Anda di halaman 1dari 192

i | Bimbingan Belajar Islam

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang”

ii | Bimbingan Belajar Islam


Bimbingan
Belajar Islam
Membahas tentang pokok-pokok ajaran Islam yang
harus dipelajari dan diamalkan oleh setiap Muslim

Penulis:
Abdul Aziz Jaisyi, S.Pd

“Buku ini haram untuk diperjual belikan, namun boleh untuk


dicetak atau di perbanyak secara gratis”

iii | Bimbingan Belajar Islam


DAFTAR ISI

COVER DEPAN ............................................................ iii


DAFTAR ISI .................................................................. iv
MUAQADDIMAH ......................................................... 1
Pelajaran Ke 1 - Penjelasan Tentang Islam .................... 4
Pelajaran Ke 2 - Berilmu Sebelum Beramal ................... 22
Pelajaran Ke 3 - Hak Allah Atas Hamba-Nya ................. 42
Pelajaran Ke 4 - Pilar & Syarat Diterimanya Ibadah ...... 45
Pelajaran Ke 5 - Rukun Islam .......................................... 51
Pelajaran Ke 6 - Rukun Iman .......................................... 54
Pelajaran Ke 7 - Rukun Ihsan .......................................... 79
Pelajaran Ke 8 - Keutamaan Tauhid ................................ 81
Pelajaran Ke 9 - Bentuk Penyimpangan Dalam Aqidah
& Ibadah ........................................................................... 87
Pelajaran Ke 10 - Sebab Penyimpangan Dalam Aqidah
& Ibadah ........................................................................... 90
Pelajaran Ke 11 - Syirik ................................................... 95
Pelajaran Ke 12 - Bid’ah .................................................. 114
Pelajaran Ke 13 - Syahadatain ......................................... 119
Pelajaran Ke 14 - Seputar Shalat ..................................... 132
Pelajaran Ke 15 - Jalan Golongan Yang Selamat ........... 167

iv | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 16 - Dosa-dosa Besar ................................. 176
Pelajaran Ke 17 - Akhlak Seorang Muslim ..................... 183
Daftar Pustaka ................................................................. 186

v | Bimbingan Belajar Islam


MUQADDIMAH

‫ﺴﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ َﻭﻧَﻌُﻮ ُﺫ ﺑِﺎﻟﻠ ِﻪ ِﻣﻦْ ﺷُﺮُﻭْ ِﺭ‬


ْ َ‫ﺴﺘَ ِﻌْﻴﻨُﻪُ َﻭﻧ‬
ْ َ‫ﺤ َﻤﺪُﻩُ َﻭﻧ‬
ْ َ‫ﺤ ْﻤﺪَ ِﻟّﻠَ ِﻪ ﻧ‬
َ ْ‫ِﺇﻥَّ ﺍﻟ‬
‫ﻀﻞَّ َﻟﻪُ ﻭَ َﻣ ْﻦ‬
ِ ُ‫ﻼ ﻣ‬
َ َ‫ َﻣ ْﻦ ﻳَ ْﻬﺪِ ِﻩ ﺍﻟﻠ ُﻪ ﻓ‬،‫ﺴﻨَﺎ ﻭَ ِﻣﻦْ َﺳﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَ ْﻋﻤَﺎِﻟﻨَﺎ‬
ِ ُ‫َﺃﻧْﻔ‬
‫ﺤ ّﻤَﺪًﺍ‬
َ ُ‫ ﺃَﺷْ َﻬﺪُ َﺃ ّﻥَ ﻻَ ﺇَِﻟﻪَ ِﺇ ّﻻَ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْ َﻬﺪُ َﺃ ّﻥَ ﻣ‬.ُ‫ﻀِﻠ ْﻞ َﻓﻼَ ﻫَﺎ ِﺩﻱَ َﻟﻪ‬
ْ ُ‫ﻳ‬
َ‫ ﻳَﺎَﺃﻳُّﻬَﺎ ﺍَّﻟ ِﺬْﻳﻦَ ﺀَﺍ َﻣﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ َﺣ ّﻖَ ﺗُﻘَﺎِﺗﻪِ َﻭ َﻻ ﺗَﻤُ ْﻮُﺗﻦَّ ِﺇ ّﻻ‬،ُ‫َﻋْﺒﺪُﻩُ ﻭَﺭَ ُﺳﻮُْﻟﻪ‬
َ‫ﺏ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَ َﺧﻴْﺮ‬
ُ ‫ﺚ ِﻛﺘَﺎ‬
ِ ْ‫ﺤ ِﺪﻳ‬
َ ْ‫ﺻﺪَﻕَ ﺍﻟ‬
ْ َ‫ ﺃَﻣَّﺎ ﺑَ ْﻌﺪُ؛ ﻓَِﺈﻥَّ ﺃ‬،َ‫ﺴﻠِﻤُ ْﻮﻥ‬
ْ ُّ‫ﻭَﺃَﻧُﺘ ْﻢ ﻣ‬
،‫ﺤ َﺪﺛَﺎﺗُﻬَﺎ‬
َ ُ‫ ﻭَﺷَ ّﺮَ ﺍﻷُﻣُﻮْ ِﺭ ﻣ‬،َ‫ﺻ ّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ َﻋَﻠْﻴﻪِ ﻭَ َﺳّﻠَﻢ‬
َ ‫ﺤ ّﻤَ ٍﺪ‬
َ ُ‫ﻱ ﻣ‬
ُ ‫ﺍْﻟﻬَﺪﻱِ َﻫ ْﺪ‬
ِ‫ﺿﻼََﻟ ٍﺔ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ‬
َ َ‫ﺿﻼَﻟﺔٍ َﻭ ُﻛ ّﻞ‬
َ ‫ﺤ َﺪَﺛ ٍﺔ ﺑِﺪْ َﻋﺔٌ َﻭ ُﻛ ّﻞَ ِﺑﺪْ َﻋ ٍﺔ‬
ْ ُ‫َﻭ ُﻛ ّﻞَ ﻣ‬

Segala puji hanya milik Allah Ta’ala yang


telah menciptakan dan memelihara seluruh alam
semesta, termasuk kita manusia. Dengan
demikian sangat pantas jika kita hanya
menjadikan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan yang berhak untuk disembah.
Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada manusia terbaik yang pernah
Allah hadirkan diatas muka bumi ini, seorang
panutan yang wajib bagi kita untuk mengikutinya

1 | Bimbingan Belajar Islam


dalam segala hal, yaitu Nabi kita yang mulia
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Amma ba’du,
Saudaraku rahimakallah ketahuilah
bahwasanya menuntut ilmu agama hukumnya
adalah wajib bagi setiap Muslim, baik laki-laki
maupun wanita. Khususnya ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan kewajiban seorang hamba
kepada Allah Ta’ala. Karena dengan menuntut
ilmu agama seorang Muslim dapat menjalankan
kewajibannya dengan baik dan benar sesuai
dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya, sehinga kita dapat meraih ridho dan
pahala dari Allah Ta’ala.
Namun terdapat sebuah kendala, dimana
banyak diantara kaum Muslimin mereka bingung
akan memulai belajar Islam dari mana, sehingga
tidak sedikit dari kaum Muslimin yang gagal
faham karena salah memulai dalam mempelajari
Islam.
Oleh karenanya kami Al-Faqir mencoba
untuk menyusun sebuah buku kecil yang kami
kutip dan kami rangkum dari buku-buku para
ulama ahlussunnah, lalu kami susun secara

2 | Bimbingan Belajar Islam


sistematis agar mudah untuk dipelajari dan
difahami oleh kaum Muslimin. Sesuai dengan
tujuan penulis, Buku ini kami beri judul
“Bimbingan Belajar Islam”. Buku ini
menjelaskan secara ringkas tentang hal-hal
penting yang harus diketahui oleh kaum
Muslimin secara umum tentang agama Islam.
Meskipun kami sadari buku ini jauh dari
kesempurnaan, namun setidaknya buku ini dapat
sedikit membantu kaum muslimin yang baru
mempelajari Islam.
Kemudian kami memohon kepada Allah,
semoga buku ini bermanfaat bagi umat Islam,
sehingga dapat menjadi amal jariyah bagi kami
dan bagi yang menyebarkan serta
mengajarkannya. Dan juga kami memohon
kepada Allah Ta’ala agar memaafkan semua
kesalahan-keasalahan dan kekurangan yang
terjadi pada diri kami, mengampuni dosa kami
dan para pembaca semuanya serta menerima
segala amal shalih kita semua. Aamiin

Penulis
Abu Jivan Aziz Al-Jayshi

3 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 1

Penjelasan Tentang Islam

A. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti
tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun
menurut syari’at (terminologi), apabila
dimutlakkan berada pada dua pengertian:

Pertama: Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa


disanding dengan kata Iman, maka pengertian
Islam mencakup seluruh ajaran agama Islam itu
sendiri, baik masalah yang sifatnya ushul (pokok)
maupun furu’ (cabang). Seperti aqidah, ibadah,
muamalah, akhlak dan ajaran Islam lainnya. Jadi
pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah
mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan
berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas
semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala
tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam :

4 | Bimbingan Belajar Islam


َ َ َٰ َ َ ‫ه‬ َ َ َ َ َ ‫َ َ َ ه َ ُّ ه‬
ۡ١٣١ۡ‫ي‬
ۡ ‫بۡٱلعل ِم‬ ِ ‫ۡلۥۡرب ۡهۥۡۡأسل ِمۖۡۡقالۡأسلمتۡل ِر‬
ۡ ‫إِذۡۡقال‬
“(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman
kepadanya (Ibrahim), Berserah dirilah!’ Dia
menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb
seluruh alam.’” (QS. Al-Baqarah: 131)

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

ْ ‫َ ه ه‬ ََ َ
ۡ‫ِين ۡأوتوا‬ ۡ ‫ّللِ ۡٱ ِۡلسل َٰ هۡم ۡ َو َماۡٱخ َتل‬
ۡ ‫ف ۡٱَّل‬ َ ‫ِين ۡع‬
ۡ ‫ِند ۡٱ‬ َۡ ‫إِنۡ ۡٱل‬
َ ‫اۡجا َء هه همۡٱلعِل هۡمۡ َبغ َيۢاۡبَي َن ههم‬
ۡ‫ۡو َمن‬ َ ‫ِۡم‬
َ ‫بۡإَّلۡ ِم ۢن َۡبعد‬ َ َ
ِ ۡ َٰ‫ٱلكِت‬
ۡ١٩ۡ‫اب‬ ِۡ ‫يعۡٱۡل َِس‬ ‫ّللۡ ََس ه‬ َ ‫ّللِۡفَإنۡٱ‬
ۡ ۡ ‫ٱ‬ ۡ ‫ت‬ِ َٰ َ
‫ي‬ ‫ۡأَ‍ِب‬ ‫ر‬
‫َ ه‬
‫ف‬ ‫يك‬
ِ ِ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.
Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh
ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah,
maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-
Nya.” (QS. Ali ‘Imran: 19)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

5 | Bimbingan Belajar Islam


َ‫ه َه‬ ََ ‫ٗ ََ ه‬ َ َ َ َ َ ََ
ِ ‫ومن ۡيبتغِ ۡغۡي ۡٱ ِۡلسل َٰ ِۡم ۡدِيناۡفلن ۡيقبل ۡمِنه ۡوهو‬
ۡ‫ِۡف‬
َ َ َ
ۡ٨٥ۡ‫ين‬ َۡ ‫ِس‬
ِ ِ َٰ‫ٱٓأۡلخِرۡة ِۡمِنۡٱلخ‬
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam,
dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

Kedua: Apabila kata Islam disebutkan


bersamaan dengan kata Iman, maka yang
dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal
lahiriah saja, yang dengannya terjaga diri dan
hartanya, baik dia meyakini Islam atau tidak.
Sedangkan kata Iman berkaitan dengan amalan
hati yang berkaitan dengan keyakinan.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,

ْ ‫ه ه‬ َٰ ََ ْ ‫ه ه‬ ‫َ َ ه َ َ ه‬ َ َ
ۡ‫كنۡقولوا‬ ِ ‫اب ۡءامناۖۡۡقلۡلم ۡتؤمِنوا ۡول‬ ۡ ‫ت ۡٱۡلعر‬
ِ ‫۞قال‬
ْ ‫ه ه‬ ‫هه ه‬ ‫ه‬ َٰ َ ‫َ َ َ ََ َ ه‬
ۡ‫ن ۡ ِِف ۡقلوبِكمِۖۡۡإَونۡت ِطيعوا‬
ۡ ‫أسلمناۡولماۡيدخ ِل ۡٱ ِۡليم‬

6 | Bimbingan Belajar Islam


َۡ‫ّلل‬ َ ‫َ َ َٰ ه‬ ‫َ َ َ ه َه َ َ ه‬
ۡ ‫ولۥَّۡلۡيل ِتكمۡمِنۡأعمل ِكمۡشيۡا إۡإِنۡٱ‬
ۡ ‫ّللۡورس‬
ۡ ‫ٱ‬
ٌ ‫ۡرح‬ٞ‫َغ هفور‬
ۡ١٤ۡ‫ِيم‬
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah
beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu
belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah
tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke
dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah
dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi
sedikit pun (pahala) amal mu. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” (QS.Al-
Hujuraat: 14)

Adapun definisi Islam menurut Syaikh


Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahulllah,

ُُ ََ‫ﺎﻋ ِﺔ َواﻟْﺒَ َﺮا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


ُ َ‫َ اْ ِإل ْﺳﺘ ْﺴﻼَ ُم هلل ﺑِﺎﻟﺘ َّْﻮﺣْﻴﺪ َواْ ِإلﻧْﻘﻴ‬:‫اْ ِإل ْﺳﻼَ ُم‬
َ َّ‫ﺎد ﻟَﻪُ ﺑﺎﻟط‬
‫ ِﻣ َﻦ اﻟش ِّْﺮِك َوأ َْﻫﻠِ ِﻪ‬.
“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan
mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-

7 | Bimbingan Belajar Islam


Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari
perbuatan syirik dan para pelakunya.”
Namun secara umum istilah Islam difahami
oleh banyak orang, juga dijelaskan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah agama
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam yang berpedoman pada kitab
suci Al-Qur’an yang diturunkan kedunia melalui
perantara Malaikat Jibril. Dan berdasarkan firman
Allah Ta’ala, Islam merupakan satu-satunya
agama yang benar, yang diridhoi dan diterima
disisi Allah Ta’ala Rob pencipta dan penguasa
seluruh alam semesta.

Allah berfirman pada tiga ayat dalam Qur’an


surat Ali Imran,

َ َ ‫ِينۡع‬
ۡ ۡ١٩…ۡ‫ّللِۡٱ ِۡلسل َٰ هۡم‬
ۡ ‫ِندۡٱ‬ َۡ ‫إِنۡۡٱل‬
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam.(QS. Ali Imran: 19)

8 | Bimbingan Belajar Islam


َ َٰ َ َ َ َ َ ‫َ ه َ َ َه‬ َ َ ََ
ۡ‫ت‬ َٰ
ِۡ ‫ِۡف ۡٱلسم ۡو‬
ِ ‫لۥۡ ۡأسلم ۡمن‬
ۡ ‫ّللِ ۡيبغون ۡو‬
ۡ ‫ِين ۡٱ‬
ِ ‫ۡي ۡد‬
ۡ ‫أ فغ‬
َ ‫َ ٗ ََ ٗ َ ه َ ه‬ َ َ
ۡ ِ ‫ۡوٱۡل‬
ۡ ۡ٨٣ۡ‫ۡرضۡطوٗعۡوكرهاِۡإَوَلهِۡيرجعون‬
“Maka mengapa mereka mencari agama yang
lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
menyerahkan diri segala apa yang di langit dan
di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan”(QS. Ali Imran: 83)

ۡ‫ِۡف‬ ‫و‬ َ ‫ۡلس َل َٰ ِۡم ۡد ِٗيناۡفَلَن هۡيق َب َل ۡمِن هه‬


َ ‫ۡو هه‬ ۡ ‫ٱ‬ۡ ‫ۡي‬
َ َ َ ََ
َ ‫ۡغ‬ ِ‫ومن ۡيبتغ‬
ِ ِ
َ
ۡ ۡ٨٥ۡ‫ين‬ َۡ ‫ِس‬
ِِ َٰ‫ٱٓأۡلخ َِرۡة ِۡم َِنۡٱلخ‬
“Barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi”.(QS. Ali
Imran: 85)

9 | Bimbingan Belajar Islam


B. Tingkatan Islam
Agama Islam memiliki tiga tingkatan
sebagaiman dijelaskan dalam hadits jibril pada
hadits ke 2 pada kitab Arbain Nawawi, yaitu;
Islam, Iman dan Ihsan, setiap tingkatan
mempunyai rukun yang akan kami jelaskan pada
pelajaran berikutnya. Hal ini berlawanan dengan
keyakinan sebagian kelompok menyimpang yang
memahami bahwa tingkatan Islam yaitu; syari’at,
tarekat, hakikat dan makrifat. Sehingga jika
seorang sudah sampai pada tingkatan atau derajat
makrifat tidak perlu mengerjakan syari’at, seperti
shalat dan ibadah amaliyah lainnya. Ini
merupakan pemahaman bathil yang sama sekali
tidak didukung oleh sumber yang valid dari Al-
Qur'an maupun As-Sunnah. Sebab jika kita
perhatikan Nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam yang merupakan kekasih Allah
(kholilullah) dan pernah berjumpa dengan Allah
tatkala Isra Mi'raj beliau masih menjalankan
syri’at sampai denga beliau wafat. Lalu apakah
mereka yang meninggalkan syari’at lebih baik
dari Nabi Muhammad ? tentunya ini adalah
pemahaman yang tidak benar.

10 | Bimbingan Belajar Islam


C. Syari’at dalam Islam.
Menurut syaikh Shalih al Fauzan dalam buku
Tauhid jilid 1, bahwa Syariat dalam Islam dibagi
menjadi dua macam, yaitu ;
1. I'tiqodiyah (aqidah, ushul, dasar, pondasi),
yaitu berkaitan dengan keyakinan seseorang
dan tidak ada kaitannya dengan tata cara amal,
sebagaimana rukun iman. hal ini biasa disebut
dengan masalah ashliyah (pokok agama).
Aqidah atau i’tiqodiyah adalah tauqifiyah
artinya, tidak bisa ditetapkan kecuali dengan
dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan
berpendapat didalamnya terbatas kepada apa
yang ada didalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Oleh karena itu manhaj as-Salaf ash-Shalih
dan para pengikutnya dalam mengambil
aqidah, terbatas pada Al-Qur'an dan As-
Sunnah semata.

2. Amaliyah (cabang-cabang), yaitu; segala


yang berhubungan dengan tata cara amal,
sebagaimana rukun Islam; mengucapkan dua
kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, haji dan
seluruh hukum-hukum amaliyah. hal ini biasa

11 | Bimbingan Belajar Islam


disebut dengan masalah far’iyah (cabang
agama).

D. Memahami Islam
Selanjutnya yang harus kita pahami bahwa
dalam mempelajari dan mengamalkan syari’at
Islam kita wajib mengikuti petunjuk Al-Qur'an
dan As-Sunnah (Hadits), serta memahami
keduanya diatas pemahaman para salafusshalih
(orang-orang terdahulu yang shalih) yaitu;
Sahabat Nabi, Tabi'in dan Tabiut tabi'in serta
para ahlul hadits. Sebab sanat keilmuan mereka
menyambung kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, dan mereka dikatan oleh Rasul
sebagai generasi terbaik, generasi yang benar-
benar meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Perintah mengikuti salafushalih
banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an. Diantaranya
Allah berfirman,

12 | Bimbingan Belajar Islam


ْ َ ْ ََ ََ ‫ۡء َام ه‬ َ ‫فَإنۡۡ َء َام هنواْۡبمثل‬
ۡ‫واِۡإَّونۡت َۡولوا‬
ۡۡۖ ‫نتمۡب ِ ۡهِۦۡفقدِۡٱهتد‬ َ ‫ۡما‬
ِ ِِ ِ
‫َه ه ه ه‬ َ َ ‫َ َ ه‬
ۡ ‫ِۡف ۡشِقاقٖۖ ۡف َس َيكفِيكهم ۡٱ‬
ۡ‫ّللإ ۡ َوه َو ۡٱلس ِمي هۡع‬ ِ ‫فإِنما ۡهم‬
ۡ‫ٱل َعل ه‬
ۡ١٣٧ۡ‫ِيم‬
"Maka jika mereka beriman kepada apa yang
kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka
telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam
permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang
Maha mendengar lagi Maha mengetahui."(QS.
Al Baqarah: 137)

Allah juga berfirman,

َ ‫َ َٰ ِ ه َ ٗ َ ه ه َ َ َ ه ْ ُّ ه‬ َ َٰ َ َ َ
ۡ‫ل‬
ۡ ‫وه ۖۡۡوَّلۡتتبِعواۡٱلسب‬
ۡ ‫اۡفٱتبِع‬
ۡ ‫اۡصرِطۡمستقِيم‬ ِ ‫وأنۡۡهذ‬
‫ه‬ ‫َ َٰ ه‬ َ ‫كم‬‫ه‬ َ َ َ
َ ‫ِكم‬
ۡ‫ۡوصىَٰكم ۡب ِ ۡهِۦ‬ َ ‫ۡعن‬
‫ۡسبِيل ِ ۡهِإ ۡۦ ۡذل‬ ‫ف َتفرق ۡ ِب‬
َ ‫ه َ ه‬ َ
ۡ١٥٣ۡ‫ل َعلكمۡتتقون‬

13 | Bimbingan Belajar Islam


"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."(QS.
Al An'am : 153)

Kemudian sikap kita sebagai seorang muslim


tatkala mendengar atau melihat firman Allah dan
Sabda Rasulullah yang shahih adalah ;

َ َ ََ َ َ
ۡ ‫س ِمعناۡوأطعنا‬
"Kami dengar dan Kami taat."

artinya kita menerima dan yakin dengan seyakin-


yakinnya serta berusaha untuk mengamalkan apa
yang Allah dan Rasul sampaikan. Karena
sejatinya setiap yang Allah dan Rasulullah
perintahkan pasti baik untuk umat manusia dan
setiap apa yang dilarang pasti buruk dan
membahayakan manusia. Oleh karena itu dengan
kita berusaha mengamalkan petunjuk yang Allah

14 | Bimbingan Belajar Islam


dan Rasullullah berikan maka dapat dipastikan
kita akan selamat di Dunia dan Akhirat.

Sebagaimana Allah Azza Wajalla berfirman,

َ ٞ َ ‫ه ه‬ َ ‫َۡج‬َ َ َ
ۡ‫ِيعۢا ۖۡ َۡبعضكم ِۡلِ َع ٍض ۡع هدو ۖۡ ۡفإِما‬ ‫َال ۡٱهب ِ َطا ۡمِنها‬
ۡ ‫ق‬ َ
َ َ ُّ َ َ َ َ َ ‫َ َ ه‬ َ ٗ‫ه‬
َٰ َ ‫ۡوَّل ۡيَش‬
ۡ‫َق‬ ‫ضل‬
‫َ َ ه‬
ِ ‫يأت ِينكمۡم ِِّن ۡهدىۡف َم ِن ۡٱتب ۡع ۡهداي ۡفَل ۡي‬
ۡ ۡ١٢٣
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-
Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-
Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
(QS.Taha : 123)
Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu katsir bahwa yang
dimaksud petunjuk dalam ayat tersebut adalah
Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan yang dimaksud
“ia tidak akan sesat” adalah di Dunia dan “tidak
akan celaka” yaitu di Akhirat.

Allah juga berfirman,

15 | Bimbingan Belajar Islam


َ ‫َ َه ْ َ ه ْ َ ََ ه ْ ه َ ه‬ َ َ
ۡ‫ولۡ َوأ ْو ِِلۡٱۡلم ِۡر‬
ۡ ‫ٱّللۡوأطِيعواۡٱلرس‬ ۡ ۡ‫ِينۡ َءامنواۡأطِيعوا‬ ۡ ‫يأ ُّي َهاۡٱَّل‬
َٰٓ
َ ُّ َ َ ‫ه َ ََ َ ه‬
ۡ‫ٱّللِ ۡ َۡوٱلر هسو ِۡل ۡۡإ ِن‬
ۡ ۡ ‫ِۡف َۡشء ۡف هردوهه ۡإَِل‬
ِ ‫مِنكمۖۡ ۡفإِن ۡتنَٰزعتم‬
‫ َ َ َ ه َ ا‬ٞ َ َ َٰ َ َ ‫ه ه ه‬
ۡ‫نۡتأ ۡوِيَل‬ ۡ‫س‬ ۡ ِ ‫نتمۡتؤم هِنونۡۡب‬
ۡ ‫ٱّللِۡ َۡوٱَلَو ِۡمۡٱٓأۡلخ ِِۡرۡذل ِكۡخۡيۡوأح‬ ‫ك‬

ۡ٥٩
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS.An Nisa:
59)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ِِ ِ ِ ‫ﺗَﺮْﻛ‬
َ َ‫ ﻛﺘ‬: ‫ت ﻓْﻴ ُك ْﻢ أ َْﻣَﺮﻳْ ِﻦ ﻟَ ْﻦ ﺗَﻀﻠُّ ْﻮا َﻣﺎ ََتَ َّﺴ ْكﺘُ ْﻢ ِب َﻤﺎ‬
َ ‫ﺎ‬ ُ َ
‫اهلل َو ُﺳﻨَّﺔَ َر ُﺳ ْﻮﻟِِﻪ‬
ِ

16 | Bimbingan Belajar Islam


Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara.
Kamu tidak akan sesat selamanya jika berpegang
teguh kepada keduanya, (yaitu) kitab Allah dan
Sunnah Rasul-nya. [H.R. Malik; al hakim, al
baihaqi, Ibnu Nashr, ibnu hazm. Dishahihkan
oleh syaikh Salim al-hilali]

Dan dalam mengamalkan Islam kita wajib


mengikuti sesuai dengan petunjuk Allah dan
Rasulullah yang ada didalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah, tidak kurang dan tidak lebih khususnya
dalam masalah aqidah dan ibadah. Karena agama
ini dinyatakan telah sempurna setelah wafatnya
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam. Sebagai mana Allah menegaskan dalam
Al-Qur'an,

َ ‫َ ه ََ َ ه َ َ ه‬ ‫َ َ َ َ ه َ ه‬
ۡ‫ٱَلو ۡم ۡأكملت ۡلكم ۡدِينكم ۡوأتممت ۡعليكم ۡن ِعم ِِت‬
َ َ َ َ َ َ ‫ه َ ه‬
َ ‫ۡغ‬
ۡ‫ۡي‬ ‫ٱۡلسل َٰ َۡم ۡد ِٗينا إۡف َم ِن ۡٱض هطرۡ ۡ ِِف َۡممص ٍة‬
ِ ۡ ‫كه‬
‫م‬ ‫ضيت ۡل‬ِ ‫َو َر‬
ٞ ‫ۡرح‬ٞ‫ٱّللۡ َغ هفور‬ َ
َۡ ۡ‫ۡۡلثمۡفإِن‬ َ َ‫ه‬
ۡ٣ۡ‫ِيم‬ ِ ِ ‫متجان ِف‬
"pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu

17 | Bimbingan Belajar Islam


nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu Jadi
agama bagimu." (QS. Al-Maidah : 3)

Sedangkan Ulama adalah Warosatul Ambiya’


Pewaris para Nabi, Demikian sabda Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Hadits
riwayat Tirmidzi dari Abu Ad-Darda Radiallahu
‘anhu. Sehingga tugas seorang Ulama adalah
mengajarkan serta menyampaikan apa yang
dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
tidak dikurangi dan tidak ditambah artinya
pertengahan. Karena umat Islam dikatakan dalam
Qur’an sebagai umat pertengahan (wasath),
sehingga dilarang untuk Ghuluw atau berlebih-
lebihan dalam beramal agama dengan melewati
batas yang sudah ditentukan. Sebagai mana
Nasrani yang mereka berlebihan dalam
mengangkat Nabi Isa sehingga menjadikan Nabi
Isa sebagai anak tuhan dan tidak juga seperti
yahudi yang meremehkan Nabinya sehingga
banyak Nabinya yang dibunuh oleh mereka.
Maka yang terbaik adalah membangun keyakinan
dan beribadah mengikuti tuntunan Rasul sesuai
yang dimalkan oleh para sahabat Rasul, karena

18 | Bimbingan Belajar Islam


Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam merupakan manusia terbaik dimuka bumi
ini yang pernah diciptakan oleh Allah Ta’ala dan
beliau merupakan suri tauladan yang baik, maka
seorang Muslim wajib untuk mencontaoh dan
mengikuti atau ittiba’ kepada beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam.

Namun jika ada seorang memaksa untuk


melakukan sesuatu amal ibadah yang tidak
diajarkan oleh Allah dan Rasulullah maka dapat
dipastikan ibadah yang dilakukannya tersebut
tertolak dihadapan Allah Azza Wa Jalla.
Sebagaimana telah diperingatkan didalam Hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫س ِﻣْﻨﻪُ ﻓَ ُﻬ َﻮ َرد‬ ِ ِ َ ‫َﺣ َﺪ‬


َ ‫ث ِف أ َْﻣﺮﻧَﺎ َﻫ َﺬا َﻣﺎ ﻟَْﻴ‬ ْ ‫َﻣ ْﻦ أ‬
"Barangsiapa membuat suatu perkara baru
dalam urusan agama yang tidak ada asalnya,
maka perkara tersebut tertolak." [HR.Bukhari
no.2697 dan Muslim no.1718]

19 | Bimbingan Belajar Islam


Didalam hadits lain Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س َﻋﻠَْﻴ ِﻪ أ َْﻣ ُﺮﻧَﺎ ﻓَ ُﻬ َﻮ َرد‬ ِ


َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋﻤ َﻞ َﻋ َﻤﻼً ﻟَْﻴ‬
"Barang siapa melakukan suatu amalan yang
bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut
tertolak."[HR.Muslim no.1718]

Bukankah hal ini sangat merugikan, tatkala


anda sudah sungguh-sungguh dalam beribadah
namun karena ibadah yang anda lakukan tidak
mengikuti petunjuk yang benar sesuai tuntunan
Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam
kemudian ibadah yang anda lakukan tertolak
tertolak dihadapan Allah atau tidak diterima oleh
Allah, sehingga apa yang telah dikerjakan sia-sia
tidak berbuah pahala.
Kesimpulannya, dalam beragama kita cukup
copy paste tidak boleh di edit (tambah) dan tidak
boleh di delete (hapus). Beribadah mengikuti apa
yang telah ditetapkan oleh Allah dan dicontohkan
oleh Rasulullah serta diikuti oleh para
Sahabatnya, beraqidah dan beribadah dengan
berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah

20 | Bimbingan Belajar Islam


(Hadits) yang shahih meskipun hadits ahad.
Karena segala apa yang keluar dari lisan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu
merupakan wahyu bukan berasal dari hawa nafsu.
Allah Azza Wajalla berfirman,

َٰ َ ‫ۡحۡيه‬
ۡ٤ۡ‫وۡح‬
‫ه‬
َ ‫ۡه َوۡإَّل‬
ٞ ‫ۡو‬ ِ ‫ۡۡإِن‬٣ۡ‫ى‬
َ
َٰۡٓ ‫َو َماۡيَن ِط هقۡع ِنۡٱل َه َو‬
dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)
menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). (QS. An Najm: 3-4)

Olehkarenanya kita harus jeli dalam beragama,


menjadi umat Rasul yang kritis, berfikir sebelum
beramal, tanya dalam hati "apakah keyakinan
saya atau ibadah yang akan saya kerjakan sesuai
tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ???" jika tidak ada contoh atau
perintahnya maka tinggalkan, namun jika ada
perintahnya maka kerjakan karena itu merupakan
syari’at yang telah ditetapkan ditetapkan.
Wallahua’lam
***

21 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 2
Berilmu Sebelum Beramal

A. Urgensi Ilmu Dalam Islam


Ketauhilah, bahwa tujuan Allah menciptakan
kita diatas muka Bumi ini adalah untuk beribadah
kepada-Nya. Allah berfirman,

‫ه‬ ‫ه‬ َ َ َ ‫ه‬ َ َ ََ


ۡ٥٦ۡ‫ون‬
ِ ‫َۡلعبد‬ ِ ‫نسۡإَِّل‬
ۡ ‫ٱۡل‬
ِ ‫ٱۡلنۡۡ ۡو‬
ِ ۡ‫وماۡخلقت‬
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia,
melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku."(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Lalu pertanyaannya "Apa yang dimaksud dengan


ibadah"? Syaikh Muhammad bin Jamil zainu
rahimahullah menjeleskan dalam kitabnya Khudz
Aqidataka minal kitabi was sunnah ashahihah
akan pengertian Ibadah. Menurut beliau ibadah
adalah,

ِ ‫ال َو ۡاۡلَ ۡف َع‬


‫ َكال ُّد َعا ِء‬.‫ال‬ ِ ‫اس ٌم َجا ِم ٌع لِ َما ُيحِبُّ هللاُ م َِن ۡاۡلَ ۡق َو‬
ۡ
َّ ‫َوالص َََّل ِة َو‬
.‫الذ ۡب ِح َو َغ ۡي ِر َها‬
"Suatu nama yang mencakup perkara yang Allah
cintai, baik itu berupa perkataan maupun

22 | Bimbingan Belajar Islam


perbuatan. Seperti; doa, shalat, penyembelihan,
dan lain-lain".

Definisi simpelnya ibadah adalah; segala


aktifitas yang dapat mendatangkan cinta dan
ridho Allah Ta'ala. Dan perkara yang dicintai dan
dibenci oleh Allah telah dijelaskan secara
sempurna didalam petunjuk-Nya yang diturunkan
kepada Nabi-Nya yaitu; Al-Qur'an dan As-
Sunnah (hadits), sehingga kita tidak akan
mengetahui apa yang dicintai dan dibenci oleh
Allah kecuali dengan cara mempelajari petunjuk-
petunjuk tersebut.
Inilah yang menjadikan alasan mengapa
menuntut ilmu agama hukumnya adalah Wajib
'ain bagi setiap Muslim baik laki-laki maupun
wanita, khususnya ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan kewajiban seorang hamba.Dalil akan
kewajiban menuntut ilmu adalah sabda
Rasulullah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Syaikh Albani
dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no.
224. Dimana Nabi kita tercinta bersabda,

23 | Bimbingan Belajar Islam


‫ﻳﻀﺔٌ َﻋﻠَى ُﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ‬ ِ َ‫طَﻠ‬
َ ‫ب اﻟْﻌ ْﻠ ِﻢ ﻓَ ِﺮ‬
ُ
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim pria
maupun wanita"

Dan ketauhilah bahwa kebutuhan manusia


terhadap ilmu sangatlah besar bahkan melebihi
kebutuhan manusia terhadap makanan. Hal ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnu
Qoyyim, kata beliau"kebutuhan manusia
terhadap ilmu Syar'i adalah bersifat darurat,
yakni kebutuhan yang sangat mendesak, bahkan
lebih daripada kebutuhan tubuh manusia
kepada makanan. Karena tubuh manusia
membutuhkan makanan dalam sehari itu sekali
atau dua kali atau mungkin tiga kali sehari, tetapi
kebutuhan manusia terhadap petunjuk Allah
adalah sebanyak tarikan nafasnya".

Mengapa demikian? karena Syahwat dan setan


senanatiasa mengintai manusia dalam setiap
tarikan nafasnya. sedikit saja manusia lengah
disitulah setan akan melancarkan serangannya
dengan mengendarai syahwat.

24 | Bimbingan Belajar Islam


Dan Allah telah menginformasikan kepada kita
tentang deklarasi setan untuk mengganggu dan
menyerang kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman,

َ َ ‫ه‬ َ َ َٰ َ ‫ه‬ َ َ ‫َ َ َ َ َ َ َ ََ ه‬
ۡ١٦ۡ‫يم‬ ۡ ِ‫ۡصرطكۡٱلمستق‬ ِ ‫الۡفبِماۡأغويت ِّنۡۡلقعدنۡلهم‬ ۡ ‫ق‬
َ َ َ َ َ َ َ َ ‫هثمۡۡٓأَلت َِين ه‬
َٰ
ۡ‫يۡأيدِي ِهمۡومِنۡخلفِ ِهمۡوعنۡأيمن ِ ِهم‬ ِ ‫ۡب‬‫ن‬ۢ ِ
‫مۡم‬ ‫ه‬
َ ‫ََ ه‬ َ ‫ه‬ َ ََ َ َ َ َ
َ َٰ
ۡ١٧ۡ‫َۡتدۡأكَثهمۡشك ِِرين‬ ِ ‫وعنۡشماۡئِل ِ ِهمۖۡۡوَّل‬
iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur (taat).(QS. Al A'rah 16-17)

Dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan dari


Sabrah bin Abi Fakih radiAllhuanhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

25 | Bimbingan Belajar Islam


‫ ﻓَ َﻘ َﻌ َﺪ ﻟَﻪُ ﺑِطَ ِﺮ ِﻳﻖ ا ِإل ْﺳﻼَِم‬,‫آد َم ﺑِأَطُْﺮقِ ِﻪ‬
َ ‫إِ َّن اﻟشَّْﻴطَﺎ َن قَ َﻌ َﺪ ِﻻﺑْ ِﻦ‬
"Sesungguhnya syaitan duduk untuk
menghalang-halangi seorang anak Adam dari
berbagai jalan .Syaitan duduk menghalangi jalan
untuk masuk Islam".

Dan dalam melancarkan seranganya syaiton


tidaklah sendiri, akan tetapi ia menjadikan
syahwat sebagai kendaraan tempurnya.
Sebagaimana Allah jelaskan dalam Quran,

َ ُّ ‫ه‬ َ ََ َ َ ‫ََ هَ ه‬
ۢ
ۡ‫س ۡۡلمارة ۡۡب ِٱلسوءِۡ ۡإَِّل ۡما‬ۡ ‫۞وما ۡأب ِرئ ۡنف ِس ۡإِن ۡٱنلف‬
َ َ
ٞ ‫ۡرح‬ٞ‫ۡغ هفور‬ َ ‫َرح َِم‬
ۡ ۡ٥٣ۡ‫ِيم‬ ‫بۡإِنۡر ِب‬
ۡ ِ ‫ۡر‬
"dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang."(QS. Yusuf: 53)
Sehingga setan dan nafsu saling bersinergi untuk
menghancurkan manusia. Maka seorang muslim

26 | Bimbingan Belajar Islam


harus senantiasa mawas diri dengan menyertai
ilmu dalam setiap tarikan nafasnya. Dan Nabi kita
yang mulia telah mengajarkan kepada kita,
bagaimana cara agar selamat dari dorongan-
dorongan syahwat dan bisikan-bisikan setan.
Namun kita tidak dapat mengetahui jurus-jurus
untuk menangkal serangan syahwat dan setan
sebagaimana yang telah diajarkan Rasul, kecuali
dengan cara menuntut ilmu agama, datang ke
majelis ilmu, bersimpuh di majelis ilmu dan
mendengarkan para ulama robbani
menyampaikan petunjuk-petunjuk Allah yaitu;
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebagaimana Rasul
bersabda,

ِ َ ‫ ﻛِﺘَﺎ‬: ‫ﻀﻠُّﻮا ﻣﺎ ََتَ َّﺴ ْكﺘُﻢ ِبِِﻤﺎ‬ ِ ِ ‫ﺗَﺮْﻛ‬


‫اهلل َو‬ َ َ ْ َ ْ َ‫ت ﻓْﻴ ُك ْﻢ أ َْﻣَﺮﻳْ ِﻦ ﻟَ ْﻦ ﺗ‬
ُ َ
‫ُﺳﻨَّﺔَ َر ُﺳ ْﻮﻟِِﻪ‬
"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara.
Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada
keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya"

27 | Bimbingan Belajar Islam


Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah
berkaata "Ilmu itu bagaikan hayatun (kehidupan)
dan nurun (cahaya). Sedangkan, kebodohan
adalah mawtun (kematian) dan zhulmatun
(kegelapan). Kejelekan itu sebabnya karena tidak
adanya kehidupan dan cahaya, sedangkan
kebaikan itu sebabnya karena adanya cahaya dan
kehidupan".

Bagaimana penjelasan dari perkataan Imam


Ibnu Qoyyim tersebut ? Jika kita
perumpamakan, kita hidup di Dunia ini seperti
sedang berjalan di jalan yang gelap gulita,
sehingga kita butuh cahaya untuk menerangi jalan
kehidupan kita. Agar kita tidak terpelosok
kedalam kubangan dosa, dan terjelembab
kedalam jurang-jurang kemaksiatan. Maka kita
membutuhkan cahaya yang dapat menerangi
jalan kehidupan kita. Dan cahaya tersebut adalah
Ilmu Agama. Adapun jika harus terjatuh kedalam
kubangan dosa, sebab kelalaian sebagai Manusia,
maka seorang penuntut Ilmu akan dapat
mengetahui bagaimana cara untuk membersihkan

28 | Bimbingan Belajar Islam


diri dari lumuran lumpur dosa tersebut. Sebab
dengannya Allah telah memberikan petunjuk.

Sebagaimana Allah telah berfirman,

َ ‫ُّ ه‬ ‫ْ ه‬
ۡ ُّ‫ٱنل‬
ۡ ِٖۡۖ‫ور‬ ۡ ۡ‫َل‬ ِۡ َٰ ‫ِينۡ َء َام هنواُۡي ِر هج ههمۡم َِنۡٱلظل َم‬
ۡ ِ ‫تۡإ‬ ۡ‫ه‬
َۡ ‫ٱّللۡ َو ِ ُِّلۡٱَّل‬
"Allah Pelindung orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
cahaya (iman)".(QS. Al-Baqarah: 257)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat


tersebut. Kata beliau “Allah  menceritakan
 bahwa Dia memberi petunjuk  orang  yang
mengikuti  jalan  yang diridai- Nya ke jalan
  keselamatan.   Untuk itu Dia mengeluarkan
hamba- hamba- Nya   yang     mukmin    dari
  kegelapan, kekufuran, dan keraguan menuju
kepada cahaya perkara   hak  yang jelas  lagi
gambling, terang ,mudah  ,dan bercahaya.”
Dan dengan cahaya Ilmu seorang akan
mengetahui jalan yang benar menuju Surga.
Sedangkan tanpa ilmu seorang dipastikan akan
tersesat dari jalan yang benar. Sebab jalan yang
benar hanyalah satu dan jalan sesat sangatlah

29 | Bimbingan Belajar Islam


banyak. Sebagaimana jika kita perhatikan ayat
ditas Allah sebutkan, lafaz An Nur dalam bentuk
tunggal, sedangkan lafaz     Zhalam (kegelapan)
diungkapkan- Nya dalam bentuk jamak. Dengan
kata lain, disebutkan demikian karena   kata Imam
Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa "perkara   yang
  hak   itu     satu,  sedangkan perkara  yang kufur itu
banyak ragamnya; semuanya adalah batil."

Seperti yang diungkapkan oleh Allah Subhanahu


Wa Ta'ala dalam Qur’an. Allah berfirman,

َ ‫َ َٰ ِ ه َ ٗ َ ه ه َ َ َ ه ْ ُّ ه‬ َ َٰ َ َ َ
ۡ‫ل‬
ۡ ‫وه ۖۡۡوَّلۡتتبِعواۡٱلسب‬
ۡ ‫اۡفٱتبِع‬
ۡ ‫اۡصرِطۡمستقِيم‬ ِ ‫وأنۡۡهذ‬
‫ه‬ ‫َ َٰ ه‬
َ ‫ِكم‬ َ ‫ۡعن‬ َ ‫كم‬‫ه‬ َ َََ
ۡ‫ۡوصىَٰكم ۡب ِ ۡهِۦ‬ ‫ۡسبِيل ِ ۡهِإ ۡۦ ۡذل‬ ِ ‫فتفرق ۡب‬
َ ‫ََ ه َ ه‬
ۡ ۡ١٥٣ۡ‫لعلكمۡتتقون‬
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa” (QS.
Al-An'am : 153)

30 | Bimbingan Belajar Islam


B. Tujuan Menuntut Ilmu
Hendaknya seseorang menuntut ilmu
memiliki tujuan yang benar dalam ia mempelajari
ilmu agama, agar Ilmu yang telah dipelajari dapat
bermanfaat dan mendatangkan keberkahan dari
Allah Ta’la. Dijelaskan oleh Syaikh Shalaih Al-
Utsaimin rahimahullah dalam kitabul ilmi bahwa
tujuan seseorang menuntut setidaknya ada 3,
yaitu ;

1. Niat yang Ikhlas karena Allah. Sebab


menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah,
dan seseorang tidak boleh melakukan ibadah
kecuali ibadah tersebut dipersembahkan kepada
Allah Ta'ala semata bukan karena maksud
lainnya, seperti; mengharapkan pujian, ingin
mendapatkan kedudukan ditengah masyarakat,
mengharapkan materi dan tujuan duniawi
lainnya. Allah berfirman,

31 | Bimbingan Belajar Islam


‫ ه ه ه َ َٰٓ َ َ َ َ َٰ ه ه‬ٞ َ َ ۠ َ َ َ
ٞۡ‫كم ۡإ َل َٰ ۡه‬ ‫ه‬
ِ ‫قلۡ ۡإِنما ۡأنا ۡبَش ۡمِثلكم ۡيوۡح ۡإَِل ۡأنما ۡإِله‬
ٗ َ َ َ ‫َۡك َن ۡيَر هجوا ْ ۡل َِقا َء‬
َ ََ ٞ َ
ۡ‫ۡرب ِ ۡهِۦ ۡفل َيع َمل ۡع َمَل‬ ‫وَٰحِدۖۡ ۡفمن‬
َ َ َ َ ‫اۡو ََّلۡي ه‬
َ ‫َصَٰل ِٗح‬
ۡ ۡ١١٠ۡ‫َشكۡبِعِ َبادة َِۡرب ِ ۡهِۦۡۡأحدا‬
ۢ
ِ
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia
biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya"(QS. Al-Kahfi: 110)

Dan terdapat ancaman bagi seorang yang salah


niat dalam menuntut ilmu. Sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh tirmidzi dari sahabat Ibnu Umar,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫هللا َف ْل َي َت َبوَّ ْأ َم ْق َعدَ ه‬


ِ َّ ‫هللا أَ ْو أَ َرادَ ِب ِه َغي َْر‬
ِ َّ ‫َمنْ َت َعلَّ َم عِ ْلمًا ل َِغي ِْر‬
ِ ‫م َِن ال َّن‬
‫ار‬
“Siapa yang belajar agama karena selain Allah -
atau ia menginginkan denagn ilmu tersebut selain
Allah-, maka hendaklah ia menempati tempatnya

32 | Bimbingan Belajar Islam


di neraka.”[HR. Tirmidzi no. 2655. Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib,
sedangkan Syaikh Al Albani mendhoifkan hadits
ini].

2. Menghilangkan keboodohan dari diri


sendiri dan diri orang lain. Karena pada asalnya
manusia adalah tidak mengetahui apa-apa. Dalil

َ ‫ه َ َٰ ه َ َ َ ه‬ َ ‫َ ه‬
tetang hal ini adalah firman Allah Ta'ala,
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ َ
ۡ‫ون ۡأمهتِكم َّۡل ۡتعلمون‬ ِ ‫ۡم ۢن ۡبط‬ ِ ‫ّلل ۡأخرجكم‬ ۡ ‫ۡوٱ‬
‫َ َ َ َ َٰ َ َ َ َ َ َ َ ه‬ ‫ه‬ ‫َ َ ََ َ ه‬ َ
ۡ‫شيۡاۡوجعلۡلكمۡٱلسم ۡعۡ ۡوٱۡلبص ۡرۡ ۡوٱۡلفۡد ۡةۡلعلكم‬
َ ‫َ ه‬
ۡ ۡ٧٨ۡ‫تشك هرون‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.”(QS. An-Nahl: 78)

Maka dalam menuntut ilmu seorang harus berniat


setelah karena Allah Ta’ala kemudian adalah
untuk menghilanagkan kebodohan dari dirinya

33 | Bimbingan Belajar Islam


tentang agamanya. Sehingga ia dapat mengenal
Robnya, mengenal Nabinya dan menegenal
syari'at agamanya. Maka dari situ akan tumbuh
pada dirinya rasa takut, berharap dan cinta kepada
Allah yang telah menciptakan dan
memeliharanya.

3. Mengamalkan ilmu. Seorang yang telah


mempelajari tentang suatu masalah dalam agama
wajib baginya untuk mengamalkan ilmunya
tersebut. Baik dalam masalah Aqidah, Ibadah,
akhlak, adab dam mu'amalah. karena
mengamalkan ilmu merupakan buah dari ilmu itu
sendiri. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa
buah sehingga tidak bisa dinikmati oleh
pemiliknya dan orang yang ada disekitarnya. Pun
demikian ilmu yang tidak diamalkan tidak akan
berbuah manfaat bagi pemiliknya, sehingga
tidaka akan menghasilkan kebaikan maupun
pahala. Bahkan Allah mengancam didalam Al-
Qur'an seseorang yang tidak megamalkan
ilmunya. Allah berfirman didalam Al-Qur'an,

34 | Bimbingan Belajar Islam


َۡ‫ب‬ َ ‫َ َ َه ْ َ َه ه َ َ َ َ َه‬
‫ۡ َك ۡه‬٢ۡ‫ون‬ َ ُّ َ َ
‫ِينۡءامنواۡل ِمۡتقولونۡماَّۡلۡتفعل‬
ۡ ‫يأيهاۡٱَّل‬ َٰٓ ۡ
َ ‫َ َه ه ْ َ َ َ َه‬ َ ‫َمق اتاۡع‬
ۡ ۡ٣ۡ‫ٱّللِۡأنۡتقولواۡماَّۡلۡتفعلون‬
ۡ ۡ‫ِند‬
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan”(QS. Ash Shaf : 2-3)

C. Keutamaan Menutut Ilmu


Banyak manfaat yang didapatkan oleh para
penuntut ilmu sebagaimana telah disampaikan
didalam Qur’an dan Hadits. Diantara manfaatnya
adalah ;
1. Seorang yang telah mendermakan waktunya
untuk menuntut ilmu agama tanda bahwa telah
diberikan kebaikan yang banyak oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ِ ِ
ْ ‫َﻣ ْﻦ ﻳُِﺮد اﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻪ َﺧْﻴ ًﺮا ﻳُ َﻔﻘ‬
‫ِّﻬﻪُ ِِف اﻟﺪِّﻳ ِﻦ‬

“Barangsiapa yang Allah kehendaki


mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan

35 | Bimbingan Belajar Islam


memahamkan dia tentang agama.” [HR. Bukhori
no.71 dan Muslim no.10371]

2. Seorang yang mempelajari ilmu agama akan


dapat mengetahui apa yang diperintahkan dan
dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta dapat
membedakan antara yang halal dan yang haram
sehingga dijauhkan dari perkara-perkara syubhat.
Sebagaimana Allah berfirman,

ٗ‫ه َ ه ه‬ َ ‫ه‬ َ َ ََ ‫َ ه‬
ِ ‫ان ۡهدىۡل ِلن‬
ۡ‫اس‬ ۡ ‫نزل ۡفِيهِۡٱلقرء‬
ِ ‫أ‬ ۡ ‫ِي‬
ۡ ‫َّل‬ ‫ٱ‬ۡ ‫ان‬‫شه ۡر ۡرمض‬
َ ‫َ ه َ َٰ ه‬
ِۡ ‫ىۡ َۡوٱلفرق‬
ۡ ‫ان‬ ۡ ‫َو َبي ِ َنَٰتۡمِنۡٱلهد‬
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). (QS. Al-Baqarah : 185)

36 | Bimbingan Belajar Islam


3. Allah akan permudah bagi penuntut ilmu
jalan menuju surga. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ﻣﻦ ﺳﻠك طﺮ ﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤس ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ ﺳﻬﻼهلل ﻟﻪ ﺑﻪ طﺮ ﻳﻘﺎ إيل اجلﻨﺔ‬
Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu
agama, maka Allah akan mempermudah baginya
jalan menuju surga.[HR.Muslim, no.2699]

D. Perlu Adanya Guru Pembimbing


Kemudian dalam menuntut ilmu agama kita
perlu mencari guru yang tepat dalam
membimbing kita belajar ilmu agama. Tentunya
guru yang lurus aqidah dan pemahamannya serta
luas akan ilmunya, karena guru sangat
berpengaruh terhadap karakter dan pemahaman
kita nantinya setelah belajar.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Rahimahullah dalam Kitabulilmi menjelaskan
bahwa seseorang penuntut ilmu hendaknya
memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya
belajar sendiri tanpa bimbingan. Seseorang yang
memiliki guru akan memperoleh beberapa
manfaat, diantaranya:

37 | Bimbingan Belajar Islam


1. Menemukan metode yang mudah dalam
belajar. Dia tidak perlu bersusah payah
memahami sebuah kitab untuk melihat apa
pendapat yang paling kuat dan apa sebabnya,
demikian pula apa pendapat-pendapat yang
lemah dan alasannya. Ketika seseorang memiliki
guru, maka guru itu yang akan mengajarinya
dengan metode yang lebih mudah. Guru itu akan
menjelaskan perbedaan pendapat di kalangan ahli
ilmu, manakah pendapat yang terkuat beserta
dalil-dalilnya. Tidak diragukan lagi, hal ini sangat
bermanfaat bagi penuntut ilmu.
2. Lebih cepat paham. Seorang penuntut ilmu
jika membaca di hadapan gurunya akan lebih
cepat mengerti dibandingkan jika mempelajari
sendiri. Jika dia hanya membaca seorang diri,
boleh jadi ia akan menemukan istilah-istilah baru
yang sulit untuk dipahami dan membutuhkan
usaha serta pengulangan yang memakan waktu
dan tenaga. Bahkan bisa jadi dia jatuh dalam
kesalahan saat memahaminya.
3. Adanya hubungan yang terjalin antara
penuntut ilmu dan para ulama. Maka dari itu
membaca sebuah buku di hadapan para ulama

38 | Bimbingan Belajar Islam


lebih bermanfat dan lebih utama daripada
membacanya sendiri. Di kesempatan lain, Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya
tentang sebuah ungkapan yang berbunyi :

‫ﺻ َﻮاﺑِِﻪ‬ ِ ِ
َ ‫َﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن َﺷْﻴ ُخﻪُ ﻛﺘَﺎﺑَﻪُ ﻓَ َخطَﺌُﻪُ أَ ْﻛثَ ْﺮ ﻣ ْﻦ‬
“Barangsiapa yang gurunya adalah bukunya,
maka kesalahannya lebih banyak daripada
benarnya”.

Syaikh mengatakan bahwa perkataan ini tidaklah


benar maupun salah secara mutlak. Akan tetapi
seseorang yang belajar dari sebuah buku dan
orang-orang yang dikenal dengan ilmunya serta
dapat dipercaya dalam menyampaikan ilmunya
secara bersamaan maka hal ini dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi.
Berbicara tentang agama maka bicara tentang
ilmu, berbicara tentang Ilmu agama maka
dibutuhkan dalil. Dalil adalah sesuatu yang
menunjukkan kepada yang dikehendaki. Dalil
untuk mengetahui ilmu, terdiri dari dalil sam’i
dan ‘aqli. Dalil sam’i disasarkan kepada wahyu,
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan dalil

39 | Bimbingan Belajar Islam


‘aqli ditegaskan melalui pemikiran dan
pengamatan namun tidak bertentangan dengan
dasar utama yaitu Al-Quran dan As-Sunnah
karena keduanya adalah ma’sum (terjaga dari
kesalahan), sedangkan akal pemikiran manusia
tidaklah ma’sum.
Dengan demikian seseorang tidak bisa
berbicara agama tanpa dilandasi dengan ilmu
yang benar. Tatkala seseorang berbicara agama
tanpa didasari dengan Ilmu, maka dapat
dipastikan apa yang dibicarakan ngawur karena
yang keluar dari lisannya adalah bersumber dari
hawa nafsunya semata bukan dari wahyu. Bahkan
terkadang sebagaian orang yang tidak cukup ilmu
tatkala dia menyampaikan perkara agama dia
berani mengeluarkan sebuah hadits yang belum
jelas sumber kesahihannya. Hal ini sangat bahaya
untuk umat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri melaknat orang yang berdusta atas
namanya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda dalam sebuah hadits yang shahih,

‫ﻣﻦ ﻛﺬ َ ﻋﻠﻲ ﻣﺘﻌﻤﺪا ﻓﻠﻴﺘﺒﻮأ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎر‬

40 | Bimbingan Belajar Islam


Barangsiapa berdusta atas namaku dengan
sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat
duduknya dari Neraka. [HR.Bukhari dan muslim]

Maka pentingnya seorang muslim untuk


mempelajari ilmu agama dari guru dan sumber
yang jelas, agar tidak salah dalam beragama dan
berhati-hati dalam beramal agama.

***

41 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 3
Hak Allah Atas Para Hambanya

Ketahuilah bahwasanya hak Allah atas para


hambanya yang wajib untuk kita ketahui dan kita
penuhi adalah; Hendaknya kita beribadah hanya
kepada-Nya semata dan tidak mensekutukannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ً‫ﺣﻖ اهلل ﻋﻠﻲ اﻟﻌﺒﺎد أن ﻳﻌﺒﺪوﻩ وﻻﻳشﺮﻛﻮا ﺑﻪ ﺷﻴأ‬
“Hak Allah atas hamba-hambaNya hendaklah
mereka beribadah kepadaNya dan tidak
menyukutukanNya dengan sesuatu apapun.”
[HR. Bukhori dan Muslim]

Dan itu merupan tujuan kita diciptakan oleh Allah


Ta’ala diatas muka Bumi ini. Allah berfirman,

ۡ ۡ٥٦ۡ‫ون‬ ‫َۡلَع هب ه‬
‫د‬ ِ ‫َّل‬ ‫إ‬ ۡ ۡ
‫نس‬ ‫َو َماۡ َخلَق ه‬
َ ‫تۡٱۡلنۡۡ َۡوٱۡل‬
ِ ِ ِ ِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku”(QS. Adzariyat: 56)

42 | Bimbingan Belajar Islam


Beribadah hanya kepada Allah semata mencakup
didalamnya; shalat, zakat, puasa, haji, berkata
jujur, menyampaikan amanat, berbakti kepada
kedua orang tua, silaturrahim, menepati janji,
amar ma’ruf nahi mungkar, jihad menghadapi
orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada
tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil,
budak, hewan piaran, berdo'a, berzikir, membaca
al Quran, dan yang semisalnya termasuk ibadah.
Demikian juga mencintai Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi
Wasallam, takut dan inabah kepada-Nya, ikhlas
hanya kepada-Nya, bersabar atas hukum-Nya,
bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, ridha dengan
qadha-Nya, bertawakkal kepada-Nya, mengharap
rahmat-Nya, takut kepada azab-Nya, dan yang
semisalnya semua termasuk dalam ibadah.
Semuan itu adalah bentuk ibadah yang harus kita
persembahkan hanya kepada Allah semata, tidak
boleh kepada selain-Nya. Inilah yang dinamakan
dengan Tauhid, dan lawan dari pada Tauhid
adalah Syirik yaitu menyekutukan Allah dalam
beribadah.

43 | Bimbingan Belajar Islam


Tauhidlah yang menjadikan alasan diutusnya
para Nabi dan Rasul, yaitu untuk menyerukan
manusia agar menyembah Allah semata dan
menjauhi sesembahan selain-Nya. Allah
berfirman,
ْ ‫هه ْ َ َ َ ه‬ َ ‫ه ا‬ ‫ه ه‬ َ ‫َولَ َقدۡۡ َب َعث‬
ۡ‫وا‬
ۡ ‫ٱّللۡ ۡوٱج ۡتِنِب‬
ۡ ۡ‫وا‬ۡ ‫ۡكۡأمةۡرسوَّلۡأ ِنۡٱعبد‬
ِ ‫اِۡف‬
ِ ‫ن‬
‫ه‬
َۡ ‫ٱلطَٰغ‬
ۡ ۡ٣٦ۡ...ۡۖ ‫وت‬
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu"(QS. An-Nahl: 36)

***

44 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 4
Pilar-Pilar & Syarat Diterimanya Ibadah

A. Pilar-pilar Ubudiyah (Dasar dalam


beribadah)
Setelah kita memahami akan Hak Allah yang
harus kita penuhi yaitu beribadah hanya kepada-
Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dalam
beribadah. maka selanjutnya kita harus
memahami akan Pilar-pilar ibadah dan syarat-
syarat diterimanya ibadah agar ibadah yang kita
lakukan tidaklah sia-sia dan mendapatkan ridho
Allah Ta’ala. Dijelaskan dalam buku Tauhid jilid
1 Karya Syaikh Shalih Al-Fauzan bahwa pilar
ubudiyah ada 3 yaitu ;

1. Hub (Cinta); Menumbuhkan rasa cinta


kepada Allah Ta’ala agar ibadah yang kita
lakukan Ikhlas karena Allah. Sebagaimana tatkala
kita cinta terhadap pimpinan kita karena
kebaikannya, maka kita akan ikhlas dalam
melaksanakan segala perintahnya, tidak dongkol
dan bukan karena terpaksa. Dengan demikian
seorang hamba harus lebih mencintai Allah

45 | Bimbingan Belajar Islam


melebihi cintanya kepada siapa pun. Allah
Ta’ala berfirman,

ٗ ‫َ َ َ َ ه ْ َ َ ُّ ه‬
ۡ ۡ١٦٥ۡ...ِ‫اّۡلل‬
ۡ ِ ‫ِينۡءامنواۡأشدۡحب‬ ۡ ‫ۡوٱَّل‬
“Adapun orang-orang yang beriman Amat
sangat cintanya kepada Allah.” (Q.S Al Baqarah:
165)

Rasa cinta harus dibarengi dengan sikap rasa


rendah diri, sedangkan Khauf (takut) harus
dibarengi dengan raja’ (harap). Dalam setiap
ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini. Allah
Azza Wa Jalla berfirman tentang sifat hamba-
hamba-Nya yang Mu’min.
Kemudian untuk menumbuhkan rasa cinta
kepada Allah yaitu dengan senantiasa bersyukur
kepada Allah, mengingat kebaikan-kebaikan dan
nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada
kita. Dengan demikian rasa cinta tersebut akan
tumbuh dalam hati kita, sehingga kita senantiasa
rindu kepada Allah. Hal ini tertanam terhap diri
para sahabat yang mereka sangat cinta kepada

46 | Bimbingan Belajar Islam


Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada
Anak, Istri, orang tua dan sahabat karibnya.
2. Raja' (harap); Raja’ yang mengandung
makna kerendahan dan ketundukan hanya boleh
ditunjukkan kepada Allah Azza wa Jalla.
Mengarahkan kepada selain Allah adalah syirik
kecil atau syirik besar, tergantung apa yang
terdapat di hati orang yang berharap tersebut.
firmana Allah,

َ َ ٗ َٰ َ ٗ َ َ َ َ َ َ ‫نَۡك َنۡيَر هجواْۡل َِقا َء‬


َ ََ
ۡ‫اۡوَّل‬‫ۡرب ِ ۡهِۦۡفليعملۡعمَلۡصل ِح‬ ‫ۡفم‬
َ َ َ َ ‫ه‬
ۡ١١٠ۡ‫َشكۡبِعِ َبادة َِۡرب ِ ۡهِۦۡۡأحدا‬
ۢ
ِ ‫ي‬
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".(Al Kahf:110)
3. Khouf (Takut) yaitu; merasa gentar (ngeri)
menghadapi sesuatu yang dianggap akan
mendatangkan bencana. Allah telah melarang
perasaan takut kepada orang-orang yang dzolim

47 | Bimbingan Belajar Islam


dan memerintahkan takut kepada-Nya saja.
Dalilnya firman Allah,

‫َ َٰ ه ه َ ه َ َ َ ه َ َ َ َ ه ه‬ ‫َ ه‬
ۡ‫ن ُۡيوِف ۡأو َِلاء ۡهۥ ۡفَل َۡتافوهم‬ۡ ‫إِن َما ۡذَٰل ِك هم ۡٱلشيط‬
ُّ ‫نت‬
َ ‫مۡمؤ ِمن‬ ‫ه‬
‫نۡك ه‬ ‫َ َ ه‬
ۡ١٧٥ۡ‫ِي‬ ِ ‫ونۡإ‬
ِ ‫وخاف‬
“karena itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu
benar-benar orang yang beriman.”(QS.Al Imran:
175)

B. Syarat-syarat Diterimanya Ibadah


Adapun syarat-syarat diterimanya ibadah ada
2, yaitu;
1. Ikhlas yaitu mengesakan Allah dalam
beribadah kepadaNya dan tidak mensekutukan
Allah dalam beribadah kepadaNya. Sebagaimana
ikrar seorang manakala shalat minimal ia
membacanya 17 kali dalam sehari,

‫اكۡنَس َتعِ ه‬
ۡ٥ۡ‫ي‬ َ ‫اكۡ َنع هب هدِۡإَوي‬
َۡ ‫إِي‬

48 | Bimbingan Belajar Islam


“hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan” (QS. Al-Fatihah: 5)

2. Beribadah mengikuti cara yang dicontohkan


atau yang disampaikan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam (Ittiba'). Jika
seorang melakukan ibadah tidak sesuai dengan
tatacara yang dicontohkan oleh Rasulullah maka
dapat dipastikan ibadahnya tersebut tertolak,
sebagaima telah kami jelaskan diawal
pembahasan buku ini. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س ِﻣْﻨﻪُ ﻓَ ُﻬ َﻮ َرد‬ ِ ِ َ ‫َﺣ َﺪ‬


َ ‫ث ِف أ َْﻣﺮﻧَﺎ َﻫ َﺬا َﻣﺎ ﻟَْﻴ‬ ْ ‫َﻣ ْﻦ أ‬

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru


dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya,
maka perkara tersebut tertolak.” [HR. Bukhari:
20]

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

‫س َﻋﻠَْﻴ ِﻪ أ َْﻣ ُﺮﻧَﺎ ﻓَ ُﻬ َﻮ َرد‬ ِ


َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋﻤ َﻞ َﻋ َﻤﻼً ﻟَْﻴ‬

49 | Bimbingan Belajar Islam


“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang
bukan ajaran kami, maka amalan tersebut
tertolak.” [HR. Muslim: 1718]

Dalil akan kedua syarat ini adalah firman Allah


Ta’ala,

ِ ‫ﻓَﻤﻦ َﻛﺎ َن ﻳ ﺮجﻮ ﻟَِﻘﺎَ رﺑِِّﻪ ﻓَ ْﻠﻴ ﻌﻤﻞ ﻋﻤ ًﻼ ﺻ‬


‫ﺎِلًﺎ َوَﻻ ﻳُ ْش ِﺮْك ﺑِﻌِﺒَ َﺎد ِ ُ َرﺑِِّﻪ‬ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َْ َْ
‫َﺣ ًﺪا‬
َ‫أ‬
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110)

***

50 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 5
Rukun Islam

Sebagai wujud kebenaran Islam seseorang,


maka seorang Muslin wajib untuk mengetahui
dan mengamalkan Rukun Islam. Adapun Rukun
Islam sebagaimana dijelaskan dalam hadits ada
lima yaitu;
1. yang pertama dan yang paling utama adalah
mengucapkan dan meyakini dua kalimat syahadat
(persaksian) bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak untuk disembah selain Allah Ta’ala dan
bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah utusan Allah, kemudian
menjalakan konsekwensi dari dua kalimat
tersebut. Kami akan menjelaskan secara detail
pada pembahasan berikutnya.
2. Mendirikan shalat lima waktu,
3. Membayar Zakat,
4. Beruasa di bulan Ramadhan,
5. Dan menjalankan ibadah Haji ke Baitullah
(makkah) bagi yang mampu mengadakan
perjalanan kesana, yaitu; mampu dari sisi fisik
dan harta.

51 | Bimbingan Belajar Islam


Dalil akan lima Rukun Islam telah dijelaskan
didalam Hadits Jibril dari sahabat Umar bin
Khattab radiallahuanhu. beliau bercerita,

‫ات ﻳَ ْﻮٍم إِ ْذ‬ ِ


َ ‫ﺻﻠَّى اهللُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠَّ َﻢ َذ‬
ِ ِ
َ ‫س ﻋْﻨ َﺪ َر ُﺳ ْﻮل اهلل‬
ِ ‫ﺑ ﻴ ﻨَﻤﺎ ََْنﻦ جﻠُﻮ‬
ٌ ْ ُ ُ َ َْ
‫ ﻻَ ﻳَُﺮى‬،‫َّﻌ ِﺮ‬ ِ ِ ِ ‫ﺎض اﻟثِّﻴ‬ ِ
ْ ‫ﺎ َ َﺷﺪﻳْ ُﺪ َﺳ َﻮاد اﻟش‬ َ ِ َ‫طَﻠَ َع َﻋﻠَْﻴ ﻨَﺎ َر ُج ٌﻞ َﺷﺪﻳْ ُﺪ ﺑَﻴ‬
ِ َّ ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻪ أَﺛَ ُﺮ‬
‫َِّب ﺻﻠى اهلل‬ ِّ ِ‫س إِ ََل اﻟﻨ‬ َ ‫ َوﻻَ ﻳَ ْﻌ ِﺮﻓُﻪُ ﻣﻨَّﺎ أ‬،‫اﻟﺴ َﻔ ِﺮ‬
َ َ‫ َﺣ ََّّت َجﻠ‬،‫َﺣ ٌﺪ‬
‫ ﻳَﺎ‬:‫ﺿ َع َﻛﻔَّْﻴ ِﻪ َﻋﻠَى ﻓَ ِخ َﺬﻳِْﻪ َوقَ َﺎل‬ ِ ِ
َ ‫َﺳﻨَ َﺪ ُرْﻛﺒَﺘَ ْﻴﻪ إِ ََل ُرْﻛﺒَﺘَ ْﻴﻪ َوَو‬
ْ ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓَأ‬
: ‫اهلل ﺻﻠى اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ِ ‫ ﻓَ َﻘ َﺎل رﺳﻮ ُل‬،‫ُُم َّﻤﺪ أَﺧِِبِِن ﻋ ِﻦ اْ ِإلﺳﻼَِم‬
ُْ َ ْ َ ْْ َ
‫اهلل َوﺗُِﻘْﻴ َﻢ‬
ِ ‫َن ُُم َّﻤ ًﺪا رﺳﻮ ُل‬ ِ ِ
ْ ُ َ َ َّ ‫اْ ِإلﺳﻼَ ُم أَ ْن ﺗَ ْش َﻬ َﺪ أَ ْن ﻻَ إﻟَﻪَ إﻻَّ اهللُ َوأ‬
ِ
‫ت إِﻟَْﻴ ِﻪ‬َ ‫اﺳﺘَطَ ْﻌ‬
ِ ‫ﻀﺎ َن وََت َّج اﻟْﺒ ﻴ‬
ْ ‫ت إِن‬ َ ْ َ ُ َ َ ‫ص ْﻮَم َرَﻣ‬ ُ َ‫اﻟزﻛﺎََ ُ َوﺗ‬َّ ‫اﻟصﻼََ ُ َوﺗُ ْؤِِت‬
َ َّ
ً‫َﺳﺒِْﻴﻼ‬

Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah


Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba
datanglah seorang laki-laki yang mengenakan
baju yang sangat putih dan berambut sangat
hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun
diantara kami yang mengenalnya. Hingga

52 | Bimbingan Belajar Islam


kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya kepada kepada
lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam ?”, maka
bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi
bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah)
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi
haji jika mampu “. [HR.Muslim no. 8)

***

53 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 6
Rukun Iman

A. Pengertian Rukun Iman


Selanjutnya seorang muslim wajib untuk
mengetahui dan mengamalkan konsekwensi dari
Rukun Iman, karena Rukun Iman merupakan
pondasi agama. Namun sebelum membahas
Rukun Iman lebih dalam, kita perlu untuk
mengetahui definisi atau pengetian dari Rukun
dan Iman.
Rukun secara etimologi adalah al-’amud;
yang artinya tiang. Adapun kami mendefinisikan
rukun adalah suatu bagian (komponen) dari suatu
ibadah. dan ibadah tidak akan sah dan belum
dikatakan ibadah jika hilang salah satu bagian
darinya.
Adapun Iman secara etimologi (bahasa)
menurut Ibnu Baththal rahimahullah adalah "at
tasdiqu" yang artinya pembenaran. Adapun
secara istilah ulama ahlussunnah wal jam'ah
sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Shalih

54 | Bimbingan Belajar Islam


Al Utsaimin dalam kitabnya Syarah Ushulus
Tsalasah, iman adalah :

‫اﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎجلََﻮارِِح‬
ٌ ‫ و‬،‫وقﻮل ﺑﺎ ﻟﻠﺴﺎن‬
ٌ ،‫ب‬ ٌ ‫إﻋﺘِ َﻘ‬
ِ ‫ﺎد ﺑِﺎﻟ َﻘ ْﻠ‬ ْ
"Keyakinan (i'tiqad) dengan hati, pengucapan
dengan lisan, serta mengamalkannya dengan
anggota badan."

Sehingga seorang belum betul-betul beriman jika


hanya diucapkan dengan lisan namun tidak
diyakini dalam hati, sebagimana orang-orang
munafik. juga belum dikatakan iman jika hanya
diyakini dalam hati namun tidak diucapkan oleh
lisan, sebagaimana yang terjadi pada Paman Nabi
Abu Thalib.

B. Macam-Macam Rukun Iman


Ulama ahlusunnah sepakat bahwa Rukun
Iman ada enam yang wajib untuk diyakini dan
diamalkan oleh setiap insan yang mengaku
beragama Islam. Enam rukun iman tersebut
adalah; Iman Kepada Allah, Iman kepada
Malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah,

55 | Bimbingan Belajar Islam


Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari
Akhir dan Iman kepada Qada dan Qadar. Dalil
akan hal ini adalah dijelaskan dalam buku Arba'in
Nawawi pada hadits ke 2, tatkala Jibril bertanya
kepadanya tentang iman, Lalu Nabi menjawab,

ِ ‫ﺎهلل وﻣﻼَئِ َكﺘِ ِﻪ وُﻛﺘُﺒِ ِﻪ ورﺳﻠِ ِﻪ واﻟْﻴ ﻮِم‬


‫اخآﺧ ِﺮ‬ ِ ِ ِ
ْ َ َ ُ َُ َ َ َ ‫ أَ ْن ﺗُ ْؤﻣ َﻦ ﺑ‬: ‫قَ َﺎل‬
.‫َوﺗُ ْؤِﻣ َﻦ ﺑِﺎﻟْ َﻘ َﺪ ِر َﺧ ِْْيِﻩ َو َﺷِّﺮِﻩ‬
"Lalu beliau bersabda, 'Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau
beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk'."

E. Penjelasan Enam Rukun Iman


Setiap dari enam Rukun Iman memiliki
konsekuensi yang harus diyakini dan dimalkan
oleh setiap muslim. Maka kami akan mencoba
untuk menjelaskan tentang konsekuensi dari
enam Rukun Iman tersebut.

56 | Bimbingan Belajar Islam


1. Iman kepada Allah.
Dijelaskan dalam buku Syarah Arbain
Nawawi yang ditulis oleh Syaikh Shalih Al-
Utsaimin rahimahullah bahwa beriman kepada
Allah mencakup empat hal, yaitu :
a. Percaya akan keberadaan-Nya. Artinya; yakin
bahwa Allah ada. Sehingga siapa pun yang
mengingkari keberadaan Allah, maka la bukan
orang mukmin. Namun Sebenarnya, tidak ada
orang yang mengingkari keberadaan Allah,
bahkan Fir'aun sendiri yang pernah berkata
kepada Musa,
َ َ َ َ
َ ‫الۡف ِر َعو هن‬
َۡ ‫اۡر ُّبۡٱلۡعَٰل ِم‬
ۡ٢٣ۡ‫ي‬ َ ‫ۡو َم‬ ۡ ‫ق‬
"Fir'aun bertanya, Siapa Tuhan seluruh alam
itu?"(QS. Asy-Syu'ara' : 23)
Fir'aun sebenarnya mengakui, hanya saja ia
ingkar karena kesombongannya. Allah berfirman,

‫َ َ َ ه ْ َ َ َ ََ َ َ ه ه ه ه ٗ َ ه هٗ َ ه‬
ۡۡ‫ۡفٱنظر‬
ۡ ‫اۡوٱستيقنتهاۡ ۡأنفسهم ۡظلماۡوعلو إا‬
ۡ ‫وا ۡبِه‬
ۡ ‫وجحد‬
َ ‫ه‬ ‫َ َ َ َ َ َٰ َ ه‬
ۡ١٤ۡ‫ِين‬
ۡ ‫سد‬ ِ ‫كيفَۡكنۡعقِبةۡٱلمف‬

57 | Bimbingan Belajar Islam


"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman
dan kesombongannya, padahal hati mereka
meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang
berbuat kerusakan." (QS. An-Naml: Ayat 14)

b. Beriman bahwa rububiyah hanya milik-Nya.


Dengan kata lain, beriman bahwa Allah adalah
Rabb satu-satu-Nya pencipta, penguasa dan
pengatur seluruh alam semesta ini yang mana
didalamnya ada langit dan bumi, Matahari dan
bulan, malaikat, manuasia, jin dan binatang,
gunung-gunung, pepohonan, lautan dan sungai-
sungai serta seluruh isi alam semesta ini baik
yang ada di Langit mapun yang ada di Bumi
semua adalah ciptaan Allah Robbul izzati wal
jalalah. Hanya Dia yang memiliki kuasa
rububiyah.
Rabb artinya Pencipta, Penguasa, dan
Pengatur. Ketiga sifat ini merupakan sifat wajib
yang harus dimiliki oleh Tuhan dan ketiga sifat
ini hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala.
sebagaimana Allah berfirman,

58 | Bimbingan Belajar Islam


َ َ
َۡ ‫بۡٱلعَٰل ِم‬
ۡ٢ۡ‫ي‬ َ ‫َ ه‬
ِ ‫ٱۡلم ۡدۡ ِّللِۡر‬
"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh
alam."(QS. Al-Fatihah : 2)

Didalam ayat lain Allah berfirman tentang


perbuatan-Nya,

َ َ َ َٰ َ َٰ َ َ َ ‫ه‬
ِۡ‫ۡرضۡ ِِفۡسِتة‬ ۡ ‫تۡ ۡوٱۡل‬ ِۡ ‫ٱّللۡٱَّلِيۡخل َقۡٱلسمو‬ ۡ‫إِنۡۡ َربك همۡ ه‬
‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ َ َ َ ه‬ ‫ه‬ َ َ َ َٰ َ َ ‫َ ه‬
ۡ‫ارۡ ۡيطلب ۡهۥ‬ ۡ ‫لۡٱنله‬ ۡ ‫شۡيغ ِِشۡٱَل‬ ٖۡۖ ِ ‫ىۡلَعۡٱلعر‬ ۡ ‫أيامۡثمۡٱستو‬
ََ َ َ َ ‫ج َۡ ه‬ ‫سۡ َۡوٱل َق َم َۡرۡ َۡوٱنلُّ ه‬ ٗ
ۡ‫تۡبِأم ِرۡه ِۦۡۡ ۡأَّل‬ِۢ َٰ ‫ومۡمسخر‬ َۡ ‫َحثِيث‬
ۡ َ ‫اۡوٱلشم‬
َ َ َٰ َ ُّ َ ‫َ ه َ ه َ َ ه َ َ َ َ ه‬
ۡ ۡ٥٤ۡ‫ي‬ ۡ ‫ٱّللۡربۡٱلعل ِم‬ ۡ ۡ‫قۡ ۡوٱۡلم ۡرۡتبارك‬ ۡ ‫لۡٱۡلل‬
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah

59 | Bimbingan Belajar Islam


hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam” (QS. Al-A'raf : 54)

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah sajalah


yang menciptakan, menguasai dan memelihara
seluruh alam semesta ini. Tidak ada tandingan-
tandingan selain Allah dalam penciptaan dan
pemeliharan seluruh alam semesta ini. Maka
wajib bagi kita untuk mengatakan dan meyakini
didalam hati bahwa,

ٌ َ َ ‫ه‬ ‫ه ه‬
ۡ ۡ‫قلۡۡه َو‬
ۡ١ۡ‫ٱّللۡأحد‬
"Dialah Allah, Yang Maha Esa."

Maka Konsekwensi yang ke tiga tentang beriman


kepada Allah adalah ;
c. Beriman bahwa uluhiyah hanya milik-Nya,
Dialah ilah (sesembahan) satu-satu-Nya,
sehingga tiada ilah (sesembahan) yang berhak
diibadahi selain-Nya, dan tiada sekutu bagi-Nya.
Maka tidak pantas bagi kita untuk beribadah
kepada selain Allah, berdo’a, bersujud, memohon
pertolongan serta perlindungan kepada selain

60 | Bimbingan Belajar Islam


Allah. Karena selain Allah adalah makhluk dan
sifat makhluk adalah "Doifun" lemah, yang selalu
bergantung kepada Robnya. Sehingga Allah
menegaskan didalam al quran tentang sifat-Nya

ۡ٢ۡ‫ٱّللۡٱلص َم هۡد‬
ۡ‫ۡ ه‬
"Yang bergntung kepada-Nya segala sesuatu"
(QS. Al-Ikhlas : 2)

Ibnu Abbas radiyallahu Taala anhu


mamenjelaskan tentang makna dari sifat Allah
"As Shamad" yakni zat yang maha sempurna
ilmunya, Maha sempurnaa pada kemamapuan-
Nya, Yang maha sempurna akan kesabaran-Nya,
Yang maha sempurna akan keperkasaan-Nya.
d. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat
Allah, dengan meyakini dan menyebut nama-
nama dan sifat-sifat Allah seperti yang Allah
sebut untuk diri-Nya dalam kitab-Nya, atau
dalam As-Sunnah, tanpa tahrif (mengubah kata-
katanya), ta'thil (mengabaikan makna yang
sebenarnya), takyif (menggambarkan esensinya)

61 | Bimbingan Belajar Islam


ataupun tamstil (menyerupakan dengan
makhluk). Sebab Allah berfirman,

‫ه‬ َ ‫ه‬ َ ‫ َه‬ٞ َ َ َ َ


ۡ١١ۡ‫ۡي‬
ۡ ‫يعۡٱِل ِص‬
ۡ ‫ليسۡك ِمثل ِ ۡهِۦَۡشءۖۡۡوهوۡٱلس ِم‬
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-
Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”(QS.Asy-Syuura: 11)

Sehingga siapa pun yang mengubah ayat-ayat


ataupun hadits-hadits sifat, ia tidak
merealisasikan keimanan kepada Allah. Selain
daripada itu kita wajib meyakini bahwa nama
Allah melekat juga sifatnya, namun sifat Allah
belum tentu namanya. Dan nama Allah banyak
tanpa batas adapun yang dikabarkan oleh Allah
hanya 99 nama, yang terangkum pada Asma'ul
husna. Dalil bahwa Allah memiliki nama yang
banyak adalah berdasarkan Sabda Nabi,

62 | Bimbingan Belajar Islam


ِِ ُ‫ك أ َْو أَﻧْ َزﻟْﺘَﻪ‬َ ‫ت ﺑِِﻪ ﻧَ ْﻔ َﺴ‬ ْ ‫ك ﺑِ ُك ِّﻞ‬
َ َ‫اﺳ ٍﻢ ُﻫ َﻮ ﻟ‬
َ ‫ك ََسَّْﻴ‬ َ ُ‫َﺳأَﻟ‬
ْ‫أ‬
ِِ ‫ت ﺑِِﻪ‬ ِ
َ ‫اﺳﺘَأْﺛَ ْﺮ‬
ْ ‫ك أ َْو‬ َ ‫َﺣ ًﺪا ِﻣ ْﻦ َﺧ ْﻠﻘ‬ َ ِ‫ﻛِﺘَﺎﺑ‬
َ ‫ك أ َْو َﻋﻠَّ ْﻤﺘَﻪُ أ‬
‫ب ِﻋْﻨ َﺪ َك‬ ِ ‫ِﻋ ْﻠ ِﻢ اﻟْﻐَْﻴ‬
“Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama
yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan
diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam
Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada
seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau
rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-
Mu ” [HR. Ahmad, shahih]

Adapun dalil yang menyatakan bahwa nama


Allah yang di khabarkan adalah 99 adalah sabda
Nabi,

ِ ‫اَسﺎ ِﻣﺎئَﺔً إَِّﻻ و‬ ِ ِ ِ ِ ِ َّ


‫اﺣ ًﺪا‬ َ َ ‫إن ﻟﻠَّﻪ ﺗ ْﺴ َﻌﺔً َوﺗ ْﺴﻌ‬
ًْ ‫ني‬
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh
sembilan nama, seratus kurang satu.”[HR.
Bukhari dan Muslim]

63 | Bimbingan Belajar Islam


Di antara sifat Allah ‘azza wa jalla adalah Allah
memiliki dua tangan. Hal ini berdasarkan firman
Allah ‘azza wa jalla,

ْ ‫َه ه‬ َ ‫ه ٌَ ه‬ ‫ه‬ َ َ
ۡ‫ٱّللِۡ َمغلولةإۡغلتۡأيدِي ِهمۡولعِنواۡبِما‬
َ ۡ ۡ‫ودۡيَ هد‬
ۡ ‫تۡٱَلَ هه‬
ِۡ ‫َوقال‬
َ َ َ
ۡ ۡ٦٤ۡ...‫انۡيهن ِف هقۡكيفۡيَشا هۡء إ‬ َ ‫وط‬
‫ت‬ َ ‫قَال ه ْۘوا ْۡبَلۡيَ َداهه‬
َ ‫ۡمب هس‬
ِ
“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah
terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah
yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat
disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.
(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah
terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia
kehendaki.”(QS. Al-Maidah: 64)

Selanjutnya, Allah memiliki Wajah.


Sebagaimana Allah telah mengabarkan didalam
Al-Qur’an,

َ ۡ‫ل‬ ََ ‫َ َ َ َٰ َ ه َ َ ه‬
ِۡ ‫ٱۡلك َر‬
ۡ٢٧ۡ‫ام‬ ِ ِۡ
‫و‬ ۡ َٰ ‫ل‬‫ٱۡل‬ۡ‫و‬ ‫ۡذ‬ ‫َقۡوجهۡربِك‬
ۡ ‫ويب‬
“Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”(QS. Ar-
Rahman: 27)

64 | Bimbingan Belajar Islam


2. Iman Kepada Malaikat-Nya.
Setelah beriman kepada Allah seorang
Muslim wajib untuk beriman kepada malaikat-
malaikat Allah. Dia meyakini bahwa mereka
merupakan makhluk Allah yang paling mulia,
hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka
diciptakan dari Nur (cahaya) dan beriman
bahwasanya Allah telah memberi mereka tugas-
tugas, serta mereka pun melaksanakannya.
Diantara mereka ada yang bertugas menjaga
manusia dan ada juga yang bertugas mencatat
amal perbuatannya. Ada pula yang bertugas
mengurus surga dengan segala kenikmatan yang
ada di dalamnya, ada pula yang mengurus neraka
dengan segala azab yang ada padanya, dan ada
pula yang tugasnya hanya bertasbih, menyucikan
dan memuji Allah sepanjang siang dan malam,
tidak pernah bosan.
Seorang Muslim juga berkeyakinan bahwa
Allah Ta’ala telah memberikan kelebihan kepada
sebagian diantara mereka, maka diantara mereka
ada para malaikat muqorrobun (yang didekatkan
kepadanya) seperti malaikat Jibril, Mika'il, dan
Israfil, sedangkan yang lainnya berada pada

65 | Bimbingan Belajar Islam


urutan berikutnya. Perintah Allah agar beriman
kepada malaikat dan berita darinya tentang
mereka terdapat banyak ayat di dalam Al-Quran.

َ َ ‫ه‬ ْ ‫َ َ َه ْ َ ه‬ َ ُّ َ َ
ۡ‫ب‬ َٰ
ِۡ ‫ولِۦ ۡ ۡوٱلكِت‬ َ
ِۡ ‫ّللِ ۡورس‬َ ۡ ‫ِين ۡءامنوا ۡءامِنوا ۡۡب ِٱ‬ ۡ ‫يأيها ۡٱَّل‬ َٰٓ
‫َ ه‬ ََ َ َ َٰ َ َ ‫ٱَّلِي ۡنَز َل‬
ۡ‫ب ۡٱَّلِيۡ ۡأنزل ۡمِنۡقبلإ‬ ِۡ َٰ‫ولِۦ ۡ َۡوٱلكِت‬ ِۡ ‫ۡر هس‬
َ ‫ۡلَع‬
‫ه‬ َ َٰٓ َ َ َ ‫ه‬
ۡ ‫لئِكت ِ ۡهِۦۡ َوك هتب ِ ۡهِۦۡ َو هر هسل ِ ۡهِۦ ۡ َۡوٱ‬
ۡ‫َلَو ِۡم‬ ۡ ‫َو َمنۡيَكفر ۡۡب ِٱ‬
‫ّللِۡوم‬
‫ا‬ َ ۢ َ َٰ َ َ َ َ َ
ۡ ۡ١٣٦ۡ‫ۡضلۡۡضلَلۡبعِيدا‬ ۡ ‫ٱٓأۡلخ ِِۡرۡفقد‬
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang
itu telah sesat sejauh-jauhnya”(QS. An-Nisa: 36)

Juga firman Allah,


َ َ ۡ ‫كت ِ ۡهِۦ ۡ َو هر هسل ِ ۡهِۦ‬َ َٰٓ َ َ َ ٗ‫َ َ َ َ ه‬
ۡ‫بيل‬
ِ ‫ج‬
ِ ‫و‬ ِ ‫ئ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ۡو‬ ِ ‫ّۡلل‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬ ‫من َۡكن ۡعد‬
َ ‫كَٰفِر‬ َ ٞ ‫َ َ ه‬ َ َ َٰ َ َ
ۡ ۡ٩٨ۡ‫ين‬ ِ ‫ِل‬ ‫ۡل‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ع‬ ۡ ۡ
‫ٱّلل‬ ۡ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫ومِيكىلۡف‬

66 | Bimbingan Belajar Islam


“Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril
dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah
musuh orang-orang kafir”(QS.Al-Baqarah: 98)

3. Beriman kepada kitab-kitab Allah.


Selanjutnya seorang Muslim wajib beriman
kepada seluruh kitab suci yang telah Allah
turunkan dan kepada lembaran-lembaran wahyu
(shuhuf) yang diberikan kepada sebagian Rasul-
Nya. Ia meyakini bahwa semua itu adalah
Kalaamullah (Firman Allah) yang Dia wahyukan
kepada para Rasul-Nya agar dengan wahyu itu
mereka menyampaikan ajaran dan Agama-Nya.
Di antara kitab-kitab suci yang paling agung itu
ada empat, yaitu; al-Quran yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad, Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa, Zabur yang diturunkan
kepada Daud dan Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa. Adapun Al-Qur'an adalah kitab yang
teragung dari kitab-kitab lainnya, sebagai batu
ujian bagi kitab-kitab yang lain itu dan
menghapus semua ajaran dan hukum yang ada di
dalamnya. Diantara perintah Allah agar beriman
kepada kitab-kitabnya.

67 | Bimbingan Belajar Islam


Allah berfirman,

َ َ ‫ه‬ ْ ‫َ َ َه ْ َ ه‬ َ ُّ َ َ
ۡ‫ب‬ َٰ
ِۡ ‫ولِۦ ۡ ۡوٱلكِت‬ َ َ
ِۡ ‫ٱّللِ ۡورس‬ ۡ ِ ‫ِين ۡءامنوا ۡءامِنوا ۡۡب‬ ۡ ‫يأيها ۡٱَّل‬ َٰٓ
‫َ ه‬ ََ َ َ َٰ َ َ ‫ٱَّلِي ۡنَز َل‬
ۡ‫ب ۡٱَّلِيۡ ۡأنزل ۡمِنۡقبلإ‬ ِۡ َٰ‫ولِۦ ۡ َۡوٱلكِت‬ِۡ ‫ۡر هس‬ َ ‫ۡلَع‬
‫ه‬ َ َٰٓ َ َ َ ‫ه‬
ۡ ‫لئِكت ِ ۡهِۦۡ َوك هتب ِ ۡهِۦۡ َو هر هسل ِ ۡهِۦ ۡ َۡو‬
ۡ‫ٱَلَو ِۡم‬ ۡ ِ ‫َو َمنۡيَكفر ۡۡب‬
‫ٱّللِۡوم‬

ۡ ۡ١٣٦ۡ‫يدا‬ ‫ۡضلۡۡ َض َل َٰ َ َۢلۡبَع ا‬ َ ََ


ۡ ‫ٱٓأۡلخ ِِۡرۡفقد‬
ِ
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang
itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS. An-Nisa:
136)

Allah berfirman,

68 | Bimbingan Belajar Islam


َۡ‫يۡيَ َديهِۡمِن‬ َ ‫قۡ هم َصد ِٗقاۡل َِم‬
َ ‫اۡب‬ َ َ َٰ َ َ َ َ َ ََ
ِۡ ‫بۡۡب ِٱۡل‬ ۡ ‫وأنزنلاۡۡإَِلكۡٱلكِت‬
‫ٱّللۖۡۡه‬ ََ َ َ ‫ه َ َه‬ َ َ َ ‫َ َٰ َ ه َ ا‬
ۡ ۡ‫ۡفٱحكمۡبينهمۡبِماۡأنزل‬ ۡ ِٖۖ‫بۡومهي ِمناۡعليه‬ ِۡ ‫ٱلكِت‬
َۡ‫ۡج َعلنا‬َ ‫ق ۡل هِك‬ َ َ َ ‫َ َ َ ه‬ َ َ
ِۡ ‫َوَّل ۡتتبِع ۡأهواءهم ۡعماۡجاءك ۡمِن ۡٱۡل‬
َ َ َ
ٗ ‫َ ٗ َ َ ٗ َ َ َ َ ه ََ َ َ ه ه‬ ‫ه‬
ۡ‫ٱّلل ۡۡلعلكم ۡأمة‬ ۡ ۡ ‫ع ۡة ۡومِنهاجا إۡولو ۡشاء‬ ۡ ‫ِۡش‬ ِ ‫مِنكم‬
ْ ‫َ َ َ َٰ ه َ َ ه‬ ‫َ هَه‬ َٰ ََ َٗ َ
ۡ‫وا‬ ۡ ‫ۡفٱستبِق‬ۡ ۡۖ‫ِۡف ۡما ۡءاتىكم‬ ِ ‫م‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ب‬‫َۡل‬ ِ ‫ن‬ ‫ك‬
ِ ‫ل‬ ‫وَٰحِدة ۡو‬
‫ه‬ َ َ ٗ َ ‫َ ه ه‬ َ َ
ۡ‫ِيعا ۡف هيِنب ِ هئكم ۡب ِ َما‬ ‫جعكم َۡج‬ ِ ‫ر‬ ‫م‬ ۡ ِ ۡ
‫ٱّلل‬ۡ ‫َل‬ ِ ‫ت ۡإ‬ ِۡ َٰ ‫ٱۡلي َر‬
َ ‫َ ه‬ ‫هك ه‬
ۡ ۡ٤٨ۡ‫نتمۡفِيهَِۡت َتل ِفون‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),

69 | Bimbingan Belajar Islam


tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu” (QS.Al-Maidah: 48)

4. Beriman kepada Para Rasul.


Seorang Muslim beriman bahwasanya Allah
telah memilih dari bangsa manusia sebagai Rasul-
rasul-Nya, dan Dia telah menurun-kan wahyu
tentang ajaran-ajarannya kepada mereka, lalu
mewajibkan kepada mereka agar
menyampaikannya (kepada manusia) agar tidak
ada hujjah (alasan) bagi mereka di hadapan Allah
di Hari Kiamat kelak. Allah mengutus mereka
kepada kaumnya diperkuat dengan bukti-bukti
dan berbagai mukjizat, Allah mulai dari
pengangkatan Nuh sebagai Rasul dan kemudian
ditutup dengan kenabian Muhammad. Seorang
Muslim meyakini, sekalipun para Rasul itu
adalah manusia biasa yang berlaku bagi mereka
apa yang berlaku bagi manusia lain-nya, seperti
makan dan minum, sehat dan sakit, lupa dan
ingat, hidup dan mati, namun (seorang Muslim

70 | Bimbingan Belajar Islam


meyakini) bahwa mereka adalah manusia-
manusia pilihan dan paling sempurna, mereka
adalah manusia paling utama tanpa terkecuali.
Dan beriman bahwasanya tidak akan sempurna
Iman seseorang kecuali dengan beriman kepada
para Rasul, secara global maupun rinci. Berita
dari Allah tentang Rasul-rasul-Nya dan tentang
penetapan mereka menjadi Rasul dan risalah atau
misi yang mereka bawa sebagaimana firman-
Nya,

ْ ‫هه ْ َ َ َ ه‬ َ ‫ه ا‬ ‫ه ه‬ َ ‫َولَ َقدۡۡ َب َعث‬


ۡ‫وا‬
ۡ ‫ٱّللۡ ۡوٱج ۡتِنِب‬
ۡ ۡ‫وا‬ۡ ‫ۡكۡأمةۡرسوَّلۡأ ِنۡٱعبد‬ ِ ِ ‫اِۡف‬ ‫ن‬
ََ َ ‫ٱّللۡ َومِن ههمۡمۡن‬ َ َ َ ‫َٰ ه‬
ِۡ‫ۡعليه‬ ‫ۡحقت‬ ۡ‫وت ۖۡۡف ِمن ههمۡمنۡه َدىۡ ه‬
ۡ ‫ٱلطغ‬
‫َ ه ه ْ َ َ َ َ َ َٰ َ ه‬ َ ْ ‫َ َٰ َ ه َ ه‬
ۡ‫واۡكيفَۡكنۡعقِۡبة‬ ۡ ‫ۡرضۡ ۡفٱنظر‬ ِ ‫ٱلضلل ۡة إۡفسِۡيوا‬
ۡ ِ ‫ِۡفۡٱۡل‬
َ
ۡ ۡ٣٦ۡ‫ي‬ َۡ ِ ‫ٱل همكذِب‬
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu", maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti

71 | Bimbingan Belajar Islam


kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)” (QS.An-Nahl: 36)

‫َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َٰ ه‬
Allah juga berfirman,
َۡ ‫ي‬
ۢۡ‫ن ۡ ِۡمن‬ َ
ۡ ِ ِ ‫ۡوٱنلب‬
ۡ ‫۞إِنا ۡأوحينا ۡإَِلك ۡكما ۡأوحينا ۡإَِل ۡنوح‬
َۡ‫حَٰق‬ َ ‫يل ِۡإَوس‬ َ َٰ َ َ َ َ َ ََ
ِ‫َبع ِد ۡهإ ِ ۡۦ ۡوأوحينا ۡإَِل ۡإِبرَٰهِيم ِۡإَوسمع‬
َ َٰٓ
َ ‫َ َ َٰ َ َ ُّ َ َ ه ه َ َ َ َٰ ه‬ َ َ َ َ ‫ََ ه‬
ۡ‫ۡوٱۡلسباطِۡ ۡوعِيس ۡوأيوب ۡويونس ۡوهرون‬ ۡ ‫ويعقوب‬
َ َ ٗ ‫َهه‬ َ ‫َ ه َ َ َٰ َ َ َ َ َ َ ه‬
ۡ‫َلۡقدۡق َصص َنَٰ ههم‬ ٗ ‫ۥدۡ َز هب‬
ۡ ‫ۡورس‬١٦٣ۡ‫ورا‬ ۡ ‫او‬
ۡ ‫وسليمنإۡوءاتي ۡناۡد‬
‫ٱّللۡه‬ َ ََ َ ََ ‫َ ه ه‬ ٗ ‫َ ه َ هه‬ َ ََ
ۡ ۡ‫ِنۡقبلۡورسَلۡلمۡنقصصهمۡعليكإۡوَكم‬ ۡ ‫عليكۡم‬
َ َ ‫ه‬ َ َ َ ُّ ٗ ‫ُّ ه‬ ٗ ‫وَس ۡتَكل‬ َٰ َ ‫هم‬
ۡ‫َشين ۡومنذِرِين ِۡلِ َل‬ ِِ ‫َل ۡمب‬ۡ ‫ ۡرس‬١٦٤ۡ ‫ِيما‬
‫ٱّللۡه‬ َ َ َ ‫َ َ ُّ ه‬ ‫ه‬ ََ َ ‫َ ه‬
ۡ ۡ ‫ل ۡوَكن‬ ِۡ ‫ٱّللِ ۡحجُۢةۡبعد ۡٱلرس‬
ۡ ۡ ‫اس ۡلَع‬ ِ ‫كون ۡل ِلن‬ ‫ي‬
ٗ ‫اۡحك‬
ۡ١٦٥ۡ‫ِيما‬ َ ‫يز‬ ‫َعز ا‬
ِ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudian

72 | Bimbingan Belajar Islam


nya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang
sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. (mereka Kami utus) selaku Rasul-
rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah diutusnya
Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana”.(QS.An-Nisa: 163-165)

5. Beriman kepada hari akhir.


Orang Muslim beriman bahwasanya
kehidupan Dunia ini mempunyai saat-saat di
mana ia akan berakhir dan mempunyai hari
terakhir yang tiada hari sesudahnya, lalu datang
kemudian kehidupan berikutnya untuk kehidupan
Akhirat. Pada saat itu Allah membangkitkan
kembali segenap makhluk dan menghimpun

73 | Bimbingan Belajar Islam


mereka semua untuk diadakan perhitungan
(hisab) di mana orang-orang yang shalih diberi
balasan kenikmatan abadi di dalam Surga,
sedangkan orang-orang yang durhaka (penuh
dosa) di ganjar dengan azab dan siksaan
menghinakan di dalam Neraka. Ia juga beriman
bahwasanya Hari Akhirat ini didahului oleh
tanda-tanda Kiamat, seperti munculnya Dajjal,
Ya'juj dan Ma'juj, turun-nya Nabi Isa dari langit,
keluarnya binatang melata (yang dapat berbi-
cara), terbitnya matahari dari tempat terbenamnya
(sebelah barat) dan tanda-tanda lainnya.
Kemudian sangkakala (tanduk raksasa) ditiup
satu kali untuk kematian dan kebinasaan, lalu
tiupan berikutnya untuk kebangkitan dan hidup
kembali serta menghadap kepada Rabbul Izza-ti
Allah Kemudian penyerahan kitab-kitab catatan
amal masing-masing. Maka ada yang menerima
kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya
dan ada pula yang mengambilnya dengan tangan
kirinya. Setelah itu disediakanlah Mizan
(timbangan amal) dan perhitungan amal (hisab)
pun dilaksanakan, lalu jembatan terbentang di
atas neraka menuju surge (Sirat), dipancangkan

74 | Bimbingan Belajar Islam


hingga berakhirnya proses agung tersebut dengan
menetapnya semua penghuni Surga di Surga dan
peng-huni Neraka di dalam Neraka. Adanya
berita dari Allah tentang hari kiamat di dalam Al
Quran.

Allah berfirman,

ََ ‫َ َ َ َٰ َ ه َ َ ه‬ َ َ َ َ ُّ ‫ه‬
ِۡ َٰ ‫ٱۡلل‬
ۡ‫ل‬ ۡ‫ۡربِك ۡذو‬ ۡ ‫ ۡويب‬٢٦ۡ ‫ۡعلي َهاۡفان‬
‫َق ۡوجه‬ ‫ۡك ۡمن‬

ِۡ ‫ٱۡلك َر‬
ۡ ۡ٢٧ۡ‫ام‬ َ
ِ ‫ۡو‬
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan
tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan”(QS. Ar-Rahman: 26-
27)

ََ َ ‫ه‬
Allah juga berfirman,
َ ْ َ َ َ
‫ۡف ههمۡه‬ ۡ ‫َو َما ۡ َج َعل َنا ۡل ِبََش ۡمِن ۡقبل ِك ۡٱۡل‬
‫ل ۖۡۡأفإِين ۡمِت‬
‫َ ه ه‬ ‫َ َه‬ َ ُّ ‫ه‬ َ ‫َ َٰ ه‬
ِۡ ِ ‫ت ۡ َونبلوكمۡۡب‬
ۡ‫ٱلَش‬ ِۡ ‫ك ۡنفس ۡذائِقة ۡٱل َمو‬
ۡ ۡ ٣٤ۡ ‫ون‬ ۡ ‫ل‬ ِ ‫ٱلخ‬
َ ‫ٗ َ ه‬
ۡ ۡ٣٥ۡ‫ۡيۡف ِت َنةِۖۡۡإَوَل َناۡتر َج هعون‬ َ ‫َۡو‬
ِۡ ‫ٱۡل‬

75 | Bimbingan Belajar Islam


“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi
seorang manusiapun sebelum kamu
(Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah
mereka akan kekal. Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan”(QS. Al-Ambiya’:
34-35)

6. Beriman kepada Qada dan Qadar.


Seorang Mukmin beriman kepada qada' dan
qadar kebijaksanaan dan kehendaknya; dan
beriman bahwasanya tidak ada sesuatu pun yang
terjadi di alam wujud ini, hingga perbuatan
manusia yang bersifat ikhtiari (pilihan)
melainkan didahului oleh pengetahuan Allah dan
takdirnya; dan beriman bahwasanya Allah Maha
adil di dalam qada' dan qadar Nya, Maha
bijaksana didalam segala perbuatan dan
tindakannya, dan beriman bahwa
kebijaksanaannya itu tergantung kepada masyi'ah
(kehendak)Nya. Maka apa saja yang Dia
kehendaki pasti terjadi, dan apa saja yang tidak
dikehendakinya tidak akan terjadi, dan tiada daya

76 | Bimbingan Belajar Islam


dan tiada pula kekuatan melainkan dengan
(pertolongan) dariNya. Iman yang demikian itu
karena adanya dalil-dalil naqli.

Allah berfirman,

‫ه‬ ‫َ ه‬ ََ َ َ ُّ َ َ َ َ
ۡ‫سكمۡإَِّل‬ ِ ‫ِۡفۡأنف‬
ِ ‫ۡرضۡوَّل‬ۡ ِ ‫ِۡفۡٱۡل‬
ِ ‫ماۡۡأصابۡمِنۡم ِصيبة‬
ٞۡ‫سۡي‬ َ ََ َ َ
َٰ َ ََ َ َ َ
ۡ ۡ ‫ِِف ۡكِتَٰب ۡمِنۡقب ِل ۡأنۡنبأها إۡإِن ۡذل ِك ۡلَع‬
ِۡ ‫ٱّللِۡي‬

ۡ ۡ٢٢
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”(QS.
Al-Hadid: 22)

َ َ
Allah juga berfirman,
‫ۡع هنقِ ۡهِ ۡۦ ۡ َو هُنر هج َ ۡه‬
َۡ‫ۡلۥ ۡيَوۡم‬ ‫ه‬
‫ِف‬ ۡ ‫ۥ‬‫ه‬ ۡ
‫ه‬ ‫ر‬َ ‫ئ‬ َٰٓ
‫ۡط‬ َ ‫ه‬
‫ه‬ َٰ َ
‫ن‬ ‫م‬‫ز‬َ ‫ل‬‫ۡأ‬ ‫ن‬ َٰ ‫َه‬
ِ ۡۖ ِ ِ ٍ ِ ‫و‬
‫نس‬ ‫إ‬ ۡ ۡ
‫ك‬
‫ِنش ا‬ ‫َ َٰ َ َ َٰ ٗ َ َ َٰ ه َ ه‬
ۡ ۡ١٣ۡ‫ورا‬ ‫ٱل ِقيمةِۡۡكِتباۡيلقىهۡم‬

77 | Bimbingan Belajar Islam


“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan
amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya
kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan
baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka”(QS. Al Isra': 13)

***

78 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 7
Rukun Ihsan

Tingkatan Islam yang ketiga yaitu Ihsan.


Ihsan adalah kamu menyembah Allah Ta’ala
seolah-olah kamu melihat-Nya. Bila kamu tidak
dapat melihatNya, maka sesungguhnya Dia dapat
melihat mu. Hal ini dijelaskan dalam lanjutan
hadits jibril ketika rasul ditanya tentang ihsan
beliau menjawab,

‫ك ﺗَ َﺮاﻩُ ﻓَِﺈ ْن ََلْ ﺗَ ُك ْﻦ ﺗَ َﺮاﻩُ ﻓَِﺈﻧَّﻪُ ﻳََﺮ َاك‬


َ َّ‫ أَ ْن ﺗَ ْﻌﺒُ َﺪ اهللَ َﻛأَﻧ‬:‫ﺎل‬
َ َ‫ق‬

beliau bersabda:“Ihsan adalah engkau


beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka
Dia melihat engkau” [HR.Muslim No.9]

Ihsan merupakan tingkatan yang paling tinggi.


Sehingga orang yang sampai pada derajat Ihsan ia
akan mencapai kesempurnaan iman. Menjaga
akhlaknya kepada Allah dengan senantisa ikhlas
dan ittiba’ dalam beribadah dan menjaga
akhlaknya kepada sesame manusia, sebagaimana

79 | Bimbingan Belajar Islam


Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.

***

80 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 8
Keutamaan Tuhid

Orang yang menjaga Tauhidnya kepada Allah


Subhanahu wa Ta’ala, dengan beribadah hanya
kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya
maka ia akan mendapatkan banyak keutamaan
dari Allah. Diantara keutamaannya adalah ;
1. Orang yang bertauhid kepada Allah akan
dihapus dosa-dosanya. Dalilnya adalah sabda
Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam dalam
sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik
Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, Allah Yang Maha suci dan Maha tinggi
berfirman,

َ‫ض َﺧطَﺎﻳَﺎ ُُثَّ ﻟَِﻘْﻴﺘَِِن ﻻ‬


ِ ‫ا َ اْﻷ َْر‬ ِ ‫ك ﻟَﻮ أَﺗَ ْﻴﺘَِِن ﺑِ ُﻘﺮ‬
َ
ِ َ ‫ﻳﺎ اﺑْﻦ‬
ْ َ َّ‫آد َم إﻧ‬ َ َ
ُ ً‫ك ﺑِ ُﻘَﺮ ِاِبَﺎ َﻣ ْﻐ ِﻔَﺮ‬
َ ُ‫ﺗُ ْش ِﺮُك ِِب َﺷْﻴﺌﺎً ﻷَﺗَْﻴﺘ‬
‘Wahai bani Adam, seandainya engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi,
sedangkan engkau ketika mati tidak

81 | Bimbingan Belajar Islam


menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku
akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi
pula.’”[ HR. At-Tirmidzi no. 3540]

2. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa


Jalla akan mendapatkan petunjuk yang
sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan
jaminan keamanan. Allah Azza wa Jalla
berfirman,

ِ
َ ِ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا َوََلْ ﻳَ ْﻠﺒِ ُﺴﻮا إِميَﺎﻧَ ُﻬﻢ ﺑِظُْﻠ ٍﻢ أُوَٰﻟَﺌ‬
‫ك ََلُ ُﻢ ْاﻷ َْﻣ ُﻦ َوُﻫﻢ ُّﻣ ْﻬﺘَ ُﺪو َن‬ َ‫ذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur-adukkan iman mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang
yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Al-An’aam : 82)

Di antara permohonan kita yang paling banyak


adalah memohon agar di tunjuki jalan yang lurus:

َۡ‫ِين ۡ َأن َعمت‬ ۡ َ َٰ ‫ص َر‬


َۡ ‫ط ۡٱَّل‬ َۡ ِ‫ط ۡٱل همس َتق‬
ِ ۡ ٦ۡ ‫يم‬ ۡ َ َٰ ‫ٱلص َر‬
َ
ِ ۡ ‫ٱهدِنا‬
َ
ۡ ۡ٧ۡ...ۡ‫َعلي ِهم‬

82 | Bimbingan Belajar Islam


“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu
jalannya orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka.” (QS. Al-Fatihah : 6-7)

3. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa


Jalla dan menjalankan konsekwensi Tauhid yaitu
dengan bertaqwa kepada-Nya, maka akan
dihilangkan dari kesulitan dan kesedihannya di
dunia dan akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫ب‬ ِ َ‫ﺚ َﻻ َيﺘ‬


‫ﺴ‬ ُ ‫ﻴ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫وﻣﻦ ﻳ ﺘ َِّﻖ اﻟﻠَّﻪ ََيﻌﻞ ﻟَّﻪ َمَْﺮجﺎوﻳ ﺮزقْﻪ‬
ُ ْ ْ َ ْ ُ ُ َْ َ ً َ ُ َ ْ َ َ َ َ
“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang
tidak disangka-sangka…” (QS. Ath-Thalaq : 2-3)

4. Orang yang bertauhid kepada Allah


Subhanahu wa Ta’ala dijamin masuk Surga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

83 | Bimbingan Belajar Islam


ْ ‫ﺎت َوُﻫ َﻮ ﻳَ ْﻌﻠَ ُﻢ أَﻧَّﻪُ ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻَّ اهللُ َد َﺧ َﻞ‬
َ‫اجلَﻨَّﺔ‬ َ ‫َﻣ ْﻦ َﻣ‬
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk
Surga.” [HR. Muslim no. 26]

Dalam riwayat lain,

َ‫اجلَﻨَّﺔ‬ ِ ِ‫ﻣﻦ ﻣﺎت ﻻَﻳ ْش ِﺮُك ﺑ‬.


ْ ‫ﺎهلل َﺷْﻴﺌًﺎ َد َﺧ َﻞ‬ ُ َ َ َْ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia masuk
Surga.”[HR. Muslim (no. 93)]

5. Orang yang bertauhid akan diberikan oleh


Allah Subhanahu wa Ta’ala kemenangan,
pertolongan, kejayaan dan kemuliaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ َّ
‫ت أَقْ َﺪ َاﻣ ُك ْﻢ‬
ْ ِّ‫ﻨص ْﺮُﻛ ْﻢ َوﻳُثَﺒ‬ ُ َ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا إِن ﺗ‬
ُ َ‫ﻨص ُﺮوا اﻟﻠَّﻪَ ﻳ‬ َ ‫ﻳَﺎ أَﻳُّ َﻬﺎ اﻟﺬ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad : 7)

84 | Bimbingan Belajar Islam


Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

ْ ‫ه َ َ ه‬ ْ ‫َ َ َه‬
ۡ‫ت‬ َٰ َ َٰ
ِۡ ‫ِين ۡءامنوا ۡمِنكم ۡوع ِملوا ۡٱلصل ِح‬ ۡ‫َو َع َۡد ۡ ه‬
ۡ ‫ٱّلل ۡٱَّل‬
ََ َ َ َ َ ‫ََ َ َ ه‬
ۡ‫ِين ۡ ِۡمن‬ َ
ۡ ‫ف ۡٱَّل‬ ۡ ‫ۡرض ۡكما ۡٱس ۡتخل‬ ۡ ِ ‫ِۡف ۡٱۡل‬ ِ ‫ليستخل ِفنهم‬
َ
ۡ‫ض ۡل ههم‬
َ َ
َٰۡ ‫ِين هه هم ۡٱَّلِي ۡٱرت‬ َ ‫ۡو ََله َمك ََِن ۡل َ ههم ۡد‬ َ ‫َقبلِهم‬
ِ
َ ‫َ ٗ َ هه َ َ ه ه‬ َ َ ‫مۡم ۢن‬ ‫َو ََله َبد َِنل ه‬
ۡ‫َشكون‬ ِ ‫ۡي‬‫َّۡل‬‫ّن‬ِ ‫ون‬ ‫د‬ ‫ب‬‫ع‬ ‫إۡي‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ۡأ‬‫م‬ ‫ه‬
ِ ِ ‫ف‬‫و‬‫ِۡخ‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ۡب‬ ِ ‫ه‬
َ ‫َ َ َ َ َ َ َٰ َ َ ه ْ َ َٰٓ َ ه ه َ َٰ ه‬ َ
ۡ‫ون‬
ۡ ‫سق‬ ِ ‫ِِبۡشيۡا َإۡو َمنۡكفرۡبعدۡذل ِكۡفأوٰٓئِكۡهمۡٱلف‬
ۡ٥٥
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-
orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
orang yang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan mengubah (keadaan)

85 | Bimbingan Belajar Islam


mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah
kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku
dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur:
55)

***

86 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 9
Bentuk Penyimpangan Dalam Aqidah & Ibadah

Secara umum terjadinya penyimpangan


dalam aqidah dan ibadah adalah terletak pada
pelanggaran syahadatain (dua kalimat syahadat)
yang merupakan ikrar perjanjian seorang hamba
kepada Rob-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dimana pada syahadat pertama yaitu syahadat
Tauhid seorang berjanji melalui lisannya bahwa
“tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah”, namun pada kenyataannya ada
sebagian kelompok manusia mereka menjadikan
selain Allah sebagi sesembahan artinya mereka
menyekutukan Allah. Padahal mereka telah
berikrar dihadapan Robnya sebelum ruh
dihembuskan kedalam jasadnya. Sebagaimana

َ َ َ ۢ َ ُّ َ َ َ َ
Allah telah berfirman,
‫ه‬ َ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
ۡ‫ِإَوذۡ ۡأخذ ۡربك ۡ ِمن ۡب ِّن ۡءادم ۡمِن ۡظهورِهِم ۡذرِيتهم‬
َ َ َٰ َ َ ْ ‫َ َ ه َ ه َ ه‬ ‫َ َ َ َ ه َ َ َٰٓ َ ه‬
ۡ‫وأشهدهمۡلَعۡأنفسِ ِهمۡألستۡبِربِكمۖۡۡقالواۡبَلۡش ِهدنا إ‬
َ َٰ َ َ َٰ َ َ ‫ه‬ َ َ َ َ ْ ‫َ َه ه‬
َٰ
ۡ ۡ١٧٢ۡ‫أنۡتقولواۡيومۡٱلۡقِيمةِۡۡإِناۡكناۡعنۡهذاۡغفِل ِي‬

87 | Bimbingan Belajar Islam


“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al-A’raf:
172)

Kemudian ada juga sebagian kelompok


manusia yang mana mereka melanggar syahadat
risalah yang telah mereka ucapkan dan yakini
sebelumnya, yaitu “dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah”. Namun pada
kenyataannya mereka tidak mau mentaati
Rasulullah dan enggan membangun keyakinan
(aqidah), serta melakukan ibadah sesuai dengan
apa yang telah diperintahkan dan dicontohkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

88 | Bimbingan Belajar Islam


Maka dari sini dapat kita simpulkan bahwa
bentuk penyimpangan aqidah dan ibadah ada dua
macam yaitu :

1. Syirik, menyekutukan Allah dalam


rububiyah, uluhiyah dan asma’was sifat.
2. Bid’ah, membangun keyakinan atau
melakukan ibadah tidak sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Olehkarenanya pada pelajaran berikutnya kita
akan coba membahas secara rinci tentang dua
bentuk penyimpangan aqidah tersebut. Agar kita
dapat memahmi dan berusaha untuk
menghindahari penyimpangan tersebut, karena
Syirik dan Bi’ah merupakan Al-kabair (dosa-
besar) yang dapat mendatangkan murka Allah
Ta’ala.
***

89 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 10
Sebab Terjadinya Penyimpangan Dalam
AQidah & Ibadah

Jika kita perhatikan banyak sekali


penyimpangan dalam aqidah dan ibadah
ditengah-tengah manusia, dan diantara sebab-
sebab terjadinya penyimpangan tersebut ada pada
enam faktor, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh
Shalih Fauzan. Diantaranya adalah :
1. Kebodohan terhadap Aqidah shahihah
(aqidah yang benar). Karena tidak mau
mempelajari dan mengerjakannya. Sehingga
mereka meyakini yang haq sebagai sesuatu yang
batil dan yang batil dianggap sebagai yang haq.

2. Ta'ashshub (Fanatik) kepada yang diwarisi


dari bapak dan nenek moyangnya atau
komunitasnya, sekalipun hal itu batil. Meskipun
sudah sampai kepadanya sebuah petunjuk yang
benar, namun ia menolak karena jeratan ta’asub.
Sebagaimana Allah Azza wa jalla berfirman,

90 | Bimbingan Belajar Islam


َ ‫ه‬ َ َ ْ ‫ه َ ه‬ َ َ َ َ ْ ‫َ َ َه ه ه‬
ۡ‫ٱّلل ۡقالوا ۡبل ۡنتبِع ۡما‬
ۡ ۡ ‫وا ۡما ۡأنزل‬
ۡ ‫ِإَوذا ۡقِيل ۡلهم ۡٱتبِع‬
َ َ ‫َ َ َ َ َ َ َ ََ َََ َ َ َ َ ه ه َ َ ه‬
ۡ‫ألفيناۡعليهِۡءاباءنا إۡأولوَۡكنۡءاباؤهمَّۡلۡيعقِلونۡشيۡا‬
َ َ
ۡ ۡ١٧٠ۡ‫َوَّل َيه َت هدون‬
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah
apa yang telah diturunkan Allah, mereka
menjawab, (Tidak!) Kami mengikuti apa yang
kami dapati pada nenek moyang kami
(melakukannya). Padahal, nenek moyang mereka
itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat
petunjuk."QS. Al-Baqarah : 170)

3. Taklid buta, yaitu mengikuti suatu pendapat


dari manusia baik dalam masalah Aqidah maupun
ibadah tanpa mengetahui dalil yang benar yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Meskipun taqlid tidak dilarang secara mutlaq
akan tetapi wajib bagi kita untuk berusaha
mencari dalil yang benar, karena sejatinya kita
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk
ittiba' kepada Nabi kita Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam karena beliau adalah manusia

91 | Bimbingan Belajar Islam


yang ma’sum (terjaga dari kesalahan). Allah
berfirman,

ْ ‫َ َ َ َ َٰ ه ه ه ه َ ه ه ه َ َ َ َ َٰ ه َ ه َ َ ه‬
ۡ‫وا‬
ۡ‫ۡفٱنته إ‬
ۡ ‫ولۡفخذوهۡوماۡنهىكمۡعنه‬ ۡ ‫وماۡءاتىكمۡٱلرس‬
َ ‫َ َ ه‬ ْ ‫َ ه‬
ۡ ۡ٧ۡ‫اب‬
ِۡ ‫ِيدۡٱلعِق‬
‫ٱّللۡشد‬ َۡ ۡ‫وا‬
ۡ ۡ‫ٱّللۖۡۡإِن‬ ۡ ‫ۡوٱتق‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya”(QS. Al-Hasyr: 7)

4. Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para


wali dan orang-orang shalih baik yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal Dunia.
Sehingga ia menjadikan orang shalih tersebut
sebagai tempat bersandar dan berharap serta
memohon pertolongan, yang mana seharusnya
hal tersebut hanya boleh dipersembahkan kepada
Allah semata bukan kepada makhluk yang tidak
mempunyai kuasa apa-apa, apa lagi yang sudah
meninggal Dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

92 | Bimbingan Belajar Islam


ِ ‫ﻮد واﻟﻨَّصﺎرى َّاَّت ُﺬوا قُﺒﻮر أَﻧْﺒِﻴﺎئِ ِﻬﻢ ﻣﺴ‬
‫ﺎج َﺪ‬ ِ ِ َّ
َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ ‫ﻟَ ْﻌﻨَﺔُ اﻟﻠﻪ َﻋﻠَى اﻟْﻴَ ُﻬ‬
“Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan
Nashoro, mereka menjadikan kubur-kubur Nabi-
Nabi mereka sebagai masjid-masjid”. [Shahih:
HR. Bukhari no: 435, 436; Muslim no:531]

Syaikh Ali Al-Qori mengatakan: “Sebab laknat


kepada mereka: kemungkinan karena mereka
dahulu sujud kepada kubur-kubur Nabi-Nabi
mereka, karena mengagungkan mereka. Ini
adalah syirik yang nyata".

Disini kami ingin menyampaikan agar tidak


terjadi kesalah fahaman, bahwa sesungguhnya
ziarah kubur merupakan suatu ibadah yang di
syari’atkan. Namun kita perlu meluruskan niat
dalam berziarah kubur diantaranya adalah karena
menjalankan salah satu Sunnah Nabi serta dalam
rangka mengingat akan kematian, dan
mendo’akan penghuni kubur. Bukan untuk
meminta pertolongan kepada penghuni kubur. Ini
adalah dua hal yang sangat berlawanan.

93 | Bimbingan Belajar Islam


5. Ghaflah (lalai) terhadap ayat-ayat Allah Azza
wa jalla. Baik itu ayat kauniyah maupun ayat
Syar’iyyah. Enggan untuk mentadaburi dan
mempelajari ayat-ayat Allah yang tersirat
maupun yang tersurat. Dan terbuai dengan
kecanggihan teknologi dan kebudayaan sampai-
sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil
kreasi manusia semata.

6. Kurangnya pendidikan agama dalam rumah.


Padahal orang tua mempunyai peranan besar
dalam meluruskan dalan hidup anak-anak nya.

Maka dari itu salah satu cara untuk mengatasi


permasalahan tersebut adalah dengan mencintai,
mempelajari dan mengamalkan Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sesui pemahaman para sahabat.

***

94 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 11
Syirik

A. Syirik Menyekutukan Allah Dalam


perbuatannya, beribadah dan sifat-
sifatNya.
Diantara bentuk penyimpangan aqidah dan
ibadah adalah syirik. Syirik adalah menyekutukan
Allah Ta’ala, meyakini bahwa ada pencipta dan
pemelihara alam semesta selain Allah dan
menjadikan selain Allah sebagai sesembahan,
serta meyakini bahwa adalah makhluk yang
meiliki sifat yang sama sebagaimana sifat yang
dimiliki Oleh Allah Ta’ala, seperti; al khaliq
(Yang maha pencipta), al-gofur (yang maha
mengampuni), Ar Rozzaaq (yang mana memberi
rizki), dan sifat Allah lainnya.

B. Macam-macam Syirik.
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah
menjelaskan dalam bukunya Ad-Daa’ wa Ad-
Dawaa’ bahwa Syirik itu ada dua macam:
1. Syirik sifat-sifat, dan perbuatan-Nya.

95 | Bimbingan Belajar Islam


2. Syirik yang berkaitan dengan ibadah dan
muamalah dengan-Nya, meskipun pelakunya
berkeyakinan bahwa Allah tidak mempunyai
sekutu dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.

Macam syirik yang pertama terbagi lagi menjadi


dua jenis :
Pertama: Syirik ta’thil (penafian dan peniadaan).
Ini adalah jenis syirik yang paling buruk, seperti
kesyirikan Fir'aun. Tatkala dia berkata,
sebagaimana yang dihikayatkan dalam al-Qur-an,

َ َ
َۡ ‫اۡر ُّبۡٱلعَٰل ِم‬
ۡ٢٣ۡ‫ي‬ َ ‫َو َم‬
".. Siapa Rabb seluruh alam itu?" (QS. Asy-
Syu'ara: 23)

Allah juga mengabarkan, Fir'aun pernah berkata


kepada Haman:

96 | Bimbingan Belajar Islam


َ ‫َ ٗ َ َ هه‬ َ ‫ه‬ َ َ
َۡ‫ب‬ َٰ َ
ۡ ‫نۡ َِلَۡصحاۡلع َِلۡأبلغۡٱۡلسَۡب‬ِۡ ‫الۡف ِر َعونۡي َٰ َه َٰ َم َٰ هنۡٱب‬ ۡ ‫َوق‬
َٰ َ ‫ه‬ َٰ َ َٰٓ َ َ َ َ َ َٰ َ َ َ َ
ۡ‫ِۡإَوّن‬
ِ ‫ت ۡفأطل ِع ۡإَِل ۡإِلهِ ۡموَس‬ َٰ
ِۡ ‫ب ۡٱلسمو‬ َٰ
ۡ ‫ ۡأسَب‬٣٦
ٗ َٰ َ ‫َ َ ه ُّ ه‬
ۡ ۡ٣٧ۡ...‫ۡلظن ۡهۥۡكذِبۡا إ‬

"Dan Fir'aun berkata: Wahai Haman! Buatkanlah


untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku
sampai ke pintu-pintu , (yaitu) pintu- pintu langit,
agar aku dapat melihat Ilahnya Musa, tetapi aku
tetap memandangnya seorang pendusta ." (QS.
Ghafir: 36-37)

Syirik dan ta'thil adalah dua hal yang beriringan.


Setiap musyrik adalah mu'aththil (pelaku ta'thil);
demikian pula sebaliknya. Meskipun demikian,
syirik tidak melazimkan adanya pokok ta'thil,
Sebab, terkadang seorang musyrik mengakui
adanya Pencipta dan sifat-sifat-Nya, tetapi dia
meniadakan hak dari tauhid. Asal dan pokok
kesyirikan adalah ta'thil, yang terbagi menjadi
tiga:

97 | Bimbingan Belajar Islam


a. Menafikan yang diciptakan dari Pencipta dan
Pembuatnya.
b. Menafikan Pencipta dari kesempurnaan-Nya
yang suci, dengan meniadakan nama-nama-
Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-Nya.
c. Menafikan muamalah dengan-Nya, yaitu
mengingkari perkara-perkara yang wajib
dikerjakan seorang hamba dari hakikat tauhid.

Dari sinilah muncul kesyirikan sekte


Wihdatul Wujud yang berkata: "Tidak ada khalik
dan makhluk. Tidak ada dua hal tersebut. Al-
Haqq yang disucikan sama dengan makhluk yang
diserupakan, maksudnya, mereka meyakini Allah
menyatu dengan makhluk-Nya."
Dari sini pula muncul kesyirikan orang-orang
atheis yang secara terang-terangan menyatakan
bahwa alam semesta ini abadi dan telah ada
semenjak semula. Maksudnya, alam jagat raya ini
telah ada sejak dahulu kala dan senantiasa ada.
Menurut mereka, keberadaan segala sesuatu yang
baru disandarkan kepada sebab-sebab serta
perantara-perantara yang melazimkan

98 | Bimbingan Belajar Islam


keberadaannya, yang mereka sebut dengan istilah
'uqûl (otak di balik peristiwa) dan nufús (spirit).
Dari sini juga muncul kesyirikan orang-orang
yang menafikan nama-nama Allah, sifat-sifat-
Nya, dan perbuatan-Nya. Di adalah kelompok
Jahmiyyah dan Qaramithah, yang ekstrim. Dua
kelompok tersebut tidak menetapkan nama dan
sifat Allah. Mereka menjadikan makhluk lebih
sempurna daripada Sang Khaliq disebabkan
kesempurnaan sesuatu tergantung dari
kesempurnaan nama dan sifat-sifatnya.

Kedua: Syirik yang dilakukan oleh kaum yang


menjadikan ilah (sesembahan) yang lain bersama
Allah, walaupun dia tidak menafikan nama-
nama-Nya, difat-sifat-Nya, dan Rububiyah-Nya.

C. Tingkatan-tingkatan Syirik
Para ulama membagi syirik menjadi dua
tingkatan, yaitu ;
1. Syirik Akbar (besar)
2. Syirik Ashgar (kecil)

99 | Bimbingan Belajar Islam


1. Syirik Akbar (besar)
Syirik besar adalah menjadikan sesuatu
sebagai sekutu (tandingan) bagi Allah. Anda
memohon kepada sesuatu itu sebagaimana anda
memohon kepada Allah, atau melakukan padanya
suatu bentuk ibadah, seperti istighatsah (mohon
pertolongan), menyembelih hewan, bernadzar
dan sebagainya.
Dalam ash-Shahihain disebutkan, Ibnu
Mas'ud meriwayatkan, aku bertanya kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Apa dosa yang
paling besar ?" Beliau menjawab,
ِ
َ ‫أَ ْن ََْت َﻌ َﻞ ﻟﻠّ ِﻪ ﻧِﺪًّا َوُﻫ َﻮ َﺧﻠَ َﻘ‬
‫ك‬
"Yaitu engkau menjadikan tandingan (sekutu)
bagi Allah sedangkan Dia-lah yang menciptakan
mu." [HR. al-Bukhari dan Muslim].

Dan diantara macam-macam syirik besar adalah ;


1. Syirik dalam Do'a, yaitu berdo'a kepada
selain Allah, baik kepada para nabi atau wali,
untuk meminta rizki atau memohon kesembuhan
dari penyakit. Allah berfirman,

100 | Bimbingan Belajar Islam


َ َ ُّ ‫َ َ َ َ ه َ َ َ َ ه‬ ‫ه‬ ‫ََ َ ه‬
ۡ‫ّللِۡماَّۡل ۡينفعك ۡوَّل ۡيُضك ۖۡۡفإِن‬ۡ ‫ون ۡٱ‬ِ ‫َّل ۡتدع ۡمِنۡد‬
ۡ‫و‬
ٗ َ َ َ ََ
َۡ ‫تۡفإِنكۡإِذاۡم َِنۡٱلظَٰل ِ ِم‬
ۡ١٠٦ۡ‫ي‬ ‫فعل‬
“dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi
mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka
Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk
orang-orang yang zalim".(QS. Yunus: 106)

zhalim yang dimaksud oleh ayat ini adalah Syirik.


dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
menegaskan dalam sabdanya,

‫ﻣﻦ ﻣﺎت وﻫﻮ ﻳﺪﻋﻮ ﻣﻦ دون اهلل ﻧﺪا دﺧﻞ اﻟﻨﺎر‬

“Siapa yang mati dalam keadaan menyeru


(menyembah) selain Allah, maka masuklah ia
kedalam neraka”. [HR. al-Bukhaari].

sedangkan dalil yang menyatakan bahwa berdo’a


kepada selain Allah, baik meminta atau memohon
pertolongan kepada orang-orang mati atau orang-

101 | Bimbingan Belajar Islam


orang yang tidak hadir merupakan perbuatan
syirik adalah firman Allah,
َ ‫َ َ ه‬ ‫ه‬ َ َ َ َ
ۡ‫ۡي‬ٍ ‫م‬
ِ ‫ِط‬ ‫ق‬ ۡ‫ِن‬‫م‬ۡ ‫ون‬ ‫ِين ۡتد هعون ۡمِنۡدون ِ ۡهِۦ ۡماۡيمل ِك‬ۡ ‫ ۡوٱَّل‬...
َ ْ ‫ۡسم هعوا‬ ََ ‫َ ه ه َ َ َه ْ ه َ َ ه‬
ۡ‫ۡما‬ ِ َ ‫ۡولو‬ ‫ ۡإِن ۡتدعوهم َّۡل ۡيسمعوا ۡدٗعءكم‬١٣
‫ه‬ َ ‫ه‬ ‫َ َ ه ْ َ ه‬
ۡ‫ۡو َيو َم ۡٱلقِ َيَٰ َمةِۡ ۡيَكف هرون ۡب ِ َِشكِك إم‬
َ ۡۖ‫كم‬ ‫وا ۡل‬
ۡ ‫ٱستجاب‬
َ ‫َ َ َ ه‬
ۡ ۡ١٤ۡ‫َوَّلۡيهِنب ِ هئكۡمِثلۡخبِۡي‬
“dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun
setipis kulit ari. jika kamu menyeru mereka,
mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau
mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. dan dihari
kiamat mereka akan mengingkari
kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat
memberi keterangan kepadamu sebagai yang
diberikan oleh yang Maha Mengetahui. (QS.
Fathir:13-14)

102 | Bimbingan Belajar Islam


2. Syirik dalam sifat Allah, seperti kepercayaan
bahwa para Nabi dan wali mengetahui hal-hal
yang ghaib. Allah berfirman,

ۡ‫اِۡف‬ َ ‫ۡو َيعلَ هم‬


‫ۡم‬ َ ‫ۡه َو‬‫ه‬
‫َّل‬ ‫إ‬ ۡ ‫ا‬‫ه‬َ ‫بۡ ََّل َۡيعلَ هم‬ َ َ
ِۡ ‫ِند ۡههۥۡ َمفات هِحۡٱلغي‬ َ ‫۞وع‬ َ
ِ ‫إ‬ ِ
َ ‫اۡو ََّل‬
ۡ‫ۡحبة‬ َ ‫ِنۡو َرقَ ٍةۡإَّل َۡيعلَ هم َه‬ َ ‫بۡ َۡوٱِلَح ۡرۡ َو َماۡتَس هق هطۡم‬ ۡ َ ‫ٱل‬
ِ ِ ِ
َ َ‫ۡو ََّلۡي‬ َ ‫ۡرطب‬ َ ‫ۡرضۡ َو ََّل‬ َ َ ‫ۡظله‬
‫ه‬
ۡ‫ِۡف ۡكِتَٰب‬ ‫َّل‬
ِ ِ ٍِ ‫إ‬ ۡ ‫س‬ ‫اب‬ ۡ ِ ‫ۡل‬ ‫ٱ‬ ۡ ‫ت‬
ِ َٰ ‫م‬ ‫ِِف‬

ۡ٥٩ۡ‫ُّمبِي‬
"dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang
ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri," (QS. Al-An'am:59)
3. Syirik dalam mahabbah (kecintaan), yang
dimaksud syirik dalam mahabbah yaitu ia
mencintai seseorang, baik wali atau lainnya
sebagaimana kecintaannya kepada Allah. Allah

َ ُّ ‫َ َ ٗ ه‬
berfirman,
‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ َ ه‬
ۡ‫ّللِ ۡأنداداُۡيِبونهم‬
ۡ ‫ون ۡٱ‬
ِ ‫خذ ۡمِنۡد‬ ِ ‫اس ۡمنۡيت‬ َۡ ‫َوم‬
ۡ ِ ‫ِن ۡٱنل‬
َۡ‫ين‬ َ َ ََ ٗ ‫َ َ َ َ ه ْ َ َ ُّ ه‬ ‫َك ه‬
ۡ ‫َّل‬
ِۡ ‫اّۡللِۡولوۡيرىۡٱ‬
ِ ‫ِينۡءامنواۡأشدۡحب‬ ۡ ‫ّللِۖۡۡ ۡوٱَّل‬
ۡ ‫بۡٱ‬
ِ ‫ح‬

103 | Bimbingan Belajar Islam


َۡ‫ّلل‬ ََ ٗ َ َ ‫ه‬ َ َ َ َ َ َ ْ ‫َ َه‬
ۡ ‫ظلموا ۡإِذ ۡي َرون ۡٱلعذ‬
ۡ ‫اب ۡأن ۡٱلقوۡة ۡ ِّللَِۡجِيعاۡوأن ۡٱ‬
َ ‫َشد ه‬
ِۡ ‫ِيدۡٱل َعذ‬
ۡ١٦٥ۡ‫اب‬
“dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.”
(QS.Al-Baqarah:165)

4. Syirik dalam ketaatan, yaitu ketaatan kepada


makhluk dalam hal kemaksiatan, disertai dengan
keyakinan bahwa hal tersebut diperbolehkan
tanpa ada pengingkaran atau meyakini bahwa
makhluk yang ditati adalah dapat mendatangkan

َ ‫َه ْ َ َ َه َ ه َ َه‬
manfaat dan menolak madzarat. Allah berfirman,
‫ه‬ ٗ َ
ِۡ‫ّلل‬
ۡ ‫ون ۡٱ‬ ِ ‫ٱَتذوۡا ۡأحبارهم ۡورهَبَٰنهم ۡأربابا ۡمِن ۡد‬
ٗ َٰ َ ْ ‫َ هه‬ ْ ‫َ َ َ َ َ ََ ََ ه ه‬
ۡ‫َۡلعبدوا ۡإِلها‬ ِ ‫ن ۡمريم ۡوما ۡأمِروا ۡإَِّل‬ ۡ ‫سِيح ۡٱب‬ ۡ ‫ۡوٱلم‬
َ ‫ه َ ه َ َٰ َ ه َ ه ه‬ َ َٰ ‫َوَٰح ِٗداَّۖۡۡلۡإ َل‬
ۡ ۡ٣١ۡ‫َشكون‬ ِ ‫اۡي‬‫م‬ ‫ع‬ ۡ ‫ۥ‬ۡ
‫ه‬ ‫ن‬‫ح‬‫ب‬‫ۡس‬‫إ‬ ‫و‬‫ۡه‬‫َّل‬ ‫إ‬
ِ ِۡ ‫ه‬

104 | Bimbingan Belajar Islam


“Mereka menjadikan orang-orang alimnya
dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al
Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan” (QS. At-Taubah: 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
‫اْلَﺎ ﻟِ ِﻖ‬ ِ ‫ﻻَ طَﺎ ﻋﺔَ ﻟِﻤخﻠُﻮ ٍق ِِ ﻣﻌ‬
ْ ‫صﻴَ ٍﺔ‬ َْ ْ ْ ْ َ َ
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal
maksiat kepada al-Khalik (Allah)." [Shahih:
HR.Ahmad]

5. Syirik hulul, yaitu mempercayai bahwa Allah


menyatu ke dalam makhlukNya. Ini adalah
aqidah Ibnu Arabi, seorang shufi yang meninggal
dunia di Damaskus. Ibnu Arabi mengatakan,
"Rabb adalah hamba, dan harnba adalah Rabb.
Duhai sekiranya, siapakah yang dibebani
kewajiban?"

105 | Bimbingan Belajar Islam


Seorang penyair shufi lainnya, yang
mempercayai akidah hulul bersenandung,

"Tiada anjing dan babi itu, melainkan tuhan kita


(juga). Dan tiadalah Allah itu, melainkan
seorang rahib yang ada di gereja."

6. Syirik tasharruf (tindakan) Yaitu keyakinan


bahwa sebagian wali memiliki keleluasaan untuk
bertindak dan mengendalikan urusan makhluk,
percaya bahwa mereka bisa mengatur persoalan-
persoalan makhluk. Mereka menamakan para
wali itu dengan "wali Quthub". Padahal Allah
telah menanyakan orang-orang musyrik

َ ‫ََ هَ ه َ َ َ َ َه ه‬
terdahulu dengan FirmanNya,
‫ه‬
ۡ٣١ۡ‫ّلل‬
ۡ ‫ومنۡيدبِرۡٱۡلم ۡر إۡفسيقولونۡٱ‬
"Dan siapakah yang mengatur segala urusan?
Maka mereka menjawab, Allah'." (QS. Yunus:
31)

7. Syirik khauf (takut) Yaitu keyakinan bahwa


sebagian dari para wali yang telah meninggal
dunia atau makhluk-makhluk yang ghaib bisa

106 | Bimbingan Belajar Islam


melakukan mengatur suatu urusan serta
mendatangkan mudarat (bahaya). Karena
keyakinan ini, mereka menjadi takut kepada para
wali atau makhluk ghaib tersebut. Karena itu, kita
menjumpai sebagian manusia berani ber-sumpah
bohong atas nama Allah, tetapi tidak berani
bersumpah bohong atas nama wali, karena takut
kepada wali tersebut. Hal ini adalah kepercayaan
orang-orang musyrik, yang diperingatkan al-
Qur`an dalam FirmanNya,

َ ‫ه‬ َ َ َ َ َ ُّ َٰ َ َ َ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ َََ


ِۡ ‫يۡ ِِفۡٱۡليوۡة ِۡٱلنيۡاۖۡۡولعذابۡٱٓأۡلخِرۡة‬
ۡ ‫ٱّللۡٱۡلِز‬
ۡ ۡ‫فأذاقه ۡم‬
َ ‫َ َه َ َ ه ْ َ َه‬
ۡ٢٦ۡ‫أكبإۡلوَۡكنواۡيعلمون‬
"Bukankah Allah cukup untuk melindungi
hamba-hamba-Nya? Dan mereka menakut-nakuti
kamu dengan (sem-bahan-sembahan) yang
selain Allah." (QS. Az-Zumar: 26).

Adapun takut kepada hewan buas atau kepada


orang hidup yang zhalim, maka hal itu tidak
termasuk dalam syirik ini. Itu adalah ketakutan

107 | Bimbingan Belajar Islam


yang merupakan fitrah dan tabiat manusia, dan
tidak termasuk syirik.

2. Syirik Ashgar (kecil)


Syirik kecil yaitu Syirik yang dapat
membatalkan amal namun tidak sampai keluar
dari Islam, akan tetapi ia termasuk dosa besar. Di
antaranya:
1. Riya' yaitu beribadah karena mengharapkan
sesuatu dari manusia. Seperti; seorang Muslim
yang beramal dan shalat karena Allah, tetapi ia
melakukan shalat dan amalnya dengan baik agar
dipuji orang lain. Allah berfirman,

ٗ َٰ َ َٗ َ َ َ َ َ َ َ ْ ‫ََ َ َ َ ه‬
ۡ‫فمنَۡكن ۡيرجوا ۡل ِقاء ۡرب ِ ۡهِۦ ۡفليعمل ۡعمَل ۡصل ِحا‬...
َ َ َ َ َ َ ‫ه‬ ََ
ۢ
ۡ١١٠ۡ‫َشكۡبِعِبادة ِۡرب ِ ۡهِۦۡۡأحدا‬
ِ ‫وَّلۡي‬
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".(Al-Kahfi-110)

108 | Bimbingan Belajar Islam


Rasulullah bersabda,
‫ قَﺎﻟُﻮا‬.» ‫َﺻﻐَُﺮ‬ ْ ‫ﺎف َﻋﻠَْﻴ ُك ُﻢ اﻟش ِّْﺮُك اﻷ‬
ُ ‫َﺧ‬ َ ‫ف َﻣﺎ أ‬ َ ‫َﺧ َﻮ‬ْ ‫إِ َّن أ‬
ُ ‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ قَ َﺎل « ا ِّﻟﺮﻳَﺎَُ ﻳَ ُﻘ‬
ُ‫ﻮل اﻟﻠَّﻪ‬ َ ‫َﺻﻐَُﺮ ﻳَﺎ َر ُﺳ‬ ْ ‫َوَﻣﺎ اﻟش ِّْﺮُك اﻷ‬
‫َﻋ َﻤﺎَلِِ ْﻢ‬
ْ ‫َّﺎس ﺑِأ‬
ُ ‫ى اﻟﻨ‬
ِِ ِ
َ ‫َﻋَّز َو َج َّﻞ ََلُ ْﻢ ﻳَ ْﻮَم اﻟْﻘﻴَ َﺎﻣﺔ إ َذا ُج ِز‬
‫ﻳﻦ ُﻛْﻨﺘُ ْﻢ ﺗَُﺮاَُو َن ِِف اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﺎﻧْظُُﺮوا َﻫ ْﻞ‬ ِ َّ‫ا ْذﻫﺒﻮا إِ ََل اﻟ‬
‫ﺬ‬
َ َُ
ِ ِ
ًَ‫ََت ُﺪو َن ﻋْﻨ َﺪ ُﻫ ْﻢ َجَزا‬
“Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan
menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para
sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor
adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka
yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika
manusia mendapat balasan atas amalan mereka:
‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan
perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah
kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ [HR.
Ahmad].
2. Bersumpah dengan Nama Selain Allah
Rasulullah bersabda,

109 | Bimbingan Belajar Islam


‫ف ﺑِﻐَ ِْْي اﻟﻠَّ ِﻪ ﻓَ َﻘ ْﺪ أَ ْﺷَﺮَك‬
َ َ‫َﻣ ْﻦ َﺣﻠ‬
"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain
Allah, maka dia telah berbuat syirik." [HR.
Ahmad, hadits shahih].

Bisa jadi bersumpah dengan nama selain Allah


termasuk syirik besar, yaitu jika orang yang
bersumpah meyakini bahwa sang wali memiliki
kemampuan untuk menimpakan bahaya atas
dirinya jika ia bersumpah dusta dengan namanya.

D. Akibat Melakukan Syirik Besar


Syirik besar dapat mendatangkan keburukan
yang besar terhadap pelakunya. Diantara dampak
dari syirik besar adalah :
1. Syirik besar dapat menghapuskan amal.
Allah berfirman,

َ َ َ َ َ ‫َََ ه‬
َ ‫ِنۡقبل َِك ۡلَئن ۡأ‬
َۡ‫ِشكت‬ َ َ
‫ِين ۡم‬ ِ ‫ولقدۡ ۡأ‬
ۡ ‫وۡح ۡإَِلك ِۡإَوَل ۡٱَّل‬
ِ
َ َ ‫ََ ََ َ َ ه َ َ َ ه‬
َۡ ‫ِس‬
ۡ ۡ٦٥ۡ‫ين‬ ِِ َٰ‫ۡوَلَكوننۡم َِنۡٱلخ‬ ‫َلحبطنۡعملك‬

110 | Bimbingan Belajar Islam


"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu
dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, 'Jika
karna mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan
terhapuslah amalamu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi' ." (QS. Az-
Zumar: 65).

2. Syirik besar tidak akan diampuni oleh Allah,


kecuali jika pelakunya bertaubat dan
meninggalkan perbuatan syirik secara
keseluruhan. Allah berfirman,

َ َٰ َ َ ‫َ َ ه َ ه‬ َ ‫ه‬ َ َ َ
ۡ‫ٱّلل َّۡل َۡيغفِ هر ۡأنۡيَشك ۡب ِ ۡهِۦ ۡويغفِر ۡماۡدون ۡذل ِك‬
َ ۡ ۡ ۡ‫إِن‬

ۡ١١٦ۡ‫يدا‬‫ۡض َل َٰ َ َۢلۡبَع ا‬
َ َ ََ
‫ٱّللِۡفقدۡضل‬
ۡ ِ ‫َشكۡۡب‬ ‫َ ََ ه ََ ه‬
ِ ِ ‫ل ِمنۡيشاءإۡومنۡي‬
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi
siapa yang dikehendakiNya. Barang-siapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya."
(QS. An-Nisa 116).

111 | Bimbingan Belajar Islam


3. Syirik besar mengekalkan pelakunya didalam
Neraka. Allah berfirman,

َ َ َ ‫ََ َ َ ه‬
ۡ‫ۡلن ۡة‬ ‫ّلل ۡ َعليهِۡٱ‬
ۡ ‫ّللِ ۡفقد ۡحرم ۡٱ‬
ۡ ‫َشك ۡۡب ِٱ‬ ِ
‫إن هۡهۥ ۡ َمن ۡي ه‬
ِ
َ َ َ ‫ارۡ َو َماۡل ِلظَٰلِم‬ ‫َ ه‬
ۡ ۡ٧٢ۡ‫يۡمِنۡأنصار‬ ِ ۡۖ ۡ‫َومأ َوىَٰهۡٱنل ه‬
“…Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah
ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun”(QS. Al-Maidah: 72)

4. Syirik besar dapat membatalkan syahadat.


Allah berfirman,
َ َ َ َ َ ‫َ َٰ ا‬ َ ‫ع‬ ‫ََ َ ه‬
ۡ‫ۡءاخ َر َّۡل ۡبهرهَٰ َن ه‬
ۡ‫ۡلۥ ۡب ِ ۡهِۦ‬ ‫ّللِ ۡإِلها‬ ۡ ‫ۡم َع ۡٱ‬ ‫ومن ۡيد‬
َ َ َ َ ‫فَإن َماۡح َِسابه هۡهۥۡع‬
ۡ ‫ۡرب ِ ۡهِإ ۡۦۡإِن هۡهۥَّۡل هۡيفل هِحۡٱلكَٰفِ هر‬
ۡ‫ون‬ َ ‫ِند‬
ِ
ۡ ۡ١١٧
Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di
samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun
baginya tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya

112 | Bimbingan Belajar Islam


orang-orang yang kafir itu tiada beruntung”
(QS. Al-Mukminun:117)

113 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 12
Definisi dan Pembagian Bid'ah

A. Pengertian Bid'ah
Kalimat ُ‫ اَﻟْﺒِ ْﺪ َﻋﺔ‬secara bahasa adalah :

‫ﻠى َغ ِْْي ِﻣثَ ٍﺎل َﺳﺎﺑِ ٍﻖ‬


َ ‫ﻋ‬
َ ‫اع‬
ُ ‫ِت‬
َ
ِ‫اَِْﻻ ْﺧ‬
“Mengadakan sesuatu tanpa didahului contoh
sebelumnya.”

Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,


ِ ‫اﻟﺴﻤﺎو‬
ِ ‫ات َو ْاﻷ َْر‬
‫ض‬ ِ
َ َ َّ ‫ﻳع‬
ُ ‫ﺑَﺪ‬
“Allah pencipta langit dan bumi” (QS. Al-
Baqarah: 117)

Perkataan ٌ‫ع ﻓَُﻼ ٌن ﺑِ ْﺪ َﻋﺔ‬ ِ


َ ‫ اﺑْﺘَ َﺪ‬artinya: seseorang memulai
sesuatu jalan yang tidak pernah ditempuh oleh
orang lain sebelumnya. Karena itulah maka
perbuatan seperti ibadah yang tidak ada contoh
sebelumnya (yakni tidak ada dalilnya) dari agama
ini disebut dengan Bid’ah.

114 | Bimbingan Belajar Islam


Maka definisi Bid’ah menurut syara’ adalah yang
dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al
I’tishom. Beliau mengatakan bahwa Bid’ah
adalah:

ِ ‫ِﻋﺒﺎر ٌُ ﻋﻦ طَ ِﺮﻳ َﻘ ٍﺔ ِِ اﻟﺪِّﻳ ِﻦ َمُْﺘ ﺮﻋ ٍﺔ ﺗُﻀ‬


َ‫ﺎﻫﻲ اﻟش َّْﺮ ِﻋﻴَّﺔ‬ َ َ ََ ْ ْ َْ ََ
ِ ِ ‫ﺎﻟﺴﻠُﻮ ِك ﻋﻠَﻴ ﻬﺎ املﺒﺎﻟَﻐَﺔُ ِِ اﻟﺘ‬ ِ َ ‫ﻳ ْﻘ‬
ُ‫َّﻌﺒُﺪ هلل ُﺳْﺒ َﺤﺎﻧَﻪ‬َ َُ َ ْ َ ْ ُّ ‫ص ُﺪ ﺑ‬ ُ
“Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama
yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) yang
menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang
dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk
berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah
Ta’ala.”

Definisi ini mencakup segala sesuatu dalam


agama yang tidak memiliki landasan dalil dalam
syariat. Adapun sesuatu yang memiliki dalil maka
tidak dapat dikatakan Bid’ah secara syara’,
meskipun boleh dikatakan Bid’ah secara bahasa.
Sebagaimana perkataan umar radiyallahuanhu
ketika beliau mengumpulkan manusia untuk
shalat. Ia berkata “ni’matil bid’atu hazihi”

115 | Bimbingan Belajar Islam


(inilah bidah yang terbaik). Apa yang dilakukan
Umar bukanlah Bid’ah secara syara’, karena hal
itu pernah dilakukan Rasulullah selama dua atau
tiga hari. Setelah itu beliau menghentikannya,
karena khawatir difardhukan bagi umatnya, lalu
mereka tidak mampu melakukannya.

Jadi yang dilakukan Umar bukanlah Bid’ah,


sehingga tidak boleh dijadikan dalil adanya
“bid’ah hasanah” karena yang dilakukan Umar
adalah “sunnah hasanah” bukan Bid’ah
hasanah. Disamping itu apa yang dilakukan oleh
al khulafaa-ur-Rasyidiin seluruhnya itu termasuk
Sunnah bukan Bid’ah. Dan hal ini ditetapkan
dengan nash hadits yang diriwayatkan oleh abu
dawud dan at Tirmidzi dari hadits Irbad bin
sariyah radiyallahu anhu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺎﻋ ِﺔ َوإِ ْن َﻋْﺒ ًﺪا َﺣﺒَ ِشﻴًّﺎ‬ َّ ‫ُوﺻﻴ ُك ْﻢ ﺑِﺘَ ْﻘ َﻮى اﻟﻠَّ ِﻪ َو‬
َ َّ‫اﻟﺴ ْﻤ ِع َواﻟط‬
ِ ‫أ‬
‫اﺧﺘِﻼَﻓًﺎ َﻛثِ ًْيا‬ ِ ِ ِ‫ﻓَِﺈﻧَّﻪ ﻣﻦ ﻳﻌ‬
ْ ‫ش ﻣْﻨ ُك ْﻢ ﺑَ ْﻌﺪى ﻓَ َﺴﻴَ َﺮى‬ ْ َ َُْ
ِ ِ َّ ‫اْلﻠَ َﻔ ِﺎَ اﻟْﻤﻬ ِﺪﻳِّني‬ ِ
‫ﻳﻦ ََتَ َّﺴ ُكﻮا‬ َ ‫اﻟﺮاﺷﺪ‬ َ َْ ُْ ‫ﻓَ َﻌﻠَْﻴ ُك ْﻢ ﺑِ ُﺴﻨ ََِّّت َو ُﺳﻨَّﺔ‬

116 | Bimbingan Belajar Islam


ِ َ‫ﻀﻮا ﻋﻠَﻴ ﻬﺎ ﺑِﺎﻟﻨَّﻮ ِاج ِﺬ وإِﻳَّﺎ ُﻛﻢ وُُْم َﺪﺛ‬
‫ﺎت اﻷ ُُﻣﻮِر ﻓَِﺈ َّن‬ ِ
َ ْ َ َ َ ْ َ ُّ ‫ِبَﺎ َو َﻋ‬
ٍ ٍ
َ ‫ُﻛ َّﻞ ُُْم َﺪﺛَﺔ ﺑِ ْﺪ َﻋﺔٌ َوُﻛ َّﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋﺔ‬
ٌ‫ﺿﻼَﻟَﺔ‬
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa
kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada
pemimpin walaupun yang memimpin kalian
adalah seorang budak dari Habasyah. Karena
barangsiapa di antara kalian yang hidup
sepeninggalku nanti, dia akan melihat
perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi
kalian untuk berpegang pada sunnah-ku
dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu
telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah
dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham
kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang
diada-adakan karena setiap perkara (agama)
yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap
bid’ah adalah kesesatan” [HR. At Tirmidzi
no. 2676. Dan Abu Dawud ia berkata: “hadits ini
hasan shahih”]

B. Pembagian bidah
` Bid’ah dibagi menjadi dua, yaitu ;
1. Bid’ah haqiqi, yaitu anda melakukan amalan
yang sama sekali tidak ada landasan dalil dari

117 | Bimbingan Belajar Islam


syari’at, yang tidak menyerupai ibadah yang
memiliki asal dalam syari’at. Dan pelakunya
bermaksud mendapatkan pahala dari amalan
tersebut, misalnya orang yang beribadah dengan
cara menari, bersiul, dan ibadah lainnya yang
dilakukan oleh orang-orang sufi yang bodoh.
Mereka menganggap ibadah tersebut dapat
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
2. Bid’ah idhaafiyyah, adalah amalan yang
memiliki landasan dalil dari syari’at, semacam
shalat, puasa dan selainnya. Namun amalan
tersebut dikaitkan dengan sesuatu, seperti
dikaitkan pada waktu, tempat, tata cara, atau
keyakinan tertentu. Maka dengan sebab ini,
jadilah ibadah semacam itu sebagai bid’ah idhafi.
Misalnya shalat sunnah dan puasa sunnah yang ia
berharap pahala jika dikerjakan. Akan tetapi,
mengkhususkan puasa di hari tertentu, atau shalat
di malam tertentu yang tidak ada landasan dalil
syar’i, maka hal ini tergolong bid’ah idhafi.
Seperti mengkhususkan malam 27 Rajab, atau
malam nishfu (pertengahan bulan) Sya’ban, atau
hari-hari lainnya.
***

118 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran ke 13
Syahadatain (Dua Kalimat Shadat)

A. Rukun dan Syarat ‫ال إله إالّ اهلل‬

‫ ﻻ إﻟﻪ إﻻّ اهلل‬mempunyai dua rukun:


1. An-Nafyu atau peniadaan : ‫ ﻻ إﻟﻪ‬membatalkan
syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan
kekafiran terhadap segala apa yang disembah
selain Allah Ta’ala.

2. Al-Itsbat (penetapan) : ‫ إالّهللا‬menetapkan bahwa


tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah
dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan
konsekuensinya. Makna dua rukun ini banyak
disebut dalam ayat. al-Qur'an, seperti Firman
Allah,

َ ََ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
ۡ ‫ّللِۡفقدِۡٱس َتمۡ َس‬
ۡ‫ك‬ ِۡ ‫ۡف َمنۡيَكفرۡۡب ِٱلطَٰغ‬...
ۡ ‫وتۡ َو هيؤ ِم ۢنۡۡب ِٱ‬
َ ‫يع‬
ٌ ‫ّللۡ َس ِم‬ َ َ َ َ َ ‫ه َ ه‬
ٌ ‫ۡعل‬
ۡ٢٥٦ۡ‫ِيم‬ ۡ‫ۡوٱ ه‬َۡ ‫امۡل َها‬
ۡ ‫َقَّۡلۡٱنفِص‬ َٰۡ ‫ۡب ِٱلعروۡة ِۡٱلوث‬
“karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka

119 | Bimbingan Belajar Islam


Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang Amat kuat.” (QS. Al-Baqarah:256)

Firman Allah artinya "Siapa yang ingkar kepada


thaghut" itu adalah makna dari ‫ ال إله‬rukun yang
pertama. Sedangkan Firman Allah artinya, "dan
beriman kepada Allah" adalah makna dari rukun
kedua, ‫إالّ هللا‬. Begitu pula Firman Allah kepada
Nabi Ibrahim,

َ
َ ‫َ هه‬ ٞ َ َ ََ
ۡ‫ۡۡلبِيهِۡوقو ِم ۡهِۦۡۡإِن ِّنۡبراءۡمِماۡتعبدون‬ ‫ِإَوذۡۡقَ َالۡإب َرَٰه ه‬
ِ ‫ِيم‬ ِ
ۡ ۡ٢٧ۡ‫ِين‬ ‫د‬ ‫ه‬ َ ‫ۡإَّلۡۡٱَّلِيۡ َف َط َرِنۡفَإن هۡهۥۡ َس‬٢٦
‫ي‬
ِ ِ ِ ِ
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada
bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang
kamu sembah. tetapi (aku menyembah) Tuhan
Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia
akan memberi hidayah kepadaku"(QS.Az
Zukhruf: 26-27)

120 | Bimbingan Belajar Islam


Firman Allah artinya, "Sesungguhnya aku
berlepas diri" ini adalah makna nafyu
(peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan
perkataan, artinya, "Tetapi (aku menyembah)
Tuhan yang menjadikanku", adalah makna itsbat
(penetapan) pada rukun kedua.

‫ ﻻ إﻟﻪ إﻻّ اهلل‬mempunyai tujuh Syarat :


Bersaksi dengan la ilaha illallah harus dengan
tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat
tidak akan bermanfaat bagi yang
mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu
adalah:
1. Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak
(keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd
(penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark
(meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).

121 | Bimbingan Belajar Islam


7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan
baghdha' (kebencian).

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:


Syarat Pertama : Ilmu (Mengetahui)
Artinya memahami makna dan maksudnya.
Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang
ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya
dengan hal tersebut. Allah berfirman,

َ َ َ َٰ َ ‫ه‬ َ ‫َ َ ه‬ ‫ََ َ ه‬
ۡ‫ِين ۡيدعون ۡمِن ۡدونِهِۡٱلشفع ۡة ۡإَِّل ۡمن‬
ۡ ‫َّل ۡيمل ِك ۡٱَّل‬ ۡ‫و‬
َ ‫َ َه َ َه‬ َ
ۡ ۡ٨٦ۡ‫قۡوهمۡيعلمون‬ ِۡ ‫ش ِه َدۡۡب ِٱۡل‬
“Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah
selain Allah tidak dapat memberi syafa´at; akan
tetapi (orang yang dapat memberi syafa´at ialah)
orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan
mereka meyakini(nya)”(QS. Az Zukhruf: 86)

Maksudnya orang yang bersaksi dengan la ilaha


illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang
diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia
mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa

122 | Bimbingan Belajar Islam


maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan
tidak berguna.

Syarat Kedua: Yaqin (yakin).


Orang yang mengikrarkan nya harus meyakini
kandungan syahadat itu. Manakala ia
meragukannya, maka sia-sia belaka persaksian
itu. Allah berfirman,
َ ‫ه‬ ْ َ
ۡ‫ولِۦ ۡثم ۡلم‬ ۡ ِ ‫ِين ۡ َء َام هنوا ۡۡب‬
ِۡ ‫ٱّللِ ۡ َو َر هس‬ ۡ ‫إِن َما ۡٱل همؤم هِن‬
َۡ ‫ون ۡٱَّل‬
َ ‫ََ ه‬ َ َ ْ ‫َ َ ه ْ َ َ َ ه‬
ِۡ‫ٱّللإ‬
ۡ ۡ ‫يل‬
ِ ِ ‫ِۡف ۡسب‬ ِ ‫س ِهم‬ ِ ‫يرتابوا ۡوجَٰهدوا ۡبِأمۡول ِ ِهم ۡوأنف‬
َٰ
َ ‫َٰ ه‬ ‫ه‬ ‫ه ْ َ َٰٓ َ ه‬
ۡ ۡ١٥ۡ‫ون‬ ۡ ‫أوٰٓئِكۡهمۡٱلصدِق‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-
orang yang benar”(QS. Al Hujarat: 15)

Kalau ia ragu, maka ia menjadi munafik. Nabi


bersabda, "Siapa yang engkau temui di balik
tembok (kebun) ini, yang bersaksi bahwa tiada

123 | Bimbingan Belajar Islam


ilah yang berhak disembah selain Allah dengan
hati yang meyakininya, maka berilah kabar
gembira dengan (balasan) surga." [HR.Bukhari]
Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia
tidak berhak masuk surga.

Syarat Ketiga: Qabul (menerima).


Menerima kandungan dan konsekuensi dari
syahadat; menyembah Allah semata dan
meninggalkan ibadah kepada selainNya.
Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima
dan menaati, maka ia termasuk orang-orang yang
difirmankan Allah,

َ ‫ه َ َ ه‬ َ َٰ َ َ ‫ه َ ه ْ َ َ َه‬
ۡ٣٥ۡ‫ٱّللۡيستك ِبون‬
ۡ ۡ‫إِنهمَۡۡكنواۡإِذاۡقِيلۡل ۡهمَّۡلۡإِلهۡإَِّل‬
‫ه‬ َ َ َ َ ْ ‫َ َه ه َ َ ََ ه‬
ۡ٣٦ۡ‫ن‬
ِۢ ‫ونۡأئِناَۡلارِكواۡءال ِهتِناۡل ِشاعِرَّۡمنو‬
ۡ ‫ويقول‬
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan
kepada mereka, 'La ilaha illallah' (Tiada tuhan
yang berhak disembah melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri. Dan mereka berkata, 'Apa-
kah sesungguhnya kami harus meninggalkan

124 | Bimbingan Belajar Islam


sembahan-sembahan kami karena seorang
penyair gila?"(QS.Ash-Shaffat: 35-36).

Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa


ini. Mereka mengikrarkan la ilaha illallah, tetapi
tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap
kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum
menerima makna la ilaha illallah.

Syarat Keempat: Inqiyad (Tunduk dan Patuh


dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah berfirman,

ََ ‫ه ه‬ َ
ِۡ‫ن ۡفقد‬ٞ ‫س‬ ۡ ۡ ‫۞و َمن ۡيهسل ِم ۡ َوج َه هۡهۥۡ ۡإَِل‬
ِ ‫ٱّللِ ۡ َوه َو ُۡم‬ َ
‫َ َه ه‬ َ َ َ
‫ه‬
ۡ ‫ٱّللِۡعَٰقِبةۡٱۡلم‬
ۡ ۡ٢٢ِۡ‫ور‬ ۡ ۡ‫َقِۡإَوَل‬ ۡ ‫ٱس َتم َس‬
َٰۡ ‫كۡۡب ِٱل هعر َوۡة ِۡٱل هوث‬
"Dan barangsiapa menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh." (Luqman: 22).

125 | Bimbingan Belajar Islam


َ
َٰۡ ‫ ۡب ِٱل هعر َوۡة ِۡٱل هوث‬adalah la ilaha illallah. Dan makna
ۡ‫َق‬
َ ‫ يهسل ِم‬adalah yanqadu (patuh, pasrah).
‫ۡوج َه هۡهۥ‬

Syarat Kelima: Shidiq (jujur).


Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga
membenarkannya. Manakala lisannya
mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka
ia adalah munafik dan pendusta.

‫َ َه ه‬
ۡ‫ٱّللِۡ َو ۡب ِٱَلَو ِۡم ۡٱٓأۡلخ ِِۡر ۡ َو َما‬
ۡ ِ ‫ۡء َامناۡۡب‬
َ ‫ول‬ ۡ ِ ‫ِن ۡٱنل‬
‫اس ۡمنۡيق‬ َۡ ‫َوم‬
ْ َ ‫ه َ َٰ ه‬ َ ‫ههم ۡب همؤ ِمن‬
َۡ ‫ِين ۡ َء َام هنوا‬
ۡ‫ۡو َما‬ َۡ ۡ ‫ون‬
َۡ ‫ٱّلل ۡ َۡوٱَّل‬ ۡ ‫ِع‬ ‫ ۡيخد‬٨ۡ ‫ِي‬ ِ
‫هه‬ َ ‫َ ه َ ه ََ َ هه‬ َ َ
ۡ‫ِف ۡقلوب ِ ِهم‬ ۡ ِ ۡ ٩ۡ ‫ُي َد هعون ۡإَِّل ۡأنفسهم ۡوما ۡيشعرون‬
ْ ‫ َ َ َ ه ه ه َ َ ٗ َ َ ه َ َ ٌ َ هۢ َ َ ه‬ٞ َ
ۡ‫ٱّلل ۡمرضاۖۡۡولهم ۡعذاب ۡأ َِلم ۡبِماَۡكنوا‬ ۡ ۡ ‫مرض ۡفزادهم‬
َ
ۡ ۡ١٠ۡ‫يَكذِبهون‬
"Di antara manusia ada yang mengatakan, 'Kami
beriman kepada Allah dan Hari Kemudian,'
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-

126 | Bimbingan Belajar Islam


orang yang beriman. Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah penyakitnya oleh Allah;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta." (Al-Baqarah: 8-10).

Syarat Keenam: Ikhlas.


Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu
syirik, dengan jalan tidak bermaksud untuk
mendapatkan isi dunia, riya' atau sum'ah tatkala
mengucapkannya. Dalam hadits 'Itban,
Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas
neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah
karena menginginkan ridha Allah." (HR. al-
Bukhari dan Muslim).

Syarat Ketujuh: Mahabbah (kecintaan).


Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya,
juga mencintai orang-orang yang mengamalkan
konsekuensinya. Allah berfirman,

127 | Bimbingan Belajar Islam


‫ه‬ َ ُّ ‫َ َ ٗ ه‬ ‫ه‬ ‫َ َ ه‬
ۡ‫ٱّللِ ۡأنداداُۡيِبونهم‬
ۡ ۡ ‫ون‬ ِ ‫خذ ۡمِنۡد‬ ِ ‫اس ۡمنۡيت‬ ۡ ِ ‫ِن ۡٱنل‬َۡ ‫َوم‬
ٗ ‫َ َ َ َ ه ْ َ َ ُّ ه‬ ‫َك ه‬
ۡ١٦٥...ِۡ‫اّۡلل‬
ِ ‫ِينۡءامنواۡأشدۡحب‬ ۡ ‫ٱّللِۖۡۡ ۡوٱَّل‬
ۡ ۡ‫ب‬ ِ ‫ح‬
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah." (QS.Al-
Baqarah: 165).

Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta


yang tulus bersih. Sedangkan ahli syirik
mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal
ini sangat bertentangan dengan isi kandungan la
ilaha illallah.

A. Rukun dan Syarat ‫محمد رسول اهلل‬


‫ ُمﻤﺪ رﺳﻮل اهلل‬Mepunyai dua rukun :
Syahadat ini juga mempunyai dua rukun,
yaitu kalimat Abduhu wa Rasuluh (hamba
dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan
ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith

128 | Bimbingan Belajar Islam


(meremehkan) pada hak Rasulullah Beliau
adalah hamba dan RasulNya. Beliau adalah
makhluk yang paling sempurna dalarn dua sifat
yang mulia ini.
Al Abdu di sini artinya hamba yang
menyembah. Maksudnya, beliau adalah
manusia yang diciptakan dari bahan yang
sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya.
Juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas
orang lain. Sebagaimana Firman Allah

‫ ه ه‬ٞ ََ ََ۠ َ ‫ه‬


ۡ١١٠ۡ...ۡ‫قلۡۡإِنماۡأناۡبَشۡمِثلكم‬
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu,“(QS.Al-Kahfi:
110).

Beliau hanya memberikan hak ubudiyah


kepada Allah dengan sebenar-benarnya,
dan karenanya Allah memujinya.

َ َ َٰ َ َ َ َ َ
ۡ ‫ٱۡلم هۡدۡ ِّللِۡٱَّلِيۡۡأنزلۡلَعۡعب ِده ِۡٱلكِت‬
ۡ١...‫ب‬َ َٰ َ

129 | Bimbingan Belajar Islam


"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan
kepada hambaNyA al-Kitab (al-Qur'an) ..." (QS.
Al-Kahfi: 1).

Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus


kepada seluruh manusia dengan misi
dakwah kepada Allah sebagai basyir
(pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi
peringatan).

Persaksian untuk Rasulullah dengan dua sifat ini


meniadakan ifrath dan tafrith pada hak
Rasulullah. Karena banyak orang yang mengaku
umatnya melebihkan haknya atau
mengkultuskannya hingga mengangkatnya di
atas martabat sebagai hamba yakni kepada
martabat ibadah (penyembahan) untuknya selain
dari Allah Mereka beristighatsah (minta
pertolongan) kepada beliau, dari selain Allah juga
meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup
melakukannya selain Allah seperti memenuhi
hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di
pihak lain sebagian orang mengingkari
kerasulannya atau mengurangi haknya, sehingga

130 | Bimbingan Belajar Islam


ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang
menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri
dalam menakwilkan hadits-hadits dan hukum-
hukumnya.

‫ محمد رسول اهلل‬Mepunyai enam syarat :


1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di
dalam hati.
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran
kebenaran yang telah dibawanya serta
meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari
hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat
maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada
dirinya sendiri, harta, anak, orang tua serta
seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya dari segala pendapat
dan ucapan orang lain serta mengamalkan
sunnahnya.

***

131 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 14
Fiqih Shalat

A. Pengertian Shalat
Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat
adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua
kalimat syahadat. Shalat adalah sarana
komunikasi antara seorang hamba dengan
Rabbnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ِ
َ ‫َﺣ َﺪ ُﻛ ْﻢ إِ َذ‬
ُ‫اﺻﻠَّى ﻳُﻨَﺎج ْﻲ َرﺑَّﻪ‬ ِ
َ ‫إ َّن أ‬
“Sesungguhnya apabila salah seorang diantara
menunaikan shalat, maka dia sedang bermunajat
(berbisik) kepad Rabbnya” [HR. Al-Bukhâri,
Kitab Mawâqîtus Shalât]

Penjelasan dari Syaikh Muhammad bin Shalih al-


Utsaimin [Majmû’ Fatawa wa Rasail beliau
rahimahullah , 12/150-153]. Dan Hukum
mengerjakan shalat lima kali sehari adalah Wajib
‘ain bagi setiap muslim, sehingga dosa besar jika
meninggalkannya dengan sengaja.

132 | Bimbingan Belajar Islam


B. Waktu-waktu Shalat.
Kita diperintahkan mengerjakan shalat
sebanyak lima kali tujuh belas rakaat dalam
sehari. Diantaranya ;
1. Subuh, 2 rakaat.
2. Zuhur, 4 rakaat.
3. Ashar, 4 rakaat
4. Magrib, 3 rakaat.
5. Isya’, 4 rakaat.

Kemudian shalat memiliki waktu-waktu yang


telah ditentukan. Allah berfirman,

ٗ ‫َ َ َٰ ٗ ه‬ ‫ه‬ َ َ َ َ َ َٰ َ
ۡ ‫إِنۡٱلصلوۡةَۡكنتۡلَعۡٱلمؤ ِمن‬...
ۡ١٠٣ۡ‫ِيۡكِتباۡموقوتا‬
“…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.” (QS.Annisa : 103)

Sehingga tidak boleh seseorang mengerjakan


shalat diluar waktu yang telah ditentukan kecuali
sebab tertentu, seperti; Qada' karena lupa atau

133 | Bimbingan Belajar Islam


tertidur. Adapun waktu-waktu shalat yang telah
ditentukan adalah;
1. Waktu Zuhur: dimulai sejak matahari mulai
bergeser dari titik tengah langit (bergeser dari
posisi tepat diatas ubun-ubun kita) sampai saat
bayangan benda sama panjang dengan benda
aslinya. Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam dari
sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,

ِِ َّ ‫س َوَﻛﺎ َن ِظ ُّﻞ‬ ِ َ‫وقْت اﻟظُّﻬ ِﺮ إِ َذا َزاﻟ‬


ْ‫اﻟﺮ ُج ِﻞ َﻛطُﻮﻟﻪ َﻣﺎ ََل‬ ُ ‫َّﻤ‬
ْ ‫اﻟش‬ ‫ت‬ ْ ُ َ
ْ ‫ﻀ ِﺮ اﻟْ َﻌ‬
‫ص ُﺮ‬ ُ ‫َْي‬
“Waktu Sholat Zhuhur adalah ketika telah
tergelincir matahari (menuju arah
tenggelamnya) hingga bayangan seseorang
sebagaimana tingginya selama belum masuk
waktu ‘Ashar……….”[HR. Muslim No. 612]

Namun dianjurkan mengakhirkan shalat zuhur


dari awal waktunya ketika udara sangat panas,
agar tidak mengurangi kekhusyuan. Namun
jika udara normal (tidak panas) , harus
disegerakan. Hal ini berdasarkan hadits Nabi
Shollallahu ‘alaihi was sallam,

134 | Bimbingan Belajar Islam


ُّ ِ‫َﻛﺎ َن اﻟﻨ‬
‫َِّب – ﺻﻠى اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬

‫ﺎﻟصﻞ‬ ْ ‫ َوإِ َذا ا ْﺷﺘَ َّﺪ‬، ُ َِ‫ﺎﻟصﻼ‬


َّ ِ‫اِلَُّﺮ أَﺑْ َﺮَد ﺑ‬ َّ ِ‫إِ َذا ا ْﺷﺘَ َّﺪ اﻟْﺒَ ْﺮُد ﺑَ َّكَﺮ ﺑ‬
“Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam biasanya
jika keadaan sangat dingin beliau menyegerakan
sholat dan jika keadaan sangat panas/terik beliau
mengakhirkan sholat”[ HR. Bukhori No. 906 dan
Muslim No. 615]

2. Waktu Ashar : dihitung sejak bayangan benda


sama panjang dengan benda aslinya, setelah
matahari bergerak ke barat, sampai matahari
terbenam. Dalilnya dalam hadits yang
diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah
rodhiyallahu ‘anhu ketika Jibril ‘alihissalam
menjadi imam bagi Nabi shollallahu ‘alaihi was
sallam,

ِ ِ
َ ‫ﺻﻠَّى اﻟﻠَّﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠَّ َﻢ ﺣ‬
‫ني‬ ِّ ِ‫اﻟﺴ َﻼم إِ ََل اﻟﻨ‬
َ ‫َِّب‬ َّ ‫ﻳﻞ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬ ِ ِ
ُ ‫َجﺎََ ج ِْب‬
ِ
‫ت‬ ْ َ‫ني َﻣﺎﻟ‬ َ ‫ص ِّﻞ اﻟظُّ ْﻬَﺮ ﺣ‬ َ َ‫ﺎل قُ ْﻢ ﻳَﺎ ُُمَ َّﻤ ُﺪ ﻓ‬
َ ‫س ﻓَ َﻘ‬ُ ‫َّﻤ‬
ْ ‫ت اﻟش‬ْ َ‫َزاﻟ‬
‫ص ِﺮ‬ ِ ِ َّ ََِ ‫ﺚ ﺣ ََّّت إِذَا َﻛﺎ َن‬
ْ ‫اﻟﺮ ُج ِﻞ ﻣثْ ﻠَﻪُ َجﺎََﻩُ ﻟ ْﻠ َﻌ‬ ُْ َ َ ‫س ُُثَّ َﻣ َك‬ ُ ‫َّﻤ‬
ْ ‫اﻟش‬

135 | Bimbingan Belajar Islam


ْ َ‫ﺚ َﺣ ََّّت إِ َذا َغﺎﺑ‬
‫ت‬ َ ‫صَﺮ ُُثَّ َﻣ َك‬
ْ ‫ص ِّﻞ اﻟْ َﻌ‬َ َ‫ﺎل قُ ْﻢ ﻳَﺎ ُُمَ َّﻤ ُﺪ ﻓ‬
َ ‫ﻓَ َﻘ‬
ُ‫ت ُﻛﻠُّﻪ‬
ٌ ْ‫ني َﻫ َﺬﻳْ ِﻦ َوق‬َ ْ َ‫س…… َﻣﺎ ﺑ‬ ُ ‫َّﻤ‬
ْ ‫اﻟش‬
“Jibril mendatangi Nabi shollallahu ‘alaihi was
sallam ketika matahari telah tergelincir ke arah
tenggelamnya kemudian dia mengatakan,
“Berdirilah wahai Muhammad kemudian shola
zhuhur lah. Kemudian ia diam hingga saat
panjang bayangan seseorang sama dengan
tingginya. Jibril datang kemudian mengatakan,
“Wahai Muhammad berdirilah sholat ‘ashar
lah”. Kemudian ia diam hingga matahari
tenggelam………….diantara dua waktu ini
adalah dua waktu sholat seluruhnya” [HR.
Nasa’i No. 526, hadits ini dinilai shahih oleh Al
Albani rohimahullah dalam Al Irwa’ hal. 270/I.]
3. Waktu Magrib : masuk ketika matahari
terbenam dan bersembunyi dibalik cakrawala dan
berlangsung sampai hilangnya cahaya merah di
langit. Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin
Amr radiallahuanhu, bahwa Rasulullah
bersabda, "Waktu shalat magrib jika terbenam
matahari, selama belum lenyap cahaya merah di
langit." (HR.Muslim)

136 | Bimbingan Belajar Islam


4. Waktu Isya : bermula sejak hilangnya
cahaya merah dilangit, dan berlangsung sampai
tengah malam. Dari Aisyah radiallahuanha , dia
berkata: "Mereka menjalankan shalat isya dalam
rentang waktu hilangnya cahaya merah sampai
batas sepertiga malampertama" [HR. Al-
Bukhari].
5. Waktu Subuh : dimulai sejak terbitnya fajar
shadiq dan berlanjut hingga terbitnya matahari.

C. Waktu Yang Dilarang Mengerjakan


Shalat.
Ada waktu-waktu yang dilarang untuk
mengerjakan shalat, diantaranya ;
1. Setelah shalat subuh, yaitu ketika matahari
terbit sampai matahari di cakrawala tampak
setinggi tombak.
2. Saat matahari persis diatas kepala, sampai ia
bergeser kebarat.
3. Setelah selesai shalat ashar, sampai matahari
terbenam.

Dalil akan hal ini adalah sebuah Hadits dari


‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

137 | Bimbingan Belajar Islam


-‫ﺻﻠى اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ‬ ُ ‫ﺎت َﻛﺎ َن َر ُﺳ‬ ٍ ‫ث ﺳﺎﻋ‬
َ َ ُ َ‫ﺛَﻼ‬
ِ ِ ِ ُ‫ﻳ ْﻨ ﻬﺎﻧَﺎ أَ ْن ﻧ‬
َ ‫صﻠِّ َى ﻓﻴ ِﻬ َّﻦ أ َْو أَ ْن ﻧَ ْﻘﺒُ َﺮ ﻓﻴ ِﻬ َّﻦ َﻣ ْﻮﺗَﺎﻧَﺎ ﺣ‬
‫ني ﺗَطْﻠُ ُع‬ َ ََ
‫ﻴﻞ‬ِ ِ ِ َّ ِ ‫اﻟشَّﻤس ﺑﺎ ِز َغﺔً ﺣ ََّّت ﺗَﺮﺗَِﻔع و ِﺣني ﻳ ُﻘ‬
َ ‫ﻮم قَﺎئ ُﻢ اﻟظﻬ َْي ُ َﺣ ََّّت ََت‬ ُ ََ ََ ْ َ َُ ْ
َ ِ ِ ‫ف اﻟشَّﻤ‬ ِ ‫اﻟشَّﻤ‬
َ ‫س ﻟ ْﻠﻐُُﺮو َ َﺣ ََّّت ﺗَ ْﻐ ُﺮ‬
ُ ْ ُ َّ‫ﻀﻴ‬ َ َ‫ني ﺗ‬
َ ‫س َوﺣ‬ ُ ْ
“Ada tiga waktu yang Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang kami untuk shalat
atau untuk menguburkan orang yang mati di
antara kami yaitu: (1) ketika matahari terbit
(menyembur) sampai meninggi, (2) ketika
matahari di atas kepala hingga tergelincir ke
barat, (3) ketika matahari akan tenggelam
hingga tenggelam sempurna.” [HR. Muslim, no.
831]

D. Syarat-syarat Sah Shalat


Yang dilakukan sebelum melaksanakan
shalat adalah ;
1. Mengetahui bahwa waktu shalat sudah masuk.
2. Suci dari hadats kecil dan besar, dengan cara
berwudhu jika hadats kecil atau mandi jika hadats
besar. Allah berfirman.

138 | Bimbingan Belajar Islam


‫ه ْ‬ ‫َ َٰ َ‬ ‫َ َ َه ْ َ ه ه َ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َ َ‬
‫واۡ‬ ‫ِين ۡءامنوا ۡإِذا ۡقمتم ۡإَِل ۡٱلصلوۡة ِ ۡ ۡفٱغسِل ۡ‬ ‫يأيها ۡٱَّل ۡ‬ ‫َٰٓ‬
‫َ َ ه ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ ه‬ ‫َ ه‬
‫واۡ‬ ‫هو هجوهكم ۡوأيدِيكم ۡإَِل ۡٱلۡمراف ِِۡق ۡ ۡوٱمسح ۡ‬
‫َ‬ ‫َ‬

‫ٗ‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه ََ ه َ ه َ‬


‫ي ِۡإَونۡكنتم ۡجنباۡ‬ ‫ب ِ هر هءوسِكم ۡوأرجلكم ۡإَِل ۡٱلكعب ِۡ‬
‫َ َٰٓ َ َ َ َٰ َ َ َ َ َ َ َ ‪ٞ‬‬ ‫ه‬
‫ِإَونۡك ه‬ ‫َ ه ْ‬
‫نتمۡمرَض ۡأو ۡلَع ۡسف ٍر ۡأو ۡجاء ۡأحدۡ‬ ‫وا ۡ‬
‫ۡفٱطهر إۡ‬
‫ۡماءۡٗ‬ ‫َۡت هدوا ْ َ‬ ‫َ َ ََ َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬
‫ه‬
‫طۡأوۡلمستمۡٱلِنِسا ۡءۡفلم ِ‬ ‫َٰ‬ ‫مِنكمۡم َِنۡٱلغائ ِ ِۡ‬
‫ه‬ ‫ه ََ‬ ‫َََ ه ْ َ ٗ َ ٗ َ َ ه ْ‬
‫واۡب ِ هو هجوهِكمۡوأيدِيكمۡ‬ ‫اۡفٱمسح ۡ‬ ‫ف ۡتيممواۡصعِيداۡطيِب ۡ‬
‫َٰ‬ ‫َ َ ََ‬ ‫ه َ ه ه ه َ ََ ََ ه‬
‫كنۡ‬ ‫ِ‬ ‫ۡ‬
‫ل‬ ‫ۡو‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ۡح‬ ‫ِن‬ ‫مۡم‬ ‫ك‬ ‫ّللۡ َِلجعلۡعلي‬ ‫مِن إهۡماۡي ِريدۡٱ ۡ‬
‫ه‬ ‫َ ه َ‬
‫ۡو َِلهتِم ۡن ِع َم َت هۡهۥ ۡ َعليكم ۡل َعلكمۡ‬ ‫َۡله َطه َر هكم َ‬ ‫ه ه‬
‫ي ِريد ِ ِ‬
‫َ ه َ‬
‫تشك هرونۡ‪ۡ ۡ٦‬‬
‫‪“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu‬‬
‫)‪hendak mengerjakan shalat, maka (wudhu‬‬
‫‪basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan‬‬
‫‪siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu‬‬
‫‪sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu‬‬
‫‪junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau‬‬

‫‪139 | Bimbingan Belajar Islam‬‬


dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur” (QS. Al-Maidah: 6)

3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari


sentuhan najis. Seperti ; air kencing atau kotoran
manusia dan binatang yang haram dimakan,
bangkai, muntah, darah haid/ nifas, dll.
4. Menutup aurat. Batas aurat laki-laki adalah
mulai pusar sampai bawah lutut dan batas aurat
wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan
telapak tangan.
5. Menghadap kiblat (ka’bah).

E. Tata Cara Shalat Sesuai Sunnah Nabi


Dalam melaksankan ibadah tidak terkecuali
shalat kita wajib untuk mengikuti apa yang telah

140 | Bimbingan Belajar Islam


dicontoh atau diajarkan oleh Nabi kita shollallohu
‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Nabi bersabda,

‫ُﺻﻠِّ ْﻲ‬
َ ‫ِن أ‬ِ ُّ َ
ْ ‫ﺻﻠ ْﻮا َﻛ َﻤﺎ َرأَﻳْﺘُ ُﻤ ْﻮ‬
“Shalatlah sebagaimana kalian melihatku
shalat.”[HR. Bukhari: 631]

Adapun sifat shalat Nabi telah dirangkum


oleh para ulama dari hadits-hadits yang ada.
Diantaranya Syaikh Muhammad bin Nuh bin
Adam bin Najati al-Albani dalam buku sifat
shalat beliau.
1. Berdiri bagi yang mampu. Bagi yang tidak
mapu bisa dengan duduk atau berbaring.
Diriwayatkan dari imran bin Hushain
radhiyallahu 'anhu, dia berkata: “ Aku memiliki
keluhan wasir (ambeien), maka aku bertanya
kepada Nabi tentang shalat? Maka beliau
bersabda, ‘shalatlah dalam keadaan berdiri, jika
kamu; jika tidak mampu, maka shalatlah dalam
keadaan duduk; jika tidak mampu, maka
shalatlah dengan berbaring.’” [HR. Al-Bukhari]

141 | Bimbingan Belajar Islam


2. Menghadap sutroh (pembatas)
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam
banyak hadits dan perbuatan beliau. Bahkan
banyak dari kalangan ulama yang menyatakan
wajibnya mengambil sutroh. Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian sholat kecuali menghadap
sutroh, dan jangan biarkan seorangpun lewat di
depanmu, jika dia enggan maka tolaklah dengan
lebih keras, karena syaithon bersamanya.” (HR
Muslim, Ibnu Khuzaimah)

Sutroh dapat berupa dinding, tiang, tongkat,


punggung orang atau sejenisnya yang dapat
menjadi pembatas sholatnya. Adapun tingginya
telah Rosululloh jelaskan, “Setinggi pelana
(sekitar 2/3 hasta)” (HR. Muslim). Namun
apabila lebih tinggi dari itu, maka lebih baik.

142 | Bimbingan Belajar Islam


Sebab dengan demikian akan lebih menutup
pandangannya sehingga mudah menghadirkan
hati serta mencegah dari batalnya shalat atau
kekurangsempurnaan.

3. Menghadap ka’bah, Rasulullah bersabda


kepada sahabat yang shalatnya buruk, “Jika kamu
hendak shalat, maka berwudhulah dengan
sempurna, kemudian menghadap kearah kiblat,
lalu bertakbirlah.” [HR. Bukhari dan Muslim]
4. Niat karena Allah. Dilakukan didalam hati,
karena niat merupakan ibadah qolbiah (ibadah
hati) bukan ibadah badaniah sehingga niat tidak
perlu dilafadzkan. Rasulullah bersabda dalam
sebuah hadits,

143 | Bimbingan Belajar Islam


َ َ‫ﺻﻠَّى اﻟﻠَّﻬﻢ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠَّ َﻢ ق‬
‫ﺎل إََِّّنَﺎ‬ ِ َ ‫َن رﺳ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠَّﻪ‬ ُ َ َّ ‫َﻋ ْﻦ ﻋُ َﻤَﺮ أ‬
‫ﺎل ﺑِﺎﻟﻨِّ ﻴَّ ِﺔ َوﻟِ ُك ِّﻞ ْاﻣ ِﺮ ٍئ َﻣﺎ ﻧَ َﻮى‬
ُ ‫َﻋ َﻤ‬
ْ ‫ْاﻷ‬

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan
seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya”.
[HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli
Hadits]
5. Takbiratul Ihram. Yaitu dengan mengangkat
kedua tangan dengan menegakkan jari-jarinya
lurus keatas, sejajar dengan bahu atau sejajar
dengan daun telinga sambil mengucapkan
“Allaahu Akbar” . Dalil takbir adalah Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan shalat
yang benar kepadanya dengan bersabda:

‫ﻓكِب‬ ِ ‫ ُث اﺳﺘﻘﺒﻞ‬،َ‫ﻼ ُ ﻓأﺳﺒِغ اﻟﻮﺿﻮ‬


ِّ َ‫اﻟﻘْﺒﻠﺔ‬ ِ ‫اﻟص‬
َّ ‫ﻤت إَل‬
ْ َُُ ْ َ ُ‫إذا ق‬
“Jika engkau hendak shalat, ambilah wudhu lalu
menghadap kiblat dan bertakbirlah…” [HR.
Bukhari no.757 dan Muslim no.397]

144 | Bimbingan Belajar Islam


Sedangkan dalil disyar’iatkan mengangkat kedua
tangan ketika takbiratul ihram. Dalilnya hadits:

‫ﻳﺮﻓع ﻳﺪﻳﻪ ﺣﺬ َو َﻣﻨكﺒﻴﻪ؛‬


ُ ‫اﻟﻨِب ﺻﻠّى اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ﻛﺎن‬
َّ ‫أن‬ َّ
‫اﻟﺮﻛﻮع‬
ُّ ‫ وإذا رﻓع رأﺳﻪ ﻣﻦ‬،‫ﻟﻠﺮﻛﻮع‬
ُّ ‫ وإذا ﻛﺒَّ َﺮ‬،ُ َ ‫اﻟصﻼ‬
َّ ‫إذا اﻓﺘﺘح‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya


ketika memulai shalat, ketika takbir untuk ruku’
dan ketika mengangkat kepada setelah ruku’,
beliau mengangkat kedua tangannya setinggi
pundaknya” [HR. Bukhari 735]
6. Kemudian meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri (bersedekap) tepat di dada. Lalu
pandangan kea rah tempat sujud.

145 | Bimbingan Belajar Islam


7. Membaca do’a istiftah. Diantara salah satu
do’a yang biasa di baca nabi yaitu,

ِ
ِ ‫اهلل ﺑ ْكﺮً ُ وأ‬ ِ ِ ِ ْ ‫ و‬،‫اهلل أَ ْﻛﺒ ﺮ َﻛﺒِْيا‬
‫َﺻ ًﻴﻼ‬ َ َ ُ ‫ َو ُﺳْﺒ َﺤﺎ َن‬،‫اِلَ ْﻤ ُﺪ ﻟﻠَّﻪ َﻛث ًْيا‬ َ ً َُ ُ
Allahuakbar kabiro, walhamdulillahi kasiro, wa
subhaanallahibukratawwa asila.

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran,


segala puji bagi Allah dengan pujian yang
banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan
petang” (HR. Muslim 2/99)
8. Membaca ta’awwudz (Isti’adzah).

‫اﻟﺮِجﻴ ِﻢ‬ ِ َ‫أَﻋﻮذُ ﺑِﺎَﻟﻠَّ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟشَّﻴط‬


َّ ‫ﺎن‬ ْ َ ُ
“aku memohon perlindungan kepada Allah dari
setan yang terkutuk”
9. Membaca surat Al-Fatihah. Diawali
dengan bacaan “Bismillah”.

‫اﻟﺮِﺣﻴ ِﻢ‬
َّ ‫حَ ِﻦ‬ َّ ‫ﺑِ ْﺴ ِﻢ اﻟﻠَّ ِﻪ‬
َٰ ْ ‫اﻟﺮ‬
‫ني‬ ِ ِّ ‫اِلﻤ ُﺪ ﻟِﻠَّ ِﻪ ر‬
َ ‫ َ اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ‬ َ ْ َْ

146 | Bimbingan Belajar Islam


‫اﻟﺮِﺣﻴﻢ‬
َّ ‫حَ ِﻦ‬َٰ ْ ‫اﻟﺮ‬
َّ
‫ك ﻳَ ْﻮِم اﻟﺪِّﻳ ِﻦ‬
ِ ِ‫ﻣﺎﻟ‬
َ
‫ني‬ ِ َ َّ‫ﺎك ﻧَﻌﺒ ُﺪ وإِﻳ‬ ِ
ُ ‫ﺎك ﻧَ ْﺴﺘَﻌ‬ َ ُ ْ َ َّ‫إﻳ‬
‫ﻴﻢ‬ ِ ِّ ‫ْاﻫ ِﺪﻧَﺎ‬
َ ‫اﻟصَﺮا َط اﻟْ ُﻤ ْﺴﺘَﻘ‬
َ ِ ‫ﻀﻮ‬ ِ َّ ِ
ُ ‫ت َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ َغ ِْْي اﻟْ َﻤ ْﻐ‬ َ ‫ﻳﻦ أَﻧْ َﻌ ْﻤ‬
َ ‫ﺻَﺮا َط اﻟﺬ‬
َ ِّ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ َوَﻻ اﻟﻀَّﺎﻟ‬
‫ني‬
1. Bismilla hirrahma nirrahim.
2. Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
3. Arrahma nirrahim.
4. Maliki yaumiddin.
5.Iyyaka na'kbudu waiyyaka nasta'in.
6. Ihdinassiratal mustaqim.
7.Siratal lazina an'amta'alaihim ghairil
maghdubi 'alaihim waladdhalin.Amin
Artinya:
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi
maha mengasihani.
Segala puji-pujian bagi Allah tuhan seru sekelian
alam. Yang maha pemurah lagi maha pengasih.
Yang berkuasa pada hari pembalasan. Hanya

147 | Bimbingan Belajar Islam


Engkau sahaja wahai tuhan yang kami sembah
dan hanya Engkau sahajalah tempat kami
meminta pertolongan. Tunjukanlah kami jalan
yang lurus. Iaitu jalan orang-orang terdahulu
yang telah Engkau berikan nikmat, bukan jalan
orang-orang yang Engkau murkai dan bukan
pula jalan orang-orang.

Dalilnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam


bersabda,

ِ
َ ‫اﻟكﺘﺎ‬ ِ ْ‫ﻻ ﺻﻼ َ ُ ملﻦ َل ﻳﻘﺮأ‬
‫ﺑﻔﺎَتﺔ‬

“tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca


Faatihatul Kitaab” [HR. Al Bukhari 756, Muslim
394]

Jika tidak mampu mebaca Al-fatihah karena


belum hafal maka bacalah tahmid
(Alhamdulillah), takbir (Allaahuakbar), tahlil
(Laailahaillah). Dalilnya bahwa nabi
mengajarkan shalat kepada seorang laki-laki dan
bersabda “Jika kamu memiliki hafalan sebagian
dari Al Quran maka bacalah. Jika tidak, maka

148 | Bimbingan Belajar Islam


bacalah tahmid, takbir, tahlil, kemudian rukuklah
!.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Lainnya.
Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi
Dawud]

Namun makmum tidak diwajibkan membaca Al-


fatihah saat imam membaca Al-fatihah dalam
keadaan jahr, karena bacaan Imam sudah menjadi
bacaan makmum. diantara dalilnya,

Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

ِ ْ‫ئ اﻟْ ُﻘﺮآَ ُن ﻓَﺎﺳﺘَ ِﻤﻌﻮا ﻟَﻪ وأَﻧ‬


‫صﺘُﻮا ﻟَ َﻌﻠَّ ُك ْﻢ ﺗُ ْﺮ َحُﻮ َن‬ ِ
َُ ُ ْ ْ َ ‫َوإ َذا قُِﺮ‬
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al A’rof: 204)

Abu Hurairah berkata,

149 | Bimbingan Belajar Islam


ِ
‫ﺻﻼًَ ُ ﻧَظُ ُّﻦ‬ َ ‫َﺻ َﺤﺎﺑِﻪ‬
ْ ‫ ﺑِأ‬-‫ﺻﻠى اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫َِّب‬ ُّ ِ‫ﺻﻠَّى اﻟﻨ‬
َ
.‫ﺎل َر ُج ٌﻞ أَﻧَﺎ‬ َ َ‫ ق‬.» ‫َﺣ ٍﺪ‬ ِ ِ
َ ‫ﺎل « َﻫ ْﻞ قَ َﺮأَ ﻣْﻨ ُك ْﻢ ﻣ ْﻦ أ‬ ُّ ‫أَﻧَّ َﻬﺎ‬
َ ‫اﻟصْﺒ ُح ﻓَ َﻘ‬
ُ ُ‫ﺎل « إِ ِِّّن أَق‬
.» ‫ﻮل َﻣﺎ َِل أُﻧَ َﺎزعُ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن‬ َ َ‫ق‬
“Aku mendengar Abu Hurairah berkata, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama
para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu
adalah shalat subuh. Beliau bersabda: “Apakah
salah seorang dari kalian ada yang membaca
surat (di belakangku)?” Seorang laki-laki
menjawab, “Saya. ” Beliau lalu bersabda:
“Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al
Qur`an?“[HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, An
Nasai dan Ibnu Majah, juga yang lainnya. Hadits
ini shahih]

Hadits lainnya lagi adalah sabda Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam,

‫ ﻓَِﺈ َذا َﻛﺒَّ َﺮ‬، ‫إ ََِِّّنَﺎ ا ِإل َﻣ ُﺎم – أ َْو إََِّّنَﺎ ُجﻌِ َﻞ ا ِإل َﻣ ُﺎم – ﻟِﻴُ ْؤََتَّ ﺑِِﻪ‬
‫ﺎل ََِس َع‬ َ َ‫ َوإِ َذا ق‬، ‫ َوإِ َذا َرﻓَ َع ﻓَ ْﺎرﻓَﻌُﻮا‬، ‫ َوإِ َذا َرَﻛ َع ﻓَ ْﺎرَﻛﻌُﻮا‬، ‫ﻓَ َكﺒِّ ُﺮوا‬

150 | Bimbingan Belajar Islam


‫ َوإِ َذا َﺳ َج َﺪ‬. ‫اِلَ ْﻤ ُﺪ‬
ْ ‫ك‬ َِ ‫اﻟﻠَّﻪ ﻟِﻤﻦ‬
َ َ‫ ﻓَ ُﻘﻮﻟُﻮا َرﺑَّﻨَﺎ ﻟ‬. ُ‫ح َﺪﻩ‬ َْ ُ
‫ﺎﺳ ُج ُﺪوا‬
ْ َ‫ﻓ‬
“Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti.
Jika imam bertakbir, maka bertakbirlah. Jika
imam ruku’, maka ruku’lah. Jika imam bangkit
dari ruku’, maka bangkitlah. Jika imam
mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah’,
ucapkanlah ‘robbana wa lakal hamd’. Jika imam
sujud, sujudlah.”[HR. Bukhari no. 733 dan
Muslim no. 411.]

Dalam riwayat Muslim pada hadits Abu Musa


terdapat tambahan,

ِ ْ‫وإِ َذا قَﺮأَ ﻓَأَﻧ‬


‫صﺘُﻮا‬ َ َ

“Jika imam membaca (Al Fatihah), maka


diamlah.”

10. Setelahnya disunnahkan membaca surat-


surat dalam Al-Quran. dalilnya adalah sabda
nabi shallallahu’alaihi wasallam dari sahabat
Abu Qatadah,

151 | Bimbingan Belajar Islam


‫ني ِﻣ ْﻦ‬
ِ ْ َ‫ني اﻷُوﻟَﻴ‬ َّ ِِ ُ‫ﺻﻠَّى اهللُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠَّ َﻢ ﻳَ ْﻘَﺮأ‬
ِ ْ َ‫اﻟﺮْﻛ َﻌﺘ‬ ُّ ِ‫ا َن اﻟﻨ‬
َ ‫َِّب‬
َ ‫ني ﻳُطَِّﻮ ُل ِِ اﻷ‬ ِ ْ َ‫ و ُﺳﻮرﺗ‬،َ ‫ﺎ‬ ِ ِ ِِ ِ ِ
،‫ُوَل‬ َ َ َ‫ﺻﻼَ ُ اﻟظُّ ْﻬ ِﺮ ﺑ َﻔﺎَتَﺔ اﻟكﺘ‬ َ
ِ ِِ
‫ص ِﺮ‬ َ ِِ ُ‫ َوَﻛﺎ َن ﻳَ ْﻘَﺮأ‬،‫َﺣﻴَﺎﻧًﺎ‬
ْ ‫اﻟﻌ‬ ْ ‫ص ُﺮ ِِ اﻟثَّﺎﻧﻴَﺔ َوﻳُ ْﺴﻤ ُع اخآﻳَﺔَ أ‬ ِّ ‫َوﻳُ َﻘ‬
‫ َوَﻛﺎ َن ﻳُطَِّﻮ ُل‬،‫ُوَل‬ َ ‫ َوَﻛﺎ َن ﻳُطَِّﻮ ُل ِِ اﻷ‬،‫ني‬ ِ ْ َ‫ﺎ َ و ُﺳﻮرﺗ‬ ِ ِ ِِ ِ
َ َ َ‫ﺑ َﻔﺎَتَﺔ اﻟكﺘ‬
‫ص ُﺮ ِِ اﻟثَّﺎﻧِﻴَ ِﺔ‬ ُّ ُ َِ‫ﺻﻼ‬
ِّ ‫ َوﻳُ َﻘ‬،‫اﻟصْﺒ ِح‬ ِ َ ‫اﻟﺮْﻛﻌ ِﺔ اﻷ‬
َ ‫ُوَل ﻣ ْﻦ‬ َ َّ ِِ
“Nabi shallallahu’alaihi wasallam membaca Al-
Fatihah di dua rakaat pertama shalat zhuhur dan
juga membaca dua surat yang panjang pada
rakaat pertama dan pendek pada rakaat kedua
dan terkadang hanya satu ayat. Beliau membaca
Al-Fatihah di dua rakaat pertama shalat ashar
dan juga membaca dua surat dengan surat yang
panjang pada rakaat pertama. Beliau juga
biasanya memperpanjang bacaan surat di rakaat
pertama shalat subuh dan memperpendeknya di
rakaat kedua” [HR Al-Bukhari 759, Muslim 451]
11. Ruku. Dengan mengangkat kedua tangan
(sebagaimana saat takbiratul ihram) sambil
mengucapkan “Allaahuakbar” kemudian badan
membentuk siku 90 drajat menjorok ke depan.

152 | Bimbingan Belajar Islam


Caranya yaitu; meletakkan kedua telapak tangan
pada kedua lutut kemudian jari-jemari dalam
keadaan terbuka (renggang) tangan lurus tegang
dengan demikian punggung akan menjadi rata.
Rasulullah bersabda, “Apabila enkau ruku’ maka
letakkanlah kedua telapak tanganmu pada kedua
lututmu lalu bentangkanlah punggungmu, dan
mantapkanlah ruku’mu.” [HR. Ahmad dan Abu
Dawud dengan sanad yang shahih]

Lalu membaca “Subhana robbiyal azimi”


Artinya: “Maha suci Rabku yang maha agung”
dibaca 3x.
12. I’tidal (berdiri setelah ruku’) posisi badan
lurus tegak seperti sikap siap dan di sunnahkan
membaca do’a “Robbana wa lakalhamdu”

153 | Bimbingan Belajar Islam


Artinya. Wahai Rabb kami, dan segala puji
adalah bagimu.
13. Sujud. Turun sujud dengan mendahulukan
kedua telapak tangan menyentuh tanah baru lutut.
kemudian menempelkan tujuh anggota badan ke
tanah yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua
lutut, dan dua kaki. Jari-jemari telapak tangan
rapat lurus dengan daun telinga, Ketiak dibuka
selebar mungkin dan kedua telapak kaki saling
menempel posisi jari-jari kaki menekuk
menghadap kiblat. Lalu membaca “Subhana
Robbiyal a’la” Artinya: “Maha suci Rabku yang
maha tinggi” dibaca 3x.

14. Duduk diantara dua sujud. Caranya


duduk iftiros yaitu bokong duduk ditelapak kaki
kiri, lalu telapak kaki kanan berdiri jari-jarinya
menghadap kiblat. Telapak tangan kiri berada di

154 | Bimbingan Belajar Islam


lutut kiri dan telapak tangan kanan berada di lutuk
kanan jari-jemari membuka. Kemudian membaca
do'a “Rabbighfirli..ighfirli..” Artinya: “Wahai
Rabku ampunilah aku, ampunilah aku” [HR. Ibnu
majah dengan sanad Hasan]

15. Kemudian sujud kembali.


16. Lalu bangkit dari sujud dan berdiri,
sebelum berdiri saat bangkit dari sujut melakukan
duduk istirahat yaitu duduk iftirasy sejenak
kemudian setelah itu baru berdiri bertumpu
dengan kedua tangan.
17. Tasyahhud Awal, yaitu dilakukan Pada
Rakaat kedua setelah sujud yang kedua. Sikap
duduknya sama seperti duduk diantara dua sujud
tadi (duduk iftirasy) hanya jari telunjuk yang
kanan mengacung kedepan kemudian ujung jari

155 | Bimbingan Belajar Islam


tengah menempel pada ujung jempol kanan
(berbentuk lingkarang) dan posisi tangan kanan
dan kiri ada di lutut kanan. Kemudian membaca
bacaan tasyahud Ibnu ‘Abbas.

‫ك أَﻳُّ َﻬﺎ‬
َ ‫اﻟﺴﻼَ ُم َﻋﻠَْﻴ‬ َّ ‫ﺎت ﻟِﻠَّ ِﻪ‬
ُ َ‫ات اﻟطَّﻴِّﺒ‬ ُ ‫اﻟصﻠَ َﻮ‬
َّ ‫ﺎت‬ ُ ‫ﺎت اﻟْ ُﻤﺒَ َﺎرَﻛ‬
ِ
ُ َّ‫اﻟﺘَّﺤﻴ‬
ِِ َّ ‫اﻟﺴﻼَم ﻋﻠَﻴ ﻨَﺎ وﻋﻠَى ِﻋﺒ ِﺎد اﻟﻠَّ ِﻪ‬ ِ
‫ني‬
َ ‫اﻟصﺎِل‬ َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ‫َِّب َوَر ْحَﺔُ اﻟﻠَّﻪ َوﺑََﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬ ُّ ِ‫اﻟﻨ‬
‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ‬ َّ ‫أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻَّ اﻟﻠَّﻪُ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أ‬
ُ ‫َن ُُمَ َّﻤ ًﺪا َر ُﺳ‬

“At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth


thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish
sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa
asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rosuuluh

artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan,


shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan
kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan
barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan
dilimpahkan pula kepada kami dan kepada

156 | Bimbingan Belajar Islam


seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya)” [HR. Muslim no. 403]

Setelah itu berdiri lagi dengan mengangkat


tangan sambil mengucapkan takbir sebelum
bersedekap.

Demikian selanjutnya melakukan gerakan yang


sama sampai pada akhirnya tasyahud akhir.

Kaidah (Rumusnya) : Setiap rakaat ganjil


setelah sujud kedua pasti berdiri lagi kecuali
shalat magrib, dan setiap rakaat genap setelah
sujud ke dua pasti duduk Tasyahud baik awal atau
akhir.

18. Tasyahud Akhir, yaitu dilakukan pada


rakaat terakhir setelah sujud kedua. Sikap
duduknya adalah tawaruk yaitu bokong berada
ditanah telapak kaki kiri berada di paha kanan
(menyilang) lalu telapak kaki kanan berdiri jari-

157 | Bimbingan Belajar Islam


jarinya ditekuk menghadap kiblat. Telapak
tangan kiri berada di lutut kiri dan tangan kanan
sama seperti saat tasyahud awal yaitu jari telunjuk
yang kanan mengacung ke depan kemudian ujung
jari tengah menempel pada ujung jempol kanan
(berbentuk lingkaran). Kemudian pandangan
mata tertuju pada telunjuk kanan.

Kemudian membaca,

ِ
ُ َ‫ات اﻟطَّﻴِّﺒ‬
‫ﺎت‬ ُ ‫اﻟصﻠَ َﻮ‬
َّ ‫ﺎت‬ ُ ‫ﺎت اﻟْ ُﻤﺒَ َﺎرَﻛ‬
ُ َّ‫اﻟﺘَّﺤﻴ‬
‫َِّب َوَر ْحَﺔُ اﻟﻠَّ ِﻪ‬
ُّ ِ‫ك أَﻳُّ َﻬﺎ اﻟﻨ‬ َّ ‫ﻟِﻠَّ ِﻪ‬
َ ‫اﻟﺴﻼَ ُم َﻋﻠَْﻴ‬
‫اﻟﺴﻼَ ُم َﻋﻠَْﻴ ﻨَﺎ َو َﻋﻠَى ِﻋﺒَ ِﺎد اﻟﻠَّ ِﻪ‬ َّ ُ‫َوﺑََﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬

158 | Bimbingan Belajar Islam


‫ني أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻَّ اﻟﻠَّﻪُ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ‬ ِِ َّ
َ ‫اﻟصﺎِل‬
‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ‬ َّ ‫أ‬
ُ ‫َن ُُمَ َّﻤ ًﺪا َر ُﺳ‬

“At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth


thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh.
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish
sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa
asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rosuuluh.”

ٍ ِ ٍ
‫ت َﻋﻠَى‬ َ ‫ﺻﻠَّْﻴ‬
َ ‫ َﻛ َﻤﺎ‬، ‫ َو َﻋﻠَى آل ُُمَ َّﻤﺪ‬، ‫ﺻ ِّﻞ َﻋﻠَى ُُمَ َّﻤﺪ‬ َ ‫اﻟﻠَّ ُﻬ َّﻢ‬
‫ اﻟﻠَّ ُﻬ َّﻢ ﺑَﺎ ِرْك َﻋﻠَى‬، ‫حﻴ ٌﺪ ََِمﻴ ٌﺪ‬
َِ ‫ك‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َّ‫ إِﻧ‬، ‫ﻴﻢ‬ َ ‫ﻴﻢ َو َﻋﻠَى آل إﺑْ َﺮاﻫ‬ َ ‫إﺑْ َﺮاﻫ‬
‫ َو َﻋﻠَى‬، ‫ت َﻋﻠَى إِﺑْ َﺮ ِاﻫﻴ َﻢ‬ ٍ ِ ٍ
َ ‫ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َﺎرْﻛ‬، ‫ َو َﻋﻠَى آل ُُمَ َّﻤﺪ‬، ‫ُُمَ َّﻤﺪ‬
‫حﻴ ٌﺪ ََِمﻴ ٌﺪ‬
َِ ‫ك‬ ِ ‫ِآل إِﺑ ﺮ‬
َ َّ‫ إِﻧ‬، ‫ﻴﻢ‬ ‫اﻫ‬
َ َْ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali
Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa
‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid.
Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali

159 | Bimbingan Belajar Islam


Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa
‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”

Kemudian disunnahkan membaca doa memohon


perlindungan akan 4 hal yaitu; siksa kubur, siksa
neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati,
serta kejelekan Dajjal.

ِ ‫ وِﻣﻦ َﻋ َﺬ‬،‫ا َ جﻬﻨَّﻢ‬


،‫ا َ اﻟْ َﻘ ِِْب‬ ِ ِ َ ِ‫اَﻟﻠَّﻬ َّﻢ إِ ِِّن أَﻋﻮذُ ﺑ‬
ْ َ َ َ َ ‫ك ﻣ ْﻦ َﻋ َﺬ‬ ُ ُ
‫َّج ِﺎل‬
َّ ‫ﻴح اﻟﺪ‬ ِ ‫ َوِﻣ ْﻦ َﺷِّﺮ ﻓِْﺘ ﻨَ ِﺔ اﻟْ َﻤ ِﺴ‬،‫ﺎت‬
ِ ‫وِﻣﻦ ﻓِْﺘ ﻨَ ِﺔ اﻟْﻤﺤﻴﺎ واﻟْﻤﻤ‬
َ َ َ َْ َ ْ َ
Alloohumma innii a’uuzu bika min ‘azaabi
jahanam, wa min ‘azaabil qobri, wa min fitnatil
mahyaa wal mamaati, wa min fitnatil massiihid
dajjaal

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-


Mu dari azab Jahannam dan dari azab kubur,
dan fitnah hidup dan mati dan kejahatan fitnah
al-Masih Dajjal. [HR. Muslim :128 dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu]

19. Salam, salam merupakan penutup dalam


shalat. Cara salam adalah dengan memalingkan

160 | Bimbingan Belajar Islam


wajah ke kanan sampai orang di belakang melihat
pipi, begitu pula salam ke kiri sampai orang di
belakang melihat pipi. Disebutkan dalam hadits,

‫ﺻﻠى‬- ‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ‬


َ ‫ت أ ََرى َر ُﺳ‬ ُ ‫ﺎل ُﻛْﻨ‬َ َ‫َﻋ ْﻦ َﻋ ِﺎﻣ ِﺮ ﺑْ ِﻦ َﺳ ْﻌ ٍﺪ َﻋ ْﻦ أَﺑِ ِﻴﻪ ق‬
ِِ ِ
َ َ‫ ﻳُ َﺴﻠِّ ُﻢ َﻋ ْﻦ َميﻴﻨﻪ َو َﻋ ْﻦ ﻳَ َﺴﺎ ِرِﻩ َﺣ ََّّت أ ََرى ﺑَﻴ‬-‫اهلل ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ﺎض‬
ِ ‫ﺧﺪ‬
‫ِّﻩ‬ َ
Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya, ia berkata,
“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengucapkan salam ke kanan
dan ke kiri hingga aku melihat pipinya yang
putih.” [HR. Muslim no. 582].

Rangkain sifat shalat nabi tersebut kami kutib


dari buku Sifah Shalaatin Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam minat Takbiir Ilat Tasliim ka-annaka
Taraahaa, Syaikh Al-Albani

20. Yang terakhir Tuma'ninah. Di antara


kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang
yang shalat: tidak tuma’ninah ketika shalat. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggapnya
sebagai pencuri yang paling buruk, sebagaimana

161 | Bimbingan Belajar Islam


disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau
bersabda,

ِ ‫ ﻳﺎ رﺳﻮَل‬:‫ قَﺎﻟُﻮا‬،‫َّﺎس ﺳ ِﺮقَﺔً اﻟَّ ِﺬي ﻳﺴ ِﺮ ُق ِﻣﻦ ﺻﻼَﺗِِﻪ‬


‫اهلل‬ ُْ َ َ ْ َ ْ َْ َ ِ ‫َﺳ َﻮأُ اﻟﻨ‬ ْ‫أ‬
‫ ﻻَ ﻳُﺘِ ُّﻢ ُرُﻛ ْﻮﻋُ َﻬﺎ َوﻻَ ُﺳ ُج ْﻮ ُد َﻫﺎ‬:‫ﺎل‬
َ َ‫ﺻﻼَﺗِِﻪ؟ ق‬ ِ
َ ‫ف ﻳَ ْﺴ ِﺮ ُق ﻣ ْﻦ‬
َ ‫ َوَﻛْﻴ‬.
“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari
shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”.
Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan
ruku dan sujudnya” [HR Ahmad no 11532,
dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’
986]

Tuma’ninah ketika mengerjakan shalat adalah


bagian dari rukun shalat, shalat tidak sah kalau
tidak tuma’ninah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah berkata kepada orang yang
shalatnya salah,

ِ ‫ك ِﻣﻦ اﻟْ ُﻘﺮ‬ ِ َّ ‫إ ِِذَا قُﻤت إِ ََل‬


‫آن‬ ْ ْ َ ‫اﻟص َﻼ ُ ﻓَ َكﺒِّ ْﺮ ُُثَّ اقْ َﺮأْ َﻣﺎ ﺗَﻴَ َّﺴَﺮ َﻣ َﻌ‬ َ ْ
‫اﺳ ُج ْﺪ‬ ِ ِ ِ ِ
ْ َّ‫ُُثَّ ْارَﻛ ْع َﺣ ََّّت ﺗَطْ َﻤﺌ َّﻦ َراﻛ ًﻌﺎ ُُثَّ ْارﻓَ ْع َﺣ ََّّت ﺗَ ْﻌﺘَﺪ َل قَﺎئ ًﻤﺎ ُُث‬

162 | Bimbingan Belajar Islam


‫اﺳ ُج ْﺪ‬ ِ ِ ِ ِ
ْ َّ‫َﺣ ََّّت ﺗَطْ َﻤﺌ َّﻦ َﺳﺎج ًﺪا ُُثَّ ْارﻓَ ْع َﺣ ََّّت ﺗَطْ َﻤﺌ َّﻦ َجﺎﻟ ًﺴﺎ ُُث‬
ِ ِ
َ ِ‫ﺻ َﻼﺗ‬
‫ك ُﻛﻠِّ َﻬﺎ‬ َ ِِ ‫ك‬ َ ‫َﺣ ََّّت ﺗَطْ َﻤﺌِ َّﻦ َﺳﺎج ًﺪا ُُثَّ اﻓْ َﻌ ْﻞ ذَﻟ‬
“Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka
bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang
mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai
benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu
bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri
tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar
sujud dengan tumakninah, lalu angkat
(kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar
duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah
sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan
seperti itu pada seluruh shalatmu” [HR Bukhari
757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah]

Para ulama mengambil kesimpulan dari hadits ini


bahwa orang yang ruku’ dan sujud namun
tulangnya belum lurus, maka shalatnya tidak sah
dan dia wajib mengulangnya, sebagaimana Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkata
kepada orang yang tata cara shalatnya salah ini,
“Ulangi shalatmu, sejatinya Anda belumlah
shalat”.

163 | Bimbingan Belajar Islam


F. Perkara Yang Membatalkan Shalat.
Dijelaskan dalam buku Al Wajiz fi
Fiqhissunnah Sayid Sabiq, karya Syaikh
Sulaiman Ahmad Yahya Al-Fifi ada beberapa
perkara yang dapat membatalkan shalat,
diantaranya adalah;
1. Makan dan minum dengan sengaja.
2. Berbicara secara sengaja. Yang bukan
termasuk bacaan quran, dzikir dan do’a.
3. Banyak melakukan aktifitas diluar shalat.
4. Meninggalkan salah satu rukun shalat tanpa
alasan.
5. Tertawa dalam shalat.
6. Segala apa saja yang membatalkan wudhu juga
membatalkan shalat

G. Hukum Meninggalkan Shalat.


Dijelaskan dalam kitab Al-Kabair karya Imam
Adz Zahabi bahwa meninggalkan shalat dengan
sengaja atau melalaikan waktu shalat merupakan
dosa besar urutan ke empat setelah dosa sihir.
Allah berfirman,

164 | Bimbingan Belajar Islam


ْ ‫َ َٰ َ َ َ ه‬ ْ ‫َ ٌ َ َ ه‬ ََ َ َ
ۡ ‫۞فخلف ۡ ِم ۢن َۡبع ِدهِم ۡخلف ۡأضاعوا ۡٱلصلوۡة ۡ ۡوٱتبع‬
ۡ‫وا‬
َ َ َ َ َ ََ
ۡ٥٩ۡ‫تۡف َسوفۡيَلقونۡغ ًّيا‬ ِٖۡۖ َٰ ‫ٱلشهو‬

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti


(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka
kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam:
59)

Ibnu abbas berkata: “Maksud mereka menyia-


nyiakan shalat bukanlah mereka meninggalkan
shalat secara total, tapi mereka mengakhirkan
shalat dari wakti-waktunya.”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah


mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa
meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja
adalah dosa besar yang paling besar dan
dosanya lebih besar dari dosa membunuh,
merampas harta orang lain, berzina, mencuri,
dan minum minuman keras. Orang yang
meninggalkannya akan mendapat hukuman dan

165 | Bimbingan Belajar Islam


kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di
dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7)

Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu


Hazm rahimahullah berkata, “Tidak ada dosa
setelah kejelekan yang paling besar daripada
dosa meninggalkan shalat hingga keluar
waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa
alasan yang bisa dibenarkan.” (Al Kaba’ir, hal.
25)

Adz Dzahabi rahimahullah juga mengatakan,


“Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar
waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang
meninggalkan shalat secara keseluruhan yaitu
satu shalat saja dianggap seperti orang yang
berzina dan mencuri. Karena meninggalkan
shalat atau luput darinya termasuk dosa besar.
Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya
sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar
sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang
meninggalkan shalat termasuk orang yang
merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang
berbuat dosa).” (Al Kaba’ir, hal. 26-27)

166 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 15

Jalan Golongan Yang Selamat

Rasulullah telah mengabarkan kepada kita


didalam hadits beliau tentang perpecahan
umatnya setelah sepeninggal beliau. Dari Sahabat
‘Auf bin Mâlik Radhiyallahu anhu, ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

‫اجلَﻨ َِّﺔ‬
ْ ِِ ٌُ ‫اﺣ َﺪ‬ ِ ‫ت اﻟْﻴ ﻬﻮد ﻋﻠَى إِﺣ َﺪى وﺳﺒﻌِني ﻓِﺮقَﺔً ﻓَﻮ‬ ِ ِ
َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ‫اﻓْ ﺘَ َﺮق‬
ً‫ني ﻓِْﺮقَﺔ‬ ِ ِ َ‫ت اﻟﻨَّصﺎرى ﻋﻠَى ﺛِْﻨﺘ‬
َ ْ ‫ني َو َﺳْﺒﻌ‬ ْ َ ََ
ِ َ‫ واﻓْ ﺘَ ﺮق‬،‫وﺳﺒ ﻌﻮ َن ِِ اﻟﻨَّﺎ ِر‬
َ َ ُْ َْ َ
‫س‬ ِ َّ ِ ْ ِِ ٌُ ‫اﺣ َﺪ‬ ِ ‫ﻓَِﺈﺣ َﺪى وﺳﺒ ﻌﻮ َن ِِ اﻟﻨَّﺎ ِر وو‬
ُ ‫ َواﻟﺬ ْي ﻧَ ْﻔ‬،‫اجلَﻨَّﺔ‬ ََ ُْ َْ َ ْ
ِِ ٌُ ‫اﺣ َﺪ‬ ِ ‫ و‬،ً‫ُُم َّﻤ ٍﺪ ﺑِﻴ ِﺪ ِﻩ ﻟَﺘَ ْﻔ ِِتقَ َّﻦ أ َُّﻣ ِِت ﻋﻠَى ﺛَﻼَ ٍث وﺳﺒﻌِني ﻓِﺮقَﺔ‬
َ ْ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ
‫ َﻣ ْﻦ ُﻫ ْﻢ ؟‬،‫اهلل‬ ِ ‫ﺎن وﺳﺒ ﻌﻮ َن ِِ اﻟﻨَّﺎ ِر )) قِﻴﻞ ﻳﺎ رﺳﻮَل‬ ِ ِ ِْ
ُْ َ َ َ ْ ْ ْ ُ ْ َ َ َ‫اجلَﻨَّﺔ َوﺛْﻨﺘ‬
ُ‫ﺎﻋﺔ‬
َ ‫ اَ ْجلَ َﻤ‬:‫ﺎل‬
َ َ‫ق‬.

‘Ummat Yahudi berpecah-belah menjadi 71


(tujuh puluh satu) golongan, maka hanya satu

167 | Bimbingan Belajar Islam


golongan yang masuk surga dan 70 (tujuh puluh)
golongan masuk neraka. Ummat Nasrani
berpecah-belah menjadi 72 (tujuh puluh dua)
golongan dan 71 (tujuh puluh satu) golongan
masuk neraka dan hanya satu golongan yang
masuk surga. Dan demi jiwa Muhammad yang
berada di tangan-Nya, sungguh akan berpecah-
belah ummatku menjadi 73 (tujuh puluh tiga)
golongan, hanya satu (golongan) masuk surga
dan 72 (tujuh puluh dua) golongan masuk
neraka.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ditanya, ‘Wahai Rasûlullâh, ‘Siapakah
mereka (satu golongan yang selamat) itu ?’
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, ‘al-Jamâ’ah.’” [Ibnu Mâjah dan
lafazh ini miliknya, dalam Kitâbul Fitan, Bâb
Iftirâqul Umam (no. 3992)]

Namun Rasul tidak menjelaskan ciri-cirinya secar


rinci. Maka ulama ahlusunnah memberikan
penjelasan terkait ciri-ciri golongan yang selamat
atau yang disebut dengan istilah al firqatun an
najiyah. Diantara ciri-cirinya sebagaimana yang
telah dijelaskan olejh Syaikh Muhammad bin

168 | Bimbingan Belajar Islam


Jamil Zainu rahimahullah dalam kitab beliau
adalah ;
1. Golongan yang setia berpegang teguh kepada
manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam hidupnya. dan manhaj para sahabat
sesudahnya. Ketika Rasul ditanya oleh para
sahabat tentang golongan yang selamat beliau
menjawab,

ِ
ْ ِ ‫َﺻ َﺤ‬
…‫ﺎِب‬ ْ ‫َﻣﺎ أَﻧَﺎ َﻋﻠَْﻴﻪ َوأ‬
“yang aku dan para sahabatku berjalan di
atasnya.” [Hasan: HR. At-Tirmidzi, no. 2641]

Yaitu seseorang yang senantiasa mengikuti Al-


Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para
sahabat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ِ َ ‫ ﻛِﺘَﺎ‬: ‫ﻀﻠُّﻮا ﻣﺎ ََتَ َّﺴ ْكﺘُﻢ ِبِِﻤﺎ‬


ِ ِ ‫ﺗَﺮْﻛ‬
‫اهلل َو‬ َ َ ْ َ ْ َ‫ت ﻓْﻴ ُك ْﻢ أ َْﻣَﺮﻳْ ِﻦ ﻟَ ْﻦ ﺗ‬ ُ َ
‫ُﺳﻨَّﺔَ َر ُﺳ ْﻮﻟِِﻪ‬
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara.
Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada

169 | Bimbingan Belajar Islam


keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya. [Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-
Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam
At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah,
hlm. 12-13].

2. Golongan yang selamat akan kembali


(merujuk) kepada Firman Allah dan sabda
RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan
pertentangan diantara mereka, sebagai realisasi
dan Firman Allah,

ْ ‫َ َه ْ َ ه ْ َ ََ ه ْ ه َ َه‬ َ ُّ َ َ
ۡ‫ولۡ ۡوأو ِِل‬
ۡ ‫ٱّللۡوأطِيعواۡٱلرس‬ ۡ ۡ‫ِينۡءامنواۡأطِيعوا‬ َ ۡ ‫يأيهاۡٱَّل‬ َٰٓ
َ ‫َ ه ُّ ه‬ َ ‫ه‬ َ َ َ ‫ه‬ َ
ِۡ‫ٱّلل‬
ۡ ۡ ‫ِۡف َۡشء ۡفردوه ۡإَِل‬ َ َٰ
ِ ‫ٱۡلم ِۡر ۡمِنكمۖۡ ۡفإِن ۡتنزعتم‬
َ َ َ ‫ه ه ه‬
ۡ ِ ‫نتم ۡتؤم هِنون ۡۡب‬
ۡ ‫ٱّللِ ۡ َۡوٱَلَو ِۡم ۡٱٓأۡلخ ِِۡر ۡذَٰل‬
ۡ‫ِك‬ ِۡ ‫َۡوٱلر هس‬
‫ول ۡإِن ۡك‬
‫ ََ َ ه َ ا‬ٞ َ
ۡ ۡ٥٩ۡ‫نۡتأوِيَل‬ ۡ‫س‬
ۡ ‫خۡيۡوأح‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat

170 | Bimbingan Belajar Islam


tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS.Annisa:
59)

Dan tidak mengikuti pendapat kebanyakan orang.


Allah berfirman,

َ َ َ ُّ ‫ه‬ َ َ َ َ َ ‫ه‬
ِۡ‫ّللإ‬
ۡ ‫يلۡٱ‬
ِ ِ ‫ضلوكۡعنۡسب‬ ۡ ِ ‫نِۡفۡٱۡل‬
ِ ‫ۡرضۡي‬ ِ ‫ِإَونۡت ِطعۡأكَثۡم‬
َ َ ‫ه‬ َ
ۡ١١٦ۡ‫إِنۡيَتب ِ هعونۡإَِّلۡٱلظنِۡۡإَونۡهمۡإَِّلُۡي هر هصون‬
"dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-
orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah)".(QS. Al-Anaam: 116)

3. Golongan yang selamat tidak mendahulukan


perkataan seseorang diatas firman Allah dan

171 | Bimbingan Belajar Islam


Sabda Rasul-Nya, sebagai realisasi dalam firman
Allah,

‫ه‬ َ َ َ َ ْ ‫َ َ َه َْ هَ ه‬ َ ُّ َ َ
ۡ‫لِۖۡ ۡۦ‬ َ َ
ِۡ ‫ٱّللِۡورسو‬
ۡ ۡ‫ِينۡءامنواَّۡلۡتقدِمواۡبيۡيد ِي‬ ۡ ‫يأيهاۡٱَّل‬ َٰٓ
َ ‫يع‬
ٌ ‫ٱّللۡ َس ِم‬ ْ ‫َ ه‬
ۡ ۡ١ۡ‫ِيم‬ ٞ ‫ۡعل‬ َۡ ۡ‫ٱّللإۡإِن‬
َۡ ۡ‫وا‬ۡ ‫ۡوٱتق‬
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1] dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui."(Al
Hujurat:1)

Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh


menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada
ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana Ibnu Abbas radiyallahuanhu, suatu
ketika beliau pernah berkata, “Nabi berhaji
tamattu’ maka Urwah bin Az-Zubair berkata,
“Abu Bakar dan Umar melarang tamattu’”. Ibnu
Abbas menimpali perkataannya,

‫ ﻧَ َﻬى أَﺑُﻮ ﺑَ ْك ٍﺮ َو ﻋُ َﻤ ُﺮ‬:‫َِّب َوﻳَ ُﻘ ْﻮﻟُْﻮ َن‬


ُّ ِ‫ أَقُ ْﻮ ُل قَ َﺎل اﻟﻨ‬،‫أ َُر ُاﻫﻢ َﺳﻴَ ْﻬﻠَ ُك ْﻮ َن‬

172 | Bimbingan Belajar Islam


“Aku melihat mereka akan binasa, aku
menyampaikan kepada mereka “Nabi shallallahu
'alihi wa sallam bersabda demikian”, namun
mereka berkata “Abu Bakar dan Umar
melarang.” [Jami’ bayan Al-‘Ilmi wa fadlihi
1/129 no 443, Musnad Ahmad no 3121]

4. Golongan yang selamat senantiasa menjaga


kemurnian Tauhid. Mengesakan Allah adalah
dengan beribadah, berdo'a dan memohon
pertolongan, baik dalam masa sulit maupun
lapang, menyembelih kurban, bernadzar,
tawakal, memutuskan segala perkara dengan
hukum yang diturunkan oleh Allah dan berbagai
bentuk ibadah lain yang semuanya menjadi dasar
bagi tegaknya Daulah Islamiyah yang benar.

5. Golongan yang selamat senang


menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam
ibadah, prilaku, dan dalam segenanap hidupnya.
Karena itu mereka menjadi orang-orang asing di
tengah kaumnya, sebagaimana disebabkan oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
َ‫ ﻓطﻮِب ﻟﻠﻐﺮﺑﺎ‬,‫إﻧﺎﻻم ﺑﺪأغﺮﻳﺒﺎ وﺳﻴﻌﻮد غﺮﻳﺒﺎ ﻛﻤﺎ ﺑﺪأ‬

173 | Bimbingan Belajar Islam


"Sesungguhnya Islam pada permulaanya adalah
asing dan akan kembali menjadi asing seperti
pada permulaanya. Maka keuntungan besarlah
bagi orang-orang yang asing." [HR. Muslim]

Dalam riwayat lain disebutkan,


‫ﺴﺪاﻟﻨﺎس‬
َ َ‫اﻟﺬﻳﻦ ﻳَصﻠُ ُﺤﻮ َن إذا ﻓ‬:َ‫ﻓطﻮِب ﻟﻠﻐﺮﺑﺎ‬
"Dan keuntungan besarlah bagi orang-orang
yang asing, yaitu orang-orang yang (tetap)
berbuat baik ketika manusia sudah rusak." [Al
Albani berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Amr ad-Dani dengan sanad shahih"]

6. Golongan yang selamat tidak fanatik


(Ta'ashshub) kecuali kepada Firman Allah dan
sabda Rasul-Nya, yang berbicara tidak
berdasarkan hawa nafsunya. Allah berfirman,

ِ ِ ِ
َ ُ‫َوَﻣﺎ ﻳَﻨط ُﻖ َﻋ ِﻦ ا َْلََﻮى إ ْن ُﻫ َﻮ إَّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ﻳ‬
‫ﻮﺣى‬
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa
nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain
adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.”
(An Najm: 3-4)

174 | Bimbingan Belajar Islam


Adapun manusia selainnya, betapapun tinggi
derajatnya, terkadang ia melakukan kesalahan,
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
ِ ْ ‫ُﻛ ُّﻞ ﺑ ِِن آدم ﺧطَّﺎَ وﺧﻴ ﺮ‬
َ ْ ‫اْلَطَّﺎئ‬
‫ني اﻟﺘ ََّّﻮاﺑُ ْﻮ َن‬ َُْ َ ٌ َ ََ َ
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan
sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan
adalah yang bertaubat” [Hadits hasan riwayat
Ahmad (III/198), At Tirmidzi [no. 2499), Ibnu
Majah (no. 4251) dan Al Hakim (IV/244). Lihat
Shahih Jami’ush Shaghir (no. 4515), dari
sahabat Anas.]

Sehingga tidak boleh kita ta'asub atau fanatik


kepada selain dari pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, seperti fanatik terhadap ajaran
nenek moyang, tradisi-tradisi yang menyimpang.

***

175 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 16
Dosa-dosa Besar

Seorang Muslim wajib mengetahui tentang


perbuatan dosa-dosa besar agar ia tidak
terjerumus di dalamnya. Yang dimaksud dosa
besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang
diancam Neraka, terkena laknat, dimurkai, atau
dikenai siksa. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir
dalam tafsirnya, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma.

Setidaknya ada tujuh dosa-dosa besar yang telah


di sampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Terangkum dalam sebuah Hadits dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

َ َ‫ َوَﻣﺎ ُﻫ َّﻦ ق‬، ‫ﻮل اﻟﻠَّ ِﻪ‬


‫ﺎل‬ َ ‫ قَﺎﻟُﻮا ﻳَﺎ َر ُﺳ‬. » ‫ﺎت‬ ِ ‫اﻟﺴﺒع اﻟْﻤﻮﺑَِﻘ‬ ِ
ُ َ ْ َّ ‫اجﺘَﻨﺒُﻮا‬ ْ
َّ‫س اﻟََِّّت َﺣَّﺮَم اﻟﻠَّﻪُ إِﻻ‬ ِّ ‫ َو‬، ‫« اﻟش ِّْﺮُك ﺑِﺎﻟﻠَّ ِﻪ‬
ِ ‫ َوقَ ْﺘﻞ اﻟﻨَّ ْﻔ‬، ‫اﻟﺴ ْﺤ ُﺮ‬
ُ

176 | Bimbingan Belajar Islam


،‫ف‬ َّ ‫ َواﻟﺘ ََّﻮَِّل ﻳَ ْﻮَم‬، ‫ َوأَ ْﻛ ُﻞ َﻣ ِﺎل اﻟْﻴَﺘِﻴ ِﻢ‬، ‫اﻟﺮﺑَﺎ‬
ِ ‫اﻟز ْﺣ‬ ْ ِ‫ﺑ‬
ِّ ‫ َوأَ ْﻛ ُﻞ‬، ‫ﺎِلَ ِّﻖ‬
‫ت‬ِ َ‫ﺎت اﻟْﻐَﺎﻓِﻼ‬ ِ َ‫ﺎت اﻟْﻤؤِﻣﻨ‬ ِ َ‫ف اﻟْﻤﺤصﻨ‬
ُْ َ ْ ُ ُ ‫َوقَ ْﺬ‬
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-
muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai
Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan
tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada
Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram
untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang
benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak
yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf
(menuduh wanita mukminah yang baik-baik
dengan tuduhan zina).” [HR. Bukhari, no. 2766
dan Muslim, no. 89]

Namun Imam Az Zahabi rahimahullah


menjelaskan dalam kitab beliau Al-Kabair bahwa
ada 70 macam dosa-dosa besar yang wajib
diketahui dan dijauhkan oleh setiap muslim
berdasarkan Qur’an dan Sunnah. Karena
sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa dosa
besar dapat menjadikan sebab pelakunya
mendapatkan azab berupa laknat serta siksa kubur

177 | Bimbingan Belajar Islam


dan Neraka. Diantara tujuh puluh dosa besar
tersebut adalah;

1. Syirik (mempersekutukan allah)


2. Membunuh
3. Sihir
4. Meninggalkan shalat
5. Tidak membayar zakat
6. Berbuka di siang hari pada bulan
ramadlan tanpa udzur
7. Meninggalkan haji padahal mampu
8. Mendurhakai orang tua
9. Memutus hubungan kerabat
10. Zina
11. Liwath (homoseks)
12. Riba
13. Memakan harta anak yatim dan
menzhaliminya
14. Berbuat dusta terhadap allah dan
rasulullah
15. Melarikan diri dari medan perang
16. Pemimpin penipu dan pengantaya
rakyat
17. Sombong dan yang sejenisnya

178 | Bimbingan Belajar Islam


18. Kesaksian palsu
19. Minum minuman keras
20. Berjudi
21. Menuduh wanita mu’minah berbuat
zina
22. Ghulul terhadap harta ghanimah, baitul
mal dan zakat
23. Mencuri
24. Menyamun
25. Sumpah palsu
26. Berbuat aniaya
27. Memungut cukai
28. Memakan barang haram
29. Bunuh diri
30. Banyak berdusta
31. Hakim yang jahat
32. Menerima suap
33. Perempuan menyerupai lelaki dan
sebaliknya
34. Lelaki yang membiarkan istrinya
berbuat serong dayyuts
35. Muhallil dan muhallil lahu
36. Tidak menjaga diri dengan seksama
terhadap air seni

179 | Bimbingan Belajar Islam


37. Riya
38. Menuntut ilmu untuk dunia dan
menyem-bunyikan ilmu
39. Berkhianat
40. Mengungikit-ungkit pemberian
41. Mendustakan takdir
42. Menguping rahasia orang lain
43. Namimah (mengadu domba)
44. Banyak melaknat
45. Menipu dan mengingkari janji
46. Membenarkan dukun dan tukang ramal
47. Durhaka kepada suami
48. Menggambar dan melukis makhluk
hidup
49. Memukul wajah, menjerit-jerit,
merobek baju, menggunduli kepala dan
bersumpah serapah di kala mengalami
musibah
50. Bertindak melampaui batas
51. Bertindak semena-mena terhadap
orang yang lemah, budak, istri, dan
binatang
52. Menyakiti tetangga

180 | Bimbingan Belajar Islam


53. Menyakiti orang-orang islam dan
mencela mereka
54. Menyakiti hamba allah dan bertindak
lalim terhadap mereka
55. Isbal (menjulurkan kain di bawah mata
kaki dengan sombong)
56. Memakai kain sutera dan emas bagi
kaum lelaki
57. Budak yang melarikan dirt dart
tuannya
58. Menyembelth karena selain allah
59. Menasabkan diri kepada selain
bapaknya sendiri
60. Berdebat dan bersengketa
61. Menahan kelebihan air dari orang yang
memerlukan
62. Mengurangi timbangan dan ukuran
63. Merasa aman dari makar allah
64. Berputus asa dart rahmat allah
65. Meninggalkan shalat jamaah lalu
mengerjakan-nya sendirian tanpa
udzur

181 | Bimbingan Belajar Islam


66. Terus-menerus meniggalkan shalat
jum'at dan shalat jamaah tanpa
halangan
67. Mendatangkan kerugian dalam wasiat
68. Makar dan tipu daya
69. Memata-matai orang islam dan
membeberkan rahasia mereka
70. Mencela salah seorang sahabat nabi

Semoga Allah menjauhkan kita dari tujuh puluh


dosa-dosa besar tersebut.

***

182 | Bimbingan Belajar Islam


Pelajaran Ke 17
Akhlak Seorang Muslim

Seorang Muslim hendaknya menghiasi


dirinya dengan akhlak yang mulia. Karena
sesungguhnya akhlak yang mulia merupakan
salah satu ciri kesempurnaan Iman seseorang.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits
yang diriwayat oleh Tirmidzi, bahwasanya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang terbaik akhlaknya."

Bahkan dijelaskan dalam sebuah hadits yang


diriwayatkan juga oleh Tirmidzi bahwa seorang
yang mempunyai akhlak yang mulia, adalah
orang yang paling dicintai oleh Rasulullah, dan
kelak tempatnya paling dekat pada hari kiamat
dengan Rasul. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

183 | Bimbingan Belajar Islam


ِ
ِ ‫اﻟﻘﻴﺎﻣ ِﺔ أَﺣ‬ ِ ِ ََّ ِ‫َﺣﺒِّ ُك ْﻢ إ‬ ِ ِ
‫ﺎﺳﻨَ ُك ْﻢ‬ َ َ َ ‫يل َوأَقْ َﺮﺑِ ُك ْﻢ ﻣ ِِّن ََْمﻠ ًﺴﺎ ﻳَ ْﻮَم‬ َ ‫إ َّن ﻣ ْﻦ أ‬
‫َﺧ َﻼقًﺎ‬
ْ‫أ‬
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara
kalian dan paling dekat tempat duduknya
denganku pada hari kiamat adalah mereka yang
paling bagus akhlaknya di antara kalian.” [HR.
Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani
dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.]

Dijelaskan dalam kitab At-Tanwir Syarh al-Jami’


ash-Shaghir, bahwasanya Al-Imam Yusuf bin
Asbath rahimahullah beliau berkata, diantara
tanda-tanda akhlak yang mulia ada sepuluh yaitu:
1. Jarang berselisih.
2. Baik dalam bersikap adil.
3. Meninggalkan tindakan mencari-cari
kesalahan orang lain.
4. Berusaha memerbaiki keburukan-
keburukan yang nampak.
5. Mencarikankan uzur bagi orang yang
salah.
6. Bersabar menghadapi gangguan orang lain
yang menyakitkan.

184 | Bimbingan Belajar Islam


7. Introspeksi dengan mencela diri sendiri
yang juga penuh kekurangan.
8. Hanya sibuk mengurus aib-aib sendiri,
tanpa mengurusi aib orang lain.
9. Wajah ceria.
10. Lembut perkataannya.

Inilah sepuluh tanda akhlak yang mulia yang


hendaknya dimiliki oleh setiap Muslim. Semoga
Allah mengaruniakan kepada kita rizki berupa
akhlak yang mulia.

Wallahu A'lam Bishawab

***

185 | Bimbingan Belajar Islam


Daftar Pustaka

1. al Qur'anul karim
2. Yazid bin Abdul Qadir Jawas. 1434 H/2013M.
Ar Rasaa-Il Jilid I. Bogor: Media Tarbiyah.
3. Syaikh Muhammad bin Shalih al-
Utsaimin.1997 M. Syarah Tsalatsatul Ushul.
Riyadh: Darul Tsarya
4. Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al
Fauzan. 2016 M. Kitab Tauhid Jilid 1. Jakarta:
Darul Haq
5. Syaikh Abdul Aziz bin Baz. 1434 H.
Terjemah: Ad Durus al-Muhimmah Li
Ammatil Ummah (Intisari Ajaran Islam),
Jakarta: Darul Haq
6. Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri. 1419H.
Minhajul Muslim, Maktabah al-Ulum wa al-
Hikam, Madinah.
7. Syaikh Muhammad bin Shalih al-
Utsaimin.1417 H. Kitabul ‘Ilmi. Riyadh: Dar
Tsaraya.

186 | Bimbingan Belajar Islam


8. Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu.1438H.
Terjemah: Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa
ath-Tha'ifah al-Manshurah.Jakarta:Darul Haq
9. Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah.
1435 H. Apa Itu Bid’ah. Pustaka Ibnu Umar.
10. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Terjemah: Ad-
Daa’ wa Ad-Dawaa’. 2009 M. Jakarta:
Pustaka Imam Syafi’i

Catatan : Dalil-dalil yang terlampir didalam buku ini


banyak kami mengkutip secara langsung dari
muslim.or.id, rumaysho.com, almanhaj.or.id dan website
ahlussunnah lainnya. Dengan tujuan untuk
mempersingkat waktu kami dalam menulis.

www.abdulazizjaisyi.blogspot.com

187 | Bimbingan Belajar Islam

Anda mungkin juga menyukai