Anda di halaman 1dari 12

KISAH NABI AYYUB A.S.

Nabi Ayub adalah cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim as. Seluruh umat manusia mengenal
beliau sebagai sosok seorang Nabi Allah yang memiliki tingkat kesabaran yang paling tinggi dalam
menghadapi cobaan dari Allah swt.

Kekuranagan harta benda, menderita sakit yang berkepanjangan, dan bahkan kehilangan
nyawa anak-anak beliau, semua itu tidak dapat meruntuhkan benteng keimanan Nabi Ayub as.
Justru sebaliknya, semua itu semakin menambahkan cinta dan ketaatannya kepada Allah swt.
Beliau senantiasa beribadah kepada Allah swt, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun
sakit, dan kaya maupun miskin.
Di negeri tempatnya berpijak beliau dan keluarganya dikenal sebagai orang yang kaya-raya
lagi dermawan. Harta yang melimpah ruah, rumah dan gedung-gedung indah yang dimilikinya,
perhiasan emas dan perak, serta tanaman dan hasil bumi yang dihasilkannya, tidak menjadikan
beliau sombong dan angkuh. Justru beliau dan keluarga (istri dan anak-anaknya) selalu membantu
orang-orang fakir yang miskin, anak-anak yatim, dan janda-janda tua yang hidupnya serba
kekurangan.
Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun dari penduduk setempat yang meminta bantuan
kepada keluarga Nabi Ayub, pulang dengan tangan hampa. Tidak heran, apabila seluruh orang
memuji atas kebaikkan dan kedermawanan beliau. Sanjungan tersebut tidak hanya datang dari
golongan manusia, bahkan para malaikat pun turut memuji amal saleh yang dilakukan oleh Nabi
Ayub as.

Cobaan Untuk Nabi Ayub

Nabi Ayub dikenal sebagai nabi yang sangat kuat keimananya. Iblis merasa cemburu dan
sakit hati mendengar pujian malaikat terhadap kekuatan iman Nabi Ayub. Iblis merayu Nabi Ayub
agar meninggalkan perintah Allah .Namun, hal itu tidak berhasil.
Iblis menemui Allah dan berkata, “Tuhan, Ayub itu sebenarnya tidak ikhlas sujud kepada-
Mu. Dia hanya menginginkan nikmat kekayaan dan anak sebagai pewarisnya.” Allah ingin
membuktikan bahwa Nabi Ayub memang seorang yang beriman, sabar, dan tabah dalam
menghadapi segala ujian. Kemudian, Allah memberikan izin kepada iblis untuk menghasut Ayub
agar lalai beribadah.
Iblis memusnahkan seluruh harta benda Nabi Ayub. Nabi Ayub pun menjadi bangkrut.
Kemudian iblis merobohkan rumah Nabi Ayub. Seluruh anak-anak Nabi Ayub yang berada di
dalam rumah meninggal. Kemudian, iblis menyamar sebagai seorang lelaki. Iblis itu berkata
kepada Nabi Ayub. “Tiada berguna engkau rajin beribadah karena Allah Yang Maha Kuasa itu
pun tidak mau menyelematkanmu.” Nabi Ayub menjawab, “Wahai iblis, semua yang aku miliki
selama ini adalah pinjaman dari Allah saja. Kini sudah tiba saatnya Allah mengambilnya. Hanya
Allah yang berkuasa atas segala-galanya.”

1
Iblis sangat marah, dia menemui Allah lagi dan menyatakan kekecewaannya. Untuk ketiga
kalinya, Allah memberikan izin kepada iblis untuk mengganggu kesehatan Nabi Ayub. Iblis
memasukkan sesuatu penyakit yang tidak ada obatnya ke dalam tubuh Nabi Ayub. Nabi Ayub
menahan rasa sakit selama bertahun-tahun. Namun, segala rasa sakit tidak menghalangi ibadah
Nabi ayub.
Penyakit Nabi Ayub semakin lama semakin parah. Sekalipun demikian, Nabi Ayub tetap
tabah dan menerimanya sebagai cobaan dari Allah swt. Keimanannya kepada Allah swt tidak
berkurang sedikitpun, justru beliau semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah
swt. Iblis sangat kecewa dan tidak puas dengan ketabahan Nabi ayub. Dengan demikin usaha iblis
menjadi sia-sia.

Kesembuhan Nabi Ayub as

Penyakit Nabi Ayub sangat parah sehingga ia hanya dapat berbaring. Semakin lama
kondisinya semakin memburuk. Penyakit ini ia derita sudah 18 tahun.

Masyarakat di sekitarnya melupakan kedermawanan Nabi Ayub. Selama beliau sakit,


seluruh penduduk disekitarnya mengasingkan dirinya. Hanya istrinya yang mengurus segala
keperluan Nabi ayub. Namun, iblis selalu menghasut istri Nabi Ayub yang bernama Rahmah. Iblis
membisikkan kebencian ke dalam hati istri Nabi Ayub. Pada suatu hari, istri Nabi Ayub
mengatakan hal-hal yang menyakiti Nabi ayub. Nabi Ayub pun sangat sedih. Ia bersumpah apabila
ia sembuh kelak, ia akan memukul istrinya sebanyak 100 kali.

Pada saat kondisi Nabi Ayub semakin lemah, Allah menurunkan wahyu kepadanya,
“Hentakanlah kakimu sehingga muncul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
Nabi Ayub menghentakan kakinya ke tanah sehingga air keluar. Air tersebut digunakan
untuk mandi dan minum Nabi Ayub. Tidak lama kemudian, tubuh Nabi Ayub kembali sehat.
Bahkan. Ia lebih sehat dan kuat dibanding sebelumnya.
Setelah sembuh, istri Nabi Ayub kembali kepada suaminya Nabi Ayub teringat dengan
sumpahnya. Namun, ia tidak sampai hati memukul istrinya. Oleh karena itu, ia tidak
dapat memenuhi sumpahnya. Setelah itu, turunlah perintah Allah agar Nabi Ayub melaksanakan
sumpahnya. Ia diperintah memukul istrinya menggunakan 100 helai rumput yang diikat.
Kisah Nabi Ayub ini telah diceritakan dalam Al-Quran Surat Shaad ayat 41-44 yang artinya, “Dan
ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan
dengan kepayahan dan siksaan” (Allah berfirman). “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk
untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali)
keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari
Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu
seikat (rumput), setelah itu pukullah dengan ikatan rumput itu kepada istrimu agar kamu tidak
melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-
baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)”

2
KISAH NABI HARUN A.S.
Mengisahkan nabi Harun tidak lepas dari kisah nabi Musa, kerena ia adalah juru bicara
nabi Musa ketika menghadap Fir”aun ataupun umat nabi Musa sendiri. Kisahnya ketika nabi Musa
berhasil membawa umatnya keluar dari wilayah Mesir dan selamat dari kejaran Fir”aun yang ingin
membunuh mereka.

Kini tibalah saatnya nabi Musa untuk menerima wahyu dari Allah swt, ia memerintahkan nabi
Harun agar menjaga umatnya, jangan sampai mereka kufur, lalu nabi Musa naik gunung Thursina,
untuk berkhalwat dan berpuasa sempat empat puluh hari. Diatas gunung nabi Musa kemudian
memohon kepada Allah swt “ Ya Tuhan, dapatkah aku melihat Engkau ?”

Allah swt berfirman:”Engkau tidak akan sanggup melihat Ku, tetapi cobalah lihat bukit itu. Jika
tetap berdiri tegak di tempatnya maka kau akan dapat melihat Ku”. Lalu nabi Musa menoleh kearah
bukit atau gunung yang dimaksud, seketika gunung yang dilihat hancur luluh tanpa meninggalkan
bekas, lalu masuk ke dalam perut bumi.
Nabi Musa terperanjat, gemetar seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan, setelah itu sadar ia bertasbih
dan bertahmid seraya memohon ampun atas kelancangannya itu, “ maha besar Engkau Wahai
Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama yang
beriman kepada Mu”. Selanjutnya Allah swt menurunkan Kitab Taurat yang berupa kepingan –
kepingan batu, di dalamnya tertulis pedoman hidup dan penuntun beribadah kepada Allah Swt.

Patung Anak Sapi

Ketika nabi Musa turun dari bukit Thursina ia terkejut, kaumnya telah tersesat. Mereka berpesta
pora dan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Musa menegur saudaranya
yaitu Harun yang telah dititipi agar menjaga umatnya. Nabi Harun berkata bahwa ia sudah
memperingatkan mereka, namun mereka tak menganggapnya sebelah mata. Nabi Harun dianggap
orang yang lemah.

3
Setelah diselidiki ternyata Samiri-lah orang yang mengajak orang – orang itu membuat patung
anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa marah sekali sehingga Samiri diusir, dan tidak boleh
bergaul dengan masyarakat, sebab Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh
manusia maka badannya akan menjadi demam panas itulah siksaan di dunia, adapun nanti di
akhirat ia akan di masukkan ke dalam neraka.

Kemudian nabi Musa memerintahkan kaumnya yang telah tersesat menyembah patung anak sapi
supaya bertaubat kepada Allah Swt dengan sebenar – benarnya taubat. Tujuh puluh orang diantara
kaumnya diajak ke bukit Thursina, untuk mereka adalah orang – orang terbaik. Di ajak nabi Musa
untuk memohonkan ampun buat kaumnya yang berdosa.

Setibanya diatas bukit, datanglah awan tebal yang meliputi seluruih bukit nabi Musa dan kaumnya
masuk ke dalam awan itu dan mereka segera bersujud. Selagi bersujud mereka mendengar
percakapan nabi Musa dengan Tuhan-Nya. Pada saat itu timbullah keinginan di benak mereka
untuk melihat Allah Swt.

Setelah nabi Musa selesai bercakap – cakap dengan Allah Swt , mereka berkata kepada nabi
Musa:”Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang dan
nyata”.

Sebagai jawaban kontan atas kelancangan mereka itu Allah Swt mengirim halilintar yang
menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa sedih melihat nasib kelompok
tujuh puluh itu, mereka adalah orang – orang terbaik yang dikumpulkan dari kaumnya. Ia
memohon kepada Allah Swt agar mereka diampuni dosa-dosa mereka dan dihidupkan lagi.

Allah Swt mengabulkan do”anya, tujuh puluh orang yang sudah mati itu dihidupkan kembali, nabi
Musa kemudian menyuruh orang – orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab
Taurat sebagai pedoman hidup. Melaksanakan perintah – Nya dan menjauhi larangan- Nya.

4
KISAH NABI ZULKIFLI A.S.
Nabi Zulkifli adalah anak Nabi Ayub. Nama sebenarnya adalah Basyar bin Ayub. Nama
Zulkifli diperoleh setelah ia sanggup menjalankan perintah raja. Arti Zulkifli adalah yang
mempunyai kesanggupan.

Pada waktu itu seorang raja yang telah berusia lanjut. Raja tersebut sudah tidak mampu memimpin
negerinya. Sayangnya, raja tidak mempunyai pewaris yang akan menggantikan kedudukkannya
sebagai raja. Oleh karena itu raja membuat suatu pengumuman. Barang siapa yang sanggup
berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari ia akan diangkat menjadi raja. Raja itu
juga mengharuskan untuk bersabar dalam menghadapi segala urusan.
Hanya Basyar yang menyanggupi persyaratan tersebut. Lalu, raja memberi gelar Basyar dengan
gelar Zulkifli. Nabi Zulkifli adalah seorang raja yang sangat sabar. Pada siang hari Nabi Zulkifli
berpuasa dan pada malam hari menjalankan ibadah. Meskipun demikian, dia tetap bertanggung
jawab memimpin negerinya.

Nama Nabi Zulkifli disebut dalam Surat Shaad ayat 48 sebagai orang yang paling baik. “Dan
ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.”

Pada suatu ketika. Nabi Zulkifli pernah diganggu iblis. Iblis ini menyamar sebagai manusia. Pada
malam hari ketika Nabi Zulkifli hendak tidur, iblis yang menjelma sebagai musafir itu bertamu ke
istana Nabi Zulkifli.

Pada awalnya, penjaga istana meminta musafir itu kembali pada pagi hari. Namun, musafir tetap
berkeinginan untuk bertemu Nabi Zulkifli. Dengan sabar, Nabi Zulkifli menemui musafir itu dan
mendengar keluh kesahnya. Musafir itu mengatakan bahwa seseorang telah menganiaya dirinya.
Nabi Zulkifli meminta musafir ini untuk datang pada malam hari berikutnya sehingga kedua belah
pihak dapat menyelesaikan permasalahan itu.

5
Pada hari berikutnya, musafir itu justru datang pada pagi hari. Ia mengeluhkan hal yang sama.
Kemudian, Nabi Zulkifli meminta musafir itu untuk datang hari berikutnya pada pagi hari.
Namun pada pagi hari berikutnya, musafir itu tidak datang. Ia justru datang pada malam hari.
Pada saat itu Nabi Zulkifli masih terus bersabar dengan tingkah laku tamunya. Ia tetap menemui
tamu tersebut dengan baik. Iblis merasa kecewa karena Nabi Zulkifli sama sekali tidak marah.

Pada suatu masa, negeri ini sedang menghadapi peperangan. Nabi Zulkifli memerintahkan seluruh
rakyatnya berperang. Namun, mereka tidak mau pergi berperang karena takut mati. Mereka
meminta Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah swt agar umur mereka masih panjang. Baru setelah
itu mereka mau berangkat berperang.

Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah untuk memanjangkan umur rakyatnya, Allah mengabulkan
doanya. Rakyat Nabi Zulkifli berumur panjang. Namun tanah dan makanan tidak mencukupi
kebutuhan rakyat yang banyak. Kemudian, rakyat meminta Nabi Zulkifli mengembalikan umur
mereka sebelumnya. Nabi Zulkifli berdoa dan Allah mengabulkan doanya.

Seperti itulah tingkat kesabaran nabi Zulkifli sehingga Allah memujinya. Dalam Surat Al-
Anbiyaa ayat 85, Allah menggolongkan Nabi Zulkifli sebagai orang yang sabar.

6
KISAH NABI MUSA A.S.
Nabi Musa as. adalah anak laki-laki dari seorang ibu yang bernama Yukabad dan seorang
ayah yang bernama Imran. Beliau bersudara dengan nabi Harun as. Nabi Musa as. dilahirkan
ketika zaman pemerintahan Raja Fir’aun. Fir’aun merupakan seorang raja yang zalim, takabur,
bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Siapa saja yang tidak menuruti semua perintahnya, maka
mati adalah hukumannya.

Suatu hari Fir’aun bermimpi bahwa negeri Mesir habis terbakar, semua rakyatnya mati
kecuali orang-orang Israil yang masih tetap hidup. Ketika fir’aun bangun, ia segera mencari ahli
nujum untuk menakwilkan arti mimpinya itu. Jawaban yang diperoleh dari para ahli nujum ialah
mimpinya merupakan pertanda akan datangnya seorang laki-laki dari Bani Israil yang akan
menjatuhkan kekuasaannya.

Mendengar jawaban itu, Fir’aun segera memerintahkan seluruh tentaranya untuk


memeriksa setiap rumah penduduk dan membunuh setiap bayi laki-laki dari Bani Israil.
Keputusannya itu diumumkan ke seluruh pelosok negeri agar semua rakyat mematuhi undang-
undang itu.

Allah SWT memberi ilham kepada ibu Nabi Musa As. untuk menghanyutkan bayinya itu
ke sungai Nil. Dengan kekuasan-Nya, bayi Musa As. terapung di dalam sebuah peti dan berjalan
mengikuti arus sungai menuju kolam pemandian istana Fir’aun. Akhirnya, peti itu ditemukan oleh
Siti Asiah istri Raja Fir’aun yang kemudian dibawanya ke dalam Istana.

Melihat bayi di tangan istrinya, Fir’aun segera menghunus pedangnya untuk membunuh
bayi laki-laki yang berada di tangan istrinya itu. Kemudian, Siti Asiah melindunginya seraya
berkata “Bayi ini jangan dibunuh, sebaiknya kita jadikan ia sebagai anak angkat, karena aku
sudah menyayanginya dan bukankan kita tidak memiliki anak? ” Mendengar itu, Fir’aun akhirnya
tak bisa berbuat apa-apa, maka sejak itulah Nabi Musa diangkat sebagai anaknya.

Nabi Musa As. Kembali Dipertemukan Dengan Ibunya

Siti Asiah mencari wanita yang bisa menyusukan bayinya itu, kemudian atas iradat Allah, maka
terpilihlah ibu kandung Nabi Musa untuk menyusuinya. Karena saat itu, tidak ada satupun air susu
wanita yang mau diminum oleh Nabi Musa kecuali ibu kandungnya sendiri. Begitulah cara Allah
mempertemukan kembali Nabi Musa AS. ke pangkuan ibunya. Seperti telah dijelaskan dalam
Firman Allah:

7
Artinya: “Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka
cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya“. (QS. Al-Qashash: 13)

Alangkah gembiranya Siti Asiah bisa menemukan orang yang tepat yang dapat menyusukan anak
angkatnya yang tak lain ibu kandungnya sendiri. Selain memperoleh upah besar dari kerajaan atas
pekerjaannya itu, ibu Nabi Musa merasa tenang tanpa rasa takut akan dibunuhnya Nabi Musa oleh
tentara Fir’aun.

Nabi Musa As. Ketika Dewasa

Setelah menginjak dewasa, Nabi Musa As. diberikan anugerah oleh Allah SWT. ilmu pengetahuan
dan pangkat kenabian serta diberi kitab Taurat untuk menghadap dan menaklukan Fir’aun.

Nabi Musa meninggalkan Istana Fir’aun karena mendapat kabar bahwa Fir’aun berencana buruk
terhadapnya dan memerintahkan tentaranya untuk menangkapnya. Hal itu terjadi karena salah satu
rakyatnya ada yang mati terbunuh oleh Nabi Musa saat ia mendamaikan perkelahian dua orang,
dari bangsa Bani Israil dan Qibthi (bangsa Fir’aun).

Denagan rasa cemas ia meninggalkan kota sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam QS. Al-
Qashash ayat 21:

Artinya: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan
khawatir, Ia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu“.

Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan. Beliau hanya berjalan mengikuti langkah kakinya dengan
rasa cemas dan khawatir karena takut dikejar oleh tentara Fir’aun. Saat beliau beristirahat, beliau
melihat dua orang gadis yang tengah berebut air untuk hewan ternaknya. Kemudian Nabi Musa
membantunya untuk mengambil air dan meminumkannya kepada ternak-ternaknya. Setelah kedua
gadis itu pulang, ia kembali lagi menjumpai Nabi Musa dan mengundangnya untuk ke rumah.
Ternyata kedua gadis itu adalah putri Nabi Syu’aib.

Setelah bertemu dan dijamu dengan penuh hormat, kemudian beliau menceritakan apa yang terjadi
dengan dirinya, bahwa ia sedang dikejar oleh tentara Fir’aun, maka berkatalah Nabi Syu’aib:
“Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah lepas dari kaum yang zalim“.

Nabi Syu’aib menawarkan kepada Nabi Musa untuk mengambil salah seorang dari putrinya
agar dijadikan sebagai istrinya. Dalam Surat Al-Qashash ayat 27 dijelaskan:

Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika
kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak

8
hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
baik“.

Akhirnya Nabi Musa menerima dan menyetujui tawaran Nabi Syu’aib. Maka kawinlah ia
dengan salah satu putri Nabi Syu’aib.

Nabi Musa As. Kembali Ke mesir Dan Menghadap Fir’aun

Dalam perjalanan kembali ke Mesir bersama keluarganya, Nabi Musa mendapatkan wahyu
dari Allah SWT. Dimana peristiwa itu terjadi dan diabadikan dalam QS. Al-Qashash ayat 29-32.
Ketika sampai di Mesir, beliau mengajak Fir’aun untuk kembali ke jalan yang benar seraya
menunjukkan kedua mukjizatnya yang baru ia peroleh dari Allah SWT. Melihat itu, Fir’aun sangat
murka dan memanggil semua tukang sihirnya agar bertanding dengan Nabi Musa.
Namun kemenangan berada di pihak Nabi Musa, sehingga para tukang sihir Fir’aun
mengakui kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa As. Selain itu, Siti Asiah juga beriman
kepada Nabi Musa. Maka bertambahlah murka Fir’aun sehingga ia menghukum mati para tukang
sihirnya dan menyiksa istrinya hingga menemui ajalnya.
Nabi Musa beserta pengikutnya dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya hingga di tepi laut
merah. Sampai disanalah Nabi Musa dan para pengikutnya kebingungan karena menemui jalan
buntu sedangkan mereka sudah terkepung oleh Fir’aun dan tentaranya. Maka turunlah firman
Allah untuk menolongnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami
tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”. (QS. Al-
Baqoroh : 50)

Dalam peristiwa itulah Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. agar memukulkan
tongkatnya ke permukaan laut, kemudian Nabi Musa segera memukulkan tongkatnya dan tiba-tiba
air laut itu terbelah menjadi dua bagian yang sekaligus di tengah-tengah (belahan) itu menjadi jalan
yang bisa dilewatinya dan para pengikutnya.
Tidak lama kemudian Fir’aun dan bala tentaranya menyusul melewati jalan tersebut sambil
merasa takut. Kemudian setelah Nabi Musa dan pengikutnya sampai di daratan, maka Allah
memerintahkan kepada Nabi Musa agar secepatnya memukulkan tongkatnya ke lautan dan
seketika itu pula Nabi Musa memukulkan tongkatnya, lalu tiba-tiba air lautan yang terbelah itu
kembali menjadi air laut seperti semula, maka tenggelamlah raja Fir’aun dan bala tentaranya di
laut merah.
Itulah kisah dan sejarah singkat Nabi Musa As. dan perlu diketahui bahwa Nabi Musa As.
wafat di Padang Tih dalam usia 120 tahun

9
KISAH NABI MUHAMMAD A.S.
Kisah Kelahiran dan Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw. dilahirkan di Mekkah pada tahun 570 M, yaitu pada tahun yang
sama ketika Raja Abrahah dari Yaman melakukan penyerbuan ke Mekkah dengan maksud untuk
menghancurkan Kakbah. Tahun tersebut juga dinamakan sebagai Tahun Gajah karena pasukan
penyerang Raja Abrahah menggunakan gajah sebagai tunggangannya. Para ulama menyepakati
bahwa tanggal lahir Nabi Muhammad Saw. jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Enam bulan sebelum dilahirkan, ayah Nabi Muhammad Saw. yang bernama Abdullah
wafat. Setelah dilahirkan, sesuai dengan tradisi bangsa Quraisy pada masa itu, Muhammad kecil
kemudian diasuh dan disusui oleh Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah hingga beliau berumur dua
tahun.
Setelah selesai masa pengasuhan Halimah, ibunda sang nabi, yaitu Aminah, kembali
menjemput dan membawa beliau ke Madinnah. Pengasuh nabi yang baru bernama Ummu Aiman.
Sayangnya, nabi kemudian menjadi seorang yatim piatu saat dirinya berusia 6 tahun setelah ibu
Nabi Muhammad Saw. meninggal karena sakit.
Nabi kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib hingga usianya 8 tahun.
Sepeninggal kakeknya, nabi dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Pada usia 9 tahun, nabi sudah
diajak berdagang oleh pamannya hingga ke negeri Syam (Suriah).
Ketika sedang berada di kota Basrah, rombongan pedagang Abu Thalib berjumpa dengan
pendeta Nasrani yang bernama Buhaira. Pendeta tersebut lalu memberitahukan kepada Abu Thalib
bahwa keponakannya itu memiliki tanda-tanda kenabian. Buhaira berpesan kepada Abu Thalib
untuk senantiasa menjaga Muhammad, karena kelak, dia akan menjadi rasul terakhir yang sudah
ditakdirkan oleh Allah Swt.

Kisah Pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah

Sejak usia belia, Nabi Muhammad terkenal dengan julukan Al-Amin. Al-Amin artinya
adalah orang yang dapat dipercaya. Gelar ini diperoleh karena beliau selalu jujur dalam berdagang.
Beliau tidak pernah menutup-nutupi dagangannya yang rusak, kondisi barang dagangannya selalu
beliau tunjukkan kepada para pembelinya tanpa berbohong.
Karena gelar inilah, Khadijah binti Khuwailid yang merupakan seorang janda dan
saudagar kaya raya tertarik untuk mempekerjakan beliau. Khadijah kemudian memercayakan
pengaturan bisnisnya kepada Nabi Muhammad Saw.. Khadijah sangat terkesan ketika baginda nabi
membawakan keuntungan berdagang yang berkali lipat jumlahnya.
Kedekatan di antara keduanya kemudian terus berlanjut. Bukan hanya terkait masalah berniaga
saja, tetapi keduanya juga jatuh hati. Meskipun Khadijah merupakan seorang janda berusia 40
tahun, Nabi Muhammad Saw. yang pada waktu itu berusia 25 tahun tidak keberatan untuk
menikahi Khadijah.

10
Kerasulan dan Kisah Turunnya Wahyu Pertama

Menginjak usia 40 tahun, Muhammad ditetapkan oleh Allah Swt. sebagai seorang nabi dan
rasul. Hal ini ditandai dengan diturunkannya wahyu pertama oleh Allah Swt. lewat perantara
Malaikat Jibril ketika sang nabi sedang berada di Gua Hira.
Wahyu pertama yang turun kepada nabi adalah surah Al-Alaq ayat 1-4 yang berbunyi:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Dengan turunya wahyu tersebut, Muhammad telah resmi menjadi seorang nabi dan rasul.
Maka dari itu, beliau juga berkewajiban untuk berdakwah dan menyampaikan kebenaran dari
Allah Swt kepada seluruh umatnya.
Beliau kemudian melakukan dakwah pertamanya secara sembunyi-sembunyi. Adapun
orang-orang yang pertama kali menjadi pengikut baginda Rasullah dalam dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini adalah istri beliau, Khadijah, sahabat beliau, Abu Bakar Al-Shiddiq dan
Zaid bin Haritsah, pengasuh beliau, Ummu Aiman, sepupu beliau, Ali bin Abu Thalib, dan seorang
budak, Bilal bin Rabah. Orang-orang yang pertama kali memeluk Islam ini juga sering disebut
sebagai As-Sabiqun al-Awwalun.
Setelah tiga tahun menjalankan dakwah secara diam-diam, turun perintah dari Allah SWT
lewat surah Al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.
Ayat tersebut berbunyi:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

Kisah Nabi Muhammad Saw. Melakukan Isra Mi’raj dan Mendapat Perintah Salat

Peristiwa luar biasa ini terjadi di tahun kesebelas kenabian Muhammad Saw.. Tahun ini
juga biasa disebut sebagai tahun kesedihan, karena pada tahun ini, Abu Thalib dan Khadijah wafat.
Untuk menghibur nabi Muhammad Saw. yang sedang bersedih, Allah kemudian mengutus
malaikat Jibril untuk mendampingi nabi melakukan perjalanan Isra Mi’raj. Isra adalah perjalanan
Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan Mi’raj merupakan perjalanan
Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke langit ketujuh.
Di langit ketujuh inilah, Rasulullah mendapatkan perintah salat 5 waktu yang wajib
dikerjakan oleh seluruh umat Islam.

Kisah Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Madinnah

Akibat perlakuan para penduduk Mekkah yang kasar terhadap para pemeluk Islam,
timbullah gagasan untuk hijrah. Hijrah ini juga sebagai langkah awal Rasulullah dalam
menyebarluaskan agama Islam ke seluruh jazirah Arab.

11
Umat Islam dari kota Mekkah, termasuk Nabi Muhammad Saw. kemudian hijrah ke kota
Yastrib pada tahun 622 M. Kota tersebut kemudian dikenal sebagai Madinnah atau Madinatun
Nabi yang berarti Kota Nabi. Di Madinnah pula, Rasulullah mewujudkan sistem pemerintahan
Islam atau kekhalifahan.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Baginda Nabi Muhammad Saw. wafat pada bulan Juni 632 M atau pada tanggal 12 Rabiul
Awal tahun 11 Hijriyah dalam usia 63 tahun karena sakit demam yang dideritanya. Makam Nabi
Muhammad Saw. saat ini dapat ditemukan di kompleks Masjid Nabawi, Arab Saudi. Nabi
Muhammad Saw. menjalankan masa dakwahnya selama kurang lebih 23 tahun.

Keturunan Nabi Muhammad SAW

Anak Nabi Muhammad Saw. berjumlah 7 orang, 3 di antaranya laki-laki dan 4 merupakan
perempuan. Mereka adalah Al Qasim, Zainab, Ruqaiyah, Fatimah Az Zahra, Ummu Kultsum,
Abdullah dan Ibrahim.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Mukjizat terbesar dari Nabi Muhammad Saw. adalah Al Quran. Mukjizat lainnya yang
terdapat pada Nabi Muhammad adalah perjalanan Isra Mi’raj dan dapat membuat bulan terbelah
hanya dengan menggunakan jari tangannya saja. Mukjizat-mukjizat ini tentu saja wajib kita
percayai sebagai umat Islam.
Itulah ringkasan kisah Nabi Muhammad Saw. yang sudah sepatutnya kita ketahui dan
selalu kita ingat. Semoga, dengan mengetahui sejarah Rasulullah, kita dapat lebih banyak belajar
lagi untuk dapat menjadikan beliau sebagai pedoman dalam hidup.
Mengapa kita wajib menjadikan Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman? Karena kelak,
ketika di padang Mahsyar, beliau hanya akan menolong umat-umatnya yang taat kepada ajarannya.

12

Anda mungkin juga menyukai