Anda di halaman 1dari 28

INFEKSI

NOSOKOMIAL

dr. Theresia Susilo, SpPD


 Noso = penyakit
 Komeo = rumah sakit

 Infeksi yang terjadi di sarana pelayanan


kesehatan

INFEKSI NOSOKOMIAL
 Abad 19 diEropa, infeksi sepsis puerperalis
merupakan penyakit yang fatal.

 Oliver Wendel Holmes (1843)


 yakin bahwa penyakit ini ditularkan oleh
dokter yang melakukan otopsi lalu
memeriksa wanita yang melahirkan.

Makalah dan idenya yang disampaikan di


simposium kemajuan ilmu kedokteran di
perhimpunan kedokteran Boston tidak
diterima oleh dokter yang hadir.

SEJARAH
 Ignaz Philip Semmelweis dari Wina
berhasil membuktikan dengan meyakinkan
 faktor cuci tangan yang tidak dilakukan
oleh dokter.

Semmelweis sangat risau melihat bahwa


mortalitas sepsis oleh dokter 5 x
dibandingkan pasien-pasien yang ditolong
oleh bidan.

Perbedaan ini disebabkan karena dokter


periksa mayat sedangkan bidan tidak.
Setelah tindakan cuci tangan, maka
mortalitas turun sebanding dengan bidan.

SEJARAH
 Semmelweis dan Holmes belum kenal kuman sebagai
penyebab infeksi.
 Joseph Lister yang menunjukkan hubungan bakteri
dengan infeksi dan mengembangkan konsep
antisepsis.
 Florence Nigthingale dan Shimmelbush yang
pertama mempergunakan teknik asepsis seperti
sarung tangan, isolasi pasien, ventilasi dan sanitasi
rumah sakit.
 Sejak Penisilin keluar pada abad 19 yang begitu
bagus khasiatnya untuk terapi maupun preventif
infeksi, cara asepsis dilupakan.

SEJARAH
 Akibatnya infeksi tetap merajalela karena
terjadi resistensi antibiotik maka dicari dan
dibuat antibiotika baru.

 Pemakaian antibiotik meningkat, demikian


juga resistensi kuman terhadap antibiotik
meningkat.

 Dengan terbentuknya penanggulangan


infeksi sebagai suatu disiplin maka teknik
aseptik diperhatikan lagi dan penggunaan
antibiotik secara rasional dilakukan.

SEJARAH
DEFINISI INFEKSI
NOSOKOMIAL
Infeksi yang didapat ketika
penderita dirawat di rumah sakit:
◦ Saat mulai dirawat  tanda-
tanda klinis (-).
◦ Saat mulai dirawat
◦ Tanda-tanda klinis  timbul
sekurang-kurangnya 2 kali 24
jam sejak mulai perawatan.
Ketika akan operasi pemancungan hidung, hari
kedua akan operasi terkena tipus, maka itu tidak
temasuk nosokomial karena belum 2x 24 jam

Misal seorang bayi dirawat karena sakit kuning,


setelah itu dia demam, batuk berlendir berwarna
kekuningan setelah penanganan, itu baru bakteri
nosokomial

Orang tua datang denga stroke, tidak sadar,


masuk ICU, pasang keteter urin, lalu demam, di
urinnya terdapat banyak bakteri, maka itu
termasuk bakteri nosokomial

contoh
PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial  masalah


kesehatan masyarakat yang penting:
◦  angka kesakitan dan kematian.
◦  lama perawatan.
◦  biaya kesehatan  perawatan, obat
◦ Citra buruk RS  konsumen berkurang
◦ Dampak hukum  tuntutan pengadilan
TIGA KOMPONEN PADA INFEKSI
NOSOKOMIAL

 Mikroorganisme penyebab
 Cara penularan
 Daya tahan Tubuh Pasien
Source

Susceptible Means of
Host Transmission
TRANSMISI
JENIS INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi aliran darah primer (IADP)


 Infeksi luka operasi
 Infeksi saluran kemih nosokomial
 Hospital associated pneumonia (HAP) dan
ventilator associated pneumonia (VAP)
 Melindungi pasien dari penularan infeksi
 Melindungi tenaga kesehatan dari tertular
infeksi
 Melindungi pengunjung RS dan
masyarakat sekitar dalam lingkungan RS
 Melakukan program PPI secara cost-
effective, tepat guna dan hemat biaya

TUJUAN PROGRAM PPI (program


pencegahan infeksi)
 Melindungi pasien dari infeksi akibat
kontak dengan pasien lain, tenaga
kesehatan, alat kesehatan dan lingkungan
sekitar
 Melalui:
◦ Kewaspadaan, isolasi
◦ Surveilans

MELINDUNGI PASIEN
 Menekan dan menurunkan angka infeksi RS
 Meningkatkan kemungkinan hidup dan
kesembuhan
 Menekan dan menurunkan angka kesakitan
akibat infeksi
 Memperpendek lama hari perawatan
 Mempercepat penyembuhan

MANFAAT PROGRAM PPI


 Melalui:
◦ Kewaspadaan, isolasi
◦ Surveilans
◦ Pendidikan dan pelatihan berkesinambungan
◦ Imunisasi dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

MELINDUNGI TENAGA KESEHATAN


 Membatasi transmisi  asepsis, isolasi, dan sterilisasi.

 Pengontrolan antibiotika.

 Nutrisi baik, vaksinasi, dan antibiotika profilaksis.

 Pencegahan infeksi staf RS.

 Peningkatan teknik perawatan dan pendidikan staf.

 Pengembangan teknik mikrobiologi epidemiologi.

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL


Isolation
Airborne
Contact
IADP:
◦ Teknik asepsis
◦ pemakaian sesingkat mungkin.
◦ persiapkan cairan infus secara aseptik,
sesaat sebelum pemakaian.
◦ personel terlatih.
◦ tanda infeksi  periksa tiap hari.

Pencegahan Infeksi
Nosokomial
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

 Kateter intravena perifer:


◦ Cabut kateter bila tanda infeksi (+).
◦ IV line diganti setelah transfusi darah

 Kateter sentral: IV line diganti setiap tiga


hari.
Infeksi saluran kemih:
 hanya bila benar-benar dibutuhkan.
 Teknik asepsis.
 Pemasangan oleh staf terlatif.
 Pemasangan secara non traumatik.
 kateter urin lancar dan tidak tersumbat.

PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Penyebab infeksi nosokomial 
multiresisten  antibiotika yang diberikan
tidak sesuai.
 Pemberikan antibiotika yang sesuai:
◦ Menurunkan angka kematian.
◦ Memperpendek lama rawatan ICU.
◦ Memperpendek lama rawatan keseluruhan.
◦ Mengurangi biaya perawatan.
◦ Mengurangi perkembangan resistensi.

TERAPI ANTIBIOTIKA YANG SESUAI


PADA INFEKSI NOSOKOMIAL
5 langkah momen cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai