Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dafa sukma nugraha (05)

Kelas : X AK 2

RESUME

NUZULUL QURA’AN

Malam Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan, merupakan peristiwa penting turunnya ayat pertama
Alquran. Surat pertama yang turun adalah Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5. Peritiwa turunnya Alquran ini
melalui perantara Malaikat Jibril. Saat itu Nabi Muhammad S.A.W, berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur.
Gua Hira berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Mekkah.

Nuzulul Quran dalam bahasa Indonesia berarti turunnya Alquran. Secara istilah peristiwa turunnya
Alquran ini diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Kala itu Alquran sebagai
pencerah umat Islam yang masih dipimpin oleh kelompok jahiliyah. Nabi Muhammad S.A.W, diutus
ke tanah Arab untuk meluruskan kembali ajaran-ajaran mereka yang sesat. Turunnya Alquran terjadi
pada malam 17 Ramadhan. Ketika itu Nabi Muhammad S.A.W, berusia 40 tahun.

Keinginan Nabi Muhammad ini sudah diatur oleh Allah SWT. Khadijah lalu memberi bekal air dan
roti gandum. Tempat yang dituju Nabi Muhammad untuk merenung adalah Gua Hira. Gua ini
terletak di Jabal Nur berjarak kurang lebih 2 mil dari Mekah. Dari terjemahan bebas, Jabal artinya
gunung sementara Nur adalah cahaya. Gua Hira merupakan gua kecil berukuran 4 hasta dan lebar
1,75 hasta.

Nabi Muhammad tinggal di dalam gua selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Ketika berada di
gua, Rasul melakukan ibadah dan merenungkan fenomena alam dan mahakuasa penciptaan yang
menyertainya. Kemudian Malaikat Jibril turun membawa wahyu. Allah SWT memilih menurunkan
wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW di usia 40 tahun, ada alasannya. Usia 40 tahun merupakan
puncak kematangan jiwa manusia. Ketika Rasul genap berusia 40 tahun, tanda kenabian mulai jelas.
Di antaranya, bebatuan di Mekkah menghaturkan salam kepada beliau. Beliau juga mengalami
ru’yah shiddiqah (mimpi hakiki). Mimpi ini tampak begitu nyata, sejelas terangnya waktu fajar.

Mimpi ini sempat dituturkan Aisyah dalam hadits berikut ini yang artinya:

“Turunnya wahyu kepada Rasulullah diawali dengan ru’yah shidiqah (mimpi hakiki) dalam tidur.
Beliau bermimpi sangat jelas, sejelas terangnya waktu fajar. Kemudian beliau mulai suka
mengasingkan diri. Beliau biasa mengasingkan diri di Gua Hira. Beliau ber-tahannuts (beribadah) di
dalamnya gua. Kemudian beberapa malam lalu pulang kepada keluarganya karena harus berbekal
untuk tinggal di sana. Khadijah memberi bekal untuk keperluan yang sama, sampai turunlah wahyu
ketika Rasul beada di Gua Hira.

Hingga, pada malam 17 Ramadhan turunlah Jibril dalam bentuk pemuda yang gagah, menghampiri
Nabi Mihammad SAW.
"Jibril langsung memeluk Rasulullah SAW seraya berkata 'Ya Muhammad, Iqra, bacalah'," lanjutnya.
Kemudian, Nabi menjawab 'saya tidak bisa membaca'.

Nabi dipeluk kembali oleh Jibril sambil mengulangi kalimat “baca”. Nabi pun menjawab lagi jika ia
tak bisa membaca, dipeluknya lagi Nabi oleh Jibril dengan eratHingga akhirnya Nabi melafadzkan
Iqra bismi robbikalladzi kholaq. (QS Al Alaq 1- 5). Perlu diketahui, bahwasanya Nabi adalah seorang
yang ummi. Ummi memiliki arti buta huruf, yakni tak bisa membaca. Meskipun, tidak bisa membaca
dan menulis, bukan berarti identik dengan bodoh. Beliau tak bisa membaca dan menulis, tetapi ia
adalah seseorang yang sangat brilian.

"Di balik predikat Nabi sebagai seorang yang ummi (tidak bisa baca tulis) ada hikmahnya yang bisa
dipetik."

Setelah menerima kitab suci, Rasulullah SAW kembali ke rumah dan menceritakan kejadian di Gua
Hira kepada Khadijah, istrinya. Khadijah merupakan manusia pertama yang beriman pada kerasulan
Muhammad. Ia meyakini sepenuh hati, Muhammad sebagai Nabi akhir zaman. Abu Bakar Ash
Shiddiq begitu mendengar cerita serupa dari Rasulullah SAW, lansung mengucapkan sami’na wa
atho’na, saya dengar, saya percaya, saya taati, dan saya ikuti. Itulah mengapa Abu Bakar diberi gelar
Ash Shiddiq. Selain karena termasuk orang yang pertama kali membenarkan kejadian isro' mi'roj, ia
juga merupakan golongan pemuda yang langsung percaya kepada Al Quran dan Kerasulan Nabi
Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai