DISUSUN OLEH :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik pada pasien Morbili di RST Dr. Soepraoen Malang yang meliputi pengkajian
gizi pasien, Diagnosa gizi, Intervensi gizi, Monitoring dan evaluasi gizi.
2. Tujuan Khusus
Peserta didik mampu :
a. Melaksanakan/mengetahui Manajemen Asuhan Gizi Klinik kepada pasien anak di
ruang rawat inap Rumah Sakit dengan penyakit tanpa komplikasi Morbili.
b. Mengetahui penkajian gizi kepada pasien anak di ruang rawat inap.
c. Mengetahui diagnosis gizi kepada pasien anak di ruang rawat inap.
d. Mengetahui intervensi gizi kepada pasien anak di ruan rawat inap.
e. Mengetahui monitoring dan evaluasi gizi kepada pasien anak di ruang rawat inap.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan perbaikan pelayanan gizi serta adanya pemantauan
intensif khususnya yang berhubungan dengan gizi pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh untuk
mendapatkan pengalaman kerja sebagai ahli gizi rumah sakit.
D. Kegiatan
1. Pengkajian data gizi
2. Diagnosis Gizi (Anamnese gizi)
3. Intervensi gizi
4. Monitoring dan evaluasi gizi
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktek direncanakan akan berlangsung selama 3 hari pada
tanggal16 Mei 2017 s.d. 18 Mei 2017.
F. Lokasi
Lokasi praktek di Rumah Sakit Tentara Tk. II Dr. Soepraon Malang, Ruangan Cempaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pengertian campak (Morbili) Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang
ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium katar, stadium erupsi, dan stadium konvalensi
(ngastiyah, 2005). Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular disebabkan
oleh virus (Widoyono, 2008).
B. ETIOLOGI
Virus campak merupakan virus RNA family paramyxoviridae dengan genius Morbili
virus. sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenetik yang mirip dengan virus
parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin
paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul.
Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada
di luar tubuh manusia. pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60 %
sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperature kamar, 15
minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35C, beberapa
hari pada suhu 0C, dan tidak aktif pada pH rendah (Soengeng Soegijanto, 2002).
C. PATOFISIOLOGI
Lesi esensial campak terdapat dikulit, membrane mukosa nasofaring, bronkus, saluran
cerna dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel polimorfonuklear dan
beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya ada hyperplasia jaringan
limpoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus berdiameter sampai
100m (sel raksasa retikuloendotelial Warthin-Finkeldey) dapat ditemukan. Di kulit,
reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan olikel rambut. Bercak koplik
terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi
kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas ke dalam
jaringan limfoid dan membrane mukosa trakeobronkial.
Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel
raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Pada
kasus ensfalomielitis yang mematikan, terjadi demielinasi perivaskuler pada daerah otak
dan medulla spinalis. Pada Panensefalitis sklerotikans subakut Dawson (subacute
sclerosing panencephlitis SSPE), dapat ada degenerasi korteks dan subtansi putih (alba)
dengan benda-benda inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik (Behrman, Kliegman &
Arvin, 2000).
D. TANDA DAN GEJALA
Orang rentan yang terpapar virus campak, akan mengalami gejala campak setelah
tujuh sampai 14 hari kemudian. Tanda dan gejala yang menjadi ciri-ciri campak
meliputi:
a. Demam
b. Batuk Kering
c. Hidung Ingusan (pilek)
d. Sakit Tenggorokan
e. Mata merah meradang (Konjungtivitas)
f. Peka terhadap cahaya
g. Diare
h. Kopliks spot (Bintik-bintik kecil berwarna putih dengan warna putih kebiruan di
tengahnya, di temukan pada lapisan dalam pipi).
i. Ruam kulit berwarna merah kecil-kecil rapat dan merata, hampir seluruh tubuh.
E. KOMPLIKASI
Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi
anergi (uji tuberculin yang semula positif berubah menjadi negative). keadaan ini
memudahkan terjadinya komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensefalitis,
bronkopneumonia.
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus,
streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masih muda, anak dengan malnutrisi energy protein (KKP), pasien yang
berpenyakit menahun (misalnya tuberculosis), leukemia dan lainnya. Oleh karena itu
pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan. Komplikasi neurologis pada morbili
dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan mental, neuritis optika dan
ensefalitis. Ensefalitis morbili dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang
menderita morbili atau dalam 1 bulan setelah mendapatkan imunisasi dengan vaksin
virus morbili hidup (ensefalitis morbili akut), pada pasien yang sedang mendapatkan
pengobatan imunosupresif (immunosupresive measles encephalopathy) dan sebagai
subacute sclerosing panencephalitis (SSPE).
SSPE adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Penyakit
ini progresif dan fatal serta ditemukan pada anak dan orang dewasa. Ditandai oleh gejala
yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang dan
koma. Perjalanan klinis lambat sebagian berat pasien meninggal dunia dalam 6 bulan
sampai 3 tahun setelah terjadi gejala pertama.
Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbili memegang
peranan dalam patogenesisnya. Biasanya anak menderita morbili sebelum umur 2 tahun
sedangkan SSPE dapat timbul sampai 7 tahun setelah morbili.
F. PENCEGAHAN
Imunisasi campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan
yang paling efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang dilemahkan. Pemberian
vaksin dengan cara intrakutan atau intramuskylar dengan dosis 0,5 cc. Vaksin tersebut
sensitive terhadap cahaya dan panas, juga harus disimpan pada suhu 4C, sehingga harus
digunakan secepatnya bila telah dikeluarkan dari lemari pendingin.
Pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun,
sedangkan untuk mengendalikan penyakit diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit
80 % per wilayah secara merata selama bertahun-tahun. Keberhasilan program imunisasi
dapat diukur dari menurunnya jumlah kasus campak dari waktu ke waktu. Kegagalan
imunisasi dapat disebabkan oleh :
1. Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibodi ibu.
Antibodi itu akan menetralisasi vaksin yang diberikan.
2. terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan, atau penggunaan diluar
pedoman.
Indikasi kontra pemberian imunisasi campak berlaku bagi mereka yang sedang
menderita demam tinggi, sedang mendapat terapi imunosupresi, hasil, memiliki riwayat
alergi, sedang memperoleh pengobatan imunologlobulin atau bahan-bahan berasal dari
darah (Soegeng Soegijanto, 2001).
G. PENATALAKASANAAN DIET
Penyakit morbili merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain itu, sering
menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya buruk sehingga mudah
sekali mendapat komplikasi terutama bronkopneumonia. Pasien morbili dengan
bronkopneumonia perlu dirawat di rumah sakit karena memerlukan pengobatan yang
memadai (kadang perlu diinfus dan pemberian oksigen). Masalah yang perlu
diperhatikan ialah kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman dan
nyaman, resiko terjadi komplikasi, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
penyakit.
a. Kebutuhan Nutrisi
Penyakit morbili menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak sering
mengeluh mulutnya pahit sehingga tidak mau makan/ng tinggi menyebabkan
pengeluaran cairan yang lebih banyak. Keadaan ini jika tidak diperhatikan/tidak
diusahakan agar anak mau makan atau minum akan menambah kelemahan tubuhnya
dan memudahkan timbulnya komplikasi. Usahakan agar anak lebih banyak minum,
makan makanan lunak dan berikan susu lebih banyak.
b. Gangguan suhu tubuh
Morbili selalu didahului demam tinggi bahkan dapat terjadi hiperpireksia yang
walaupun telah diberi obat penurun panas/antibiotic tidak juga turun sebelum
campaknya keluar. Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan antipiretikum
dan jika tingggi sekali juga diberikan sedative untuk mencegah terjadinya kejang.
BAB III
DATA- DATA PASIEN
A. Identitas pasien
Nama : An. R No RM : 289126
Umur : 5 tahun Ruang : Cempaka
Sex : Perempuan Tgl masuk : 16/05/2017
Pekerjaan :- Tgl kasus : 16/05/2017
Pendidikan : SD Alamat : Jl. Terong Kec.
Kedungkandang Kab. Kota Malang
Agama : Islam Diagnosa medis: Morbili
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan Klinis pasien yaitu keadaan umum pasien
cukup. Pemeriksaan klinis menunjukkan respirasi 24 x/menit (rendah), nadi
120 x/menit (Normal), dan suhu 38,4C (Tinggi).
BAB IV
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUPAN GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
Identifikasi masalah :
- Diagnosa medis : Morbili
- Status gizi : Gizi Kurang
- Biokimia : Normal
- Fisik : Demam
- Klinis : Respirasi rendah
- Asupan makan : rendahnya asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat.
Diagnosis Gizi :
P E S
NI.2.1 kekurangan intake Disebabkan oleh kurangnya Ditandai Hasil recall 24
makaan dan minuman asupan makan karena bila jam yaitu =54%, P=43%,
oral makan muntah L=57% dan KH=61%.
NI.5.1 peningkatan Disebabkan karena adanya Ditandai dengan muntah
kebutuhan zat gizi penyakit pasien (Morbili)
NC.3.1 Berat badan Disebabkan kurangnya Ditandai dengan status gizi
kurang asupan makan kurang 83,3.
B. Rencana intervensi
a. Rencana intervensi
- Intervensi diet
1) Terapi diet
Jenis diet : Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein (TKTP)
Prinsip Diet : TKTP, vitamin mineral cukup dan mudah dicerna.
Bentuk makanan : TIM
Cara pemberian : Oral
2) Tujuan diet
- Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
- Memperbaiki kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
- Memperbaiki pola makan.
3) Syarat diet
a. Energi Tinggi yaitu 1620 Kkal/hari.
b. Protein Tinggi 20% dari kebutuhan energi total yaitu 81 gr/hari.
c. Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 45 gr/hari.
d. Karbohidrat cukup 55% sisa dari kebutuhan energi total yaitu 222 gr/hari.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal.
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
g. Serat cukup.
4) Perhitungan kebutuhan gizi
BBI = 2.n + 8
= 2.5 + 8
= 18 kg
Status Gizi : 100
15
: 18 100
B. BIOKIMIA
Pemeriksaan Nilai normal/ 16/5/2017 17/5/2017 18/5/2017 Ket.
satuan
Hemoglobin 12,0-15,3 g/dl 13,6 13,6 13,6 Normal
Leukosit 4-10 ribu/cmm 5.420 5.420 5.420 Normal
Trombosit 150-450 ribu 256.000 256.000 256.000 Normal
PCV 40-50 % 40.0 40.0 40.0 Normal
C. FISIK KLINIS
Pemeriksaan 16/05/2017 17/05/2017 18/05/2017 19/05/2017
Pemeriksaan fisik Lemah, Demam, Baik Baik
Muntah Muntah
Klinik
1. Nadi 80x/menit 80x/menit 89x/menit 85x/menit
2. Suhu 37C 36C 36C 36C
3. RR 24x/menit 20x/menit 22x/menit 20x/menit
3. Tekanan darah - - - -
Asupan Energi
2000
Energi (kkal)
1000
0
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
Kebutuhan 1620 1620 1620 1620
Asupan 880.5 1137.8 1210.7 722.7
Asupan Protein
100
Protein (gram)
50
0
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
kebutuhan 81 81 81 81
Asupan 34.7 52 61.8 38.4
Asupan Lemak
50
Lemak (gram)
0
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
Kebutuhan 45 45 45 45
Asupan 25.7 37.8 46 22.3
Asupan Karbohidrat
400
KH (gram)
200
0
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
16-May-17 17-May-17 18-May-17 19-May-17
kebutuhan 222 222 222 222
Asupan 134.5 181.2 182.4 110.8