DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9 :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Pendidikan Dan Pelatihan Gizi Ini Telah Di Periksan Dan
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan bahaya obesita
pada remaja di puskesmas Nusa Indah tahun 2021, guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan dan Pelatihan Gizi.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan dari laporan
ini. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dosen pembimbing mata kuliah
dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan laporan ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita
semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB V PENUTUP..................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................... 12
B. Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR TABEL......................................................................................... 15
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara nasional
sebesar 1,4%. Secara nasional, masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di
Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat
gemuk (obesitas). Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 hingga 18 tahun
sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas.
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai
sebab, yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena
peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan
kebiasaan makan. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan zat gizi khusus
contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi
karena adanya globalisasi secara luas.
Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko mengalami gizi
lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan
bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya, sebagai akibat
terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh.
Prevalensi kegemukan (overweight) relatif lebih tinggi pada remaja perempuan
dibanding dengan remaja laki-laki (1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki) .
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan
konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik,
pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan
jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas pada remaja.
Obesitas pada remaja sangat berbaya karena dapat berpengaruh terhadap
kehidupannya, sehingga harus dilakukan pencegahan. Remaja rentan akan risiko
obesitas sebaiknya diberi edukasi dengan media yaitu untuk memperbaiki asupan
1
makanan khususnya asupan energi dengan memperhatikan keseimbangan asupan
zat gizi protein, lemak dan karbohidrat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak
dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis ditandai dengan tumbuh
dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan secara psikologis
ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil atau tidak
menentu. Hurlock (1990) membagi fase remaja menjadi masa remaja awal dengan
usia antara 13-17 tahun dan masa remaja akhir usia antara 17-18 tahun. Masa
remaja awal dan akhir menurut Hurlock memiliki karakteristik yang berbeda
dikarenakan pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati dewasa.
Menurut Desmita (2011) masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik
penting yang meliputi pencapaian hubungan yang matang dengan teman sebaya,
dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, menerima keadaan fisik dan mampu
menggunakanya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua
dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier dimasa depan
sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap positif terhadap
pernikahan hidup berkeluarga dan memiliki anak, mengembangkan keterampilan
intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara, mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial dan memperoleh seperangkat
nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
B. Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih yang dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan. Penimbunan lemak tersebut akan terjadi pada
jaringan subkutan. Obesitas merupakan akumulasi lemak yang abnormal atau
berlebihan yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan (WHO, 2014). Obesitas
merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang terjadi akibat ketidakseimbangan
antara masukan dan keluaran energi dalam waktu lama (Carolan dkk., 2014).
3
C. Etiologi Obesitas
Obesitas dapat terjadi karena peningkatan asupan energi, penurunan keluaran
energi atau kombinasi keduanya. Penimbunan lemak tubuh yang berlebihan
merupakan konsekuensi faktor lingkungan dan genetik, faktor sosial dan ekonomi
dapat memberikan pengaruh yang signifikan. 30%-50% variabilitas pada
simpanan lemak total ditentukan secara genetik.
D. Faktor Penyebab obesitas secara langsung
a. Genetik
Merupakan faktor yang berasal dari orang tuanya. Pengaruh faktor
tersebut sebenarnya belum diketahui secara pasti sebagai penyebab obesitas .
Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa factor genetik
merupakan faktor predisposisi terjadinya obesitas. Menurut penelitian, anak-
anak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal ternyata mempunyai
10 % resiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya menderita obesitas
maka kemungkinan terjadinya obesitas adalah 40%-50% sedangkan apabila
kedua orang tua mengalami kegemukan maka kemungkinannya menjadi
70%-80%, efek genetik bersifat kompleks dan poligenik dengan
kemungkinan diturunkan 20%-40%.
b. Hormonal
Cedera hipotalamus, hipotiroidisme, sindrom cushing dan hipogonadisme
merupakan faktor-faktor yang berpengaruh secara hormonal. Hormon insulin
dapat pula menyebabkan kegemukan. Hal ini dikarenakan hormon insulin
mempunyai peranan dalam metabolisme glukosa dalam penyimpanan glukosa
dalam tubuh. Orang yang mengalami peningkatan hormon insulin, maka
timbunan lemak didalam tubuhnya pun akan meningkat. Hormon lainnya
yang berpengaruh adalah hormon leptin yang dihasilkan oleh kelenjar
pituitary, sebab hormon ini berfungsi sebagai pengatur metabolisme dan
nafsu makan serta fungsi hipotalmus yang abnormal. Neuroendokrin:
neuropeptida Y (hormon hipotalamus yang merangsang nafsu makan) dan
leptin (hormon peptide yang disintesa di jaringan lemak yang bekerja
dihipotalamus untuk menekan asupan makanan dan pengeluaran energi).
c. Nutrisi dan asupan makanan
4
Jika makanan dikonsumsi dengan kandungan energi sesuai yang
dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya jika
konsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka
kelebihan energi akan disimpan, sebagai cadangan energi terutama sebagai
lemak. Keperluan energi untuk orang dewasa digunakan untuk metabolisme
basal, aktivitas fisik, dan efek makanan. Kebuhan energi terbesar diperlukan
oleh tubuh digunakan untuk metabolisme basal .
Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa menurut hasil penelitian
keseimbangan nitrogen yaitu 0,75 gr/kg berat badan, berupa protein patokan
tinggi yaitu protein telur. Angka ini dinamakan safe level of intake atau taraf
asupan terjamin.
d. Obat-obatan
Faktor obat dapat mempengaruhi terjadinya obesitas seperti obat-obat
anti diabetes, glukokortikoid, preparat psikotropik, penenang, anti depresan
atau obat-obat anti epilepsi.
e. Aktivitas fisik
Obesitas terjadi tidak hanya karena makan yang berlebihan, tetapi dapat
dikarenakan aktivitas fisik yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi.
Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas fisik antara lain
adanya fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan yang menyebabkan
aktivitas fisik menurun. Faktor lainnya adalah adanya kemajuan teknologi
diberbagai bidang kehidupan yang mendorong masyarakat untuk menempuh
kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat dan instan. Hal ini
menjadikan jumlah penduduk yang melakukan pekerjaan fisik sangat terbatas
menjadi semakin banyak, sehingga obesitas menjadi masalah kesehatan yang
serius.
f. Lingkungan
Pengaruh lingkungan dan keluarga yang mendorong untuk
mengkonsumsi makanan dengan kandungan tinggi lemak dan kalori serta
gaya hidup yang jarang berolahraga akan meningkatkan resiko terjadinya
obesitas.
5
E. Faktor penyebab obesitas secara tidak langsung
a. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi sangat penting dalam peranan peningkatan faktor risiko
obesitas. Dengan pengetahuan gizi yang cukup maka orang akan lebih
memilih makanan dengan gizi seimbang yang dibutuhkan dan tidak terlalu
berlebihan. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikannya. Tingkat
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sangat
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan pendidikan yang cukup,
seseorang akan lebih mudah memperoleh informasi dalam menentukan pola
makan bagi dirinya maupun keluarganya.
b. Pengaturan makan
Pola gizi seimbang merupakan pedoman untuk keperluan gizi sehari –
hari. Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan
kenaikan berat badan, bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas
yang biasanya disertai dengan gangguan kesehatan. Berat badan merupakan
petunjuk utama apakah seseorang kekurangan atau kelebihan energi dari
makanan. Obesitas dapat terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh
melebihi kebutuhan dan penggunaan energi yang rendah.
F. Pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh
melalui pengalaman atau pembelajaran di sebut posteriori, atau melalui
introspeksi di sebut priori. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak di batasi paa
deskripsi, hipotesisi, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
probabilitas bayesian adalah benar atau berguna.
Pengetahuan juga diartikan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan terlihat pada saat seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Contoh pengetahuan
adalah ketika seseorang mencicipi masakan yang baru, ia mendapatkan
pengetahuan berupa bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
6
G. Pendidikan
Sebelum memahami arti dari pendidikan gizi, ada baiknya diuraikan
terlebih dahulu tentang pengertian pendidikan. Menurut Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 1 ayat
1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, seta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Menurut WHO (1987) dalam buku The Health Aspects of Food and
Nutrition menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah usaha yang terencana
untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku. Perubahan dan
modifikasi perilaku berhubungan dengan produksi pangan, persiapan
makanan, distribusi makanan dalam keluarga, pencegahan penyakit gizi dan
perawatan anak.
Secata umum, para edukator gizi menyatakan bahwa pendidikan gizi
adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku
mayarakat sehingga kebiasaan makan yang baik diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
H. Pelatihan
Para pakar bidang pelatihan memberikan pengertian pelatihan dengan
fokus yang berbeda-beda. Edwin B. Flippo mengemukakan bahwa “Training
is the act of increasing the knowledge and skill of an employee for doing a
particular job”. Terjemahan secara bebas, bahawa pelatihan adalah tindakan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu.
Michel J. Jucius (1972) dalam Mustofa Kamil (2010) mengemukakan
“The term traising is used here to indicate any process by wich the aptitudes,
skill, and abilities of employees to persorm specific jobs are increased”.
Istilah pelatihan digunakan untuk menunjukkan pengembangan bakat,
7
keterampilan, kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaa-pekerjaan
tertentu.
Dari kedua pengertian tersebut, pelatihan erat kaitannya dengan
pekerjaan tertentu. Pada kenyataanya, pelatihan tidak harus selalu dalam
kaitan dengan pekerjaan atau tidak selalu diperuntukkan bagi pegawai.
Bedasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
275/Menkes/SK/V/2003 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan di
bidang kesehatan, pelatihan adalah proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan
karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN DIKLAT
A. Desain kegiatan diklat
Rancangan praktikum pendidikan dan pelatihan gizi ini menggunakan
rancangan observasi deskriptif dengan pendekatan survei. Rancangan
observasi deskriptif adalah rancangan diklat pendidikan dan pelatihan yang
hanya digunakan untuk mengetahui gambaran variabel pengetahuan sebelum
dan sesudah di lakukan pendidikan dan pelatihan gizi mengenai obesitas pada
remaja di wilayah Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu.
B. Variabel
a. Pengetahuan tentang bahaya obesitas pada remaja dengan memberikan
pengetahuan tentang bahaya obesitas pada remaja sebelum dan sesudah
pelatihan.
C. Waktu dan tempat kegiatan diklat
a. Tanggal : 26 Februari 2021
b. Jam : Pukul 08. 00 s/d 11.00 WIB
c. Waktu : 1-2 jam
d. Tempat : Ruang Seminar Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
D. Sasaran
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Yang menjadi populasi
dalam diklat pendidikan dan pelatihan ini adalah remaja. Sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi. Sampel
penelitian ini adalah remaja yang mengalami obesitas di wilayah kerja
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu sebanyak ±30 responden.
E. Jenis data
1. Data Primer
Data primer berupa data identitas sampel yang terdiri dari identitas
remaja obesitas yang mengikuti pelatihan beserta jawaban atas pertanyaan
kuesioner yang telah di isi oleh peserta pendidikan dan pelatihan.
F. Rencana Pengolahan Data
9
Untuk pengolahan data dikelompokkan sesuai dengan data yang telah
direncanakan sesuai dengan variabel dalam definisi operasional melalui beberapa
tahap yaitu:
a) Menyunting data (data editing)
Data editing merupakan penyuntingan data dilakukan sebelum proses
pemasukan data. Dimana peneliti memeriksa ulang kelengkapan data yang
diperoleh. Penyuntingan data sebaiknya dilakukan di lapangan, agar data
yang salah/meragukan masih dapat ditelusuri kembali kepada
responden/informan yang bersangkutan.
b) Mengkode data (data coding)
Mengkode data atau pengkodean merupakan kegiatan merubah data
berbentuk huruf menjadi data atau bilangan dengan memberikan kode-kode
setiap variabel dengan maksud untuk mempermudah pengolahan data.
c) Memproses data (data entry)
Kegiatan ini dilakukan setelah jawaban kuesioner telah diperiksa telah
melewati pengkodean. Langkah selanjutnya adalah dan memproses data atau
memindahkan data dari kuesioner agar dapat dianalisis dengan cara
memasukkan data kuesioner ke komputer .
d) Membersihkan data (data cleaning)
Data cleaning adalah kegiatan mengecek kembali data yang sudah
diproses atau pembersihan data apakah ada kesalahan dalam proses entry atau
tidak dari masing-masing variabel yang sudah dinilai. Salah satu cara yang
sering dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-
variabel dan menilai ke-logis-annya. Untuk data kontinyu (interval, rasio)
dapat dilihat secara untuk melihat ada tidaknya pencilan (outliers).
G. Analisa data
Analisis Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel
independen dan dependen. Variabel independen yaitu cara deteksi dini kejadian
obesitas pada remaja dengan memberikan pengetahuan makanan bergizi. Dan
variabel dependen yaitu remaja obesitas . Instrumen dalam penelitian ini berupa
kuesioner untuk mengukur variabel pengetahuan remaja yang obesitas dan
makanan bergizi yang diberikan saat pretest dan posttest.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan/Kota/Kabupaten yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja,
merupakan pusat perkembangan,pembinaan dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang sekaligus merupakan pos pelayanan terdepan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk itu puskesmas selain
berfungsi melaksanakan tugas teknis juga melaksanakan tugas
administratif.
11
B. Hasil
1) Pelaksanaan Pelatihan
a. Waktu dan lama pelatihan
Hari / Tanggal : Jumat / 5 Maret 2021
Waktu : 09.00 – selesai
b. Tempat Pelatihan
Tempat : Ruang seminar jurusan gizi Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
c. Peserta Pelatihan, Fasilitator, dan Panitia Penyelenggara
12
gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan merampilkan media
berupa booklet.
b. Hambatan Penyuluhan
Dari data yang diperoleh dilakukan uji perbedaan dengan bantuan SPSS
dengan mencari nilai rata-rata, minimal dan maksimal.
Rata- Rata-
Pre Test N Post Test N
rata rata
Min n Maks n Min n Maks n
Pengetahua 37 37
4 14 7 1 4,89 7 9 10 1 8,00
n
13
C. Pembahasan
Pendidikan dan pelatihan gizi tentang Bahaya Obesitas Pada Remaja
dilaksanakan pada tanggan 26 Februari 2021 pukul 08.00- 11.00. Peserta
pendidikan dan pelatihan gizi ini adalah ana-anak usia remaja yang tinggal di
wilayah Puskesmas Nusa Indah Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah
37 orang
Pendidikan dan pelatihan di buka yang di pandu MC dilanjutkan dengan
Kata sambutan dari Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jumiaty, SKM, M Gizi
Kemudian pembagian pre-test dan dilanjutkan penyampaian materi sekaligus
Diskusi Tanya jawab Acara di tutup dengan pembagian post test.
1. Pengetahuan
Hasil analisis menunjukkan rata-rata pengetahuan dan sikap
responden sebelum mengikuti pelatihan adalah 4,89. Dengan nilai minimal
pengetahuan sebelum pelatihan 4 dan nilai maksimal 6. Dan pada
pengetahuan responden setelah mengikuti pelatihan mengalami peningkatan
yaitu dengan rata-rata 8,0 Dengan nilai minimal 7 dan nilai maksimal 10
Dengan demikian adanya perubahan skor pengetahuan responden dari
sebelum diberikan penyuluhan edukasi gizi dan setelah diberikan penyuluhan
edukasi gizi.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pendidikan dan Pelatihan Gizi tentang "Pencegahan
dan Penanggulangan Obesitas Pada Usia Remaja didapatkan
1. Hasil dari pretest pengetahuan pendidikan dan pelatihan didapatkan hasil
rata-rata 4.89 jawaban yang benar
2. Hasil dari post-test setelah penyampaian materi adanya perubahan hasil
jawaban responden yaitu dari pengetahuan 8.00 rata-rata jawaban yang
benar.
5.2 Saran
Perlu adanya perencanaan gizi yang menyentuh kelompok anak-anak usia
remaja. Supaya dapat terhindarnya kejadian obesitas yang dapat
membahayakan kesehatan mereka pada usia dewasa.
Perlu adanya peningkatan pengetahuan gizi melalui pelatihan dan
pendidikan gizi mengenai Pencegahan dan Penanganan Kejadian Obesitas
Pada Usia Remaja.
Diperlukan kerjasama dan dukungan dari masyarakat dan petugas
keschatan terutama orang tua remaja khususnya dalam upaya peningkatan
pengetahuan dan sikap terhadap pola gizi seimbang.
15
Lampiran 1
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
16
TAHUN AKADEMIK 2020
17
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
18
Proposal Penelitian Pendidikan dan Pelatihan Gizi Dengan Judul:
KELOMPOK 9
19
Dengan menyebut nama ALLAH SUBHANAWATA”ALA yang maha pengasih
lagi maha penyayang, puja dan puji syukur atas Kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul ‘OBESITAS PADA REMAJA’ dengan tepat waktu .
Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini adalah untuk memnuhi salah satu
tugas mata kuliah “Pendidikan dan Pelatihan Gizi”.Pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
moril maupun mateiil sehinggal proposal ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini
penulis tunjukan kepada:
Penyusun
20
PENYULUHAN BAHAYA OBESITAS PADA REMAJA
DI PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara
nasional sebesar 1,4%. Secara nasional, masalah gemuk pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat
gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di
Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen
sangat gemuk (obesitas). Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 hingga 18
tahun sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen
obesitas.
21
Obesita pada remaja sangat berbaya karena dapat berpengaruh terhadap
kehidupannya, sehingga harus dilakukan pencegahan. Remaja rentan akan
risiko obesitas sebaiknya diberi edukasi dengan media yaitu untuk memperbaiki
asupan makanan khususnya asupan energi dengan memperhatikan
keseimbangan asupan zat gizi protein, lemak dan karbohidrat.
B. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan umum
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta
penyuluhan akan bahaya obesitas pada remaja.
b. Tujuan khusus
1. Memberikan informasi apa itu obesitas pada remaja
2. Memberikan informasi apa etiologi dari obelita pada remaja
3. Memberikan informasi bagiamana keadaan fisiologis dan patologi
obesitas pada remaja
4. Memberikan informasi cara pencegahan agar obesitas pada remaja
tidak terjadi
5. Memberikan informasi bagaimana cara menanggulanginya jika remaja
tersebuta mengalami obesitas.
C. Sasaran Kegiatan
Peserta Diklat ini adalah remaja dengan resiko obesitas di lingkungan
Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu, yang berjumlah ±30 orang.
D. Nama Kegiatan
Penyuluhan Bahaya Obesitas Pada Remaja Di Puskesmas Nusa Indah Kota
Bengkulu tahun 2021
E. Hasil yang di harapkan
a. Mampu menambah wawasan remaja mengenai bahaya dari obesitas
b. Mampu mengubah pola pikir remaja untuk mulai hidup sehat
F. Penyelenggaraan
Penyelenggara Penyuluhan ini adalah mahasiswa Jurusan Gizi Prodi
Sarjana terapan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu
didampingi oleh dosen pembembing mata kuliah serta tim Gizi dari puskesmas
Nusa Indah Kota Bengkulu.
22
G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Pakar ini akan dilaksanakan pada
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Februari 2021
Waktu : Pukul 08. 00 s/d 11.00 WIB
Tempat : Ruang seminar jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
H. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab
dengan media modul, booklet dan PPT. Selanjutnya peserta mendengarkan
pemaparan materi dari pembicara dan dilanjutkan sesi tanya jawab.
I. Fasilitator
Fasilitator pada acara Diklat Pendidkan dan Pelatihan ini adalah Ibu Sintia
Monica S.Tr. Gz, M. Kes, seorang dosen yang mengajar di Politeknik Kesehatan
Kementrian Yogyakarta dan sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas
Indonesia.
J. Kepanitian
Terlampir I
K. Susuna Acara
Terlampir II
L. Rencana Anggaran Biaya
Terlampir III
M. Penutup
Demikian Proposal Penyuluhan Obesitas Pada Remaja Puskesmas Nusa
Indah Kota Bengkulu Tahun 2021 ini dibuat dan diajukan sebagai bentuk
rencana untuk melakukan Penyuluhan Giz Bahaya Obesitas Pada Remaja. Kami
mengharapkan partisipasi aktif dan dukungan Bapak/Ibu dosen. Semoga
kegiatan Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana seperti yang
diharapkan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami mengucapkan
terimakasih.
23
Lampiran I
SUSUNAN PANITIA
24
Lampiran II
SUSUNAN ACARA
25
Lampiran III
ANGGARAN DANA
26
Lampiran 2
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
27
Pokok Bahasan : Bahaya Obesitas Pada Remaja
Sub Pokok Bahasan : Nutrisi bagi remaja agar terhindar dari obesitas
Penyaji : Kelompok 9
A. LATAR BELAKANG
Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara nasional
sebesar 1,4%. Secara nasional, masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas)
8,8 persen. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar
10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).
Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 hingga 18 tahun sebanyak 7,3 persen yang
terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas.
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab,
yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan
pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan.
Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet.
Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi karena adanya globalisasi
secara luas.
Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko mengalami gizi
lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan
bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya, sebagai akibat
terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh.
Prevalensi kegemukan (overweight) relatif lebih tinggi pada remaja perempuan
dibanding dengan remaja laki-laki (1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki) .
28
pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis
kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan
energi dan berujung pada kejadian obesitas pada remaja.
C. TUJUAN KHUSUS
1. Memberikan informasi apa itu obesitas pada remaja
2. Memberikan informasi apa etiologi dari obelita pada remaja
3. Memberikan informasi bagiamana keadaan fisiologis dan patologi obesitas
pada remaja
4. Memberikan informasi cara pencegahan agar obesitas pada remaja tidak
terjadi
5. Memberikan informasi bagaimana cara menanggulanginya jika remaja
tersebuta mengalami obesitas.
D. SASARAN
Sasaran ditujukan pada remaja dengan resiko obesitas di lingkungan Puskesmas
Nusa Indah Kota Bengkulu, yang berjumlah ±30 orang.
29
E. MATERI
a) Pengertian Obesitas
▪ Obesitas yang dialami sejak usia remaja, bila tidak segera ditangani,
maka akan berakibat buruk bagi seseorang saat ia dewasa nanti.
b) Penyebab Obesitas
▪ Kebiasaan rumah tangga (jarang masak dirumah atau sering makan dan
jajan diluar, ngekost atau jauh dari orang tua)
▪ Faktor keturunan
▪ Jika kedua orang tua obesitas, 80% anaknya akan menderita obesitas
▪ Jika salah satu orang tuanya obesitas maka kejadian obesitas 40% .
30
c) Dampak Obesitas
1. Diabetes Melitus
2. Hipertensi
3. PJK
4. Stroke
31
F. METODE
Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
G. MEDIA
Ppt
Booklet
H. EVALUASI
32
I. RANGKAIAAN KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PETUGAS
08.00 – 08.45 Persiapan Panitia Seluruh Panitia
09.00 – 09.10 Pre Test Erly Putriana
09.10 – 09.25 Pembukaan Delima Meli G.P
09.25 – 09.30 Kata Sambutan Dosen Jumyati SKM., M.Gizi
Pembimbing
09.30 – 09.35 Kata Sambutan Ketua Melinda Tri Putri
Panitia
09.35 – 09.40 Do’a Dova Sanjaya
09.40 – 10.00. Penyampaian Materi Sintia Monica
10.00 – 10.15 Tanya Jawab Pembicara dan Peserta
10.15 -10.25 Post Test Erly Putriana
33
Lampiran 3 GBPP (Garis-Garis Besar Program Pembelajaran)
Lampiran 4 Materi (Powerpoint)
▪ Obesitas yang dialami sejak usia remaja, bila tidak segera ditangani,
maka akan berakibat buruk bagi seseorang saat ia dewasa nanti.
f) Penyebab Obesitas
▪ Kebiasaan rumah tangga (jarang masak dirumah atau sering makan dan
jajan diluar, ngekost atau jauh dari orang tua)
▪ Faktor keturunan
34
Obesitas oleh Faktor keturunan
▪ Parental fatness merupakan faktor keturunan yang berperan besar.
▪ Jika salah satu orang tuanya obesitas maka kejadian obesitas 40% .
g) Dampak Obesitas
5. Diabetes Melitus
35
4. Konsumsi makanan sehat sesuai kebutuhan (karbohidrat, protein,
lemak, sayur dan buah)
5. Rajin berolahraga
6. Jaga berat badan
Booklet
36
Lampiran 6 Absensi peserta
37
Lampiran 7 Susunan Acara Kegiatan
38
Lampiran 8 Kuesioner pengetahuan
39
4. Berikut penyebab terjadinya obesitas, kecuali..... *
a. Konsumsi makanan yang berlebihan
b. Jarang mengkonsumsi serat
c. Aktifitas rendah
d. Mengkonsumsi sayur dan buah
9. Anak yang lahir dari kedua orang tua yang obesitas memiliki resiko lebih
tinggi mengalami obesitas sebesar...... *
a. 80%
b. 85%
c. 70%
d. 75%
40
SUSUNAN ACARA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA IBU
HAMIL
Assalammualaikum wr.wb
Selamat pagi semua peserta pendidikan dan pelatihan,narasumber,ibu dosen
poltekkes kemenkes bengkulu,serta ibu kepala puskesmas nusa indah.
Baik lah pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadiran
Allah,SWT yang mana telah memberikan kesehatan kepada kita, dimana kita bisa
mengikuti acara pendidikan dan pelatihan “Pencegahan Hipertensi Pada Ibu
Hamil”
Sebelum memulai acara pada pagi hari ini,kami panitia sudah menyiapkan absensi
untuk peserta online maupun offline, bagi peserta online kami sudah menyediakan
link absensi yang sudah di kirim ke grup,absensi kehadiran ini kami buka 10
menit.
Baik la disini saya akan membacakan susunan acara kita pada pagi hari ini
1. Pembukaan (marilah kita lafalkan basmala)
2. Selanjutnya Pembacaan Do’a (Dova Sanjaya)
3. Pre-Test
4. Sebelum memulai penyampaian materi dari narasumber kita kali ini,saya
akan memperkenalkan moderator kita pagi hari ini,moderator kita pada
pagi hari ibu ibu rizka anggraini
5. Pembacaan CV Narasumber
6. Penyampaian Materi oleh Narasumber (Nurqaulan)
7. Peserta di perbolehkan bertanya maksimal 2 pertannyaan
8. Break sejenak
9. Narasumber menjawab pertannyaan
10. Penayangan Vidio tentang hipertensi kehamilan
11. Tanya jawab
12. Post test dan evaluasi
13. Penyerahan piagam/sertifikat kepada narasumber
14. Pengisian evaluasi
15. Pemberian hadiah untk yang sudah bertanya
16. Penutupan
41
17. Sesi dokumentasi
18. Lampiran
9 Kuesioner evaluasi pelatihan ( evaluasi dari narasumber, peserta dan
panitianya)
42
LAMPIRAN D
43
c. Pengetahuan (untuk pembahasan ini dari
hasil yang didapat, teori dan hasil
penelitianorang lain
d. Sikap
e. Tindakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.3 Kesimpulan
5.4 Saran
Lampiran ;
1. Proposal kegiatan
2. SAP (Satuan acara Pelatihan )
3. GBPP (Garis-Garis Besar Program Pembelajaran)
4. Materi (Powerpoin)
5. Media yang digunakan seperti modul, bookleat
6. Absensi peserta
7. Susunan Acara Kegiatan
8. Kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan
9. Kuesioner evaluasi pelatihan ( evaluasi dari
narasumber, peserta dan panitianya)
10. Sistim Laporan Pelatihan secara umum (Lihat
Dilampiran D )
11. Dokumentasi
44
Lampiran 11 Dokumentasi
45
46