [yang mereka bunuh
adalah] orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang
[pembunuhan] Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu
[siapa sebenarnya yang dibunuh itu], melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin
telah membunuhnya,"
firman Allah dalam QA An-Nisa ayat 157.
Diangkatnya Nabi Isa a.s
ke Langit
Allah lalu berfirman kepada Isa bahwa Isa diangkat ke langit.
"Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang
yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu
perselisihkan," berikut bunyi QS Ali Imran ayat 55.
Nabi Isa merupakan pilihan Allah yang diberikan kepada Maryam. Tanda-tanda kenabian Isa terlihat
dari sejumlah mukjizat yang dimilikinya. Kisah Nabi Isa AS menjadi bukti mukjizat dan kebesaran
Allah SWT.
06
Nabi Yusuf As
Kisah Nabi Yusuf As
Pria Yang Dianugrahi Ketampanan Oleh Allah Swt.
Nabi Yusuf adalah putera dari Nabi Yakub, memiliki saudara berjumlah sebelas. Nabi Yusuf
dianugerahi ketampanan oleh Allah SWT, sehingga saudara-saudaranya merasa iri.
Apalagi, Yusuf adalah putera kesayangan ayahnya, kasih sayang Yakub bertumpah ruah untuk
Nabi Yusuf. Maka bertambah-tambahlah kedengkian dari saudara-saudara Nabi Yusuf. Pada suatu
malam, Nabi Yusuf bercerita pada ayahnya,
“Wahai ayah, tadi malam aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadaku”
Mendengar cerita Nabi Yusuf itu, Nabi Yakub berpesan pada Yusuf agar tidak memberitahukan
mimpinya itu kepada siapapun. Sebab, menurut Yakub, mimpi itu artinya kelak Nabi Yusuf akan
menjadi orang besar, dimuliakan Allah serta diangkat menjadi Rasul Allah. Namun tanpa sepengetahuan
mereka berdua, ternyata ada salah satu saudara Yusuf yang mendengarkan perbincangan Yusuf dan
Yakub.
Kisah Nabi Yusuf ketika dibuang
ke sumur oleh saudara-
saudaranya
Kesebelas saudara Nabi Yusuf kemudian berembuk, mereka berencana untuk menyingkirkan Nabi
Yusuf selama-lamanya. Kali ini, kecemburuan mereka pada Yusuf sudah sampai pada puncaknya. Lalu
mereka pun bersepakat untuk membuang Nabi Yusuf.
Saudara-saudara Yusuf membujuk Nabi Yakub agar diperbolehkan mengajak Yusuf berjalan-jalan.
Padahal sebenarnya ini hanyalah dalih mereka agar bisa melenyapkan Yusuf.
Awalnya Nabi Yakub tak mengizinkan, ia kuatir akan keselamatan Yusuf. Ia takut saudara-saudara Yusuf
tidak bisa menjaga Nabi Yusuf. Akan tetapi saudara-saudaranya tak menyerah untuk membujuk Yakub,
mereka berkata:
“Jangan engkau takut, Ayah. Kami adalah orang-orang kuat. Kami pasti bisa menjaga Yusuf”
Akhirnya dengan berat hati, Nabi Yakub mengijinkan mereka membawa Yusuf pergi. Sampai di tengah
perjalanan, dibuanglah Nabi Yusuf ke dalam sumur.
Kisah Nabi Yusuf ketika dibuang
ke sumur oleh saudara-
saudaranya
Tak cukup sampai di situ, saudara-saudara Yusuf kemudian mengambil baju Yusuf, diusapkannya
darah binatang ke baju itu, lalu dibawanya pulang di hadapan ayahnya. Mereka mengabarkan berita
pada Nabi Yakub bahwa Yusuf mati diterkam singa.
“Ayah, ternyata benar apa yang engkau katakan. Kami telah lengah menjaga Yusuf. Yusuf telah mati
diterkam singa. Ini bukti bajunya”
Mendengar berita tersebut, Nabi Yakub pun amat bersedih. Ia menangis tersedu-sedu. Saking lamanya ia
menangis sampai kedua matanya menjadi buta.
Kisah Nabi Yusuf, dipungut
menjadi budak kerajaan
Nabi Yusuf yang masih ada di dalam sumur masih tetap hidup berkat lindungan Allah SWT. Tiba-
tiba, ada sekelompok saudagar dari Mesir yang melewati sumur nabi Yusuf tadi. Mereka berniat
menimba air dari sumur.
Betapa terkejutnya mereka ketika timba itu ditarik, ada seorang pemuda yang ikut tertarik ke atas,
dialah Nabi Yusuf.
“Ayah, inilah arti mimpi yang pernah kukatakan pada Ayah dahulu. 11 bintang (kesebelas saudara
Yusuf), matahari (Ayah Yusuf) dan bulan (Ibu Yusuf) bersujud kepadaku”
Pertama, Nabi Yusuf mengajarkan tentang menjadi orang yang pemaaf dan tidak menjadi pendendam.
Meski dikhianati oleh orang terdekatnya bahkan oleh saudara sendiri, Nabi Yusuf tetap memaafkan
mereka.
Kedua, Nabi Yusuf mengajarkan tentang menjadi penyabar. Meski ditimpa ujian bertubi-tubi, mulai dari
dibuang ke sumur oleh saudaranya sendiri, difitnah istri Raja, semua dilalui dengan sabar.
Apa hadiah atas kesabaran itu? Nabi Yusuf memperoleh kedudukan sebagai bendahara Kerajaan Mesir
dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
07
Ummu Kultsum
Kisah Ummu Kultsum Putri
Rasulullah
Ummu Kultsum putri Rasulullah. Seorang wanita mulia. Ibunya adalah Ummul Mukminin
Khadijah binti Khuwailid radhiallahu ‘anha. Ia memeluk Islam saat ibunya memeluk Islam. kemudian ia
dan saudari-saudarinya berbaiat kepada ayahnya saat wanita-wanita muslimah berbaiat kepada beliau.
Selain memiliki ayah dan ibu yang mulia, ia juga memiliki suami yang istimewa. Yaitu Utsman bin
Affan radhiallahu ‘anhu.
Profil
Putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sempat menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab
bin Abdul Muthalib. Pernikahan itu terjadi sebelum kenabian. Saat Rasulullah diutus dan Allah
menurunkan firman-Nya
ب, َّ َهَ ٍب َوتaaدَآ َأبِى َلaaب َّْتَيaaa“ت
َ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.”
[Quran Al-Masad: 1]
Abu Lahab berkata kepada putranya, “Engkau haram bertemu denganku kalau tidak kau ceraikan
putrinya Muhammad.” Utaibah pun menceraikan Ummu Kultsum sebelum mencampurinya.Ummu
Kultsum usianya lebih muda dibanding Ruqayyah dan lebih tua dari Fatimah. Di antara alasannya,
sebelum menikah dengan Ummu Kultsum, Utsman merupaka suami Ruqayyah. Saat Ruqayyah wafat
barulah Utsman menikahinya.
Memeluk Islam
Ummu Kulstum memeluk Islam saat ibunya memeluk Islam. Ia membaiat ayahnya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersamaan saudari-saudarinya dan kaum muslimah lainnya. Iapun hijrah
ke Madinah mengikuti ayahnya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sesaat setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau memerintahkan
Zaid bin Haritsah untuk menjemput istri dan anak-anak beliau di Mekah. Di antara mereka yang
dijemput adalah Ummu Kultsum.
Di Madinah, pada bulan Rabiul Awal tahun 3 H, Ummu Kultsum dinikahi oleh seorang sahabat
yang mulia, Utsman bin Affan. Pernikahan itu berlangsung setelah saudarainya, Ruqayyah, yang juga
merupakan istri Utsman, wafat.
Qatadah bin Di’amah as-Sadusi mengatakan, “Awalnya Ummu Kultsum binti Rasulullah dinikahi
oleh Utaibah bin Abu Lahab, belum sempat keduanya tinggal serumah hingga Rasulullah diutus menjadi
Rasul. Sedangkan saudarinya, Ruaqayyah, dinikahi oleh Utbah bin Abu Lahab. Kemudian turun firman
Allah
ٍ ََّت يَ َدا َأبِى لَه
ب ْ “تَب
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” [Quran Al-Lahab:1}
Memeluk Islam
Lalu Abu Lahab berkata kepada dua putranya, “Kepalaku haram berjumpa dengan kepala kalian
sebelum kalian ceraikan dua putri Muhammad.” Ibu mereka mengatakan, “Ceraikan mereka wahai
putraku. Karena keduanya turut bersalah.” Utbah dan Utaibah pun menceraikan dua orang putri
Rasulullah tersebut.
Bersama Rasulullah
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Ummu Kultsum, ia berkata, “Wahai
Rasulullah, lebih utama mana antara suamiku dengan suami Fatimah”? Nabi terdiam. Kemudian
berkata, “Suamimu termasuk di antara orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai
Allah dan Rasul-Nya.”Ummu Kultsum lalu berpaling. Nabi berkata padanya, “Apa yang aku katakan
tadi”? Ummu Kultsum mengulangi, “Suamiku termasuk di antara orang-orang yang mencintai Allah dan
Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasululah bersabda, “Iya. Aku tambahkan, engkau akan
masuk surga dan engkau melihat kedudukannya. Tidak seorang pun dari sahabatku yang kedudukannya
lebih tinggi darinya.”
Pernikahan
Setelah Ruqayyah binti Rasulullah wafat, Utsman menikahi Ummu Kultsum yang masih gadis.
Pernikahan itu terjadi di bulan Rabiul Awal tahun 3 H.Diriwayatkan dari Said bin al-Musayyib, setelah
Ruqayyah wafat, Rasulullah melihat Utsman dalam keadaan sedih. Beliau berkata, “Kulihat engkau
bersedih, ada apa”? Utsman menjawab, “Apakah ada orang yang mengalami seperti yang kualami.
Istriku, putri Rasulullah, wafat. Rasanya punggungku terpotong. Terputuslah hubungan kekerabatan
antara aku dan Anda.”
Di saat itu, Nabi berkata padanya, “Utsman, ini Jibril ‘alaihissalam menyampaikan perintah Allah
kepadaku agar menikahkanmu dengan saudarinya. Yaitu Ummu Kultsum. Maharnya sama seperti
saudarinya. Dan berinteraksilah sama seperti saudarinya.” Nabi pun menikahkannya dengan
putrinya.Saat menikahkan putrinya, Ummu Kultsum, dengan Utsman. Rasulullah berkata pada Ummu
Kultsum, “Sungguh suamimu adalah orang yang paling mirip dengan kakekmu, Ibrahim. Dan ayahmu,
Muhammad.”
Pernikahan
Ummu Ayyasy berkata, “Sesungguhnya Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah aku nikahkan Utsman
dengan Ummu Kultsum kecuali berdasarkan wahyu dari langit.”
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada
Utsman, “Hai Utsman, ini Jibril. Ia mengabarkan padaku bahwa Allah menikahkanmu dengna Ummu
Kultsum dengan mahar yang sama dengan Ruqayyah. Dan engkau berbuat baik padanya sama dengan
pergaulanmu dengan Ruqayyah.”
Wafatnya
Ummu Kultsum wafat pada bulan Sya’ban tahun 9 H. Dari Ummu Athiyyah, ia berkata,
“Rasulullah menemui kami saat kami sedang memandikan jenazah putrinya, Ummu Kultsum. Beliau
bersabda
فإذا فرغتن فآذنني,رa واجعلن في اآلخرة كافورًا أو شيًئا من كافو,“اغسلنها ثالثًا أو خمسًا أو أكثر من ذلك إن رأيتن ذلك بماء وسدر
“Mandikan dia tiga kali. Atau lima kali. Atau lebih dari itu kalau menurut kalian perlu. Mandikan
dengan air dan daun bidara. Dan jadikan bilasan terakhirnya air bercampur kapur atau sedikit kapur.
Kalau kalian sudah selesai, kabarkan padaku.”Usai memandikannya, kami memberi tahu pada beliau.
Lalu beliau memberikan kami kain kafan dan berkata, ‘Pakaikan ini sebagai penutup tubuhnya’.”
Dari Riwayat ini, bisa kita ketauhi bahwa Ummu Kultsum wafat di masa kehidupan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah duduk di sisi kubur putrinya itu. Dan yang turun meletakkan
jenazah ke pemakamannya adalah al-Fadhl bin Abbas dan Usamah bin Zaid.
Wafatnya
Dari Abu Umamah, ia berkata, “Saat jenazah Ummu Kultsum binti Rasulullah diletakkan di
kubur. Rasulullah membacakan ayat:
تَا َرةً ُأ ْخ َرىa“ ِم ْنهَا َخلَ ْقنَا ُك ْم َوفِيهَا نُ ِعي ُد ُك ْم َو ِم ْنهَا نُ ْخ ِر ُج ُك ْم
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan
daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” [Quran Thaha: 55]
Kemudian aku tidak tahu. Apakah beliau mengucapkan
ِْو ِل هللاa بِس ِْم هللاِ ِوفِي َسبِ ْي ِل هللاِ َو َعلَى ِملَّ ِة َر ُس
“Dengan nama Allah. Di jalan Allah. Dan di atas agama Rasulullah.”
Ataukah tidak mengucapkan ini. Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam duduk di sisi kubur Ummu Kultsum. Saat itu, air mata beliau menetes. Beliau bersabda,
‘Apakah di antara kalian ada yang tidak mendatangi istrinya semalam’? Abu Thalhah berkata, ‘Saya’.
Beliau mengatakan, ‘Turunlah’.”