Anda di halaman 1dari 99

[Type text]

CUCI TANGAN 6 LANGKAH


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Membersihkan tangan dari kotoran dan kuman dengan antiseptic atau sabun dan
dibilas dengan air mengalir.

− Membebaskan tangan dari kuman,


Tujuan − Mencegah kontaminasi kuman, virus dan bakteri melalui kontak tangan,
− Mencegah terjadinya infeksi silang
− Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.

Referensi -
Dilakukan oleh Dokter/Perawat/Bidan pada waktu :
Kebijakan - Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
- Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
- Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
Persiapan :
1. Alat
− Wastafel/air mengalir
− Sabun biasa/antiseptic

c) Watafel/airmengalir
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan. Misalnya
menutup pintu/jendala atau skeren untuk menjaga privasi klien

Hal yang perlu diperhatikan :


Tunjukan sikap sopan dan ramah, menunjukkan niat membantu, menghargai, tanggap,
dan menjaga privasi.

Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam terapeutik pada pasien.
2. Tanyakan tentang :
- identitas pasien dengan lengkap (Nama, Umur , Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Agama dan Suku Bangsa, Status Pernikahan, Alamat& No. telp,
Nama Orang tua dan alamat)
Prosedur - Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya
keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan gejala
pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
- Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan penyakit
sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
- Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
- Riwayat kelahiran
- Riwayat makanan
- Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
[Type text]

ANAMNESE

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Siapkan alat Ucapkan


tulis,rekam salam
medise

- Tanyakan tentang identitas pasien,


keluhan utama,Riwayat penyakit
sekarang ,dahulu, Riwayat
kelahiran,Riwayat
Flow Chart makanan,Riwayat imunisasi
- Riwayat tumbuh kembang dan
riwayat keluarga

Akhiri salam
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT dr.Titis Sulistyowati


PUSKESMAS NIP.19690331 200604 2
AJUNG 003

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik


Pengertian
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan
fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien.
2.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam
Tujuan
riwayat kesehatan.
3.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan
penatalaksanaan.
5.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari terapi.
- Kozie Barbara. 2000. Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess
and Practice : Sixth edition. Menlo Park : California.
- Potter. 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III,
Referensi
Alih bahasa Ester Monica. Jakarta : EGC.
- Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta :
EGC
Dilakukan oleh Dokter/Perawat/Bidan pada waktu :
- Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
Kebijakan rawat.
- Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
- Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


AJUNG No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Persiapan :
1. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/
spighnomanometer, Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks
Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku
catatan.
Prosedur
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks.
Pelaksanaan :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan
pasang handschoen bila di perlukan
4. Gunakan metode pemeriksaan fisik berupa: Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, dan Auskultasi.
[Type text]

PEMERIKSAAN FISIK

UPT PUSKESMAS No. Dokumen :


AJUNG No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

5. Pemeriksaan fisik head to toe meliputi :


- Penampilan umum
- Tanda-tanda vital
- Status mental
- Kulit, rambut dan kuku
- Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
- Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
- Dada : Jantung dan Paru
- Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
- Genetalia
- Kekuatan otot /musculosekletal
- Neurologi
6. Lepas handschoen, Cuci tangan& Dokumentasi
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
[Type text]

Siapkan
alat,lingkungan&k Cuci tangan
lien

-jelaskan prosedur
-Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di
sebelah kanan klien dan pasang handschoen
bila di perlukan
-Gunakan metode pemeriksaan fisik:
Flow Chart Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.
-Pemeriksaan fisik head to toe

-Lepas
handschoen,
Cuci tangan&
Dokumentasi
[Type text]

PERAWATAN LUKA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Perawatan luka adalah Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang
berada di puskesmas

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan perawatan


Tujuan
luka
1. Johnson dkk. 2005. Prosedur perawatan di rumah ;pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
Referensi 2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS AJUNG

PERSIAPAN ALAT STERIL


1. Bak instrumen berisi :
a. Spurt irigasi 50 cc
b. Soft koteker / tobe feeding
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
2. Korentang dengan tempatnya
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Kom kecil/ sedang
7. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
8. Topical terapi
a. Betadine sol
b. Sutratol
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Alkohol 70 %
[Type text]

PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PERSIAPAN ALAT NON STERIL


1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10. Form inform consern
11. Form UGD
PENATALAKSAAN :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +inform concern
2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung
atas ke ujung bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan dengan sabun
7. Mengenakan schort / gown plastik
8. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70 %
Prosedur pada plester yang menempel dikulit klien untuk melepaskannya.
9. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka,
basahi dengan ns / rl steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
10. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan
gloves (bagian luar berada didalam) dan buang kedalam tas plastik
11. Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna
dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel,
kontraksi luka, kulit sekitar luka)
12. Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril  200 – 500
ml atau tergantung luas dan kedalaman luka
13. Mengenakan hndschone steril
14. Menghisap solution irigasi RL/ NS hangat kedalam spuit 30 cc (sambungkan
dengan soft koteler / baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka berongga
dalam)
15. Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube kedalam
luka sampai menyentuh dasar luka paling dalam
16. Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara perlatton. Jika
luka tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit 
2,5 cm diatas luka
17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan bersih
18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi luka
19. Menutup luka dengan pembalut / topical terapi :
20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan)
dan rekatkan denga plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi
21. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
22. Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik
23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien ngan
[Type text]

PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

24. Mencuci tangan


25. Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang
penggantian pembalut, penampilan luka dan gambaran cairan luka

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Menyiapkan Menjelaskan Meletakkan


alat steril & prosedur yg akan perlak+alas di
non steril dilaksanakan&inf bawah tubuh
orm concern klien
Cuci
tangan Membuka&me
Membantu Menempatka
nempatkan tas
mengatur n bengkok di
plastic kotoran
posisi klien bawah luka
di dekat area
kerja
Mengena
Mengenakan Melepaskan Melepaskan
kan
gloves non & gloves
schort
steril,menyem membuang
protkan pembalut
alcoho 70% kotor ke
pd plester dlm tas
plastik
Menghisap Mengenakan Mengkaji
Menuangkn
solution handschon jumlah,jenis,
solution
irigasi hangat steril bau cairan
irigasi yg
Flow Chart ke dlm spuit luka,&obs.ko
hangat k dlm
30cc ndisi luka
kom steril

Jika luka Menyemprotkan Melakukan irigasi


berongga solution irigasi beberapa kali
dalam,masukkan
soft kateter ke
dlm luka

Menutup luka dg Menutup luka dg Mengeringkan


kasa&rekatkan dg pembalut/topical sekitar luka dg
plester terapi betadine

Meletakan Melepaskan gloves, Membereskan


pinset& gunting buang kedalam tas peralatan
dalam bengkok plastik

Mengecek&
mencatat di Mencuci tangan
chart
[Type text]

PEMBERIAN INJEKSI
INTRAMUSKULER
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian injeksi intramuskuler adalah memberikan obat dengan cara memasukkan
obat kedalam jaringan muscular (otot)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat sesuai dengan
program terapi melalui intra muscular untuk mendapatkan berbagai efek terapi yang
diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS AJUNG

Persiapan Alat (Didalam baki/meja suntkan berada)


1. Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
2. Obat – obatan yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
5. Cairan pelarut
6. Bak semprit steril steril yang tertutup, di dalamnya sudah diberi alas untuk
tempat semprit
7. Pembendung vena
8. Bengkok berisi desinfektan, untuk tempat semprit dan jarum yang sudah
dipakai
9. Bengkok
Prosedur 10. Perlak dan alasnya
Persiapan Pasien dan Lingkungan
 Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
 Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
 Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Petugas mencuci tangan,
2. Petugas menyiapkan alat – alat dan bahan dalam bak instrumen steril,
3. Petugas Memberi tahu maksud tindakan kepada pasien
4. Petugas melakukan aspirasi obat sesuai dosis dengan spuit injeksi
5. Petugas Mengatur posisi pasien
6. Petugas memilih area penusukan yang bebas dari lesi dan peradangan

7. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol


8. Petugas membuka tutup jarum
9. Petugas menusukkan jarum ke daerah penusukan dengan sudut 90 derajat, kira –
kira sampai jaringan otot
10. Petugas meLakukan aspirasi spuit,
11. Petugas mengobservasi ada tidak darah dalam spuit
12. Jika ada darah tarik kembali jarum dari kulit,
13. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
14. Petugas mengganti penusukan ke tempat lain
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan – lahan hingga habis
16. Petugas mencabut jarum
17. Petugas menekan tempat penusukan dengan kapas alkohol
18. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
19. Petugas membuang sampah medis pada tempatnya
20. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis,
21. Petugas merapikan alat dan bahan,
22. Petugas mencuci tangan.
[Type text]

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap

Menyiapkan alat & Memberi tahu


Cuci Tangan bahan dalam bak maksud kepada
instrumen steril pasien

Melakukan
Mengatur posisi
aspirasi obat
pasien
sesuai dosis

Memilih area Membersihakan


penusukan area penusukan

Membuka tutup
Menusukkan jarum
jarum

Melakukan
aspirasi spuit

Flow Chart
Menekan tempat
Ada darah Tarik kembali
Ya penusukan
dalam spuit? jarum
dengan alkohol

Tidak

Masukkan obat Menekan tempat


perlahan hingga Mencabut jarum penusukan
habis dengan alkohol

Membuang Memberitahu
sampah medis pasien

Mencatat dalam
rekam medis

Merapikan alat
dan bahan

Cuci tangan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA


INTRAVENA
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian obat secara intravena adalah memberikan obat injeksi dengan cara
memasukkan obat langsung kedalam pembuluh darah vena

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan obat sesuai dengan
program terapi melalui intra vena untuk mendapatkan berbagai efek terapi yang
diinginkan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk perawat.Jakarta:EGC
Referensi 2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat intra vena disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
Alat (Didalam baki/meja suntkan berada)
1. Semprit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
2. Obat – obatan yang dibutuhkan
3. Korentang steril dalam tempatnya
4. Kapas alkohol dalam tempatnya dan gergaji ampul
5. Cairan pelarut
6. Bak semprit steril steril yang tertutup, di dalamnya sudah diberi alas untuk tempat
semprit
7. Pembendung vena
8. Bengkok berisi desinfektan, untuk tempat semprit dan jarum yang sudah dipakai
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
Pasien dan Lingkungan
 Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
 Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
 Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan
1. Membebaskan alat-alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuan
2. Mencuci tangan
3. Membaca kembali daftar obat pasien
4. Mengambil semprit & jarum pada tempatnya
5. Melarutkan obat yang diperlukan
6. Membaca kembali daftar pemberiannya obat dan mencocokan dengan papan nama
pasien/Tanya pasien
7. Semprit dan kapas alcohol dimasukkan ke dalam bak semprit yang tersedia dan
langsung dibawa ke pasien

8. Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan dengan papan nama
pasien/Tanya pasien
9. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
10. Menentukan tempat/vena,pilih vena bagian ujung terlebih dahulu
11. Pasang torniket 3-5 inci dari vena yang dipilih
Prosedur 12. Menusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas dan membuat sudut antara
30 derajat dengan permukaan kulit
13. Penghisap ditarik sedikit (bila ada darah,lepas torniket )
14. Obat disemprotkan perlahan – lahan
15. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat
16. Kulit ditahan dengan kapas alcohol sambil dilakukan massage

Evaluasi
1. Posisi suntikan tepat
2. Sterilitas alat tetap terjaga
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait 2. UGD
3. Rawat Inap

Membaca kembali Mengambil


Cuci tangan daftar obat pasien semprit&jarum

Membebaskan Membaca
daerah yang akan kembali&mencocok Melarutkan obat
disuntik kan dg papan nama
pasien

Menentukan Pasang torniket 3-5 Menusukkan jarum,


Flow Chart tempat/vena inci dg sudut 30 derajat

Penghisap ditarik sedikit (bila


ada darah,lepas torniket)
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA


SUBCUTAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian obat secara subcutan adalah memberikan/memasukkan obat sesuai


program terapi kepada pasien melalui jaringan subcutan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memasukkan obat kedalam jaringan


Tujuan subcutan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat subcutan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan :
 Nama obat, dosis, tujuan dan efek samping yang mungkin timbul
 Rasa nyeri saat obat dimasukkan
2. Beri lembar informed Concent pada pasien atau keluarga untuk ditandatangani
3. Atur posisi yang nyaman sesuai area yang akan diinjeksi (lengan atas bagian luar,
paha depan, perut, dorsogluteal, ventrogluteal atau scapula)
4. Persiapkan alat – alat :
 Obat dalam vial atau ampul
 Spuit 1 cc/3 cc dan jarum 25 gauge
 Kapas dalam kom
 Alcohol 70%
 Bak injeksi
 Sarung tangan
Prosedur  Baki
 Bengkok
5. Dekatkan alat disamping pasien
6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
7. Cek label obat dan sesuaikan dengan catatan pemberian obat pasien serta dosis
obat
8. Kaji ulang identitas pasien
9. Masukkan obat dari vial atau ampul kedalam tabung spuit dengan cara yang
benar sesuai dosis yang ditentukan
10. Beritahu pasien dan atur posisi yang nyaman sesuai area yang akan diinjeksi atau
ditusuk
11. Usap area yang akan ditusuk dengan kapas antiseptik dari tengah keluar
melingkar 5 cm menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi
12. Siapkan spuit, lepaskan kap/penutup jarum secara tegak lurus sambil menunggu
antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
13. Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk mengangkat atau
merentangkan kulit, lalu secara hati – hati tangan yang lain menusukkan jarum
dengan posisi 450-900
14. Lakukan aspirasi, bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk dibuang dan
lakukan prosedur dari awal. Bila tidak ada darah maka pelan-pelan dorong
kedalam jaringan.
15. Cabut spuit lalu tekan area injeksi dengan kapas alcohol sampai dengan
perdarahan berhenti
16. Rapikan pasien dan alat yang sudah digunakan
17. Buka sarung tangan dan cuci tangan
18. Dokumentasikan respon pasien dan obat yang diberikan (nama obat, dosis, rute,
tanggal dan jam pemberian)
19. Observasi adanya perdarahan dan kemungkinan adanya alergi dan efek samping.
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap

Jelaskan pd pasien
tindakan yg akan Atur posisi
informed Concent pasien&persiap
dilakukan
kan alat

Cek label,sesuaikan
Kaji ulang identitas Cuci
dg catatan&dosis
pasien tangan&pakai
obat pasien sarung tangan

Beritahu&atur usap area yang akan


Masukkan obat ke ditusuk dengan kapas
spuit posisi pasien
antiseptik

Siapkan
Lakukan aspirasi
spuit&menusukan
jarum dg posisi 45o-90o
Flow Chart

Ada
y darah ya Cabut spuit
untuk dibuang
dlm spuit

tidak
Cabut spuit,tekan
Masukan obat k area injeksi dg Rapikan
jaringan kapas alkohol pasien&alat

Obs.
Buka sarung
Perdarahan,alergi Dokumentasi tangan&cuci
&efek samping
tangan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA


INTRACUTAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian obat intracutan adalah memberikan obat sesuai program terapi kepada
pasien melalui jaringan intracutan

Sebagai acuanpenerapan langkah-langkah untuk


- Memasukkan obat dibawah kulit
Tujuan - Untuk test diagnostic alergi atau adanya penyakit tertentu
- Memberikan vaksin imunisasi
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat intracutan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
1. Jelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan
2. Jelaskan pada pasien/keluarga mengenai
- Nama obat
- Tujuan pemberian obat
- Hal-hal yang mungkin dialami pasien setelah injeksi intracutan (nyeri,
rasa terbakar dll)
3. Memberikan lembar informed consent untuk ditandatangani pasien/keluarga
4. Siapkan peralatan dan dekatkan ke pasien:
- Obat untuk injeksi intra cutan
- Spuit 1 cc
- Kapas dalam kom kecil
- Alcohol 70%
- Aquabidest
- Bak injeksi/bengkok
- Sarung tangan
5. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
6. Cek label obat dan sesuaikan dengan catatan pemberian obat pasien serta dosis
obat
7. Beri tahu tentang lokasi penusukan yang akan dilakukan .
8. Lakukan disinfeksi pada area penusukan menggunakan kapas alcohol dengan arah
melingkar keluar sekitar 5 cm tunggu hingga kering. Pastikan area injeksi tidak
berbulu atau lecet
9. Pegang (dukung) lengan bawah pasien dan meregangkan kulit dengan tangan non
dominan perawat
10. Tangan dominan perawat memegang spuit dan tusukkan ke kulit
Dengan sudut 100 - 150 dengan ujung menghadap ke atas
11. Masukkan jarum hingga 0,3 cm dibawah kulit, jika ujung jarum sudah tampak
dibawah kulit masukkan obat secara perlahan hingga muncul tonjolan/undulasi di
bawah kulit, jika tonjolan/undulasi tidak muncul ulangi prosedur
12. Tarik jarum dengan sudut yang sama saat memasukkan. Area injeksi jangan dipijat
Prosedur atau digosok
13. Lingkari dengan balpoint daerah undulasi dengan diameter 2,5 cm dan tulis obat
yang diberikan
14. Jelaskan pada pasien untuk tidak mencuci area injeksi
15. Buang spuit dalam bengkok
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
17. Pantau hasil injeksi dan respon pasien (skin test setelah 15-30 menit, untuk test
tuberkulin setelah 48 – 72 jam)
18. Bersihkan alat dan rapikan pasien
19. Dokumentasikan hasil observasi dan tindakan yang telah dilakukan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRACUTAN

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap

Jelaskan pd pasien
tindakan yg akan Atur posisi
dilakukan informed Concent pasien&persiap
kan alat

Memberi tahu Cek label,sesuaikan


Cuci
tentang lokasi dg catatan&dosis
tangan&pakai
penusukan obat pasien sarung tangan

Memegang lengan Menusukkan spuit


Melakukan bawah&meregangkan
desinfeksi dg sudut 10o-15o
kulit pasien

Flow Chart Menjelaskan Memasukkan jarum


pd Menarik
jarum&lingkari hingga 0,3cm d bawah
pasien&memb kulit hingga muncul
uang spuit dlm dg bolpoint
daerah undulasi tonjolan
bengkok

Membuka sarung Memantau hsl Bersihkan


tangan&cuci injeksi&respon alat&rapikan
tangan pasien pasien

Dokumentasikan
[Type text]

PEMBERIAN OBAT ORAL


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian obat oral adalah memberikan obat sesuai program terapi kepada pasien
melalui mulut

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan efek sistemik dan local
Tujuan terhadap pencernaan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian obat oral disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan didasarkan pada program terapi
1. Jelaskan pada pasien/keluarga tentang pemberian obat oral
- Nama obat, dosis dan waktu pemberian
- Tujuan pemberian obat oral
- Ketidaknyamanan dan efek samping yang muncul seperti mual, pusing
dan pahit.
2. Kaji riwayat medis pasien, riwayat alergi, riwayat medikasi, dan riwayat diet
3. Tetapkan keinginan pasien dan toleransi terhadap cairan untuk menyertai medikasi
4. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap pesanan medikasi : pastikan nama
pasien, nama dan dosis obat, rute pemberian dan waktu pemberian (ingat 5 T)
5. Atur nampan, cangkir, atau kartu obat.
6. Siapkan medikasi untuk satu pasien dalam satu waktu
7. Pilih medikasi yang tepat dari stok atau laci dosis unit dan bandingkan dengan
catatan pemberian obat. Pastikan medikasi benar dan membaca label
8. Cek label medikasi tiga kali sebelum pemberian obat yaitu cek ketika mengambil
obat dari tempat penyimpanan obat, saat menempatkan ke mangkok obat dan saat
mengembalikan obat ketempat pemyimpanan obat
9. Hitung dosis dengan tepat dan cek penghitungannya
10. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuangkan jumlah yang diinginkan ke
dalam mangkok obat. Jangan menyentuh obat dengan jari. Jika obat kelebihan,
kembalikan ke botol obat
11. Untuk menyiapkan tablet atau kapsul dalam kemasan, maka jangan melepaskan
kemasan, langsung masukkan ke dalam mangkok obat.

12. Semua tablet atau kapsul untuk memberikan kepada pasien pada waktu yang
bersamaan ke dalam satu mangkok obat kecuali pasien yang membutuhkan
pengkajian sebelum pemberian obat seperti frekuensi,nadi atau tekanan darah.
13. Untuk menyiapkan obat cair lepaskan penutup botol dalam posisi terbalik. Pegang
botol dengan label diatas ketika menuangkannya. Pegang cangkir obat (takaran
dosis) setinggi mata dan isi sampai tanda yang diinginkan. Ukuran harus sejajar
Prosedur dengan cairan pada dasar meniskus
14. Jangan tinggalkan obat tanpa perhatian
15. Berikan obat pada pasien pada waktu yang tepat
16. Bantu pasien untuk mengambil posisi duduk atau berbaring miring untuk
mencegah aspirasi
17. Bila pasien tidak dapat memegang obat tempatkan cangkir obat pada bibir pasien
dan tuangkan obat ke dalam mulut dengan perlahan
18. Dampingi pasien sampai setiap obat ditelan semua. Bila tidak yakin apakah obat
ditelan, minta pasien membuka mulut.
19. Catat semua pemberian obat pada catatan pemberian obat
20. Setelah prosedur selesai rapikan pasien dan bereskan obat dan alat
[Type text]

PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

1. Rawat Jalan
Unit terkait 2. UGD
3. Rawat Inap
Menetapkan
Menjelaskan pd Mengkaji riwayat keinginan
pasien/keluarga medis,alergi,medika pasien&toleransi
si&diet pasien terhadap cairan

Menyiapkan
medikasi,memasti Mengatur Memeriksakeakuratan
kan medikasi nampan,cangkir/ &kelengkapan
benar&membaca kartu obat medikasi
label

Mengecek Menyiapkan
Flow Chart label,menghitung tablet/kapsul ke Jangan
dosis&mengecek dlm mangkok meninggalkan obat
penghitungannya obat&memberikan tanpa perhatian
pd pasien

Mendampingi pasien Memberikan obat tepat


sampai setiap obat waktu,&bantu pasien
ditelan semua&catat mengambil posisi
semua pemberian obat duduk/berbaring miring

Merapikan
pasien&memberes
kan obat&alat
[Type text]

ORIENTASI KEPADA PASIEN


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Orientasi kepada pasien adalah memberikan informasi yang mudah kepada klien dan
keluarga tentang ruangan yang ditempati klien

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan kemudahkan klien dan


Tujuan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh ruangan yang
bersangkutan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tindakan kebersihan tangan harus dilakukan oleh petugas kesehatan:
1. Sebelum:
- Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien.
- Sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedaaan
atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin (mengambil sampel
Kebijakan darah, memeriksa tanda-tanda vital)
- Menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
2. Setelah:
- Memegang instrument yang kotor dan alat lainnya.
- Menyentuh selaput lender, darah atau cairan tubuh lainnya
- Kontak yang lama dan intensif dengan pasien
- Melepaskan sarung tangan
Prosedur Perhatian: sebelum melakukan tindakan kebersihan tangan, perhiasan (cincin) harus
dilepas
1. Menggunakan sabun dan air bersih mengalir:
- Basahi kedua telapak tangan dengan air mengalir lalu tuangkan sabun cair ke
telapak tangan usap dan gosok dengan lembut pada ke dua telapak tangan.
- Gosok masing-masing punggunng tangan secara bergantian
- Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
- Gosokkan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan terus
gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
- Gosok dan putar ibu jari
-
4. Rawat Jalan
Unit terkait
5. UGD
6. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

KEBERSIHAN TANGAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Kebersihan tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan:
1. Sabun/antiseptic di bawah air bersih yang mengalir 9bila terkontaminasi darah
atau cairan tubuh)
2. Handrub berbasis alcohol (bila tidak tampak kotor)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Menghalau mikroba kontaminasi yang diperoleh karena kontak dengan
Tujuan pasienterinfeksi/kolonisasi, kontak dengan lingkungan
3.Menghilangkan bahan organic dari tangan.
1. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
Referensi 2. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tindakan kebersihan tangan harus dilakukan oleh petugas kesehatan:
1. Sebelum:
- Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien
- Sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DDT sebelum pembedahan
atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin (mengambil sample
Kebijakan darah, memeriksa tanda-tanda vital)
- Menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
2. Setelah:
- Memegang instrument yang kotor dan alat lainnya
- Menyentuh selaput lender, darah atau cairan tubuh lainnya.
- Kontak yang lama dan intensif dengan pasien
- Melepaskan sarung tangan
Prosedur Perhatian: sebelum tindakan kebersihan tangan, perhiasan (cincin) harus dilepas
1. Menggunakan sabun dan air bersih mengalir
- Basahi kedua telapak tangan dengan air mengalir lalu tuangkan sabun cair ke
telapak tangan usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan
- Gosok masing-masing pungggung tangan secara bergantian
- Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
- Gosokkan ujung jari (buku-buku)dengan mengatubkan jari tangan kanan terus
gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
- Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
- Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian setelah itu bilas
dengan menggunakan air bersih mengalir, lalu keringkan dengan tissue,
sebelum tissue dibuang gunakan untuk menutup kran air
2. Handrup berbasis alcohol
a. Tuangkan cairan handrup (alcohol gliserin) ke telapak tangan usap dan gosok
dengan lembut pada kedua telapak tangan
b. Gosok masing-masing punggung tangan secara bergantian
c. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari
d. Gosokkan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan terus
gosokkan ke telapak tangan kiri bergantian
e. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
f. Gosokkan ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

KEBERSIHAN TANGAN

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Menggunakan sabun dan air bersih mengalir

Basahi ke-2 telapak Gosok Menggosokkan


tangan&tuang kan masing2punggung ujung jari(buku2)
sabun,usap&gosok tangan,kmdian jari ke telapak tangan
pd ke-2 telapak jemari saling bergantian
tangan masuk

Bilas dg air bersih Menggosokkan


mengalir,keringkan ujung jari ke Gosok&putar ibu
dg tissue&menutup telapak tangan jari scr bergantian
kran air bergantian

Handrup berbasis alkohol

Flow Chart Gosok


Tuangkan cairan masing2punggung
handrup k telapak tangan,kmdian jari
tangan,uasap&gosok jemari saling
masuk

Menggosokkan
Gosok&putar ibu
ujung jari(buku2)
jari scr bergantian
ke telapak tangan
bergantian

Menggosokkan
ujung jari pd
telapak tangan scr
bergantian
[Type text]

MENGUKUR SUHU TUBUH


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Mengukur suhu tubuh adalah mengukur derajad panas tubuh pasien dengan
menggunakan thermometer badan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui abnormalitas suhu
Tujuan
2.Mengetahui suhu tubuh
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran suhu tubuh disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Persiapkan alat-alat
- Thermometer (jenis sesuai kebutuhan)
- Kassa/tissue lembut
- Pelumas (untuk thermometer kaca rectal)
- Alat tulis, lembar pencatatan
- Sarung tangan sekali pakai
- Pembungkus plastic atau pembungkus probe sekali pakai
2. Jelaskan bagaimana cara mengukur suhu tubuh tersebut dan petingnya posisi yang
tepat sampai pembacaan lengkap
3. Ketika mengukur suhu oral, tunggu 20 sampai 30 menit sebelum mengukur suhu,
jika pasien merokok atau makan atau minum yang panas atau dingin
4. Suhu oral (thermometer elektronik)
a. Jelaskan pada pasien bahwa tindakan akan dilakukan, bantu pasien dalam
mengambil posisi nyaman untuk memudahkan akses ke mulut
b. Gunakan sarung tangan sekali pakai
c. Keluarkan pak thermometer dari unit charging. Pastikan bahwa probe oral
(ujung biru) melekat pada unit thermometer. Genggannm bagian atas probe,
hati-hati jangan menekan tombol ejeksi
d. Pasangkan pembungkus probe plastic sekali pakai pada probe thermometer
sampai terkunci pada tempatnya
e. Minta pasien untuk membuka mulut dan dengan lembut letakkan probe di
bawah lidah pada kantung sub lingual posterior lateral terhadap bagian tengah
rahang.
f. Minta pasien untuk menjepit thermometer dengan bibir tertutup
g. Biarkan probe ditempatnya sampai tanda bunyi terdengar. Suhu akan terlihat
pada layar digital
h. Ambil probe dari bawah lidah dan diberi tahu suhunya pada pasien
i. Tekan segera tombol ejeksi untuk membuang pembungkus plastic probe ke
dalam wadah
j. Kembalikan probe pemeriksaan ke tempat penyimpanan dari unit pencatatan
k. Kembalikan probe pemeriksaan ke tempat penyimpanan dari unit pencatatan
[Type text]

l. Buka dan buang sarung tangan. Cuci tangan.


m. Kembalikan thermometer ke tempatnya
n. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
5. Suhu oral (thermometer kaca)
a. Bantu pasien untuk memperoleh posisi yang memudahkan akses ke mulut
b. Gunakan sarung tangan sekalimpakai
c. Pegang bagian ujung thermometer kaca yang berkode warna (blue tip) dengan
ujung jari.
d. Buka thermometer disimpan pada tempat yang mengandung larutan
desinfektan, cuci dengan air dinngin sebelum digunakan
e. Ambil tissue lembut dan seka bagian pentolan thermometer dengan gerakan
rotasi. Buang tissue
f. Baca derajad air raksa ketika memegang thermometer secara horizontal dan
putar thermometer dengan lembut
g. Jika air raksa berada di atas derajat yang diinginkan, pegang ujung
thermometer dengan baik dengan berdiri agak jauh dari benda-benda keras
h. Kemudian kibaskan tangan kearah bawah dengan kuat seprti memukul dengan
cambuk. Tetap dilakukan sampai derajat air raksa di bawah 35,5 0C
i. Masukkan thermometer ke dalam bungkus plastik
j. Minta pasien untuk membuka mulut dengan lembut letakkan thermometer di
bawah lidah kantung sub lingual posterior mendatar terhadap bagian tengah
rahang bawah
k. Minta pasien menahan thermometer dengan bibir tertutup. Hati-hati tertusuk
l. Biarkan thermometer di bawah lidah selama 3 menit sesuai aturan
m. Ambil thermometer dengan hati-hati dan lepaskan serta buang pembungkus
plastic. Baca thermometer sejajar mata dengan posisi horizontal
n. Beri tahu pasien hasil bacaan suhu tersebut
o. Seka sekresi dari thermometer dengan tissue lembut. Seka dalam gerakan rotasi
dari jari ke arah pentolan. Buang tissue. Simpan thermometer dalam wadah di
samping tempat tidur
p. Lepaskan dan buang sarung tangan, dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
6. Suhu Aksila (thermometer elektronik)
a. Pasang gorden di sekeliling tempat tidur
b. Tempatkan pasien pada posisi terlentang atau duduk
c. Singkirkan pakaian atau gaun dari bahu atau lengan
d. Hubungan bagian rectal (merah) ke unit thermometer. Siapkan thermometer
elektronik seprti yang digambarkan di bawah
e. Masukkan kebagian tengah aksila turunkan lengan di atas thermometer dan
letakkan dengan menyilang pada dada pasien
f. Biarkan probe tersebut sampai terdenngar tanda bunyi. Baca suhu pada
tampilan digital
g. Ambil probe dari aksila dan beri tahu pasien hasil bacaan suhunya
h. Tekan tombol ejeksi untuk membuang plastic probe ke dalam wadah
pembuangan
i. Kembalikan probe elektronik ke tempat penyimpanan yang benar.
j. Bantu pasien dalam mengenakan pakaian atau gaun
k. Cuci tangan
l. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
7. Suhu aksila (termometer kaca)
a. Pasang gorden di sekeliling tempat tidur atau tutup pintu kamar
b. Tempatkan pasien pada posisi terlentang atau duduk
c. Biarkan thermometer selama 5 – 10 menit atau sesuai ketentuan
d. Ambil thermometer dan seka area basah dengan tissue seka dengan caea
memutar dari jari kea rah pentolan. Buang tissue
e. Baca thermometer sejajar mata
f. Beri tahu pasien berapa suhunya
[Type text]

g. Cuci thermometer dalam air hangat bersabun, cuci di air dingin, keringkan dan
taruh kembali di tempat penyimpanan
h. Bantu pasien memasang gaun atau baju kembali
i. Cuci tangan dan lepas sarung tabgan
j. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
8. Suhu rectal (thermometer elektronik)
a. Lakukan langkah persiapan 1-5
b. Pasang gorden di sekeliling tempat tidur dan atau tutup pintu. Tutup bagian atas
tubuh pasien dan ekstremitas bawahnya dengan kain atau selimut
c. Bantu pasien dengan posisi sim. Dengan fleksi bagian atas. Tarik linen tempat
tidur untuk hanya memaparkan area anal
d. Ambil set thermometer dari tempatnya. Yakinkan bahwa probe untuk rectal
(ujung merah) bersambung dengan unit thermometer. Genggam bagian atas
probe, hati-hati jangan menekan tom bol ejeksi
e. Pasang pembungkus plastic sekali pakai tepat ke probe thermometer
f. Kenakan sarung tangan sekali pakai
g. Dengan tangan non dominan, renggangkan bokong untuk melihat anus
h. Minta pasien untuk bernapas perlahan dan rileks
i. Masukkan probe ke dalam anus dengan lembut kea rah umbilicus. Masukkan
1,2 cm untu7k anak-anak dan 3,5 cm untuk dewasa. Jangan mendorong paksa
thermometer. Jika tersa ada tekanan saat mendorong, tarik kembali
thermometer segera dan jangan memaksa
j. Pegang probe sampai tanda bunyi terdengar. Baca suhu pada tampilan digital
k. Ambil probe dari rectum dengan hati-hati dan ber tahu pasien hasil bacaan
suhunya
l. Tekan tombol ejeksi untuk melepaskan pembungkus plastic probe tersebut ke
dalam wadah
m. Kembalikan probe ke tempatnya
n. Seka area anal untuk membuang feses
o. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
p. Buka dan buang sarung tang dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien.
9. Suhu rectal (termometer kaca)
a. pasang gorden di sekeliling tempat tidur dan atau tutup pintu kamar, tutup
bagian atas tubuh pasien dan ekstremitas bawah dengan kain atau selimut
b. Bantu pasien untuk posisi sim dengan fleksi kaki bagian atas. Tarik linen
tempat tidur untuk hanya memaparkan area anal
c. Siapkan thermometer seprti yang digambarkan pada ‘suhu oral thermometer
kaca’
d. Beri pelumas secukupnya di atas tissue. Celupkan ujung
Thermometer pada pelumas, 2,5 sampai 3,5 cm untuk dewasa atau 1,2 sampai
2,5 cm untuk anak-anak.
e. Pakai sarung tangan sekali pakai
f. Dengan tangan non dominan renggangkan bokong untuk memaparkan anus
g. Minta pasien untuk tarik napas dan rileks
h. Masukkan thermometer dengan lembut ke dalam anus kea rah umbilicus.
Masukkan 1,2 cm untuk anak anak dan 3,5 cm untuk dewasa. Jangan
mendorong paksa thermometer. Jika terasa ada tahanan saat memasukkan, tarik
segera thermometer, jangan paksakan
i. Biarkan thermometer selama kira-kira 3 menit sesuai ketentuan
j. Keluarkan thermometer dengan hati-hati dan seka sekresi dengan tissue, seka
dengan gerakan memutar dari jari ke arah pentolan. Buang tissue
k. Baca thermometer sejajar mata
l. Ber tahu pasien hasil pembacaan suhunya
m. Seka area anal untuk membuang pelumas atas feses
n. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman
o. Basuh thermometer dengan menggunakan air hangat bersabun, cuci dengan air
dingin, kemudian keringkan dan taruh kembali pada tempatnya
p. Buang darung tangan dan cuci tangan
q. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Suhu oral (thermometer elektronik)

Menggunakan Keluarkan pak


Menjelaskan
sarung tangan thermometer dr
pd pasien
unit charing

Minta pasien untuk Minta pasien untuk


menjepit thermometer buka mulut&letakkan
dg bibir tertutup probe bawah lidah

Buang probe
Biarkan probe Ambil probe&beri plastic&kembalikan
sampai tanda tahu suhunya pd k tempat
bunyi terdengar pasien
penyimpanan

Buka&buang sarung
Dokumentasikan
tangan.Cuci tangan

Suhu oral (thermometer kaca)

Bantu pasien
Menggunakan Pegang bagian ujung
memperoleh posisi
sarung tangan thermometer kaca
yg mudah

Pastikan derajat air raksa Cuci thermometer dg


sampai 35,5oC,masukkan air,seka bagian
thermometer k dlm plastik pentolan dg tissu

Letakkan Ambil Bersihkan


thermometer d bwh thermometer,beri thermometer dg
Flow Chart lidah selama 3 mnt tahu hasil bacaan tissue,simpan dlm
suhu pd pasien wadah

Buka&buang sarung
Dokumentasikan tangan.Cuci tangan

Suhu aksila (thermometer elektronik)

Pasang gorden d Tempatkan pasien pd Singkirkan


sekeliling tempat posisi pakaian dr
tidur terlentang&dududk lengan/bahu

Beri tahu hsl bacaan Biarkan probe sampai Letakkan


pd pasien,bantu terdengar tanda thermometer k
pasien menggunakan bunyi,baca suhu pd bagian tengah
pakaian tampilan digital aksila

Cuci tangan Dokumentasikan


bunyi,baca
suhu pd
tampilan
digital
[Type text]

MENGUKUR FREKUENSI NAFAS


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Mengukur frekuensi nafas adalah menghitung jumlah frekuensi dan irama selama satu
menit, serta kesimetrisan gerak dada yang didasakan pada naik dan turunnya dada

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui abnormalitas pernapasan
Tujuan 2.Mengetahui frekuensi dan irama pernapasan
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran frekuensi napas disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Kaji faktor yang secara normal mempengaruhi karakter pernapasan
4. Jika pasien sedang aktif, tunggu 5 sampai 10 menit
5. Pastikan bahwa pasien ada dalam posisi nyaman,lebih disukai duduk atau
berbaring dengan bagian kepala tempat tidur ditinggikan 45 sampai 60 derajat
6. Siapkan peralatan
7. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
8. Pastikan dada pasien dapat dilihat, jika perlu buka baju atau gaun dari dada
9. Letakkan tangan pasien pada posisi rileks yang tidak menghalangi pandangan
terhadap dada pasien, atau letakkan tangan perawat langsung di atas abdomen
pasien
10. Observasi siklus pernapasan komplet (satu inspirasi dan satu ekspirasi)

11. Setelah mengobservasi siklus, lihat detik jam tangan atau tampilan digital pada
jam dan hitung frekuensi, mulai menghitung satu pada satu siklus penuh
pernapasan
12. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

MENGUKUR FREKUENSI NAFAS

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan Atur posisi Menyiapkan


pd pasien pasien peralatan

Meletakkan tangan Cuci


perawat d atas Memastikan dada tangan&memakai
abdomen pasien pasien dpt dilihat sarung tangan
Flow Chart

Mengobservasi Menghitung
siklus pernapasan satu siklus Dokumentasikan
komplet pernafasan
[Type text]

MENGHITUNG DENYUT NADI


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Menghitung denyut nadi adalah mengukur jumlah pulsasi nadi perifer atau denyut
apeks jantung dalam satu menit

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui abnormalitas denyut nadi tubuh
Tujuan 2.Mengetahui denyut nadi tubuh
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan menghitung denyut nadi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Persiapkanalat-alat:
- Jam tangan
- Handschoen
- Alat tulis
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Letakkan ujung dua jari pertama di atas alur sekitar bagian radial atau ibu jari
bagian dalam pergelangan tangan klien
6. Tekan sedikit pada radius, abaikan nadi awalnya kemudian rilekskan tekanan
sehingga nadi dapat diraba dengan mudah
7. Setelah nadi dapat dirasakan secara teratur, lihat detik pada jam tangan untuk
menghitung frekuensi, jika jarum panjang sampai pada angka tertentu mulai
menghitung dengan nol, kemudian satu dan seterusnya
8. Jika nadi teratur hitung frekuensi selama waktu minimal 15 – 20 detik. Jika nadi
tyak teratur hitung frekuensi selama 60 detik
9. Kaji frekuensi dan pola serta ketidakteraturan
10. Tentukan kekuatan nadi
11. Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman
12. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
13. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan pd Mengatur posisi Mempersiapkan


pasien pasien alat-alat

Meletakkan ujung Cuci


Nadi teraba dua jari pertama d tangan&memakai
bagian radial sarung tangan

Flow Chart
Nadi teratur hitung Nadi tdk teratur Mengkaji
minimal 15-20 dtk hitung slm 60 dtk frekuensi,pola&
kekuatan nadi

Melepas sarung
Dokumentasikan tangan&cuci
tangan
[Type text]

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah pengukuran tekanan aliran darah yang dikeluarkan oleh
jantung melalui dinding arteri dengan menggunakan alat tensimeter

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Mengetahui tekanan darah pasien secara non invasif
Tujuan 2.Mengetahui tekanan rata-rata arteri
3.Mengetahui status kesehatan pasien
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pengukuran tekanan darah disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien berbaring atau duduk
3. Usahakan lengan kanan, tidak ada hambatan (tidak terpasang infuse, VP shunt,
daerah mastectomy, baju)
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5. Cek alat tensimeter (pilih ukuran manset yang sesuai)
6. Jika pasien posisi duduk maka letakkan lengan pada meja/standar lain, posisi
lengan atas sejajar dengan jantung, punggung bersandar pada kursi kaki tidak
boleh melipat
7. Pada anak posisi kaki tidak boleh menggantung (harus menapak di lantai) dan
rileks(tidak boleh bicara) pada lansia sebaiknya diukur dalam posisi duduk
8. Jika pasien posisi berbaring maka posisi tangan lurus sejajar dengan jantung
9. Letakkan tensimeter di tempat datar, mudah dilihat, sejajar dengan mata observer
10. Cek kondisi air raksa, jumlah dan letaknya
11. Pompa cuff dengan sampai nadi arteri tak teraba tambahkan 30 mmhg setelah nadi
tak teraba
12. Pasang stetoskop dan letakkan diatas pulsasi arteri
13. Lepaskan pompa(diflasi) dengan kecepatan 2-3 mmhg/detik
14. Perhatikan pada level berapa pulse menghilang sambil mendengarkan bunyi
korotkoff 1-V
15. Setelah bunyi korotkoff I-V menghilang, kecepatan deflasi secara perlahan
minimal 10 mmhg untuk meyakinkan tidak ada bunyi tambahan
16. Tekanan sistolik (fase I) dan diatolik (fase V) harus segera dicatat
17. Pengukuran dapat dilakukan 2X dengan interval 30 detik, pastikan kembali posisi
air raksa dalam posisi 0
18. Lepas manset dan ra
pikan instrument
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
20. Dokumentasikan hasil tindakan dan reaksi pasien
1. Rawat Jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Menjelaskan Cuci
Mengatur
pd pasien tangan&pakai
posisi paien
sarung tangan

Mengecek alat
tensimeter

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Memberikan kompres dingin adalah suatu tindakan pemberian kompres dingin bagi
pasien yang memerlukan, dengan menggunakan kirbat es yang telah diisi potongan-
potongan es atau waslap (handuk kecil) yang dibasahi dengan air dingin

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1. Membantu menurunkan suhu tubuh
Tujuan 2.Mengurangi rasa sakit/.nyeri
3.Membantu mengurangi perdarahan
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan kompres dingin disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien tentang prosedur dan manfaat tindakan
2. Persiapan alat-alat:
a. Kirbat es dan sarungnya
b. Perlak kecil san alasnya
c. Mangkok berisi potongan es secukupnya
d. Waslap/handuk kecil
e. Baskom berisi air dingin
3. Alat dibawa kedekat pasien
4. Cuci tangan
5. Kenakan sarung tangan
6. Pasang perlak dan alasnya
7. Bila menggunakan kirbat es:
a. Masukkan potongan es kedalam air (untuk menghilangkan ujung es yang
runcing)
b. Masukkan potongan es kedalam kirbat es kira-kira 2/3 bagian
c. Udara didalam kirbat dikeluarkan kemudian kirbat es ditutup
d. Periksa apakah ada yang bocor, jika tidak kirbat es bisa di beri sarung
e. Kirbat es dipasang pada daerah yang membutuhkan
8. Bila menggunakan washlap/handuk kecil:
a. Celupkan handuk ke dalam baskom berisi air dingin
b. Peras jangan terlalu kering
c. Letakkan di daerah lipatan-lipatan (ketiak, pangkal paha, belakang
kepala) atau seka pasien dengan handuk basah ke seluruh tubuh
d. Basahi lagi handuk bila sudah mulai mongering, lakukan berulang-
ulang
9. Lakukan observasi vital sign secara berkala
10. Bereskan alat
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil tindakan: reaksi pasien, penurunan/peningkatan skala
nyeri, penurunan atau peningkatan suhu pasien.
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemasangan infus adalah Penusukan dan memasukkan IV catheter ke dalam pembuluh
darah vena untuk memasukkan cairan parenteral ke dalam tubuh untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan memasukkan obat. Biasanya lokasi vena yang digunakan adalah :
vena cephalica dan vena basílica.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2.Memenuhi kebutuhan nutrisi parenteral
Tujuan 3.Memberikan kebutuhan cairan yang diperlukan secara cepat (kondisi darurat}
4.Memenuhi kebutuhan pengobatan yang memerlukan pengenceran dan dalam waktu
yang lama
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan infuse disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan yang akan dilakukan
2. Tanda tangan informed consent
3. Siapkan suasana lingkungan pasien yang nyaman
- Posisi pasien nyaman sesuai dengan tindakan dan area pemasangan infuse
- Penerangan cukup
4. Persiapan alat-alat:
- Infuset steril
- Cairan infuse yang dibutuhkan
- Standart infus
- IV Cath (abocath,venflon,surflow,medicath,troge) dengan berbagai ukuran atau
sesuai kebutuhan
- Tourniquet.
- Kapas alkohol
- Bidai dan verband
- Perlak dan alasnya, Bengkok
- Korentang pada tempatnya
- Baki dan troli kecil
- Kassa steril dan tempatnya.
- Handscoend steril pada tempatnya.
- Hansaplast, betadin, gunting verband.
- Handuk / waslap.
- Alat cukur, jam tangan untuk menghitung tetesan
- Plester/Hipafik 5x7cm (diberi tanggal dan jam)
- Alat tulis / catatan
5. Perawat cuci tangan
6. Membawa alat – alat ke dekat pasien.
7. Membuka pakaian pada area yang akan dipasang infus
[Type text]

PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

8. Memasang pengalas di bawah anggota badan yang akan di pasang infus, jika
diperlukan cukur daerah yang akan dipasang infus.
9. Memasang botol infus pada standart infus dan masukkan ujung dari plasma slang
pada botol infus dan kemudian alirkan cairan untuk mengeluarkan udara dalam
plasma slang
10. Mencari vena yang besar.Stuwing dengan menggunakan tourniquet diatas lokasi
yang di pasang infus.
11. Desinfektan area secara menyeluruh menggunakan kapas alcohol 70 % mulai
dari titik yang akan ditusuk dan lanjutkan dengan gerakan memutar menjauhi
titik tersebut kemudian kapas alcohol dibuang di bengkok.
12. Buka IV catheter dari bungkusnya. Gunakan ibu jari dan jari tengah yang tidak
dominan untuk menarik kulit menjauhi daerah penusukan. Posisikan jarum
sekitar 15 – 30 pada tusukan. Tusuk kulit secara hati – hati pada area yang
dipilih. Ketika jarum sudah melalui kulit, turunkan sudut sampai mendekati
sejajar dengan kulit dan masukkan dalam vena. Ketika darah keluar ke dalam
selang, masukkan jarum hampir seluruhnya kemudian jarum dikeluarkan
sedangkan IV catheter tetap didalam lalu ujung plasma slang disambungkan
dengan abocath
13. Tahan selang dan lepaskan torniquet dengan tangan lainnya .
14. Tutup pada area tusukan dengan hansaplast, kemudian fiksasi silang dengan
plester dan tutup keseluruhan dengan hipafik yang sudah diberi keterangan
tanggal dan jam pemasangan.
15. Pasang bidai bila penderita non kooperatif (bayi dan anak – anak)
16. Hitung tetesan sesuai dengan program terapi dan catat pada status penderita
mengenai macam cairan yang digunakan, tetesan dan reaksi penderita.
17. Observasi penderita
18. Mengembalikan alat ke tempat semula.
19. Mencuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan:
- Tanggal dan jam pemasangan
- Nama pemasang
- Jenis cairan dan tambahan obat (jika ada)
- Jumlah tetesan /menit
- Respon pasien

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 12


LEAD
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Melakukan perekaman EKG 12 LEAD adalah suatu tindakan merekam aktivitas listrik
melalui elektrode yang ditempatkan pada titik-titik tertentu pada ekstremitas dan dada
yang kemudian akan direkam oleh sebuah mesin EKG
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui:
1. Kelainan-kelainan dan irama jantung (aritmia/disritmia)
2. Kelainan-kelainan miokardium seperti infark, hipertropi atrial dan ventrikel
Tujuan 3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Adanyan gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya perikarditis
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan perekaman EKG 12 lead disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2. Persiapkan alat-alat:
a. Baki beralas dan bertutup berisi:
- Jelly electrode
- Tissue
- Kapas alcohol/gaas
- Kertas grafik EKG
- Alat tulis arde
b. Mesin EKG yang dilengkapi:
- Kabel untuk sumber listrik
- Kabel untuk bumi (‘ground’)
- Kabel electrode: ekstremitas&dada
- Plat electrode ekstremitas/karet pengikat
- Balon penghisap electrode
3. Jaga privasi pasien, pasang sampiran
4. Cuci tangan
5. Instruksikan pada pasien untuk membuka bajunya, terutama di bagian dada,
pergelangan tangan dan mata kaki
6. Instruksikan pada pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk, atau
berbicara selama proses pencatatan EKG
7. Pastikan daerah tempat pemasangan elektroda (lead) membersihkan daerah tempat
pemasangan elektroda tersebut menggunakan kapas alkohol kemudian oleskan
jelly.
8. Pasang elektroda pada tubuh pasien sesuai dengan urutannya:
 Kabel RA (right arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan
lengan kanan
 Kabel LA (left arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan
lengan kiri
[Type text]

MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 12 LEAD

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

 Kabel LL (left leg, hijau) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan kaki


kiri
 Kabel RL (right leg< hitam) dihubungakan dengan elektroda di pergelangan
kaki kanan
 Lead V1: di ruang interkosta (ICS) 4 kanan, ditepi kanan sternum
 Lead V2: di ruang interkosta (ICS) 4 kiri, ditepi kiri sternum
 Lead V3: di pertengahan V2 dan V4
 Lead V4: di perpotongan antara linea midklavikula kiri dengan ICS 5 kiri
 Lead V5: di perpotongan antara linea axilaris media kiri dengan ICS 5 kiri
 Lead V6: di perpotongan antara linea axilaris anterior kiri dengan ICS 5 kiri
9. Hidupkan mesin EKG (power on). Periksa kembali standarisasi dari EKG antara
lain: kalibrasi I mv, kecepatan 25 mm/detik setelah itu dilakukan kalibrasi 3 kali
berturut-turut
10. Lakukan oencatatan/perekaman
11. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu I,II,III, aVL,aVR, aVF dan VI s/d V6
12. Rekam setiap lead 3-4 beat
13. Selesai pencatatan pindahkan lagi ke lead selector kalibrasi dan dilakukan
kalibrasi 3 kali
14. Beritahu pasien bahwa perekaman telah selesai
15. Semua electrode dilepas , jelly dibersihkan
16. Matikan mesin EKG
17. Atur kembali posisi pasien
18. Rapikan peralatan (membersihkan jelly pada elektroda)
19. Evaluasi respon pasien setelah tindakan
20. Beritahu klien bahwa hasil pemeriksaan akan diberikan setelah dilakukan
interpretasi
21. Cuci tangan
22. Dokumentai : waktu perekaman, tanggal/jam dan tekanan darah klien saat
dilakukan perekaman EKG
23. Catat identitas pasien: nama, umur, No. RM di kertas EKG
24. Tulis nama setiap lead pada hasil rekaman
25. Tanda tangan dan nama perawat
1. Rawat jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Memberikan terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Tujuan 1.Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
2.Terapi terhadap hipoksia
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan pemberian oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur Persiapan alat :
1. Nasal kanul (konsentrasi 24%-32%, aliran O2 2 – 4 LPM)
2. masker oksigen (konsentrasi 35%- 60%,aliran O2 6 – 8 LPM)
3. Humidifier dan air steril
4. Tabung oksigen atau oksigen sentral lengkap dengan manometernya.
5. Oksigen flow meter

Persiapan Pasien:
1. Identifikasi kebenaran pasien
2. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Mengatur posisi pasien dengan nyaman.

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan
2. Pilih peralatan untuk pemberian oksigen sesuai dengan perintah dokter lalu isi
tabung di periksa kemudian selang dihubungkan.
3. Periksa lingkungan sekitar, kemungkinan adanya sumber api.
4. Atur posisi pasien setengah duduk / sesuai kebutuhan untuk kenyamanan
pasien
5. Sambungkan nasal kanul atau masker dengan sumber oksigen dan lakukan
pengecekan aliran oksigen.
6. Cek ketersediaan air di humidifier sesuai batas/ level air
7. Atur aliran oksigen sesuai instruksi dokter, biasanya 1-6 ltr/mnt.
8. Pasang alat bantu dan atur elastis atau plastik pada kepala pasien dan letakkan
masker pada mulut dan hidung pasien atau kanul pada lubang hidung pasien
dengan tepat dan nyaman.
9. Observasi fungsi alat bantu panghantaran oksigen :
a. Nasal kanul, alat ini dipasang pada lubang hidung
b. Masker non rebreathing, kantong resevoir harus mengembang saat
ekshalasi dan mengempis saat inhalasi
c. Masker rebreathing, kantong resevoir harus mengembang saat ekhalasi
dan mengempis saat inhalasi
d. Periksa flow mater dan sumber oksigen untuk diatur sesuai instruksi
dokter
[Type text]

MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

10. Monitor respon pasien dan tanyakan tentang kecukupan aliran oksigen
11. Penderita dirapikan dan alat dibereskan.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi tindakan, catat volume O2 mulai dari dan sampai dengan selesai
serta:
a. Tanggal dan waktu pemberian oksigen
b. Frekuensi aliran oksigen
c. Alat yang digunakan
d. Reaksi pasien
e. Nama dan tanda tangan perawat

Pemeriksaan sebelum pemberian :


1. Periksa tanda dan gejala dari hipoksia
2. Periksa instruksi dokter, biasanya dokter menulis flow rate, konsentrasi
oksigen dan tanggal waktu pemberian serta jenis alat yang dipakai
3. Jika tersedia, lihat hasil pemeriksaan gas darah dan nilai oksimetri, bila
hasilnya melebihi atau kurang dari normal laporkan dokter, nilai normal :
pH;7,35-7,45 nmol/l, pO2; 80-100 mmhg, pCO2 ; 35-45mmhg, HCO3; 22-26
mmol/l, Base excess; -2 -- +2 mmol/l.
4. Identifikasi peralatan untuk pemberian oksigen dan sumber oksigen yang ada
dirumah sakit

1. Rawat jalan
Unit terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN INDWELLING
KATETER URINE
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemasangan indwelling kateter adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan
folley kateter ke dalam kandung kemih melalui urethra dan memasang balon fiksasi di
dalam kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memenuhi kebutuhan eliminasi urine
Tujuan 2.Mengetahui residual urine setelah miksi
3.Mengukur/memonitor output urine secara akurat
4.Untuk irigasi kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan indwelling kateter disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Mintakan tanda tangan pada lembar informed consent
3. Persiapkan alat-alat:
 Handschoen steril dan bersih
 Folley kateter seril sesuai kebutuhan dan urobag
 Doek lubang steril
 Jelly
 Larutan antiseptic+kassa steril
 Perlak dan pengalas
 Pinset anatomis dan bengkok
 Spuit 10 cc dan cairan steril
 Plester dan gunting
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin (dorsal recumbent)
5. Siapkan alat disamping tempat tidur pasien
6. Siapkan ruangan dan pasang penyekat
7. Cuci tangan
8. Pasang pengalas
9. Pasang selimut, daerah genitalia terbuka
10. Pasang handschoen bersih
11. Letakkan beengkok diantara dua paha
12. Lepas sarung tangan bersih dan ganti sarung tangan steril
13. Pasien pria :
a. Pasang doek lubang steril
b. Sambungkan urobag dengan folley kateter
c. Pegang penis dengan tangan yang tidak dominan lalu preputium ditarik
kepangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic
d. Masukkan jelly pada lubang urethra (10 cc) dengan spuit tanpa jarum
e. Ujung urethra ditekan dengan ibu jari ±3-5 menit
f. Masukkan kateter pelan-pelan, sambil anjurkan untuk menarik napas dalam,
batang penis diarahkan tegak lurus dengan bidang horizontal teruskan
pemasangan sampai percabangan kateter di muara urethra
[Type text]

PEMASANGAN INDWELLING KATETER URINE

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Externa
g. Jika ada tahanan, hentikan pemasangan untuk beberapa detik, lakukan motivasi
kemudian lanjutkan pemasangan dengan perlahan bila tetap tidak berhasil
jangan dipaksa lepas kateter dan konsul dokter
h. Setelah kateter masuk, biarkan urine keluar, kemudian isi balon kateter dengan
cairan steril
i. Fiksasi kateter dengan plester dip aha atas pasien (9000 ke arah yang sehat
dengan agak mengendur
j. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih rendah dari
pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif atau lipatan pada slang
14. Pasien perempuan:
a. Atur posisi dengan telentang dan paha agak abduksi
b. Perawat berdiri disebelah bed pasien
c. Pasang handschoen bersih
d. Pasang pengalas, pasang selimut, daerah genitalia dibuka
e. Letakkan bengkok diantara dua paha
f. Bersihkan vulva dengan kassa dan larutan antiseptic dari atas ke bawah, buka
labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
g. Lepas sarung tangan dan ganti sarung tangan steril
h. Pasang doek lubang steril
i. Sambungkan kateter dengan urobag
j. Oleskan jelly pada ujung kateter, lalu masukkan pela-pelan ujung kateter pada
meatus urethra 2,5 – 5 cm atau hingga urine keluar sambil pasien dianjurkan
menarik napas
k. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan steril
l. Tarik kateter sampai balon tertahan, pastikan slang lancer dan tidak melipat
m. Fiksasi kateter disebelah paha bagian dalam pasien, biarkan agak mengendur
n. Gantungkan urobag disamping tempat tidur dengan posisi lebih rendah dari
pasien dari pasien, pastikan tidak terdapat obstruktif atau lipatan pada slang
15. Perhatikan respon pasien dan rapikan alat
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan (tanggal pemasangan, ukuran kateter, jumlah, warna dan karakter
urine serta toleransi pasien)
18. Ajarkan pasien tentang cara berbaring ditempat tidur dengan kateter, miring
menghadap system drainase kateter, slang tidak melipat, telentang dengan kateter
slang diplester dip aha dalam, miring menjauh dari system kateter dan slang
diantara kaki, ingatkan pasien agar tidak menarik kateter.
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PELEPASAN INDWELLING KATETER


URINE
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pelepasan indwelling kateter urine adalah tindakan keperawatan dengan cara
melepaskan folley kateter dari kandung kemih
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melepaskan folley kateter dari
Tujuan kandung kemih
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan melepas indwelling kateter urine disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Beritahu dan jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan dan lihat respon pasien
2. Pasien sampiran, tutup jendela
3. Persiapan alat-alat:
- Handschoen bersih
- Kassa
- Spuit 10 cc
- Bengkok
- Sampiran
- aceton
4. Bawa alat ke dekat pasien
5. Cuci tangan dan pasang handschoen
6. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai benar-benar habis
7. Basahi plester dengan aceton, lepaskan plester
8. Tarik kateter pelan-pelan sambil menganjurkan pasien napas dalam. Amati respon
psien, kemudian buang kateter pada bengkok
9. Rapikan pasien
10. Bereskan alat dan lepaskan handschoen
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMBERIAN NEBULIZER
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemberian nebulizer adalah proses pelembaban yang membentuk aerosol, kabut butir-
butir kecil air (diameter ± 5 – 10 mikron) pada saluran nafas
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui
Tujuan
jalan napas
2.Pemberian obat-obat aerosol
1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Referensi Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nebulizer disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
2. Atur posisi sesuai dengan kondisi
3. Siapkan alat-alat:
- Nebulizer dan perlengkapan (jet nebulizer atau ultrasonic nebulizer)
- Obat-obat untuk terapi aerosol
- Stetoskop
- Aquadest
- Selang oksigen
- Masker transparan
- Bengkok
- Tissue
- Sarung tangan bersih
4. Dekatkan alat-alat ke pasien
5. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
6. Pakai sarunng tangan bersih
7. Masukkan obat-obat untuk terapi aerosol ke dalam alat nebulizer bila diperlukan
8. Kaji suara nafas pasien
9. Hubungkan nebulizer, pasang di daerah hidung pasien
10. Hidupkan nebulizer
11. Waktu dari kelembapan disetel sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
12. Instruksikan pada pasien untuk nafas panjang dan menghisap udara dari hidung
dan dikeluarkan melalui mulut
13. Sepuluh kali pernapasan pasien disuruh batuk dan mengeluarkan dahak
14. Nebulizer tanda stop, pasien dilakukan clapping untuk mempermudah pengeluaran
secret
15. Dengarkan suara napas lagi, apabila masih terdengar suara ronchi dapat dilakukan
clapping lagi.

Prosedur 16. Bersihkan mulut pasien dengan tissue


17. Rapikan pasien
18. Alat – alat dibereskan
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
20. Dokumentasi tindakan : tulis nama dan tanda tangan perawat, tulis waktu jam
berapa dilakukan tindakan, kaji respon pasien

1. UGD
Unit terkait 2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

SUCTIONING
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Suctioning adalah mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut dan atau hidung pasien
yang tidak dapat dikeluarkan secara spontan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempertahankan jalan napas tetap bebas
2.Membersihkan secret pada pasien yang batuk tidak adekuat
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan suctioning disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
2. Siapkan alat-alat:
a. Alat suction
b. Tabung oksigen/oksigen sentral lengkap dengan regulator, flowmeter dan
humidifier
c. Trolly yang berisi :
 Kom berisi air bersih
 Kateter suction
 Kasa steril 2 – 3 lembar
 Stetoskop
 Bengkok
 Sarung tangan steril
3. Cuci tangan
4. Atur pasien sesuai kebutuhan
Prosedur 5. Set kekuatan suction diatur sesuai kebutuhan pasien:
a. Dewasa 80-120 mmhg
b. Anak 60-80 mmhg
c. Bayi 40-60 mmhg
6. Memeriksa fungsi vital dan auskultasi paru-paru
7. Pakai sarung tangan
8. Ambil kateter suction
9. Lakukan pre oksigenasi bila diperlukan
10. Kateter suction dimasukkan ke dalam mulut atau hidung dalam keadaan tidak
menghisap
11. Setelah kateter suction masuk, kateter suction ditarik pada posisi menghisap
12. Kateter suction diusap dengan kassa alkohol lalu dibilas dengan air bersih
13. Lakukan penghisapan sampai secret bersih (suara nafas bersih)
14. Setelah dilakukan penghisapan, lakukan oksigenasi kembali
15. Penghisapan dilakukan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
[Type text]

SUCTIONING

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

16. Dengarkan suara nafas dengan stetoskop


17. Kalau perlu cek :foto thorak dan blood gas
18. Bereskan alat-alat
19. Buka sarung tangan dan cuci tangan
20. Kaji respon pasien
21. Dokumentasi:
 Tulis nama dan tanda tangan perawat
 Tulis waktu (jam) saat dilakukan tindakan
 Kaji warna, jumlah, produksi sekret sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE


[NGT]
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemasangan nasogastric tube [NGT] adalah tindakan pemasangan selang lambung
(NGT) pada saluran esofagus menuju gaster
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Memberikan nutrisi lewat jalur gastro intestinal
2.Memberikan obat-obatan yang harus diabsorbsi melalui saluran
pencernaan
3.Mengeluarkan cairan dan udara dari saluran pencernaan
4.Kumbah lambung
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemasangan NGT disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
serta tindakan pemasangan NGT
2. Mintakan tanda tangan informed consent
3. Siapkan alat-alat:
 Selang NGT (ukuran sesuai kebutuhan pasien)
 Spuit ukuran 10 atau 50 cc
 Plester, guntinng perban
 Bengkok
 Stetoskop
 Kapas lembab, jeli, senter dan tali fiksasi
 Duk/kain pengalas
 Gelas dengan air minum
Prosedur 4. Dekatkan alat-alat kesamping pasien
5. Atur posisi pasien dengan semifowler atau telentang
6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
7. Letakkan bengkok didekat pasien
8. Kaji lubang hidung (patensi nasal)
9. Bersihkan hidung jika tampak kotor dengan menggunakan kapas basah
10. Lakukan pengukuran panjang selang NGT: ukur jarak dari puncak lubang hidung
kedaun telinga bawah dan ke prosesus xiphoideus di sternum (dada), beri tanda
11. Beri jelly pada ujung selang sepanjang 10 – 20 cm
12. Pasang spuit yang telah diisi udara 10 cc-20 cc pada selang lambung
13. Masukkan selang melalui hidung secara perlahan-lahan sambil dianjurkan pada
pasien untuk menelannya, dorong selang setiap kali pasien menelan sampai selang
masuk sesuai dengan hasil pengukuran bila pasien sadar, bila ada hambatan
diputar perlahan sambil didorong.untuk pasien tidak sadar
[Type text]

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE [NGT]

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Lakukan fleksi kepala saat mendorong slang.


14. Segera cabut slang bila terjadi perubahan status pernapsan
15. Periksa letak selang dengan 2 cara:
a. Lakukan aspirasi dengan spuit 50 cc secara perlahan untuk mendapatkan isi
lambung, bila NGT masuk lambung akan keluar cairan
b. Pasang stetoskop diatas perut bagian kiri atas lambung dibawah kosta.
Masukkan udara kira-kira 10 cc pada anak dan 20 cc pada dewasa dari spuit,
dengarkan adanya dorongan udara melalui stetoskop
16. Jika bertujuan untuk pemberian obat atau makanan tutup ujung NGT, jika NGT
bertujuan untuk dekompresi hubungkan ujung NGT dengan tempat penampung
17. lakukan fiksasi
18. jelaskan pada pasien bahwa perasat telah selesai dilakukan
19. bereskan alat-alat, kembalikan posisi pasien senyaman mungkin
20. Buka sarung tangan dan cuci tangan
21. Dokumentasi dan catat hasil dan respon pasien selama tindakan dilakukan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan


air/cairan tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan
menggunakan selang penduga lambung (NGT)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan dan mengeluarkan
racun/darah dari dalam lambung
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan kumbah lambung disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Beritahu pasien atau keluarga tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi dengan semi fowler, bila pasien shock posisi datar
3. Siapkan alat-alat:
 Selang NGT (ukuran sesuai kebutuhan pasien) dan corongnya
 Perlak dan alasnya
 Bengkok besar/ember penampung
 Air matang hangat/dingin 1-2 liter/NaCl 0,9% sesuai kebutuhan, gelas ukur
 Stetoskop, tensimeter, pengukur waktu/jam, celemek karet
 Spuit ukuran besar, kassa / tissue
 Sarung tangan bersih
 Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
 Norit / susu bila diperlukan
 Lembar observasi dan alat tulis
Prosedur  Alat-alat disiapkan diatas trolli tindakan
4. Pasang perlak dan alasnya di dada pasien
5. Letakkan bengkok dibawah dagu pasien
6. Letakkan ember yang diberi alas kain pel kedekat pasien
7. Pastikan selang penduga masuk lambung dengan cara : memasukka ujung
slang penduga sampai terendam dalam mangkok berisi air dan tidak tampak
gelembung udara dalam air, atau dengan cara spool slang dengan udara
memakai spuit kosong dan dengarkan suara udara di daerah lambung memakai
stetoskop
8. Atur posisi pasien miring kiri tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah
9. Pasang corong pada pangkal slang dengan posisi lebih tinggi dari lambung
pasien, kemudian buka klem dan masukkan air/cairan. Tunggu sampai air
masuk semua
10. Kemudian posisikan pangkal selang lebih rendah dari lambung pasien sampai
air/cairan lambung keluar dari slang dan tampung dalam ember
[Type text]

KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

11. Lakukan bilas lambung seperti diatas berulang kali sampai air / cairan yang keluar
dari lambung berwarna jernih/tidak bau.
12. Observasi tekanan darah, nadi, pernapasan, pupil dan respon pasien, k/p beri
oksigen
Prosedur
13. Rapikan pasien
14. Bereskan peralatan dan kembalikan ke tempat semula
15. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
16. Dokumentasi dan catat hasil dan respon pasien selama tindakan dilakukan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

LAVEMENT
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian  Lavement adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum) sampai kolon
asenden
 Lavement adalah memasukkan cairan ke dalam rectum guna membuang feses
(gas) dari colon dan rectum

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


1.Membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi atau impaksi fekal
2.Membantu defekasi normal sebagai bagian dari program latihan defekasi
(bowel training program)
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan lavement disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
1. Selimut / kain penutup.
2. Alas bokong dan perlak.
3. Irrigator lengkap dengan kanule recti.
4. Cairan hangat sebanyak kurang lebih 100 cc bisa :
- air sabun 1 – 1,5%
- Nacl 0,9%
5. Bengkok berisi larutan desinfektan dengan klem
6. Pelumas / vaselin atau jelly.
7. Stekpan.
8. Sketsel

Persiapan pasien dan lingkungan :


1. Memberitahu pasien .
2. menjelaskan tujuan.
3. Memasang sketsel.
4. Mengatur posisi pasien miring ke kiri.

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan dan pakai handscoen.
2. Alas bokong dan perlak dipasang.
3. Pasang selimut / kain penutup, pakaian bawah pasien di keataskan atau di
buka.
4. Irrigator diisi cairan hangat sesuai dengan kebutuhan.
5. Kanule recti dipasang pada ujung slang dan diberi pelumas, udara dikeluarkan
, slang dijepit dan klem.
6. Dengan perlahan regangkan bokong dan cari letak anus, instruksikan pasien
rileks dengan menghembuskan napas perlahan melalui mulut
[Type text]

LAVEMENT

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

7. Masukkan ujung selang rectal secara perlahan dengan mengarahkan kea rah
umbilicus pasien panjang insersi 7,4 – 10 cm (dewasa), 5 – 7,5 (anak-anak), 2,5 –
3,5 (bayi)
8. Tarik selang dengan segera jika ditemukan obstruksi
9. Naikkan irrigator secara perlahan sampai pada ketinggian diatas anus (30-45 cm
untuk huknah dan 30 cm untuk huknah rendah dan 7,5 cm untuk bayi),
10. buka klem dan alirkan secara perlahan, waktu pengaliran sesuai dengan pemberian
volume larutan (1 liter dalam 10 menit)
11. bila pasien mengeluh kram, rendahkan irrigator atau klem selama 30 detik,
kemudian alirkan kembali secara lambat
12. klem sedang setelah larutan habis
13. beritahu pasien untuk menahan napas ketika selang di tarik
14. letakkan tissue pada sekitar anus dan tarik selang anus secara perlahan
15. buang tissue pada bengkok
Prosedur 16. jelaskan pada pasien bahwa perasaan distensi adalah normal. Minta pasien untuk
menahan larutan selama mungkin saat berbaring di tempat tidur, untuk bayi dan
anak-anak dengan perlahan pegang kedua bokong selama beberapa menit.
17. Kembalikan irrigator set dan selang pada tempat yang sudah disediakan
18. Atur posisi telentang
19. Bantu pasien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong
20. Observasi karakter feses dan larutan (beritahukan pasien jangan menyiram toilet
sebelum feses diobservasi oleh perawat)
21. Lepaskan perlak dari bawah bokong
22. Bantu/anjurkan pasien untuk membersihkan daerah anal dengan air hangat dan
sabun
23. Lepaskan sarung tangan (teknik melepas sarung tangan dengan menarik bagian
dalam keluar), cuci tangan dan lepas skort
24. Catat hasil enema pada lembar observasi

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBANTU PASIEN BAK DAN BAB


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Membantu pasien BAK dan BAB adalah Suatu tindakan untuk menberikan bantuan
pada pasien yang tidak mampu BAB/BAK sendiri diatas tempat tidur / sedang bedrest.
Tujuan Sebagi acuan penerapan langkah-langkah untuk
1.Mengurangi pergerakan pasien.
2.Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan eliminasi karena bedrest
total/ belum dapat berjalan sendiri ke WC.
3.Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine secara langsung.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan membantu BAB/BAK disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
a. Pispot atau stekpan bertutup dan urinal.
b. Alas pispot.
c. Botol berisi air cebok / membilas.
d. Kertas kloset.
e. Bengkok.
f. Sampiran / sketsel
g. Selimut atau kain penutup

Persiapan Pasien:
4. Memberi salam dan mengenalkan diri pada pasien / keluarga.
5. Memberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan :
1. Sampiran dipasang.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan ,dan bagian terbuka ditutup dengan
Prosedur selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong.
4. Pasang alas pispot dan diletakkan dibawah bokong pasien.
5. Bila telah selesai BAB / BAK anus dan bagian genetalia di bersihkan dengan
air dan kertas kloset lalu dibuang ke dalam pispot di ulang beberapa kali
sampai bersih .
6. Pispot diangkat dan feses diamati bila ada kelainan segera dilaporkan dan
dicatat.
7. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
8. Pasien dirapikan, alat dibersihkan dan alat dikembalikan pada tempatnya.
9. Perawat mencuci tangan.
10. Mencatat kegiata dalam dokumen keperawatan.

Prosedur Perhatian:
1. Bila urine akan ditampung untuk bahan pemeriksaan, lebih dahulu tuangkan ke
dalam bengkok, lalu pispot atau urinal dipasang kembali.
2. Pispot atau urinal yang diberikan harus dalam keadaan bersih dan kering.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

AMBULASI DINI
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Ambulasi dini adalah melatih secepat mungkin dapat melakukan aktivitas / gerak bagi
pasien dengan tidak ada kontraindikasi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Agar pasien dapat mandiri.
2.Untuk mempercepat proses pemulihan.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan ambulasi dini disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
1. Kruk
2. Kursi roda

Persiapan Pasien :
1. Beritahu pada pasien dengan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien.

Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien pentingnya ambulasi dini.
2. Alat bantu didekatkan.
Prosedur 3. Perawat berdiri di sisi tempat tidur.
4. Membantu pasien menggeser kakinya ke samping tempat tidur.
5. Meminta pasien untuk menggerakkan kakinya / diayun.
6. Membantu pasien turun dari tempat tidur / berdiri.
7. Hitung nadi, perhatikan respon pasien.
8. Membantu pasien berjalan pelan – pelan.
9. Pasien diawasi saat menggunakan alat Bantu.
10. Amati respon pasien dan catat dalam catatan perawat.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PENERAPAN LUKA BERSIH


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Penerapan luka bersih adalah suatu penanganan yang terdiri atas membersihkan
dan menutup luka yang dianggap tidak mengandung kuman/belum terkontaminasi
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menutup luka untuk melindungi
luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme

Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk


perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical sesuai dengan kondisi luka
f. Aceton/alcohol 70%
g. Bengkok
Prosedur h. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas, plester hypoalergenik
j. Lidi kapas
5. Dekatkan peralatan ke pasien
6. Letakkan bengkok didekat pasien
7. Tutup ruangan/tirai disekitar tempat tidur pasien
8. Bantu pasien pada posisi nyaman
9. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka/peralatan steril
10. Petugas cuci tangan
11. Pasang perlak pengalas
12. Gunakan sarung tangan bersih
13. Lepaskan plester dengan aceton/alcohol 70%
14. Angkat balutan kassa secara hati-hati, jaga jangan sampai menarik/melepas
drain
[Type text]

PENERAPAN LUKA BERSIH

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

15. Dengan sarung tangan/pincet angkat balutan


16. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl 0,9%
17. Observasi kondisi luka dan jumlah drainase pada balutan
18. Lepas sarung tangan
19. Buka set balutan steril
20. Jika penutup/kemasan kasa steril menjadi basah akibat larutan antiseptic, ulangi
persiapan bahan steril
21. Kenakan sarung tangan steril
22. Inspeksi luka, kondisinya, letak drain, integritas jahitan/penutupan kulit dan
karakter drainase
23. Palpasi luka jika perlu (dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan
menyentuh bahan steril), palpasi pada tepi luka secara perlahan untuk mendeteksi
adanya drainase local, tekan daerah sepanjang tepi luka dengan ujung jari secara
lembut
24. Bersihkan dengan larutan NaCl 0,9% pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut
dengan pinset, gunakan 1 kassa untuk setiap kali usapan, bersihkan dari area
kurang kontaminasi ke area terkontaminasi
25. Gunakan kassa untuk mengeringkan luka, usap dengan cara seperti no.19
26. Lepaskan sarung tangan, rendam alat-alat dalam larutan clorin 0,5% selama 10
menit
27. Buang semua bahan dan bantu pasien ke posisi nyaman
28. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
29. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon pasien, kondisi luka,
drainase dan balutan.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PERAWATAN LUKA INFEKSI


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Perawatan luka infeksi adalah suatu luka yang sudah mengandung kuman dan di
dalam luka tersebut kuman yang sudah berkembang biak, membuat toksin yang
menyebar ke jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan radang
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2.Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
3.Menjaga kelembaban luka
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Sarung tangan bersih
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical : bubuk tablet metronidazole
Prosedur f. Aceton/alcohol 70%
g. Bengkok
h. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
i. Pengalas, plester hypoalergenik
j. Spuit 10 cc
5. Dekatkan peralatan ke pasien
6. Petugas cuci tangan
7. Pasang perlak
8. Pakai sarung tangan bersih dan lepaskan plester
9. Angkat balutan dengan pinset secara berhati-hati
10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl 0,9%
jangan sampai terjadi trauma perdarahan pada luka, khusus untuk luka infeksi
balutan yang melekat pada jaringan di bawahnya jangan dibasahi, perlahan
dibebaskan balutan (observasi nyeri dan
[Type text]

PERAWATAN LUKA INFEKSI

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

Ketidaknyamanan pada pasien)


11. Observasi karakter dan jumlah eksudat pada balutan (warna, bau, jumlah)
12. Buang balutan kotor pada bengkok. Lepaskan sarung tangan bersih
13. Kenakan sarung tangan steril
14. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, luka drain, integitras jaringan atau
penutupan kulit, dan karakter drainase (kalau perlu palpasi luka)
15. Bersihkan luka dengan kassa yang dibasahi larutan NaCl 0,9% dengan pinset
(gunakan satu kassa untuk satu kali usapan) bersihkan dari area kurang
kontaminasi ke area terkontaminasi, gerakan dengan tekanan progesif menjauh
dari insisi/tepi luka
16. Untuk luka terkontaminasi beri salep antibiotika yang diindikasi/dengan kompres
kassa NaCl 0,9% lembab saja.
17. Untuk luka terkontaminasi tapi ada jaringan granulasi hindari pemakaian betadin
karena merusak vibroblast, tutup luka dengan salep antibiotika/sufratulle/tutup
dengan kassa NaCl 0,9% lembab
18. Untuk luka dengan eksudat, dibrace, benda asing dan luka sembuh lakukan irigasi
luka dengan larutan NaCl 0,9%/cairan bethadin 5%, kalau perlu necrotomi
jaringan yang necrosis, beri topical terapi/tutup kassa NaCl 0,9% lembab
19. Setelah luka bersih dan diberi topical terapi tutup dengan kassa NaCl 0,9%
lembab. Pasang kassa steril kering diatasnya.Gunakan plester diatas atau fiksasi
dengan balutan kassa
20. Lepaskan sarung tangan, dekontaminasikan alat-alat dengan klorin 0,5% selama 5
– 10 menit
21. Buang semua bahan kotor dan bantu pasien pada posisi yang nyaman
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon pasien, kondisi
luka, drainase dan balutan.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MELAKUKAN ANGKAT JAHITAN


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Melakukan angkat jahitan adalah suatu tindakan keperawatan untuk melepaskan
heating/jahitan pada kulit, yang biasanya dilakukan pada hari ke 5 – 7 (disesuaikan
dengan daerah luka : wajah,hari ke 4-5, leher hari ke 4-5, kulit kepala hari ke 7, badan
hari ke 6_10, anggota gerak hari ke 6-10, dan daerah sendi/daerah sekitarnya hari ke 8-
12)
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Mempercepat proses penyembuhan luka
2.Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya korpus alienum
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan melakukan angkat jahitan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan alat-alat:
a. Satu set AJ steril (2 pinset chirurgis, 1 pinset anatomi, gunting AJ, kassa dala
baki steril, 2 cucing)
b. Korentang steril pada tempatnya
c. Gunting plester
d. Plester/hypavik
e. Kapas dan alcohol 70% (dalam spray)
f. Antiseptic (betadin 10%)
g. Kantong plastic,
h. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
i. Bengkok
3. Dekatkan alat ke dekat pasien
Prosedur
4. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5. Bantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga lika mudah dirawat
6. Cuci tangan dan kenakan handschoen steril
7. Buka set AJ secara aseptic
8. Basahi plester verban dengan alcohol agar mudah dibuka
9. Buka balutan dengan hati-hati menggunakan pinset anatomis dan balutan kotor
dimasukkan ke dalam kantong plastic
10. Letakkan pinset anatomis yang sudah digunakan dalam bengkok yang berisi larutan
klorin 0,5%
11. Bersihkan bekas plester dengan kapas alcohol
12. Desinfeksi sekitar luka dengan alcohol dan olesi luka dengan larutan betadin 10%
[Type text]

MELAKUKAN ANGKAT JAHITAN

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

13. Lepaskan jahitan satu per satu selang seling dengan cara menjepit simpul jahitan
dengan pinset chirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang
tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit/pada sisi yang tidak ada
simpul. Perhatikan ekspresi pasien sambil menganjurkan nafas dalam
14. Olesi luka dan sekitarnya dengan betadin 10%
15. Tutup luka dengan kassa steril
16. Pasang plester/hypavik
17. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
18. Lepaskan handschoen dan cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan dan kondisi luka

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MEMBERIKAN PENYULUHAN
SECARA INDIVIDUAL
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Memberikan penyuluhan secara individual adalah memberikan pendidikan kesehatan


kepada pasien atau keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatannya
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga
2.Pasien dan keluarga akan merasa lebih merasa di perhatikan dan di layani
sehingga lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan memberikan penyuluhan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Persiapan alat :
a. Alat tulis , materi pernyuluhan.
b. Alat peraga jika di perlukan.

Persiapan Pasien:
Menyiapkan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan :
Prosedur 1. Komunikasi dengan pasien.
2. Menggunakan cara diskusi / demonstrasi.
3. Menggunakan alat bantu jika di perlukan.
4. Mengadakan evaluasi.
5. Memberikan feed back
6. Perencanaan lanjutan.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

MERAWAT LUKA BAKAR


No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Merawat luka bakar adalah kerusakan atau kematian dari kulit, mukosa jaringan yang
lebih dalam yang dapat disebabkan oleh panas baik, panas api, matahari, arus listrik
maupun bahan kimia
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Pembersihan luka
2.Pencegahan infeksi
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan merawat luka disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Meminta tanda tangan persetujuan pasien pada lembar persetujuan
3. Siapkan pasien dengan posisi yang sesuai dengan kebutuhan
4. Persiapkan alat/dressing card berisi:
a. Set balutan steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset anatomi/chirugi dan gunting,menyesuaikan kondisi luka
 Kassa steril
 Cucing
b. Verban gulung
c. Gunting verban
d. Larutan NaCl 0,9%
e. Obat topical sesuai dengan kondisi luka
f. Silver sulfadiazine
Prosedur g. Bubuk tab. Metronidazole
h. Povidone iodine 10%
i. bengkok
j. Kom berisi larutan dekontaminasi klorin 0,5%
k. Pengalas, sampiran
l. Obat analgetika sesuai advis
5. 20 menit sebelum perawatan luka berikan analgetik sesuai resep dokter
6. Dekatkan peralatan pada pasien
7. Tutup tirai sekitar pasien
8. Pasang perlak pengalas
9. Basahi kassa/balutan luka dengan Nacl 0,9% sampai basah
10. Cuci tangan
11. Gunakan sarung tangan steril untuk membuka balutan
[Type text]

MERAWAT LUKA BAKAR

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS No.Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

12. Bila balutan masih lengket pada luka lepaskan dengan meneteskan NaCl 0,9%
hindari perdarahan pada jaringan yang sudah bergranulasi
13. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% bila ada bulla lakukan bulectomy/necrotomy
sesuai indikasi
14. Keringkan luka dengan kassa secara hati-hati
15. Berikan salep silver sulfadiazine setebal 1-2mm, bila perlu tambahkan bubuk
tablet metronidazole secukupnya
16. Tutup luka dengan kassa lembab dengan NaCl 0,9%, kassa betadine 10% kassa
kering
Prosedur
17. Ganti sarung tangan
18. Balut luka dengan kassa verban secara baik dan rapi
19. Balut dengan kassa tebal sesuai indikasi
20. Atur kembali posisi yang nyaman bagi pasien
21. Lepaskan sarung tangan, rendam alat-alat dalam larutan clorin 0,5% selama 10
menit
22. Dokumentasikan hasil tindakan: penggantian balutan, respon pasien, kondisi
luka, drainase dan balutan

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PASIEN MENINGGAL
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pasien meninggal adalah pasien yang dikarenakan suatu alasan medis meninggal di
Instalasi Rawat Inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan pelayanan
administratif pasien meninggal di Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi Rawat Inap

1. Perawat/bidan memberitahu keluarga pasien yang telah dinyatakan meninggal


oleh dokter
2. Semua perlengkapan seperti infuse, sensor dan lain-lain dilepas
3. Dokter jaga/ perawat mengisi formulir kematian
Prosedur 4. Perawat jaga menghubungi dokter jaga
5. Ditunggu selama 2 jam sebelum peetugas menyerahkan kepada keluarga
6. Perawat menyerahkan surat kematian yang sudah disahkan oleh dokter.

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

PEMULANGAN PASIEN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Pemulangan pasien adalah pemulangan pasien rawat inap yang sudah diijinkan oleh
dokter atau pulang paksa dari Instalasi Rawat Inap ke rumah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan pelayanan administrasi
pasien pulang dari Instalasi Rawat Inap
Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap Pelaksananaan
Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di Instalasi Rawat Ina

1. Perawat/ bidan jaga memberitahu keluarga pasien yang sudah diijinkan pulang
dan keluarga diminta ke bagian kasir
2. Untuk pasien/ keluarga pasien yang minta pulang paksa perawat/ bidan meminta
keluarga ke Instalasi Rawat Inap
3. Perawat/bidan memberitahu tempat penbayaran bahwa pasien diijinkan pulang/
pulang paksa
4. Petugas membuat perincian biaya. Perincian rawat inap dibuat oleh petugas
rawat inap
5. Perincian biaya diberikan kepada keluarga pasien dan diminta untuk melunasi
seluruh tagihan biaya perawatan
Prosedur 6. Keluarga pasien tidak mampu/ keluarga miskin mengikuti prosedur yang berlaku
di Puskesmas
7. Keluarga pasien yang belum bisa melunasi tagihan biaya membuat perjanjian
pelunasan kekurangan biaya Puskesmas berdasarkan prosedur yang ada di
Puskesmas tersebut
8. Petugas memberikan formulir lunas/perjanjian/tidak mampu kepada keluarga
9. Keluarga menyerahkan surat dari kassa kepada perawat/ bidan jaga
10. Bidan/ perawat memulangkan pasien
11. Catatan medis diserahkan kepada dokter yang merawat untuk dilengkapi dalam
tempo 2 x 24 jam

1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ttd.Ka.Puskesmas dr.Titis Sulistyowati


NIP.19690331 200604 2 003
PUSKESMAS
AJUNG

Pengertian Informed consent adalah permintaan persetujuan tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter kepada pasien/ wali.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Meminta ijin kepada pasien atau keluarga pasien untuk dilakukannya suatu
tindakan medis oleh dokter.
2.Aspek legalitas sebagai perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan
Referensi -
Kebijakan 1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 1992, tentang kesehatan.
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
3. Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1999, tentang perlindungan
Konsumen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/ Men.Kes/ Per/ IX/
1989, tentang Informed Consent.
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No. HK. 00.06.3.5.1866.
Tanggal 21 April 1999, tentang Informed Consent.
7. Surat Edaran Dirjen Yan.Med DEPKES RI No : YN.02.04.3.5.2504. Tanggal 10
Juni 1997, tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
8. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
1. Panggil pasien/ wali, saksi, penterjemah (bila diperlukan) untuk mendapakan
penjelasan tentang informed consent.
2. Jelaskan informasi tentang tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien.
3. Jelaskan manfaat dan resiko yang dapat ditimbulkan jika tindakan tersebut
dilakukan.
Prosedur 4. Berikan formulir informed consent untuk dibaca dan dimengerti
5. Tandatangani formulir informed consent oleh pasien/ wali, saksi, penterjemah
(jika diperlukan).
6. Tanda tangan dokter, sebagai bukti sudah menjelaskan kepada pasien/ wali, saksi
dan penterjemah (jika diperlukan)
Tulis nama, alamat dan tanda tangan saksi
1. UGD
Unit terkait
2. Rawat Inap
3. Rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


ASUHAN GIZI RUANG RAWAT INAP
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Asuhan gizi ruang rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi
rencana diet pasien di ruang rawat inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan pelayanan
kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi
penyakit, dalam upaya mempercepat upaya penyembuhan
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Pengkajian status gizi
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit
4. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakit dan cara
pemberian makan
5. Konseling gizi
6. Evaluasi tindak lanjut
a. Pengkajian status gizi
1. Ahli gizi mengambil data di rekam medis/mengukur data antropometri
berupa tinggi badan, berat badan, tinggi badan, tinggi lutut, tebal lemak
bawah kulit, linngkar kepala, lingkar lengan atas sesuai kebutuhan dan
kondisi pasien.
2. Ahli gizi mengambil data dari rekam medis/memeriksa data
pemeriksaan fisik meliputi kesan keadaan gizi (kurus, pucat, bengkak,
gemuk/obesitas), jaringan lemak subkutan, atrofi otot dan defisiensi zat
gizi lain, system kardiovaskuler, system pernafasan, system
gastrointestinal, system metabolic/endokrin, system
neorologik/psikiatrik
3. Ahli gizi mengambil data dari rekam medis/memeriksa data
pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kelainan biokimia yang
berhubungan dengan masalah gizi
4. Ahli gizi menganalisa dan menyimpulkan status gizi pasien
b. Pengkajian riwayat gizi
1. Ahli gizi mengambil data kebiasaan makan, asupan zat gizi, bentuk dan
frekuensi makan
Prosedur 2. Ahli gizi menghitung asupan zat gizi dengan menggunakan model
makanan/food model, dengan menggunakan daftar bahan makanan
penukar atau dapat menggunakan perangkat lunak (software) ‘nutri
Clin’
3. Ahli gizi membandingkan asupan gizi dengan kebutuhan
c. Kebutuhan zat gizi
1. Kebutuhan zat gizi diberikan berdasarkan status gizi, pemeriksaan
klinis, data laboratorium, dengan mempertimbangkan kebutuhan
tambahan akibat loss dan untuk penyembuhan
2. Ahli gizi menghitung kebutuhan gizi
d. Penentuan macam dan jenis diet
1. Penentuan macam dan jenis diet setelah dokter menentukan diet
2. Dietesien mempelajari, menyusun rencana diet dan menterjemahkan
kedalam menu, porsi dan frekuensi makan
3. Dietesien menentukan jenis diet, bentuk makanan dan rute pemberian
makan
e. Konseling dan penyuluhan gizi
1. Ahli gizi menetapkan rencana konseling yang meliputi: tujuan, strategi,
materi, metode, penilaian dan tindak lanjut.
[Type text]

2. Ahli gizi melakukan konseling


3. Terutama diberikan kepada pasien yang memperoleh diet khusus.
Sedangkan pasien yang memperoleh diet biasa diberikan motivasi gizi
f. Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
1. Pemantauan dan evaluasi pemberian makan dilakukan secara
berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan status gizi
pasien
2. Pemantauan meliputi perubahan berat badan, perubahan diet, bentuk
makanan, asupan makan, toleransi terhadap makanan yang diberikan,
keadaan klinis defekasi dan hasil laboratorium
3. Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan
hasil evaluasi pelayanan gizi antara lain perubahan diet dengan
mengubah preskipsi diet sesuai kondisi pasien.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


ASUHAN GIZI RUANG RAWAT JALAN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Asuhan gizi ruang rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan
konseling diet hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat jalan
Tujuan Sebagai acuan penerapan lngkah-langkah untuk memberikan pelayanan kepada
pasien rawat jalan agar memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas tentang mekanisme
pelayanan asuhan gizi rawat jalan sebagai berikut: Ahli Gizi Ruang Rawat
Jalan mengkaji data subyektif, obyektif untuk memperoleh data status gizi,
merencanakan diet, merencanakan konseling dan merencanakan
monitoring evaluasi.
2. Pengkajian status gizi
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit
4. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakit dan cara
pemberian makan
5. Konseling gizi
6. Evaluasi tindak lanjut
Prosedur a. Pengkajian status gizi
1. Ahli gizi mengukur data antropometri berupa tinggi badan, berat badan,
tinggi badan, tinggi lutut, tebal lemak bawah kulit, linngkar kepala,
lingkar lengan atas sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
2. Ahli gizi memeriksa data pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berhubungan dengan gangguan gizi atau untuk
menentukan hubungan sebab akibat antara status gizi dengan kesehatan.
Pemeriksaan fisik meliputi kesan keadaan gizi (kurus, pucat, bengkak,
gemuk/obesitas), jaringan lemak subkutan, atrofi otot dan defisiensi zat
gizi lain, system kardiovaskuler, system pernafasan, system
gastrointestinal, system metabolic/endokrin, system neorologik/psikiatrik
3. Ahli gizi memeriksa data pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
kelainan biokimia dalam rangka mendukung diagnose penyakit serta
menegakkan masalah gizi.
b. Pengkajian riwayat gizi
1. Ahli gizi melakukan anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dan
kuantitatif. Anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari berdasarkan
frekuensi penggunaan bahan makanan. Anamnesis riwayat gizi secara
kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi sehari,
dengan cara recall 24 jam yang diukur menggunakan food model.
2. Ahli gizi menganalisis asupan gizi menggunakan Daftar penukar Bahan
Makanan atau menggunakan software untuk mendapatkan informasi
asupan zat gizi dalam sehari.
c. Kebutuhan zat gizi
Kebutuhan zat gizi diberikan berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinis,
data laboratorium, dengan mempertimbangkan kebutuhan tambahan akibat
loss dan untuk penyembuhan.
[Type text]

d. Penentuan Jenis Diet


1. Dokter menentukan jenis diet apabila pasien dikirim oleh dokter.
Apabila pasien datang atas kemauan sendiri, jenis diet ditentukan ahli
gizi,
2. Ahli gizi mempelajari, menyusun rencaca diet dan menterjemahkan
kedalam menu, porsi dan frekuensi makan,
3. Ahli gizi menentukan bentuk makanan dan rute pemberian makan.
e. Konseling Gizi
1. Ahli gizi menetapkan rencana konseling yang meliputi: tujuan, strategi,
materi, metode, penilaian dan tindak lanjut
2. Ahli gizi melakukan konseling.
f. Evaluasi dan tindak lanjut
1. Evaluasi diperoleh melalui kemajuan ulang. Evaluasi meliputi: rencana
diet dan kepatuhan menjalankan rencana diet, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, status gizi,
2. Tindak lanjut tergantung dari hasil evaluasi pelayanan gizi yang
diperoleh di rumah.
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


DISTRIBUSI MAKANAN KE PASIEN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003

Pengertian Distribusi makanan ke pasien adalah serangkaian kegiatan penyaluran


makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan pasien yang dilayani
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempermudah pasien
mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
Referensi -
Kebijakan 1. Tersedianya standart pemberian makanan Puskesmas
2. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan ahli gizi Puskesmas
3. Adanya peraturan pengambilan makanan
4. Adanya catatan permintaan makanan dari ruang rawat inap
5. Adanya daftar makan pasien yang mencantumkan kelas perawatan, nama
kamar, nama pasien, jenis diet dan keterangan yang berkenaan dengan
dietnya
6. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet
7. Tersedianya kelengkapan peralatan makanan
8. Tersedianya sarana untuk distribusi makanan
9. Adanya jadwal distribusi makanan
Prosedur A. Distribusi makanan pasien
1. Ahli gizo jasa boga menyalin daftar menu pasien (DMP) sesuai daftar
menu pasien yang telah ditentukan
2. Petugas pramusaji membagi/memorsi makanan sesuai standar porsi dan
jenis diet ke dalam plato pasien berdasarkan DMP dari masing-masing
ruang rawat inap
3. Petugas pramusaji menutup alat saji yang terisi makanan dengan plastic
kemas
4. Petugas pramusaji menuliskan label berisi nama pasien, jenis diet,
nomer kamar / tempat tidur dan ruangan
5. Ahli gizi jasa boga mengecek nama pasien, porsi dan jenis diet pasien
6. Petugas pramusaji mengantar makanan ke pasien sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
7. Petugas pramusaji menyerahkan diet/ makanan hingga sampai ke
pasien
8. Petugas pramusaji menyampaikan ke pasien tentang kelengkapan alat
makan ke pasien kelas I dan II
9. Petugas pramusaji meminta tanda tangan kepada kepala ruangan pada
DMP
B. Serah terima makan pasien
1. Pramusaji menyerahkan makanan dan form daftar Menu Makanan
Pasien (DMP) kepada Kepala Ruangan
2. Kepala Ruangan mengecek jumlah dan jenis diet sesuai DMP,
selanjutnya menandatangani DMP bila sudah sesuai
3. Apabila makanan tidak sesuai dengan DMP, kepala ruangan langsung
meminta kepada pramusaji untuk segera memperbaiki sesuai
DMP.masalah yang ditemui.

Unit terkait 1. UGD


2. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENYIAPAN MAKANAN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003

Pengertian Penyiapan makanan adalah serangkaian kegiatan penyusunan kebutuhan bahan


makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencapai usulan anggaran
dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien dalam satu tahun anggaran
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Adanya data peraturan pemberian makanan puskesmas
3. Semua pasien mendapatkan makan sesuai dengan kebutuhan gizi dan jenis
penyakitnya
4. Adanya standar makan untuk pasien
5. Adanya standar harga bahan makanan
6. Tersedianya siklus menu
7. Tersedia jumlah pasien
1. Menentukan jumlah pasien dengan mengacu pada Daftar Makan Pasien
Prosedur 2. Menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan menentukan berat kotor
3. Menghitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap siklus menu
Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENYIMPANAN MAKANAN DAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
No. Revisi :
UPT
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003

Pengertian Penyiapan makanan dan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan


menyimpan bahan makanan bahan makanan sebelum diolah dan dibagi ke
pasien
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk mempermudah pasien dapat
memperoleh makanan yang berkualitas dengan kandungan gizi yang terjamin
Referensi -
Kebijakan 1. Adanya kebijakan pelayanan gizi Puskesmas
2. Adanya data peraturan penyimpanan bahan makanan puskesmas
3. Semua pasien mendapatkan makan sesuai dengan kebutuhan gizi dan jenis
penyakitnya
4. Adanya standar makan untuk pasien
5. Adanya standar harga bahan makanan
6. Tersedianya Daftar Menu Pasien
1. Memantau tanggal kadaluwarsa bahan makanan, buang bahan yang sudah
kadaluwarsa
2. Jika menyimpan bahan makanan pada freezer, jaga suhu freezer tetap
rendah yaitu sekitar minus 0 0C
3. Cek keadaan freezer secara teratur. Jika terdapat banyak bunga es pada
freezer simpan makanan dan bahan makanan beku di feezer yang lain
4. Jangan dibekukan kembali makanan atau bahan makanan yang sudah
dicairkan kecuali makanan dan bahan makanan tersebut sudah dimasak
5. Jangan simpan makanan mentah dan daging mentah di atas makanan yang
sudah melalui proses persiapan
Prosedur 6. Simpan makanan kaleng dan bahan-bahan makanan kering dalam kondisi
kering
7. Beri label dan tanggal untuk semua bahan makanan dan makanan kering
8. Lakukan pencatatan dan pengukuran suhu ruangan secara teratur
9. Simpan semua bahan makanan dan makanan di dalam bungkus dan tempat
bersih
10. Jangan menyimpan makanan yang diambil dari tempat yang
berbahan/berlapis seng seperti wadah kaleng kecuali terbuat dari stainless
steel karena berpotensi menjadi racun.

Unit terkait
1. Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG

UPT No. Revisi :


PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku : dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003

Pengertian Pemberian nutrisi pada pasien rawat inap adalah merupakan tindakan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.
Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki gangguan pada mulutnya
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien
Referensi -
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian nutrisi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur Persiapan Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar
8. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makan
Cuci tangan
Unit terkait Rawat Inap
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMBERIAN EDUKASI BILA KELUARGA MENYEDIAKAN MAKANAN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Pemberian edukasi bila keluarga menyediakan makanan adalah merupakan
kegiatan pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang diet pasien
yang dianjurkan dengan benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar keluarga dan pasien mau
bekerja sama dalam program diet yang ditetapkan
Referensi -
Kebijakan Terlaksananya tindakan keperawatan pemberian edukasi disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien
Prosedur 1. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet yang dianjurkan
2. Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan tentang tingkat
pemenuhan diet
3. Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan pada pasien dan keluarga
4. Jelaskan tujuan diet makanan
5. Berikan penjelasan tentang berapa lama diet yang harus dilakukan
6. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang bagaimana
membuat agenda makan secara tepat
7. Instruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan menghindari
makanan yang merupakan pantangan
8. Bantu pasien dan keluarga untuk mengakomodasi pilihan makanan dalam
diet yang ditentukan
9. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga cara membaca label
makanan dan memilih makanan dengan tepat
10.Berikan penjelasan kepada keluarga tentang waktu makan pasien
Unit terkait Rawat Inap

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMAKAIAN STERILISATOR KERING
( MEMMERT )
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT Terbitan :
PUSKESMAS
No. Revisi :
AJUNG

Tanggal Mulai Berlaku :


dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Pemakaian sterilisator kering adalah Cara penggunaan dan pemakaian
Memmert dengan benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. memmert dapat digunakan dengan baik.
2.Mencegah terjadinya kerusakan dini.
3.Untuk memperoleh hasil steril yang benar.
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG.
Prosedur 1. Sambungkan kabel pada listrik 220 Volt.
2. Persiapkan instrument / alat ( dari logam ) sesuai kebutuhan.
3. Masukkan alat / instrument kedalam memmert.
4. Tekan tombol Power On / Off
5. Tekan tombel Set Time yang ditunjukkan dengan angka
(120 menit).
6. Tekan tombol Set Temperatur yang ditunjukkan dengan angka
(200 ºC).
7. Matikan tombol Power On / Off setelah selesai.
8. Jangan membuka memmert bila instrument / alat tidak digunakan.

1. Rawat Inap
Unit terkait
2. UGD

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


CARA PERAWATAN INSTRUMEN / ALAT
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
UPT No. Revisi :
PUSKESMAS
AJUNG
Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Cara perawatan instrument /alat adalah Cara merawat instrumen / alat dengan
benar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Instrumen / alat dapat digunakan dengan baik.
2.Mencegah terjadinya kerusakan dini.
3.Untuk memperoleh hasil steril yang benar
4.Mencegah infeksi nosokomial
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
Prosedur 1. Dekontaminasi : setelah dipakai, instrumen direndam dalam larutan
chlorine 2500 ppm selama 15 menit.
2. Pencucian ( pre cleaning ) : instrumen dicuci dan disikat dengan
menggunakan air hangat. Selanjutnya dikeringkan.
Sterilisasi ( DTT ) : Atur instrumen sesuai kebutuhan (Basic Set).
Kemudian masukkan dalam sterilisator kering ( memmert )  Lihat SOP
Penggunaan Memmert.
1. Rawat Inap
Unit terkait
2. UGD

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMELIHARAAN RUANGAN
No. Dokumen : DITETAPKAN
KEPALA
SOP Terbitan : UPT PUSKESMAS AJUNG
No. Revisi :
UPT
PUSKESMAS
AJUNG Tanggal Mulai Berlaku :
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Pemeliharaan ruangan adalah cara pemeliharaan ruang bersalin dan alat medis
keperawatan didalamnya secara rutin dan berkala agar siap pakai
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga atau menjamin
terpeliharanya ruangan beserta alat-alat didalamnya agar siap pakai
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
Prosedur Pemeliharaan harian
1. Sebelum dan sesudah tindakan semua peralatan dibersihkan dengan
disinfektan
2. Dilakukan pengepelan lantai sebelum dan sesudah tindakan dengan
disinfektan

Pemeliharaan mingguan
1. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
2. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian dikeringkan

Pemeliharaan setelah dipakai pasien menular


1. Dilakukan ozonisasi oleh petugas sanitasi
2. Sebelum dilakukan fogging ruangan ditutup dan alat-alat tidak perlu
dikeluarkan Setelah fogging ruangan dibuka setelah batas waktu yang
ditentukan oleh petugas sanitasi
3. Alat-lat diruangan dibersihkan dan ditata kembali oleh petugas
Pemeriksaan angka kuman dilakukan sebelum dan sesudah tindakan
ozonisasi dilakukan oleh petugas sanitasi rumah sakit (waktu
insidentil/tiap bulan
1. Rawat Inap
2. UGD
Unit terkait
3. Instalasi sanitasi
4. Poli rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart
[Type text]

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KELUHAN
DITETAPKAN
KEPALA
SOP UPT PUSKESMAS AJUNG

UPT
PUSKESMAS
AJUNG
dr. TITIS SULISTYOWATI
NIP. 19690331 200604 2 003
Pengertian Identifikasi dan penanganan keluhan adalah cara pemeliharaan ruang bersalin
dan alat medis keperawatan didalamnya secara rutin dan berkala agar siap
pakai
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga atau menjamin
terpeliharanya ruangan beserta alat-alat didalamnya agar siap pakai
Referensi -
Kebijakan Mengacu pada standar pelayanan medis yang berlaku di PUSKESMAS
AJUNG
Prosedur Pemeliharaan harian
3. Sebelum dan sesudah tindakan semua peralatan dibersihkan dengan
disinfektan
4. Dilakukan pengepelan lantai sebelum dan sesudah tindakan dengan
disinfektan

Pemeliharaan mingguan
3. Lantai dipel dengan disinfektan dan dikeringkan
4. Dindingdan pintu di lap dengan disinfektan kemudian dikeringkan

Pemeliharaan setelah dipakai pasien menular


4. Dilakukan ozonisasi oleh petugas sanitasi
5. Sebelum dilakukan fogging ruangan ditutup dan alat-alat tidak perlu
dikeluarkan Setelah fogging ruangan dibuka setelah batas waktu yang
ditentukan oleh petugas sanitasi
6. Alat-lat diruangan dibersihkan dan ditata kembali oleh petugas
Pemeriksaan angka kuman dilakukan sebelum dan sesudah tindakan
ozonisasi dilakukan oleh petugas sanitasi rumah sakit (waktu
insidentil/tiap bulan
5. Rawat Inap
6. UGD
Unit terkait
7. Instalasi sanitasi
8. Poli rawat jalan
[Type text]

Tanyakan tentang

Flow Chart

Anda mungkin juga menyukai