Anda di halaman 1dari 4

Mama : Dafa sukma nugraha (05)

Kelas : X AK 2

RESUME KISAH

NABI AYUB AS
Nabi Ayyub diutus oleh Allah SWT di daerah Hauran, Yordania-Syria (1420-1540 SM). Namun, di
tengah mengemban risalah Nabi Ayyub didera musibah berupa penyakit selama 18 tahun. Tak hanya
itu, seluruh kekayaan Ayyub juga hilang dan anak-anaknya meninggal dunia, serta dijauhi semua
orang kecuali istrinya. Meski demikian, Nabiyullah Ayyub menghadapinya dengan penuh kesabaran
dan ketakwaan.

Kisah Nabi Ayyub ini diabadikan dalam Alquran surat Shad.

ٍ ْ‫ب اِ ْذ ن َٰادى َرب ٗ َّٓه اَنِّ ْي َم َّسنِ َي ال َّشي ْٰطنُ بِنُص‬


ٍ ۗ ‫ب َّو َع َذا‬
‫ب‬ َ ۘ ْ‫َو ْاذ ُكرْ َع ْب َدنَٓا اَيُّو‬
ۢ َ ۚ ِ‫اُرْ ُكضْ بِ ِرجْ ل‬
ِ َ‫ك ٰه َذا ُم ْغتَ َس ٌل ب‬
ٌ‫ار ٌد َّو َش َراب‬

Artinya: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”(Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu; inilah air
yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. Shad: 42-43).

Mufasir Ibnu Katsir dalam kitabnya tafsir Ibnu Katsir menerangkan,

Allah Swt menceritakan perihal hamba dan Rasul-Nya Ayyub as dan cobaan yang ditimpakan oleh
Allah terhadap dirinya berupa penyakit yang mengenai seluruh tubuhnya dan musibah yang
menimpa harta dan anak-anaknya, sehingga tiada suatu pori-pori pun dari tubuhnya yang selamat
dari penyakit tersebut kecuali hanya kalbunya. Dan tiada sesuatu pun yang tersisa dari harta
bendanya untuk dapat dijadikan sebagai penolong dalam masa sakitnya dan musibah yang menimpa
dirinya, selain hanya istrinya yang masih tetap mencintainya berkat keimanannya kepada Allah dan
rasul-Nya.

Istrinya itu bekerja pada orang lain sebagai pelayan, dan hasil kerjanya itu ia belanjakan untuk
makan dirinya dan suaminya (yakni Nabi Ayyub). Istrinya bekerja demikian selama delapan belas
tahun. Sebelum musibah menimpa, Nabi Ayyub hidup dengan harta yang berlimpah, banyak anak,
serta memiliki banyak tanah dan bangunan yang luas. Maka semuanya itu dicabut dari tangannya
oleh Allah Swt, sehingga nasib melemparkannya hidup di tempat pembuangan sampah di kotanya,
selama delapan belas tahun. Semua orang baik yang tadinya dekat ataupun jauh tidak mau
mendekatinya, selain istrinya.Istrinya tidak pernah meninggalkannya pagi dan petang, kecuali bila
bekerja pada orang lain, tetapi segera kembali kepadanya dalam waktu yang tidak lama.

Setelah masa cobaan itu telah lama berlangsung, masa puncak cobaanpun telah dilaluinya serta
sudah ditakdirkan habis waktunya sesuai dengan masa yang telah ditetapkan di sisi-Nya, maka Nabi
Ayyub berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam, Tuhan semua rasul, seperti yang disitir oleh
firman-Nya:

{ َ‫}َأنِّي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َوَأ ْنتَ َأرْ َح ُم الرَّا ِح ِمين‬


(Ya Tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang. (Al-Anbiya: 83).

Dan di dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia
menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.” (Shad: 41)

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah penyakit yang menimpa tubuhnya dan
tersiksa karena kehilangan harta benda dan anak-anaknya. Maka setelah itu Allah Yang Maha
Pelimpah rahmat mengabulkan doanya, kemudian Allah memerintahkan kepada Ayyub untuk
bangkit dari tempat duduknya, lalu menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub melakukan apa
yang diperintahkan kepadanya, maka Allah Swt menyumberkan mata air dari bekas injakan kakinya
itu. Dan Allah memerintahkan kepadanya agar mandi dengan air dari mata air itu, maka lenyaplah
semua penyakit yang ada pada tubuhnya, dan tubuhnya kembali sehat seperti semula. Lalu Allah
memerintahkan kepadanya untuk menginjakkan kakinya sekali lagi ke bumi di tempat lain, maka
Allah menyumberkan mata air lainnya dan memerintahkan kepada Ayyub untuk minum dari air
tersebut. Setelah minum air itu, maka lenyaplah semua penyakit yang ada di dalam perutnya dan
menjadi sehatlah ia lahir dan batinnya seperti sedia kala.

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

ِ َ‫}ارْ ُكضْ بِ ِرجْ لِكَ هَ َذا ُم ْغتَ َس ٌل ب‬


{ ٌ‫ار ٌد َوش ََراب‬

(Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
(Shad: 42).

َ َ‫ير َحتَّى ف‬
‫اض‬ ِ ‫َأ ْند‬.
ِ ‫َر ال َّش ِع‬

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul Ala,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Nafi ibnu Yazid, dari Aqil,
dari Ibnu Syihab, dari Anas ibnu Malik ra yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bercerita:
sesungguhnya Nabi Allah Ayyub a.s. menjalani masa cobaannya selama delapan belas tahun. Semua
orang menolaknya, baik yang dekat maupun yang jauh, terkecuali dua orang lelaki yang sejak semula
merupakan teman terdekatnya. Keduanya biasa mengunjunginya di setiap pagi dan petang hari.

Salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, "Tahukah kamu, demi Allah, sesungguhnya
Ayyub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang manusia pun."

Teman bicaranya bertanya, "Dosa apakah itu?" Ia menjawab, "Selama delapan belas tahun ia tidak
dikasihani oleh Allah Swt dan tidak dibebaskan dari cobaan yang menimpanya."Ketika keduanya
mengunjungi Ayyub, maka salah seorang temannya itu tidak dapat menahan rasa keingintahuannya,
lalu ia menceritakan hal itu kepada Ayyub.

Maka Ayyub as berkata, "Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan itu, hanya saja Allah Swt
mengetahui bahwa sesungguhnya dahulu aku bersua dengan dua orang lelaki yang sedang
bersengketa, lalu keduanya menyebut-nyebut nama Allah Swt. (dalam sumpahnya). Maka aku
pulang ke rumahku, lalu membayar kifarat untuk kedua orang itu karena tidak suka nama Allah Swt.
disebut-sebut dalam perkara yang hak (benar)." Disebutkan bahwa Nabi Ayyub apabila menunaikan
hajatnya (buang air) selalu dituntun oleh istrinya; dan apabila telah selesai, istrinya kembali
menuntunnya ke tempat ia berada.

Pada suatu hari istrinya datang terlambat, maka Allah menurunkan wahyu kepada Ayyub as.:
Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. (Shad: 42) Ketika istrinya
tiba di tempat Nabi Ayyub. Istrinya mencari-cari suaminya sedangkan Ayyub as menghampirinya
dalam keadaan telah pulih seperti sediakala karena Allah telah melenyapkan semua penyakitnya.

Ketika menyaksikan kedatangannya, istrinya bertanya, "Semoga Allah memberkatimu, apakah


engkau melihat Nabi Allah yang sedang mengalami cobaan yang tadi ada di sini? Maka demi Allah
Yang Mahakuasa atas segalanya, aku belum pernah melihat lelaki yang lebih mirip dengan suamiku
itu di masa ia masih sehat."Nabi Ayyub menjawab, "Sesungguhnya aku sendirilah Ayyub itu."
Disebutkan bahwa Nabi Ayyub mempunyai dua buah peti, yang satu untuk wadah gabah gandum,
dan yang satunya lagi untuk wadah gabah jewawut. Maka Allah Swt mengirimkan dua kumpulan
awan; ketika salah satunya telah berada di atas wadah gabah gandum, awan tersebut menuangkan
emas yang dikandungnya ke dalam wadah itu hingga luber. Awan yang lainnya menuangkan emas
pula ke dalam wadah gabah jewawut hingga luber. Demikianlah menurut lafaz riwayat yang
diketengahkan oleh Ibnu Jarir.

Rasulullah Saw pernah bersabda: Ketika Ayyub sedang mandi telanjang, berjatuhanlah kepadanya
belalang-belalang emas, maka Ayyub a.s. mengambilnya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya.
Maka Tuhannya berfirman menyerunya, "Hai Ayyub, bukankah Aku telah memberimu kecukupan
hingga kamu tidak memerlukan apa yang kamu saksikan itu?”

Ayyub a.s. menjawab, "Memang benar, ya Tuhanku, tetapi aku masih belum merasa cukup dengan
berkah dari-Mu.

Imam Bukhari mengetengahkannya secara tunggal melalui hadis Abdur Razzaq dengan sanad yang
sama.

Karena itulah disebutkan dengan firman-Nya:

{‫ب‬ ْ ‫م َرحْ َمةً ِمنَّا َو ِذ ْك َرى ألولِي‬Gْ ُ‫}و َوهَ ْبنَا لَهُ َأ ْهلَهُ َو ِم ْثلَهُ ْم َم َعه‬
ِ ‫األلبَا‬ َ

Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan)
kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai pikiran. (Shad: 43).

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa Allah menghidupkan kembali anak-anak Nabi Ayyub yang
telah mati dan menambahkan kepadanya anak-anak yang sejumlah dengan itu.

Firman Allah Swt.:

{‫} َرحْ َمةً ِمنَّا‬

sebagai rahmat dari Kami. (Shad: 43)

berkat kesabarannya, keteguhan hatinya, ketaatannya, rendah dirinya, dan ketenangannya.

{‫ب‬ ْ ‫} َو ِذ ْك َرى ألولِي‬


ِ ‫األلبَا‬
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. (Shad:43)

agar mereka mengetahui bahwa buah dari kesabaran itu ialah keselamatan, jalan keluar, dan
kesejahteraan.

Firman Allah Swt.:

ْ ‫ض ْغثًا فَاضْ ِربْ بِ ِه َوال تَحْ ن‬


{‫َث‬ َ ‫}و ُخ ْذ بِيَ ِد‬
ِ ‫ك‬ َ

Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu
melanggar sumpah. (Shad: 44)

Demikian itu karena Ayyub a.s. marah kepada istrinya, merasa tidak enak disebabkan suatu
perbuatan yang telah dilakukan istrinya. Menurut suatu pendapat, istri Nabi Ayyub telah menjual
rambut kepangannya, lalu menukarnya dengan roti untuk makan Nabi Ayyub. Maka Nabi Ayyub
mencela perbuatan istrinya itu, bahkan sampai bersumpah bahwa jika Allah memberinya
kesembuhan, ia benar-benar akan memukul istrinya dengan seratus kali dera pukulan.

Menurut pendapat yang lainnya lagi, penyebabnya ialah selain itu.

Setelah Allah Swt. menyembuhkannya dan menjadikannya sehat seperti sediakala, maka tidaklah
pantas jika istrinya yang telah berjasa memberikan pelayanan dan kasih sayang serta kebaikan
kepadanya dibalas dengan pukulan.

Akhirnya Allah memberikan petunjuk melalui wahyu-Nya yang menganjurkan kepada Ayyub untuk
mengambil lidi sebanyak seratus buah yang semuanya di jadikan satu, lalu dipukulkan kepada
istrinya sekali pukul.

Dengan demikian, berarti Ayyub telah memenuhi sumpahnya dan tidak melanggarnya serta
menunaikan nazarnya itu. Hal ini adalah merupakan jalan keluar dan pemecahan masalah bagi orang
yang bertakwa kepada Allah dan taat kepadanya. Untuk itulah disebutkan dalam firman berikut:

{ ٌ‫صابِرًا نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ِإنَّهُ َأوَّاب‬


َ ُ‫}ِإنَّا َو َج ْدنَاه‬

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya
dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shad: 44)

Allah Swt. memuji dan menyanjung hamba-Nya ini bahwa dia adalah:

{ ٌ‫}نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ِإنَّهُ َأوَّاب‬

sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shad: 44)

Yakni banyak kembali dan mengadu kepada Allah Swt. Hal yang semisal disebutkan oleh Allah Swt.
dalam ayat lain melalui firman-Nya:

ُ ‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َرجًا َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬


{ ُ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسب‬ ِ َّ‫}و َم ْن يَت‬
َ

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan
memberinya rezeki dari arah vang tiada disangka-sangkanya. (At-Talaq: 2-3)

Anda mungkin juga menyukai