Anda di halaman 1dari 15

Patient safety dan Kontrol Kasus Infeksi

Royke Fabian Novan


Skenario 8
Seorang pria 50 tahun datang ke Rumah
Sakit dengan keluhan batuk berdahak sejak
satu bulan yang lalu. Pasien juga mengaku
batuk berdahak disertai sesak. Berat badan
(BB) pasien diketahui juga menurun
walaupun nafsu makan biasa. Keluarga
pasien diketahui mengalami infeksi TBC.
Sehingga pasien sementara diisolasi sampai
terbukti bukan TBC.
General
pracaution

Patient
safety pada
kasus
infeksi

Infection
control
Indikasi medis
Apakah masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis?
Prognosis?
Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Kritis? Gawat
darurat?masih dapat disembuhkan?
Apakah tujuan akhir pengobatan?
Dalam keadaan apa perlakuan medis tidak
diindikasikan?
Berapa besar kemungkinan keberhasiannya?
Adakah rencana lain bila terapi gagal?
Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan
dengan perawatan medis dan bagaimana kerugian dari
pengobatan dapat dihindari?
Pengertian
Patient safety: Usaha-usaha meningkatkan pelayanan
kesehatan lebih efektif dan efisien atau menjaga
keselamatan pasien dari perawatan yang tidak
adekuat/optimal, kejadian infeksi atau perburukan infeksi
yang sedang diderita pada keadaan pasien
berobat/dirawat, atau tindakan-tindakan medik di RS
atau di fasilitas kesehatan yang lain.
Patient safety infeksi: Pencegahan terhadap infeksi dan
mempunyai makna preventif dan kuratif.
Tujuan sistem patient safety
Terciptanya budaya keselamatan pasien di
Rumah Sakit
Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit
terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya KTD di Rumah Sakit
Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi penanggulangan KTD
Tipe-tipe infeksi
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
karena microorganism seperti bakteri,
virus, parasit atau jamur; penyakit dapat
ditularkan baik langsung maupun tidak
langsung dari satu orang ke lainnya.
Zoonotic diseases: infeksi antar sesama
hewan yang dapat menularkan penyakit
jika terjadi transmisi ke manusia.
Penularan penyakit infeksi
Melalui tangan antara pasien dan
pengunjung.
Melalui medium (personal equipment).
Kontaminasi lingkungan.
Airborne transmission.
Infection control
General precaution:
Asepsis tangan mencuci tangan tenaga medik, perawat,
pengunjung dan pasien itu sendiri.
Menggunakan pelindung diri.
Edukasi cara batuk/bersin pada pasien.
Membuang ludah/sputum pada tempat yang disediakan.
Mengganti linen setiap hari.
Mengganti infus set setiap 3 hari.
Kuratif:
Terapi antibiotic yang cepat dan tepat sesuai diagnosis
kerja/pasti pasien.
Semua usaha mengontrol/mengobati infeksi dengan
tindakan yang cepat dan tepat.
Pemilihan makanan sesuai penyakit pasien dan
memperhatikan nilai gizi dan kalori yang cukup.
Memastikan segalanya sesuai waktu dan dosisnya.
Patient safety terhadap infeksi apabila
dilaksanakan dengan baik:
Mempengaruhi biaya pengobatan.
Menurunkan lama perawatan.
Menurunkan kemungkinan rawat di
HCU/ICU.
Mengurangi transmisi penyakit.
Menurunkan anti mikroba resistance.
Meningkatkan kepatuhan pasien
Komunikasi, informasi, edukasi.
Mengetahui pengetahuan, sikap dan
perilaku.
Membangun relasi dan kepercayaan sama
dokter.
Strategi Directly Observed Therapy
(DOT)
Kewaspadaan berdasarkan transmisi
Tujuan untuk memutus rantai penularan
mikroba penyebab infeksi. Diterapkan pada
pasien gejala/dicurigai terinfeksi atau
kolonisasi kuman penyebab infeksi menular
yang dapat ditransmisikan lewat
kontak/permukaan terkontaminasi,
droplet,airborne.
3 Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi:
kewaspadaan transmisi kontak
kewaspadaan transmisi droplet
kewaspadaan transmisi airborne
Peraturan untuk isolasi
Harus dihindarkan transfer mikroba pathogen antar pasien dan petugas saat
perawatan pasien rawat inap, perlu diterapkan hal-hal berikut :
Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi
dari seluruh pasien
Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien
satu lainnya
Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh)
Gunakan teknik tanpa menyentuh bila memungkinkan terhadap bahan
infeksius
Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh
serta barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas
sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.
Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di buang ke lubang
pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal
dan obtainer/container pasien lainnya.
Tangani bahan infeksius sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah
dibersihkan dan didisinfeksi benar.
Kesimpulan
Usaha-usaha patient safety yang dilakukan
rumah sakit merupakan cara untuk selalu
menjaga perawatan pasien berobat/dirawat
yang terindikasi terkena infeksi agar tida
perburukan infeksi dan mencegah kejadian
tidak diharapkan

Anda mungkin juga menyukai