DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
KELOMPOK 9
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
PENYULUHAN BAHAYA OBESITAS PADA REMAJA
DI PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun
secara nasional sebesar 1,4%. Secara nasional, masalah gemuk pada anak
umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8
persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk pada
remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3
persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas). Prevalensi gemuk
pada remaja umur 16 hingga 18 tahun sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari
5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas.
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena
berbagai sebab, yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih
tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan
gaya hidup dan kebiasaan makan. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan
zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah
salah satunya terjadi karena adanya globalisasi secara luas.
Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko
mengalami gizi lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan
yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan
remaja sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang
berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Prevalensi kegemukan
(overweight) relatif lebih tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan
remaja laki-laki (1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki) .
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial.
Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas
fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor
yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung
pada kejadian obesitas pada remaja.
Obesita pada remaja sangat berbaya karena dapat berpengaruh terhadap
kehidupannya, sehingga harus dilakukan pencegahan. Remaja rentan akan risiko obesitas
sebaiknya diberi edukasi dengan media yaitu untuk memperbaiki asupan makanan
khususnya asupan energi dengan memperhatikan keseimbangan asupan zat gizi protein,
lemak dan karbohidrat.
B. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan umum
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta
penyuluhan akan bahaya obesitas pada remaja.
b. Tujuan khusus
1. Memberikan informasi apa itu obesitas pada remaja
2. Memberikan informasi apa etiologi dari obelita pada remaja
3. Memberikan informasi bagiamana keadaan fisiologis dan
patologi obesitas pada remaja
4. Memberikan informasi cara pencegahan agar obesitas pada
remaja tidak terjadi
5. Memberikan informasi bagaimana cara menanggulanginya jika
remaja tersebuta mengalami obesitas.
C. Sasaran Kegiatan
Peserta Diklat ini adalah remaja dengan resiko obesitas di
lingkungan Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu, yang berjumlah ±30
orang.
D. Nama Kegiatan
Penyuluhan Bahaya Obesitas Pada Remaja Di Puskesmas Nusa Indah
Kota Bengkulu tahun 2021
F. Penyelenggaraan
2
Penyelenggara Penyuluhan ini adalah mahasiswa Jurusan Gizi
Prodi Sarjana terapan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bengkulu didampingi oleh dosen pembembing mata kuliah serta tim Gizi
dari puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu.
G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Pakar ini akan dilaksanakan pada
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Februari 2021
Waktu : Pukul 08. 00 s/d 11.00 WIB
Tempat : Ruang seminar jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
H. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode diskusi, ceramah dan tanya
jawab dengan media modul, booklet dan PPT. Selanjutnya peserta
mendengarkan pemaparan materi dari pembicara dan dilanjutkan sesi
tanya jawab.
I. Fasilitator
Fasilitator pada acara Diklat Pendidkan dan Pelatihan ini adalah Ibu Sintia
Monica S.Tr. Gz, M. Kes, seorang dosen yang mengajar di Politeknik
Kesehatan Kementrian Yogyakarta dan sedang menempuh pendidikan S3
di Universitas Indonesia.
J. Kepanitian
Terlampi I
K. Susuna Acara
Terlampi II
L. Rencana Anggaran Biaya
Terlampi III
M. Penutup
Demikian Proposal Penyuluhan Obesitas Pada Remaja Puskesmas
Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2021 ini dibuat dan diajukan sebagai
bentuk rencana untuk melakukan Penyuluhan Giz Bahaya Obesitas Pada
Remaja. Kami mengharapkan partisipasi aktif dan dukungan Bapak/Ibu
3
dosen. Semoga kegiatan Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan
terlaksana seperti yang diharapkan. Atas perhatian dan kerja sama
Bapak/Ibu, kami mengucapkan terimakasih.
4
Lampiran I
SUSUNAN PANITIA
5
Lampiran II
SUSUNAN ACARA
6
Lampiran III
ANGGARAN DANA
7
A. SAP (Satuan Acara Penyuluhan/pembelajaran)
A. LATAR BELAKANG
Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara nasional
sebesar 1,4%. Secara nasional, masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas)
8,8 persen. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar
10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).
Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 hingga 18 tahun sebanyak 7,3 persen yang
terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas.
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab,
yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan
pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan.
Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet.
Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi karena adanya globalisasi
secara luas.
Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko mengalami gizi
lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan
bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya, sebagai akibat
terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh.
Prevalensi kegemukan (overweight) relatif lebih tinggi pada remaja perempuan
dibanding dengan remaja laki-laki (1,5% perempuan dan 1,3% laki-laki) .
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan
konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik,
1
pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis
kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan
energi dan berujung pada kejadian obesitas pada remaja.
Obesitas pada remaja sangat berbaya karena dapat berpengaruh terhadap kehidupannya,
sehingga harus dilakukan pencegahan. Remaja rentan akan risiko obesitas sebaiknya diberi
edukasi dengan media yaitu untuk memperbaiki asupan makanan khususnya asupan energi
dengan memperhatikan keseimbangan asupan zat gizi protein, lemak dan karbohidrat.
2
akan diberikan
2. ....Jam Pelaksanaan :
Menjelaskan pengertian Memperhatikan
anemia
Memperhatikan dan
Menjelaskan penyebab dari
menjawab pertanyaan yang
anemia
diajukan
Menjelaskan tanda dan gejala
Memperhatikan
anemia
Memapar
Memperhatikan
kan nutrisi bagi
penderita anemia
(kurang darah)
3. ..... Jam Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.
4. ...... Terminasi :
Menit Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
3
LAMPIRAN C
A. Jadwal Pelatihan
2
11. Penjadwalan pelaksanakan pelatihan
12. Foto-foto kegiatan
LAMPIRAN D
3
b) Pelaksanaan pendidikan pelatihan (mulai
dari pelaksanaan sampai dengan evaluasi,
kendala yg dihadapi)
c) Pengetahuan (untuk pembahasan ini dari
hasil yang didapat, teori dan hasil
penelitianorang lain
d) Sikap
e) Tindakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran ;
2. Proposal kegiatan
3. SAP (Satuan acara Pelatihan )
4. GBPP (Garis-Garis Besar Program Pembelajaran)
5. Materi (Powerpoin)
6. Media yang digunakan seperti modul, bookleat
7. Absensi peserta
8. Susunan Acara Kegiatan
9. Kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan
10. Kuesioner evaluasi pelatihan ( evaluasi dari
narasumber, peserta dan panitianya)
11. Sistim Laporan Pelatihan secara umum (Lihat
Dilampiran D )
12. Dokumentasi