Anda di halaman 1dari 20

NOSOKOMIAL

Sejarah pengendalian infeksi di RS


Pada 1847, dr. Ignaz Semmelweis (bagian
kebidanan) Austria. Angka kematian ibu di bangsal
yang dilayani oleh mahasiswa kedokteran 3 X >
oleh bidan. karena mahasiswa langsung ke bangsal
kebidanan setelah belajar otopsi (bedah mayat ibu
yang melahirkan). Dia memerintahkan dokter dan
mahasiswa untuk mencuci tangannya dengan
larutan klorin sebelum memeriksakan ibu
tersebut. Setelah aturan ini diterapkan, angka
kematian menurun menjadi serupa dengan
bangsal yang dilayani oleh bidan.
NOSOKOMIAL
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada
jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun
sistemik.
Infeksi yang muncul selama seseorang
tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai
menunjukkan suatu gejala selama seseorang
itu dirawat atau setelah selesai dirawat
disebut infeksi nosokomial.
Infeksi yang muncul < 72 jam sejak pasien
masuk (inkubasi terjadi sebelum pasien
masuk RS)
Setelah 72 jam = infeksi Nosokomial

IN = Endogen (Self Infection / Outo Infection)


& Eksogen (Cross Infection)
infeksi nosokomial menimbulkan
banyak kerugian, antara lain :
lama hari perawatan bertambah
panjang
penderitaan bertambah
biaya meningkat
Pasien dengan umur tua, berbaring
lama, infus dan kateter urin yang
lama, pasien yang memerlukan
kemoterapi, penyakit keganasan,
diabetes, anemia, penyakit
autoimun dan penggunaan imuno
supresan atau steroid diketahui
beresiko terkena infeksi lebih besar
Kebijakan kewaspadaan universal (KU)
bahwa setiap darah dan cairan tertentu
dapat mengandung infeksi, dan semua alat
medis harus dianggap sebagai sumber
penularan, dan penularan dapat terjadi pada
setiap layanan kesehatan, termasuk layanan
kesehatan gigi dan persalinan.

Cairan berikut mengandung banyak kuman


lain: Nanah, Cairan ketuban, Cairan limfa
Ekskreta: air seni, tinja dll..
Kegiatan yang paling berisiko, termasuk:
Suntikan/ambil darah, Tindakan bedah, Tindakan
Care gigi, Persalinan, Bersihkan darah/cairan

Beberapa perilaku yang salah, termasuk:


Tutup jarum suntik kembali, Salah letak jarum atau
pisau/alat tajam, Sentuh pasien tanpa cuci tangan

Kewaspadaan universal untuk melindungi : Cuci


tangan, Pakai alat pelindung yang sesuai
Pengelolaan alat tajam (disediakan tempat khusus
untuk membuang jarum suntik dan semprit).
Dekontaminasi, sterilisasi, desinfeksi, Pengll limbah
Alat yang dibutuhkan bidan
waktu membantu
kelahiran/perawat ; cuci tangan
sebelum dan sesudahnya, Sarung
tangan, Celemek, Masker –
pelindung muka, Kacamata,
Pelindung kaki
FAKTOR PENYEBAB PERKEMBANGAN IN
1. Agen Infeksi (Bakteri, Virus, Jamur dan Parasit) ;
Karakter Mikroorganisme, Resistensi thp zat-zat
antibiotik, TK Virulensi, Banyaknya materi
masuk.
2. Respon dan Toleransi Tubuh Pasien; Umur,
status imunitas penderita, penyakit yang
diderita, Obesitas dan malnutrisi, Orang yang
menggunakan obat-obatan, immunosupresan
dan steroid, Intervensi yang dilakukan pada
tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
3. Resistensi Antibiotika
FAKTOR PENYEBAB PERKEMBANGAN IN

Penggunaan antibiotika yang terus-menerus


menyebabkan strain yang resistan karena:
- Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai
dan tidak terkontrol
- Dosis antibiotika yang tidak optimal
- Terapi dan pengobatan menggunakan
antibiotika yang terlalu singkat
- Kesalahan diagnosa
4. Faktor Alat
MACAM-MACAM PENYAKIT OLEH IN
1. Infeksi saluran kemih
2. Pnemonia Nosokomial
3. Bakteri Nosokomial
4. Infeksi Nosokomial Lainnya :TBC,
Diarrhea dan Gastroenteritis
5. Infeksi Pembulu Drah
6. Dipteri, Tetanus dan Pertusis
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
1. Membatasi transmisi organisme dari /antar pasien
dengan cara mencuci tangan, penggunaan sarung
tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan
disinfektan.
2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika
yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan
meminimalkan prosedur invasif.
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan
mengontrol penyebarannya.
PEMAKAIAN DESINFEKTAN
1. Mempunyai kriteria membunuh kuman
2. Mempunyai efek sebagai detergen
3. Mempunyai efek terhadap banyak bakteri,
dapat melarutkan minyak dan protein.
4. Tidak sulit digunakan
5. Tidak mudah menguap
6. Bukan bahan yang mengandung zat yang
berbahaya baik untuk petugas maupun pasien
7. Efektif
8. Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak

Anda mungkin juga menyukai