Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu
الَ َض َي هَّللا ُ َع ْن هُ ق ِ الز ْه ِريِّ َأ ْخبَ َرنِي َأبُو َسلَ َمةَ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َأ َّن َأبَا ه َُري َْرةَ َر ُّ َح َّدثَنَا َع ْب َدانُ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هَّللا ِ َأ ْخبَ َرنَا يُونُسُ ع َْن
ُص َرانِ ِه َأوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َك َما تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِهي َمة َأ ْ ْ
ِّ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما ِم ْن َموْ لُو ٍد ِإ يُولَ ُد َعلَى الفِط َر ِة فَ بَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َويُن
اَّل َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا
بَ ِهي َمةً َج ْم َعا َء هَلْ تُ ِحسُّونَ فِيهَا ِم ْن َج ْدعَا َء
Maka dari itu selaku orang tua tentu akan lebih berhati-hati didalam
mendidik dan membina anak-anaknya, agar jangan sampai salah
didalam menentukan pilihan hidup. Kewajiban orang tua ini meliputi
dari segala sisi seperti:
ِ ك لَظُ ۡل ٌم ع
يمٞ َظ َ ي اَل تُ ۡش ِر ۡك ِبٱهَّلل ۖ ِ ِإ َّن ٱل ِّش ۡر ۡ َُوِإ ۡذ قَا َل لُ ۡق ٰ َمن
َّ َٱِلبنِ ِهۦ َوهُ َو يَ ِعظُهۥُ ٰيَبُن
Ini jugalah kewajiban setiap orang tua kepada anaknya yaitu dengan
menanamkan pemahaman tentang ke-Esaan Allah (aqidah). Penanaman
pemahaman ini tentu tidak bisa hanya dengan Pendidikan yang sekilas,
perlu proses dan pembinaan yang berkesinambungan. Sehingga benar-
benar anak memiliki pemahaman aqidah yang kuat dan mampu ia
buktikan didalam kehidupannya bahwa ia merupakan seorang muslim
yang beraqidah lurus.
Berikut ini adalah kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas ketika diajak
jalan bersama Rasulullah di atas kendaraan beliau. Dalam perjalanan ini,
beliau mengajarkan kepadanya beberapa pelajaran sesuai jenjang usia
dan kemampuan daya pikirannya melalui dialog ringkas, langsung dan
mudah.
ِ ب َخ ْلفَ َرسُو ِل هَّللا َ َأنَّهُ َح َّدثَهُ َأنَّهُ َر ِك،س
ٍ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َعبَّا ِ ال لَ هُ َر ُس و ُل هَّللا َ َ فَق، يَوْ ًما، ،ت ٍ ِإنِّي ُم َعلِّ ُم كَ َكلِ َم ا: يَ ا غُاَل ُم
ُأْل َأ هَّلل
ِ َوا ْعلَ ْم َّن ا َّمةَ لَ وْ اِجْ تَ َم ُع وا، اس تَ ِع ْن بِا َأ ْ ْ َأ
ْ َ َوِإ َذا اِ ْس تَ َع ْنتَ ف،َ وَِإ َذا َس لتَ فَلت َْس ِل، َ اِحْ فَ ِظ هَّللا َ ت َِج ْدهُ تُ َجاهَك، َظك
هَّللا ْ َاِحْ فَ ِظ هَّللا َ يَحْ ف
، ََي ٍء قَ ْد َكتَبَهُ هَّللا ُ َعلَ ْي ك
ْ ك ِإاَّل بِش َ ك لَ ْم يَضُرُّ و َ َولَوْ اِجْ تَ َمعُوا َعلَى َأ ْن يَضُرُّ و،ك َ ََي ٍء قَ ْد َكتَبَهُ هَّللا ُ ل َ َعلَى َأ ْن يَ ْنفَعُو
ْ ك لَ ْم يَ ْنفَعُوكَ ِإاَّل بِش
ُت الصُّ حُف ِ َّت اَأْل ْقاَل ُم َو َجف ِ ُرفِ َع
Manusia diciptakan oleh Allah swt tidak ada tujuan lain kecuali hanya
untuk mengabdi kepadanya. Pemahaman inilah yang mesti ditanamkan
kepada anak keturunan kita, sehingga mereka memahami
keberadaannya sebagai hamba Allah. Ketika memahami tentang
keberadaannya dan memahami tujuan hidupnya semoga apapun bentuk
aktifitasnya di bumi Allah ini akan terpelihara. Sehingga orang tua punya
kewajiban untuk menuntun para anak-anak mereka dengan
mengajarkan kepada mereka apa yang menjadi kewajibannya.
" ُم رُوا َأوْ الد ُك ْم: وس لَّم
َ ص لّى هللاُ َعلَ ْي ِه َ ق ال رس ول هَّللا: عن َج ِّد ِه رضي هَّللا عن ه ق ال، عن َأبيه، وعن عمرو بن ُشعْيب
وف َّرقُوا ب ْينَهُ ْم بِالصَّال ِة، واضْ ِربُوه ْم علَ ْيهَا َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َع ْش ِر، َحديث حسن رواه أبو وهُ ْم َأ ْبنَا ُء سبع ِسنِين
ٌ " اجع
ِ ض َ في الم
داود بِإسنا ٍد حس ٍن.
Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perintahlah anak-anakmu untuk
menjalankan shalat di waktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah
mereka, jikalau melalaikan shalat di waktu mereka berumur sepuluh
tahun. Juga pisahkanlah antara mereka itu dalam masing-masing tempat
tidurnya." Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
dengan isnad yang hasan.
a.Umur 3 tahun sudah diajak dia untuk ikut sholat walaupun hanya
sebatas gerakan –gerakan dalam sholat saja. (Namun sudah diajarkan
hendaknya yang mudah seperti bacaan basmalah.)
d.Umur 10 tahun ketika anak tidak sholat sudah diberi sangsi untuk
mendidiknya.
Catatan:
Secara umum baik kepada orang tua ayah dan ibu maupun kepada
orang yang lebih tua atau kepada orang yang sebaya bahkan kepada
orang yang lebih muda sekalipun, tidaklah pantas kita berlaku sombong,
egois, dan angkuh, siapapun kita dan kepada siapapun kita berinteraksi.
Sangatlah tidak pantas seseorang karena masalah status sosial (harta,
kedudukan/jabatan orang tuanya) sehingga mereka memandang rendah
kepada orang lain, yang pada akhirnya memunculkan sikap yang tidak
pantas.
Catatan:
Itulah tadi ceramah kita pada hari ini , Semoga dengan ceramah tadi
dapat mengingatkan kita pentingnya mendidik anak sesuai ajara Islam.
Yang benar datangnya dari Allah SWT dan yang salah datangnya dari
saya sendiri . Saya tutup dengan Wabillahi taufikwal hidayah
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu.
Disusun oleh :
Umri Marsyifa
XI MIA 2