Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KISAH NABI AYYUB

(QS. AL ANBIYA’83-84 QS. SHAD 41-44)

CLARA SETIA NINGRUM

X KULINER 2 / 10
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai.

Tak lupa, juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi baik dalam memberikan gagasan dan pandangan

Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan


wawasan tambahan kepada para pembaca. Bahkan, lebih dari itu, kami berharap
agar isi makalah ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.

Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
terutama karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca
untuk membantu meningkatkan kualitas makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ 1

Daftar Isi ................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A.) Latar Belakang ....................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A.) QS. Al Anbiya' 83-84, QS Shad 41-44 ........................................ 6

B.) Kisah Lengkap Kisah Nabi Ayyub ............................................. 8

C.) Hikmah Kisah Nabi Ayyub ................................................... 14

BAB III PENUTUP

A.) Kesimpula ................................................................................... 16

Daftar Pustaka ......................................................................................... 19


BAB I PENDAHULUAN

A.) Latar Belakang

Keberlangsungan hidup manusia dari mulai lahir sampai mati pada


prosesnya maka terjadilah suatu kisah kehidupan. Kehidupan yang dipenuhi
dengan dinamika, kualitas hidup yang baik atau buruk ditentukan oleh prilaku
manusia tersebut. Untuk menjadi manusia yang berkualitas baik maka manusia
harus memiliki pedoman kehidupan. Al-Qur‟an merupakan pedoman agar
hidup menjadi terarah, selamat dan bisa sampai kepada sang pencifta. Sepertiga
dari isi al-Qur‟an merupakan kisah-kisah umat terdahulu. Kisah-kisah yang
terekam dalam al-Qur‟an tersebut bertujuan sebagai pelajaran bagi umat
manusia. Maka kisah yang baik harus dijadikan contoh dan pada kisah yang
buruk harus dijadikan pelajaran.
BAB II PEMBAHASAN

A.) QS. Al ANBIYA’ (83-84)

۞ ‫َّبُه َأِّنى َم َّس ِنَى ٱلُّض ُّر َو َأنَت َأْر َح ُم ٱلَّٰر ِح ِم يَن‬
‫َو َأُّيوَب ِإْذ َناَد ٰى َر ٓۥ‬

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya


Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".

‫َفٱْسَتَج ْبَنا َل ۥُه َفَكَش ْفَنا َم ا ِبِهۦ ِم ن ُضٍّر ۖ َو َء اَتْيَٰن ُه َأْهَل ۥُه َو ِم ْثَلُهم َّمَع ُهْم َر ْح َم ًة ِّم ْن‬
‫ِع نِد َنا َو ِذ ْك َر ٰى ِلْلَٰع ِبِد يَن‬

Artinya: Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan


penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan
Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan
untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

QS. SHAD 41-44

‫َّبُه َأِّنى َم َّس ِنَى ٱلَّش ۡي َٰط ُن ِبُنۡص ٍب َو َع َذ اٍب‬


‫َو ٱۡذ ُكۡر َع ۡب َد َنٓا َأُّيوَب ِإۡذ َناَد ٰى َر ٓۥ‬
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya:
“Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”.

‫ٱۡر ُكۡض ِبِر ۡج ِلَك َٰه َذ ا ُم ۡغ َتَس ٌۢل َباِرٌد َو َش َر اٌب‬

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk
mandi dan untuk minum”.

‫َو َو َهۡب َنا َل ٓۥُه َأۡه َل ۥُه َو ِم ۡث َلُهم َّمَع ُهۡم َر ۡح َم ًة ِّم َّنا َو ِذ ۡك َر ٰى ُأِلْو ِلى ٱَأۡلۡل َٰب ِب‬

Artinya: Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali)


keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula
sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
fikiran.

‫َو ُخ ْذ ِبَيِدَك ِض ْغ ًث ا َفٱْض ِر ب ِّبِهۦ َو اَل َت ْح َن ْث ۗ ِإَّن ا َو َج ْد َٰن ُه َص اِبًر ا ۚ ِّن ْع َم ٱْلَع ْب ُد ۖ ِإَّن ُهٓۥ‬
‫َأَّو اٌب‬

Artinya: Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah


dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati
dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia
amat taat (kepada Tuhan-nya).
B.) Kisah Lengkap Nabi Ayyub

Nabi Ayub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai


bersyukur dan senantiasa menghiasi lisannya dengan berzikir. Ia tidak
pernah meninggalkan perintah Allah SWT.

Hal tersebut membuat iblis iri. Iblis ingin menggoda Nabi Ayub agar
terjerumus dalam dosa. Iblis segera menghadap Allah SWT dan meminta
izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah SWT pun
mengabulkan permintaan iblis.

Lalu iblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayub.


Berbagai cara telah disusunnya dengan berbagai risikonya.

Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya. Dalam


waktu singkat, semua hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit
yang aneh. Rumahnya tiba-tiba sudah hangus terbakar.

Nabi Ayub tidak bisa lagi membayar gaji kepada para pegawainya. Ia
terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka. Nabi Ayub dan keluarganya
benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah iblis menghasutnya, "Hai Ayub,
sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu
miskin. Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi miskin?"

Nabi Ayub berkata, "Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik


Allah SWT. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap
bersyukur. Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh
Allah?" Kemudian Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan
kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Nabi Ayub AS adalah salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib umat
Islam imani. Kisah Nabi Ayub banyak diceritakan dalam berbagai buku
cerita Islami anak karena sifat-sifatnya yang patut untuk diteladani. Nabi
Ayub dikenal memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa meski
hidupnya berkali-kali dilanda cobaan.
Salah satu kisah Nabi Ayub yang paling terkenal ialah ketika ia
mendapatkan ujian berupa penyakit kulit yang tak kunjung sembuh.
Meski begitu, Nabi Ayub tak pernah berhenti untuk selalu beribadah
kepada Allah SWT. Terdapat banyak pesan moral yang dapat Bunda
ajarkan kepada Si Kecil dari kisah Nabi Ayub dari ia lahir hingga wafat.

Tak hanya itu melalui Nabi Ayub selaku salah satu nabi utusan Allah
SWT pun diberikan mukjizat yang membedakannya dengan manusia
lainnya. Lantas apa sajakah kisah-kisah Nabi Ayub yang sarat akan
hikmahnya? Berikut kisah mengenai Nabi Ayub yang dikutip dari buku
Nabi Ayub, Manusia Penyabar dan Pandai Bersyukur, penerbit Cerdas
Interaktif (2021).

Peristiwa kelahiran Nabi Ayub


Nabi Ayub AS adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Ish merupakan
peternak kaya raya di wilayah Syam. Ketika ayahnya wafat, seluruh
kekayaannya diwariskan kepada Nabi Ayub AS. Nabi Ayub memiliki 3
orang istri. Salah satunya bernama Siti Rahma, putri dari Afrayim, putra
dari Nani Yusuf.

Nabi Ayub diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada penduduk
Hauran dan Tih, di wilayah tempat kelahirannya.Nabi Ayub dikenal
sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan dan suka
menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Selain itu
beliau juga banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk
para musafir.

Hal tersebut membuat iblis iri. Iblis ingin menggoda Nabi Ayub agar
terjerumus dalam dosa. Iblis segera menghadap Allah SWT dan meminta
izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayub. Allah SWT pun
mengabulkan permintaan iblis.

Lalu iblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayub.


Berbagai cara telah disusunnya dengan berbagai risikonya.

Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya. Dalam


waktu singkat, semua hewan ternak Nabi Ayub mati ditimpa penyakit
yang aneh. Rumahnya tiba-tiba sudah hangus terbakar.

Nabi Ayub tidak bisa lagi membayar gaji kepada para pegawainya. Ia
terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka. Nabi Ayub dan keluarganya
benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayub sedang salat, datanglah iblis menghasutnya, "Hai Ayub,
sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu
miskin. Buat apa kamu banyak beribadah jika kamu menjadi miskin?"

Nabi Ayub berkata, "Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik


Allah SWT. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap
bersyukur. Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh
Allah?" Kemudian Nabi Ayub dan keluarganya tetap menjalankan
kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Kisah Nabi Ayub terkena penyakit kulit


Iblis dan kelompoknya kembali menyusun rencana selanjutnya untuk
menggoyahkan iman yang dimiliki Nabi Ayub dan keluarganya. Ketika
anak-anak Nabi Ayub sedang berkumpul di salah satu rumahnya, iblis
menghancurkan rumah tersebut dan membunuh semua anak-anak Nabi
Ayub. Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayub dan istrinya sangat
bersedih.

Kemudian iblis mendatangi Nabi Ayub dan berkata, "Hai Ayub, Allah
telah mengambil semua anak-anakmu. Untuk apalagi kamu beribadah
kepadaNya?"

Akan tetapi Nabi Ayub tetap sabar dan berkata "Sesungguhnya anak-
anakku milik Allah. Jika Allah menghendaki mereka, itu adalah hak-Nya.
Aku tetap bersabar dan bersyukur kepada-Nya."

Iblis kembali menemui kegagalan. Ia semakin kesal, namun belum


berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub dan istrinya.
Suatu hari Nabi Ayub sedang beribadah, iblis meniup hidung dan mulut
Nabi Ayub yang menyebabkan menderita sakit kulit. Penyakit tersebut
menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayub. Tubuhnya dipenuhi oleh bintik
darah, nanah dan banyak ulat. Semakin hari penyakit Nabi Ayub semakin
parah. Nabi Ayub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan
kegiatannya di atas tempat tidur. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh
istrinya yang setia.

Pada awalnya masyarakat bersimpati dengan cerita yang dialami Nabi


Ayub. Namun karena penyakit Nabi Ayub semakin parah, mereka mulai
menjauh dan mengucilkannya. Hanya istrinya, yaitu Siti Rahma yang
senantiasa mendampingi Nabi Ayub dalam suka maupun duka.

Pada suatu hari, para wanita datang dengan penuh kemarahan. Mereka
meminta Nabi Ayub dan istrinya meninggalkan lingkungannya. Mereka
khawatir penyakit yang diderita Nabi Ayub akan menular. Dengan penuh
kesedihan, Siti Rahma memapah Nabi Ayub untuk meninggalkan tempat
tersebut. Sebenarnya Nabi Ayub sempat memberikan kebebasan kepada
Siti Rahma jika ia ingin meninggalkannya.

Akan tetapi Siti Rahma memilih tetap setia kepada Nabi Ayub. Untuk
mempertahankan hidup dengan Nabi Ayub, Siti Rahma rela menjual
perhiasannya.

Ketika perhiasannya habis, Siti Rahma rela bekerja untuk memenuhi


kebutuhannya. Hari demi hari penyakit kulit Nabi Ayub bertambah
parah. Siti Rahma tidak tahan melihat suaminya semakin menderita. Ia
berkata, "Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah
untuk kesembuhanmu? Aku tidak tega melihatmu dalam keadaan yang
seperti ini."

Nabi Ayub menolak sembari berkata, "Wahai istriku, aku malu kepada
Allah untuk meminta kesembuhan sedangkan Allah telah melimpahkan
kesehatan yang lebih lama dari sakitku ini."

Nabi Ayub pun tetap beribadah kepada Allah meskipun dalam keadaan
yang sangat parah. Iblis semakin geram dengan kesabaran Nabi Ayub.
Dengan tipu muslihatnya, iblis menggoda Siti Rahma agar meninggalkan
Nabi Ayub yang seolah-olah tidak ada harapan lagi. Siti Rahma sempat
berpikir untuk meninggalkan Nabi Ayub saat keluar rumah untuk
memenuhi kebutuhan suaminya.

Ketika memanggil istrinya, Nabi Ayub tidak mendengar jawaban dari


istrinya tersebut. Beberapa kali ia mencoba memanggil, namun istrinya
tidak ada di rumah. Nabi Ayub pun berpikir bahwa istrinya telah
meninggalkannya. Ia pun berjanji jika istrinya kembali, ia akan
mencambuknya hingga seratus kali.

Nabi Ayub berdoa kepada Allah untuk memohon kesembuhan. Allah pun
mengabulkan dan berfirman, "Hantamkanlah kakimu ke tanah."

Kemudian Nabi Ayub menghantamkan kakinya ke tanah. Keluarlah air


yang sangat segar. Nabi Ayub pun kemudian mandi dan meminum air
tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Nabi Ayub merasa sehat kembali.
Penyakit kulit yang dideritanya telah sembuh, bahkan wajahnya terlihat
semakin tampan dan gagah.
Tak berapa lama, istrinya kembali dan mencoba untuk menemukan
suaminya. Alangkah kaget istrinya karena yang berada di rumahnya
adalah seorang laki-laki yang tak dikenalnya. Ia pun bertanya "Siapa
kamu? Dimana suamiku?"

Nabi Ayub kemudian menjawab, "Akulah suamimu, Allah telah


menyembuhkan penyakitku."

Siti Rahma tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Akan tetapi ia bahagia
dengan keadaan suaminya yang sekarang. Ia pun kemudian berlari dan
menjatuhkan diri di hadapan suaminya untuk meminta maaf. Ia merasa
bersalah karena sempat berniat meninggalkan Nabi Ayub.

Nabi Ayub memaafkan kesalahannya. Karena ia telah berjanji untuk


mencambuk istrinya yang telah kembali, ia pun memberitahukannya
kepada istrinya. Siti Rahma ternyata tidak keberatan untuk menerima
hukuman tersebut. Sebelum Nabi Ayub memberikan hukuman, Allah
memerintahkan Nabi Ayub untuk mencambuknya dengan 100 helai
rumput.

Allah memberikan imbalan-imbalan terhadap sikap sabar dan tabah Nabi


Ayub dalam menghadapi ujian. Allah kemudian mengembalikan semua
kekayaan Nabi Ayub karena keuletannya dalam bekerja. Meski telah
menjadi kaya kembali, Nabi Ayub tetap baik hati dan suka menolong.
Selain mengembalikan hartanya, Allah juga memberikan anak kepada
Nabi Ayub sejumlah anak yang pernah tertimpa musibah dahulu.

Nabi Ayub dan istrinya kemudian hidup bahagia dan bersyukur karena
dapat melalui ujian yang diberikan oleh Allah. Mereka terus melanjutkan
dakwah menyebarkan ajaran Allah, mengabarkan keselamatan,
persaudaraan dan mengajak manusia untuk kembali dan berjuang di jalan
Allah.

C.) Hikmah

1. Selalu bersyukur dan taat kepada Allah di kala kaya maupun


miskin.
Nabi Ayub 'Alaihissalam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke
sebuah negeri bernama Hauran yang sekarang terletak di antara
Suriah dan Yordania, dikisahkan selama disana Nabi Ayub dikenal
sebagai sosok yang kaya dan terpandang oleh masyarakat. Nabi Ayub
memiliki banyak sekali harta kekayaan seperti hewan ternak, ladang
pertanian, dan memiliki banyak keturunan.

2. Sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.


Tidak hanya mendapat cobaan kehilangan hartabendanya dalam
sekejap, Nabi Ayyub 'Alaihissalam juga mendapat cobaan dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala berupa penyakit kulit yang sangat parah dan
menjijikkan selama 18 tahun.

3. Selalu berserah diri dan berdoa kepada Allah semata.


Selama 18 tahun mengarungi cobaan berupa penyakitnya ini, Nabi
Ayub 'Alaihissalam selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
agar segera disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.
BAB III PENUTUP

A.) Kesimpulan

Kisah-kisah dalam Al Qur'an adalah penjelasan terhadap setiap peristiwa


kejadian yang kita alami. Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka penyusun
dapa menyimpulkan bahwa "Kisah Na Ayyub" ini mengajarkan agar kita
tidak termasuk orang yang terfitnah dengan jabatan, harta yang Allah
amanahkan kepada kita. Al Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang
banyak mengandung kisah kisah para nabi dan rasul. Maka seringlah
mentadabburi kisah dalam Al Qur'an. Allah memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk sering-sering menyampaikan kisah-kisah dalam Al
Qur'an agar mereka berfikir. Kisah yamg terkandung dalam Al Qur'an
mempunyai hikmah tersendiri

Anda mungkin juga menyukai