PANDUAN PASIEN
DENGAN IMMUNOSUPRESSED
2019
BAB I
DEEINISI
proses penyakit, obat obatan tertentu atau kondisi yang didapat sejak lahir. Pasien dengan
keadaan immunocompromise menderita defisiensi imun dan merupakan sasaran utama
berbagai penyakit infeksi yang disebabkan bakteri, jamur, virus, atau infeksi nosokomial.
Penderita immunocompromisised meliputi:
1. Kelaninan kongenital — genetik
2. Penyakit dasar : AIDS
3. Keganasan tumor Hematologic malignancies
4. Kemoterapi dan radiasi
5. Pemakaian streroid jangka panjang dan imunosupresif agent
6. Transplantasi organ
7. Malnutrisi
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini memberi panduan bagi seluruh petugas Rumah Sakit Restu Ibu
Balikpapan dalam melaksanakan perawatan pada pasien dengan gangguan
Gizi yang baik penting untuk mempertahankan system imunitas seluler, karena telah
diketahui bahwa gizi buruk menyebabkan penurunan fungsi limfosit dan fagositosis
seperti halnya kesembuhan sawar kulit dan mukosa.
4. Obstruksi
Obstruksi pada saluran napas akan meningkatkan resiko infeksi oleh bakteri anaerob,
demikian pula obstruksi pada saluran kemih akan meningkatkan resiko infeksi oleh
bakteri tertentu.
5. Disfungsi susunan saraf pusat
Gangguan susunan saraf pusat yang disebabkan tumor primer otak ataupun oleh
seperti unit perawatan intensif. Penggunaan antibiotik spectrum luas dapat mengubah
BAB III
TATA LAKSANA
Asuhan yang diterapkan di Rumah Sakit Restu Ibu terhadap pasien dengan
Immunosuppressed sebagai berikut,
1. Penanganan pasien immunocompromised lakukan kewaspadaan standar sesuai prosedur.
2. Perawat menyiapkan kamar serta alat pelindung diri (APD) : sarung tangan, masker
bedah, gogles dan apron (jika diperlukan).
3. Petugas kesehatan melakukan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien.
4. Menempatkan pasien pada ruang tersendiri yang difasilitasi dengan wastafel untuk cuci
tangan dan kamar mandi.
5. Memberi tahu pasien dan keluarga untuk menjaga pintu tetap tertutup dan pasien tetap
dalam ruangan. Untuk menghindari kontaminasi dari udara di luar kamar.
6. Perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang etika batuk, menjaga
kebersihan tangan, tentang penyakitnya dan cara penularannya.
7. Perawat memberi edukasi supaya pasien menggunakan masker bedah selama ada orang
lain (pengunjung / penunggu / petugas) di dalam ruangan.
8. Membatasi perpindahan dan transport pasien keluar ruangan. Pasien
immunocompromised yang akan keluar ruangan harus mengenakan masker bedah.
9. Perawat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga untuk membatasi kontak /
sentuhan dengan pasien.
10. Membatasi jumlah petugas saat melakukan tindakan.
11. Petugas memasuki ruangan sesuai prosedur dan mengenakan masker bedah, bila perlu
mengenakan apron dan penutup kepala.
12. Petugas melakukan tindakan sesuai prosedur dan tetap memperhatikan prinsip
kewaspadaan perlindungan untuk pasien.
13. Setelah selesai petugas berpamitan kepada pasien, melepas APD dan mencuci tangan
sesuai prosedur sebelum meninggalkan ruangan.
14. Menggunakan peralatan pasien seperti tensimeter, stetoscop untuk masing — masing
pasien. Tensi meter dan stetoscope tetap ada di ruang isolasi.
15. Pengunjung yang mempunyai gejala penyakit menular dan anak < 12 tahun tidak
diizinkan berkunjung. Maksimal pengunjung 2 orang.
16. Pasien anak-anak immunocompromised.
a. Diusahakan semaksimal mungkin pasien anak berada di dalam kamar.
Terkhusus pasien dengan Pasien dengan diagnosis HIV/AIDS akan dirujuk ke Rumah
Sakit Umum atau Rumah Sakit Tentara untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut untuk
mendapatkan ARV (antiretrovirus) dimana sebelumnya telah dilakukan konseling oleh tim
VCT di poli lavender lantai 3 rawat jalan diatas akan kita rujuk
BAB IV
DOKUMENTASI
2. Pemeriksaan fisik
3. Perubahan-perubahan fisiologi
4. Monitoring terhadap respon klinis maupun hasil laboratorium
5. Asuhan keperawatan
Serta akan dilakukan pencatatan pada rekam medis pasien