Anda di halaman 1dari 14

TARIKH ISLAM

BABI
MASUK ISLAMNYA Level iv
ABU DZAR DAN By: Kurniawan, S.Pd.I
PERISTIWA ISRA’
MI’RAJ
ISLAMNYA ABU DZAR
A. Abu Dzar Al-Ghifari ra
Nama aslinya Jundub bin Junadah Al-Ghifari. Abu Dzar Al Ghifari berasal dari kabilah Ghifar. Beliau mendengar
berita tentang kenabian Muhammad saw. Banyak orang membicarakannya, beliau tidak mau ketinggalan secara
diam-diam Abu Dzar pun ikut mendengarkannya. Akhirnya suatu pagi beliau berangkat menuju Makkah dengan
perbekalan seadanya. Sampai di Makkah ia tidak bertanya kepada siapapun karena ia tahu bahwa orang-orang
Quraisy sangat benci jika mendengar nama Muhammad saw. Ia bermalam selama 3 hari, sehingga akhirnya Ali bin
Abi Thalib ra mengajaknya bermalam dirumahnya, membawanya menemui Rosulullah.
Setelah berhadapan dengan dia menyampaikan salam yang berlaku saat itu. “Apa kabar, wahai saudara Arab?
Nyanyikanlah apa yang anda ucapkan?. Jawab Rosulullah saw. “Aku bukan seorang penyair hingga aku bisa bernyanyi
dihadapan anda, melainkan Al Qur’an yang mulia”. Bacakanlah kepadaku! Pinta Abu Dzar.
Maka Rosulullah saw membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an sementara Abu Dzar mendengarkan dengan seksama. Tak
lama setelah itu, Abu Dzar mengucapkan dua kalimat Syahadat, tanda keIslamannya. Maka tersenyumlah Rosulullah
saw. Abu Dzar pun ikut tersenyum. Di Makkah dan sekitarnya, kabilah Ghifar cukup dikenal dengan kebiasaan-
kebiasaan negative, seperti perampokan, pembegalan, dan Tindakan-Tindakan criminal lainnya. Karena itu Rosulullah
saw merasa aneh dan heran serta merasa kagum jika salah seorang penduduknya mau masuk Islam.
Abu Dzar bertanya, “Ya Rosulullah saw, apa perintah anda kepadaku? Rosulullah saw menjawab, “kembalilah
ke kaummu dan tunggu sampai datang perintahku!.
Demi Allah SWT yang diriku berada dalam kekuasaanNya, aku tidak akan pulang kepada kaumku sebelum
aku berseru tentang ke Islamanku di masyarakat,” ucap Abu Dzar lantang.
Dan Abu Dzar pun masuk Masjidil haram lalu dengan sekuat-kuatnya. “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa
asyhadu anna Muhammadan Rosulullah.”
Inilah seruan pertama yang menantang kaum Quraisy yang dilakukan oleh orang asing, tanpa keluarga,
kedudukan, dan tidak ada perlindungan di Makkah. Terus dikepung dan dipukuli, untungnya diselamatkan
oleh Abbas bin Abdul Mutholib. Keesokan harinya Abu Dzar mengulangi lagi perbuatannya. Dia menasehati
dua perempuan yang sedang menyembah berhala, dan beliaupun dikeroyok. Rosulullah saw sangat
memahami tabiat Abu Dzar ra, dan tahu kemampuannya menghadapi kebathilan, maka untuk kedua kalinya
dating perintah untuk Kembali kepada kaumnya, sambal menunggu saat yang tepat untuk berdakwah secara
terang-terangan.
Abu Dzar ra segera pulang ke kampungnya ia aktif menebarkan Islam, sehingga seluruh kabilah Ghifari
masuk Islam. Dan Abu Dzar ditetap dikampungnya sampai Rosulullah saw hijrah ke Madinah. Setelah perang
Uhud dan perang Khandaq berakhir barulah Abu Dzar ra pergi ke Madinah, ia rela meninggalkan semua
keluarganya di Bani ghifari untuk mengabdi dan menuntut Ilmu kepada Rosulullah
B. Kesederhanaan Abu Dzar Al Ghifari
Abu Dzar Al Ghifari ra terkenal dengan kesederhanaannya. Sepeninggal Rosulullah saw, ia pergi kepedalaman
negri Syam. Ia menetap disana dengan sederhana sampai masa khalifah Umar binKahttab ra.
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra, kaum Muslimin berada dalam tingkat kemakmuran yang sangat
tinggi, harta melimpah ruah, Khalifah Utsman bin Affan ra meminta Abu Dzar Al Ghifari ra untuk dating ke
Madinah sebaga penasihat. Akan tetapi beliau tidak bisa melihat orang-orang yang hanya memburu
kekayaan dan terbuai dengan kemewahan dunia. Ia pun meminta izin kepada Khalifah Utsman bin Affan ra
untuk pergi ke daerah Rabadzah sebuah perkampungan di luar kota Madinah, ia tinggal disana dengan anak
perempuannya. Dan beliau disana hidup sangat sederhana tidak perabotan satupun dirumahnya.
ISRA’ DAN MI’RAJ
A. Pengertian Isra’ dan Mi’raj
Isra’ ialah perjalanan Nabi saw dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsha di Al Quds Palestina. Mi’raj ialah
naiknya Nabi saw menembus langit ketujuh sampai ke Sidratul Muntaha. Semua itu ditempuh hanya dalam satu
malam.
B. Perjalanan Isra’ dan Mi’raj
Al Qur’an Surat Al Isra ayat 1 menjelaskan perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi saw. Juga sabda Nabi saw beliau bercerita:
‘Aku didatangkan dengan seekor Burak, langkahnya adalah sejauh mata memandang. Aku menungganginya sampai
Masjidil Aqsha (Palestina). Kemudian aku memasukinya dan lalu shalat 2 rakaat didalamnya.’ Jibril dating kepadaku
seraya membawa segelas khmr dan segelas susu. Lalu aku memilih susu. Setelah itu Jibril berkata. ‘Engkau telah memili
fitrah.”
Lalu aku Bersama Jibrilnaik kelangit pertama, dan bertemu dengan Nabi Adam as, ia memberi salam kepadaku dan
berdo’a untukku. Dilangit kedua aku bertemu dengan nabi Yahya as dan nabi Isa as, mereka juga memberi salam dan
mendo’akanku. Dilangit ketiga bertemu nabi Yusuf as, langit ke empat bertemu dengan nabi Idris as, langit ke lima
bertemu dengan nabi Harun as, dilangit ke enam bertemu dengan nabi Musa as, dan langit ke tujuh bertemu dengan
nabi Ibrahim as.
C. Perintah Shalat Lima Waktu
Setelah Rosulullah saw melewati langit ketujuh, Rosulullah saw naik ke Sidratul Muntaha. Rosulullah saw
menerima wahyu perintah shalat 50 kali dalam sehari, Rosulullah saw kemudian turun kelangit
keenambertemu dengan nabi Musa as, dan menceritakan perintah shalat tersebut. Nabi Musa as meminta
Rosulullah saw untuk meminta keringanan kepada Allah SWT, sampai beberapa kali dan akhirnya
diperintahkan shalat 5 kali dalam sehari. Shalat 5 kali dalam sehari sebanding dengan 50 kali shalat dalam
sehari.
D. Sikap kaum Musyrikin terhadap Isra’ dan Mi’raj.
Kaum musyrikin tidak percaya apa yang telah dilakukan oleh Rosulullah saw dengan perjalanan Isra’ dan
Mi’rajnya yang dilakukan dalam satu malam.
Sehingga mereka kaum muslimin yang lemah Imannya mulai meragukan kebenaran berita tersebut.
Kaum musyrikin meminta bukti, mereka bertanya tentang Masjidil Aqsha, yang belum pernah dilihatnya.
Perolongan Allah SWT, Rosulullah saw bisa menjelaskan tentang Masjidil Aqsha. Mereka tetap tidak
mempercayainya. Dan Rosulullahsaw menjelaskan ada serombongan kafilah dagang yang berada di Tan’im,
dipimpin oleh dua ekor unta, unta tersebut sempat lari, dan Rosulullah saw menemukannya. Kaum musyrikin
membuktikannya dengan datang ke Tan’im dan kafilah itu membenarkannya, tetapi mereka tetap tidak
mempercayainya.
E. Sikap Abu Bakar ra.
Adapun Abu Bakar ra, ia adalah seorang yang mempunyai keimanan yang kuat. Ketika kaum musyrikin memberitahukan
kepadanya tentang perjalanan Rosulullah saw, ia menjawab, “kalua seandainaya yang mengatakannya adalah Rosulullah
saw aku pasti percaya, bahkan jika ia mengatakan bahwa ia mendapat berita dari langit ke bumi dalam satu saat disiang
hari atau malam hari pasti aku akan percayaa.
Abu Bakar ra segera menemui Rosulullah saw dan bertanya tentang hal tersebut, maka bertambahlah keimanan dan
kepercayaan Abu Bakar ra. Sehingga ia mendapat gelar Ash Shidiq karena telah mempercayai semua berita yang
disampaikan Rosulullah tanpa ragu.

Catatan:
Buroq adalah kendaraan sejenis burung yang badannya lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada kuda, tapi
Buraq bukanlah sejenis binatang karena Allah SWT menciptakan tidak bertulang, berdaging, ataupun berdarah. Buraq
diciptakan dari cahaya dan dikenal Ketika Isra’ dan Mi’raj Rosulullah saw.
Hikmah isra’ dan Mi’raj
1. Allah SWT hendak menghibur Rosulullah saw yang tengah sedih karena meninggalnya istri dan pamannya
2. Isra’dan mi’raj adalah salah satu mukjizat nabi saw
3. Disyari’atkan sholat 5 waktu
4. Seorang muslim wajib melaksanakan shalat 5 waktu.
5. Kita harus meneladani Abu Bakar ra dalam keimanannya kepada Rosulullah saw
Pai level 4
bidang study Tarikh

Bab 2
penduduk Madinah masuk islam
a. Rosulullah saw mengajak
kabilah-kabilah masuk islam
Rasulullah tetap bersemangat untuk dakwah bahkan ia sendiri mendatangi suku-suku di luar
Mekah untuk masuk Islam. Ia mengelilingi pasar dan berseru kepada orang-orang agar
masuk Islam.
Pada setiap musim haji Nabi Muhammad mendatangi kabilah-kabilah yang datang ke Baitul-
Haram. Beliau membacakan Kitab Allah kepada mereka dan mengajak untuk mentauhidkan
Allah . Tetapi tidak seorangpun yang menyambut ajakannya.
Abu Lahab selalu menguntit Nabi Muhammad seraya menimpali, “Janganlah kalian
mengikutinya! Sesungguhnya dia seorang murtad dan pendusta.“ Sehingga mereka dengan
kasar menolak dan menyakiti Nabi Muhammad .
Pada tahun kesebelas dari kenabian, Rasulullah bertemu dengan sekelompok orang dari
Kabilah Khazraj. Rasulullah bertanya kepada mereka, “Kalian siapa?“ Mereka menjawab,
“Kami orang-orang dari kabilah Khazraj.“
Beliau bertanya lagi, “Apakah kalian dari orang-orang yang bersahabat dengan
orang-orang Yahudi?“ Mereka menjawab, “Ya benar.“ Nabi bertanya, “Apakah
kalian bersedia duduk bersama kami untuk bercakap-cakap?“ Jawab mereka,
“Baik.“ Lalu mereka duduk bersama beliau. Beliau mengajak mereka supaya
beriman kepada Allah , menawarkan Islam kepada mereka, kemudian
membacakan beberapa ayat suci Alquran.
Setelah Rasulullah berbicara kepada mereka, dan mengajak mereka untuk
menganut Islam, mereka berkata seraya saling berpandangan, “Demi Allah ,
ketahuilah bahwa dia adalah Nabi yang dijanjikan oleh orang-orang Yahudi
kepadamu.“
Akhirnya mereka bersedia menganut Islam dan kemudian mereka pulang dan
berjanji kepada Rasulullah akan bertemu lagi pada musim haji mendatang.
B. Baiat aqobah pertama
Pada tahun itulah Islam tersebar di Madinah. Pada tahun berikutnya dua belas orang lelaki dari Anshar
datang di musim haji menemui Rasulullah, di 'Aqabah ('Aqabah pertama). Kemudian mereka berbaiat
kepada Rasulullah .Di antara mereka terdapat As'ad bin Zurarah, Raϐi' bin Malik, 'Ubadah bin Shamit dan
Abu al-Haitham bin Tihan.
Dalam sebuah riwayat, 'Ubadah bin Shamit mengatakan: Kami sebanyak dua belas orang lelaki.
Kemudian Rasulullah bersabda kepada kami, “Kemarilah berbaiatlah kepadaku untuk tidak
menyekutukan Allah dengan apapun juga, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu,
tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang di depan atau di belakangmu, dan tidak akan
membantah perintahku dalam hal kebaikan. Jika kamu memenuhi janji, maka pahalanya terserah kepada
Allah . Jika kamu melanggar janji itu, lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu merupakan kafarat
baginya. Jika kamu melanggar sesuatu dari janji itu, kemudian Allah menutupinya, maka urusannya
terserah kepada Allah . Bila menghendaki Allah akan menyiksanya, atau memberi ampunan menurut
kehendak-Nya.“ 'Ubadah bin Shamit berkata, “Kemudian kami berbaiat kepada Rasulullah untuk
menepatinya."
Setelah pembaiatan ini, para utusan kaum Anshar itu pulang ke Madinah. Bersama mereka Rasulullah
mengikutsertakan Mush'ab bin Umair untuk mengajarkan Alquran dan hukum-hukum agama kepada mereka
Inti dari Baiat Aqabah yang pertama antara lain:
• tidak syirik (menyekutukan Allah )
• tidak membunuh anak-anak
• tidak berzina
• tidak mencuri
• tidak berdusta
• selalu taat kepada Allah dan Rasulullah
Pengaruh Baiat Aqobah I
• Beberapa tokoh penduduk Madinah masuk Islam
• Islam mulai menyebar dan diterima masyarakat Madinah
• Jumlah kaum muslimin semakin banyak
Hikmah Baiat Aqobah I
• Setiap muslim harus berjanji untuk taat dan patuh kepada Rasulullah
• Islam adalah agama yang mengutamakan akhlak yang baik.
• Orang yang baik Islamnya adalah orang yang baik akhlaknya
c. Baiat ‘aqobah kedua
Baiat Aqabah Kedua terjadi pada musim haji berikutnya, di sebuah lembah di pinggir 'Aqabah. Ada 70
orang lelaki dan dua orang wanita yaitu Nasibah binti Ka'b dan Asma' binti Amr bin 'Addi yang
berkumpul di lembah itu. Di lembah itulah kemudian Rasulullah berbicara dan membacakan Alquran.
Beliau mengajak supaya mengimani Allah dan memberikan dorongan kepada Islam, kemudian
bersabda:
“Aku baiat kamu untuk membelaku, sebagaimana kamu membela istri-istri dan anak-anakmu.”
Kemudian Barra' bin Ma'rur menjabat tangan Rasulullah seraya mengucapkan, “Ya, demi Allah yang
telah mengutusmu sebagai nabi dengan membawa kebenaran, kami berjanji akan membelamu
sebagaimana kami membela diri kami sendiri. Baiatlah kami wahai Rasululalah . Demi Allah, kami
adalah orang-orang yang ahli perang dan senjata secara turun-temurun.”

Dalam Baiat Aqobah Kedua orang-orang Madinah berjanji setia:


• Selalu tunduk dan taat kepada Rasulullah disaat lapang ataupun sempit.
• Berinfak saat susah maupun senang.
• Beramar ma'ruf nahi munkar
• Berkata benar dan tidak pernah takut ancaman orang yang tidak senang.
• Membela dan menolong Rasulullah sebagaimana mereka membela dan menolong keluarganya,
ketika Rasulullah datang ke Madinah
Dampak positif baiat yang kedua
Baiat aqabah yang kedua membawa cahaya terang bagi dakwah Islam, karena telah terdapat
negeri yang siap menerima dakwah Islam. Adapun dampak positif dari Baiat Aqabah yang kedua
antara lain:
• Kaum muslimin merasa lebih kuat karena semakin banyak pengikut nabi Muhammad .
• Ada harapan baru bagi kaum muslimin dengan adanya negeri yang siap menampung mereka.
• Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk segera berhijrah ke Madinah secara
sembunyi-sembunyi.
Adapun Rasulullah maka ia tetap diam di Mekah bersama Abu Bakar sampai Allah
mengizinkannya hijrah ke Madinah.

Hikmah Baiat Aqobah II


• Setiap kaum muslimin wajib mentaati Allah dan Rasulnya.
• Berdakwah merupakan kewajiban setiap muslim.
• Setiap muslim bekerja sama dan saling tolong menolong disaat senang maupun susah.
• Rasulullah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai