Anda di halaman 1dari 11

Makalah Ceramah

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu

innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu billahi min


suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa
mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha
illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh.

Yang pertama tama marilah kita panjatkanpuji syukur kehadirat Allah


SWT. yang mana kita masih diberikannya nikmat berupa nikmat iman ,
nikmat Islam, dan nikmat kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di
acara kita pada hari ini.

sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW


dan semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari akhir. Amiin.

Baiklah tanpa memperpanjang mukadimah marilah kita mulai acara kita


pada hari ini . Judul ceramah kita pada hari ini yaitu Kewajiban Orang
Tua Dalam Membimbing Anaknya.

Sebagai muslim kita mendambakan untuk mendapatkan keturunan yang


sholeh dan sholehah, yang beraqidah lurus dan mampu menjalankan
tugas sebagai seorang muslim dan muslimah serta memiliki akhlakul
karimah sebagai generasi penerus perjuangan. Maka untuk mewujudkan
harapan tersebut tentunya para orang tua harus memperhatikan
tanggung jawabnya didalam mendidik dan membina anak anak mereka
sesuai dengan konsep Islam. Sebagaimana perintah Allah dalam QS At-
Tahrim (66):6.
ٓ
ُ ‫َاد اَّل يَ ۡع‬ٞ ‫ظ ِش د‬ٞ ‫ارةُ َعلَ ۡيهَ ا َم ٰلَِئ َك ةٌ ِغاَل‬
ۡ‫ص ونَ ٱهَّلل َ َم ٓا َأ َم َرهُم‬ َ ‫ارا َوقُو ُدهَ ا ٱلنَّاسُ َو ۡٱل ِح َج‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَ ا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ٗ َ‫وا قُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َوَأ ۡهلِي ُكمۡ ن‬
َ‫َويَ ۡف َعلُونَ َما ي ُۡؤ َمرُون‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dengan demikian orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar


terhadap pertumbuhan seorang anak, akan diarahkan kemana anak
tersebut. Ketika orang tua keliru atau lalai dalam membina anak tentu
anak akan terjebak pada jalan yang salah.

 
‫ال‬َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن هُ ق‬ ِ ‫الز ْه ِريِّ َأ ْخبَ َرنِي َأبُو َسلَ َمةَ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َأ َّن َأبَا ه َُري َْرةَ َر‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا َع ْب َدانُ َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هَّللا ِ َأ ْخبَ َرنَا يُونُسُ ع َْن‬
ُ‫ص َرانِ ِه َأوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َك َما تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِهي َمة‬ ‫َأ‬ ْ ْ
ِّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما ِم ْن َموْ لُو ٍد ِإ يُولَ ُد َعلَى الفِط َر ِة فَ بَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َويُن‬
‫اَّل‬ َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫بَ ِهي َمةً َج ْم َعا َء هَلْ تُ ِحسُّونَ فِيهَا ِم ْن َج ْدعَا َء‬

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada


kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy
telah mengabarkan kepada saya Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwa
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam: "Tidak ada seorang anak pun yang terlahir
kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi,
Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan
binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya". HR: Bukhari

Maka dari itu selaku orang tua tentu akan lebih berhati-hati didalam
mendidik dan membina anak-anaknya, agar jangan sampai salah
didalam menentukan pilihan hidup. Kewajiban orang tua ini meliputi
dari segala sisi seperti:

A. Menanamkan Nilai-Nilai Ketauhidan (Pembinaan Aqidah Anak)


 

Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan


perkara lama yang selalu diserukan oleh orang-orang yang dianugrahi
hikmah oleh Allah, diantara manusia. Tidak ada kehendak lain dibaliknya
melainkan kebaikan semata-mata dan sama sekali tidak menghendaki
selain yang demikian itu. Seperti dalam QS Lukman (31):13

 
ِ ‫ك لَظُ ۡل ٌم ع‬
‫يم‬ٞ ‫َظ‬ َ ‫ي اَل تُ ۡش ِر ۡك ِبٱهَّلل ۖ ِ ِإ َّن ٱل ِّش ۡر‬ ۡ ُ‫َوِإ ۡذ قَا َل لُ ۡق ٰ َمن‬
َّ َ‫ٱِلبنِ ِهۦ َوهُ َو يَ ِعظُهۥُ ٰيَبُن‬

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia


memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Ini jugalah kewajiban setiap orang tua kepada anaknya yaitu dengan
menanamkan pemahaman tentang ke-Esaan Allah (aqidah). Penanaman
pemahaman ini tentu tidak bisa hanya dengan Pendidikan yang sekilas,
perlu proses dan pembinaan yang berkesinambungan. Sehingga benar-
benar anak memiliki pemahaman aqidah yang kuat dan mampu ia
buktikan didalam kehidupannya bahwa ia merupakan seorang muslim
yang beraqidah lurus.

Berikut ini adalah kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas ketika diajak
jalan bersama Rasulullah di atas kendaraan beliau. Dalam perjalanan ini,
beliau mengajarkan kepadanya beberapa pelajaran sesuai jenjang usia
dan kemampuan daya pikirannya melalui dialog ringkas, langsung dan
mudah.
ِ ‫ب َخ ْلفَ َرسُو ِل هَّللا‬ َ ‫ َأنَّهُ َح َّدثَهُ َأنَّهُ َر ِك‬،‫س‬
ٍ ‫ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َعبَّا‬ ِ ‫ال لَ هُ َر ُس و ُل هَّللا‬ َ َ‫ فَق‬،‫ يَوْ ًما‬، ،‫ت‬ ٍ ‫ ِإنِّي ُم َعلِّ ُم كَ َكلِ َم ا‬: ‫يَ ا غُاَل ُم‬
‫ُأْل‬ ‫َأ‬ ‫هَّلل‬
‫ِ َوا ْعلَ ْم َّن ا َّمةَ لَ وْ اِجْ تَ َم ُع وا‬، ‫اس تَ ِع ْن بِا‬ ‫َأ‬ ْ ْ ‫َأ‬
ْ َ‫ َوِإ َذا اِ ْس تَ َع ْنتَ ف‬،َ ‫ وَِإ َذا َس لتَ فَلت َْس ِل‬، َ‫ اِحْ فَ ِظ هَّللا َ ت َِج ْدهُ تُ َجاهَك‬، َ‫ظك‬
‫هَّللا‬ ْ َ‫اِحْ فَ ِظ هَّللا َ يَحْ ف‬
، َ‫َي ٍء قَ ْد َكتَبَهُ هَّللا ُ َعلَ ْي ك‬
ْ ‫ك ِإاَّل بِش‬ َ ‫ك لَ ْم يَضُرُّ و‬ َ ‫ َولَوْ اِجْ تَ َمعُوا َعلَى َأ ْن يَضُرُّ و‬،‫ك‬ َ َ‫َي ٍء قَ ْد َكتَبَهُ هَّللا ُ ل‬ َ ‫َعلَى َأ ْن يَ ْنفَعُو‬
ْ ‫ك لَ ْم يَ ْنفَعُوكَ ِإاَّل بِش‬
ُ‫ت الصُّ حُف‬ ِ َّ‫ت اَأْل ْقاَل ُم َو َجف‬ ِ ‫ُرفِ َع‬

Dari Abdullah bin Abbas bahwa ia menceritakan kepadanya; pada suatu


hari ia menunggang di belakang Rasulullah r, lalu Rasulullah r bersabda
kepadanya: "Hai nak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa
kalimat; Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah
niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta
maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan
maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya umat
ini bersatu untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak
akan mampu memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu
yang telah Allah tetapkan padamu. Dan seandainya mereka bersatu
untuk mencelakakan dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu
mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan
padamu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering." (Hr. Ahmad
2669).

Pengajaran yang disampaikan oleh Rosullulah kepada Abdulah bin Abbas


sebagai bentuk pengajaran kepada kita sebagai orang tua didalam
mendidik anaknya mengutamakan keyakinan kepada Allah dalam arti
memurnikan ketauhidan kepada Allah. Pendidikan inilah yang mesti kita
utamakan kepada anak-anak kita, karena apapun bentuk pengajaran
tidak akan berarti dan tidak akan berfaedah ketika landasan atau
aqidahnya salah/keliru. Sia-sia upaya kita sebagai orang tua ketika lalai
atau lemah didalam menanamkan nilai-nilai ketauhidan atau aqidah,
sementara upaya dalam penyelenggaraan Pendidikan anak
menghabiskan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit.
Catatan:

1.Meluruskan niat dan tujuan didalam menyelengarakan pendidikan


anak, sehingga orang tua tidak keliru memilihkan tempat untuk
pendidikan anak.

2.Target yang hendak dicapai dengan penyelenggaraan pendidikan anak


(Mesti menjadi anak mukmin/mukminat yang benar; bermanfaat dalam
perjuangan). Sehingga terbentuk generasi penerus yang kuat dalam
artian mampu mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
muslim dan muslimah. QS: An- Nisa (4) : 9

B. Membimbing Anak Dalam Melaksanakan Kewajiban {Ibadah}

Manusia diciptakan oleh Allah swt tidak ada tujuan lain kecuali hanya
untuk mengabdi kepadanya. Pemahaman inilah yang mesti ditanamkan
kepada anak keturunan kita, sehingga mereka memahami
keberadaannya sebagai hamba Allah. Ketika memahami tentang
keberadaannya dan memahami tujuan hidupnya semoga apapun bentuk
aktifitasnya di bumi Allah ini akan terpelihara. Sehingga orang tua punya
kewajiban untuk menuntun para anak-anak mereka dengan
mengajarkan kepada mereka apa yang menjadi kewajibannya.

Memberi pengajaran kepada anak bukannya hanya sebatas konsep atau


teori tetapi juga dalam bentuk aplikatif atau prakteknya, sehingga bisa
menjadi contoh bagi mereka.

 
‫ " ُم رُوا َأوْ الد ُك ْم‬: ‫وس لَّم‬
َ ‫ص لّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ ق ال رس ول هَّللا‬: ‫ عن َج ِّد ِه رضي هَّللا عن ه ق ال‬، ‫ عن َأبيه‬، ‫وعن عمرو بن ُشعْيب‬
‫ وف َّرقُوا ب ْينَهُ ْم بِالصَّال ِة‬، ‫ واضْ ِربُوه ْم علَ ْيهَا َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َع ْش ِر‬، َ‫حديث حسن رواه أبو وهُ ْم َأ ْبنَا ُء سبع ِسنِين‬
ٌ " ‫اجع‬
ِ ‫ض‬ َ ‫في الم‬
‫ داود بِإسنا ٍد حس ٍن‬.
 

Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perintahlah anak-anakmu untuk
menjalankan shalat di waktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah
mereka, jikalau melalaikan shalat di waktu mereka berumur sepuluh
tahun. Juga pisahkanlah antara mereka itu dalam masing-masing tempat
tidurnya." Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
dengan isnad yang hasan.

Pendidikan anak mengenai tanggung jawab dan kewajibannya mesti


dimulai dari kecil, sehingga bisa menjadi kebiasaan dan kebutuhan
didalam hidupnya. Termasuk masalah sholat yang sudah diajarkan
kepada anak dari waktu dia masih kecil, hal ini dapat dilakukan secara
berangsur seperti:

a.Umur 3 tahun sudah diajak dia untuk ikut sholat walaupun hanya
sebatas gerakan –gerakan dalam sholat saja. (Namun sudah diajarkan
hendaknya yang mudah seperti bacaan basmalah.)

b.Umur 4 tahun sudah mulai-mulai diajarkan bacaan, seperti surat al-


Fatihah dan ayat-ayat pendek.

c.Umur 6 tahun sudah diperintahkan untuk sholat

d.Umur 10 tahun ketika anak tidak sholat sudah diberi sangsi untuk
mendidiknya.

Tahapan-tahapan ini sebagai pelajaran/ ibrah bagi kita, bahwa ada


proses dalam mengadakan pembinaan atau menanamkan pemahaman
kepada anak. Tentunya kewajiban orang tua bukan hanya sebatas
mengajarkan sholat kepada anaknya, akan tetapi mencakup banyak hal
seperti mengajarkan dan membiasakan untuk membaca Al-Qur’an,
termasuk juga tentang puasa dan lain sebagainya. 

Catatan:

* Rasulullah mengajak hasan dan husen shalat berjama’ah

* Mengajarkan puasa sunnah

* Mengajarkan anak berdoa dan berdzikir

* Mengajarkan tartib tidur

* Mengajarkan menutup aurat sejak dini

C. Membentuk Akhlakul Karimah

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ‫ ]خلق‬jamaknya [‫ ]أخالق‬yang


artinya tingkah laku, perangai, tabi’at, watak. Jadi, akhlak merupakan
sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. 

Menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak beriring dengan aplikasinya


dalam bentuk ibadah yang akan menghasilkan perilaku yang hasanah
sebagai buah dari keyakinan yang bersumber dari petunjuk.
Menyeluruhnya pembinaan yang mesti diberikan kepada anak, sehingga
mereka bisa menempatkan diri sebagai mana mestinya, termasuk dalam
tingkah laku atau bersikap. Seharusnya mereka tahu adab dan sopan
santun dengan siapa mereka berinteraksi. Jangan sampai karena didikan
yang lemah dan juga karena pengaruh lingkungan seorang anak tidak
mampu menempatkam dirinya ditengah- tengah masyarakat sebagai
mana harusnya. Seperti munculnya sifat egois, sombong, angkuh dan
lain sebagainya.
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم‬َ ‫ب ْال ُخ َزا ِع ِّي ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ير َأ ْخبَ َرنَا ُس ْفيَانُ َح َّدثَنَا َم ْعبَ ُد بْنُ خَالِ ٍد ْالقَي ِْس ُّي ع َْن َح‬
ٍ ‫ارثَةَ ب ِْن َو ْه‬ ٍ ِ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َكث‬
َ َ‫َّاظ ُم ْستَ ْكبِ ٍر َوق‬ ‫َأ‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ ‫َأَل‬ ‫هَّللا‬ ْ ‫َأ‬ َ ُّ‫قَا َل َأاَل ُأ ْخبِ ُر ُك ْم بَِأ ْه ِل ال َجنَّ ِة ُكل‬
ْ
‫ال‬ ٍ ‫ار ُكلُّ ُعتُلٍّ َجو‬ ِ َّ‫ف لَوْ ق َس َم َعلَى ِ بَ َّرهُ اَل ْخبِ ُر ُك ْم بِ ْه ِل الن‬ ٍ ‫اع‬ ِ ‫َض‬َ ‫يف ُمت‬ ٍ ‫ض ِع‬
‫َت اَأْل َم ةُ ِم ْن ِإ َم ا ِء َأ ْه ِل ْال َم ِدينَ ِة لَتَْأ ُخ ُذ بِيَ ِد‬ ْ ‫ال ِإ ْن َك ان‬ َ َ‫ك ق‬ٍ ِ‫ُم َح َّم ُد بْنُ ِعي َسى َح َّدثَنَا هُ َش ْي ٌم َأ ْخبَ َرنَا ُح َم ْي ٌد الطَّ ِوي ُل َح َّدثَنَا َأنَسُ بْنُ َمال‬
‫ت‬ ْ ‫ْث شَا َء‬ ُ ‫ق بِ ِه َحي‬ ُ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَتَ ْنطَل‬َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫َرس‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah


mengabarkan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami
Ma'bad bin Khalid Al Qaisi dari Haritsah bin Wahb Al Khuza'i dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Maukah kalian aku
beritahu penduduk surga? Yaitu setiap orang yang lemah dan
diperlemah. Sekiranya ia bersumpah atas nama Allah pasti Allah akan
mengabulkannya, Maukah kalian aku beritahu penghuni neraka? Yaitu
Setiap orang yang keras (hati), congkak dan sombong." Muhammad bin
Isa berkata; telah menceritakan kepada kami Husyaim telah
mengabarkan kepada kami Humaid At Thawil telah menceritakan
kepada kami Anas bin Malik dia berkata; "Sekiranya ada seorang budak
dari budak penduduk Madinah menggandeng tangan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh beliau akan beranjak bersamanya
kemana budak itu pergi."{Bukhari}

Secara umum baik kepada orang tua ayah dan ibu maupun kepada
orang yang lebih tua atau kepada orang yang sebaya bahkan kepada
orang yang lebih muda sekalipun, tidaklah pantas kita berlaku sombong,
egois, dan angkuh, siapapun kita dan kepada siapapun kita berinteraksi.
Sangatlah tidak pantas seseorang karena masalah status sosial (harta,
kedudukan/jabatan orang tuanya) sehingga mereka memandang rendah
kepada orang lain, yang pada akhirnya memunculkan sikap yang tidak
pantas.

Catatan:

• Ketika bertemu orang yang lebih tua: ucapkan salam; bersalaman;


jangan menghindar; cuek; cium tangan.

• Cara berkomunikasi (tidak meninggikan suara, sopan)


• Bersikap kepada orang yang lebih tua (rendah hati, tidak angkuh)

Itulah tadi ceramah kita pada hari ini , Semoga dengan ceramah tadi
dapat mengingatkan kita pentingnya mendidik anak sesuai ajara Islam.
Yang benar datangnya dari Allah SWT dan yang salah datangnya dari
saya sendiri . Saya tutup dengan Wabillahi taufikwal hidayah
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu.

 
Disusun oleh :

Umri Marsyifa

XI MIA 2

Anda mungkin juga menyukai