Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang bersifat hukum dan juga sebagai negara
berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang,
dengan tujuan pokok untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat dikatakan sejahtera apabila tingkat
perekonomian menengah keatas dan kondisi keamanan yang stabil. Hal
tersebut dapat tercapai dengan cara setiap masyarakat harus bertingkah laku
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Kejahatan dalam kehidupan
manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap
manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Salah satu tindak pidana yang
sering terjadi, ialah “Tindak Pidana Pencurian Motor”.
Pencurian merupakan tindakan mengambil milik orang lain tanpa izin
atau dengan cara tidak sah dengan maksud untuk memiliki cara melawan
hukum. Seseorang dikatakan mencuri jika semua unsur-unsur yang diatur
dalam pasal tindak pidana pencurian syarat tertulis semuanya terpenuhi maka
itulah yang dikatakan mencuri yang sebenarnya dengan maksud untuk
memiliki barang milik orang lain secara sembunyi-sembunyi. Tindak pidana
pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur Pasal 362 KUHP bahwa
Barang siapa mengambil sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda palng banyak Rp 900,- (sembilan ratus rupiah). Kendaraan bermotor
adalah sesuatu yang merupakan kendaraan yang menggunakan mesin atau
motor untuk menjalankannya.Kendaraan bermotor yang paling sering menjadi
sasaran tindak pidana pencurian adalah kendaraan bermotor roda dua dan
merupakan harta benda yang bernilai.
Berdasarkan uraian di atas, kami pemakalah ingin mengkaji
“Bagaimana cara mengatasi masalah tindak pidana pencurian” dari badan
hukum yaitu Kepolisian Resor Sorong Kota, sebagai kepentingan ilmu
pengetahuan yang diharapkan dapat mengembangkan ilmu hukum pada
umumnya, khususnya tentang tindak pidana pencurian sepeda motor.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana modus-modus pencurian di Kota Sorong?
2. Bagaimana reaksi atau tanggapan masyarakat dan korban terhadap aksi
pencurian motor di Kota Sorong?
3. Bagaimana upaya penegak hukum dalam mencari pelaku?
4. Bagaimana mekanisme penegakan hukum bagi pelaku pencurian motor
serta sanksi yang diberikan?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Modus Pencurian Motor di Kota Sorong

Modus- modus pencurian motor yang terjadi di kota Sorong, Papua Barat :

a. Penumpang Driver Ojek


Modus pencurian motor ini juga sering digunakan oleh pelaku
pencurian dan pernah terjadi di Sorong Papua Barat, pada kasus ini kapolres
sorong kota ajun komisaris besar polisi(AKBN) Mario Siregar, S.IK
mengatakan bahwa kasus ini berawal dari penumpang ojek yang berlokasi di
halte aimas unit 1, pada pukul 20.00 WIT pelaku bernama Yosias makiay, dia
mendatangi pangkalan ojek dan menanyakan kepada korban yang sedang
duduk bersama teman-temannya untuk menunggu penumpang, korban lalu
diminta untuk mengantarkan Yosias ke jalam arteri (melanu) yang hendak
memberikan uang kepada calon istrinya, setelah diantarkan ke tujuan pelaku
mulai melakukan modus dengan penipu korban dengan membawa kabur
motornya, sehingga Yosias Makiay melanggar pasal 363 tindak pidana dan
diancam kurungan 7 tahun penjara.

b. Menggunakan Kunci T untuk merusak rumah kunci motor

Pada modus kali ini manusia tidak secara langsung menjadi


umpannya, namun alat sudah bermain pada modus ini. Kunci “letter T”
mungkin sudah tidak asing dikalangan pencurian motor, kunci T ini
digunakan pelaku untuk merusak kunci motor korbannya sehingga pelaku
dapat menyalakan mesin dan membawa kabur motor tanpa kunci aslinya.
Modus ini juga digunakan oleh pelaku pencurian motor di Sorong, Papua
Barat. Pada kasus tersebut Polres Sorong Kota berhasil menangkap lima
pelaku pencurian motor ( Curamor ) yang sering beropersi di wilayah Kota
Sorong. Kelima pelaku yang telah ditetapkan tersangka adalah YK (34) N
(16) , BD (36), KA (24) , US (23). YK merupakan pelaku utama yang
ternyata sebagai kepala geng curanmor. Mereka berhasil adiringkus petugas
Polres Sorong Kota, setelah dilakukan mengembangkan penyelidikan dan
penyidikan selama 10 hari sebelumnya. Polisi juga berhasil mengamankan 8
unit sepeda motor hasil curian sebagai barang bukti.

Kapolres Sorong Kota AKBP, Edfrie Richard Maith S.Ik dalam press
release, Sabtu (16/4) siang mengatakan modus operandi pelaku menggunakan
kunci T untuk mejalankan aksinya serta membawa kabur motor hasil curian
tersebut “Modus operandi pelaku untuk membobol Sepeda Motor
menggunakan kunci T lalu membawa kabur sepeda motor tersebut, ini saja
baru 2 LP ( laporan polisi ) yang kita dapatkan dan mungkin masih ada LP
yang lain lagi”

Dalam kasus ini Yk (34) merupakan pelaku utma sekaligus kepala


geng telah melanggar hukum dan terkena Pasal 363 KUHP dengan ancaman
hukuman penjara diatas 5 tahun dan yang lainnya dijerat dengan pasal 480
KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun.

2. Reaksi dan Tanggapan Masyarakat


a. Reaksi/tindakan disaat pelaku kedapatan
Mayoritas masyarakat kota sorong disaat mengetahui bahwa ada
sedang terjadi suatu pencurian motor adalah apabila disaat pelaku
melarikan diri maka secara spontan masyarakat yang melihat akan
bertindak langsung beramai-ramai untuk mengejar si pelaku, dan disaat
pelaku kedapatan , maka secara spontan lagi kebiasaan masyarakat kota
sorong pasti ada saja minimal sebagian kecil yang langsung menghakimi
si pelaku, hal ini tentunya karena masyarakat yang telah resah karena telah
terjadi banyak kasus pencurian motor yang terjadi di kota sorong dengan
pelaku yang tidak kedapatan, maka wajar apabila masyarakat akan
bertindak sendiri untuk memukul si pelaku, meski ada sebagian
masyarakat juga yang melerai warga yang emosi, namun suatu kepastian
pelaku akan mendapat pukulan bila kedapatan yang dilakukan oleh
sebagian warga yang emosi, setelah itu lalu langsung dilaporkan kepada
pihak penegak hukum untuk di proses lebih lanjut.
b. Reaksi/tindakan korban disaat pelaku tidak kedapatan
Tindakan/reaksi pertama kali korban disaat pertama kali mendapati
bahwa motornya telah hilang ialah dengan melaporkan pada kantor polisi
terdekat dengan harapan polisi dapat mendapati motornya yang telah
hilang dengan membawa serta bukti STNK dan BPKB kepada kepolisian,
selain melaporkan kepada polisi upaya lain yang dilakukan yaitu dengan
menyebarkan informasi kehilangan motor nya yang hilang pada media
sosial dengan menjelaskan ciri-ciri motor nya, agar dapat diketahui
masyarakat kota sorong sehingga apabila ada yang mendapati motor yang
sesuai dengan ciri-ciri seperti yang ada di postingan di media sosial.1

3. Upaya Penegak Hukum dalam Mencari Pelaku


Menurut temuan yang kami dapatkan bahwa pihak kepolisian dalam
memproses kasus tindak pencurian dalam upaya pencariannya adalah yang
pertama dengan melakukan penyelidikan melalui Resmob sorong kota untuk
mencari tau dimana letak dari motor-motor yang dicuri, dan bilamana ada
masyarakat yang melihat/menduga bahwa dikompleknya ada motor yang
tertinggal di suatu tempat atau ada kegiatan yang dicurigai sebagai tindak
pidana pencurian motor maka segera lapor kepihak kepolisian agar

1
Media Social Facebook, Grup Ikks, Postingan Tentang Pencurian Motor Di Kota Sorong.
mempermudah kepolisian dalam melakukan tugasnya untuk menemukan
pelaku ataupun motor yang dicuri.
Yang kedua, yakni melakukan operasi sweeping agar bisa menindak
motor-motor yang tidak memiliki surat-surat yang lengkap, yang dimana patut
dicurigai sebagai motor hasil tindak pidana pencurian dan bisa mengamankan
motor tersebut di polres dan bilamana motor tersebut sesuai dengan laporan
pencurian maka tersebut bisa dikembalikan ke pemiliknya dengan
menyertakan surat bukti laporan dan STNK atau BPKB motor.2

2
Kusmawati, Siti. Korban Pencurian Motor Di Kawasan Pasar Remu, Wawancara 27 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai