Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Rahmat dan
HidayahNya setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya Buku Panduan Ruang Isolasi di
Rumah Sakit Wates Husada Balongpanggang Gresik dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Suatu langkah maju telah dicapai dalam proses memenuhi hak pasien dan keluarga yang
mendapatkan pelayanan bermutu di Rumah Sakit Wates Husada Balongpanggang Gresik.

Sangat disadari bahwa Buku Panduan Ruang Isolasi di Rumah Sakit Wates Husada
Balongpanggang Gresik ini masih jauh dari kesempurnaan meskipun demikian dengan sangat
keterbatasan panduan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada semua staf yang
terlihat dalam pelaksanaan panduan ini.

Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan Buku Panduan
Ruang Isolasi di Rumah Sakit Wates Husada Balongpanggang Gresik ini sangat diharapkan.

Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang membangun
pemikiran semua staf rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan Buku Panduan Ruang Isolasi
di Rumah Sakit Wates Husada Balongpanggang Gresik ini dan semoga dapat bermanfaat.

Ditetapkan di : Gresik

Pada Tanggal : 15 Januari 2022

RUMAH SAKIT WATES HUSADA

Penyusun

1
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Ruang isolasi merupakan ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien
dengan kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima
perawatan medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006), Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan
untuk perawatan pasien dengan penyakit resiko yang dapat ditularkan pada orang lain
seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan
lain-lain (DepKes RI).
Penanganan yang tepat pada pasien yang harus di isolasi merupakan langkah
efektif agar pasien maupun petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari
penyakit-penyakit yang ditularkan pasien baik melalui udara maupun cairan tubuh yang
dapat ditularkan pada mereka.

B. Tujuan
1. Terlaksananya program pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Wates Husada yang
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Terlaksananya penanganan yang tepat pada pasien yang harus di isolasi.
3. Karyawan dan pasien lain dapat terhindar dari penyakit menular.

C. Pengertian
1. Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.
2. Ruang isolasi adalah Tempat yang mampu merawat pasien yang memerlukan perawatan
isolasi mulai pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi semua aspek
pelayanan dalam satu tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan lingkungan yang
aman dari kontaminasi bagi seluruh komponen.
3. Ruang isolasi adalah Suatu ruangan perawatan yang mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas
kesehatan. Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara
negatif (Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area

2
disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi seperti,
tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella), sedangkan pasien
yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan pasien yang
mendapat transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow Transplant)
menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive Pressure) dimana
tekanan udara di ruang isolasi positif terhadap area sekitarnya untuk melindungi pasien
dari kontaminasi luar.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Lingkup Area
1. Panduan penanganan pasien isolasi ini di terapkan kepada semua petugas yang kontak
dengan pasien.
2. Pelaksana panduan ini adalah:
a) Setiap petugas yang kontak langsung dengan pasien yaitu:
1. Staf Medis
2. Staf Perawat
3. Staf Bidan
4. Staf Fisioterapi
5. Staf Ahli Gizi
6. Staf Laboratorium
7. Staf Radiologi
b) Setiap petugas yang berkontribusi dengan prosedur pasien

B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung Jawab Pasien)
Memahami dan menerapkan prosedur penanganan pasien isolasi
2. Kepala instalasi/Kepala Ruangan
a) Memastikan seluruh staf di instalasi memahami prosedur penanganan pasien isolasi
secara tepat.
b) Melakukan evaluasi prosedur dilaksanakan dengan baik dan benar.
3. Manajer
a) Memantau dan memastikan panduan penanganan pasien isolasi dikelola dengan baik
oleh kepala instalasi.
b) Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan tersebut.

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengertian
Isolasi merupakan pemisahan penderita yang terinfeksi selama masa inkubasi dengan
kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan baik langsung
maupun tidak langsung.

B. Tujuan
Agar para petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit
yang ditularkan pasien melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum
karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

C. Prosedur
Syarat-syarat Ruang Isolasi.
1. Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang
isolasi adalah 0,1 ± 0,5 lux dengan warna cahaya biru. Selain itu ruang isolasi harus
mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
2. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip
tekanan yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :
a. Ruang Isolasi BertekananNegatif
Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih
rendah dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang
keluar dari ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari
ruang isolasi. Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit-
penyakit menular khususnya yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman
penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan udara
atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA.
b. Ruang Isolasi Bertekanan Positif
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari
dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang

5
masuk ke ruangan isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh
udara luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit
immunodeficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sumsum
tulang. Untuk memperoleh udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan
positif di ruang isolasi digunakan udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi
terlebih dahulu.
3. Pengolahan limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan
limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
a. Penimbulan( Pemisahan Dan Pengurangan)
Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang
kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan: kelancaran penanganan
dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan
limbah B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan
dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya,
petugas dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor
atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna
seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana
kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius,
kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong
berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong
berwarna hitam dengan tulisan domestik´.
c . Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan
eksternal.Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site ). Dalam pengangkutaninternal
biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dandibersihkan
secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksidan pakaian
kerja khusus.Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat

6
pembuangandi luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur
pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat.

7
BAB IV

DOKUMENTASI

8
BAB V
PENUTUP

Setiap petugas dalam memberikan penjelasan dan pendidikan pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara petugas
kesehatan dan pasien/keluarga pasien.
Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga sudah diberikan penjelasan
tentang perawatan pasien di ruang isolasi RS. Wates Husada Balongpanggang Gresik.

Anda mungkin juga menyukai